Panenan 2 hari

1 Nov

Kemarin pagi, karena Kai masih demam (sejak malam sebelumnya), saya bawa dia ke dokter. Pertama kali Kai ke dokter di LN. Jam 6 pagi mendaftar, jam 8 pagi diperiksa dokter, jam 8:20 selesai. Kasihan Kai, karena demam, batuk dan pileknya membuat dia malas dan  tidak ada nafsu makan.

Setelah merawat Kai kemarin dan seharian tadi, sore jam 5 Riku merengek minta diantar ke Game Center. Karena aku lihat Kai bisa ditinggal sama mbaknya, kita langsung menuju BlokM plaza, untuk ke Game Center bersama Andy. Karena Andy bisa tungguin Riku bermain, saya lari sebentar keluar… Memanfaatkan waktu untukku sendiri yang hanya 1 jam. So…what have I done in 1 hour?

  1. Makan bakwan malang sendirian selama tidak sampai 10 menit.. yummy
  2. Pergi ke Money Changer 10 menit
  3. Ke Matahari beli baju untuk Riku 15 menit
  4. Ke Gunung Agung beli buku 20 menit

Dan hasil panenku kali ini adalah:19 buku +1 CD Dewi Lestari

Buku Pramoedya yang aku punya bahasa Jepang sih, jadi kudu beli versi bahasa Indonesianya kan …hehehe. Kemudian supernovanya Dee juga untuk melengkapi koleksi (yang masih terbungkus plastik)— so maybe these three books will end like the first one.  Layla Majnun aku beli karena aku sudah pernah baca di kala SMP, dengan tulisan Ejaan Lama dan bukunya (pinjaman) bener-bener harus hati-hati membukanya saking kunonya. Bener-bener banjir air mata waktu itu. Ada 2 yang tidak difoto yaitu buku kedua dan ketiganya Andrea Hirata. Sebetulnya masih ada (mungkin) buku yang aku mau beli, tapi sudah beraaaat banget. Dan untuk 19 buku + 1CD itu harganya semua 1,17 juta…. waaah mahal juga buku Indonesia ya….Gimana orang Indonesia mau cinta buku hihihi

Hayoooo tebak kira-kira saya bakal baca buku yang mana duluan?

Malarindu Tropikangen

28 Okt

Dulu kita sering bermain kata seperti ini, untuk menamai penyakit yang tidak jelas. Lalu dikatakan obatnya adalah Bodrexsun…. Well, yang pasti penyakit ibu saya bukan itu. Memang dia terkena stroke (ringan- yang kedua kali,setelah pertama th 1999), tapi tidak terbaca oleh CT Scan, entah apakah masih mau dicari dengan MRI. Tapi setiap hari dia mendapat obat pengencer darah yang disuntik. HB mama memang tinggi, yaitu 18, seperti yang pernah saya tulis di Transfusi Darah bahwa mama dan saya menderita mempunyai keturunan thalasemia. Entah karena itu, entah karena stress atau yang lainnya, masih belum diketahui dokter. Tapi memang kondisi darah mama buruk. Hari pertama masuk RS, mama merasa mukanya “bebal/beku” untung segera diberi obat suntik pengencer darah, sehingga tidak menjadi parah, tetapi imbasnya pada hari keempat, kaki kanan tidak bisa digerakkan.

Sudah 10 hari lebih mama dirawat di RS, dengan dijaga oleh adik perempuan saya Novi dan tante Diana, adik papa bergantian. Papa tentu saja juga menjaga di siang hari, selain juga menjadi seksi akomodasi serta pembantu umum… ya urusan logistik deh. Dan pekerjaan menunggu orang sakit pastinya melelahkan, akibatnya papa mengalami “gikkuri goshi” bahasa Jepangnya atau bahasa kerennya Low Back Pain. Tapi berkat Tuhan, semua masih sehat dan mamapun berangsur pulih.

