Jangan Berharap

29 Des

Hari Sabtu 27 Des yang lalu, langit cerah. Aku sudah bilang pada Riku bahwa kita akan ke gereja sore hari, dan pulangnya bersama papa. Jadi sekitar jam tiga mulai siap-siap dan berangkat seuluh menit sebelum jam 4. Misanya sendiri mulai jam 5. Tapi tunggu-punya tunggu, taksi tidak ada. Padahal dingin semakin menyengat. Untung saja sebelum kesabaran menunggu habis, dan setelah setengah jam menunggu, datanglah taksi. Entah kenapa perjalanan hari ini enjoyable. Riku sudah bisa dipercaya selama naik kereta bahkan dia selama misa sama sekali tidak ribut. Kai juga sama sekali tidak rewel dalam misa, sampai semua heran. Yang lucu Kai ikut menyanyi (ngedumel) waktu umat menyanyi. Ke dua anakku ini mungkin suka menyanyi ya …

gereja St Anselmo, Meguro, Tokyo. Komunitas Indonesia mengadakan misa setiap Sabtu pukul 17:00 di Kapel sebelah Altar.
Gereja St Anselmo, Meguro, Tokyo. Komunitas Indonesia mengadakan misa berbahasa Indonesia setiap Sabtu pukul 17:00 di Kapel sebelah Altar.

Kotbah pastor John Lelan SVD hari ini memberikan pesan yang sangat tajam, yaitu dalam berbuat baik, kita jangan berharap akan mendapat penghargaan (balasan) dari orang lain, bahkan juga penghargaan (balasan) dari Tuhan. Tapi perbuatan kita yang baik atau buruk itu hanya terjadi sekali saja, dan terus membekas, tidak bisa dihilangkan, hanya bisa diperbaiki dengan perbuatan lain. Karena itu sebelum bertindak berpikirlah. Diceritakan sebuah perumpamaan tentang seorang ibu dengan dua anak yang mempunyai sebuah apel. Si anak bungsu selalu egois dan mengambil apel itu. Lalu kata ibunya,

“Boleh kamu ambil apel itu tapi bagi pada kakakmu”
“Bagaimana saya harus membaginya?”
“Ya bagilah dengan persaudaraan” Tidak dikatakan persaudaraan itu apakah berarti harus membagi dua yang sama atau bagaimana. Si adik merasa sulit untuk membagi, maka ia memberikan apel itu kepada kakaknya supaya dibagi. Mungkin si adik berharap supaya kakaknya membagi dengan bagian yang besar untuk dia, tidak ada yang tahu. Tapi memang kita tidak perlu tahu. Karena “persaudaraan” menurut tiap orang juga lain-lain. Tetapi yang pasti kedua kakak beradik itu tetaplah bersaudara.

Apakah kita memberi dengan bersungut? ataukah kita menerima pemberian orang lain dengan bersungut? Atau kita memberi /menerima dengan senyuman? Itu memang pilihan kita tetapi yang pasti sikap kita itu akan membekas selamanya. Tidak bisa dihapus lagi. hmmm …

Sebagian dari umat yang biasanya mengikuti misa di Meguro, karena selain di Meguro, ada misa berbahasa Indonesia juga di Yotsuya setiap minggu pukul 13:30
Sebagian dari umat yang biasanya mengikuti misa di Meguro, karena selain di Meguro, ada misa berbahasa Indonesia juga di Yotsuya setiap minggu pukul 13:30

Sesudah misa, umat yang hadir berkumpul di ruang pertemuan dan masing-masing mengeluarkan bawaannya kemudian kita makan bersama (Imelda ngga bawa apa-apa sih… bawa dua anak aja udah berat hihii). Pesta Natal sederhana yang akhirnya berkelimpahan dengan makanan. Tante Kristin membuat sup kikil, lalu ada ikan rica, ada gado-gado, ada tempe mendoan (mbak Tati bilang begini… maaf ya saya bawa yang murah saja… doooh tempe adalah barang langka di Tokyo)…

Makanan Indonesia memang yang selalu dicari di perantauan
Makanan Indonesia memang yang selalu dicari di perantauan

Sekitar jam 8 malam, kita pulang dan Kai dan Riku langsung tidur dalam perjalananan. Semoga aku bisa ke misa lagi tanggal 3 Januari yad.

(Si Kai juga senang bisa meraih kue lapis surabaya hehhehe)

9 Replies to “Jangan Berharap

  1. Wah misa bahasa Indonesia ada juga di Jepang?
    Kalau di sini tiap minggu juga ada Mel, trus seusai misa di creek diadakan bazaar makanan Indonesia dan aku paling suka berada di sana!

    Mereka menjual makanan dengan harga murah meriah dengan rasa yang sudah sangat Indonesia sekali 🙂

    Eh ngomong-ngomong sepertinya pastor SVD itu berada dimana-mana ya? Pastor-pastor Indo yang ada di sini kebanyakan juga kalau nggak SVD ya MSc…

    Selamat Hari Natal, sekali lagi!

    Donny Verdian´s last blog post..Natal Dalam Gambar

    Ya misa bahasa Indonesia ada di Tokyo, dimulai tahun 1974… (kok tahu? Ya saya termasuk pendirinya….boong.com) Nanti kapan-kapan aku tulis sejarah misa bahasa Indonesia di gereja Meguro ya. Yang pasti selama ini aku adalah umat Yesuit (di Blok B Jakarta, juga di sini) Tapi karena pastor Yesuit amat sangat sibuk, mulailah kita mendata semua pastor dari ordo manapun yang berasal dari Indonesia dan bertugas di Tokyo. Kemudian kita atur jadwalnya. Seru loh….. soalnya gereja kami (komunitas ini) hampir saja bubar grak karena ngga ada pastor…. akibatnya timbullah pastor gadungan …alias pastir (karena saya cewek kan ngga bisa jadi pastor hihihi). Itu sebelum aku nikah Don. Sampai dengan aku melahirkan Riku, aku aktif di Meguro itu, sesudah itu hiatus, karena ….jauh rek 1,5 jam naik bus+kereta+jalan. Semoga si Kai kan udah bisa jalan nih, jadi sudah bisa dibawa dan semoga aku juga ngga males berdingin-dingin ria hihihi. Pastor SVD itu bermarkas di Kichijoji, 20 menit dari rumah aku. Pastor Msc juga dekat dari rumah (Perhatikan nggak kebanyakan berasal dari Timor Barat). Tapi mereka di gerejanya tentunya berbahasa Jepang. Mungkin aku perlu cerita juga bahwa misa bahasa Jepang mengalami reformasi sekitar 5 tahun yang lalu. Dulu doa-doanya memakai bahasa Jepang lama, sekarang bahasa Jepang Modern. Nah maboknya aku hafal yang bahasa Jepang lama….jadi sekarang ngga bisa berdoa malahan hihii.
    EM

  2. Imel. memang betul, jika kita berbuat kebaikan kita tak boleh mengharakan imbalan. Karena imbalan akan datang dalam bentuk lain, dengan sendirinya….tanpa pernah kita harapkan.
    Justru malah sebaiknya berpikir, apakah kebaikan saya sudah lebih banyak dibandimng keburukan atau kesalahan yang kita lakukan?

    Yang jelas, setiap kali selesai berbuat kebaikan, selalu ada ketenangan dan kenyamanan di hati.
    Wahh senangnya…Kai udah bisa mengikuti misa dengan tenang, tak lama lagi Imel dan Gen akan makin senang karena anak-anak udah bisa diajak kemana-mana…tapi ingat masa anak-anak cepat berlalu, puaskanlah masa sekarang ini, masa dimana mereka sangat tergantung pada papa mamanya.

    edratna´s last blog post..Pasangan yang saling menguatkan

  3. Ya …
    Seperti yang pernah aku postingkan juga waktu bulan ramadhan …

    Berbuat baik itu sudah merupakan suatu kebutuhan dan kewajiban … bukan suatu “prestasi yang harus di beri imbalan … (dari Tuhan sekalipun …)

    Salam Saya EM …

    nh18´s last blog post..THE BEST FROM MY FRIENDS #1

  4. Selamat ya mbak bisa mengikuti misa natal.
    Cerita tentang perbuatan kita itu selalu saya rasakan di kehidupan sehari-hari, terutama di kantor belakangan ini.
    Karena orang-orang atheis semua, perbuatan saya terhadap pekerjaan bisa dipergunakan hanya untuk keuntungan mereka sendiri.
    Memang saya sebal sih sebagai manusia biasa.
    Tapi tidak berharap balasan dari mereka.
    Tidak mau juga menjadi seperti mereka karena kualitas saya akan menurun kalau terpancing mereka.

    Ternyata hari minggu tanggal 28, misa natal diadakan di Gereja Yotsuya juga.
    Saya bisa mengikutinya.
    Senang sekali karena justru pada hari natal saya tidak bisa ikut misa gara-gara kerjaan.
    Allah pasti mengaturnya ya.
    Terima kasih.

  5. Tuhan memang luar biasa…..
    Disaat kau butuhkan jawaban, DIA memberinya tanpa kita pernah sadari….

    Beberapa hari ini moodku lagi kacau karena kerjaan dikantor…..
    tahu bahwa hanya TUHAN kekuatanku……

    Pagi ini lg googling cari gambar buat presentasi ech nemunya ke blog ini……
    Dan TUHAN pun menyapaku…. hehehehehhe

    Makasih banyak, ya….

    Semoga TUHAN memberkati kita semua……

    salam,
    hari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *