Make a Wish

31 Des

Kemarin adalah hari untuk aku yang keluar rumah. Tadinya sih mau pergi bersama makan siang di luar dan belanja. Tapi sampai jam 2, Gen males-malesan terus depan tipi. Padahal aku masih harus pergi ke bank segala, dan harus sebelum jam 3 siang karena semua transfer antar bank cuma bisa sampai jam 3 saja. Hmmm memang kalau begini lebih baik dan lebih cepat kalau aku pergi sendiri. Tapi waktu aku siap-siap ambil mantel untuk pergi naik sepeda, Kai menangis meraung-raung. Dan Riku bilang, “Mama aku lapar…masak sesuatu dong!”.

Huh, yang tadinya mau makan di luar terpaksa deh aku masuk dapur lagi dan siapkan makan siang, nasi kare yang tidak pedas untuk anak-anak dan Rendang untuk Gen. Sedangkan aku langsung masuk kamar komputerku lagi untuk beberes. Tau-tau Gen masuk membawa kamera, dan dia kasih lihat foto ini:

Kai begitu selesai makan langsung tertidur di mejanya.

Ya, si chubby Kai, ternyata begitu selesai makan langsung tertidur di mejanya…duhhh kasian banget deh. Dan posisi ini masih terus berlangsung sampai kira-kira satu jam….. (Yang pasti aku langsung pergi begitu aku lihat dia tidur). Entah mungkin dia kecapekan bermain dan dibacakan buku oleh papanya. Bukunya adalah Picture Book pilihan dia “Harinezumi no Hariko”, Hariko si Landak.

Buku “Hariko si Landak” ini ditulis oleh Nakaya Miwa, pengarang Picture Book yang pernah saya kenalkan di sini juga, yaitu Si Kacang Babi dan Black Crayon. Memang dia jenius! Hebat… jalan ceritanya  sederhana tapi merupakan kenyataan yang ada. Nanti deh saya ulas di posting yang lain.

So, saya sendiri langsung pergi belanja (ngga jadi ke Bank deh), dan ke kantor pos. Tujuan belanja kali ini bukan belanja makanan, tapi aku mau beli lemari kotak untuk Riku, supaya mainannya tidak berserakan. Setelah ukur punya ukur, masih bisa masuk lemari box untuk Riku di kamar tamu. Selama ini hanya masuk ke dalam dua keranjang besar saja. Jadi,sekarang boneka Ultramannya Riku sudah punya tempat yang nyaman. hehhehe

Hmmm semoga bisa terus beres deh ….sebel aku liat mainan di mana-mana. Soalnya rumahku kan sempit, tidak seperti di Jakarta yang luas dan ada Asisten RT yang bisa beresin rumah setiap saat.

Well, besok kita sudah memasuki tahun 2009. Apa harapan dan target Anda di tahun 2009 nanti? Biasanya di sini pada tahun baru, akan membeli DARUMA, sebuah boneka terbuat dari gips, tanpa mata. Jika kita mempunyai keinginan, maka kita akan menggambar sebelah mata dengan tinta hitam, dan menaruhnya di tempat yang mudah dilihat…. seakan mengingatkan kita bahwa kita punya target/tujuan di tahun ini. Setelah harapan kita terkabul, barulah kita melengkapi sebelah matanya sebagai tanda bahwa cita-cita dan atau harapan kita sudah tercapai. So…. Make a wish….

Seperti Manekineko, kebudayaan Cina ini datang ke Jepang sekitar tahun 1600 (jaman Edo) dan menyebar di kalangan pedagang. Biasanya mainan ini dibuat dengan menaruh berat di bagian bawah, sehingga jika dijatuhkan akan kembali lagi. Ini juga merupakan slaah satu pemikiran supaya meskipun kita jatuh hendaknya bisa bangkit kembali 起き上がり. Sesuai peribahasa Jepang  七転八起 “Tujuh kali jatuh Delapan berdiri”. (Kok aku jadi teringat lagu dangdut “Jatuh Bangun”nya si Meggy Z ya? hihihi)

So… apa harapan saya di tahun 2009?

Cuma satu….. yaitu “semoga bisa sering-sering pulang ke Jakarta” hihihi….

And I wish you all: Happy New Year 2009…. Selamat Tahun Baru SAPI mowwwww…..

Gara-gara Cosmos

29 Des

Waaaha siapa lagi tuh si Cosmos? (Bukan Cosmas loh, kalo Cosmas memang banyak dari Batak tuh). Yang pasti Cosmos ini bukan nama bunga yang pernah saya bahas di sini. Tapi Cosmos adalah nama sebuah komputer sistem pengatur Shinkansen Jepang Utara. Gara-gara dia kecapekan, hari ini sekitar 112 dari 380-an shinkansen yang harusnya berangkat terpaksa dibatalkan. Waktu mendengar berita pertama mengenai keterlambatan Shinkansen Tohoku pagi ini, Gen berkata, pasti itu gara-gara salju. Memang badai salju sedang melanda Jepang Utara. Tapi ternyata penyebabnya ya sistem trouble, kesalahan si Cosmos ini. Tetapi secara tidak langsung badai salju juga turut berperan sehingga si Cosmos akhirnya “meledak”. Karena Badai salju, dial (jadwal kereta) kemarin banyak yang tidak tepat. Nah pagi dini hari sebelum jadwal shinkansen mulai pagi ini diberikan input data jadwal baru. Dn ternyata karena terlalu banyak data baru itu menyebabkan si Cosmos ngambek. Biasanya kalau ngadat begini dalam waktu 1 jam bisa diselesaikan, tetapi hari ini paling sedikit 3 jam shinkansen lumpuh. Sekitar 137.000 orang yang akan mudik ke kampung halamannya terpaksa menunggu di stasiun selama tiga jam dalam dingin. Brrrrr.

