Happy Birthday to…

14 Jan

(cymbidium dan cyclamen —- bahasa bunga untuk tanggal 14 Januari )

—————————————-

Sebuah episode bulan April tahun 1994, di ruang mahasiswa pasca sarjana Yokohama National University.

Kami baru saja masuk program master Ilmu Pendidikan Sekolah di YNU, dan sebelum mengadakan kompa – kangeikai (penyambutan junior baru) dengan minum-minum di restoran, maka seorang mahasiswa yang bernama Miyashita Gen (cara baca Jepang) atau GM (bukan George Michael loh atau Gajah Mada) menawarkan diri untuk membuat profil penghuni “Ruang Mahasiswa S2” Room 519 (kalo ngga salah…lupa-lupa ingat). Dia tidak sama “seminar(spesialisasi)”nya dengan saya. Saya sejarah pendidikan, sedangkan dia filsafat pendidikan. Kami hanya bertemu di Ruang Mahasiswa itu saja, atau jika kami mengambil mata kuliah yang sama.

Kami diminta menuliskan nama, alamat, tgl lahir, hobby dsb dsb dalam selembar kertas, dan dia akan menjadikan buklet kecil yang wajib dibawa waktu kompa itu (halah kalo dipikir maksa banget supaya semua bisa akrab).

Nah, waktu buklet sudah selesai dan kami menerima bagian kami masing-masing, saya baca sekilas profil teman-teman baru saya ini. Dan disitu saya kaget waktu membaca profil si GM ini:

Nama :Gen Miyashita

asal : Yokohama

tanggal lahir : 14 Januari 1970…..

what! sama persis tanggal dan bulannya dengan saya?(Saya lebih tua 2 tahun)

Dan saya bilang,”Gen? kita ulang tahunnya sama?”

Dia cuma senyum-senyum saja…..

Meskipun akhirnya saya juga merasa dia punya perhatian khusus pada saya. Karena dia kadang-kadang suka bertanya, “Saya mau minum kopi, ada yang mau? Sekalian saya buatkan….” pertama ditujukan kepada semua mahasiswa yang ada di ruangan itu. Tapi lama-lama, “Mel, kamu mau kopi?”

Well, yang pasti tidak ada banyak  pria Jepang yang mau membuatkan kopi atau apa saja untuk seorang wanita. Yang ada kebalikannya. Dan itu juga merupakan salah satu yang menarik darinya (Hmmm cuman akhir-akhir ini kok sudah jarang tanya… “Ma, mau kopi?” hehhehe)

Dan kemudian memasuki bulan Juni dia tanya ke saya, “Kamu sudah pernah nonton Gion Festival? Mau ngga pergi sama-sama?” (Gion Festival adalah salah satu dari 3 festival akbar di Jepang yang dilakukan di Kyoto dalam bulan Juli selama satu bulan penuh)

“Belum pernah sih… tapi ngga deh kalau musti ke Kyoto” (weleh dia mau ajak aku ke luar kota… apa dia ngga tahu di Indonesia laki-laki ngajak perempuan single pergi bersama, ke luar kota itu tabu? Atau si perempuan sudah pasti ngga mau? kalau kita pergi bersama, terus nginepnya gimana —meskipun pisah kamar mungkin — tapi … well aku oldefo ngga pernah pergi berduaan sama cowo apalagi ke luar kota…dst dst)

Jadi ajakan dia yang pertama gagal. Baru kemudian berselang berapa lama dia bilang, “Aku ada karcis untuk menonton lukisan di Museum Ueno… mau pergi sama-sama?”

Menonton pameran lukisan? Well aku tidak pernah dengar ada orang kencan ke pameran lukisan (di Indonesia), dan saya juga belum pernah ke pameran lukisan … so….. jadilah kita pergi berdua untuk kencan pertama kalinya. Dan dengan demikian juga membuka mataku pada mahakarya lukisan orang-orang terkenal di dunia.

Dan akhirnya si GM itu menjadi pacar saya (sekarang mantan pacar)

Dan kami berdua merayakan ulang tahun bersama sejak 1995 (sudah 14 tahun ya Gen).

But bukan kami berdua saja yang berulang tahun sama…. Karena Gen anak kembar, maka Saya, Gen dan Taku merayakan ulang tahun tanggal 14 januari bersama. Dan karena Taku ingin mengajak istrinya dalam kebahagian kami bertiga, maka dia mencatat pernikahannya dengan Ryoko pada tanggal 14 januari 2000 (Happy 9th Anniversary Brother and Sister) .

Dan kami juga merayakan ulang tahun bersama seorang pastor SJ , Bambang Rudiyanto, SJ.

Dan dalam mengajar di banyak tempat saya mengetahui ada 2 (mantan) murid saya yang juga berulang tahun di tanggal 14 Januari.

SO….

HAPPY BIRTHDAY TO US…..

and saya mengucapkan terima kasih pada Yoga untuk postingnya yang ini. Buat my sister Jeunglala yang berhasil menguras airmataku dengan postingannya yang ini. Juga Bu Enny dan teman-teman lain yang mengirimkan sms khusus tengah malam. Buat Melati san yang bahkan sudah mengantarkan buket bunga mawar langsung ke rumah saya kemarin siang. Arigatou. Juga semua teman yang telah menulis pesan di FB, MP dll. Selamat ulang tahun pernikahan juga untuk Yessy.

Bday 2007 foto diambil Riku (4th)...pagi-pagi masih kepet...liat kuenya aja deh buatan aku tuh... tahun ini malas buat kue hehhe..
Bday 2007 foto diambil Riku (4th)...pagi-pagi masih kepet hihihi ...liat kuenya aja deh buatan aku tuh... tahun ini malas buat kue

Happy Monday

13 Jan

Happy Monday adalah istilah baru di Jepang, tentang “pemaksaan” hari Senin menjadi hari libur, supaya ada tiga hari libur beruntun yang membuat warga jepang beruntung . Beruntung bisa libur, dan bagi pekerja layanan wisata juga menghasilkan pemasukan dengan banyaknya warga yang berwisata.

Nah tanggal 10-11-12 kemarin adalah hari libur beruntung bagi kami. Karena Gen yang biasanya kerja hari Sabtu, tanggal 10 kemarin bisa libur…. dan akibatnya aku juga beruntung karena aku bisa hadir dalam acara rapat pembubaran panitia Natal KMKI (Keluarga Masyarakat Kristen Indonesia) dan pembicaraan program KMKI selanjutnya. Pak Barus yang ketua KMKI, waza-waza dengan sengaja menulis email padaku supaya aku hadir hehhehe (Maaf pak…. memang saya tadinya malas datang —bukan sekretaris yang baik ya pak) . Acaranya mustinya mulai jam 12, tapi karena aku mempersiapkan anak-anak yang dibawa jalan-jalan sama Gen di sekitar rumah jadinya aku baru bisa keluar rumah jam 12. Tapi karena tanpa anak-anak, bisa lari ganti kereta segala, sehingga bisa sampai di SRIT jam 1 kurang 15, dan masih bisa ikut doa makan bersama (maaf…tidak tungguin saya kan hehehe…ge er amat merasa ditungguin). Masakannya Nasi tumpeng sih…yummy…

Pak Barus memotong tumpeng dan memberikan pada Andhi selaku ketua panitia Natal 2008
Pak Barus memotong tumpeng dan memberikan pada Andhi selaku ketua panitia Natal 2008

Yang mengejutkan adalah pernyataan Pak Barus yang berkata bahwa beliau membaca blogku ini… haiyahhh … ketahuan deh jerohannya Imelda ya pak! Pak Barus protes katanya tidak ada cerita mengenai KMKI hihihi. OKOKOK pak, saya janji tulis dan masukkan ke Who Am I 🙂 (pikir-pikir emang tidak adil ya, karena saya sudah aktif di KMKI paling sedikit 10 tahun). Dan hasil rapat juga menetapkan bahwa saya harus jadi ketua untuk membuat acara Paskah nanti (tanggal 25 April). Hmmmmmm…. Gambarimasu!

Pulang dari rapat sudah jam 6:20 menit. Makan malam nasi kare yang sudah saya buat sebelum pergi siangnya. Dan malam itu harus tidur cepat karena esok harinya kita akan menghadiri acara keluarga di Yokohama.

Pagi tanggal 11 Januari (Minggu) kita berangkat ke yokohama dari rumah jam 8 pagi. Tumben bisa on time sesuai rencana. Kami semua pakai seragam baju formal = black dress. Karena sampai di Yokohama lebih cepat 1jam dari janji yang jam 10, kami sarapan dulu di MacDonalds. Duh aku benci deh dengan menu makan paginya Mac Donalds. Kenapa sih ngga ada hamburger yang biasa sebelum jam 10 pagi. Semua yang gridles atau bagels…aku ngga suka! Terpaksa deh aku beli satu-satunya hamburger yang ada yaitu Fillet o Fish burger.

Tiga sepupu bertemu kembali
Tiga sepupu bertemu kembali

Acara di Kuil Buddha ini adalah memperingati 49 hari Omnya Gen yang meninggal. Sekaligus upacara memasukkan abu (yang disimpan dalam guchi) ke dalam kuburan di kuil. Jam 11 dimulai dengan doa di depan altar Buddha. Pendeta Buddha membacakan doa Okyou dan kedengarannya seperti orang membaca Al Quran (karena ada iramanya). Nah, Kai membuat ulah di sini. Di tengah keheningan, Kai meniru ucapan (lagu)nya si pendeta dengan suara rendah…. duhhh jadi smeua ingin tertawa. Untung aku bisa tahan tertawa dan berusaha supaya Kai berhenti “bernyanyi” begitu. Duh…. pake acara ketawa-ketawa lagi…

Acara untuk 49 hari dengan pujian Okyou itu selesai kira-kira 45 menit. Dalam agama Buddha dipercaya bahwa manusia yang meninggal selama 49 hari (7 x 7 hari) masih berada di dunia antara (mungkin semacam api pencucian , untuk menanggung dosanya di dunia) dan pada upacara 49 hari almarhum diberikan nama baru sebagai hotokesama (buddha) dan disambut dalam dunia akhirat.

Sesudah acara di dalam kuil, kami pindah ke kuburan yang ada di halaman kuil. Makam keluarga dibuka bagian dasarnya dan di situ bisa terlihat guchi-guchi yang diletakkan dalam ruangan di bawah nisan. Guchi yang berisi abu dari Om juga ditaruh di dalam makam, dan kemudian dasar makam ditutup kembali (seperti memasukkan guchi ke dalam peti beton). Di sini juga dibacakan okyou oleh pendeta Buddha, dan setelah itu selesailah upacara 49 hari dan penguburan Om. Setelah peringatan 49 hari, biasanya ada peringatan 100 hari, meskipun sekarang jarang dilakukan oleh orang Jepang. Sebetulnya peringatan 100 hari itu bertujuan untuk menutup kesedihan atas kehilangan yang meninggal. Jadi pendeta Buddha itu menyarankan kalau bisa pada hari ke 100 untuk datang ke kuburan dan nyekar, sekaligus melaporkan bahwa “kami sudah sehat dan pulih”.

Setelah acara di Kuil biasanya keluarga akan berkumpul bersama, makan di sebuah restoran dengan kehadiran “foto” yang meninggal. Sambil makan dan minum bercerita tentang kejadian/kenang-kenangan orang yang sudah meninggal itu waktu dia masih hidup. Kami makan di sebuah restoran di Hotel Prince Yokohama. Sajian kuliner jepang yang apik dibawa bertahap ke depan kami.


Kami pulang ke rumah di yokohama sudah malam, dan perut masih kenyang… karena mabok minum sake juga maka semua terkapar di tempat tidur masing-masing.

Nah, hari Seninnya bener-bener happy monday bagi Kai dan Riku. Gen pergi mengikuti seminar di Pasifico Yokohama (semacam JCC di jakarta) sebagai wakil universitasnya. Sebetulnya aku juga tadinya mau ikutan mumpung udah lama tidak ikutin seminar yang serius, tapi karena musti pake acara ndaftar dulu segala, jadi aku putuskan aku mau ketemu adikku tersayang si Tina di rumahnya. (Sekalian nagih otoshidama – angpao untuk Kai dan Riku hihihi)



Jadi jam 12 kita janjian bertemu di Tama Plaza Stasion untuk makan siang bersama. Brrr udara dingin sekali, jadi kita begitu bertemu langsung masuk ke dalam ruangan departemen store. Sebelum makan kita pergi ke toko mainan untuk mencari mainan untuk Riku dan Kai. Ceritanya Tante Titin dan Tante Koko mau belikan hadiah natal yang terlambat. Riku langsung tahu apa yang dia mau. Dia lagi getol-getolnya mengumpulkan kartu Pokemon (Naruto kalah dalam hal ini). Sedangkan Kai? Dia baru pertama kali masuk ke toko mainan! Kasihan ya? Mamanya jahat ngga pernah ajak pergi ke toko mainan hehehe. Jadi Kai langsung coba-coba sendiri semua mainan yang bisa di coba di situ. Dari mainan memasukkan bola ke ke dalam kotak sampai coba bermain piano. Tapi aku pikir mungkin ke dua anakku ini ada bakat piano loh. soalnya ke dua-duanya mainkan tuts piano dengan jari nya bukan dengan TANGANnya, seperti biasanya anak-anak hahahha.

Setelah Riku membeli mainannya, dan Kai akhirnya tidak kita belikan apa-apa (biarin, ngga ngerti ini hihihi — nak kalau kamu besar dan baca blog ini maafkan mama ya…soalnya kalo beli mainan lagi untuk kamu  mama bisa jadi gila beresin mainan tiap malam hehehe).

Kami makan siang di restoran organik japanese food. Kebanyakan sayuran dan makanan yang healty. All you can eat deh di sini. Si Riku tumben-tumbenan mau makan banyak dan dia ambil sendiri dessertnya berupa agar-agar grape. (Yang akhirnya juga keluar waktu dia mun mun… hobi bener deh dia mun-mun, mungkin maagnya emang kecil ya? tapi kok ndut gini?) Aku yang mengharapkan Kai bobo, terpaksa harus gigit jari. Dan membiarkan Tina dan kok yang mengambilkan makanan untukku, karena Kai agak rewel, jadi musti digendong terus. Yah lumayan untuk diet …hihihi (diet??? perasaan jarum timbangan bergerak ke kanan mulu deh )

Sekitar jam 3 kita pergi ke LogHouse yang terdapat di taman agak jauh dari stasiun. Di taman ada tempat bermain bagi anak-anak, seperti jungkat-jungkit dan ayunan. Kai dengan suaranya yang lantang ikut teriak-teriak enjoy melihat anak-anak lain bermain-main. Lalu kita pikir dia juga mau coba naik ayunan atau jungkat-jungkit itu. Ternyata…. tidak suka! Dia memang cocok menjadi penggembira saja heheheh.

Dalam loghouse ada bermacam mainan dan dipenuhi oleh anak-anak. Ada basket mini, ada matras sumo, ada perpustakaan kecil dll dll. Kai juga dengan bebasnya berjalan ke mana-mana. Untung ada Tina dan Koko yang bisa mengejar dan memperhatikan ke dua chibi (bocah) itu. Kalau tidak aku bisa kewalahan sendiri. Tapi keliatan mereka puassss sekali bisa bermain sebebas-bebasnya gitu.  Dank je wel hoor Tina.

Akhirnya kami naik taxi pulang ke rumah Yokohama, dan naik mobil sendiri pulang ke Tokyo. Anak-anak langsung ngelempus bobo! Must be tired…

And liburan beruntun yang menyenangkan sudah berakhir untuk Gen…yang sampai tanggal 24 nanti tidak ada hari liburnya. Back to reality.

kopi dan Cinnamon Maple Meltsnya Mac Donalds sebagai penutup hari... (maniiiisssss sekali yieks)
Kopi dan Cinnamon Maple Meltsnya Mac Donalds sebagai penutup hari... (maniiiisssss sekali yieks)

Sudah Dewasakah Anda?

12 Jan

Sebetulnya apa sih ukuran kedewasaan seseorang? Apakah kalau dia sudah menikah? Atau kalau sudah bekerja? Atau sudah merayakan ulang tahun sweet seventeen… buktinya kalau ultah ke 17 biasanya dirayakan (besar-besaran)? Atau mengikuti aturan negara Paman Sam yang bisa nonton bokep adalah yang berumur 21 untuk X-rated film (eh bener ngga ya?…maklum belum pernah nonton sih …. uhuy). Atau kalau sudah masuk dalam daftar pemilih untuk Pemilu? Undang-undang yang menyatakan beda anak dengan dewasa bisa dilihat di Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UUPA)  memaparkan dalam Pasal 1 bahwa anak adalah orang yang belum berusia 18 tahun. Jadi kalau berumur 18 tahun 1 hari sudah dewasa? Bahkan menurut saya umur 17 tahun sudah punya KTP, jadi semestinya patokan umur 17 tahun yang dipakai.

Lagipula dewasa itu juga tidak hanya ditentukan oleh umur. Bisa saja seorang anak sudah dewasa dalam bersikap atau kebalikannya seorang yang seharusnya sudah dewasa, masih bertingkah dan mempunyai pemikiran seperti anak-anak. Padahal sebetulnya tidak selalu bertingkah atau berpikir seperti anak-anak itu salah kan? Hanya saja agak aneh jika dilalukan oleh seorang yang bukan anak-anak.

Kenapa sih Imelda tiba-tiba bicara soal dewasa-dewasaan. Hanya satu sih sebabnya yaitu hari ini (tanggal 12 Januari 2009) di Jepang adalah hari Dewasa di Jepang. Seijin no hi 成人の日。Dan merupakan hari libur Nasional di Jepang. Tanggal Merah! Sampai dengan tahun 1999 dirayakan pada tanggal 15 Januari, sejak diberlakukan Happy Monday (2000) maka hari dewasa berubah menjadi hari Senin minggu kedua bulan Januari.

Menurut undang-undang mengenai hari libur nasional di jepang, dituliskan bahwa mendukung remaja yang menyadari dirinya telah dewasa dan berusaha hidup mandiri.  Setiap remaja yang telah berumur 20 tahun akan diundang oleh pemerintah daerah yang mengadakan upacara Hari Dewasa di tempat-tempat tertentu. Remaja Putri dan Putra akan datang ke pesta itu dengan memakai kimono atau hakama (kimono laki-laki. Kimono Furisode (berlengan panjang) dipersiapkan khusus untuk dipakai dalam upacara hari dewasa ini. Saya pernah mempunyai murid yang dibelikan kimono oleh ibunya seharga 1.000.000 yen. Memang sih kimono ini bisa dipakai lagi untuk event-event lain (meskipun jarang ada event yang mewajibkan memakai kimono) juga bisa dipotong lengannya sehingga dapat dipakai jika sudah menikah (lengan panjang khusus untuk perempuan muda yang belum menikah)

Umur 20 tahun di Jepang dinyatakan telah dewasa, dan ini berarti mereka boleh minum minuman keras (di tempat umum), boleh merokok dan boleh ikut pemilu.

Angka bagus dan garam

11 Jan
Kagamimochi, hiasan untuk Tahun baru
Kagamimochi, hiasan untuk Tahun baru

Apa hubungannya sih angka bagus dengan garam. Ya menurut saya hari ini 11 Januari adalah angka bagus. Apalagi nanti di tahun 2011, jadi berderet kan 11-1-11 …. Di tanggalan Jepang saya lihat hari ini adalah peringatan Kagamibiraki untuk beberapa daerah, karena ada yang tanggal 4 atau ada pula yang tanggal 20. Kagamibiraki itu apa? Osonaemochi atau Kagamimochi yang bertumpuk dua yang dipakai sebagai hiasan di tahun baru Jepang itu, dibuka/dibelah dan dibuat masakan. Jenis masakan biasanya macam-macam… dibakar, atau masukkan dalam sup, atau sebagai dessert yaitu oshiruko. Sebetulnya mochi itu enak juga sih, cuman kadang saya merasa malas makan karena lengket di gigi dan sulit habis dikunyah.

Kalau lihat bayangin apa ayo? Es kacang Merahnya Beautika/restoran Manado lainnya, dengan durian di atasnya hmmmm yummy. Tapi Oshiroku adalah kacang merah manis dan diberi mochi berbentuk pasta
Kalau lihat bayangin apa ayo? Es kacang Merahnya Beautika/restoran Manado lainnya, dengan durian di atasnya hmmmm yummy. Tapi Oshiroku adalah kacang merah manis dan diberi mochi berbentuk pasta dan selalu dihidangkan panas

Dan satu lagi peringatan untuk hari ini adalah Hari Garam. Hmmm penting nih. Garam dalam kehidupan manusia adalah mutlak, tidak bisa tidak. Hari ini ditetapkan menjadi hari garam karena pada tanggal 11 Januari 1569 (perhitungan tahun kuno), daimyo Uesugi Kenshin mengirimkan garam kepada musuhnya Takeda Shingen. Suatu taktik politik yang jitu, karena musuh sangat membutuhkan garam. Uesugi Kenshin memang seorang tokoh sejarah yang terkenal dengan keberaniannya. Waktu kami pergi ke Sendai, sempat pergi ke puri peninggalan Uesugi ini.

Drama Sejarah Tenchijin yang menceritakan tentang Naoe Kanetsugu
Drama Sejarah Tenchijin yang menceritakan tentang Naoe Kanetsugu

Dan kebetulan sekali tahun 2009, NHK memutar drama sejarah Jepang yang menceritakan tentang Daimyo Uesugi Kenshin dan pengikutnya Naoe Kanetsugu berjudul Tenchijin. (Drama sejarah Jepang ini banyak loh penggemarnya. Saya ngga kebayang tuh misalnya TVRI membuat drama sejarah Majapahit misalnya, terus banyak yang menonton. Orang Indonesia memang masih kurang rasa cinta sejarah dan nasionalismenya ya. Meskipun mungkin sulit membuat drama sejarah karena biayanya pasti besar untuk pakaian, setting, dan penelitian kebiasaan mereka) Pemeran Uesugi Kenshin dalam drama TV ini adalah Abe Hiroshi…. wah aktor ini keren bener deh. Termasuk salah satu aktor favorit aku. Lahir tahun 1964 dengan tinggi lebih dari 189 cm. Kakko ii….

Abe Hiroshi pemeran Uesugi Kenshin dalam drama sejarah Tenchijin. Eh Kimiyo, sekilas dia mirip dosen kita ngga ya?
Abe Hiroshi pemeran Uesugi Kenshin dalam drama sejarah Tenchijin. Eh Kimiyo, sekilas dia mirip dosen kita ngga ya? (Ngga berani tulis namanya di sini nanti kalo dia baca malu hehehhe)

Betapa pentingnya Garam sampai dipakai dalam politik bernegara juga. Waktu baca-baca tentang garam ini, aku baru tahu bahwa dulu di Jepang yang memegang hak penjualan garam adalah Japan Tobacco. Baru kemudian baru tahun 1997 dibuat pusat penjualan garam baru yang terlepas dari Japan Tobacco itu. Pantesan aku pernah lewat dan baca ada Museum Rokok dan Garam di Shibuya (Tobacco and Salt Museum)  dan selalu heran kenapa musti bareng sih rokok dan garam. Rupanya karena JT yang pegang hak penjualan garam di Jepang.

Garam selain dipakai menimbulkan rasa asin pada makanan sebetulnya dipakai untuk apa saja sih? Di Jepang garam mempunyai fungsi menyucikan. Garam dipakai sebagai salah satu persembahan dalam agama Shinto. Selain itu sesudah kita menghadiri upacara pemakaman , sebelum memasuki rumah di atas kepala/baju ditaburkan garam (Saya rasa kebiasaan ini juga ada di Indonesia ya). Garam juga ditaburkan pada tempat pertandingan sumo sebagai penyuci.

Well dalam agama Kristen ada pernyataan, “Jadilah garam dan terang dunia!” Sudahkah saya? ….. (merenung dan berusaha)

All of you!

11 Jan

Saya teringat lagu ini, waktu saya baca sepenggal kata “All of You” dalam buku Randy Pausch, seorang profesor ilmu komputer di Universitas Carnegie Mellon, berjudul “The Last Lecture”. Randy mengidap penyakit kanker pankreas dan memberikan sebuah kuliah terakhir yang kemudian dibukukan. Untuk keterangan lengkap mengenai bukunya, silakan baca ulasan buku ini dari Bapak Oemar dan Bang Hery.

“All of You” adalah sebuah lagu yang dinyanyikan penyanyi kesayangan saya (masa bodo mau dibilang jadul kek, oldefo kek hihihi) Julio Iglesias berduet dengan Diana Ross.

(T. Renis/J. Iglesias/C. Weil)

I’ve never had this feeling before
I’ve never wanted anyone more
And something in your eyes tells me
You feel the way that I do
(I feel like you do)

If you would like to stay here all night
You know that I would say
It’s all right
‘Though I’m saying yes
I confess
I’ve got more on my mind
‘Cause I want more of you
Than your time

All of you, your body and soul
Every kind of love you can express
All the secret dreams you’ve never told
I want everything
And I’ll take nothing less
All of you as long as you live
Everything you’ve never shared before
I want all of you that you can give
All your joys and all your sorrows
Your todays and your tomorrows

How I long to feel the warmth of your touch
And then if I’m not asking too much
I’d like to spend my life wand’ring through
All the wonders of you

And when we’re lying close in the dark
So close I feel each beat of your heart
I want you to reveal what you feel
All you hold deep inside
There is nothing I want you to hide

All of you, your body and soul
Everything you want this love to be
I want all of you
All that you can give
And in return for all your giving
Let me give you all of me

All of you, your body and soul
Every kind of love you can express
All the secret dreams you’ve never told
I want everything (everything) everything
All of you as long as you live
(As long as you live)
Everything you want this love to be
I want all of you
All that you can give
In return (in return) I wanna give you

All your joys and all your sorrows…. Your todays and your tomorrows. Tentu saja kita ingin selalu bersama pasangan kita, dan mungkin jika kita mengetahui bahwa waktu kita hidup di dunia ini terbatas, kita hanya ingin berduaan saja dengan dia. Menutup pintu dunia, mengurung diri berdua dengan yang kita cintai melewati masa yang kita tahu akan segera habis. Membangun cinta yang bisa mengalahkan ketakutan menyongsong kematian…. Mau membayangkannya? Pasti banyak judul film yang bisa diberikan untuk menggambarkan perasaan seperti itu. Tapi satu film yang saya ingat saya pernah tonton (untuk seorang yang tidak suka menonton film seperti saya, pengetahuan judul film amat terbatas) adalah film Dying Young, yang dibintangi Julia Roberts. Yang pasti banjir air mata, dan tidak mau nonton lagi untuk kedua kali (saya setuju pendapat Bu Enny, film haruslah menghibur bukan membuat kita sedih).

Nah, Si Randy dalam bukunya “The Last Lecture” ini juga menuliskan bahwa seharusnya dia menghabiskan sisa waktu hidupnya yang tinggal sedikit akibat digerogoti kanker pankreas itu bersama istri dan keluarganya, bukan menghabiskan waktu (memang tidak semua waktu) untuk mempersiapkan sebuah kuliah terakhir. Yang rencananya kuliah itu diadakan sehari setelah ulang tahun istrinya (karena makan waktu untuk pergi ke tempat memberikan kuliah itu jadi pada hari ulang tahun istrinya dia sudah harus pergi)! Bisa bayangkan tidak? Sementara si istri yang mengharapkan bisa menikmati hari ulang tahun terakhirnya bersama suami, dia harus merelakan waktu berharga itu supaya Randy bisa memberikan kuliah terakhir kepada 400 orang yang berkumpul untuk mendengarkan kuliah suaminya. Well, saya juga dosen, saya juga seorang istri dan ibu… apakah saya akan berbuat seperti Randy? Apakah Gen mau merelakan saya misalnya mengadakan kuliah terakhir saya (kayaknya sih ngga hehehe). Tapi apakah saya mau merelakan Gen misalnya menjalankan tugas pekerjaannya padahal saya tahu waktu akhir itu berdengung terus? Well I know I have to… karena hidup seseorang bukan hanya dengan pasangan hidupnya saja. Meskipun kita sudah berjanji sehidup semati, bukan berarti kita harus “nempel” terus tanpa memberikan kesempatan pada dia untuk juga menikmati akhir hidupnya. Tapi mungkin saya akan sulit untuk bisa menerima seandainya dia bilang, “Aku ingin pergi mengembara sendiri akeliling dunia dan menjemput kematianku sendirian entah di gunung, lembah atau pantai….” (kayaknya ada juga kan orang yang begitu …)