Adalah hari minggu pagi lalu, kalau boleh saya katakan merupakan titik pemicu kesembuhan mama. Jam 8 pagi saya “berendap-endap” datang dengan papa memasuki kamarnya. Papa bilang,”Ma, ada yang mau ikut berdoa bersama, nanti mama dapat hosti, dia mau minta secuil boleh?”… “Oh boleh saja”…. Dan saya masuk langsung memeluk mama. Really, saya sedih melihat mukanya yang pucat dengan uban yang jelas terlihat di kepalanya… hmmm sudah lewat waktunya untuk mengecat rambut. Saya ciumi dia… tapi…. dia tidak bicara apa-apa. Saya tahu dia belum sadar saya itu siapa. Sama seperti waktu pertama kali dia datang ke Jepang dalam keadaan stroke, tidak mengenali orang. (nanti saya cerita ttg ini di postingan lain).

“Mama tahu saya siapa?”

“Tahu dong….. (tapi tidak menyebutkan nama)”

“Bener tahu saya siapa?”

Lalu dia raba muka saya ….(ahhh de javu lagi…. di suatu saat yang lalu)

“Loh….Kok BISA?”

“Bisa apa?”

“Kok kamu datang?”

“Ohhh tidak boleh datang? Ya sudah saya pulang saja….”

Dan dia tertawa lebar… sementara saya mengusap air mata yang sudah mengalir sejak pertama saya peluk dia. “Anak-anak mana?”

“Ada, di rumah…. di jakarta … kami sampai tadi malam jam 10 malam naik SQ”

“Ya Ampun….Imelda…..”

Minggu yang ceria……..

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Tante Diana dan Novi+Fam

Well, I like surprises. Untung mama dan papa yang memang berpenyakit jantung tapi selalu kuat menghadapi surprises dari anak-anaknya. Ini kali kedua saya datang tanpa memberitahukan kedua orang tua saya. Kali ini hanya adik saya, Novita yang mengetahui rencana saya. Hanya untuk meyakinkan bahwa saya ada tempat menginap. Sedangkan papa pun baru mengetahui beberapa saat sebelum Chris, adik ipar saya akan menjemput saya di bandara. Itu pun karena Chris ingin menukar mobil sedan dengan mobil kijang, karena dipikir saya banyak membawa barang seperti biasa (padahal 1 koper saja tidak penuh, hanya sempat masukkan baju saya, riku dan kai dan perlengkapan Kai seperti susu dan pampers).

Saya beruntung mempunyai suami yang baik(愛しているよ), yang mendorong saya untuk pergi meskipun saya yakin waktu itu mama tidak parah, tapi daripada ada apa-apa dan menyesal….. Gen bilang (dalam bahasa Indonesia) ,” pergi aja, pasti mama senang… Nanti pikir lagi soal natal”  Karena sebetulnya saya bingung mau pulang sekarang atau nanti kalau Natal. Untung saya dan Gen selalu punya pikiran yang sama, apa yang bisa dilakukan sekarang, lakukanlah sekarang — kalau mau pinjam perkataan Aida Mitsuwo, “Ima ga Daiji” (The important thing is NOW). Well, terima kasih sayang…

Memang saya tidak bisa ikut bantu jaga malam, dan tidak bisa lama-lama di RS karena anak-anak di bawah 13 tahun dilarang masuk ke RSPP. Tapi seakan hanya dengan mengetahui bahwa putri tertuanya ada di Jakarta saja, sudah membuat mama bersemangat, sampai-sampai kemarin siang Dokter mengatakan,”Kok kaki kanannya sudah bisa gerak dengan cepat begini…. Fisioterapi ya Bu…” Semoga, sebelum saya pulang kembali ke Jepang, Mama bisa keluar dari RS. Amin.

So, teman-teman semua…siapkanlah selalu di saku Anda, Bodrexsun yang bisa Anda bagikan pada orang-orang terkasih di sekitar Anda yang mungkin membutuhkannya, atau menderita penyakit Malarindu Tropikangen ini.

Do you like surprises? Or do you want me to surprise you? I’m the expert lol.

Jinx

27 Okt

Pernahkah kamu dibilang, “wah…kamu pembawa matahari…. begitu kamu datang cuaca cerah sekali, padahal kemarin mendung loh!” Well, saya (keluarga saya) sering….

Kalau seperti ini bukan JINX…karena tidak merugikan. Tapi jika kamu dibilang, “Huh kalau bikin acara, kalau kamu datang selaluuuuuu saja hujan. Kamu pembawa hujan ya????” Dianggap hujan itu tidak baik karena tentu saja jika hujan, kebanyakan acara akan sedikit kedatangan tamunya, sepi dan mungkin jadi terlambat untuk dimulai. Untung saja saya tidak pernah dikatakan demikian.

Kalau di cari di kamus, maka jinx artinya pembawa sial/nasib malang. Di Jepang ada istilah Ame Otoko “Lelaki pembawa hujan” atau Ame Onna “Wanita pembawa hujan”. Yang dimaksud disini adalah, seseorang (biasanya orang penting) yang secara prosentasi, jika akan hadir di acara penting, maka kebanyakan akan turun hujan pada hari tersebut. Bapak keluarga homestay saya yang politikus itu begitu. Sehingga sering sekretarisnya tidak mau memberitahukan pihak penyelenggara kehadirannya (kecuali penting untuk diketahui)

Tapi ada satu lagi, kondisi yang aneh yang terjadi pada Ibu saya dan mungkin menurun ke saya. Yang pasti bukan JINX. Begini… Setiap ibu saya masuk ke sebuah toko…toko yang yang tadinya sepi, maka akan menjadi ramai tiba-tiba. Dan kadang kondisi ini merugikan kami (tapi menguntungkan pemilik toko). Seperti yang terjadi  jika ibu saya memilih barang obralan. Pasti apa yang pernah dipegang ibu saya, akan diperebutkan ibu-ibu lain. Sehingga sering ibu saya bilang ke saya, “Imelda pegang itu jangan lepaskan”. Like a battle lol. Tapi kadang si pemilik toko menyadari bahwa ibu saya adalah “pembawa/pengundang tamu”, sehingga dengan bisik-bisik dia berkata… “ibu…tunggu sebentar ya… saya kasih harga khusus untuk ibu”.

Dan kelihatannya “bakat” ini menurun ke saya, yang baru saya sadari jika saya bepergian dengan Tina, dan kemudian Tina berkata…”Kamu sih mel, jadi rame deh toko ini” . Dan terkadang saya harus menderita, yaitu dengan menjadi yang terakhir untuk dilayani. Mungkin pemilik toko harus menggaji ibu saya atau saya untuk menjadi “Kamban musume” toko itu.

(Kamban Musume, adalah ungkapan untuk seorang gadis yang menjadi “maskot” sebuah restoran/toko, yang dipercaya akan mengundang tamu untuk datang (bukan dalam arti negatif))

So, apakah Anda pembawa matahari atau hujan? atau bahkan bisa menjadi Kamban Musume?

foto diambil dari sini

You are not alone

24 Okt

Di sela-sela derai hujan yang memukul jendela kelas, dan menusuk sampai dalam hatiku. Aku teringat beberapa orang yang kini terasa jauh dariku…. leave my world so cold. Entah kenapa….atau ini hanya perasaanku saja, yang memuai dari kesenduan curahan airmata sang dewi? Maafkan salahku jika aku bersalah….. Tapi jangan biarkan aku bersedih dan terus memikirkanmu….

Saya selalu suka lagu Michael Jackson ini “You are not alone”, yang ingin kupersembahkan bagi sahabat-sahabatku, teman sejiwa, sahabat hati… Ingatlah aku selalu memikirkanmu, dalam setiap langkahku.

Another day has gone
I’m still all alone
How could this be
You’re not here with me
You never said goodbye
Someone tell me why
Did you have to go
And leave my world so cold

Everyday I sit and ask myself
How did love slip away
Something whispers in my ear and says
That you are not alone
For I am here with you
Though you’re far away
I am here to stay

But you are not alone
For I am here with you
Though we’re far apart
You’re always in my heart
But you are not alone

‘Lone, ‘lone
Why, ‘lone

Just the other night
I thought I heard you cry
Asking me to come
And hold you in my arms
I can hear your prayers
Your burdens I will bear
But first I need your hand
Then forever can begin

Everyday I sit and ask myself
How did love slip away
Something whispers in my ear and says
That you are not alone
For I am here with you
Though you’re far away
I am here to stay

For you are not alone
For I am here with you
Though we’re far apart
You’re always in my heart
For you are not alone

Whisper three words and I’ll come runnin’
And (girl) you know that I’ll be there
I’ll be there

Sambutlah tangan yang kuulurkan ini sahabat…. aku ingin menggapaimu

12:50 ikuta 105E 

 

Semar Mendem?

