Kartu Pos itu….

17 Des

Semua memang bermula dari sepucuk kartu pos yang ditujukan padaku. Pengasuh program acara Gita Indonesia InterFM 76,1 Mhz Tokyo.

Yah memang saya adalah DJ untuk acara Gita Indonesia, sebuah program “InterCommunity Square selama 1 jam setiap minggu yang disiarkan mulai tahun 1997-2001. (Cerita awalnya bisa dibaca di sini)

Banta san, demikian saya memanggilnya, mengirimkan sepucuk kartu pos berisi guntingan koran tertanggal 23 Agustus 1999. Ya guntingan koran itu ditempel begitu saja di bagian menulis berita (sebetulnya tidak boleh, tapi pihak kantor pos di sini “tutup mata”) . Saya bacakan kartu posnya pada siaran tanggal 10 September 1999. Kartu pos pertama, kemudian menjadi kartu pos yang 2, 3, 4 …hampir setiap minggu Banta mengirimkan kartu pos ke InterFM. Ya, dia  boleh dikatakan salah satu fans yang rajin. Pernah suatu kali dia mengirim kartu pos berbahasa aceh… bagaimana saya bisa bacakan kalau tidak tahu artinya? Nanti kalao isinya tidak baik bagaimana? Lagipula bagaimana pelafalan bahasa Aceh, saya tidak tahu. BUT, saya yakin isinya pasti bukan provokasi, sehingga setiap ada waktu, saya bacakan kartu pos dari dia…tentu saja bergantian dengan request atau kartu pos/fax dari pendengar lainnya. Isi kartu posnya kebanyakan tentang pertikaian di Aceh, betapa banyaknya orang yang harus mengungsi karena daerah tempat tinggalnya tidak aman lagi. Kerinduan akan kampung halaman, keluarga dan tanah air…..

Kemudian permohonan itu datang dari NHK, untuk pengisian acara Hallo Nippon, sebuah acara yang mengetengahkan orang-orang asing yang bekerja di Jepang. Sebelumnya sudah dua kali aku diminta mengisi acara yang serupa, dari TV Kanagawa dalam acara “Sekai kamado kara” (Dari belanga dunia) (OA 12-11-1997). Sebuah program memperkenalkan orang asing, hometownnya dan masakan yang mau diperkenalkan. Durasinya 20 menit, live. Hmmm, Acara ini bersifat talk show dengan memakai foto-foto dan saya menyediakan Tempe goreng + Gado-gado. Kemudian NHK BS1dalam acara “Ajia Jouhou Kousaten” (Asia Crossroad Information – OA 19 Desember 1998). Sebuah program yang memperkenalkan acara Gita Indonesia sebagai acara Radio unik dari InterFM. Durasinya 8 menit – rekaman.

Nah, acara NHK BS 1, yang “Hallo Nippon” ini cukup lama 20 menit, dan rekaman dengan menengahkan semua sisi kehidupan aku, ceritanya. Jadi rencananya selama 2 minggu, kamera akan menguntit aku kemanapun aku pergi (kecuali ke WC dan mandi hehehe), ke universitas, ngajar, menerjemahkan, siaran…dsb dsb…semua kegiatan aku, ceritanya. Yang bertugas menjadi director langsung seorang wanita muda, Kaneko Yuki san, padahal semula seorang director senior yang menangani rekaman yang menghubungi saya (ternyata mau ada regenerasi juga di PH -Production House mereka). Karena saya wanita, diharapkan Yuki san bisa menggali semua potensi yang ada dan credible menjadi acara TV yang bagus.

OK. Jadi mulailah rekaman-rekaman kegiatanku, sambil memikirkan plot cerita yang menarik. Di situlah muncul Kartu Pos dari Banta san. Dan saya jelaskan bahwa memang pendengar acara saya kebanyakan adalah pemagang atau Kenshusei yang bekerja di pabrik-pabrik kecil di Jepang, di bawah kelola IMM. Sebelum berangkat ke Jepang, yang berminat harus mendaftar di Dep Tenaga Kerja, kemudian diseleksi, lalu dikumpulkan diberi training (kalo tidak salah di Bandung) lalu dikirim ke Jepang, diterima oleh IMM,  baru dikirim ke perusahaan-perusahaan kecil ini. Bahkan menurut kabar di Bandung mereka selain mempelajari bahasa Jepang, juga diperlihatkan video kehidupan di Jepang, dan dalam video itu mereka pernah melihat saya (weks narsisnya keluar nih). Banyak sekali pemuda-pemuda yang berminat untuk bekerja di Jepang, karena mereka pikir mereka dapat membantu keluarganya di tanah air, dengan mengirimkan uang sekedarnya. Namun itu pun tidak semua yang akhirnya bisa menabung sebagian dari pendapatan mereka. Ada yang memang mendapatkan perusahaan yang baik yang memikirkan kesejahteraan mereka, namun ada pula yang kurang mendapat perhatian. Belum lagi kalau tertimpa musibah, mengalami kecelakaan dalam pekerjaan yang memang berbahaya itu.

Dan saya juga jelaskan pada Yuki san bahwa saya secara rutin membuat acara Jumpa Pendengar Fans Club Gita Indonesia (fansnya acara radionya loh, bukan fans saya). Dan kebetulan dalam waktu dekat akan membuat acara kumpul-kumpul di sebuah restoran, Bengawan Solo di daerah Roppongi (sekarang sudah tutup). Jadi tentu saja Kamera dan Yuki san ikut meliput acara tersebut, dan bertemu dengan pendengar yang waktu itu hadir sekitar 80 orang. Omong-punya-omong,  Yuki san mendesak saya untuk bertemu dengan kumpulan orang Indonesia yang biasa berkumpul di Taman Ueno, untuk membagikan pamflet tentang acara radio saya sekaligus promosi. Tentu saja di situ diharapkan bisa mengambil shoot yang bagus interaksi saya dengan pendengar, semacam temu pendengar singkat. Taman Ueno dijadikan ajang pertemuan bagi pemagang (TKI) Indonesia untuk bertemu, bertukar informasi, atau berbelanja kebutuhan makanan Indonesia yang tersedia di pasar Okachimachi (yang harganya tentu tidaklah murah).

Saya mewawancarai Banta di pabriknya (Yokohama)
Saya mewawancarai Banta di pabriknya (Yokohama)

Sementara camera terus berputar,  tidak disangka-sangka saya bertemu dengan DIA. Ya, si Banta san, pendengar asal Aceh. Saya benar-benar tidak bisa menyembunyikan kegembiraan saya bertemu langsung dengan orang yang setia mendengar acara saya. Dan langsung di situ juga Yuki-san mengajukan skenario, supaya saya mengunjungi pabrik pendengar dan mewawancarai mereka langsung, termasuk menanyakan kehidupan mereka di Jepang dan kesan-kesan terhadap program radio saya. OK…tambahan kerja lagi hehhehe. Saya harus ke daerah yokohama, mengunjungi 2 pabrik yang satu pembuatan spare parts mobil/motor, sedangkan pabriknya tempat Banta kerja adalah pengolahan tulang besi beton.

Kalau tidak ada shooting untuk acara NHK ini tentu saja saya tidak akan kesampaian mengunjungi apartemen pendengar yang mayoritas cowok, bahkan sampai mewawancarai mereka. Saya merasa terharu sekali waktu mendapat penyambutan yang hangat dari pihak pabrik dan pemagang di rumah mereka, bahkan hampir menangis waktu tahu mereka (Banta dan teman-temannya) menyetel alarm supaya bisa bangun 5 menit sebelum acara radio saya dimulai pukul 2 pagi (Jumat jam 26:00- atau Sabtu dini hari pukul 2 pagi). Saya yang tadinya menyangka bahwa acara saya tidak ada yang mendengar….. kelu lidah saya. Ternyata acara saya waktu itu adalah satu-satunya hiburan mereka, yang waktu itu tidak mempunyai akses dengan internet.

Di apartemen Banta dan teman-teman setelah shooting (Banta-tengah)
Di apartemen Banta dan teman-teman setelah shooting (Banta-tengah)

Akhirnya sebagai penutup skenario saya dalam acara “Hallo Nippon” itu, saya mengundang 10 orang pendengar (termasuk Banta san) untuk datang ke studio dan mengambil rekaman berbincang-bincang di studio dengan mereka. Dalam pertemuan itu saya menanyakan apa “mimpi” mereka ttg Jepang, ttg Indonesia dan masa depan. Kelihatan sekali mereka enggan meninggalkan Jepang tapi rindu dengan tanah air. Bahkan saya bisa melihat mata mereka berkaca-kaca waktu saya putarkan lagu kemesraan sebagai penutup acara, yang diiringi dengan nyanyian lirih mereka…

Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Inginku kenang selalu

Hatiku damai
Jiwaku tentram di samping mu
Hatiku damai
Jiwa ku tentram
Bersamamu

Sebuah lagu yang sama yang saya putarkan pada acara terakhir Gita Indonesia yang terpaksa dihentikan Juli 2001 karena masalah pendanaan. (Yang pasti kali terakhir itu saya yang menangis…..hiks …. 4 tahun sebagai DJ…. dan meskipun saya menawarkan kerja sukarela tanpa gaji asal acara tetap bisa berlangsung, tetap ditolak. Sebabnya yang mahal adalah biaya penyiarannya yang dihitung perdetik sekian ribu Yen…. Pffffhhh)

Banta san memang hanyalah satu dari sekian banyak penggemar acara Gita Indonesia. Tapi Kartu Pos Banta san telah membuka suatu episode yang pasti tidak akan saya lupakan dalam kehidupan saya. Kenyataan bahwa saya mengelola suatu acara yang amat mereka nanti-nantikan. Dan saya menyesal tidak menghubungi Banta san waktu dia akan pulang ke Indonesia, paling sedikit untuk menanyakan kabar/rencana selanjutnya atau alamat di Indonesia. Dari 10 orang yang hadir di studio waktu itu hanya ada 1 orang yang mengabarkan bahwa dia mendirikan perusahaan di daerah bekasi… dan sayangnya saya tidak tindaklanjuti juga karena kesibukan saya yang lain. Saya ingin sekali bertemu dengan mantan-mantan pendengar acara Gita Indonesia, terutama Banta san yang beberapa saat ini menghantui pikiran saya.

Ya, 4 tahun yang lalu, 26 Desember 2004, Tsunami menghanyutkan ratusan ribu orang di Aceh. Yang masih tersisa di benakku sekarang…. apakah Banta san termasuk di antara ratusan ribu orang itu? Jika Ya, saya mendoakan arwahnya semoga diterima Tuhan…. dan jika tidak, ingin saya bertemu sekali lagi dengannya. Hanya untuk menanyakan…. Ogenki desuka? (Apa kabar?)

Bersama Yuki san sesudah pengambilan scene makan ramen kakilima
Bersama Yuki san sesudah pengambilan scene makan ramen kakilima

Catatan:

Siaran NHK BS1dalam acara “Ajia Jouhou Kousaten” (Asia Crossroad Information – OA 19 Desember 1998) yang mempertemukan saya dengan Ibu Sasaki, yang setelah itu mengajak saya bergabung menjadi dosen di Universitas Senshu mulai April,1999. Terima kasih banyak Sasaki Sensei. お世話になっております。

Si Virus Noro

16 Des

Ternyata diagnosis dari dokter tentang penyakit kami bertiga adalah Norovirus. Penyakit yang ringan-ringan berat, karena gejalanya biasanya “hanya” muntah-muntah dan buang air. Norovirus adalah RNA virus (sejenis SARS, influenza dan hepatitis), jadi menular sekali. Dan kabarnya virus ini menguasai 90% penyebaran epidemi penyakit perut di seluruh dunia.

Virus ini mudah menyebar pada komunitas kecil, seperti Rumah Sakit, penjara, sekolah dll. Dan jika menyerang anak-anak serta lansia, bisa menyebabkan kematian juga, yang lebih disebabkan karena dehidrasi. Penyebaran virus ini lebih banyak terjadi akibat sentuhan langsung dengan penderita atau makan makanan yang terkontaminasi virus akibat penanganan yang tidak steril. Diperkirakan sumber penyakit dari Kai, yang saya titipkan di Himawari hari Kamis lalu, kemudian menular ke Riku dan Saya. Kabarnya tidak ada obat yang ampuh kecuali istirahat dan minum yang banyak (meskipun dapat obat dari dokter untuk stabilisasi keadaan perut).

Di Jepang sendiri setiap tahun pada musim dingin ternyata sering mengalami wabah Norovirus. Pada tahun 2006, dikabarkan ada 10 juta orang di Jepang menderita Norovirus ini. (Saya juga sering melihat berita mengenai Norovirus di TV, selain berita mengenai bakteri e-coli pada musim panas).

Kami yang di Tokyo menderita Norovirus, sedangkan teman-teman di Indonesia (antara lain Yoga) banyak yang menderita penyakit Typhoid (katanya Thypus adalah nama untuk penyakit yang lain tapi kita sering rancu memakainya), yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Memang menjelang akhir tahun, dengan kesibukan yang bertubi-tubi menyebabkan ketahanan badan menjadi berkurang, dan dengan faktor cuaca yang tidak mendukung mudah menjadi sakit. Semoga semua teman-teman blogger yang lain dapat menjaga kesehatan dengan baik dan bisa menyambut Natal, tahun baru dan libur panjang akhir tahun dengan baik.

