9 Maret

10 Mar

Hari ini tanggal 9 Maret. Kebetulan ada sebuah lagu dari grup rock band Jepang beranggotakan 3 orang yang bernama Remioromen レミオロメン yang berjudul 9 Maret 3月9日. Lagu ini sering dipakai untuk lagu wisuda. Memang saat-saat ini banyak sekolah yang mengadakan wisuda ya?Jadi memang tepat. Tapi kalau kita mencari arti dari lagu ini, akan keluar penjelasan kenapa lagu itu berjudul 9 Maret.

Ternyata tanggal itu sebenarnya adalah hari pernikahan seorang teman dari mereka bertiga! Memang kalau melihat Music Videonya kita bisa melihat diawali dengan wisuda SMA, lalu ada penikahan di jinja.

Sayangnya kelompok ini sudah bubar sejak tahun 2012 dan masing-masing anggotanya melanjutkan karir musik masing-masing. Mantan vokalis Fujimaki Ryouta mengeluarkan album yang cukup aku sukai, dan sempat ngetop tahun 2018.

9 Maret dinyanyikan oleh Remioromen

Tapi aku kalau mendengar 9 Maret itu jadi sedih, apalagi kalau membaca komentar di Youtube. Gara-gara corona virus, tidak ada upacara wisuda! Kebetulan Kai juga lulus dari kelas 6 SD, dan diputuskan oleh sekolahnya bahwa tetap ada wisuda pada tanggal 24 Maret nanti, TAPI hanya dihadiri oleh murid dan guru saja, orang tua tidak bisa melihat. 🙁

Bahkan sebelumnya tanggal 4 Maret yang lalu, semestinya mereka ada pelepasan 送る会OKURU KAI、murid kelas 6 “dilepas” kelas 1 sampai 5 dengan berbagai pertunjukan, dan diakhiri dengan 門出を祝うkadode wo iwau melepas wisudawan keluar dari bangunan SD. Sekolah kakaknya dulu menyatukan wisuda dengan kadode.門出Kadode sesuai kanjinya adalah 門 kado (bisa dibaca juga dengan mon) dan 出 de (deru). Keluar dari gerbang. Istilah ini awalnya dipakai untuk pelepasan kapal yang akan berangkat. Sekarang dipakai untuk melepas wisudawan untuk berangkat ke kehidupan baru (jenjang yang lebih tinggi).

Wisudawan akan berjalan melewati barisan kohai (juniornya) yang memegang lengkungan bunga. Ini dinamakan花道HANAMICHI. Jalan bunga. Hanamichi sendiri bermula dari pentas kabuki. Ada jalan khusus yang melewati penonton dari pintu ke panggung. Sehingga penonton bisa melihat pemain kabuki dari dekat. Kemudian kebiasaan dalam kabuki ini dibawa dalam upacara wisuda di sekolah.

Padahal kanji 花道 bisa dibaca sebagai hanamichi, tapi juga bisa dibaca sebagai KADO jalan bunga, way of flower, seni merangkai bunga ala Jepang. Memang ada beberapa kanji yang bisa dibaca dengan dua cara, onyomi dan kunyomi, dan artinya berbeda. Waktu saya baru belajar bahasa Jepang ditest dengan kanji 大和. Tentu saya tahu dong bahwa kanji itu bisa dibaca sebagai DAIWA tapi juga bisa dibaca sebagai YAMATO.

Sayang sekali anakku tidak mengalami Hanamichi, suatu kebiasaan wisuda Jepang. Tapi nanti ingin akan aku bawa dia hanamichi yang benar-benar, yaitu mencari jalan yang mempunyai 桜並木sakura namiki deretan sakura di kanan kiri. Paling tidak bisa mengobati kesedihan mamanya tidak bisa melihat wisuda anaknya (padahal anaknya cuek bebek tanpa wisuda pun dia tidak sedih… katanya)

Pada hari terakhir 29 Februari, saat semua sekolah negeri di Jepang diminta untuk meliburkan diri oleh pemerintah demi memutus wabah COVID19, aku bertanya pada Kai

“Kamu ngga nangis?”.
“Sensei dan teman-teman nangis”
“Kamu?”
“Ngga lah. Kan setiap ada perjumpaan pasti ada perpisahan”
Ealah… anakku dewasa amat.
Tapi beberapa hari setelah itu pas aku cerita sama papanya>
“Pa, Kai ngga sedih loh waktu terakhir di kelas”
Dia langsung jawab
“Mamaaaaa, aku tidak nangis. Bukan berarti aku tidak sedih! Emangnya aku ngga punya hati?”

Syukurlah, dia masih merasa sedih, tidak DINGIN hatinya hehehe.

Sekarang, aku tidak begitu sedih. Ntah pada tanggal 24 nanti, saat mengantar dia berangkat ke sekolah untuk acara wisuda dengan memakai setelah jas seragam sekolah SMP nya…..

Dan berdoa semoga upacara penerimaan masuk SMP tetap diadakan ….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *