Bawa daku pergi, saat kau kembali
Bawa daku pergi bersamamu
Mengapa aku terlena, saat kau pergi
Kubuat kau kecewa, tak terulang lagi
Tiada lagi yang kupinta, hanya ada cinta
Tiada kataku berguna, hanya ada cinta
Mengapa kau diam saja, ku tak berdaya
Maafkanlah semua, akupun percaya
Hanya kau yang aku suka, jika ada cinta
Hanya kau yang aku minta, jika ada cinta
Reff.:
Bawa daku pergi saat kau kembali
Bawa daku pergi bersamamu oh, kasih
Jangan ragu padaku … lagi
Aku rindu oh, kasih
Sebuah lagu dari Ruth Sahanaya yang saya pakai sebagai lagu pengantar kedua mempelai masuk ke ruangan resepsi di Ruang Suiho-Hotel New Otani, 9 tahun yang lalu.
Gen Miyashita & Imelda Emma Veronica Coutrier
Minggu, 26 Desember 1999
pukul 10:00 pagi ~12:00
Kultur Heim, Sophia University Yotsuya Tokyo
:::::::::::::::::::::::::::::::::
28 Agustus 1999, Hadir dalam pernikahan adik saya Novita, sekaligus mempertemukan kedua orang tua pertama kali dan menyusun rencana untuk mengadakan upacara pernikahan bulan Desember. Tidak ada upacara pertunangan, atau mas kawin 結納(ゆいのう). Karena kebetulan dalam upacara Novita itu kami memakai kebaya jadi sekaligus saja ambil foto di studio.
bagaimana? sudah seperti orang jawa? hehehe
Cerita lengkap….. (tapi saya wanti-wanti bahwa panjang sekali)
Saya mengucapkan Selamat Natal pada semua teman-teman yang merayakannya.
Tanggal 25 pagi, aku bangun jam 6 pagi (padahal bobo cuman berapa jam tuh? 3 jam?) Dan membersihkan rumah. Baru aku lihat ternyata satu ekor ayam panggang kemarin malam ludes habis dimakan Gen …whooaaaa… seneng juga sih, daripada nyisa. Memang ku tidak sediakan nasi, jadi musti makan pakai roti atau macaroni…dasar Gen perut Jawa eh Japan hahahhaa.. kurang kenyang tanpa makan nasi. Tapi berhubung aku udah ketiduran sebelum dia selesai makan, ngga mau sengaja nyari nasi (padahal ada nasi loh di rice cooker… suamiku ini kalo ngga disediakan di depan matanya, ngga mau ambil sendiri sih hihihi).
Buang sampah-sampah, aku mandi dan siap-siap untuk ke gereja. Sebetulnya hari ini tanggal 25 itu bukan hari libur di Jepang, tapi karena dia ada jatah untuk libur satu hari pada hari biasa sebagai ganti lembur, maka aku minta dia untuk ambil libur pas tanggal 25. Aku mau ke gereja!. Padahal Riku harus ke TK, ada acara penutupan semester yang hanya sampai jam 10:30. Sedangkan misa yang mau aku ikuti itu mulai jam 10:30. Jadi harus ada yang jemput Riku.
Pagi-pagi sebelum ke TK, Riku sempat membuka kado natalnya yang ditaruh di bawah pohon. Dia senang sekali mendapat monster-moster kelengkapan dari boneka ultramannya.
Jam 9 lewat sedikit aku antar Riku ke TK naik sepeda, kembalikan sepeda ke parkiran di apartemenku lalu langsung pergi ke Kichijoji naik bus. Gereja yang aku tuju adalah Gereja Kichijoji yang dikelola ordo SVD. Dekat dari rumah hanya 20 menit naik bus, tapi memang sulit untuk kemana-mana membawa 2 orang balita sendirian. Jadi aku menikmati sekali perjalanan untuk mengikuti misa pagi ini. Belum juga jam 10 pagi, aku sudha sampai di Kichijoji. Berjalan di bawah bayangan gedung menuju ke gereja sempat membuatku menggigil. Sebelum masuk gereja, kami dibagikan fotocopy keterangan kolekte tahun ini yang terkumpul akan disalurkan ke mana saja. Terutama untuk anak-anak di Rwanda, dan negara-negara Africa.
Gereja pagi itu penuh, tapi 90% dari umat yang datang adalah kaum lansia, atau ibu muda dengan anak. Jarang sekali melihat laki-laki muda. Ada seorang seorang laki-laki bule yang menggendong anak bayi dan menggandeng anak balita waktu menyambut komuni. Ya, semua laki-laki/perempuan muda sedang bekerja di kantor saat itu, termasuk juga Melati san yang sebetulnya ingin sekali mengikuti misa.
Sebetulnya aku tidak begitu suka ikut misa berbahasa Jepang. Bukan karena faktor bahasa… tapi lebih ke faktor pendukungnya, yaitu lagu-lagu. Bayangkan di hari Natal, lagu Natal yang dinyanyikan “hanya” しずけきまよなか (Silent Night) di awal misa dan もろびとこぞりて (Joy to the World). Lagu-lagu misanya ngantukin… gregorian semua… huh. mbok yang genki (semangat) dikit nape sih.
Setelah selesai misa, aku melihat sosok orang Indonesia di depan gereja. Langsung saja saya sapa, “Pastor ya?. Saya memang tahu ada seorang pastor dari Indonesia (asal Timor) yang sedang bertugas di sini. Beliau juga melayani misa di komunitas katolik Meguro, tapi selama ini saya belum sempat bertemu. Beliau senang sekali disapa dalam bahasa Indonesia, tapi masih bingung kelihatannya. Lalu saya dalam bahasa Indonesia menceritakan bahwa saya tahu Pastor John Lelan ini dari ibu Kristin dan bla bla bla. Rupanya pastor menyangka saya orang Jepang yang bisa berbahasa Indonesia. Kemudian pastor bilang, “Ibu mari kita makan siang sama-sama” Wah pastor ngajak nge -date nih hihihi. Dan memang kepada semua orang, Pastor bercanda berkata, “Kenalkan ini kanojo (pacar) , dia pintar bahasa Jepang”. Lalu saya bilang pada pastor, “Jangan begitu pastor, nanti semua orang pikir benar bagaimana?”. Justru katanya biar mereka tidak bertanya-tanya kok pastor muda pergi berduaan dengan perempuan, lebih baik dikenalkan begitu. Lagipula mereka kan tahu saya bercanda…. Hmmm orang Jepang memang sulit untuk bercanda.
::::::::::::::::
Alhasil, saya pergi deh ke sebuah restoran Unagi (rupanya kesukaan pastor John adalah unagi –belut–) untuk makan siang bersama Pastor John, sambil cerita-cerita masa lalu. Tentang meninggalnya pastor Norbert, kabar dari frater Ardi yang sedang belajar di Nagoya sekarang dan katanya tahun depan akan ditahbis (kangen juga sama frater muda yang takut pada orang mati itu hihihi). Lalu mengenai jumlah umat di paroki Kichijoji yang berjumlah 5000 orang (lumayan besar ya). Dan ngga boleh lupa diceritakan bahwa pastor tidak menyangka bahwa saya sudah berumur 40 tahun, lebih tua 5 tahun dari beliau hahahahha ( biar narsisnya keluar kan…. dia sangka aku baru lulus dari universitas …. doooh hiperbolis sekali deh)
Sambil cerita-cerita begitu, tahu-tahu ada sekelompok ibu-ibu 8 orang masuk …wah rupanya umatnya dari gereja yang juga mau makan siang di situ. Terpaksa deh setelah makan kita aisatsu (mengucapkan salam dulu) kepada ibu-ibu ini, sambil berjanji saya akan sering ke gereja Kichijoji…. semoga. Dengan tahun depan Riku masuk SD, dia bisa mengikuti sekolah minggu setiap Minggu jam 9 pagi. Dan aku juga berjanji untuk mengusahakan pergi ke misa Natal tgl 27 nanti di gereja Meguro yang akan dipimpin oleh Pastor John untuk komunitas orang Indonesia Meguro.
Pulang, aku naik bus dari stasiun Kichijoji, dan ternyata aku ketiduran dalam bus. Waktu bangun sudah lewat halte dekat rumah, tempat yang seharusnya aku turun. Jadi aku sengaja turun di halte berikut yang memang harus jalan sekitar 10 menit sambil melewati ladang-ladang dan Rumah Sakit Koperasi tempat kami selalu pergi. Ada yang berjualan sayur dalam locker di situ, jadi saya beli wortel dan bayam sebelum pulang. Sambil menikmati jalan santai aku pikir begitu pulang aku mau masak Kare untuk Gen dan Riku, sedangkan sebagian dagingnya mau aku kasih bumbu soto madura…kepengen makan soto nih setelah makan masakan eropa semua hehehhe.
well aku berterima kasih pada Gen, yang membiarkan aku pergi ke gereja sendiri, dan dia yang baby sit anak-anak di rumah. Waktu aku pulang, Gen sedang membersihkan akuariumnya, Riku sedang bermain dan Kai … sedang minum susu sendiri (tak lama dia tidur sore sampai berjam-jam… kelihatannya dia capek sisa kemarin … dia sama sekali tidak tidur siang kemarin). Imelda? aku pasang YM dan mendengarkan curhat yuki san yang minta advis untuk sekolahnya, bingung antara arsitek, HI atau sastra Jepang. Hmmm pergunakanlah kesempatan yang ada, jangan cari yang tidak ada. Kadang kita memang harus mengalah untuk mencapai cita-cita. Waktu masih banyak untuk orang seusia dia… 19 tahun…
Akhir-akhir ini Riku senang menggambar, dan tadi malam tiba-tiba dia bilang begini, “Mama ini memang bukan asli, hanya dari kertas, tapi ini bunga untuk mama sebagai hadiah Natal……” hiks aku benar-benar terharu sampai mengeluarkan air mata. Sebelahnya adalah kado natal dia untuk papanya, yang dia berikan sembunyi-sembunyi…. ya sebuah rokok… dia tahu aku akan marah hahahaa.
Karena sudah ditunda beberapa kali, pertemuan benkyoukai (kelompok belajar) 4-perempuan aku putuskan laksanakan di rumahku tanggal 24 Desember, sekaligus merayakan Natal. Jadi mulai jam 1 pagi aku masak-masak deh. Kenapa jam 1? Ya karena jam segitu semua sudah tidur sehingga aku bisa kerja dengan leluasa. Mulai dengan mengadon macaroni schotel. Jadinya dua loyang, dan bergiliran masuk oven. Sementara bakar macaroni, aku membuat pudding dan sausnya. Setelah selesai, dan loyang kedua sedang di oven, aku aduk adonan untuk membuat kue. Perkiraan aku begitu loyang macaroni yang ke dua selesai, kue bisa langsung masuk oven. Dan… tepat perhitungan aku. Sambil menunggu kue, aku potong-potong wortel, ketimun dan apel untuk salada. Lihat jam …sudah jam 5 pagi. Mau tidur tanggung karena Gen minta dibangunkan jam 5:30. Jadi deh aku tidak tidur ….
Time to clean the room. Sambil aku bersihkan rumah, buat sarapan untuk anak-anak. Waktu aku mau pasang taplak meja, aku tanya Riku taruh kain yang mana yang bagus untuk table center. Ada dua pilihan kain panjang berwarna merah. Dan u know what he said? “Tumpuk aja dua-duanya ma, pasti bagus deh…” Well…. bener bagus… Aku sampai terheran-heran. Kok aku tidak ada ide untuk menumpuknya ….apa otakku sudah tumpul hari itu karena tidak tidur. Tapi sebetulnya tidak hanya kali ini aku minta pendapat Riku. Kadang aku tanya dia, mama bagus pakai baju yang mana, yang A atau yang B, atau, anting-antingnya bagus yang mana? Dan biasanya dia pilih yang memang sebetulnya merupakan pilihanku. Nah yang juga sering aku minta bantuan adalah menaikkan rits baju di belakang….abis kalau suami ngga ada ya akhirnya minta tolong ke anak aja kan hihihi…. Gawat nih, Riku sudah seperti boyfriendku saja hahahaha.
Sekitar 11:30 tamu yang ditunggu datang. Wah dasar semua sudah orang Jepang, meskipun sudah diwanti-wanti ngga usah bawa apa-apa, tapi tidak bisa tebura (tangan kosong) untuk bertamu ke rumah orang…pasti harus bawa sesuatu. Dan dari ibu-ibu ini, Riku dibawakan kue ice cream dari Baskin Robbins (31). yummy …
Sambil makan, Mbak Ilma memonitor anaknya yang SD sudah pulang atau belum. Tini dan mbak Linda berapi-api membicarakan ttg bahasa Indonesia dan pengajaran bahasa Indonesia di universitas di Jepang. Termasuk membicarakan kata-kata baru yang aneh yang timbul di Indonesia. Ya, kami adalah 4 perempuan yang dosen/guru bahasa Indonesia yang mengajar di berbagai universitas/sekolah di Tokyo dan sekitarnya, yang sedang berusaha memperbaiki metode pengajaran bahasa Indonesia. Kami bertemu sebulan sekali (semacam arisan lah) untuk saling tukar informasi, dan mungkin kelak bisa membuat suatu pedoman/buku mengenai bahasa Indoensia berdasarkan pengalaman kami mengajar yang bertahun-tahun itu.
Memang sulit menyatukan pendapat, tapi yang sulit lagi mengatur waktu untuk bertemu karena masing-masing punya kegiatan sendiri. Dan karena aku ada Kai dan Riku yang masih TK, kebanyakan bertemu di rumah saya. Semoga saja kegiatan ini bisa langgeng terus.
Sebagai dessert saya keluarkan black forrest buatanku, juga pudding coklat. Daaaaan Kai sangat menikmati kue buatan saya ini. Lihat saja dia colek krimnya dari ketinggian dia berdiri. Sejak dia bisa berdiri dan berjalan, dia selalu berusaha mengambil apa saja yang ada di atas meja. Hari ini juga tumben dia suka sekali makan ayam. Baru pertama kali saya lihat dia makan ayam bertulang (bagian sayap bawah) yang dia makan dagingnya sampai bersih dan meninggalkan tulangnya. Hebat… dia sudah tahu bahwa tulang tak bisa dimakan. Boleh dibilang dia bisa enjoy sendiri dan tidak rewel sama sekali siang itu, sehingga mamanya bisa puas ngerumpi hehehe.
Setelah tamu-tamu pulang, aku bereskan piring-piring kotor dan mulai membumbui lagi ayam panggang untuk malam harinya. Mungkin karena terlalu exciting Kai hari ini tidak tidur siang sama sekali. Padahal mamanya ingin sekali istirahat. Mana Gen pulang jam 9 malam karena dia bilang mau cari kado natal dulu buat Kai (sebuah telepon mainan dengan karakter Mickey… Entah kenapa Kai sukaaaa sekali sama Mickey. mungkin Mickey adalah karakter pertama yang dia kenal ya?) Kalau kado natal untuk Riku sih memang sudah kita beli di Carrefour kemarin. Dengan mengantuk aku temani Gen makan sambil minum wine. Ngga ada lagi deh candle dinner, udah keburu capek. Dan sekitar jam 10 aku ngga tahan lagi, jadi tidur duluan. (Meskipun jam 1 malam akhirnya terbangun juga sih)