Foto diambil dari sini

Puncak mudik diperkirakan tanggal 30 dan 31 besok. Semua orang ingin bergabung dengan sanak-saudaranya di kampung halaman untuk melewatkan pergantian tahun dari tahun Tikus menjadi tahun Sapi. Pada waktu-waktu seperti ini memang paling enak yang tetap tinggal di Tokyo dan sekitarnya, karena lalu lintas dalam kota akan menjadi sepi. Akan tetapi memang diperkirakan 2 hari lagi udara yang sekarang lumayan hangat akan menjadi dingin, menjadi musim dingin yang sebenarnya. Ah…tetapi yang paling enak lagi adalah Tina yang sekarang sedang melewatkan liburan di Jakarta…. duh iri hati deh… urayamashii

Di saat seperti ini kita disadarkan betapa manusia sekarang terlalu bergantung pada sistem komputer. Begitu sistem itu error, heboh deh… Tapi akhirnya yang membetulkan sistem itu juga manusianya. Manusia memang masih diperlukan, secanggih-canggihnya suatu sistem. Dan ngomong-ngomong soal komputer, kemarin aku dan Gen menerima hadiah Natal dari…. masing-masing hehehhe. Untuk Gen aku beli Harddisk external 1 TB (satu Tera byte)… dengan harga yang UNBELIEVABLE  (eh eh eh…masak pengucapan Japlish nya untuk kata ini ANBELIBABO hihihi). iya…. hanya 12.000 yen saja. Mereknya Buffalo, sebuah merek yang selalu aku pakai untuk urusan memory data. Padahal produsen lain masih memberi harga 18.000 – 28.000 yen (saya pernah posting di sini). Dan karena HD externalku yang 160 GB juga sudah mulai penuh, aku beli yang 640 saja, beda harganya 4.000 yen (yaitu 8000 yen dari produsen IO Data). Sebetulnya bisa saja sih beli dua yang sama, cuma Buffallo yang 1 TB itu hanya ada warna hitam (warna PC nya Gen hitam sih), sedangkan aku maunya putih… Dan 1TB yang putih muahaaaaalll (mahal maksudnya heheheh)

Hari ini Riku dan papanya pergi lagi ke Kichijoji untuk menonton Film Wall-E. Harga Tiket di sini 1800 yen untuk dewasa dan 1000 yen untuk anak-anak. Di dalam film terdapat adengan bergandengan tangan, dan katanya Riku pun menggandeng tangan papanya sambil menonton. Gen menjadi terharu di situ…. Film Wall-e ini baru diputar di bioskop jepang mulai tanggal 10 Desember yang lalu. Semua disulih suara dengan  bahasa Jepang. Riku dan Gen menonton pertunjukan jam 11:45, jadi pas waktu makan siang. Tapi meskipun begitu bioskop penuh dengan keluarga yang menonton. Untung juga menonton jam segitu karena pertunjukan berikutnya sudah terdapat antrian yang panjang sekali.

Imelda dan Kai? Hari ini di rumah saja. Sambil nge-print kartu Tahun Baru, aku bermain dengan Kai dan membacakan buku untuk dia. Kelihatan Kai juga suka pada buku. Dia memilih sendiri buku yang ingin dia lihat. Tapi gara-gara Kai aku membuat kesalahan fatal, yaitu tujuan pengiriman Kartu Tahun Barunya semua menjadi 3 lembar. Rupanya cursor untuk menunjukkan berapa copy tergeser menjadi tiga waktu Kai “mengganggu” komputer saya. Dan saya tidak sadar sama sekali, sampai saya heran kenapa waktu pencetakan begitu lama. Tetapi semuanya sudah terlambat. Terpaksa saya kumpulkan 2 lembar yang lain (kan aneh jika orang menerima 3 lembar katu tahun baru dari saya…nanti dipikir saya sudah rada-rada hehehhe) , ada kira-kira 50 lembar, untuk besok dikembalikan ke Kantor Pos. Nah sistem ini juga aneh menurut saya. Kartu pos Tahun baru itu memang sudah tercetak perangko seharga 50 yen. Dan waktu kita beli selembar 50 yen. Tetapi jika kita salah mencetak/menulis nama, kita bisa mengembalikan/menukarkan dengan kartu pos atau perangko dengan dipotong 5 yen per lembar. Heran bener deh… Kalau di Indonesia, jika terjadi kesalahan begitu kan pasti resiko ditanggung penumpang ya? Salut deh aku sama kantor pos di sini.

Zoo Debut

29 Des

Membesarkan Kai yang anak kedua memang lain dibanding dengan Riku. Jika Riku sewaktu berumur 6 bulan sudah bersosialisasi di penitipan bayi, mempunyai banyak teman dan sering kami ajak bepergian, maka Kai baru waktu berumur 1 tahun “menikmati” kehadiran teman-teman di penitipan. Saya juga jarang membawa dia pergi-pergi karena kalau pergi berarti harus bersama Riku juga. Dan membawa dua anak dengan kendaraan umum memang sulit. Papa Gen sejak Kai lahir memang sibuk sekali, sehingga juga jarang membawa Kai pergi-pergi, lebih senang mengajak Riku yang tentunya tidak merepotkan untuk pergi date berdua. Karenanya memang Kai lebih manja (dan keras kepala) daripada Riku. Sekarang dia sudah mau jika saya tidak ada, dibanding sebelum dia terbiasa di penitipan yaitu sejak bulan November. Dia juga sudah menyambut papanya kalau pulang kantor dnegan anthusias, bahkan kata-kata yang paling sering dia ucapkan adalah “papa” (sebeeeelll…. tapi gpp deh supaya papanya mau ngurusin dia hahaha)

(Primadonanya Kebun Binatang Kichijoji, seekor gajah yang bernama Hanako, kalau tidak salah umurnya sudah 60 tahun lebih)

Dan kemarin (Minggu 28 Desember, 2008) pertama kalinya Kai pergi jalan-jalan tanpa mama. Kai debut, pertama kali pergi ke Kebun binatang di Kichijoji. Tiga laki-laki pergi sesudah makan siang sekitar jam 1, sementara mamanya tinggal di rumah untuk membersihkan rumah. Bongkar pohon Natal, buang mainan Riku yang tidak “utuh” lagi, sambil mencetak kartu tahun baru. Ternyata kartu Tahun baru dari keluarga Miyashita akan terlambat lagi, tidak bisa sampai pada tanggal 1, tetapi baru bisa tanggal 5, hari Senin…. Ngga apa-apa deh, yang penting masih melanjutkan tradisi mengirim kartu pos tahun baru Nengajo, sehingga kebudayaan Jepang ini tidak hilang. (Kalau bukan generasi mudanya yang berbuat, siapa lagi coba?)

(Ternyata mereka sempat beristirahat di kedai minuman Jepang. Yang Riku pesan adalah oshiruko, semacam bubur kacang merah yang manis dan hangat. Sedangkan Gen memesan Amazake, yang terbuat dari beras berfermentasi dan disajikan manis dan hangat. Kadar alkoholnya amat rendah (hampir sama dengan tape singkong)

Karena di luar dingin sekali aku pikir mereka akan pulang cepat. Sebelum pergi juga aku sudah wanti-wanti, kalau misalnya Gen capek atau kewalahan ngurus anak-anak, telepon saja dan aku akan jemput ke Kichijoji. (sorry ya…rada ngga percaya soalnya hihihi). Ternyata, mereka pulang jam 6 sore, dan membawa ayam si kolonel untuk makan malam…. jadi aku tidak usah masak lagi …asyiiik.

Waktu buka pintu untuk mereka langsung si Riku gandeng aku, dan bilang bisik-bisik,”Mama jangan bilang ya bahwa aku bukan pertama kali makan hotdog…. ” Rupanya dia bilang ke papanya, dia tidak pernah makan hotdog, padahal sudah pernah (padahal aku juga lupa sih, kapan itu) Hmmm, sudah mulai mau membohongi dan menutup-nutupi sesuatu nih…. dan aku dijadikan sekongkolnya. hihihi….

(kanan: pohon dilindungi dengan tali-temali sehingga salju tidak akan tertimbun di dahan yang akan menyebabkan dahan patah)

Hasil potretan yang saya rasa bagus, burung-burung yang berenang di kolam+ pelukis (diambil oleh Gen)

Foto-foto lain yang diambil oleh Riku:

Sssssttt…pulang-pulang Gen pasang koyok di bahu kirinya. Dia memang menggendong Kai terus karena tidak membawa baby carnya. Dan dia bilang sama aku, “Saya bisa rasakan betapa beratnya Kai…” hihihi

Jangan Berharap

29 Des

Hari Sabtu 27 Des yang lalu, langit cerah. Aku sudah bilang pada Riku bahwa kita akan ke gereja sore hari, dan pulangnya bersama papa. Jadi sekitar jam tiga mulai siap-siap dan berangkat seuluh menit sebelum jam 4. Misanya sendiri mulai jam 5. Tapi tunggu-punya tunggu, taksi tidak ada. Padahal dingin semakin menyengat. Untung saja sebelum kesabaran menunggu habis, dan setelah setengah jam menunggu, datanglah taksi. Entah kenapa perjalanan hari ini enjoyable. Riku sudah bisa dipercaya selama naik kereta bahkan dia selama misa sama sekali tidak ribut. Kai juga sama sekali tidak rewel dalam misa, sampai semua heran. Yang lucu Kai ikut menyanyi (ngedumel) waktu umat menyanyi. Ke dua anakku ini mungkin suka menyanyi ya …

gereja St Anselmo, Meguro, Tokyo. Komunitas Indonesia mengadakan misa setiap Sabtu pukul 17:00 di Kapel sebelah Altar.
Gereja St Anselmo, Meguro, Tokyo. Komunitas Indonesia mengadakan misa berbahasa Indonesia setiap Sabtu pukul 17:00 di Kapel sebelah Altar.

Kotbah pastor John Lelan SVD hari ini memberikan pesan yang sangat tajam, yaitu dalam berbuat baik, kita jangan berharap akan mendapat penghargaan (balasan) dari orang lain, bahkan juga penghargaan (balasan) dari Tuhan. Tapi perbuatan kita yang baik atau buruk itu hanya terjadi sekali saja, dan terus membekas, tidak bisa dihilangkan, hanya bisa diperbaiki dengan perbuatan lain. Karena itu sebelum bertindak berpikirlah. Diceritakan sebuah perumpamaan tentang seorang ibu dengan dua anak yang mempunyai sebuah apel. Si anak bungsu selalu egois dan mengambil apel itu. Lalu kata ibunya,

“Boleh kamu ambil apel itu tapi bagi pada kakakmu”
“Bagaimana saya harus membaginya?”
“Ya bagilah dengan persaudaraan” Tidak dikatakan persaudaraan itu apakah berarti harus membagi dua yang sama atau bagaimana. Si adik merasa sulit untuk membagi, maka ia memberikan apel itu kepada kakaknya supaya dibagi. Mungkin si adik berharap supaya kakaknya membagi dengan bagian yang besar untuk dia, tidak ada yang tahu. Tapi memang kita tidak perlu tahu. Karena “persaudaraan” menurut tiap orang juga lain-lain. Tetapi yang pasti kedua kakak beradik itu tetaplah bersaudara.

Apakah kita memberi dengan bersungut? ataukah kita menerima pemberian orang lain dengan bersungut? Atau kita memberi /menerima dengan senyuman? Itu memang pilihan kita tetapi yang pasti sikap kita itu akan membekas selamanya. Tidak bisa dihapus lagi. hmmm …

Sebagian dari umat yang biasanya mengikuti misa di Meguro, karena selain di Meguro, ada misa berbahasa Indonesia juga di Yotsuya setiap minggu pukul 13:30
Sebagian dari umat yang biasanya mengikuti misa di Meguro, karena selain di Meguro, ada misa berbahasa Indonesia juga di Yotsuya setiap minggu pukul 13:30

Sesudah misa, umat yang hadir berkumpul di ruang pertemuan dan masing-masing mengeluarkan bawaannya kemudian kita makan bersama (Imelda ngga bawa apa-apa sih… bawa dua anak aja udah berat hihii). Pesta Natal sederhana yang akhirnya berkelimpahan dengan makanan. Tante Kristin membuat sup kikil, lalu ada ikan rica, ada gado-gado, ada tempe mendoan (mbak Tati bilang begini… maaf ya saya bawa yang murah saja… doooh tempe adalah barang langka di Tokyo)…

Makanan Indonesia memang yang selalu dicari di perantauan
Makanan Indonesia memang yang selalu dicari di perantauan

Sekitar jam 8 malam, kita pulang dan Kai dan Riku langsung tidur dalam perjalananan. Semoga aku bisa ke misa lagi tanggal 3 Januari yad.