24 Okt
omuraisu onigiri
omuraisu onigiri

Pagi ini hujan. Sudah sejak kemarin siang sebetulnya, sehingga kemarin terpaksa aku meninggalkan sepedaku di parkiran sepeda sebelah penitipan Kai, dan naik taksi pulang. Dan pagi ini aku keluar lebih cepat dari biasanya. Naik taksi lagi, dan menitipkan Kai ke guru pengasuh di Penitipan Himawari. Tentu saja dia menangis begitu aku melepaskan pelukan. Tapi kata gurunya kemarin, dia hanya menangis pertama saja, sesudah itu dia enjoy bermain dengan teman-temannya yang lain. Untunglah.

Karena aku hari ini bercelena jeans, bersepatu kets, dan mungkin berjalan seperti robot, gradak-gruduk seperti tulisannya ibu Enny, rasanya cepat sekali aku sampai di stasiunnya Universitas Senshu. Rekor! jam 9:50 loh…. padahal ngajarnya baru jam 10:45. Hehehe. Dan pagi ini sambil aku naik kereta, aku merasa bersyukur karena badanku gede. Kenapa? Satu, aku bisa gendong Kai yang 12 kilo + tas ransel kira-kira 5-6 kg jalan mencari taksi dalam hujan. Ke dua, aku tidak mudah tumbang waktu didorong-dorong orang yang berebutan masuk ke dalam kereta karena memang masih Rush Hour. Dan untungnya meskipun hari ini masih sakit kepala, aku tidak berasa “mau pingsan” dalam kereta yang penuh sesak. Ke tiga: aku masih bisa cekatan berlari (thanks to my sepatu kets) meliuk-liuk melawan arus manusia yang berjalan dengan cepat di stasiun Shinjuku, untuk pindah kereta.

Begitu sampai di stasiun Mukogaoka Yuen, aku lihat bis kampus baru akan berangkat. Tapi kali ini aku pikir, santai aja…. toh masih ada waktu. Dan….aku menemukan makanan ini SEMAR MENDEM!!!!. Langsung aku teringat pada semar mendem di Indonesia, dan membayangkan isinya, daging ayam giling dan dibungkus dengan dadar telor. Hmmmm enakkkkk…. PENGEEEEEN….. (BTW kenapa ya namanya Semar Mendem, apa ada si Semar dalamnya?)

Tapi tentu saja makanan itu bukan Semar Mendem, Itu adalah Onigiri, nasi kepal yang dibuat dari nasi goreng rasa tomat yang dibentuk segi tiga, kemudian dibungkus telor dadar, sehingga terlihat seperti semar mendem segi tiga. Rasanya? belum tahu enak atau tidak, karena sesudah menulis ini baru akan saya coba. Well, jam sudah menunjukkan pukul 10:39, I should go now, bertemu mahasiswa-mahasiswa ku yang cantik -cantik dan cakap-cakap (tapi rada malas hahahaha). Have a nice day minna-san, dan juga have a nice week end. With love….Imelda…..

Mantan Indonesia dan Jepang

23 Okt

Jangan pikir saya mau buka-bukaan soal mantan-mantan saya…. so jangan ada yang sedih ya hehhehe… karena saya tidak mau membuat kalian sedih (uhuy)… Karena sesungguhnya kalau berbicara soal Mantan, tidak banyak yang bisa diceritakan. Mantan suami? belum tidak ada…. masih awet yang itu ajah….

Mantan pacar? hmmm ada yang sudah jadi suami (saya), dan ada yang sudah jadi suami-suami (orang lain) hehehe.  Dan kalau di postingan tentang Pria heran kok wanita tidak bisa melupakan mantan-mantan …saya tidak termasuk. Bukan hanya melupakan tapi juga memutuskan hubungan sama sekali. Ngga mau tahu. Bagi saya, saya tidak bisa bersilaturahmi dengan orang-orang yang “pernah” dekat dengan saya. Dan karena zodiak saya dan Gen, suami saya yang sekarang ini sama… maka pemikiran tentang ini sama juga. (padahal saya tahu tuh, mantannya dia pernah hubungi dia heheeh). BUT, setelah saya mulai menata hati dan pikiran saya, kelihatannya untuk ke depan saya merasa “bisa” untuk bertemu dengan mereka di Indonesia (tapi sebetulnya perlu ngga sih?)… let’s  wait and see.

Nahhh yang lumayan ada  beberapa nih adalah mantan teman. Karena satu dan lain hal, “pertemanan” tidak lagi bisa dilanjutkan. Entah karena masalahnya di dia atau di saya. Tapi yang pasti pertemanan itu jadinya terputus. Biasanya saya tidak memikirkan orang itu lagi, tapi kemarin saya mendengar tentang satu mantan teman saya bahwa dia dan istri dan anaknya mengalami kecelakaan lalu lintas. Istrinya masuk ICU dan katanya jika sembuh pun pasti bisu (ngga tahu juga kena apanya). Untungnya (dasar orang jawa…apa apa untung) si dia dan anaknya selamat. Dan dengan tulus aku mau berdoa semoga Tuhan mau memberikan yang terbaik untuk dia dan keluarganya …. Amin.

Nah, di atas cerita soal mantan Indonesia…kalau mantan Jepang?  Sebetulnya mantan dalam bahasa Jepang artinya “isi penuh” yang kami pakai jika mengisi bensin. “Mantan de onegaishimasu”… Tolong isi sampai penuh. Akhir-akhir ini saya bisa agak lega mengatakan mantan, tanpa harus menghitung-hitung. Karena waktu Agustus lalu, satu liter harga bensin premium bisa mencapai 190 yen (sekitar 14.000 rupiah) tapi sekarang harga premium bisa turun sampai 160 yen …. cukup signifikan. Tapi apakah lalu kehidupan bisa lebih “ringan” dengan penurunan harga minyak? hmmmm…. Yang pasti di Indonesia meskipun harga minyak dunia turun, harga BBM kayaknya ngga akan pernah turun ya…

Pagi hari ini saya membaca dalam kurs mata uang asing, yen mengalami kenaikan dengan 1 dollar=90 yen (Katanya 1 yen sekarang sudah Rp99?). Horayyy ….lalu Gen berkata…seharusnya saat-saat sekarang ini kita membeli Dollar atau Rupiah. Kemudian saya bilang, “Kalau ada uangnya sih enak, bisa beli…kalau tidak ada? sama juga bohong”. Hmmm susah juga yah. Well, saya ngga ngerti ekonomi, ngga ngerti politik juga (ngga mau tahu sih) tapi semoga perekonomian dunia bisa membaik. (postingan hari ini ttg pusingnya ibu RT deh hehhehe)

Di Jepang Ada Pencuri?

22 Okt

Yah pasti ada deh…. Akhir-akhir ini saya baca banyak teman blogger yang menulis tentang kondisi perumahannya. Ada soal pagar, keamanan, banjir dsb.  Saya akan bercerita sedikit tentang rumah saya di Tokyo.

Waktu pertama datang ke Jepang, saya tinggal bersama keluarga Jepang yang kaya. Rumahnya terletak di Meguro distric, dekat dengan kota anak muda Shibuya (kira-kira 15 menit) dan Harajuku (20 menit). Konsekuensinya tentu saja harga eceran di sekitar perumahan itu agak mahal.

Setelah 4 tahun saya tinggal di situ, dan nenek yang selalu menghalangi saya untuk pindah itu meninggal, saya pindah ke apartemen atau tepatnya mansion. OK saya jelaskan apa bedanya apartemen dan Mansion di Jepang. Apartemen itu mungkin lebih seperti rumah kos-kosan di Indonesia. Paling tinggi berlantai 3, bentuknya sederhana dan biasanya terbuat dari kayu. Sedangkan mansion bentuknya lebih berupa gedung tinggi di atas 4 tingkat dan terbuat dari beton. Mansion yang lama biasanya tidak ber-lift. Nah kalau yang disebut apartemen di Jakarta itu lebih dekat ke mansion atau yang mewah ke condominium (biasanya di Tokyo bertingkat 20-an dan terletak di daerah pusat kota sehingga mahal sekali). Nah sesudah 4 tahun itu saya pindah ke mansion lama yang letaknya sekitar 2 menit berjalan kaki dari rumah awal. Menempati sebuah pojok di lantai 4, dengan 2 kamar tidur, dapur, living (2LDK) . Saya memilih mansion ini karena Tina adik saya akan datang ke Tokyo dan menemani saya tinggal bersama. Karena mansion itu manison tua jadi tidak ada lift, olahraga terus setiap hari naik turun tangga 4 lantai. Belum lagi kalau ada yang ketinggalan.