Salam dari Imelda-Riku-Kai di Nerima (BTW Gen juga sedang flu…jadi sekeluarga sakit deh… tapi… blogging jalan terus heheheh)

==== Kai belajar pakai sumpit ====

Membeku

15 Des

Pagi hari 3 derajat, dan maximum hari ini adalah 8 derajat. Rumahku biarpun di Tokyo, memang lebih dingin (dan lebih panas di musim panas) dibanding bagian lain Tokyo, karena struktur tanahnya yang cekung, sehingga dingin maupun panas tidak bergerak, mubeng-mubeng di situ-situ aja terus. Jika turun salju, maka kalau bagian Tokyo lain sudah habis saljunya, di Nerima-ku ini masih tersisa gundukan salju. Bener masih ndeso deh.

Untung hari ini Gen tidak naik mobil, sehingga aku bisa setir mobilnya untuk menyelesaikan berbagai urusan keluarga, Bank, bills, belanja dll. Dan hari Jumat lalu aku sudah pesan di Himawari, tempat penitipan Kai, untuk hari Senin ini akan menitipkan Kai mulai dari jam 9:30 sampai jam 13:30. Karena jam 14:00 aku harus jemput Riku lagi di TK.

So, pagi jam 9 aku dan anak-anak menuju tempat parkir…….. dan alangkah terkejutnya kita menemukan mobil terbungkus dengan shimo lapisan es tipis seperti di freezer. Dan memang matahari belum cukup menyinari mobil kami, sehingga masih kachi-kachi …beku semua. (Sayang waktu itu tanganku penuh jadi tidak bisa foto hehhehe). Perlu waktu 10 menit untuk mencairkan es yang di kaca depan mobil sambil aku dudukkan Kai di kursi bayinya, siap-siap…and go. Sambil mikir…gimana kalau salju ya?

Setelah Kai aku antar ke Himawari, aku mulai melaksanakan tugasku. Mobil aku parkir di parkiran yang terdekat dengan stasiun, dan aku lari-lari ke sana sini. Untuk belanja saja aku bolak-balik 4 kali ke mobil untuk menaruh barang-barang yang memang berat. Terasa deh punggung mulai sakit sehingga tidak berani maksa angkat yang berat. Tapi sekitar jam 10 aku sempatkan masuk sebuah toko dengan pernak-pernik mainan dan hiasan rumah… Cukup terhibur melihat barang-barang yang lucu-lucu itu. Memang perlu juga ya waktu seperti itu…cuci mata…dengan barang yang bagus dan daun muda hihihi.

Tapi memang pemandangan sudah banyak berubah, seiring dengan dingin yang menusuk tulang. Hari ini memang matahari bersinar cerha, jadi kalau berjalan di bawah sinar matahari tidak seberapa dingin, tapi jika di bawah bayangan gedung atau pohon…brrrr. Pohon-pohon yang memerah mulai berguguran daunnya dan meninggalkan kerangka pohon yang sendiri dan sepi. Saya selalu suka pada foto sebatang pohon tanpa daun, seakan dia siap menantang dinginnya alam… dan jika salju turun dahan dan rantingnya siap menopang salju yang akan membuat pemandangan lain lagi pada sebatang pohon itu. Ya, saya sangat menikmati pemandangan sebatang pohon di sebuah padang hijau, yang akan berubah sesuai jamannya….

(kiri diambil dengan Canon PowerShot G9, kanan dengan HP –dan jenis pohonnya berbeda)

Selain pohon juga hiasan natal dan lagu natal di mana-mana, Karena siang memang tidak terasa gaungnya, semestinya berjalan malam-malam, menikmati iluminasi lampu-lampu yang menghiasi gedung dan pepohonan. Ah mana ada waktu aku pergi ke luar malam-malam.

nama tokonya MOS burger, jadi Xmos...pinter juga bermain kata ya
nama tokonya MOS burger, jadi Xmos...pinter juga bermain kata ya

Anak-anak dan saya juga sekarang sedang tidak sehat. Berawal dari hari Kamis, waktu saya jemput Kai di penitipan, diwanti-wanti oleh gurunya bahwa sekarang sedang mewabah flu perut dengan gejala muntah dan diare. Ternyata benar juga. Kemarin malam kami pergi makan di restoran…. bayangkan waktu menunggu tempat duduk kosong di restoran Riku muntah. Untung saya sigap keluarkan kantong plastik dan menadah. Setelah duduk, dan selang berapa lama, giliran Kai muntah dnegan hebohnya. Untung dia duduk di baby seat yang kami bawa dari mobil sehingga tidak perlu dibersihkan sampai tuntas. Eeeee selang 5 menit, tiba-tiba Riku muntah lagi. Riku duduk dengan papanya, jadi papanya yang harus bersihkan Riku. Cepat-cepat kami habiskan makanan yang tersisa dan pulang. Saya pikir, coba seandainya saya sendirian dengan dua anak, dan kejadian begitu bergantian gimana ya? Paling cuman bisa bengong atau tertawa hehehhe.

Begitulah kalau punya anak, adik-adik (terutama Lala-Dewi-Putri semua deh) yang belum menikah. Semua harus diantisipasi. Dan perlu diingat di sini tidak ada baby sitter yang bisa bantu membersihkan atau membawakan baju ganti satu koper … But, enjoy ajaaaaa deh.

Menghentikan Waktu

14 Des

Saya rasa siapapun pernah berkeinginan seperti ini. Menghentikan waktu. Terutama jika kita dalam keadaan bahagia. Kita ingin terus dalam keadaan itu, takut jika waktu terus berjalan, maka keadaan itu akan berubah menjadi yang lebih buruk.

Kemarin saya sedang berdua di meja makan dengan Riku. Saya sedang mengetik di laptop, dan Riku seperti biasa menonton. Saya tidak perhatikan acara apa…mungkin juga tidak penting, karena tiba-tiba Riku diam, melihat ke arah saya. Saya merasa dia memperhatikan saya, lalu saya lihat dia. Lalu muka dia mulai aneh, sambil berkata;

“Mama …aku tidak mau menjadi besar…
aku mau tetap menjadi anak-anak saja….”

“Loh kenapa Riku? Tidak bisa terus jadi anak-anak. Semua orang akan menjadi besar”

“Pokoknya aku tidak mau menjadi besar.” Dan dia mulai menangis sesegukan. Saya heran dan saya tanya

“Ada apa?”

