Kamu OL?

25 Nov

OL…. sebuah singkatan yang sering dipakai di dunia maya. Tentu saja semua sudah tahu artinya.. yaitu Online. Tapi terus terang memang pemakaian kata OL ini membuat kami yang tinggal di Jepang agak bingung karena OL di Jepang berarti Office Lady, wanita yang bekerja di kantor. Jadi, mungkin Office Lady itu online, tapi mungkin juga tidak .

Waktu saya browsing kebetulan menemukan sejarah kata OL itu. Pada tanggal 25 November 1963, pertama kali kata Office Lady dimuat dalam majalah mingguan wanita “Josei Jishin“. Dengan penerbitan majalah itu, istilah OL menempati peringkat satu dari angket yang mereka lakukan kepada pembaca untuk menggantikan istilah BG atau Bussiness Girl yang dipakai sampai saat itu. Karena pemuatan di majalah ini maka kata OL menyebar luas ke seluruh Jepang dan dipakai sampai sekarang. Di sini kita bisa juga melihat betapa besar pengaruh media terhadap penyebaran sebuah kata. OL, OB dan OG adalah kata-kata yang ada hubungannya dengan kantor. OB adalah Old Boy dan OG adalah Old Girl, alumnus.

Dan tentu saja hari ini tanggal 25 November merupakan peringatan untuk pegawai wanita or wanita karir di Jepang.

Kampai

23 Nov

Kampai (乾杯 かんぱい) adalah bahasa Jepangnya untuk Cheers, atau bersulang. Sambil mengucapkan KAMPAI, biasanya saling menyentuhkan bibir gelas bir baru kemudian mulai minum (Kalau wine, jangan pernah menyentuhkan gelas wine karena menyalahi aturan). Jika acara tersebut untuk suatu peringatan yang besar, maka biasanya yang dituakan akan memberikan sepatah-duapatah kata untuk memulai acara minum-minum itu. Sebuah ritual dalam pertemuan untuk memperingati sesuatu atau bahkan tanpa memperingati sesuatu yang khusus. Dan menjelang penutupan tahun biasanya banyak diadakan “pesta menutup tahun” atau bonenkai 忘年会 (harafiah : pertemuan untuk melupakan tahun), sehingga banyak akan kita dengar ucapan Kampai di bar-bar atau restoran di Jepang.

Lagu Kampai yang dinyanyikan Nagabuchi Tsuyoshi (September 7, 1956) ini adalah sebuah lagu yang terkenal yang sering dinyanyikan di pesta pernikahan. Dan believe it or not, banyak orang Indonesia yang tinggal atau pernah tinggal di sini biasanya tahu dan bisa menyanyikan lagu ini. Posting ini khusus untuk Pak Totok, genthokelir yang pastinya sekarang sedang mengenang hari-harinya di Nagoya, kemudian untuk temannya Lala yang sedang mempersiapkan pernikahannya sebentar lagi. Mbak N, semoga lagu ini bisa menjadi hadiah dariku. Terutama pada frase “Jangan menoleh ke belakang, jalanlah terus”. Jika diyakini semua akan bisa dilewati dengan baik. (Terjemahan bebas oleh Imelda)

KAMPAI

Sandarkan hatimu pada dasar yang teguh
Membicarakan masa muda yang tak habisnya
Kadang kala duka, dan kadang kala suka
hari-hari saling menguatkan hati

Sejak saat itu sudah berapa lama berlalu?
Sudah berapa senja tenggelam?
Teman sekampung
apakah hari ini masih ada di ingatanmu?

Kampai
Sekarang kamu berada di panggung besar kehidupanmu
mulai melangkahi perjalanan yang jauh
Bahagia untukmu!

Kalian berdua yang sedang menyalakan lilin
Saya pandangi kalian berdua
Rasa bahagia yang meluap dan sedikit rasa sepi
Kuingin bernyanyi dengan kata-kata penuh air mata

Sinar masa depan tercurah pada tubuhmu
Jangan menoleh ke belakang, jalanlah terus
Dalam curahan hujan dan terpaan angin
Jangan punggungi CINTA yang kamu percayakan

Kampai
Sekarang kamu berada di panggung besar kehidupanmu
mulai melangkahi perjalanan yang jauh
Bahagia untukmu!

硬いきずなに 思いを寄せて
語りつくせぬ 青春の日々
時には傷つき 時には喜び
肩をたたきあった あの日
あれからどの位 経(タ)ったのだろう
沈む夕陽を いくつ数えただろう
故郷(フルサト)の友は 今でも君の
心の中にいますか?

乾杯!
今君は人生の大きな大きな舞台に立ち
遥(ハル)か長い道のりを歩き始めた
君に幸せあれ!

キャンドルライトの 中の二人を
今こうして 眼を細めてる
大きな喜びと 少しの寂しさを
涙の言葉で 歌いたい
明日(アス)の光を 身体(カラダ)に浴びて
振り返らずに そのまま行けば良い
風に吹かれても 雨に打たれても
信じた愛に 背を向けるな

乾杯!
今君は人生の大きな大きな舞台に立ち
遥(ハル)か長い道のりを歩き始めた
君に幸せあれ!
乾杯!
今君は人生の大きな大きな舞台に立ち
遥(ハル)か長い道のりを歩き始めた
君に幸せあれ!

Katai kizuna ni o omoi o yomossete
Katari tsukusenu seishun no hibi
Toki ni wa kizutsuki toki ni wa yorokobi
Kata o tataki atta anohi
Arekara dorekurai tatta no darou
Shimizu yuuhi o ikutsu kazoetarou
Furosato no tomo wa imademo kimino
Kokorono naka ni amasuka

Kanpai ima kimi wa jinsei no
Ookina ookina butai ni tachi
Haruka nagai michirinori o aruki hajimeta
Kimi ni shiwase are

Kiandoru raito no naka no futari o
Ima koushite me o sukoshi no samishisa o
Namida no kotobade utaitai
Asu no hikari o karada ni abite
Furikaerazu ni sanomama ikeba yoi
Kaze ni fukaretemo ame ni utaretemo
Shinjita aini o mukeruna

**************************
Lagu Kampai ini dirilis pertama kali tahun 1980 dan masih populer sampai sekarang, Penyanyinya, Nagabuchi merupakan salah satu singer-songwriters legendaris. Banyak lagu-lagunya yang mencapai top hits di Jepang padahal kebanyakan lagunya merupakan balada/folksong  yang memang enak didengarkan apalagi suaranya memang tidak biasa, suara yang serak-serak begitu loh. Saya juga senang lagunya yang berjudul TOMBO (capung) …. ada hora hora nya hihihi (Yang mau lagunya email ke saya aja yah hehhehe)

Kambing Pos

18 Nov

Aneh ya judulnya? Kalau Merpati Pos, mungkin masih bisa dimengerti tapi ini Kambing pos. Kambing Pos ini adalah terjemahan dari lagu anak-anak yang berjudul Yagisan Yuubin 山羊さん郵便.Tadi pagi pulang dari mengantar Riku ke TK, pasang TV chanel anak-anak dan terdengarlah lagu ini.

Ada surat dari Kambing Putih
Dasar si Kambing Hitam, dia makan surat itu tanpa dibaca
Ya terpaksa dia menulis surat
Surat yang tadi isinya apa sih?

Ada surat dari Kambing Hitam
Dasar si Kambing Putih, dia makan surat itu tanpa dibaca
Ya terpaksa dia menulis surat
Surat yang tadi isinya apa sih?

白やぎさんから お手紙(てがみ) ついた
黒やぎさんたら 読(よ)まずに 食べた
しかたがないので お手紙かいた
さっきの 手紙の ご用事(ようじ) なぁに

黒やぎさんから お手紙 ついた
白やぎさんたら 読まずに 食べた
しかたがないので お手紙かいた
さっきの 手紙の ご用事 なぁに

Ya tentu saja lagu ini berulang-ulang dinyanyikan tanpa henti. Salahnya juga kambing dikasih surat…. hehehe. Tapi lagu anak-anak ini terkenal dan saya dengar pertama kali waktu Gen menyanyikannya untuk Riku waktu dia umur 1 tahun. Lagu anak-anak Jepang memang banyak yang simple dan aneh. Mungkin saya pernah tulis juga bahwa ada judul lagu “Serangga/kutu pemakan pant*t” お尻かじり虫. Ya orang Jepang tidak segan-segan memakai kata-kata pant*t, t***it dll, yang pastinya tidak akan ada dalam lagu bahasa Indonesia. Aneh bin ajaib deh …. (Masak sih saya nulis gini dicap jorse…kan ini pengetahuan loh…. )

Hari Manga (baca Mangga)

4 Nov

Mungkin untuk orang Jepang sendiri tidak banyak yang tahu bahwa tanggal 3 November itu adalah Hari Manga  (dibaca : Mangga) yaitu komiknya Jepang.  Yang biasanya diketahui sebagai hari peringatan tanggal 3 November adalah Hari Kebudayaan, bahkan sampai ditetapkan menjadi hari Libur Nasional di Jepang (makanya Gen kemarin seharian ada di rumah, dan waktu riku telpon dia tanya ,”Kenapa papa tidak ke kantor?”) Banyak fans film anime di Indonesia mencampuradukkan Manga dengan Anime. Memang Anime adalah satu langkah lebih maju daripada Manga.

まんがの日, hari Manga, yang ditulis dengan hiragana ini baru saja ditetapkan, yaitu pada tahun 2002 oleh Asosiasi Pemanga (Pelukis Manga) Jepang dan 5 penerbit komik Jepang, dengan alasan bahwa tanggal 3 November itu merupakan hari Ulang tahun Tezuka Osamu, pemanga Jepang yang terkenal, yang bisa disebut sebagai Bapak Komik Jepang. Saya pernah mengulas salah satu hasil karyanya, BlackJack di sini.  Karya Tezuka Osamu (3 November 1928- 9 Februari 1989) yang legendaris adalah Atom Boy (Astro Boy).  Bapak Manga ini yang membawa gaya “Mata besar” dalam sejarah komik Jepang, karena pengaruh komik-komik masa itu seperti Betty Boop dan Mickey Mouse. Dan dalam karyanya “Kaisar Hutan Leo” ini membawa polemik yang cukup hebat karena melawan tokoh Disney “Lion King”, yang semestinya bila dirunut sejarah (tahun) pembuatannya bisa diketahui bahwa Tezuka Osamu yang terlebih dahulu menciptakan tokoh raja hutan Leo itu.

Selain tokoh Manga Tezuka Osamu, ada beberapa karya akbar yang berhasil dianimasikan dan juga menyebar ke seluruh dunia. Seperti Captain Tsubasa (Takahashi Youichi) dan Kinniku Man (Muscle Man -karya Yude tamago)

Manga memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang Jepang. Dari mulai bisa membaca disuguhi Picture Book, dan kalau bisa membaca sendiri mulai beralih ke Manga. Banyak sekali kita jumpai orang yang membaca manga di kereta, bahkan mereka yang perlente memakai jas pun membaca manga. Dan manga juga ada banyak tingkatan kelasnya…karena ada pula manga yang jorok, yang saya juga merasa risih jika si bapak perlente itu membaca mangga begituan di dalam kereta tanpa ada rasa malu sedikitpun.

Adakah manga yang menarik hati saya? Sayangnya belum ada, meskipun ada beberapa manga tentang remaja atau sejarah yang disarankan oleh Gen. Mungkin kelak kalau Riku sudah bisa baca sendiri, dan membeli mangga kesukaannya, saya akan coba intip hehhehe.

Panenan 2 hari

1 Nov

Kemarin pagi, karena Kai masih demam (sejak malam sebelumnya), saya bawa dia ke dokter. Pertama kali Kai ke dokter di LN. Jam 6 pagi mendaftar, jam 8 pagi diperiksa dokter, jam 8:20 selesai. Kasihan Kai, karena demam, batuk dan pileknya membuat dia malas dan  tidak ada nafsu makan.

Setelah merawat Kai kemarin dan seharian tadi, sore jam 5 Riku merengek minta diantar ke Game Center. Karena aku lihat Kai bisa ditinggal sama mbaknya, kita langsung menuju BlokM plaza, untuk ke Game Center bersama Andy. Karena Andy bisa tungguin Riku bermain, saya lari sebentar keluar… Memanfaatkan waktu untukku sendiri yang hanya 1 jam. So…what have I done in 1 hour?

  1. Makan bakwan malang sendirian selama tidak sampai 10 menit.. yummy
  2. Pergi ke Money Changer 10 menit
  3. Ke Matahari beli baju untuk Riku 15 menit
  4. Ke Gunung Agung beli buku 20 menit

Dan hasil panenku kali ini adalah:19 buku +1 CD Dewi Lestari

Buku Pramoedya yang aku punya bahasa Jepang sih, jadi kudu beli versi bahasa Indonesianya kan …hehehe. Kemudian supernovanya Dee juga untuk melengkapi koleksi (yang masih terbungkus plastik)— so maybe these three books will end like the first one.  Layla Majnun aku beli karena aku sudah pernah baca di kala SMP, dengan tulisan Ejaan Lama dan bukunya (pinjaman) bener-bener harus hati-hati membukanya saking kunonya. Bener-bener banjir air mata waktu itu. Ada 2 yang tidak difoto yaitu buku kedua dan ketiganya Andrea Hirata. Sebetulnya masih ada (mungkin) buku yang aku mau beli, tapi sudah beraaaat banget. Dan untuk 19 buku + 1CD itu harganya semua 1,17 juta…. waaah mahal juga buku Indonesia ya….Gimana orang Indonesia mau cinta buku hihihi

Hayoooo tebak kira-kira saya bakal baca buku yang mana duluan?

Cosmos

7 Okt

Kali ini saya bukan mau mendongeng tentang cosmos yang ada kaitannya dengan bumi dan antariksa. Juga bukan yang berhubungan dengan merek alat listrik yang banyak dijual di Indonesia, atau tempat penyimpan berasnya. Tapi saya mau memberikan keindahan bunga  cosmos kepada teman-teman semua.

Musim gugur diawali dengan mekarnya bunga Cosmos ini. Dalam tulisan kanjinya saja コスモス秋桜 memakai kanji aki (musim gugur) dan sakura, sehingga menjadikan bunga cosmos ini sebagai bunga sakura di musim gugur. Memang indah, apalagi jika kita berada di padang rumput yang dipenuhi dengan cosmos yang lembut tertiup angin….

Ahhh musim gugur telah tiba. Entah kenapa aku juga menjadi sendu….

Ada satu lagu yang berjudul “Cosmos” yang sangat terkenal di Jepang. Biasanya sering dinyanyikan di karaoke atau di pesta perkawinan. Loh kok? Ya karena lagu cosmos ini menggambarkan perasaan hati seorang gadis yang keesokan harinya akan menikah.  Liriknya begini (terjemahan bebas oleh Imelda)

(1)Bunga cosmos merah pucat berayun bermandikan mentari musim gugur
Bunda yang akhir-akhir ini sering terharu terbatuk di ujung kebun
Di beranda sambil membuka album foto masa kecilku
dengan suara lembut bergumam sendirian

Di hari musim gugur yang hangat ini kehalusanmu menembus hatiku
engkau berkata… meskipun sulit, waktu akan mengubah segalanya
Jangan khawatir … padaku yang besok akan melangkah ke pelaminan

(2) Jika kuingat bermacam kenangan indah
tak pernah aku sendirian selama ini
Dan aku yang begitu keras kepala hanya bisa menggigit bibir
Dan bunda yang membantuku membereskan koperku
mulanya senang tapi seiring waktu, tiba-tiba bunda menangis
dan mengatakan…. kau akan baik-baik saja nak…selamat jalan…

Sambil dengan sulit mengeluarkan ucapan terima kasih
saya katakan saya akan berusaha semampu saya
Akan tetapi pada sisa hari musim gugur yang hangat ini
biarlah aku sebentar saja tetap menjadi anakmu…..

(1) 薄紅のコスモスが 秋の日の
何気ない陽だまりに 揺れている
この頃 涙もろくなった母が
庭先でひとつ 咳をする
縁側でアルバムを 開いては
私の幼い日の思い出を
何度も同じ話 繰り返す
独り言みたいに 小さな声で

こんな小春日和の 穏やかな日は
あなたの優しさが 沁(シ)みてくる
明日(アシタ)嫁(トツ)ぐ私に 苦労はしても
笑い話に 時が変えるよ
心配要らないと 笑った

(2) あれこれと思い出を たどったら
いつの日も一人では なかったと
今更ながら 我儘(ワガママ)な私に
唇噛んでいます
明日への荷造りに 手を借りて
しばらくは楽しげにいたけれど
突然涙こぼし 元気でと
何度も何度も 繰り返す母

有難うの言葉を 噛み締めながら
生きてみます 私なりに
こんな小春日和の 穏やかな日は
もう少し あなたの
子供でいさせてください

wuahhhhhh nangis-nangis deh….

Lagu ini dinyanyikan oleh penyanyi legendaris Jepang: Yamaguchi Momoe, pertama kali dirilis tanggal 1 Oktober 1977, yang menjadikan lagu ini album singlenya yang ke 19. Lagu yang diciptakan oleh Sada Masashi ini juga dinyanyikan terakhir kali oleh momoe waktu dia pensiun dari kegiatan menyanyi tahun 1980 karena menikah (tepat sekali ya liriknya). Ada siaran langsung dia menyanyikan lagu ini tapi tidka pake nangis-nangisan hehehe…jadi saya pilih sebuah clip yang suaranya lebih bagus. Silakan bagi yang mau tahu lagunya  ini bisa klik di YouTube.

Aku akan mencoba menghafalkan lagu ini
dan aku ingin nyanyikan untuk seseorang yang tepat
kelak di hari bahagianya
dan semoga aku bisa menyelesaikan lagu ini
tanpa menangis di tengah jalan….

Siapa sih itu Intan dan Nina?

4 Okt

Pernah kenal? Itu memang nama anak perempuan Indonesia kan? Dan kenapa cuma anak perempuan saja yang disebut-sebut dalam lagu lullaby Indonesia? Adakah lagu lain yang pakai nama laki-laki? Kok anak laki-laki ngga protes ya?

Waktu pertama kali saya menyanyikan lullaby “Nina Bobo” untuk Riku, dia tanya apa artinya. Terpaksa saya bilang ….Nina chan oyasuminasai… Dan akhirnya saya selalu ganti dengan Riku Bobo… Kok rasanya tidak cocok kalau saya nyanyi Nina bobo, padahal anak saya laki-laki. Hal ini juga sama dengan lagu “Tidurlah Intan” sebuah lagu yang saya suka sekali, meskipun saya tidka hafal liriknya. Lagi-lagi nama anak perempuan…. Apa boleh buat ya? Mungkin anak laki-laki tidak perlu dinyanyikan sudah bisa bobo sendiri heheheh.

Bener-bener posting iseng nih…

********************************************************

Artis (Band): Waljinah / R. Soetedjo

Tidurlah Intan
tidurlah anakku manis
Hari sudah malam
pejamkanlah mata

Tidurlah Intan
tidurlah kekasih hati
Esok hari kita
bermain kembali

Reff:
Ibu t’lah penat
asyik bernyanyi-nyanyi
menidurkan engkau
anakku jauhari

Tidurlah Intan
tidurlah kekasih hati
Esok hari kita
bergurau kembali

Mau dengar? di sini. Thanks to Jimi.

Si Gundul yang Bijaksana

22 Sep

Yah, kali ini saya ingin bercerita mengenai saya. …taelah… Sebetulnya bukan mengenai saya tapi mengenai Ikkyu san (seharusnya saya tulis sesuai pengucapan adalah IKKYUU san – u nya diperpanjang, dalam bahasa Jepang panjang -pendeknya vokal menentukan, tidak seperti dalam bahasa Indonesia karena tidak mengubah arti). Saya terdorong menulis tentang si Ikkyu san ini akibat pertanyaan Daffa yang ingin tahu siapa sih yang suka nampang dan berkomentar di blognya dia (avatarnya saya). Seorang pendeta Buddha tanpa rambut tetapi memukau hati seorang Imelda, sehingga Imelda, yang pake cybername sebagai  Ikkyu_san ini, jadinya terdampar di negara matahari terbit.

Mereka yang hidup di jaman kejayaan tahun 80-an (kalau mau tahu trend tahun seginian tanya mas NH18 yang jauh lebih sering JJS daripada saya) tahu anime Jepang yang beredar saat itu yaitu Voltus V, dan Ikkyu san (mungkin juga Megaloman saya tidak yakin karena saya tidak pinjam videonya). Masih dalam format video betamax, serial Ikkyu san ini kabarnya hanya ada 5 jilid. (sebetulnya memang cuman dari 5 jilid itu yang kebanyakan orang Jepang kenal). Saya sendiri lupa menontonnya dalam bahasa Jepang dengan subtitle Inggris atau di dub Ingris dengan subtittle Jepang (setahu saya setelah saya bisa baca hiragana, saya masih sempat sewa 1 video untuk latihan baca hiragana). Lagu pembukanya, “Suki suki suki suki Ikkyu san…. ” (Suki artinya suka) itu selalu terngiang di telinga saya, tapi saya tidak bisa menghafal keseluruhannya karena terlalu cepat.

Ikkyu san adalah seorang pendeta Buddha yang amat terkenal di Jepang yang sangat cerdik dan bijaksana sejak dia kecil. Image pendeta Buddha ini menjadi lebih kuat melekat di dalam kepala orang Jepang dengan adanya film kartun Ikkyu san dengan beberapa episode-episode yang merupakan penggambaran dari kenyataan yang pernah tercatat. Film kartun Ikkyu san ini diputar selama  7 tahun, dari tanggal 15 Oktober 1975 sampai 28 Juni 1982 setiap hari Rabu dengan waktu tayang 30 menit. Keseluruhan cerita ada 296 episode dan merupakan film kartun yang terpanjang dengan rate pemirsa yang tinggi dan stabil selama 7 tahun. Setahu saya sekarang kita dapat membeli DVDnya satu series yang terdiri dari 10/11 DVD seharga 40.000 yen. (Nanti nabung ahhh beli, masukin wishlist) But of course semuanyanya bahasa Jepang tanpa subtittle. —- ada production house yang berminat? hehhehe—

Ikkyu san adalah nama sebagai pendeta Buddha, yang ditulis dengan kanji sebagai 一休さん hito yasumi (istirahat sebentar artinya) mungkin sekarang namanya jadi hiatus -san ya hihihi. Nama sebenarnya adalah Senggiku Maru, seorang anak bangsawan yang berkhianat terhadap shogun, sehingga perlu disembunyikan identitasnya. Ibunya Iyono Tsubone, menyerahkan Ikkyu ke dalam pengasuhan pendeta Osho, untuk ditempa menjadi pendeta Buddha. Ikkyu yang seharusnya hidup mewah dan bisa bersama ibunya, harus berpisah dengan ibunya dan itu yang paling membuatnya sedih. Oleh ibunya dia diberi omamori (jimat) berupa teru-teru bozu (dipakai sebagai penghalau hujan). Sehingga setiap ada masalah, Ikkyu akan berlari ke hadapan Teru teru bozu itu untuk berkeluh kesah.

Teru teru bozu
Teru teru bozu

Sebagai pendeta Buddha yang terkecil (waktu itu katanya berusia 6 tahun), Ikkyu sering dikerjain. Disuruh ini itu oleh sempainya terutama yang bernama Shuunen san. Cerita pada episode pertama menggambarkan betapa Ikkyu yang mungil itu harus pontang panting melaksanakan perintah Shuunen dan teman-temannya. Dia disuruh mencuci lobak di sungai. Dan waktu itulah dia bertemu dengan seorang samurai, bernama Ninagawa Shin-en-mon, yang diperintah Shogun (Jendral) untuk mengawasi Ikkyu. Oleh di Ninagawa, Ikkyu dipanggil Kozo san (Pendeta cilik), dan di situ Ikkyu mengatakan, “Anda panggil saya?”

Tentu saja si Samurai ini marah dan bilang, “Tentu saja, mana ada pendeta cilik yang lain di sini”

Lalu Ikkyu bertanya, “OK, ini apa? (sambil menunjuk lobak besar)”

Samurai,”Lobak”

“Lalu ini apa? (sambul menunjuk lobak kecil)

Samurai,”Ya, lobak….”

“Karena itu, lobak biarpun besar atau kecil…sama-sama namanya Lobak. Pendeta pun besar atau kecil, sama-sama Pendeta. Jangan panggil saya Pendeta Cilik. Lagipula saya punya nama, yaitu Ikkyu….”