Kemudian 9 tahun yang lalu, karena saya akan menikah, saya pindah ke mansion yang sekarang yang masih di dalam Tokyo tapi lebih ke utara. Maksudnya supaya perjalanan Gen dan saya, tidak terlalu jauh. Gen menjauhi pusat kota, sedangkan saya kerjanya lebih banyak di dalam kota. (Yang enak Gen bisa duduk di kereta karena arus balik, sedangkan saya …harus berjuang dalam rush hour).

Pojok yang saya tempati ini terletak di lantai 4 dari 5 tingkat, dan persis terletak di samping lift. Saya suka mansion ini karena serba putih dengan teras yang lebar dan memanjang untuk 3 kamar (3LDK). Saya kurang suka interior berwarna coklat karena gelap kesannya. Dindingnya juga banyak dan luas, sehingga seluruh dinding saya pasang rak buku sampai langit-langit (susyah kalau dua-duanya suka buku + CD kerjaan saya) Jadi hiasan dinding saya adalah buku, jangan harap ada hiasan lain…. palingan frame foto.

Nah kejadiannya tanggal 10 Januari 2002. Mulai sekitar tgl 20 Desember 2001 sampai 6 januari 2002, saya berwisata (sendiri tanpa Gen) ke Munchen. Ceritanya saya dan Tina akan bergabung dnegan papa dan mama melewatkan natal di Munchen, tempat Novi (adik saya no 2) +suami dan 1 anak tinggal di Munchen untuk bekerja waktu itu. Dari Munchen, kami ke Amsterdam untuk reuni dengan keluarga di sana (menikmati pemakaian EURO yang pertama) lalu tanggal 6 Januari saya kembali ke Tokyo. Nah tanggal 10 januari itu saya harus mengajar seharian sampai malam. Tiba-tiba sebelum saya pulang, petugas administrasi di sekolah bahasa menyapa saya dan berkata, “Suami Anda menelepon”. Hmmm ada apa? Begitu saya telepon Gen, yang dia tanya hanya satu,

“Kamu bawa laptop kamu hari ini?”

“TIdak…”

” Hmmm ok… yah… laptop itu tidak ada….”

“What do you mean with tidak ada?”

“Ya dicuri… sudah kamu pulang saja cepat-cepat”.

Langsung terbang pulang, dan waktu saya sampai di rumah, saya menjumpai rumah saya berantakan… bener-bener berantakan. Polisi sudah tidak ada, karena Gen sudah menyelesaikan laporan dsb. Well, kalau sering nonton film action pasti tahu deh kondisi rumah yang dibongkar oleh penjahat untuk mencari sesuatu. Tapak kaki bersepatu (huh seballlll, padahal di Jepang kalau masuk rumah HARUS copot sepatu), kertas-kertas buku semua di jungkirbalikkan, semua laci tertarik dan dia buang isinya, semua amplop dirobekin dipikir mungkin ada uangnya…. padahal tidak ada…. edannya lagi kasur di kamar tidur diacak-acak… tas yang berisi satu set sendok garpu yang saya beli di Jerman dibongkar… dia pikir tas itu isi uang mungkin. …. pokoknya heboh…dan saya hanya bisa bengong… speechless kalau mau niru katanya om nh18.

So, apa saja yang diambil? laptop, 2 celengan (yang cukup banyak isinya…. abis khusus koin 500 yen), perhiasan (anehnya dia tahu yang mana yang emas , mana yang bukan… dia pilih booooo), walkman dan rupanya barang itu dia masukkan ke dalam satu tas handbag milik Gen.  Ya sudah apa boleh buat, kita laporkan dan minta ganti asuransi saja. Tiba-tiba Gen bilang, “Sh*t”… kenapa? Rupanya rokok Malboro 2 sloss yang saya beli di Duty Free sebagai oleh-oleh untuk dia, diambil juga oleh si pencuri… Saya bilang, alahhhh gitu aja… kan cuman tabacco…

But saya kena juga ketika keesokan harinya saya mau mencari dus-dus coklat yang saya beli dari Belanda untuk hadiah pada murid-murid… loh kok tidak ada? Ternyata sodara-sodara, ROKOK dan Coklat  itu diambil oleh si pencuri… SEBAAAAAAAAAAAL sekali… rasanya waktu itu mau nangis aja. Masak sih kamu ambil juga yang harganya cuman segitu itu… hiks kesaaaal. Dan Gen dengan kalemnya bilang,”So, you know my feeling kan? waktu tau rokok saya diambil? ” Huh… Mengerti sekali. Gomennasai.