“Aku mau mama dan papa dan Kai seperti sekarang jangan berubah”

Tiba-tiba Kai yang sedang tidur menangis, sehingga saya terpaksa menghentikan pembicaraan dengan Riku, karena ingin memberi minum Kai susu. Tapi saya pikir kalau saya biarkan dia dengan kekhawatirannya, dia akan merasa saya tidak memperhatikan dia. Jadi saya ajak dia ke kamar, dan sambil peluk dia memberikan susu pada Kai. Sambil berbisik-bisik saya tanya padanya,

“Riku kenapa tiba-tiba pikir begitu?”
“Aku ngga mau jadi gede. Karena kalau aku jadi gede, mama dan papa jadi tua… mama jadi tua nanti mama mati….aku bagaimana?”
“Hmmmm tapi manusia semua akan mati….”
“Aku ngga mau mama mati, aku mau sama mama terus!!”
“OK makanya kita berdoa supaya, mama, papa, Riku dan Kai bisa panjang umur ya…”
……masih menangis…

“Kenapa kok Riku tiba-tiba bicara begitu? Kan ada sebabnya. Cerita deh sama mama”
“OM mati…….”

Nah….rupanya ini sumbernya. Memang waktu Om meninggal dia hanya diam saja. Yang pasti dia tidak mau melihat wajah kaku Om dalam peti. Pertama juga dia tidak mau bersembahyang di depan altar. Tapi untung waktu terakhir sebelum penutupan peti, dia mau berdoa juga di samping saya. Tidak ada tangisan, tapi itu kami yang dewasa pikir, dia belum mengerti…. Ternyata tidak!

Dia memendam perasaan sedih dan takutnya akan kematian sampai kemarin itu. Sudah lewat 2 minggu lebih. Memang Riku perasa, dan dia juga sudah mulai mengerti apa itu arti “kematian” setelah dua kali mengalami Nenek buyut dan Omnya Gen.

Akhirnya saya hanya bisa bilang, “sudah Riku jangan terlalu dipikirkan , yang penting kita berdoa terus dan berusaha hidup baik kan….”

Saya teringat film Ponette yang menggambarkan kebingungan seorang anak berusia 4 tahun yang tidak mengerti kenapa ibunya harus “tidak ada” (Mati). Kemudian saya teringat sebuah buku , The Last Lecture yang menceritakan seorang dosen Randy Pausch yang mengidap penyakit Kanker. Yang sudah tahu bahwa hidupnya tinggal sebentar lagi…. Semuanya begitu menyedihkan …. Dan saya bisa mengerti sekali keinginan Riku untuk menghentikan waktu supaya dia tidak usah tumbuh menjadi besar…..

Bukankah kita semua begitu?

Bunga di makam Nenek

Masih segar waktu kami pergi nyekar Hari Senin

Padahal orang yang membawanya pada hari Kamis sebelumnya, sudah meninggal hari Jumatnya.

Tuhan Sang Pemberi Hidup memang Maha Kuasa.

Mainan dan Pramodel

13 Des

Dulu waktu saya kecil, sama sekali tidak mempunyai mainan (dan memang tidak suka). Jika ditanya mau apa, saya pasti minta dibelikan buku. Atau setelah memulai koleksi perangko, saya selalu minta dibelikan perangko. Pernah juga hobi mengumpulkan gambar tempel (sticker) dan menulis pada list pesanan oleh-oleh waktu papa ke luar negeri dengan : “gambar temple“. Boneka Barbie-babie-an? no way … alat masak-masakan? ngga punya. Lalu apakah saya sebetulnya hobi yang mainan cowo seperti mobil-mobilan, tembak-tembakan dll? ya ngga juga. Benar-benar saya tidak ada kenangan punya mainan masa kecil.

Adik saya, Novi suka dengan boneka. Setelah besarpun kadang dia minta dibelikan boneka. (Dan dia memang telaten merawat bonekanya). Dan biasanya jika masa kecil memendam keinginan pada sesuatu, jika besar akan berusaha memenuhi keinginan itu (Masa kecil kurang bahagia gitchuuu). Setelah saya besar dan bisa membeli sendiri, mainan apa yang saya beli? Entah itu mainan atau bukan, jaman saya masih “kaya” (sekarang udah jatuh miskin gitu hihih) saya selalu membeli peralatan electronik. Mulai dari komputer, compo/stereo deck, (TV dan video deck ngga masuk itungan —abis ngga suka sih) , CD walkman, MD player, scanner, hand – copy machine, handheld PC, camera, digital recording, hand held TV(yang aku kasih ke papa) etc etc…. Pokoknya sudah bisa bikin kantor sendiri deh hehhehe. Tapi semua ada batasnya, karena produksi elektronik sekarang sudah tidak “invent” sesuatu yang baru lagi. Semua hanya perbaikan dari versi yang sudah ada.

Jadi semua barang elektroniks itu menurut saya adalah “mainan” saya. Sedangkan satu-satunya boneka yang saya beli dan saya anggap saya punya adalah “Ben”. Belinya sih untuk Riku, waktu itu Natal waktu dia berusia 2 tahun. Kami melewati Natal di jakarta, dan saya beli BEN ini untuk Riku. Yang ada, waktu dia terima boneka sebesar dia ini, dia menangis ketakutan hihihi. Ya sudah, untuk mamanya saja (Padahal emang pertamanya beli dengan tujuan mamanya bisa minjem hihihi). Sesudah BEN, tahun-tahun berikutnya saya pernah membeli TIGER nya Winnie the Pooh, juga sebesar Riku, dan karena tidak bisa masuk koper terpaksa saya tinggal di Jakarta. Waktu bulan Agustus kemarin, saya hampir membeli boneka Cheetah sebesar Riku juga yang dijual murah di PIM. Tapi karena waktu itu lagi ketemuan ENDAYORI, jadi malu juga kalau saya bawa-bawa boneka besar gitu. Dan kalah dengan Riku yang minta dibelikan mainan pokemon. So…. bagi saya sekarang, kalau ada uang dan keisengan, akan membeli dan mengumpulkan boneka fluffy binatang yang besar-besar, sambil bermimpi tidur dikelilingi those animals… bisa dijadiin guling deh hehehhe.

Lalu kenapa dulu waktu kecil tidak minta boneka fluffy begitu? Sejak kecil saya alergi debu/bulu… bersin-bersin terus. Dari SD saya harus disuntik alergi 3 hari sekali dan berlanjut terus sampai SMA. Jadi sedapat mungkin mainan yang menyerap debu tidak ada di rumah saya (selain alasan mahal tentunya hehehe). Sejak kekebalan hasil suntikan itu sedikit bermanfaat, masih ada hari-hari tanpa bersin. Tapi sejak saya datang ke Jepang, saya semakin jarang bersin-bersin. Mungkin udara juga mempengaruhi ya.