(Si Kai juga senang bisa meraih kue lapis surabaya hehhehe)

Bawa daku pergi – 9th anniversary

26 Des

Bawa daku pergi, saat kau kembali
Bawa daku pergi bersamamu
Mengapa aku terlena, saat kau pergi
Kubuat kau kecewa, tak terulang lagi
Tiada lagi yang kupinta, hanya ada cinta
Tiada kataku berguna, hanya ada cinta
Mengapa kau diam saja, ku tak berdaya
Maafkanlah semua, akupun percaya
Hanya kau yang aku suka, jika ada cinta
Hanya kau yang aku minta, jika ada cinta
Reff.:
Bawa daku pergi saat kau kembali
Bawa daku pergi bersamamu oh, kasih
Jangan ragu padaku … lagi
Aku rindu oh, kasih

Sebuah lagu dari Ruth Sahanaya yang saya pakai sebagai lagu pengantar kedua mempelai masuk ke ruangan resepsi di Ruang Suiho-Hotel New Otani, 9 tahun yang lalu.

Gen Miyashita & Imelda Emma Veronica Coutrier

Minggu, 26 Desember 1999

pukul 10:00 pagi ~12:00

Kultur Heim, Sophia University Yotsuya Tokyo

:::::::::::::::::::::::::::::::::

28 Agustus 1999, Hadir dalam pernikahan adik saya Novita, sekaligus mempertemukan kedua orang tua pertama kali dan menyusun rencana untuk mengadakan upacara pernikahan bulan Desember. Tidak ada upacara pertunangan, atau mas kawin 結納(ゆいのう). Karena kebetulan dalam upacara Novita itu kami memakai kebaya jadi sekaligus saja ambil foto di studio.

bagaimana? sudah seperti orang jawa? hehehe

Cerita lengkap….. (tapi saya wanti-wanti bahwa panjang sekali)

Continue reading

Ho ho ho … Merry Christmas

26 Des

Saya mengucapkan Selamat Natal pada semua teman-teman yang merayakannya.

Tanggal 25 pagi, aku bangun jam 6 pagi (padahal bobo cuman berapa jam tuh? 3 jam?) Dan membersihkan rumah. Baru aku lihat ternyata satu ekor ayam panggang kemarin malam ludes habis dimakan Gen …whooaaaa… seneng juga sih, daripada nyisa. Memang ku tidak sediakan nasi, jadi musti makan pakai roti atau macaroni…dasar Gen perut Jawa eh Japan hahahhaa.. kurang kenyang tanpa makan nasi. Tapi berhubung aku udah ketiduran sebelum dia selesai makan, ngga mau sengaja nyari nasi (padahal ada nasi loh di rice cooker… suamiku ini kalo ngga disediakan di depan matanya, ngga mau ambil sendiri sih hihihi).

Buang sampah-sampah, aku mandi dan siap-siap untuk ke gereja. Sebetulnya hari ini tanggal 25 itu bukan hari libur di Jepang, tapi karena dia ada jatah untuk libur satu hari pada hari biasa sebagai ganti lembur, maka aku minta dia untuk ambil libur pas tanggal 25. Aku mau ke gereja!. Padahal Riku harus ke TK, ada acara penutupan semester yang hanya sampai jam 10:30. Sedangkan misa yang mau aku ikuti itu mulai jam 10:30. Jadi harus ada yang jemput Riku.

Pagi-pagi sebelum ke TK, Riku sempat membuka kado natalnya yang ditaruh di bawah pohon. Dia senang sekali mendapat monster-moster kelengkapan dari boneka ultramannya.

Jam 9 lewat sedikit aku antar Riku ke TK naik sepeda, kembalikan sepeda ke parkiran di apartemenku lalu langsung pergi ke Kichijoji naik bus. Gereja yang aku tuju adalah Gereja Kichijoji yang dikelola ordo SVD. Dekat dari rumah hanya 20 menit naik bus, tapi memang sulit untuk kemana-mana membawa 2 orang balita sendirian. Jadi aku menikmati sekali perjalanan untuk mengikuti misa pagi ini. Belum juga jam 10 pagi, aku sudha sampai di Kichijoji. Berjalan di bawah bayangan gedung menuju ke gereja sempat membuatku menggigil. Sebelum masuk gereja, kami dibagikan fotocopy keterangan kolekte tahun ini yang terkumpul akan disalurkan ke mana saja. Terutama untuk anak-anak di Rwanda, dan negara-negara Africa.

Gereja pagi itu penuh, tapi 90% dari umat yang datang adalah kaum lansia, atau ibu muda dengan anak. Jarang sekali melihat laki-laki muda. Ada seorang seorang laki-laki bule yang menggendong anak bayi dan menggandeng anak balita waktu menyambut komuni. Ya, semua laki-laki/perempuan muda sedang bekerja di kantor saat itu, termasuk juga Melati san yang sebetulnya ingin sekali mengikuti misa.

Sebetulnya aku tidak begitu suka ikut misa berbahasa Jepang. Bukan karena faktor bahasa… tapi lebih ke faktor pendukungnya, yaitu lagu-lagu. Bayangkan di hari Natal, lagu Natal yang dinyanyikan “hanya” しずけきまよなか (Silent Night) di awal misa dan もろびとこぞりて (Joy to the World). Lagu-lagu misanya ngantukin… gregorian semua… huh. mbok yang genki (semangat) dikit nape sih.

Setelah selesai misa, aku melihat sosok orang Indonesia di depan gereja. Langsung saja saya sapa, “Pastor ya?. Saya memang tahu ada seorang pastor dari Indonesia (asal Timor) yang sedang bertugas di sini. Beliau juga melayani misa di komunitas katolik Meguro, tapi selama ini saya belum sempat bertemu. Beliau senang sekali disapa dalam bahasa Indonesia, tapi masih bingung kelihatannya. Lalu saya dalam bahasa Indonesia menceritakan bahwa saya tahu Pastor John Lelan ini dari ibu Kristin dan bla bla bla. Rupanya pastor menyangka saya orang Jepang yang bisa berbahasa Indonesia. Kemudian pastor bilang, “Ibu mari kita makan  siang sama-sama” Wah pastor ngajak nge -date nih hihihi. Dan memang kepada semua orang, Pastor bercanda berkata, “Kenalkan ini kanojo (pacar) , dia pintar bahasa Jepang”. Lalu saya bilang pada pastor, “Jangan begitu pastor, nanti semua orang pikir benar bagaimana?”. Justru katanya biar mereka tidak bertanya-tanya kok pastor muda pergi berduaan dengan perempuan, lebih baik dikenalkan begitu. Lagipula mereka kan tahu saya bercanda…. Hmmm orang Jepang memang sulit untuk bercanda.

bersama pastor John Lelan,SVD dan seorang umat di Kichijoji church

::::::::::::::::

Alhasil, saya pergi deh ke sebuah restoran Unagi (rupanya kesukaan pastor John adalah unagi –belut–) untuk makan siang bersama Pastor John, sambil cerita-cerita masa lalu. Tentang meninggalnya pastor Norbert, kabar dari frater Ardi yang sedang belajar di Nagoya sekarang dan katanya tahun depan akan ditahbis (kangen juga sama frater muda yang takut pada orang mati itu hihihi). Lalu mengenai jumlah umat di paroki Kichijoji yang berjumlah 5000 orang (lumayan besar ya). Dan ngga boleh lupa diceritakan bahwa pastor tidak menyangka bahwa saya sudah berumur 40 tahun, lebih tua 5 tahun dari beliau hahahahha ( biar narsisnya keluar kan…. dia sangka aku baru lulus dari universitas …. doooh hiperbolis sekali deh)

Sambil cerita-cerita begitu, tahu-tahu ada sekelompok ibu-ibu 8 orang masuk …wah rupanya umatnya dari gereja yang juga mau makan siang di situ. Terpaksa deh setelah makan kita aisatsu (mengucapkan salam dulu) kepada ibu-ibu ini, sambil berjanji saya akan sering ke gereja Kichijoji…. semoga. Dengan tahun depan Riku masuk SD, dia bisa mengikuti sekolah minggu setiap Minggu jam 9 pagi. Dan aku juga berjanji untuk mengusahakan pergi ke misa Natal tgl 27 nanti di gereja Meguro yang akan dipimpin oleh Pastor John untuk komunitas orang Indonesia Meguro.

Pulang, aku naik bus dari stasiun Kichijoji, dan ternyata aku ketiduran dalam bus. Waktu bangun sudah lewat halte dekat rumah, tempat yang seharusnya aku turun. Jadi aku sengaja turun di halte berikut yang memang harus jalan sekitar 10 menit sambil melewati ladang-ladang dan Rumah Sakit Koperasi tempat kami selalu pergi. Ada yang berjualan sayur dalam locker di situ, jadi saya beli wortel dan bayam sebelum pulang. Sambil menikmati jalan santai aku pikir begitu pulang aku mau masak Kare untuk Gen dan Riku, sedangkan sebagian dagingnya mau aku kasih bumbu soto madura…kepengen makan soto nih setelah makan masakan eropa semua hehehhe.

well aku berterima kasih pada Gen, yang membiarkan aku pergi ke gereja sendiri, dan dia yang baby sit anak-anak di rumah. Waktu aku pulang, Gen sedang membersihkan akuariumnya, Riku sedang bermain dan Kai … sedang minum susu sendiri (tak lama dia tidur sore sampai berjam-jam… kelihatannya dia capek sisa kemarin … dia sama sekali tidak tidur siang kemarin). Imelda? aku pasang YM dan mendengarkan curhat yuki san yang minta advis untuk sekolahnya, bingung antara arsitek, HI atau sastra Jepang. Hmmm pergunakanlah kesempatan yang ada, jangan cari yang tidak ada. Kadang kita memang harus mengalah untuk mencapai cita-cita. Waktu masih banyak untuk orang seusia dia… 19 tahun…

Akhir-akhir ini Riku senang menggambar, dan tadi malam tiba-tiba dia bilang begini, “Mama ini memang bukan asli, hanya dari kertas, tapi ini bunga untuk mama sebagai hadiah Natal……” hiks aku benar-benar terharu sampai mengeluarkan air mata. Sebelahnya adalah kado natal dia untuk papanya, yang dia berikan sembunyi-sembunyi…. ya sebuah rokok… dia tahu aku akan marah hahahaa.

Menjelang Natal

26 Des

Karena sudah ditunda beberapa kali, pertemuan benkyoukai (kelompok belajar) 4-perempuan aku putuskan laksanakan di rumahku tanggal 24 Desember, sekaligus merayakan Natal. Jadi mulai jam 1 pagi aku masak-masak deh. Kenapa jam 1? Ya karena jam segitu semua sudah tidur sehingga aku bisa kerja dengan leluasa. Mulai dengan mengadon macaroni schotel. Jadinya dua loyang, dan bergiliran masuk oven. Sementara bakar macaroni, aku membuat pudding dan sausnya. Setelah selesai, dan loyang kedua sedang di oven, aku aduk adonan untuk membuat kue. Perkiraan aku begitu loyang macaroni yang ke dua selesai, kue bisa langsung masuk oven. Dan… tepat perhitungan aku. Sambil menunggu kue, aku potong-potong wortel, ketimun dan apel untuk salada. Lihat jam …sudah jam 5 pagi. Mau tidur tanggung karena Gen minta dibangunkan jam 5:30. Jadi deh aku tidak tidur ….