Dan ternyata tanggal 10 Januari itu di mansion saya yang terdiri dari 25 pojok, ada 2 pojok lagi yang kemasukan pencuri dan ada 20-an rumah di sekitar mansion kami juga yang menjadi korban. Jadi, pencurinya memang berkelompok, masing-masing punya targetnya. Dan diperkirakan bukan orang Jepang (Kalau orang Jepang tidak bisa menilai value emas, permata katanya… dan caranya either lebih vulgar atau lebih rapi) Dan saya menganggap gang penjahat ini seakan mengejek polisi. Karena tanggal 10-1 kalau dibaca secara Jepang akan terbalik 1-10 , yang mana 110 adalah dial khusus untuk polisi. APES deh emang.

Tapi dari musibah ini, saya bisa mengambil hikmah yaitu belajar mengenai asuransi Jepang. Ya, ternyata computer laptop, walkman…semua alat listrik portable tidak dicover oleh asuransi. Nangis deh. Mana Gen orangnya jujur sekali, jadi semua harganya dilaporkan dengan benar, tanpa ditambah-tambah… hiks. Yang diganti hanya uang tunai maksimum 200.000 yen (meskipun yang diambil lebih dari itu), lalu 80% dari harga perhiasan. Setelah kejadian itu saya banyak mendapat nasehat dari teman-teman untuk melebihi laporan kerugian perhiasan daripada melaporkan kehilangan uang tunai… (semoga petugas asuransi ngga baca ya hihihi… dan saya tidak tahu apakah taktik ini bisa dipakai di Indonesia atau tidak). But bagi saya sudah terlaporkan, sehingga saya harus bisa menerima bahwa komputer saya hilang, dan lumayan merugi. (Komputer hilang ya sudah…. tapi data-datanya??? untung saya secara rutin selalu backup data komputer saya).

So, siapa bilang Tokyo aman? ada juga kejadian kok pencurian di sini. Terutama untuk rumah yang sering ditinggal pemiliknya. Biasanya penjahat akan mengintai kebiasaan pemilik rumah, sehingga dia tahu kapan waktu paling aman untuk masuk dan beroperasi. Kejahatan ini disebut AKISU (pengintip rumah kosong) Hmmm untung waktu itu saya kerja, kalau tidak? mungkin sudah dibunuh ya? Karena itu saya menanggapi kejadian itu sebagai “buang sial” di tahun 2002. (kalau mau  lebih berpikir mistis lagi, waktu itu saya berusia 33 tahun. 33 tahun adalah tahun sial untuk wanita di Jepang. ) Dan Riku lahir Feb 2003….

Kriiing

21 Okt

jam 12:00 siang

telepon berbunyi

“Moshi-moshi…..  …. halllo?”

“Hallo mama…”

“Riku chan… genki?

sekarang aku ada di hotel… hotelnya bagus loh… tempat tidur nya ada 3. trus trus di sebelah tempat tidur, di depan aku ini ada tombol banyak….. Wahhh pokoknya lampunya bagus loh”

“oooh jadi nanti Riku bisa mati dan nyalakan lewat tombol itu ya?”

“(ngga perhatiin ucapan mamanya….) Hebat loh bagus sekali hotelnya. Hmmm nanti lagi ya…. Daaaag….”

click…. tut tut tut….

(Kenapa ya laki-laki tuh semua irit bicara di telepon… semua ngga kecil ngga besar…hiks)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

jam 19:30 malam

Kring…kring…kring…. empat kali, cepat-cepat aku ambil, sebelum answering machine yang menjawab,

(pasti dari Riku, siapa lagi yang telepon jam segini)

“Hallo… Riku chan?”

” unnnn. mama lagi tidur?”

“ngga , mama lagi masak”

“papa ada?”

“papa belum pulang”

“Kai ada?”

“Ada”

“Sedang tidur?”