Untung Ben masih sempat masuk koper sehingga dia tidak kedinginan sendirian di Jakarta hehhehe

:::::::::::::::::

Sayang sekali Riku tidak suka boneka fluffy seperti itu. Dia memang lebih suka boneka plastik hero-heroan seperti Ultraman, atau pokemon, dan tidak memilih mobil-mobilan (udah puas kali yah hihihi). Sekarang dia suka mengumpulkan kartu Pokemon yang bisa dipakai untuk battle. Saya sebetulnya heran sekali dnegan sistem kartu-kartuan ini dan tidak melihat kesenangan apa yang didapat. Sama seperti kalau menonton film-film Amerika yang menunjukkan mereka mengumpulkan kartu-kartu pahlawan baseballnya. Dan Melati san selalu memanjakan Riku dengan membelikan kartu-kartu Pokemon, dan dengan sabar menemani dia bermain (terima kasih banyak loh Melati).

Setiap dia pergi ke toko konbini, selalu minta dibelikan mainan. Dan saya selalu bilang, boleh tapi yang harganya depannya angka satu (seratus gitu maksudnya) …. dan dia selalu merengek minta yang lebih besar dengan angka 3. Jadi saya bilang,  boleh tapi untuk 3 hari tidak boleh beli mainan lagi. OK…. Dan yang dia beli selalu tentu saja perlengkapan Hero-hero dia, entah itu katana, atau mobilnya atau bentuk robotnya atau apa saja. Dan sebetulnya dalam satu kotak itu hanya ada lembar plastik yang masih harus di rakit dengan satu buah permen. Di Jepang disebut Pramodel yaitu singkatan dari Plastic Model Kit ( Plastic Model).  Karena Riku belum bisa merakit sendiri, dia selalu menyuruh saya merakitkannya. Dan …. ternyata saya itu enjoy sekali hihihi.

Bagian dalam kotaknya merupakan petunjuk perakitan
Bagian dalam kotaknya merupakan petunjuk perakitan

:::::::::::::::::

Ternyata juga saya memang “boy” at heart. Merakit parts mainan itu satu demi satu sehingga terbentuk sebuah robot atau mobil atau apa saja. Kalau Tamiya (yang tentu lebih mahal) memang bagus tapi terlalu banyak parts sehingga perlu waktu yang lama, sedangkan mainan dalam box seharga 315 yen ini cukup beberapa menit saja. Dan hasilnya tidak mengecewakan. Saya selalu takjub dengan ketelitian produsen Jepang, karena sampai sticker yang harus ditempelkan di bagian-bagian bodynya begitu pas dan warna-warni.

hasil akhir
hasil akhir

:::::::::::::::::

Namun namanya anak-anak, dia tidak menghargai 315 yen + usaha ibunya merakit karena sebentar saja mainan itu sudah menjadi parts lagi yang akan masuk tempat sampah. (Saya jarang sekali membuang mainan Riku,lain dengan papanya… karena saya tidak suka jika mainan/milik saya dibuang, maka saya juga tidak akan membuang mainan Riku tanpa ijinnya. Jadilah rumah saya gudang mainan hehhehe)

Rakit merakit ini sudah saya tekuni sejak Riku berusia 2-3 tahun… dan saya tahu ada saatnya dimana Riku akan bisa merakit sendiri, dan saat itu mamanya hanya bisa gigit jari sambil lihat riku merakit hihihi. Ok deh, mamanya merakit rumah dari tahu saja ahhhh….. (secara saya suka rumah putih bergaya neo-classic)

Kata Populer

10 Des

Saya selalu heran dan takjub bahwa perekonomian bisa mendukung semua sektor kehidupan di Jepang. Well, tentu saja didukung oleh kebudayaan yang kuat. Barusan saya posting tentang filateli, dan ada komentar bahwa sebentar lagi perangko akan LENYAP. No way, saya percaya bahwa untuk 100 tahun ke depan (ngga ada yang bisa buktiin sih heheheh) perangko di Jepang MASIH ADA. Kenapa? Karena kebudayaan mengirim surat di Jepang masih berakar kuat. Paling sedikit mereka akan mengirim Nengajo (kartu tahun baru). Kantor Pos Jepang setiap tahun juga mengeluarkan jadwal penerbitan perangko peringatan, paling sedikit satu setiap bulannya. Memang tidak sebanyak dulu lagi jumlah pemakaian perangko itu – terutama untuk anak mudanya-  tapi masih akan ada terus.

Kemarin pagi, kebetulan saya memasang televisi, berita pagi dari NHK. Dan dalam berita itu disebut suatu kata ANEH yaitu ARASAA, ditulis dengan katakana. Sekilas saya pikir, wah kok “Al Azhar” masuk tivi Jepang. Tapi ternyata kata itu adalah singkatan dari Around Thirty years old = Around Thirty yang disebut secara japlis aran sa-thi jadi ARASAA. Apa-apaan nih saya pikir, lalu Gen berkomentar…. selain ARASAA ada ARAFOO yang merefer ke Around Forty dan ARAFOO itu adalah kata popoler tahun ini loh! HAH?

Ya setiap tahun memang ada semacam pengumuman Popular Word AWARD (oleh JiyuKokumin-sha, sebuah kantor penerbit Jepang, setiap tahunnya menerbitkan kamus terminologi baru ” 現代用語の基礎知識” ”Pengetahuan Dasar Terminologi Modern” ) yang mengumumkan kata populer yang memasyarakat tahun itu, dan diucapkan pertama kali oleh siapa. Si pencetus akan menerima award itu. Misalnya, pernah ada kata “Inabaw” yang merefer pada gaya juara ice skate Jepang Arakawa Shizuka (2006), atau “metabolic syndrome” (2006). Kalau mencari topik kata populer RYUKOUGO (流行語) di wikipedia Jepang, maka diketahui bahwa kata populer ini memang sifatnya tidak permanen. Bisa saja populer tahun itu, bersamaan dengan kondisi sosial masyrakat dan kemudian hilang begitu saja, menjadi kata mati 死語. Bahkan dalam wikipedia itu, saya bisa tahu kata populer tahun 1920 itu apa. (Dokumentasi Jepang memang HEBAT, karena itu jika mau menjadi peneliti lebih baik tinggal di Jepang deh, segala akses dengan informasi tuh tersedia. Saya saja bisa tulis thesis sejarah tahun 1943 gara-gara dokumentasi yang lengkap di sini….. Benar-benar membuat iri hati. Kapan Indonesia punya dokumentasi lengkap dan AVAILABLE seperti Jepang ya?)

Well, tahun 2008 ini Around40 merupakan kata populer, dan bisa menunjukkan pada kita bahwa wanita yang berusia 40-an lah yang menjadi fokus di Jepang saat ini (AKU….. aku 40 loh hehehhe) Masalah sosial juga, bisa terlihat di dalam suatu kata yang populer. Nah yang menjadi masalah kata ARASAA (around30) kemarin itu adalah semakin banyaknya wanita berusia sekitar 30-an yang belum menikah. Sehingga mereka pergi ke Jinja, berdoa memohon enteng jodoh. Menurut Departemen Dalam Negeri Jepang, jumlah wanita single berusia sekitar 25-29 tahun pada 1980 menempati 25% sedangkan pada tahun 2005 sudah mencapai 59%. Nah… di sini masalahnya memang. Usia menikah wanita bergeser menjadi lebih lambat atau tidak sama sekali. Dan mungkin ini juga sudah mencapai tahap kritis. (meskipun bagi saya, apa salahnya sih being a single woman terus. Keep Fighting WOMAN! ) (akhir-akhir ini, saya sebagai ANEGO –cieeee–, memang banyak mendapat curhat dari adik-adik yang mengalami masalah soal cinta ini…. )

Entah karena kata populer Around40 dan Around30 ini yang menyebabkan topik wanita single pergi ke Jinja aja dibuat berita, atau sebagai promosi Jinja itu supaya lebih banyak yang pergi ke sana, nobody knows. Tapi lah kok timingnya tepat karena sekitar 2 minggu lagi NATAL tiba… hehehhe. Apa hubungannya wanita single dan Natal ya? Tunggu saja di posting berikut berikut deh hihihi. Don’t miss it! (ikut-ikut ucapan siapa ya??)

NB: Menurut Donny kata populer 2008 di Indonesia adalah Mulan Jamidong, bagi saya kata populer kok “lebay” dan “termehek-mehek” sih? saya tahunya juga di blog orang tuh. ketinggalan jaman banget ya?

TUNA

9 Des

Tuna adalah sebuah awalan baru yang berarti rusak, kurang atau tidak memiliki. Dan untuk menyebutkan kelompok manusia yang mempunyai kendala ini, saya akan memakai istilah penyandang cacat. Saya tidak mau pakai kata penderita cacat, karena seakan kita “menetapkan” orang-orang tersebut pasti menderita selamanya, padahal belumlah tentu.

Kenapa kok tiba-tiba Imelda berbicara mengenai penyandang cacat? Tentu saja alasannya adalah karena hari ini adalah hari peringatan penyandang cacat di Jepang. Ditetapkannya hari ini karena pada tahun 1975 pertama kali ada Penyataan Hak Penyandang cacat di dalam Sidang Umum PBB. Dan pada tanggal 9 Desember 1981diadakan acara untuk penyandang cacat oleh sekretaris kabinet.

Yang disebut penyandang cacat dibagi menjadi 3 yaitu penyandang cacat tubuh, penyandang cacat intelegensia dan penyandang cacat mental. Bagi penderita cacat tubuh berusia 18 tahun ke atas oleh pemerintah diberikan kartu keterangan penyadang cacat. Selain sebagai keterangan, dengan menunjukkan kartu ini, biasanya diberikan potongan harga untuk pelayanan-pelayanan tertentu. Yang saya pernah baca adalah potongan waktu naik taksi/ bis, sarana transportasi umum.

Saya selalu kagum pada Jepang yang amat memperhatikan kesejahteraan warganya yang menyandang cacat. Seperti telah saya katakan dalam postingan lalu-lalu, hampir di setiap fasilitas umum, gedung, kantor, stasiun dsb (bahkan di calon SDnya Riku saya lihat) disediakan alat bantu bagi penderita cacat, terutama tuna netra, dan mereka yang memakai kursi roda. Pasti ada slope khusus yang bisa dilewati kursi roda, selain dari tangga biasa. Atau ada rel khusus di tangga yang memungkinkan kursi roda untuk naik ke lantai atas, jika tidak ada lift. Saya sering melihat tangga berjalan yang dihentikan pemakaian bagi orang umum, karena dipakai untuk pengguna kursi roda. Satu lagi, disediakannya tempat parkir khusus bagi pengendara cacat tubuh. Di tempat parkir tersebut ditandai dengan lambang kursi roda. Biasanya ditentukan di dekat pintu masuk, dan besar tematnya lebih besar sedikit dari batas untuk mobil biasa. Ini memungkinkan supir yang memakai kursi roda atau menderita cacat tubuh lainnya, dapat turun dengan lebih leluasa.

Lambang yang menunjukkan parkir/sarana bagi penyandang cacat
Lambang yang menunjukkan parkir/sarana bagi penyandang cacat

Di bidang pendidikan ada 3 sebenarnya, yaitu sekolah tuna netra, sekolah tuna rungu dan sekolah cacat intelegensia, tapi pada bulan Arpil 2007 dijadikan satu dengan sebutan Tokubetsu Shien Gakkou (Sekolah Dukungan Khusus. Di dekat rumah saya ada satu sekolah ini, dan saya ingat satu kejadian waktu saya berjalan di depan sekolah itu, 2 tahun yang lalu saat mengantar Riku ke TKnya.

“Mama, nanti Riku kalau besar akan bersekolah di sekolah ini?”
“Hmmm ngga sayang”
“Kok? Kan di sini banyak anak-anak besar”
“ya, tapi Riku tidak bersekolah di sini, nanti mama jelaskan di rumah ya…”
“Riku chan kan sehat, riku lahir dengan sehat tanpa masalah. Jadi tidka perlu ke sekolah itu. Sekolah itu untuk anak-anak yang mempunyai masalah waktu lahir. Makanya mama dan papa sangat berterima kasih sama Tuhan Riku sehat dan tidak bermasalah. (Untung dia tidak tanya masalahnya apa……) Jadi nanti Riku SD sekolahnya di dekat TK nya Riku, bukan yang ini.”

lambang untuk menunjukkan bahwa yang menyetir mobil ini adalah penyandang cacat
lambang untuk menunjukkan bahwa yang menyetir mobil ini adalah penyandang cacat

Bagaimana penyandang cacat dalam mencari pekerjaan? Ternyata dari hasil survey rekrut penyandang cacat th 2006, didapat angka bahwa perusahaan yang mempunyai pegawai berjumlah 5000 orang lebih, rata-rata 1,79 persen adalah penyandang cacat. Dan 5 perusahaan yang mempekerjakan penyandang cacat adalah: Uniqlo (7,42%), Mac Donald Japan (2,94%),  Shimamura (2,83%, Skylark 2,82% dan Panasonic Electronics Device (2,79%).

Jumlah penyandang cacat di Jepang meskipun perlahan semakin bertambah, dari 2.843.000 orang di tahun 1991, pada tahun 2001 mencapai 3.420.000 orang.

Keterangan didapat dari wikipedia Japan.

Pentas Seni

7 Des

Jaman masih menjadi pelajar tentu pernah merasakan ada program sekolah yang mewajibkan kita menampilkan suatu karya seni di panggung, dan biasanya itu dalam class meeting atau acara perpisahan atau acara kebudayaan. Jaman masih SMP, kelas saya sering menampilkan vokal grup. Waktu di SMA, kelas saya lebih banyak menampilkan modern dance (Nah kalau modern dance gini saya biasanya ngga ikutan…bagian di belakang panggung deh… abis ngga bisa goyang sih). Inget banget pernah memakai lagunya Hawaii Five O untuk modern dance itu. Jaman itu ternyata sudah jadul banget.

Nah, yang saya ingat dulu waktu saya TK, hanya pernah satu kali menari bersama, Hula Dance dengan iringan lagu “Pearly Shells”. Tapi tidak ada yang namanya “Pentas Seni”. SD juga ngga ada deh perasaan. Tapi, di TK Riku mereka selalu memrogramkan acara Pentas Seni minimal setahun sekali.  Dan diberi nama “Tanoshimikai (Pertemuan yang menggembirakan)”. Dalam kalender satu tahun biasanya diletakkan di minggu pertama bulan Desember. Dan untuk itu mulai bulan September-Oktober, mereka mulai berlatih.

Well, aku harus acungkan jempol, kalau bisa pakai jempol kaki juga…. 4 jempol buat guru-guru TK ini. HEBAT. Bayangkan! Mengatur anak-anak usia 3-4 tahun (Nensho-san), usia 4-5 tahun (Nenchuu-san) dan usia 5-6 tahun (Nenchou -san) tidaklah mudah!Tapi artis-artis bocah ini benar-benar memukau penonton, justru dengan kesalahan yang terjadi atau gaya yang cuek-beibeh, dan yang pasti mereka lebih berani berdansa dari pada saya.

look at their costume.... itu milik TK dan dipakai turun temurun bahkan diubah paduannya dipakai lagi untuk pertunjukan berikut. HEBAT!
look at their costume.... itu milik TK dan dipakai turun temurun bahkan diubah paduannya dipakai lagi untuk pertunjukan berikut. HEBAT!

:::::::::::::::::::::::::

Riku masuk TK itu waktu usia 4 tahun sehingga tahun lalu dia baru sempat mengikuti acara Pentas Seni satu kali. Kelasnya dulu Bara-gumi (Kelas Mawar) menampilkan operetta “Bremen the Town Musicians” berdasarkan cerita dari Jacob Grimm. Dalam satu bagian (pertunjukan dibagi dua Pagi dan Siang, dan entah kenapa Riku selalu dapat bagian Pagi) biasanya ada satu operetta. Tahun ini operettanya dari kelas lain, yaitu Tsukushi Gumi. Mereka menampilkan cerita Sarugani gassen (Pertikaian Kepiting dan Monyet, cerita asli Jepang). Wow, kostum mereka coba lihat…. yang merah memerankan kepiting, memakai capit juga. Monyetnya lengkap dengan ekor dan pantat merahnya. Lalu Hachi (kumbang) lengkap dengan sayap. Bener-bener deh…..

Cerita asli Jepang, Pertikaian Kepiting dan Monyet
Cerita asli Jepang, "Pertikaian Kepiting dan Monyet"

:::::::::::::::::::::::::

Dan tahun ini kelasnya Ume gumi (Kelas Plum) dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing menari dengan iringan lagu. Riku tampil dalam lagu yang pertama berjudul “We Are”… entah aslinya lagu dari penyanyi siapa …tapi terdiri dari 9 anak laki-laki, sehingga selain dansa mereka juga menunjukkan keboleh ber-akrobat dan koprol!

Lagu We Are, Riku paling kiri
Lagu We Are, Riku paling kiri

:::::::::::::::::::::::::

Saya sendiri bangga je sama anak saya, soalnya mamanya paling ngga bisa nari, jadi meskipun dia masih suka ngelirik temen2nya sambil nari, gerakannya ngga aneh-aneh banget. Masih sama lah dengan yang lain (kurang goyangnya aja dikit…abis ndut sih hehehe). Juga waktu koprol dia bisa melakukannya dengan baik.

Dan merupakan kebiasaan dari semua tarian yaitu menutup pertunjukan mereka dengan berkumpul di tengah sambil pose terakhir. Mungkin supaya yang mau ngambil foto dari dekat juga bisa ya.Tapi sayang saya tidak bisa mendekat ke panggung, saking banyaknya orang dan sambil menggendong Kai. Untung saja Kai tidak ngamuk dan menangis sementara kakaknya nari hehehhe.

Setelah tariannya Riku selesai, dilanjutkan dengan 3 tarian dari 3 kelompok yang lain. Kelasnya dibagi 2 kelompok anak laki dan 2 kelompok anak perempuan. Persis sesudahnya Riku kelompok cewe menarikan lagu dari Kirari Revolution, sebuah cerita anime tentang anak perempuan yang menjadi artis yang bersahaja. Saya suka nonton anime yang ini, karena lagu-lagunya juga enak, meskipun agak manja manja dikit. Dan sesudah itu menarikan lagu Jepang mengenai Nelayan, dan penutup kelompok cewe lagi menarikan Christmas Medley. Sayang sekali saya tidak ambil foto, hanya ambil video dari christmas medley ini. Kalau Anda bisa akses ke Youtube, Anda bisa melihat di bagian tengah menarilah si gambariya san teman perempuan Riku yang pernah saya ceritakan waktu di Hari Olahraga, yang menderita moyamoyabyou sehingga kakinya agak lumpuh? DIA IKUT MENARI….. uh pertamanya saya tidak sadar… tapi lama kelamaan saya lihat gerakannya yang kaku dan tidak banyak goyang, dan dia di formasi TENGAH. Dan saya menjadi yakin waktu selesai, bertemu dengan ibu lain yang mengatakan, ” …chan hebat ya!” OMG, really aku jadi terharu sekali. Tidak salah deh aku memilih TK ini. (entah kalau TK lain apakah juga sama) Riku akan lulus dari TK ini bulan Maret nanti. Tapi 2 tahun lagi, jika Kai sudah berumur 3 tahun, aku akan memasukkan dia juga ke TK ini (kalau kami tidak pindah rumah).

Kelas Riku dan gurunya
Kelas Riku dan gurunya

:::::::::::::::::::::::::

Setelah selesai acara kelasnya Riku sebetulnya kami harus menonton satu pertunjukan dari kelas lain, baru boleh bubar. Tapi karena Kai mulai rewel, kami menjemput Riku di kelasnya. Mereka sudah selesai berganti pakaian, dan Gurunya memberikan “Hadiah Lelah” yang dimasukkan dalam kantong Merry Christmas. Isinya? kue-kue kecil. Tentu saja anak-anak senang sekali. Mereka langsung lihat apa sih isinya.

Akhirnya Jam 12 murid-murid boleh pulang, dan masing-masing membawa tas ransel, tas tenteng isi hadiah, “sepatu dalam” mereka, juga hand towel mereka seperti biasanya setiap akhir minggu. Hand towel diganti 3 hari sekali. Sementara di luar kelas, Gen sibuk menenangkan Kai yang mulai nangis. See his face!

Waktu pulang kami melihat pengumuman bahwa ternyata bakal SDnya Riku juga sedang mengadakan Bazaar, jadi Gen dan Riku pergi ke SD, sedangkan aku pulang ke rumah. Capek bow, tangan kaku karena gendong Kai terus 2 jam euy. (ngga boleh bawa baby car ke dalam TK, sedangkan Kai maunya sama aku terus … susah deh)

Well program TK yang tertinggal di tahun ini adalah Mochitsuki, membuat kue mochi yang akan diadakan tgl 12 Desember, minggu depan. Karena aku ngajar ngga bisa ambil foto-foto deh…. sedih…

Kakak Perempuan

6 Des

Kakak perempuan dalam bahasa Jepang disebut dengan onesan atau kalau merefer pada kakak sendiri adalah ANE 姉 (meskipun pada kenyataannya untuk menyebutkan kakak perempuan sendiri banyak yang tetap menyebut onechan).  Hari ini adalah peringatan kakak perempuan, dan ini rupanya merupakan peringatan kelanjutan dari peringatan untuk Kakak laki-laki tanggal 6 Juni (6-6), lalu adik perempuan tanggal 6 September (9-6) dan 3 bulan sesudahnya yaitu hari ini tanggal 6 Desember adalah peringatan untuk kaka perempuan (12-6) . Nah, kalau sudah tahu polanya seperti ini tentu saja, Anda bisa mengira kalau tanggal 6 Maret adalah hari adik laki-laki ya….

  • 姉妹型・兄弟型研究の第一人者、畑田国男6月6日の「兄の日」、9月6日の「妹の日」に次いで提唱した日。

Sebetulnya dulu saya pernah dipanggil sebagai “Anego”, oleh murid-murid bahasa Indonesia yang perempuan waktu kita sering bermain bersama (bermain di sini biasanya dibaca sebagai : makan-makan dan minum-minum bersama). Mungkin ada yang pernah mendengar istilah Anego ini di film-film yakuza, ninja, anime bahasa Jepang. Anego adalah sebuah sebutan hormat untuk onesan, kakak perempuan. Tapi biasanya dipakai untuk suatu komunitas tertentu dan biasanya di komunitas yang “agak hitam” seperti gangster, atau ninja, sebuah organisasi.  Memang kalau mencari artinya, didapatkan bahwa yang disebut Anego itu juga merefer istri dari kepala komplotan, yang “mengasuh” dan memperhatikan kesejahteraan “adik-adik” nya. Waktu saya kasih tahu Gen, bahwa saya dibilang Anego, dia tidak suka…mungkin karena kesannya “kasar”. hehehe tapi saya sih masa bodo aja, dan tetap enjoy dipanggil anego. Apalah artinya sebutan sih …..hehehe.

Yang menarik lagi yang saya temukan waktu mencari arti anego, adalah penulisan kanji nya sebagai 姉御. Bagi yang pernah belajar Kanji, pasti tahu bahwa kanji 御 ini bisa dibaca menjadi tiga, yaitu [o], [go] dan [mi]. Biasanya diletakkan di depan suatu kata untuk mengekspresikan rasa hormat.  Pengucapannya yang tiga itu tergantung dari kata yang dipakai. Mungkin sudah banyak yang tahu bahwa, teh adalah o-cha,  mangkuk adalah o-wan, sumpit o-hashi….. hampir semua kata ‘asli’ Jepang (biasanya ditulis dalam hiragana saja) itu ditempeli kanji 御 di depannya , dan dibaca sebagai o-. Sedangkan kata-kata go-han (nasi),  go-kazoku (keluarga Anda) , go-honnin (Anda sendiri) asalnya merupakan kata “pendatang” dari Cina, yang biasanya bercirikan terdiri dari dua kanji. Saat itu kanji 御 dibaca sebagai go-. Sedangkan untuk mi-kotoba (Sabda) , mi-haha (merefer Bunda Maria) kanji 御 yang diletakkan untuk sesuatu yang suci dibaca sebagai mi-. Nah yang lucu, onesan kan sudah ditempeli 0- didepan kata ane sehingga dibaca onesan お姉さん.  Untuk anego, meskipun go ini adalah penghormatan tidak ditempati di depan kata ane. Pikir-pikir aneh juga kalau membaca go-ane atau go-nee …heheheh, jadi dalam bahasa Jepang juga menganut sistem “di luar teori atau kekecualian” pada kata-kata tertentu. Bukan hanya bahasa Indonesia saja yang mempunyai daftar “kekecualian” yang amat-sangat panjang itu. (maaf paragraf ini agak ilmiah ….. dilihat dari morfologi kata, bagian ilmu linguistik yang sangat saya sukai, terutama jika membahas asal kata)

Film Anego...lihat fotonya aja ngeri.... uuuh itu tato hihihi

(ISENG) : 10 syarat disebut sebagai Anego:

  1. lebih sering mendengarkan curhat orang, daripad curhat ke orang lain
  2. cepat dalam memutuskan sesuatu
  3. disukai oleh pria-pria muda
  4. disukai juga oleh wanita-wanita muda
  5. pernah putus hubungan dengan laki-laki dengan cara yang “heboh”
  6. tidak suka hal-hal yang tidak ada dasarnya (harus bisa memberikan alasan)
  7. tidak ada yang tahu bahwa sebetulnya dia pernah selingkuh
  8. sebetulnya amat suka ramalan (ramalan bintang dsb)
  9. pernah merasakan kemewahan-kemewahan masa lalu
  10. biarpun disebut sebagai “loser” (perawan tua dsb) cuek aja…

Nah katanya kalau 8 syarat di atas sudah dipenuhi, maka Anda layak disebut sebagai Anego. heheheh lucu juga syarat-syaratnya. Dan…. saya bisa mengerti kenapa ada orang yang memanggil saya sebagai Anego.