Samurai itu tidak bisa berkata-kata lagi, dan mengakui bahwa korban intaiannya ini memang pandai.

Ikkyu san menjalani kehidupan di biara dengan senang, dan dia selalu membantu atau dekat/akrab dengan seorang gadis cilik yatim piatu bernama Sayo-chan. Ikkyu san selalu bersyukur bila melihat Sayo chan, karena dia tahu, dia masih mempunyai ibu, meskipun tidak bisa bertemu. Sedangkan Sayo chan, orang tuanya sudah meninggal dan tinggal bersama kakeknya saja. Dengan pemikiran ini Ikkyu san merasa kuat untuk menjalani “pengasingan”nya.

Dalam kehidupan berbiara ini, gangguan yang sering datang adalah dari sepasang bapak-anak perempuan yang bernama Kikyouya Rihei dan Yayoi, seorang pedagang yang sering bertandang ke Kuil. Yayoi san yang manja dan usil sering mengganggu ketentraman biara. Sedangkan bapaknya Rihei, tidak mau tahu kesopanan, dengan seringnya datang ke Kuil untuk bermain Igo dnegan Osho-san. Hingga suatu hari, pendeta-pendeta di biara itu ingin mengusir Rihei dengan cara memasang peringatan, “Barang siapa yang membawa atau mengenakan pakaian dari kulit binatang dilarang masuk Kuil”. Rihei san selalu memakai bolero dari kulit kelinci, tapi dia dengan cueknya memasuki kuil. Di pintu gerbang Ikkyu sudah menunggu dan berkata;

“Apakah Anda tidak melihat pengumuman itu?”

“Ohhh itu, ya saya baca. tapi di Kuil kan banyak yang terbuat dari kulit binatang. Buktinya ada gendang (drum) di dalam Kuil kan? Kenapa boleh ada gendang yang sudah pasti terbuat dari kulit itu di dalam Kuil?”

“Ya memang gendang itu terbuat dari kulit, karena itu terpaksa kami memukulnya setiap kali. Jadi kalau Anda mau tetap masuk ke dalam Kuil, saya terpaksa harus memukul kamu…”

Rihei san lalu melarikan diri takut kena pukulan Ikkyu.

Kepintaran Ikkyu yang termasyur adalah mengenai sebuah papan yang terdapat di jalan masuk sebuah jembatan. Cerita ini agak sulit diterjemahkan, tapi akan saya coba. Tulisannya begini,”Kono hashi wo wataru na” (Dilarang menyeberangi jembatan ini) Disini HASHI yang waktu itu tertulis dengan hiragana, berarti jembatan… tapi selain itu juga bisa berarti pinggiran. Karena itu Ikkyu san dengan gagahnya menyeberangi jembatan itu, dan tidak mengabaikan peringatan yang tertulis. Alasan ikkyu, “Saya tidak menyeberang di pinggiran kok, saya jalan di tengah-tengah jembatan” Jadi Ikkyu memakai sinonim kata hashi untuk menjelaskan tindakannya. Peristiwa ini sangat terkenal dan sering keluar di soal-soal ujian masuk SD…katanya.

Pendeta Ikkyuu yang menjadi model anime itu sesungguhnya
Pendeta Ikkyuu yang menjadi model anime itu sesungguhnya

Waktu membaca pertanyaan Daffa siapa sih Ikkyusan itu saya mencari lewat google dan ternyata ada beberapa cuplikan film Ikkyu san yang bisa ditonton di YouTube. Jika Anda mau melihatnya silakan ketik 一休さん atau monk Ikkyuu. Dan tadi pagi saya dibuat menangis terus karena saya menemukan sebuah episode terakhir dari Ikkyusan yang terbagi dalam 3 parts. Cerita yang 296 ini, memang harus diakhiri dan cerita penghabisan adalah dengan keluarnya Ikkyu san dari Kuil Angoku-ji untuk mengembara dan bertapa sendirian. Dengan bimbang, Ikkyu ingin pergi dari kuil itu diam-diam. Melihat keresahan Ikkyu san, Pendeta Osho-san memperbolehkan Ikkyu pulang menemui Tsubone ibunya dan diperkenankan untuk menginap. (sebetulnya pendeta dilarang untuk pulang ke rumah orang tua) . Ibunya langsung mengetahui bahwa pasti ada “masalah” sehingga Ikkyu san diperbolehkan pulang. Di situ untuk pertama kalinya Ikkyu mengatakan pada ibunya bahwa dia akan mengelana, pergi bertapa sendirian, keluar dari Kuil. Dan biasanya pendeta yang tidak mempunyai Kuil akan mengelana kemana kaki melangkah, bisa jadi mati kelaparan karena hidup dari pengasihan orang saja, atau bertemu dengan halangan-halangan lain. Ibaratnya pergi ke medan perang, belum tentu kembali. Dan malam itu Ikkyu san, bisa menikmati masakan ibunya terakhir kali dan tidur bersama ibunya. (Duuhhh you can imagine …bagaimana saya bisa tahan untuk tidak menangis…. dasar PMS juga mendukung saya untuk jadi tersedu-sedu deh…. banjir nih Nerima).

Perpisahan itu berat bagi siapa saja. Juga bagi Ikkyu san. Dengan mengendap-endap, dia tidak memberitahukan Sayo chan, sahabatnya…. lalu Shuunen san teman-teman se biara. Juga Ninagawa san si Samurai yang juga sudah akrab dengannya. Tapi semua usaha Ikkyu san untuk pergi tanpa lambaian tangan orang-orang yang dicintainya tidak bisa terlaksana. Karena semua sudah merasa keanehan Ikkyu yang biasanya ceria tetapi akhir-akhir ini murung. Sayo chan memberikan teru-teru bozu buatannya untuk disandingkan dengan teru-teru bozu buatan ibu Ikkyu san. Semua mengantar Ikkyu san dengan deraian air mata, sehingga Ikkyu san jauh melangkah menuju gunung dan lembah dan tidak terlihat lagi.

Saya sarankan untuk mereka yang sedang belajar bahasa Jepang untuk menonton film Ikkyu san ini. Karena selain bahasa yang bagus, di dalamnya terdapat ajaran-ajaran Buddha yang menjadi dasar pemikiran masyarakat Jepang. Siapa tahu juga bisa ketularan kecerdikan Ikkyu san dan dengan berusaha sungguh-sungguh Anda bisa mendapatkan IKKYU 一級 (level satu di Ujian Kemampuan Bahasa Jepang).

Memang saya pernah menulis tentang My Hero, Zorro dan kemudian Black Jack. Tapi sesungguh tidak ada Karakter yang melebihi kekuatan Ikkyu san bercokol dalam kepala saya sejak saya SMP… yang tidka saya sadari menuntun saya mengembara di Sastra Jepang, dan meneliti tentang Terakoya (Sekolah bagi masyarakat biasa) kemudian meneliti tentang pendidikan Indonesia jaman pendudukan Jepang dan akhirnya saya berada di masyarakat Jepang seperti sekarang ini. Emiko seakan berada di bayang-bayang Ikkyu san, yang mungkin juga kelak akan berkelana mencari arti kehidupan sesungguhnya. (hei bukankah kita semua begitu????)

— Tulisan ini saya buat untuk memperingati kedatangan saya 16 tahun yang lalu ke Jepang untuk jangka panjang, yaitu tanggal 23 September 1992. Terima kasih Tuhan atas perlindunganMu kepada hambaMu ini selama berada di negara asing ini, terlepas dari sanak keluarga, terlebih papa mama yang saya cintai…… (betapa aku rindu mereka terutama di saat-saat ini) bisa bertahan mengatasi kesepian, kebimbangan, kesulitan-kesulitan sekian lama dan akhirnya Kau anugerahi seorang suami dan dua anak yang menjadi tumpuan hidupku sekarang ini.—

 

Mengapa harus tikus sih?

20 Sep

Anda semua pasti kenal Mickey Mouse dong… Lalu Tom and Jerry. Atau pernah nonton juga Little Stuart yang bisa membuat kita menitikkan air mata. Kemudian yang terakhir adalah Ratatouille atau yang di bahasa Jepangnya di beri judul “Remi no oishii resutoran レミーのおいしいレストラン” — Restoran Lezat Remi. Coba perhatikan saja sekian banyak karakter yang dipakai yang menjadi populer itu, tidak lain dan tidak bukan adalah seekor TIKUS. Tikus yang digambarkan memang macam-macam, ada yang lucu, imut-imut bahkan bisa diterima sebagai ikon yang mendunia. Tapi coba kalau dipakai fotonya yang asli, bukan gambar kartun… dijamin tidak bisa makan sambil menonton deh. Apalagi kalau kita bayangkan si REMI yang membuat masakan kita yang sedang kita santap itu …Wuaaaaahhh. (Maaf kalau baca ini sedang puasa… )

Fenomena ini memang sudah lama terjadi. Entah apa tujuan Paman Walter memilih si tikus untuk hero-nya. Saya juga heran kenapa alat tambahan untuk memudahkan penulisan di computer itu harus dinamakan MOUSE atau TETIKUS. Mungkin ini merupakan obsesi dari para pencipta karakter itu untuk mengangkat derajat si tikus dari binatang buruk rupa, pembawa penyakit (yang pasti bau..ngga pernah mandi sih)  dan umpan si Kucing (kayaknya anjing juga banyak yang suka sih… bahkan manusia pun ada yang mau makan) …pokoknya …. si makhluk yang jueleeeek ini menjadi lucu, imut-imut, gemesin (seperti jeunglala hihihi …ngga deh seperti anak-anak saya….kapan lagi narsis) dan menjadi idola manusia di dunia ini (di planet ngga tau ada tikus ngga).

Anyway, saya benar-benar merasa perlu untuk meneliti fenomena ini, tapi sayangnya waktunya saya tidak ada. Mungkin jika ada yang punya banyaaaaak waktu luang bisa memikirkan topik ini sebagai tema skripsi atau thesis atau disertasinya (haiyah….). Dan ternyata Jepang pun tidak mau kalah dengan negara Amerika dengan Mickey Mousenya. Karena ternyata ada sebuah Picture Book di Jepang yang terbit tahun 1963 (bayangkan ….seumuran mas trainer atau pak grandis mungkin hihihi) yang mengambil tokoh TIKUS. Bukan hanya satu…malah dua ekor Tikus. Hebat ngga?

Namanya GURA dan GURI. Ingat saja Gula itu membuat gurih makanan sebagai bumbu penyedap (kakushi aji 隠し味) . Dua tokoh tikus ini diciptakan oleh Nakagawa Rieko (karangan) dan Oomura Yuriko (gambar) pada tanggal 1 Desember 1963. Diterbitkan oleh penerbit kesayangan saya FUKUINKAN SHOTEN. Ditujukan untuk anak-anak berusia 3-5 tahun … dan ditetapkan sebagai “buku wajib” oleh Asosiasi Perpustakaan Sekolah Seluruh Jepang. You can not believe it but….. buku ini sudah dicetak 160 kali per data tahun 2005. Tidak ada orang Jepang yang tidak mengetahuinya. HEBAT!!!!.(Aduuuh saya ingin sekali anak-anak Indonesia juga mengetahui cerita ini)

Ceritanya sangat sederhana. Dua tikus bersaudara (kembar) itu menemukan sebutir telur yang besar di hutan, dan ingin membuat kue castella. Tapi mau membawa telur itu ke rumah mereka tidak bisa… pasti pecah di perjalanan, karena terlalu berat. Jadi mereka membawa panci, bowl untuk adonan, pengaduk, susu dan gula dari rumah mereka ke tempat si telur berada. Sambil mengadon dan memasak kue itu, bau yang harum menyebar ke seluruh hutan, mengundang binatang lain berdatangan. Dan kue yang besar itu kemudian dinikmati bersama oleh seluruh penghuni rimba.

Yang menarik dari cerita ini adalah lagu yang dinyanyikan ole Guri dan Gura waktu menunggu kue matang yang menjadi trade mark mereka.

Bokura no namae wa Guri to Gura

Kono yo de ichiban suki nano wa

Oryori suru koto taberu koto

Guri gura guri gura….

(Nama kami Guri dan Gura

Yang kami sukai di dunia ini

Memasak dan makan

Guri gura-guri gura)

Sederhana sekali bukan? Lagunya tentu saja diiramakan sendiri oleh si pembaca. Jadi bisa saja irama pop atau dangdut (heheheh). Tapi waktu pertama kali Riku yang berumur 2 tahun dibacakan cerita ini oleh papanya, saya juga heran mendengar iramanya… seperti nyanyi gregorian hihihi. Lagu yang gen nyanyikan itu  biasa-biasa saja, tapi tetap melekat sampai sekarang. (Tapi di situ saya juga kagum bahwa membaca cerita yang simple itu bisa begitu memukau jika dihayati, dan sejak itu saya berusaha memakai “ekspresi” jika membacakan cerita untuk Riku. )

Guri dan Gura

Ini adalah buku pertama, dan setelah itu ada beberapa cerita dari seri Guri dan Gura ini dengan judul “Tamu Guri dan Gura”, “Guri dan Gura : Berenag di laut”, “Guri dan Gura :Piknik” “Guri dan Gura bersama Kururikura”, “Guri dan Gura: Pembersihan besar-besaran”. “Guri dan Gura bersama Sumire-chan” dll. Buku ini juga saya sarankan untuk mereka yang baru belajar bahasa Jepang karena semuanya tertulis dalam hiragana. Saya tidak tahu apakah di perpustakaan Japan Foundation Jakarta ada atau tidak, mungkin bisa ditanyakan langsung ke sana.

Buku Guri dan Gura ini yang pasti sudah diterbitkan dalam bahasa Inggris. Berikut adalah sinopsisnya dalam bahasa Inggris.

Guri and Gura, popular characters in Japan since their 1963 debut (of which this book is the translation), enter the American market with the first of the publisher’s projected series. Here, the two exuberant mice find a huge egg in the forest and decide to use it to make “a sponge cake so big we can eat it from dawn to dusk and still have some left over.” Realizing that the egg is too big to move, Guri and Gura haul a huge frying pan (and everything else they need) over to the egg, then mix up the batter, build a fire and share the results with all the animals who have sniffed out their cake. Yamawaki’s pared-down line drawings deliver information plainly and directly, with little shading on an expansive white background: Gura holds the lid of the pan (which towers over him), Guri raises his tiny mouse fist in excitement, and the nicely risen cake is revealed. A childlike refrain becomes a light-hearted mantra: “My name is Guri. And my name is Gura. And what do you think we like to do best? Cook and eat. Eat and cook. Yeah! Guri and Gura, that’s us.” The book’s visual appeal is dampened somewhat by bland type design and bleed-through on the matte pages. But cake-making is always a delicious theme for small readers, and Guri and Gura’s inventive energy loses nothing in the Pacific crossing. Ages 4-8.
Copyright 2002 Reed Business Information, Inc.