“ngga… ini ada di sebelah mama… Riku bicara saja…” (pasang speaker)

“KAIIIiiii…. halllo….”
(Kai lihat ke telepon dan tertawa, tapi segera mukanya berpaling melihat TV)

“Kai tahu suaranya Riku loh, dia ketawa….”

“hmmm sebentar ini Achan….” Dan aku harus bicara dengan neneknya…..

“Imechan, Riku hebat loh, dia sudah berenang, dan waktu jalan-jalan dia gendong terus ranselnya. Waktu kita bilang ranselnya di taruh di Taxi saja, dia ngga mau. Dia bilang, “Ada barang-barang yang dibawakan mama. Aku ngga bisa lepaskan ransel ini. Ini adalah ikatan aku dengan mama” (huuuuuu mau nangis deh). Dia banyak ambil foto juga, katanya disuruh mama ……”

(Dan neneknya suruh Riku say goodbye. )

“Mama, ja…sampe besok ya…”

oyasu…. (klick tut tut tut) ….nasai… belum sempat habis bicaraku, dia sudah tutup.

Dasar lelaki!.

——dan aku harus cepat-cepat menyambar Kai, karena tangannya sudah mencapai meja, dan akan menjatuhkan botol air mineral. —- aaaahhhh  malam ini aku kesepian lagi deh. Riku biasanya datang tengah malam ke ranjangku dan tidur di tempat tidur single yang ada di ruang computerku. Kalau sudah begini biasanya aku bangun, dan membuka laptopku untuk kerja atau menulis lagi. Bagaimana bisa tempat tidur single itu ditempati dua orang…yang ada aku bisa jatuh deh.

Kai menemukan biskuit dalam tas dan dengan mukanya yang suci (+nakal) , tersenyum begitu melihat aku mau foto.
Kai menemukan biskuit dalam tas dan dengan mukanya yang suci (+nakal) , tersenyum begitu melihat aku mau foto.

Pemberitahuan itu datang….

21 Okt

Bukan kabar baik…. hmmm boleh juga dibilang kabar baik. Tapi yang pasti bukan kabar buruk. Hanya sekedar “peringatan” bahwa anakku bukan “Bayi” lagi. Ya, Pemberitahuan itu datang dari pemerintah daerah Nerima (Nerima-ku) bahwa anakku Riku akan mulai bersekolah di SD yang masuk rayon wilayah tempat tinggal kami mulai April 2009, karena sudah mencapai usia sekolah 6 tahun (pada tanggal 25 Februarinya).

Untuk itu kami harus membawa dia untuk pemeriksaan kesehatan di SD tujuan pada tanggal 7 November yang akan datang siang hari jam 1 siang. Waaah hari Jumat tuh, gimana ya…apa aku liburin kelas di Senshu? Atau ada ngga yang mau anterin Riku ya hehehhee (Kayaknya kudu ortu murid deh …hiks)

Seperti diketahui di Jepang wajib belajar adalah untuk SD dan SMP, jadi anak-anak usia sekolah sudah didata semuanya oleh pemda, dan tentu saja biaya sekolahnya gratis. Kecuali kalau mengambil makan siang di sekolah. Enaknya kalau SD, tidak usah antar-jemput, karena semua anak akan berjalan kaki dari rumah ke SD nya, per kelompok. Katanya sih senior (kelas yang lebih tinggi) bertanggung jawab untuk adik-adiknya. Semoga aja bisa lancar-lancar saja.

Kalau dipikir-pikir sistem pemberitahuan dari pemda ke ortu (calon murid) begini ngga ada ya di Indonesia? (kecuali pemberitahuan pajak …nagih duit hihihi) Pasti alasannya ngga ada dana untuk cetak surat dan tidak ada dana untuk beli perangko kirim hehhehe. Enaknya di sini ya gitu, beberapa saat sebelum masuk sekolah atau misalnya ID Card saya akan habis masa berlakunya, pasti dikirimi pemberitahuan dari pemdanya. Kemarin saya juga mendapat pemberitahuan ttg kartu asuransi nasional yang hampir habis dan disuruh mengecek status kependudukan saya. Rupanya di komputer mereka belum tercatat bahwa saya sudah permanent resident.

(Kai mulai baca-baca buku sendiri…. Yang lucu semuanya terbalik, sama seperti Riku sampai umur 4 tahun semua buku/huruf dibaca terbalik.)