Tatami = tikar empuk

25 Sep

Kemarin (24 September) adalah hari Tatami. Mungkin ada yang sudah tahu arti tatami, tapi ada juga yang belum. Bagi yang pernah ke Jepang sih, pasti sudah tahu…atau bagi yang pernah ke restoran Jepang tradisional , yang duduknya di lantai. Itu pasti memakai tatami (mungkin di Indonesia sudah di modifikasi ya). Nah kalau mau diterjemahkan saya sih pikir lebih baik dengan kata: tikar empuk. Karena prinsipnya memang seperti tikar yang diisi dengan rerumputan sehingga seperti kasur tipis.

Tatami itu sudah ada di Jepang sejak jaman Heian 794-1185, asli dari Jepang bukan dari China (banyak kebudayaan Jepang memang yang diserap dari China tapi untuk tatami ini khusus dari Jepang. Ukurannya sudah pasti perbandingan 2:1 (empat persegi) dengan ukuran Jepang Shaku yaitu 1 tatami = 3 shaku x 6 shaku (910mm×1820mm). Yah kalau mau dikira-kira bisa dengan 1m x 2 m. Ukuran ini memang akan bervariasi kelak dengan daerahnya. Misalnya untuk daerah Kanto (Tokyo dan sekitarnya) atau untuk perumahan susun… ada perbedaannya sedikit.

Ruang tatami yang terkecil adalah yang memuat 4,5 tatami. yaitu mungkin sekitar 3x 3 meter kalau mau membayangkan kamar di Indonesia. Rumah Jepang sekarang biasanya mempunyai satu kamar tatami yang diperuntukkan untuk menyambut tamu pada siang harinya, dan jika malamnya tinggal menggelar kasur futon untuk berubah fungsi menjadi kamar tidur. Tapi tentu saja jika malas untuk mengeluarkan futon ini, atau untuk tidur-tidur ayam…. kamar tatami ini memang cocok sekali. Kamar tidur saya sekarang adalah kamar tatami seukuran 8 jo (8 tatami) tapi saya taruh tempat tidur di atasnya, karena terus terang saja, saya belum bisa menjadi orang Jepang yang tidur di atas futon di atas tatami. Kalau bukan spring bed, badan bisa kaku waktu bangun paginya. (kegedean sih badan kamu mel hihihihi)

Cinta Monyet

24 Sep

Kapan usia paling muda untuk mengalami cinta monyet ya? Pertama kali seorang perempuan/laki-laki  menyadari bahwa dia suka lawan jenisnya…. Dan kenapa dibilang cinta monyet? Kan manusia yang sedang bercinta bukannya monyet, meskipun dia masih pakai celana monyet heheheh. So, definisi cinta monyet = percintaan dua orang yang memakai celana monyet . (definisi ala saya loh, mungkin ada yang lebih tahu)

Riku : “Mama, hari ini aku mau ikut Usagi-gumi (kelas perpanjangan sampai jam 5 sore)”

Saya: “Hmmm, nanti mama tanya dulu, Riku bisa ikut ngga. Kalau bisa ikut (jatahnya hy untuk 25 orang soalnya) nanti mama daftarkan. Kamu suka Usagi-gumi ya?”

Riku : “Iya, di usagi-gumi aku banyak temannya. Tapi ada satu yang aku ngga suka… namanya Rin-chan (nama perempuan)”

Saya : “Eee? Rin-chan. Kenapa kok Riku ngga suka dia? Cewe kan? Pasti manis dia…”

Riku: “Manis sih… tapi aku ngga suka. ”

Saya: “Kenapa ngga suka? Pasti ada sebab dong kalau kamu tidak suka. Emangnya dia ngapain kamu? Pukul?”

Riku: “Ngga. Dia bara-gumi (4 tahun sementara Riku 5 tahun)

Saya : “Dia ngga pukul, atau ijime kamu, emangnya dia ngapain? (Saya muai curiga lalu saya tanya) DIa cium kamu?”

Riku menggangguk. AHA… “Pipi? BIbir? (huh mama mau tahu aja)”

Riku : “Pipi…tapi belum kena sih…”

Saya: “Ohhh… iya kalo ngga suka, lalu dicium sama orang yang ngga suka…. sebel ya. Tapi Riku emangnya udah pernah cium cewe?  …Sora-chan (nama cewe yang dia sukai) ”

Riku : “Belum”    (oi oi berarti suatu saat akan????)

hahahahahahahahhahahaha   saya langsung pergi ke belakang, dan tertawa (tidak mau kasih liat Riku bahwa saya tertawa). (Tapi dia curiga…dan bilang, “Mama jangan  ketawa dong!”)

Haiyah, anak TK euy.. Perasaan dulu aku ngga ada tuh gitu-gituan. Paling cepet suka sama cowok itu kelas berapa ya? HMmm kelas 5 SD maybe. suka pada kakak kelas yang tinggi gede, dan kebetulan ibunya teman mama. Tapi terbatas pada suka-suka aja. Badung banget padahal anaknya. 3 jari tangan nya putus kena mercon, karena dia terlambat lempar mercon dari dalam mobil…. Kemana tuh orang ya? hihihi

Cinta Monyet… kayaknya saya musti siap-siap deh mendengarkan curhatnya Riku (dan Kai? ooohhhh nooooo). So, Cinta monyet Anda bisa mengalahkan umurnya RIKU?

Sepiring Bertiga

22 Sep

Mau ngalahin sepiring berdua nih…

Pabila kuingat dirimu
disaat bersama
hidup sengsara
Makan sepiring kita berdua

Yang pasti bukan karena sengsara… kami dulu sering makan sepiring bertiga, berempat, bahkan kalau lengkap berlima (papa ngga pernah ikutan). Biasanya mama akan mulai makan. Mama kalau makan, lauknya apapun pasti kelihatan enak. Kadang mama hanya makan nasi dengan kaldu ayam yang diberi air mendidih +sambal…. atau nasi dengan emping pake kecap + sambal… duh sederhana banget tapi kelihatan enak. Jadi kami anak-anak berkumpul dan minta didulang, disuapi mama. Kadang saya saja, kadang semua anak-anak berkerumun…dan tentu saja kalau semua minta cepat sekali habisnya. Jadi harus tambah nasi terus. Dan hitung-hitung hemat air untuk cuci piring.

Hari ini saya mengulang kejadian makan “bersama” ini dengan Riku dan Kai. Saya masak ikan bakar +kecap, dan mereka berdua makan dengan lahapnya. Jadi teringat kenangan sepiring bertiga-berempat-berlima di Jakarta dengan mama. Nanti kalau saya pulang lagi, mau mengulang kenangan yang sama… dan tidak lupa mengambil foto.

Bagaimana? Anda sering makan sepiring bersama?

Atau setiap hari Anda harus makan sendiri? Kalau mau dengar si Angka Satu.

Si Gundul yang Bijaksana

22 Sep

Yah, kali ini saya ingin bercerita mengenai saya. …taelah… Sebetulnya bukan mengenai saya tapi mengenai Ikkyu san (seharusnya saya tulis sesuai pengucapan adalah IKKYUU san – u nya diperpanjang, dalam bahasa Jepang panjang -pendeknya vokal menentukan, tidak seperti dalam bahasa Indonesia karena tidak mengubah arti). Saya terdorong menulis tentang si Ikkyu san ini akibat pertanyaan Daffa yang ingin tahu siapa sih yang suka nampang dan berkomentar di blognya dia (avatarnya saya). Seorang pendeta Buddha tanpa rambut tetapi memukau hati seorang Imelda, sehingga Imelda, yang pake cybername sebagai  Ikkyu_san ini, jadinya terdampar di negara matahari terbit.

Mereka yang hidup di jaman kejayaan tahun 80-an (kalau mau tahu trend tahun seginian tanya mas NH18 yang jauh lebih sering JJS daripada saya) tahu anime Jepang yang beredar saat itu yaitu Voltus V, dan Ikkyu san (mungkin juga Megaloman saya tidak yakin karena saya tidak pinjam videonya). Masih dalam format video betamax, serial Ikkyu san ini kabarnya hanya ada 5 jilid. (sebetulnya memang cuman dari 5 jilid itu yang kebanyakan orang Jepang kenal). Saya sendiri lupa menontonnya dalam bahasa Jepang dengan subtitle Inggris atau di dub Ingris dengan subtittle Jepang (setahu saya setelah saya bisa baca hiragana, saya masih sempat sewa 1 video untuk latihan baca hiragana). Lagu pembukanya, “Suki suki suki suki Ikkyu san…. ” (Suki artinya suka) itu selalu terngiang di telinga saya, tapi saya tidak bisa menghafal keseluruhannya karena terlalu cepat.

Ikkyu san adalah seorang pendeta Buddha yang amat terkenal di Jepang yang sangat cerdik dan bijaksana sejak dia kecil. Image pendeta Buddha ini menjadi lebih kuat melekat di dalam kepala orang Jepang dengan adanya film kartun Ikkyu san dengan beberapa episode-episode yang merupakan penggambaran dari kenyataan yang pernah tercatat. Film kartun Ikkyu san ini diputar selama  7 tahun, dari tanggal 15 Oktober 1975 sampai 28 Juni 1982 setiap hari Rabu dengan waktu tayang 30 menit. Keseluruhan cerita ada 296 episode dan merupakan film kartun yang terpanjang dengan rate pemirsa yang tinggi dan stabil selama 7 tahun. Setahu saya sekarang kita dapat membeli DVDnya satu series yang terdiri dari 10/11 DVD seharga 40.000 yen. (Nanti nabung ahhh beli, masukin wishlist) But of course semuanyanya bahasa Jepang tanpa subtittle. —- ada production house yang berminat? hehhehe—

Ikkyu san adalah nama sebagai pendeta Buddha, yang ditulis dengan kanji sebagai 一休さん hito yasumi (istirahat sebentar artinya) mungkin sekarang namanya jadi hiatus -san ya hihihi. Nama sebenarnya adalah Senggiku Maru, seorang anak bangsawan yang berkhianat terhadap shogun, sehingga perlu disembunyikan identitasnya. Ibunya Iyono Tsubone, menyerahkan Ikkyu ke dalam pengasuhan pendeta Osho, untuk ditempa menjadi pendeta Buddha. Ikkyu yang seharusnya hidup mewah dan bisa bersama ibunya, harus berpisah dengan ibunya dan itu yang paling membuatnya sedih. Oleh ibunya dia diberi omamori (jimat) berupa teru-teru bozu (dipakai sebagai penghalau hujan). Sehingga setiap ada masalah, Ikkyu akan berlari ke hadapan Teru teru bozu itu untuk berkeluh kesah.

Teru teru bozu
Teru teru bozu

Sebagai pendeta Buddha yang terkecil (waktu itu katanya berusia 6 tahun), Ikkyu sering dikerjain. Disuruh ini itu oleh sempainya terutama yang bernama Shuunen san. Cerita pada episode pertama menggambarkan betapa Ikkyu yang mungil itu harus pontang panting melaksanakan perintah Shuunen dan teman-temannya. Dia disuruh mencuci lobak di sungai. Dan waktu itulah dia bertemu dengan seorang samurai, bernama Ninagawa Shin-en-mon, yang diperintah Shogun (Jendral) untuk mengawasi Ikkyu. Oleh di Ninagawa, Ikkyu dipanggil Kozo san (Pendeta cilik), dan di situ Ikkyu mengatakan, “Anda panggil saya?”

Tentu saja si Samurai ini marah dan bilang, “Tentu saja, mana ada pendeta cilik yang lain di sini”

Lalu Ikkyu bertanya, “OK, ini apa? (sambil menunjuk lobak besar)”

Samurai,”Lobak”

“Lalu ini apa? (sambul menunjuk lobak kecil)

Samurai,”Ya, lobak….”

“Karena itu, lobak biarpun besar atau kecil…sama-sama namanya Lobak. Pendeta pun besar atau kecil, sama-sama Pendeta. Jangan panggil saya Pendeta Cilik. Lagipula saya punya nama, yaitu Ikkyu….”

Samurai itu tidak bisa berkata-kata lagi, dan mengakui bahwa korban intaiannya ini memang pandai.

Ikkyu san menjalani kehidupan di biara dengan senang, dan dia selalu membantu atau dekat/akrab dengan seorang gadis cilik yatim piatu bernama Sayo-chan. Ikkyu san selalu bersyukur bila melihat Sayo chan, karena dia tahu, dia masih mempunyai ibu, meskipun tidak bisa bertemu. Sedangkan Sayo chan, orang tuanya sudah meninggal dan tinggal bersama kakeknya saja. Dengan pemikiran ini Ikkyu san merasa kuat untuk menjalani “pengasingan”nya.

Dalam kehidupan berbiara ini, gangguan yang sering datang adalah dari sepasang bapak-anak perempuan yang bernama Kikyouya Rihei dan Yayoi, seorang pedagang yang sering bertandang ke Kuil. Yayoi san yang manja dan usil sering mengganggu ketentraman biara. Sedangkan bapaknya Rihei, tidak mau tahu kesopanan, dengan seringnya datang ke Kuil untuk bermain Igo dnegan Osho-san. Hingga suatu hari, pendeta-pendeta di biara itu ingin mengusir Rihei dengan cara memasang peringatan, “Barang siapa yang membawa atau mengenakan pakaian dari kulit binatang dilarang masuk Kuil”. Rihei san selalu memakai bolero dari kulit kelinci, tapi dia dengan cueknya memasuki kuil. Di pintu gerbang Ikkyu sudah menunggu dan berkata;

“Apakah Anda tidak melihat pengumuman itu?”

“Ohhh itu, ya saya baca. tapi di Kuil kan banyak yang terbuat dari kulit binatang. Buktinya ada gendang (drum) di dalam Kuil kan? Kenapa boleh ada gendang yang sudah pasti terbuat dari kulit itu di dalam Kuil?”

“Ya memang gendang itu terbuat dari kulit, karena itu terpaksa kami memukulnya setiap kali. Jadi kalau Anda mau tetap masuk ke dalam Kuil, saya terpaksa harus memukul kamu…”

Rihei san lalu melarikan diri takut kena pukulan Ikkyu.

Kepintaran Ikkyu yang termasyur adalah mengenai sebuah papan yang terdapat di jalan masuk sebuah jembatan. Cerita ini agak sulit diterjemahkan, tapi akan saya coba. Tulisannya begini,”Kono hashi wo wataru na” (Dilarang menyeberangi jembatan ini) Disini HASHI yang waktu itu tertulis dengan hiragana, berarti jembatan… tapi selain itu juga bisa berarti pinggiran. Karena itu Ikkyu san dengan gagahnya menyeberangi jembatan itu, dan tidak mengabaikan peringatan yang tertulis. Alasan ikkyu, “Saya tidak menyeberang di pinggiran kok, saya jalan di tengah-tengah jembatan” Jadi Ikkyu memakai sinonim kata hashi untuk menjelaskan tindakannya. Peristiwa ini sangat terkenal dan sering keluar di soal-soal ujian masuk SD…katanya.

Pendeta Ikkyuu yang menjadi model anime itu sesungguhnya
Pendeta Ikkyuu yang menjadi model anime itu sesungguhnya

Waktu membaca pertanyaan Daffa siapa sih Ikkyusan itu saya mencari lewat google dan ternyata ada beberapa cuplikan film Ikkyu san yang bisa ditonton di YouTube. Jika Anda mau melihatnya silakan ketik 一休さん atau monk Ikkyuu. Dan tadi pagi saya dibuat menangis terus karena saya menemukan sebuah episode terakhir dari Ikkyusan yang terbagi dalam 3 parts. Cerita yang 296 ini, memang harus diakhiri dan cerita penghabisan adalah dengan keluarnya Ikkyu san dari Kuil Angoku-ji untuk mengembara dan bertapa sendirian. Dengan bimbang, Ikkyu ingin pergi dari kuil itu diam-diam. Melihat keresahan Ikkyu san, Pendeta Osho-san memperbolehkan Ikkyu pulang menemui Tsubone ibunya dan diperkenankan untuk menginap. (sebetulnya pendeta dilarang untuk pulang ke rumah orang tua) . Ibunya langsung mengetahui bahwa pasti ada “masalah” sehingga Ikkyu san diperbolehkan pulang. Di situ untuk pertama kalinya Ikkyu mengatakan pada ibunya bahwa dia akan mengelana, pergi bertapa sendirian, keluar dari Kuil. Dan biasanya pendeta yang tidak mempunyai Kuil akan mengelana kemana kaki melangkah, bisa jadi mati kelaparan karena hidup dari pengasihan orang saja, atau bertemu dengan halangan-halangan lain. Ibaratnya pergi ke medan perang, belum tentu kembali. Dan malam itu Ikkyu san, bisa menikmati masakan ibunya terakhir kali dan tidur bersama ibunya. (Duuhhh you can imagine …bagaimana saya bisa tahan untuk tidak menangis…. dasar PMS juga mendukung saya untuk jadi tersedu-sedu deh…. banjir nih Nerima).

Perpisahan itu berat bagi siapa saja. Juga bagi Ikkyu san. Dengan mengendap-endap, dia tidak memberitahukan Sayo chan, sahabatnya…. lalu Shuunen san teman-teman se biara. Juga Ninagawa san si Samurai yang juga sudah akrab dengannya. Tapi semua usaha Ikkyu san untuk pergi tanpa lambaian tangan orang-orang yang dicintainya tidak bisa terlaksana. Karena semua sudah merasa keanehan Ikkyu yang biasanya ceria tetapi akhir-akhir ini murung. Sayo chan memberikan teru-teru bozu buatannya untuk disandingkan dengan teru-teru bozu buatan ibu Ikkyu san. Semua mengantar Ikkyu san dengan deraian air mata, sehingga Ikkyu san jauh melangkah menuju gunung dan lembah dan tidak terlihat lagi.

Saya sarankan untuk mereka yang sedang belajar bahasa Jepang untuk menonton film Ikkyu san ini. Karena selain bahasa yang bagus, di dalamnya terdapat ajaran-ajaran Buddha yang menjadi dasar pemikiran masyarakat Jepang. Siapa tahu juga bisa ketularan kecerdikan Ikkyu san dan dengan berusaha sungguh-sungguh Anda bisa mendapatkan IKKYU 一級 (level satu di Ujian Kemampuan Bahasa Jepang).

Memang saya pernah menulis tentang My Hero, Zorro dan kemudian Black Jack. Tapi sesungguh tidak ada Karakter yang melebihi kekuatan Ikkyu san bercokol dalam kepala saya sejak saya SMP… yang tidka saya sadari menuntun saya mengembara di Sastra Jepang, dan meneliti tentang Terakoya (Sekolah bagi masyarakat biasa) kemudian meneliti tentang pendidikan Indonesia jaman pendudukan Jepang dan akhirnya saya berada di masyarakat Jepang seperti sekarang ini. Emiko seakan berada di bayang-bayang Ikkyu san, yang mungkin juga kelak akan berkelana mencari arti kehidupan sesungguhnya. (hei bukankah kita semua begitu????)

— Tulisan ini saya buat untuk memperingati kedatangan saya 16 tahun yang lalu ke Jepang untuk jangka panjang, yaitu tanggal 23 September 1992. Terima kasih Tuhan atas perlindunganMu kepada hambaMu ini selama berada di negara asing ini, terlepas dari sanak keluarga, terlebih papa mama yang saya cintai…… (betapa aku rindu mereka terutama di saat-saat ini) bisa bertahan mengatasi kesepian, kebimbangan, kesulitan-kesulitan sekian lama dan akhirnya Kau anugerahi seorang suami dan dua anak yang menjadi tumpuan hidupku sekarang ini.—

 

Menikmati Karya Seni

22 Sep
Veronica mengusap wajah Yesus
Veronica mengusap wajah Yesus by Al Greco

Terus terang sebelum saya ke Jepang, saya tidak begitu tahu nama-nama pelukis terkenal dunia. Paling-paling di Jakarta saya sempat tahu pelukis lokal Affandi, atau Basuki Abdullah (sering lihat di gereja juga),  tentu saja tahu seniman yang berhubungan dengan gereja yaitu Michael Angelo, atau si Van Gogh dan Rembrant (kebetulan ke museumnya waktu di Belanda). But selebihnya saya kurang paham. Katro banget deh.

Nah saya mulai berkenalan dengan seniman lainnya itu sebetulnya gara-gara diajak date. (Ngajak date kok ke pameran lukisan ya? ).  Berhubung dia bilang, “Mel, aku punya tiket ke pameran dua lembar, mau ikut ngga? ” Jadi deh saya pergi ke Ueno Hakubutsukan (Ueno Museum of Arts) dan begitu masuk saya melihat lukisan Yesus di Kayu Salib yang begitu besar …. yang terus terang sampai saat ini saya tidak tahu karya siapa… hehehe.

Sebagai orang yang awam lukisan, saya lebih menikmati lukisan yang kelihatan real atau … romantic seperti Monet. Sehingga saya sering dikatakan sebagai penganut Impressionis (inshouha 印象派) . Padahal apa saja jenis pembagian aliran lukisan yang ada…saya tidak mengerti (ayo belajar mel, besok keluar ujian hihihi). Dan satu hal yang saya sempat dimarahi yaitu waktu saya berkata, “iiiih lukisannya bagus banget…seperti foto!” Dan saya diomelin panjang lebar, bahwa pelukis tidak akan suka jika lukisannya dibilang seperti foto bla bla bla bla… Yahhh, abis saya kan ngga tau mau komentar apa… masak cuman mangut-mangut aja?

OK sekian proloog untuk posting ini. Saya sebetulnya mau menulis tentang seorang Jepang yang sekarang bermukin di Amerika, dan kemarin tanggal 20 menjadi tanggalnya dia yaitu Hiro Yamagata. Pada suatu ketika, waktu saya jalan-jalan di mall, melihat sebuah lukisan yang memang menari. warna-warni dan modern. Saya baca pelukisnya Hiro Yamagata.

Hiro Yamagata (born 山形 博導 Hiromichi Yamagata, May 30 1948, in Maibara city, in Shiga prefecture, Japan) is a painter/ artist, based in Los Angeles, California. He has been considered as one of the most famous silkscreen artists because of his use of vivid colors in his pieces. However, he has been known as a contemporary artist using laser and hologram technology recently. He is recognized as a pioneer of contemporary laser art.

Hasil karyanya memang unik dan bisa membuat hati riang dengan melihat warna-warna yang dipakai seperti pelangi.

Saya juga melihat dia suka menggambar balon udara, sehingga karyanya bener-bener seperti penggambaran sebuah festival. Kalau saya pribadi mungkin lebih suka karyanya yang bernuansa biru ini. Sebuah danau di Jepang, BIWAKO.

Taifun no 13

21 Sep

Sejak hari Jumat lalu tanggal 19 sebetulnya diperkirakan bahwa Taifu nomor 13 akan mencapai Tokyokira-kira tanggal 20-21, tetapi ternyata angin mengubah arah sehingga kita tidak perlu harus mengalami taifu yang hebat. Memang bulan September adalah musimnya Taifun, dan Taifun di Jepang itu tidak diberi nama seperti di Amerika tapi diberi nomor. Jadi sebetulnya Taifun yang kemarin itu sudah yang ke 13 kalinya yang diperkirakan akan/sedang melintas Jepang.

Akibat Taifun itu kemarin pagi saya melihat langit bersih sekali, Dari pintu masuk apartemen saya terlihat langit biru, khas musim gugur. Mulai sekarang saya bisa menikmati birunya langit musim gugur yang lain daripada musim panas. Sulit untuk diterangkan tapi memang birunya lain. Sabtu seharian saya bermain dengan Riku dan Kai …. hmmm ngapain ya saya? paling-paling cuma posting dan menjawab komentar… ahh saya juga blogwalking ke mana-mana. Tapi sempat server domain saya ini ngadat selama 3-4 jam sore harinya. Saya pikir apa itu imbasnya Ike dan Gustaf ya? Entahlah.

Pagi harinya waktu saya buka domain saya, kaget juga melihat alexa rangking saya sudah berubah menjadi 1,691,165. Waktu pertama kali saya periksa rangking dengan Alexa itu, saya mendapat angka 4 juta sekian. (wah hebat dong, begitu pertama saya pikir ternyata semakin besar angkanya semakin tidak populernya situs kita hahahaha…baru tahu). Kemudian setelah seminggu saya lihat sudah bergerak naik menjadi 2,6 juta. Dan minggu ini 1,6 juta… lumayan lah. Meskipun saya tidak begitu peduli dnegan ranking-rangkingan , tapi senang memang kalau mengetahui bahwa situs milik kita dikunjungi orang kan? Yang pasti jumlah pengunjung bulan ini pada hari ke 21 = jumlah pengunjung bulan Agustus satu bulan, berarti jumlahnya akan menjadi lebih banyak lagi di akhir september. Semoga!.

Ternyata ada satu lagi teman blogger saya Hedi-san yang men-tag saya untuk menceritakan fact/habitnya, dan saya baru tahu setelah saya upload di postingan minggu lalu. Saya mau coba mencari facts/habits saya yang lain ya…genap sepuluh tidak ya?

  1. Saya suka masak (belum tentu enak loh), tapi tidak suka makan masakan sendiri. (nah tapi kenapa kamu bisa gemuk mel???  itu yang saya tidak tahu juga hihihi) So siapa yang mau saya masakin tinggal daftar deh hihihi.
  2. Lemari baju saya dominan dengan warna hitam 80%, merah 15%, biru dan warna lain 5%
  3. Pecinta kopi sama seperti adikku si Lala… tapi harus panas. Kalau mau minum dingin lebih baik minum teh dingin daripada kopi dingin.
  4. Mantan kolektor minyak wangi. Hampir setiap naik pesawat mampir ke duty free shop dan membeli minyak wangi paling sedikit 5 jenis hahaha. Tapi itu waktu masih kaya, sekarang tinggal menghabiskan koleksi dan kelihatannya sampai koleksi habis selama 5 tahun tidak perlu beli minyak wangi dulu.
  5. Belum pernah masuk disco…. hiks…
  6. Chocoholic tapi cuma mau bittersweet. Apalagi kalau pake marmalade (orange peel)
  7. Tidak suka barang bermerek, anti barang mahal, tidak mudah iri pada barang milik orang lain, tapi sangat iri pada kepandaian orang lain.
  8. Belum pernah pake bikini…even waktu masih kurus hahaha (gini-gini kau pernah kurus loh hihihi) But memang saya tidak suka berenang. Berenang hanya untuk nilai saja.
  9. Punya phobia ini : Acrophobia- Fear of heights; Demophobia- Fear of crowds  (Agoraphobia); Stenophobia- Fear of narrow things or places; Thalassophobia- Fear of the sea. Dromophobia- Fear of crossing streets. (lihat listnya) Yang ngga ada di listnya : Phobia kesepian hihihihi.
  10. Fffffhhhh terakhir ya… apa ya? Ngga pernah bisa hafal lirik satu lagu dengan sempurna sehingga harus nyanyi di karaoke atau bawa cunning paper heheheh. Kalau tidak ada, buat lirik sendiri deh hahaha.

Ok deh ternyata ngumpulin 20 facts/habits diri sendiri mulai menjadi sulit ya….. but jadi inget lagi eee ternyata aku ini begini loh.. Jadi Hedy san pe-er dari kamu udah selesai yah. Gini deh kalo orang iseng ngga ada kerjaan di hari Minggu kelabu, karena di luar hujan deras, dan sakit kepala tapi ngga bisa tidur. hiks.

Mengapa harus tikus sih?

20 Sep

Anda semua pasti kenal Mickey Mouse dong… Lalu Tom and Jerry. Atau pernah nonton juga Little Stuart yang bisa membuat kita menitikkan air mata. Kemudian yang terakhir adalah Ratatouille atau yang di bahasa Jepangnya di beri judul “Remi no oishii resutoran レミーのおいしいレストラン” — Restoran Lezat Remi. Coba perhatikan saja sekian banyak karakter yang dipakai yang menjadi populer itu, tidak lain dan tidak bukan adalah seekor TIKUS. Tikus yang digambarkan memang macam-macam, ada yang lucu, imut-imut bahkan bisa diterima sebagai ikon yang mendunia. Tapi coba kalau dipakai fotonya yang asli, bukan gambar kartun… dijamin tidak bisa makan sambil menonton deh. Apalagi kalau kita bayangkan si REMI yang membuat masakan kita yang sedang kita santap itu …Wuaaaaahhh. (Maaf kalau baca ini sedang puasa… )

Fenomena ini memang sudah lama terjadi. Entah apa tujuan Paman Walter memilih si tikus untuk hero-nya. Saya juga heran kenapa alat tambahan untuk memudahkan penulisan di computer itu harus dinamakan MOUSE atau TETIKUS. Mungkin ini merupakan obsesi dari para pencipta karakter itu untuk mengangkat derajat si tikus dari binatang buruk rupa, pembawa penyakit (yang pasti bau..ngga pernah mandi sih)  dan umpan si Kucing (kayaknya anjing juga banyak yang suka sih… bahkan manusia pun ada yang mau makan) …pokoknya …. si makhluk yang jueleeeek ini menjadi lucu, imut-imut, gemesin (seperti jeunglala hihihi …ngga deh seperti anak-anak saya….kapan lagi narsis) dan menjadi idola manusia di dunia ini (di planet ngga tau ada tikus ngga).

Anyway, saya benar-benar merasa perlu untuk meneliti fenomena ini, tapi sayangnya waktunya saya tidak ada. Mungkin jika ada yang punya banyaaaaak waktu luang bisa memikirkan topik ini sebagai tema skripsi atau thesis atau disertasinya (haiyah….). Dan ternyata Jepang pun tidak mau kalah dengan negara Amerika dengan Mickey Mousenya. Karena ternyata ada sebuah Picture Book di Jepang yang terbit tahun 1963 (bayangkan ….seumuran mas trainer atau pak grandis mungkin hihihi) yang mengambil tokoh TIKUS. Bukan hanya satu…malah dua ekor Tikus. Hebat ngga?

Namanya GURA dan GURI. Ingat saja Gula itu membuat gurih makanan sebagai bumbu penyedap (kakushi aji 隠し味) . Dua tokoh tikus ini diciptakan oleh Nakagawa Rieko (karangan) dan Oomura Yuriko (gambar) pada tanggal 1 Desember 1963. Diterbitkan oleh penerbit kesayangan saya FUKUINKAN SHOTEN. Ditujukan untuk anak-anak berusia 3-5 tahun … dan ditetapkan sebagai “buku wajib” oleh Asosiasi Perpustakaan Sekolah Seluruh Jepang. You can not believe it but….. buku ini sudah dicetak 160 kali per data tahun 2005. Tidak ada orang Jepang yang tidak mengetahuinya. HEBAT!!!!.(Aduuuh saya ingin sekali anak-anak Indonesia juga mengetahui cerita ini)

Ceritanya sangat sederhana. Dua tikus bersaudara (kembar) itu menemukan sebutir telur yang besar di hutan, dan ingin membuat kue castella. Tapi mau membawa telur itu ke rumah mereka tidak bisa… pasti pecah di perjalanan, karena terlalu berat. Jadi mereka membawa panci, bowl untuk adonan, pengaduk, susu dan gula dari rumah mereka ke tempat si telur berada. Sambil mengadon dan memasak kue itu, bau yang harum menyebar ke seluruh hutan, mengundang binatang lain berdatangan. Dan kue yang besar itu kemudian dinikmati bersama oleh seluruh penghuni rimba.

Yang menarik dari cerita ini adalah lagu yang dinyanyikan ole Guri dan Gura waktu menunggu kue matang yang menjadi trade mark mereka.

Bokura no namae wa Guri to Gura

Kono yo de ichiban suki nano wa

Oryori suru koto taberu koto

Guri gura guri gura….

(Nama kami Guri dan Gura

Yang kami sukai di dunia ini

Memasak dan makan

Guri gura-guri gura)

Sederhana sekali bukan? Lagunya tentu saja diiramakan sendiri oleh si pembaca. Jadi bisa saja irama pop atau dangdut (heheheh). Tapi waktu pertama kali Riku yang berumur 2 tahun dibacakan cerita ini oleh papanya, saya juga heran mendengar iramanya… seperti nyanyi gregorian hihihi. Lagu yang gen nyanyikan itu  biasa-biasa saja, tapi tetap melekat sampai sekarang. (Tapi di situ saya juga kagum bahwa membaca cerita yang simple itu bisa begitu memukau jika dihayati, dan sejak itu saya berusaha memakai “ekspresi” jika membacakan cerita untuk Riku. )

Guri dan Gura

Ini adalah buku pertama, dan setelah itu ada beberapa cerita dari seri Guri dan Gura ini dengan judul “Tamu Guri dan Gura”, “Guri dan Gura : Berenag di laut”, “Guri dan Gura :Piknik” “Guri dan Gura bersama Kururikura”, “Guri dan Gura: Pembersihan besar-besaran”. “Guri dan Gura bersama Sumire-chan” dll. Buku ini juga saya sarankan untuk mereka yang baru belajar bahasa Jepang karena semuanya tertulis dalam hiragana. Saya tidak tahu apakah di perpustakaan Japan Foundation Jakarta ada atau tidak, mungkin bisa ditanyakan langsung ke sana.

Buku Guri dan Gura ini yang pasti sudah diterbitkan dalam bahasa Inggris. Berikut adalah sinopsisnya dalam bahasa Inggris.

Guri and Gura, popular characters in Japan since their 1963 debut (of which this book is the translation), enter the American market with the first of the publisher’s projected series. Here, the two exuberant mice find a huge egg in the forest and decide to use it to make “a sponge cake so big we can eat it from dawn to dusk and still have some left over.” Realizing that the egg is too big to move, Guri and Gura haul a huge frying pan (and everything else they need) over to the egg, then mix up the batter, build a fire and share the results with all the animals who have sniffed out their cake. Yamawaki’s pared-down line drawings deliver information plainly and directly, with little shading on an expansive white background: Gura holds the lid of the pan (which towers over him), Guri raises his tiny mouse fist in excitement, and the nicely risen cake is revealed. A childlike refrain becomes a light-hearted mantra: “My name is Guri. And my name is Gura. And what do you think we like to do best? Cook and eat. Eat and cook. Yeah! Guri and Gura, that’s us.” The book’s visual appeal is dampened somewhat by bland type design and bleed-through on the matte pages. But cake-making is always a delicious theme for small readers, and Guri and Gura’s inventive energy loses nothing in the Pacific crossing. Ages 4-8.
Copyright 2002 Reed Business Information, Inc.

Puas atau tidak…tergantung ANDA

20 Sep

Salam Blog!!
Mau sharing cerita ini…yang saya dapat dari MP

BESARNYA PENGHARGAAN TERGANTUNG DARI CARA / ARAH MANA ANDA MEMANDANG PERSOALANNYA. ………

Ben my virtual pet
Ben my virtual pet

Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya.
Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datang ke samping tokonya.
Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi.
Maka, ia menghampiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di mulut anjing itu.

Ia mengambil catatan itu dan membacanya,
“Tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba. Uangnya ada di mulut anjing ini.”
Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang sebesar 10 dollar di sana.
Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung plastik dan diletakkan kembali di mulut anjing itu. Si penjual daging sangat terkesan.

Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya dan ! berjalan mengikuti si anjing.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya, melompat dan menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dengan sabar dengan kantung plastik di mulut, sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau.
Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual daging mengikutinya.

Continue reading

Semua yang bervitamin bagus?

19 Sep

Bener-bener posting orang iseng. Kemarin waktu mau membeli snacks dan minuman di toko kombini, saya melihat ada yang baru di rak minuman . Voila… Coca cola +vitamin C… hmmm ada-ada saja sih? Apakah pikiran bagian developmentnya dengan menambahkan kata vitamin, maka akan banyak yang membeli? Dans etelah saya coba ternyata emang ngga enak… atau belum terbiasa rasanya. Masih enakan cola clasic atau diet coke.

Akhir-akhirnya ini juga Kit-kat berimprovisasi sesuai dengan musim yang ada di Jepang. Mentang-mentang musim panas = suika, maka diproduksi limited edition Kit-kat Suika (Semangka). Besok-besok apel (sudah ada) dan Nashi atau pear (lupa ada ngga ya?)… Memang orang Jepang kreatif sekali. Mungkin di Indonesia harusnya buat Kit-kat pepaya atau pisang ya hehehe.