Time to clean the room. Sambil aku bersihkan rumah, buat sarapan untuk anak-anak. Waktu aku mau pasang taplak meja, aku tanya Riku taruh kain yang mana yang bagus untuk table center. Ada dua pilihan kain panjang berwarna merah. Dan u know what he said? “Tumpuk aja dua-duanya ma, pasti bagus deh…” Well…. bener bagus… Aku sampai terheran-heran. Kok aku tidak ada ide untuk menumpuknya ….apa otakku sudah tumpul hari itu karena tidak tidur. Tapi sebetulnya tidak hanya kali ini aku minta pendapat Riku. Kadang aku tanya dia, mama bagus pakai baju yang mana, yang A atau yang B, atau, anting-antingnya bagus yang mana? Dan biasanya dia pilih yang memang sebetulnya merupakan pilihanku. Nah yang juga sering aku minta bantuan adalah menaikkan rits baju di belakang….abis kalau suami ngga ada ya akhirnya minta tolong ke anak aja kan hihihi…. Gawat nih, Riku sudah seperti boyfriendku saja hahahaha.

Sekitar 11:30 tamu yang ditunggu datang. Wah dasar semua sudah orang Jepang, meskipun sudah diwanti-wanti ngga usah bawa apa-apa, tapi tidak bisa tebura (tangan kosong) untuk bertamu ke rumah orang…pasti harus bawa sesuatu. Dan dari ibu-ibu ini, Riku dibawakan kue ice cream dari Baskin Robbins (31). yummy …

Sambil makan, Mbak Ilma memonitor anaknya yang SD sudah pulang atau belum. Tini dan mbak Linda berapi-api membicarakan ttg bahasa Indonesia dan pengajaran bahasa Indonesia di universitas di Jepang. Termasuk membicarakan kata-kata baru yang aneh yang timbul di Indonesia. Ya, kami adalah 4 perempuan yang dosen/guru bahasa Indonesia yang mengajar di berbagai universitas/sekolah di Tokyo dan sekitarnya, yang sedang berusaha memperbaiki metode pengajaran bahasa Indonesia. Kami bertemu sebulan sekali (semacam arisan lah) untuk saling tukar informasi, dan mungkin kelak bisa membuat suatu pedoman/buku mengenai bahasa Indoensia berdasarkan pengalaman kami mengajar yang bertahun-tahun itu.

Memang sulit menyatukan pendapat, tapi yang sulit lagi mengatur waktu untuk bertemu karena masing-masing punya kegiatan sendiri. Dan karena aku ada Kai dan Riku yang masih TK, kebanyakan bertemu di rumah saya. Semoga saja kegiatan ini bisa langgeng terus.

Sebagai dessert saya keluarkan black forrest buatanku, juga pudding coklat. Daaaaan Kai sangat menikmati kue buatan saya ini. Lihat saja dia colek krimnya dari ketinggian dia berdiri. Sejak dia bisa berdiri dan berjalan, dia selalu berusaha mengambil apa saja yang ada di atas meja. Hari ini juga tumben dia suka sekali makan ayam. Baru pertama kali saya lihat dia makan ayam bertulang (bagian sayap bawah) yang dia makan dagingnya sampai bersih dan meninggalkan tulangnya. Hebat… dia sudah tahu bahwa tulang tak bisa dimakan. Boleh dibilang dia bisa enjoy sendiri dan tidak rewel sama sekali siang itu, sehingga mamanya bisa puas ngerumpi hehehe.

Setelah tamu-tamu pulang, aku bereskan piring-piring kotor dan mulai membumbui lagi ayam panggang untuk malam harinya. Mungkin karena terlalu exciting Kai hari ini tidak tidur siang sama sekali. Padahal mamanya ingin sekali istirahat. Mana Gen pulang jam 9 malam karena dia bilang mau cari kado natal dulu buat Kai (sebuah telepon mainan dengan karakter Mickey… Entah kenapa Kai sukaaaa sekali sama Mickey. mungkin Mickey adalah karakter pertama yang dia kenal ya?) Kalau kado natal untuk Riku sih memang sudah kita beli di Carrefour kemarin. Dengan mengantuk aku temani Gen makan sambil minum wine. Ngga ada lagi deh candle dinner, udah keburu capek. Dan sekitar jam 10 aku ngga tahan lagi, jadi tidur duluan. (Meskipun jam 1 malam akhirnya terbangun juga sih)

Selamat Ulang Tahun Kaisar

23 Des

Kaisar Jepang yang sekarang pada tanggal 23 Desember berulang tahun yang ke 75. Dan sejak 20 tahun lalu, sejak diangkat menjadi Tenno (Kaisar) Heisei, tanggal 23 Desember yang merupakan hari kelahirannya menjadi hari libur nasional di Jepang. (Yang pasti hari kelahiran Nabi Isa Almasih tidak menjadi hari libur di Jepang).

Biasanya memang banyak orang yang lalu berkunjung ke Istana Kaisar, untuk paling sedikit menulis di buku tamu dan melihat (dari jauh) Kaisar yang keluar untuk melambaikan tangan dan menyampaikan pesan Ulang Tahunnya. Tapi saya sih daripada jauh-jauh berdesak-desakan di sana, mendingan menghangatkan diri di rumah saja.

Pagi-pagi seperti biasa, anak-anakku bangun dan mulai berantakin rumah (yang memang berantakan terus). Kemudian aku pikir, ah…mau buat kue kering ah… siapa tahu bisa disuguhin ke tamu. Biar Riku dan Kai yang mencetak. Jadi aku buat adonannya, dan setelah siap aku kasih satu loyang itu ke Riku…terserah dia mau buat bentuk apa.  Hasilnya? Lumayan deh …sampai malam tinggal 2 biji hihihi.

Tapi karena sebetulnya dari hari Senin kami berencana untuk makan siang, lunch di sebuah restoran Italia di Saitama, karena di sana bekerja seorang mahasiswa dari universitasnya Gen. Sudah lama kita tidak makan di luar di tempat yang “layak” jadi kita rencanakan untuk merayakan ultah Kaisar (ngga nyambung deh kayaknya heheheh) di sana.

Tapi karena suamiku itu ketiduran, jadi kita lunchnya jam 2 siang. Bermobil ke Saitamanya sendiri makan waktu 1 jam, karena lalu lintas agak padat. Biasanya Riku duduk di depan samping supir, tapi kali ini dia ingin duduk di belakang bersama Kai. Wahhh sudah lama sekali aku tidak duduk samping pak supir yang mengendarai kuda mobil. Ada mungkin 5 tahun …. no …6 tahun karena sejak Riku lahir aku selalu duduk di belakang dan Gen menjadi supir sendiri di depan. Lihat deh dua anak tidur di belakang hehehhe.

Restorannya sendiri sih biasa-biasa aja menurut aku (padahal Gen bilang masakannya uenaaak banget heheh). Tamunya jam segitu cuma kita berempat. Memang mustinya kalau ke restoran begini malam hari, tapi harus berani membayar mahal. Restoran di Jepang biasanya membedakan harga makanan pada siang hari dan malam hari. Siang hari disajikan menu khusus pilihan seharga 800-1500 yen, sedangkan jika malam hari satu orang minimum mengeluarkan 3000 yen.

(Riku kasih suap Kai — Minum wine siang hari…. Gen musti nyetir sih jadi ngga bisa minum… foto diambil Riku)

Selesai makan, aku ingat bahwa di Saitama ada Carrefour. Toko skala besar ini setahuku hanya ada di 2 tempat yaitu Saitama dan Chiba (seperti Tangerang dan Bekasinya Jakarta deh hehheeh) , mungkin karena faktor lahan yang amat sangat mahal di dalam kota Tokyo. Karena aku memang harus belanja untuk persiapan Natal, tahun baru (bayangin musti sediakan makan untuk 3 anak laki-laki selama seminggu lebih —karena libur — 3 kali sehari…pusing deh)

Eh ternyata ciri khas Carrefour yaitu tangga ban berjalan dengan kereta dorong khususnya juga ada di sini. Dan luasnya kira-kira sama dengan Carrefour di Jakarta. Dan Gen dengan baiknya membiarkan Imelda berbelanja sendirian, sementara dia temani Kai dan Riku di pojok permainan. (Riku memohon-mohon dibelikan macam-macam hehhehe)

Di dalam carrefour ada promosi jenis jenis coklat yang berlambang “Paman Karl”, dan ada manusia boneka (apa sih sebutannya ini —orang yang memakai pakaian karakter tertentu?). Jadi Riku disuruh berpose oleh papanya di sebelah boneka itu. Biasa deh, Riku selalu malu untuk sendirian, jadi mamanya harus temani.

Sesudah ngamuk belanjanya menuju ke tempat parkir, lihat jam eeeh ternyata sudah jam 6 sore…. Jadi sambil menuju arah pulang cari makan malam deh…asyikkkkk satu hari ini aku ngga usah masak (tapi aku begadang masak untuk malam natal dan untung tadi sempat tidur di mobil heheheh)

Hari Ibu – sebuah pemikiran

23 Des

Menyambut Hari Ibu di Indonesia, tanggal 22 Desember, banyak blogger yang sudah menuliskan tentang ibunya masing-masing, atau tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang ibu. Kelihatannya saya terlambat menulis tentang Ibu… karena sebetulnya sejak dulu, saya tidak pernah antusias dengan Hari Ibu-nya Indonesia. Kenapa harus tanggal 22 Desember sih sebagai hari Ibu? Hanya karena ada latar sejarah dari Kongres WANITA (bukan ibu-ibu meskipun mungkin statusnya sebagai ibu?) Sedangkan hampir semua negara di seluruh dunia merayakannya di minggu kedua bulan Mei, dengan nama MOTHERS Day. Betapa rancunya kata bahasa Indonesia karena Ibu dalam bahasa Indonesia bisa berarti Mother tapi juga bisa berarti Mrs. Bahkan sekarang semua wanita dewasa baik menikah maupun tidak, dipanggil IBU.

Sejarah Hari Ibu : Pada tahun 1928, bertepatan dengan tahun diadakannya Kongres Pemuda, organisasi-organisasi wanita saat itu ndak mau kalah. Mereka bikin kongres juga di Yogyakarta. Pada tanggal 22-25 Desember 1928 kongres wanita pertama diadakan, yang kini dikenal dengan nama Kongres Wanita Indonesia (KOWANI). Saat itu ada 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra yang ikut serta. Mereka saat itu berkumpul untuk mempersatukan organisasi-organisasi wanita ke dalam satu wadah demi mencapai kesatuan gerak perjuangan untuk kemajuan wanita bersama dengan pria dalam mewujudkan Indonesia merdeka.

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu ditetapkan pada Kongres Wanita ke-3 yang diadakan di Bandung pada tanggal 22 Desember 1938. Penetapan tanggal ini bertujuan untuk menjaga semangat kebangkitan wanita Indonesia secara terorganisasi dan bergerak sejajar dengan kaum pria. Kemudian Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959 yang menyatakan, tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Seakan-akan saya kok SINIS dengan hari Ibu ya? Sebetulnya ya nggak sinis juga, cuma saya tidak suka sesuatu yang tidak seimbang. Kalau ada Hari Ibu di Indonesia, semestinya ada Hari Ayah… persis seperti status YM seorang teman saya, Yessy dengan tulisan, waktu dia telepon Ibunya mengucapkan selamat, Ayahnya bertanya kapan dia di”selamat”kan (gitu kan yess?)

Seperti sudah pernah saya bahas juga di blog ini, di Jepang ada hari Ibu, ada hari Ayah (secara Internasional), dan ada juga hari WANITA, ada hari Istri, ada hari Anak dsb dsb. Di Jepang peringatan untuk makhluk hidup berjenis kelamin perempuan itu saja ada 3, Ibu, Wanita dan Istri (padahal ada juga hari Office Lady ,yaitu perempuan yang bekerja di kantoran). So? Saya sendiri, secara pribadi, lebih memilih merayakan Hari Ibu mengikuti internasional, yaitu minggu ke dua bulan Mei, karena kebetulan Ibu saya berulang tahun dekat dengan hari Ibu. Meskipun saya merasa bahwa rasa “terima kasih pada seorang ibu” tidak bisa hanya dituangkan dalam satu hari, hanya dengan membiarkan seorang ibu yang biasanya sibuk…untuk beristirahat di Hari ibu dan leyeh-leyeh saja, tidak cukup hanya dengan menelepon “Ma, selamat Hari Ibu ya…”, atau ditambah mengirim bunga carnation padanya. Semestinya setiap hari kita mempunyai rasa terima kasih pada seorang Ibu, yang sudah mempertaruhkan nyawanya demi anak-anaknya, pada waktu melahirkan. Setiap HARI! namun… kita pasti lupa…. Karena itu perlu dicanangkan suatu hari sebagai Hari Ibu. Hmmm.

But anyway saya merasa senang dan heran … karena saya menerima ucapan hari ibu khusus dari beberapa teman blogger. Sebuah email dari Japra… yang selalu memanggil saya dengan Okaasan (Ibu-bahasa Jepang) dan dari Yoga dengan SMS khususnya.  Begitu saya buka YM, langsung muncul 2 windows dari my sis jeunglala dan bang Hery yang mengucapkan selamat Hari Ibu… Beberapa hari yang lalu, saya juga mendapat some kind of award for mother dari Reti. Terima kasih juga untuk ucapan-ucapan dari teman-teman yang lain yang tersebar di komentar-komentar.

Ibuku adalah….

–Elizabeth Maria Mutter–

Seorang ibu yang tidak sempurna, tapi selalu berusaha untuk menjadi sempurna bagi anak-anaknya. Bagaimana dia mau sempurna, sedangkan kasih seorang ibu yang seharusnya dia rasakan dan alami, pada usia 4 tahun sudah dipanggil menghadap Tuhan?

Seorang ibu yang selalu mengingatkan bahwa sebagai perempuan harus bisa apa saja …. semua harus bisa dilakukan sendiri, dan bahkan harus bisa menjadi penopang rumah tangga seandainya terjadi apa-apa. Dia memang super woman! Waktu saya kecil, saya tidak pernah melihat dia tidur di tempat tidur. Bayanganku, seorang ibu memang harusnya tidur di kursi sambil menonton TV.

Seorang ibu yang senantiasa mengingatkan bahwa wanita harus berpendidikan tinggi dan jangan mau dikibuli laki-laki, padahal dia hanyalah lulusan SMP dan pernah sebentar kursus keperawatan. Tapi selalu belajar dan belajar dan mengikuti kursus ini itu sebelum menikah. Dan setelah menikah, dia harus mengorbankan pekerjaannya, lingkungannya untuk menjadi ibu rumah tangga full-time. Demi kelahiran seorang anak pertama yang bernama Imelda ini….

Seorang ibu yang selalu menceritakan isi hatinya pada anak sulungnya mengenai dirinya, dan hubungan dengan mertua yang tidak harmonis, tetapi si anak sulung tidak pernah bisa bercerita pada ibunya tentang masalah-masalahnya. Karena si kambing gunung ini memang selalu mencari jalannya sendiri… (Maafkan aku mama, aku tidak mau menambah beban pikiran mama. Mama pikirin papa, dan adik-adik saja ya…)

Seorang ibu yang…. ah memang tak ada kata yang tepat untukmu mama…. selain bahwa aku amat sangat bersyukur, lahir ke dunia ini sebagai anakmu. Mama tahu kan, aku tidak bisa ungkapkan semua perasaanku ini dengan kata-kata? Karena airmata akan berbicara dulu…

Jadi? apa yang mau aku bilang?
Pada masa ini aku rindu begadang bersama selama 3 hari menjelang Natal untuk membuat Nastar, Kaatengels, Black Forrest, Puding Coklat, Sup Kacang Merah, Hosaren Sla, Macaroni Schotel, Pastel tutup dll. Mengeluarkan 100 lembar piring, gelas, sendok garpu dari lemari dan mengaturnya di meja makan untuk menyambut tamu yang datang. (Aku masih ingat ma, aku memecahkan bowl ceramic mahal hadiah perkawinan dari kantor Shell, dan kamu tidak marah). Aku rindu mendengarkan omelan papa padamu, yang menyuruh cepat siap-siap untuk menyambut tamu karena sampai saat terakhir kamu masih pakai daster yang basah kuyup oleh keringat. Dan setelah pesta, kita berdua terkantuk-kantuk membereskan peralatan pesta …yang bisa selesai hanya dalam beberapa jam padahal persiapannya berhari-hari. Dan Ma… masih terngiang di telingaku, pada saat keberangkatanku ke Jepang kamu berkata, “Sekarang siapa yang akan bantu mama mempersiapkan pesta?”……

So, selamat beristirahat dari wara-wiri mempersiapkan pesta Natal tahun ini, dan please enjoy bersama kakak laki-laki satu-satunya (yang masih hidup…. pemimpin Clan Mutter) di Bogor dalam pertemuan keluarga Mutter. Jangan makan yang berkolesterol dan jangan terlalu capek ya…. (Well “I wont be home for christmas” instead of “I’ll be home for christmas” hanya hatiku yang akan terus bersama keluarga di sana)

Bila kuingat lelah

Ayah Bunda…Bunda piara piara akan daku

sehingga aku besarlah…


Waktu kukecil hidupku

amatlah senang

senang dipangku dipangku dipeluknya

serta dicium dicium dimanjanya

namanya kesayangan….