Buku “The Last Lecture” memang membuat saya berpikir. Ya, berpikir tentang waktu, tentang pekerjaan, tentang keluarga dan tentang cita-cita. Saya memang sempat menangis di beberapa cerita awalnya, tetapi setelah sampai bagian sharing pengalaman hidup pekerjaannya, saya malah enjoy, ikut tertawa dan meresapkan dalam hati. Bahkan saya jadi bertanya terus apa sih sebetulnya mimpi saya itu karena isi kuliahnya itu memang bertajuk “Really Achieving Your Childhood Dream”. Nah kalau tidak punya ‘mimpi’ waktu kecil gimana dong? Tapi apakah benar saya tidak punya ‘mimpi’ waktu kecil seperti yang selalu saya katakan?

Ada banyak point yang memang saya catat, misalnya “Dont complain just work harder”, “Look for the best in everybody”, “Watch what they do, not what they say” , “Never give up” , “Sometimes all you have to do is ask, and it can lead to all your dreams coming true” dll, dll, yang kalau lihat sekilas seperti nasehat yang membosankan dan sudah basi. Tetapi kisahnya dalam masing-masing judul itu memang menarik, dan saya menyadari dia bisa menulis seperti ini karena dia memang sudah banyak pengalaman. Ladang kerjanya kaliber dunia! Apalah saya ini? Tapi di antara sekian banyak tajuk, ada dua kisah yang sangat berkesan bagi saya yaitu, yang pertama adalah “All you have is what you bring with you… so be prepared” .

Ceritanya tentang bahwa dia selalu membawa uang tunai 200 dollar (well kalau tidak ada duitnya gimana ya?) Tapi ini saya rasa benar sekali. Waktu pertama kali datang ke Jepang dan sedang sightseeing (1989 an), saya heran sempai (kakak kelas) saya yang memang sedang belajar di Jepang bilang tiba-tiba, “TUnggu di sini, saya mau ambil uang di ATM dulu” Ternyata baru saya sadari bahwa orang Jepang jarang membawa uang tunai banyak. Mereka baru mengambil uang di ATM jika perlu, karena ATM ada di mana-mana. Waktu jaman itu di Jakarta mana ada ATM. Tapi seandainya ATM nya rusak? atau ada perbaikan dalam jaringan komputernya seperti yang akhir-akhir terjadi pada bank saya? Atau misalnya terjadi gempa besar, tidak  bisa ambil uang di bank?

Ceritanya mengenai Norman Meyrowitz seorang top executif Macromedia, yang dengan tenangnya mengambil cadangan lampu proyektornya, waktu tiba-tiba lampu proyektor yang akan dipakainya untuk presentasi itu mati. Wah mungkin tasnya pinjam kantong ajaibnya Doraemon ya? Tapi saya dulu juga sering membawa macam-macam dalam tas saya sehingga jika diperlukan ada. Mulai alat tulis sampai benang/ jarum dalam sewing kit. Tapi tinggal di Jepang, negara yang praktis, yang mempunyai toko konbini (convenience store yang buka 24 jam dan tersedia apa saja membuat saya juga berpikir praktis dan tidak lagi mempersiapkan segalanya karena pikir toh bisa beli. Tapi kalau tidak ada uangnya juga tidak bisa membeli apa-apa. So memang sebaiknya kita selalu waspada dan bersiap-siap. Dan saya memang selalu memikirkan kemungkinan terburuk, meskipun kadang saya merasa capek dengan pemikiran ini. Randy mengatakan, a way to be prepared is to think negative, the worst case scenario. Saya banget tuh…

Dan tulisan dia yang kedua yang saya setuju sekali adalah mengenai hilangnya kebiasaan menulis tangan, “The lost art of Thank You Notes” katanya. Well, dia yang ahlinya komputer… bisa menyelesaikan segala sesuatu dengan komputer tentunya. Tapi dia masih merasakan perlunya handwrite notes. Tulisan tangan dalam sebuah memo, atau kartu…. karena itu menunjukkan bahwa memang kita manusia, humanbeing yang menulis dengan perasaan. Semoga saya masih bisa bertahan dengan kebiasaan menulis sesuatu dalam ucapan kartu atau fax meskipun memang terkadang sms dan email lebih cepat. But saya membayangkan wajah si penerima sama seperti wajah saya yang berseri sambil tersenyum ketika menerima surat atau kartu di kotak pos saya.

Freezing

10 Jan

Yap… hari ini rasanya diriku bisa menjadi daging beku. Dingin banget euy. Tanggal 9 Januari kemarin tercatat salju pertama di Tokyo. Memang tidak menumpuk, begitu jatuh menjadi air. Dan setelah menjadi terang berubah menjadi hujan. Tapi yang pasti dinginnya menusuk tulang. Sebetulnya dingin yang menusuk itu sudah dimulai kemarin (hari Kamis) nya, karena pagi hari waktu aku buka pintu rumah, Gunung Fuji terlihat menjulang di kejauhan. Bisa melihat gunung Fuji dengan jelas, berarti hari akan menjadi dingin sekali.

Begitu buka pintu apartemen yang terlihat gunung Fuji seperti ini.... Today will be cold
Begitu buka pintu apartemen yang terlihat gunung Fuji seperti ini. Indah tapi pasti dingin. Seandainya itu tiang listrik dan kabel-kabel tidak ada .....(Canon PowerShot G9)

Dan hari Jumat ini adalah hari yang merepotkan untukku. Karena harus mengantar Riku ke TK, lalu mengantar Kai ke penitipan Himawari, baru pergi ke universitas Senshu. Memang waktu aku keluar rumah dalam keadaan hujan tapi mungkin saja akan berubah menjadi salju lagi, sehingga lebih baik tidak naik sepeda. Aku mendorong Kai dalam baby carnya dan Riku berjalan di sebelahku. Tentu saja dia sambil merengut dan berkata,”Mama…dingin” — meskipun sudah pakai coat memang bagian kaki pasti dingin. Apalagi kalau sepatu basah kena tempias air hujan. Makanya aku selalu kagum pada pelajar SD, SMP dan SMA, yang tidak pakai stocking dan selalu biasa saja seragam bawahnya seperti waktu musim panas (bagian atas pasti pakai sweater dan coat) …. brrr….

duh anakku yang satu ini tambah nakal deh. Coba liat dia masuk dalam kopernya Riku, dan nangis waktu ngga bisa keluar dari situ. hihihi
duh anakku yang satu ini tambah nakal deh. Coba liat dia masuk dalam kopernya Riku, dan nangis waktu ngga bisa keluar dari situ. hihihi

Masalahnya aku tidak bisa titip baby carnya Kai di penitipan. Dan sudah pasti aku tidak bisa bawa-bawa terus sampai ke univ. Baby carnya Kai jenis stroller yang bisa dilipat, sehingga kalau ada locker yang besar untuk koper mustinya bisa masuk. Tapi di stasiun kecil seperti di dekat rumahku ini tidak ada locker besar. Tapi karena aku dengar ada informasi bisa menitipkan baby car di sebuah parkiran sepeda seharga 200 yen, jadi aku ubek-ubek sekeliling stasiun deh cari tempat tersebut. Tanya sana sini, akhirnya ketemu. Hmmm bagus juga untuk pelajaran nanti kalau terpaksa harus menitipkan baby-car atau barang yang besar. Sekaligus aku titipkan mantel coat dan payung Riku di situ (tidak boleh bawa mantel/payung ke dalam TK –karena tidak ada tempat untuk menaruhnya di locker— jadi bayangkan deh bawaan aku hari itu, ransel ku sendiri, plastik isi coat, baby car dan KAI  —yang paling berharga dan paling berat 14 kg hehehe)

Setelah semua dititipkan aku bisa berlenggang-kangkung ke universitas. Hari aku hanya pergi mengumpulkan tugas akhir dan menilainya, kemudian menyerahkan ke Bag. Akademik. Jadi hari ini hari terakhir kerja untuk hari Jumat …yippieee (agak sedih juga sih… jadi penganggur di hari Jumat hehheh)

Kai dan Riku bermain bersama. Kebayang ngga sih tuh dua gembil masuk dalam satu kotak plastik itu?
Kai dan Riku bermain bersama. Kebayang ngga sih tuh dua gembil masuk dalam satu kotak plastik itu?

Tadinya aku pesan di penitipan Kai sampai jam 3:30 ternyata tidak keburu dan harus diperpanjang sampai jam 6. Gara-gara aku belanja dulu di Kichijoji, bawa pulang belanjaan lalu ambil jacket Riku yang lain di rumah (di situ aku sadar aku bodoh menitipkan coatnya Riku di penitipan sepeda tadi). Dan hujan bertambah deras hiks…. Untung Riku berusaha sabar menahan dingin karena aku janjikan beli happy set di Mac Donalds (sekarang hadiahnya Naruto goods…. who can resist the temptation?). Ambil baby car di penitipan sepeda tadi, beli Mac D lalu jemput Kai lalu pulang ke rumah naik Taxi. Sampai di rumah 6:30 rasanya badan mau copot. Capek euy… tapi untung tidak usah masak untuk anak-anak karena mereka bisa makan Mac D. Pasang semua heater di kamar makan dan kamar tidur, berendam air panas bersama anak-anak dan bobo…… Hmmm harus bersyukur pada Tuhan karena masih bisa makan dan tidur di dalam kehangatan padahal banyak orang di luar sana yang kedinginan. Kami ni kansha 神に感謝。

Untung Riku skr sudah bisa mengajak adiknya bermain dan sayang padanya... Sudah bisa berubah sifat dari Anak Tunggal menjadi Anak Sulung. Kata dia, Di dunia ini yang aku sayangi adalah Mama, Papa dan Kai
Untung Riku skr sudah bisa mengajak adiknya bermain dan sayang padanya... Sudah bisa berubah sifat dari "Anak Tunggal" menjadi "Anak Sulung". Kata dia, "Di dunia ini yang aku sayangi adalah Mama, Papa dan Kai"

How JAWA are you?

7 Jan

Aduuuuh aku mau ngakak bener deh begitu selesai menjawab kuis tentang “How Jawa are you?” di FaceBook. Karena jawabannya gini :

Wong Jowo Asli

sampeyan benar-benar orang jawa Tulen, jangan melupakan kebudayaan, unggah ungguh dan tata krama, matur sembah nuwun

***********************

Nah loh…. padahal? Dalam diriku TIDAK ADA darah jowo-jowoan sama sekali! Meskipun mama pernah tinggal di Yogya (Tapi itu kan mama, bukan saya! Saya hanya pernah tinggal di jakarta dan JAPAN not JAVA  — tidak seperti abang Sony yang orang Batak tapi jawa banget karena pernah sekolah di sono). Saya juga bukan Novi, adik saya yang menikah dengan wong Solo dan punya rumah kedua di Klaten sono. Pernah sih punya mantan pacar orang Jawa (gede di Jakarta) sebentar hihihi (dan yang pasti tidak pernah dia mengajari saya bahasa/ budaya jawa). So? …mau tahu pertanyaannya? Sebetulnya lebih enak ikut kuisnya langsung di FB supaya bisa langsung dapat resultnya. (Terus terang saya sendiri tidak tahu jawaban benernya apa… jadi cari sendiri ya jawabannya hehehhe. Lha wong aku jawabnya juga sambil ketawa-ketiwi ngga yakin dan kayaknya pasti salah — ada sih niat untuk pake Uncle Goole mencari jawabnya, but ngga lah moso mau serius gitu hihihi)

kuis ini mengukur betapa JAWA diri anda, monggo dipun jawab !

  1. Apa nama Ibukota Jawa Tengah

  2. Raden Harjuna satriyo ing?

  3. Apa bahasa jawa halusnya “Makan”?

  4. Isi Sawo arane?

  5. Kota Batik adalah?

  6. Gendhing untuk mengiringi temanten adalah?

  7. Anake Kebo arane?

  8. Becik ketitik, …………

  9. Jamu untuk mengobati Panas Dalam adalah?

  10. Ing …… mangun karso

SO? gimana …. bagi yang Jawa apakah Anda jawa tulen….seperti saya hhihihihi.

But, sebagai kelanjutan tulisan ini, Anda kenal Ki Manteb Sudharsono? Ya, saya pernah berkesempatan mewawancarai beliau waktu beliau datang ke Jepang dalam rangka undangan Nihon Wayang Kyokai yang diketuai Bapak Matsumoto Ryo (tahunnya saya lupa). Dan waktu itu pertama kali saya melihat langsung pertunjukan wayang langsung (bukan lewat TV — saya ingat duluuuuuu sebelum saya datang ke Jepang, di TV ada pertunjukan wayang dini hari, dan adik saya Andy dengan getolnya nonton di depan TV, syaa kadang hanya menemani dia….. lah saya juga tidak mengerti bahasa Jawa hiks) yang didalangi oleh pedalang Indonesia apalagi terkenal begitu. Dan memang, Ki Manteb memang mantap sekali membawakan cerita dan menggerakkan wayang kulit… ya saya ingat terkadang beliau menyelipkan humor (sedikit berbau politik juga) sehingga yang mengerti bahasa Indonesia dan situasi Indonesia waktu itu bisa tertawa. Saya kagum pada pedalang yang bisa membuat penontonnya tertawa seperti itu.

Mewawancarai Ki Manteb Sudarsono untuk acara Radio Gita Indonesia di InterFM 76,1 MHz Tokyo
Mewawancarai Ki Manteb Sudharsono untuk acara Radio “Gita Indonesia” di InterFM 76,1 MHz Tokyo
******************************

 

Saya banyak mempelajari wayang justru setelah saya datang ke Jepang. Sejak saya berkenalan dengan Nihon Wayang Kyokai, secara tidak langsung akhirnya saya mempelajari wayang juga, terutama tokoh-tokoh yang keluar dalam cerita perwayangan itu. Itu masih awal-awal kedatangan saya di Jepang, sambil belajar di Universitas Yokohama, saya arubaito (part-time) mengajar bahasa Indonesia di Kelompok Wayang itu. Setiap hari Selasa malam, saya mendatangi apartemen Bapak Matsumoto/ Sebuah apartemen kecil yang dijadikan studio wayangnya. Begitu masuk langsung terhampar layar putih lebar yang memakan semua kelebaran apartemen. Bukan layar itu saja yang memenuhi ruangan. Bermacam wayang kulit tersimpan dalam peti kayu, buku-buku wayang, batik (kebetulan istri dari Bapak Matsumoto adalah juga pembuat batik — dan jangan pikir dia orang Indonesia…. pasangan suami istri ini JAPANESE tulen yang menguasai JAVANESE culture! ) dan sebuah kotatsu (meja rendah berukuran 1 meter x 1 meter untuk kita belajar. Memang serasa masuk “gudang” tapi langsung bisa merasakan suasana Indonesia di dalam kamar itu!
 Bersama Bapak Matsumoto Ryo, Restoran Jembatan Merah,Akasaka-Tokyo dalam penyambutan Pedalang Ki Manteb Sudharsono
Bersama Bapak Matsumoto Ryo, Restoran Jembatan Merah,Akasaka-Tokyo dalam penyambutan Pedalang Ki Manteb Sudharsono
********************

 

Bapak Matsumoto sendiri sudah pintar berbahasa Indonesia. Sebetulnya Bapak Matsumoto ini adalah lulusan bahasa Perancis pada Universitas Bahasa Asing Osaka, 40 tahun lebih berkecimpung dalam dunia perwayangan, sampai mendirikan Nihon Wayang Kyokai (Perhimpunan Wayang Jepang). Dan tidak heran atas usahanya ini, pemerintah Indonesia memberikan penghargaan Satyalencana Kebudayaan. Setiap hari selasa ini, saya hanya mengajar anggota Nihon Wayang Kyokai yang belum begitu mahir berbahasa Indonesia. Meskipun pada awalnya saya sudah katakan, mungkin lebih baik mencari guru bahasa Indonesia yang berasal dari jawa sehingga kalau ada bahasa Jawa bisa juga sekaligus diajarkan. Tapi mereka berkata, soal bahasa Jawa gampang, kami tinggal bertanya pada Bapak Matsumoto. Yang kami perlu bahasa Indonesianya. OK then…

 

Nah, bahan pelajaran yang dipakai adalah cerita dalam bahasa Indonesia dari sebuah majalah bulanan kepunyaan bapak Matsumoto. Biasanya satu cerita sepanjang 3 halaman A4, kadang bisa selesai diterjemahkan  dalam 1 kali pertemuan (2 jam) jika banyak yang hadir, tapi kadang harus  2 kali pertemuan jika sedikit yang hadir. Banyak itu berapa orang? Maximum 6-7 orang. Ceritanya mengenai Karna, Durna, Pandawa …. dsb dsb (hmmm saya harus mengumpulkan kembali fotokopian itu! pasti ada… somewhere hehehhe)

 

Saya memang mengajar bahasa Indonesia kepada mereka, tapi saya belajar banyak dari mereka! Saya belajar wayang, cerita Mahabarata, bahkan bahasa Jawa dan sedikit bahasa Jepang yang kromo. Sebelum saya mengajar di situ, saya tidak tahu apa bahasa Jepangnya “pamit” …. eh rupanya 暇乞い(いとまごい)をする。Sayang saya terpaksa harus menghentikan mengajar di situ, karena konsentrasi untuk pembuatan thesis dan kesibukan lain.

 

Tapi sekitar awal tahun 2006, saya bertemu kembali dnegan Bapak Matsumoto dan mendapat kehormatan dipercayakan mengisi suara (narasi) dalam bahasa Indonesia sebuah lakon “Mizu no Onna” (kalau tidak salah bahasa Indonesianya Dewa Ruci….  lupa deh) karya bapak Matsumoto sendiri yang akan ikut serta dalam Festival Wayang Internasional di Yogya 23-Juli 2006. Waaaah, waktu itu saya senang sekali karena menjadi “artis suara” merupakan impian saya. Saya harus mengganti suara sesuai karakter yang ada dalam skenario. Kadang sedih, kadang genit, kadang marah…. wah itu susah. Skenario itu merupakan challenge pertama untuk saya. Dan untung saja masih ada kesempatan ke dua, karena tahun berikutnya, 2007, saya  diberi kesempatan lagi untuk membacakan cerita “Menuju Istana Bayangan” (Wayang Jepang) yang akan digelar di Mangkunegaran. Nah… ini benar challenge karena dalam cerita banyak terdapat karakter pria, wanita dan jin hehhehe. Sayang sekali saya tidak bisa hadir di kedua acara pagelaran wayang dari bapak Matsumoto itu di Yogya.
bersama pak Matsumoto Desember 2010

 

Saya percaya, jika manusia keluar dari “sarang”nya bukan hanya bisa melihat pemandangan indah di luar, dan terlebih dapat melihat ke dalam sarangnya sendiri dengan lebih obyektif dan bahkan mendalaminya. Meskipun kadang saya –sebagai manusia tak bersuku– merasa gamang dalam menentukan dimanakah sebetulnya sarangku itu. Yang saya tahu, hutanku adalah Indonesia!

 

Bericht (berita) n schilderij (lukisan)

6 Jan

Vandaag 5-01-2009 om 09.10 uur is tante NikKe Heineken Bax Overleden. Bij deze dan het bericht van tante Nikke. Harry

Bedankt voor jouw informasi.Ik zal dit bericht hier in Indonesia rond zenden. Please convey our condolences to the hele familie Bax-Coutrier. Sinds wij het  bericht kregen dat tante Nieke was opgenomen hebben Marie en ik vaak voor tante Nieke gebeden. Ik ben er zeker van dat ze een goed plaatsje by onze Lieve Heer krijgt. Wij bidden voor haar ziel ! Lucky.

Mirip ya kata Bericht dengan kata Berita – ya mungkin memang asalnya adalah kata bericht itu. Karena orang Indonesia sulit mengucapkan [cht] jadi diubah saja menjadi [ta] hehehe.

Ya itu adalah berita yang saya terima lewat email tadi malam. Untung ada email (dan milis keluarga) sehingga penyampaian berita bisa diterima a.s.a.p. Kalau jaman dulu? Paling cepat telepon, tapi itupun harus pakai hitung-hitung perbedaan waktu antara Amsterdam dan Jakarta.

Berita itu adalah berita duka dari negerinya bir “Heineken”. Dan kebetulan yang meninggal juga bernama Heineken-Bax, sepupunya alm. opa saya, yang meninggal dalam usia 90 tahun lebih kemarin pagi. Saya pernah bertemu dia tahun 2002 dan masih sehat serta tinggal sendiri di sebuah panti Jompo. Bahkan tahun lalu saya masih sempat berbicara dengannya lewat telepon. Dia merasa “agak dekat” dengan saya, karena muka saya mirip dnegan putrinya. Kadang saya merasa menyesal tidak lebih banyak meluangkan waktu untuk menghubungi sepuh-sepuh ini. Mereka yang sebetulnya merindukan bercakap-cakap dengan anak-cucunya.

Alm. Tante Nikke Heineken, Amsterdam. Rest in Peace Oma, dan semoga lukisan-lukisan itu tidak dibuang hiks.

Waktu saya pergi ke apartemen yang menjadi bagian dari Panti Werdha itu, saya menemukan beberapa lukisan yang “familiar” sekali. Ya, gaya lukisan itu saya kenal dari selembar lukisan yang ada dalam gudang di rumah jakarta (sekarang ntah dimana). Pelukisnya Oma Anna Bax, yaitu ibu dari oma yang meninggal ini. Saya suka sekali lukisan yang ada di Jakarta itu, berwarna hijau rumput, pemandangan sebuah rumah. Semoga lukisan itu masih ada.

Kenapa saya suka lukisan di gudang itu? selain karena memang bagus menurut saya, tapi juga merupakan suatu bukti bahwa ada “darah seni” yang mengalir dalam keluarga saya. Meskipun bukan lukisan cat minyak, alm opa juga sering menggambar, bahkan dia selalu mencoretkan sesuatu dalam surat-surat yang dikirimkan untuk saya. His personal touch, yang tidak akan saya lupakan (saya sedang mengumpulkan surat-surat opa kepada saya, dan men-scan untuk dokumen saya — ternyata saya masih termasuk rajin bersurat-suratan dengan opa). Darah seni ini ternyata hanya bisa dilanjutkan oleh Tina, adik saya, si arsitek yang masih bisa membuat ilustrasi gambar-gambar jika diperlukan. Saya? wah saya paling bisanya gambar dua gunung dengan pematang sawah, rumah, pohon dan dari dua gunung itu menyembul matahari. Kemudian di dua sisi gunung kok bisa ada pohon kelapa. Sebuah pola pemandangan yang sering digambar oleh anak-anak Indonesia (atau saya saja?). Coba deh lihat gambar anak Jepang… ngga ada yang sama gambarnya. Hmmm keliatan juga ya bahwa orang Indonesia memang dari kecil sukanya meniru. Satu gambar begini, semua gambar yang sama. Satu buat usaha warnet, satu jalanan jadi warnet semua. Pfffffhh.

Gambar Riku setelah dengan nangis-nangis mau meniru gambarku tapi tidak bisa (pelajaran buatku jgn gambar bagus-bagus hehehe)
Gambar Riku setelah dengan nangis-nangis mau meniru gambarku tapi tidak bisa (pelajaran buatku jgn gambar bagus-bagus shg susah dicontoh hehehe)

Sebelum postingan ini jadi ngalor ngidul, saya mau tutup dengan sebuah lagu belanda. Sebuah lagu anak-anak kinderliedjes yang sering dinyanyikan mama waktu aku kecil, dan sekarang saya nyanyikan untuk Riku dan Kai. Yang mengherankan Kai yang sedang rewel biasanya bisa tenang waktu saya nyanyikan ini. Mungkin ada magic wordsnya?

Poes is ziek rheumatik Kucing sedang sakit rematik
dat zei dokter Jantje itu kata dokter Yance
Zware kou stop haar gauw Flu berat jadi masukkan dia cepat
Warmpjes in haar mandje hangatkan dia di keranjangnya
poes is Ziek rheumatik Kucing sedang sakit rematik
poesje jij moet zweten Kamu harus berkeringat

Ramalan Bintang

5 Jan

Percayakah Anda ramalan bintang/zodiac? Ada yang percaya sekali, tapi ada juga yang sama sekali tidak percaya.  Kalau saya? setengah setengah. Biasanya hanya ambil yang bagus saja. hehhehe. Dan biasanya di awal tahun begini, orang Jepang sibuk membeli majalah yang memuat lengkap ramalan dan peruntungan bintang selama 1 tahun. Yang diramal adalah mengenai pekerjaan, asmara, keuangan dan keseluruhan. Selain berdasarkan zodiak, ada ramalan juga berdasarkan golongan darah (yang cuma 4 itu loh… heran deh orang Jepang percaya amat dengan ramalan golongan darah— katanya orang golongan darah A itu teliti dan rapih haduh), berdasarkan shio (Eh La, shio kita sama loh, MONYET!), juga berdasarkan tarot/astrology yang lain. Pokoknya satu majalah isinya ramalan semua deh… (padahal majalahnya juga ngga murah-murah banget loh…besok cari ah…. hihihi). Cuman kayaknya musti tanya primbon jawa juga deh … untuk yang kelahiran Minggu Legi pagi hari jam 8 itu peruntungannya gimana (haiyahh….  emang kamu orang Jawa mel? hihihi)

Di Tokyo ada beberapa peramal yang dalam bahasa Jepang disebut uranaishi 占い師. Uranaishi ini awalnya meramal di dekat stasiun, dan jika banyak ramalan yang tepat akan menimbulkan antrian panjang seperti Shinjuku no haha,  juga Oizumi no haha (mereka bahkan punya website sendiri loh …dan kalau dilihat-lihat mirip Aline Sahertian — dan katanya mas NH18 saya mirip Aline Sahertian — so — saya pantas jadi peramal? hihihi ). Dan ada pula yang sering muncul di televisi Jepang yaitu Hosoki Kazuko 細木数子. Tentu saja yang banyak menaruh kepercayaan pada peramal-peramal ini adalah gadis-gadis, terutama yang belum menikah, ingin mengetahui jodohnya (Padahal emangnya si peramal bisa siapin jodoh gitu?).

Nah, saya sih cuman liat ramalan bintang di Yahoo/google aja. Dan menurut mereka saya di tahun 2009 ini begini:

Year 2009 Overview

In order for Capricorn to accomplish their goals in 2009, intelligent brainstorming is a must. Connecting with others satisfies your mind, and friends are a source of stimulation and inspiration, adding to the scientific developments you like to explore. That said, be sure to take time for yourself. You don’t have to master everything in a day.

You thrive on making new discoveries and developing opportunities. Call upon your inner guidance to help get the job done more efficiently. If you feel any uncertainty, other people are there to confirm your ideas, and allowing yourself to explore your inner thoughts will help you align yourself with a greater sense of awareness and meaningfulness.

Capricorn rarely shies away from highly concentrated work, and you are able to meet challenges as they come up in 2009. This is a time of great self-discovery and transformation for you. As you work to manifest your best possible self, you will see things from a deeper perspective than ever before. Hidden beneath your desire to work hard is the key to making your life easier. In other words, you won’t have to strain as much if you surrender to a higher knowing. Using your powers of concentration to tune into universal knowledge will help you manifest your highest dreams.

yahhhhh musti pake otak lagi deh tahun ini…. padahal niatnya mengistirahatkan otak, sambil makan otak-otak …..

bener-bener posting iseng nih….

I could be this good …………………………………..OR………………… this BAD …………….. mbeeeekkkk