I wanna see you now!

3 Jul

itulah judul lagu dari Leon Haines Band. Aku teringat lagu ini waktu blogwalking ke blognya mas gun yang navy (I like navy blue loh … ngga ada hub nya ya :)) karena dia baru saja tulis di buku tamu. Baca blognya tentang masa dulu, ada komentar dari pak boss satpam eiit salah rupanya dari cantigi ttg Leon Haines Band yang menyatakan lagu For You to Remember. Suka juga sih lagu ini, tapi lebih suka lagu yang I wanna see you now. Liriknya itu loh, kebayang nonton depan TV tapi ngga mudeng. Mungkin lagu ini cocok untuk lala tapi beberapa waktu lalu… bukan sekarang. (sekarang mah dia lagi happy banget sampe bosen denger baca kata-kata sweety, darling, honey….. hueheuheue)

I found my evenings felt with boredom
Night I’m feel the restlessness
And days are draggin’ on without an end

Yes I know we’ve talked it over
We had it all figured out
But it doesn’t work that way
I wanna see you now …

I can’t stop worryin’
Now that you’re gone
A way of leavin’s always on my mind
Tell me was it’s all that bad
Did we have to quit
I can imagine it was worst than this

I found my evenings felt with boredom
Night I’m feel the restlessness
And days are draggin’ on without an end

Yes I know we’ve talked it over
We had it all figured out
But it doesn’t work that way
I wanna see you now …

kayaknya I wanna see you now….. bener-bener teriakan hati yang kesepian itu. Meskipun buat saya you nya bukan mantan kekasih, you nya lebih ke tanah air dan keluarga (kebalik deh… keluarga dan rumah ….soal tanah air besok-besok aja hihihi )

dan karena saya juga baru mulai menulis-nulis page “about”, sambil mendengarkan lagu-lagu 80-an, teringat kembali masa lalu deh. Begitu banyak yang mau ditulis…. tapi bagus juga sih tulis dari sekarang, jadi kalo mau buat autobiografi gampang nantinya. Suasana hati pagi ini (bangun jam 4 lagi deh)  jadi mellow yellow deh…. (Pasti akibat PMS …. kasian disalahin mulu). Tahu-tahu udah jam 6:50… kudu bangunin hubby dan masak untuk bentonya Riku. So stop for now.  Stop the nostalgic moments. cheers.

Coklat Asin?

2 Jul

Weleh, coklat kok asin sih? Tapi emang bener kok. SHIO CHOKORE-TO tuh tulisannya. Coklat Garam. Kok bisa?Nah kalau ditanya kok bisa, saya juga tidak tahu mengapa bisa. Kan kopi juga bisa dimasukkan garam (kabarnya ini obat begadang), jadi mustinya coklat juga bisa.

Coklat jenis ini sedang trend di Jepang. Saya tidak tahu kenapa, tapi hampir semua produsen coklat Jepang membuat coklat versi garam ini pada musim panas ini. Selain rasa caramel tentunya. Tadinya saya rasa aneh, tapi setelah mencoba, ternyata enak juga loh. Manis, tapi ada asin-asinnya. Tapi yang saya ras paling top itu justru buatan pabrik coklat yang kurang dikenal yaitu Tirol. Coklat tirol ini biasanya dijual ketengan sehingga paling disukai anak-anak, karena bisa dibeli dengan uang jajannya. (sttt Riku juga suka sembunyi-sembunyi ambil coklat ini dan masukkan ke keranjang belanjaan saya). Yang saya beli namanya Shio Vanila, karena memang terbuat dari coklat putih, yang dalamnya ada semacam marshmallow yang asin. Harganya 105 yen isi 6-7 buah. Biasanya saya tidak suka coklat putih karena manis, tapi ini sempat membuat saya ketagihan……

Mari Masak Bersama Riku

30 Jun

Kemarin hari Minggu, Riku bangun jam 6:00 … “Mama kemarin janji mau buat kue kan?”

“OK!!”

So, kali ini Riku akan mengajarkan para pembaca blog ini untuk membuat kue. Namanya Ontbijtkoek. Bahasa Belanda yang artinya Kue untuk ontbijt =sarapan. Dan harus pakai bumbu spekoek supaya afdol. Juga PALMSUIKER, gula palem. Saya waza-waza bawa dari Jakarta.

Bahan:

4 butir telur (masukkan dalam cangkir/mangkok yang pas, ini akan menjadi ukuran)
1 mangkok palmsuiker (karena saya tidak suka manis biasanya hanya 3/4 nya)
1 mangkok terigu
baking powder 1 sdt
bumbu spekoek 1 sdt
dry fruits/kismis dan/atau almond slices

telur +palm suiker +baking powder + spekoek dikocok sampai mengembang

masukkan terigu sedikit demi sedikit pada adonan yang sudah mengembang, sambil diaduk satu arah perlahan. Masukkan dry fruits, masukkan loyang , dan taburi almond slices. Bakar dalam oven dengan panas 200 derajat kira-kira 20 menit. Ada yang suka masukkan mentega cair dalam adonan, tapi saya lebih suka oleskan mentega pada kue yang panas. Silakan santap panas-panas. Orang Belanda katanya sering makan kue ini dimasukkan dalam roti …aneh ya. hihihi

Karya Kai yang pertama

30 Jun

Sebagai mantan DJ Radio, saya punya banyak CD dan kaset. Kebanyakan kaset-kaset itu sudah saya pindahkan ke dalam Mini Discs, tapi karena kaset Indonesia amat sangat langka, saya tetap menyimpannya.

Waktu Riku kecil, sampai sekarang mungkin hanya sekitar 2-3 kaset yang menjadi korban ketrampilan tangannya. Tapi Kai yang belum berumur 1 tahun, sudah menunjukkan bakat terpendamnya yang mungkin bisa melebihi kakaknya.

Terus terang saya tidak tahu kaset ini isinya apa…moga-moga bukan yang saya suka… Mungkin Nike Ardilla… tapi kalau liat body nya kayaknya sih lagu baru. Sepertinya saya harus bereskan lagi kaset-kaset ini dan disimpan di tempat yang tak terjangkau… tapi di mana dong? Kolong tempat tidur sudah penuh tuh…

Kolam Renang – プール

25 Jun

Kemarin pertama kali Riku berenang di musim panas tahun ini. Menurut prakiraan cuaca katanya akan hujan, tapi ternyata sekitar jam 9 pagi cerah sekali dan panas 🙁 Jadi aku siapkan tas dia berisi handuk, celana renang dan topi, serta kantong plastik untuk baju yang basah. Menurut kurikulum TKnya Riku, kelas atas (nencho) akan berenang setiap hari Selasa, dan sampai dengan summer holiday dia ada 7 kali kelas olahraga (renang). Kemarin adalah yang kedua, karena yang pertama hari mendung. Jadi kalau hujan sudah pasti tidak berenang. Standar mereka jika udara di luar + suhu air = 50 derajat lebih, maka acara renang akan diadakan. Tahun lalu dia bisa berenang paling hanya 3 kali, karena banyak hujan. Semoga tahun ini dia ada banyak kesempatan untuk berenang.

Mereka berenang di kolam renang yang ada di halaman sekolah. Sebelum menuju TK nya Riku, saya selalu harus melewati SLB. Di halaman sekolah mereka juga ada kolam renang. Lalu saya tanya pada Mariko san, Apakah semua TK ada kolam renangnya? Jawabnya Ada… Kebanyakan TK,SD pasti ada kolam renang. SMP sebagian ada, sedangkan SMA daerah biasanya ada karena tidak ada masalah dengan lahannya. Wahhhh, setahu saya tidak ada sekolah di Indonesia yang mempunyai kolam renang. Mungkin di sekolah swasta? Saya bersekolah swasta  terus sejak TK, tapi tidak ada kolam renang. Ada pelajaran renang, tapi pakai fasilitas umum terdekat (waktu itu di Bulungan tuh…waktu SMP, SD tidak ada berenang). Lalu saya ingat di Sekolah Jepang di Jakarta yang di daerah Pasar Minggu dulu, ada kolam renangnya. Mustinya di sekolah di lokasi baru juga ada. Negara Jepang dan Indonesia negara kepulauan. Tapi apakah anak-anak Indonesia semua bisa berenang? Saya rasa tidak semua.

Hanya saya merasa aneh waktu pergi ke kolam renang di sini, milik pemerintah daerah. Kebanyakan dalamnya hanya 120 cm saja. Waaah kalau begini sih, saya mau saja berenang tiap hari. Soalnya saya itu meskipun bisa berenang, selalu merasa panik kalau harus berenang di tempat yang dalam. Di kolam renang belakang rumah (bukan punya saya loh, dekat rumah) memang ada tempat yang rendah tapi sistemnya menurun. semakin ke utara semakin dalam.Dan anak-anak dan ibu-ibu memenuhi bagian dangkal sehingga biasanya anak-anak muda harus berada di kedalaman 2 meteran. Brrr. Yang paling dalam cuma 3 m sih… tapi saya selalu merasa waswas. Kolam itu dulu sering dipakai latihan oleh keluarga perenang Item. Sejak dibangun kolam baru di tempat lain tapi tidak begitu jauh dari situ, maka kolam lama itu selalu dipenuhi anak-anak. Kolam yang baru memang lebih bagus dipakai untuk latihan renang 25 m. Selain itu ada kolam dalam 5 meter untuk latihan loncat indah. So, karena saya penakut, tidak pernah mau coba untuk berenang di kolam baru itu. Tapi waktu saya ke jkarta 2 tahun yang lalu, adik saya sekeluarga mengajak saya dan riku untuk berenang di kolam baru itu (sudah jadi lama juga sih). Itu saja satu kelemahan saya, saya tidak bisa melindungi anakku jika berhubungan dengan air, kolam atau laut. Saya paling takut air. Untung ada opanya, sehingga riku bisa saya titipkan. Opanya Riku perenang, waktu masih muda pernah berenang dari Makassar sampai ke pulau terdekat pelabuhan pp. Dia juga dulu pemain sepak bola.

Ketakutan saya pada air bukan disebabkan misalnya saya pernah tenggelam atau apa. Tapi dulu waktu kecil saya sring bermimpi harus berenang di kolam yang dalamnya sedalam gedung skyscraper. lets say 40 m. Saya berenang terus sambil ketakutan …jangan berhenti..jangan berhenti…karena saya tidak bisa mengambang (berenang anjing). Mimpi itu sering datang. Dan dalam kenyataan saya semakin benci pada kolam renang.  Karena itu waktu memilih nama untuk anakpun, saya menghindari kanji yang mengandung unsur air. Riku 陸 berarti daratan/benua. Tapi Kai 櫂 berhubungan dengan air dengan arti dayung, dan dia lahir tepat di hari laut. Tapi dalam kanjinya tidak ada unsur airnya, adanya unsur kayu.

Yang pasti Riku dan Kai suka sekali air, suka mandi dan berendam. Sejak bayi, tidak pernah nangis kalau dimandikan. Saya, riku dan kai menikmati sekali berendam di air hangat. Yaaah mungkin emang saya “jodoh”nya hanya pada bath-tub bukan kolam renang 🙂

Riku bersama Darma dan Sophie

Photo Studio

25 Jun

Saya rasa, yang punya foto keluarga yang dipajang di ruang tamu dengan ukuran besar hanya orang Indonesia. Keluarga Indonesia waza-waza (dengan sengaja) akan pergi ke Photo studio untuk mengambil foto keluarga. Ada yang dengan seragam batik, atau kebaya/baju nasional, ada yang dengan baju hitam semua, ada yang dengan baju warna-warni alias bebas. Orang Indonesia boleh dikatakan suka berfoto. Kalau lihat blog orang Indonesia pasti ada isi foto sendiri/keluarga. Berlainan dengan orang Jepang, biasanya isinya foto anjing/kucing kesayangan, makanan, benda, pemandangan. Jarang yang memasukkan foto diri sendiri, foto keluarga, foto teman sekolah dll. Selain bermasalah dengan privacy orang, orang Jepang jarang mengabadikan sesuatu dengan foto. Anak muda Jepang sekarang, dengan adanya fungsi kamera di handphone mulai mengabadikan apa saja, dan mulai menjadi narsis seperti orang Indonesia hehehe.

Orang Jepang biasanya membuat foto di studio pada waktu mempunyai bayi yang berusia sekitar 30-40 hari, sekaligus dengan upacara Omiyamairi (Kunjungan perdana ke Kuil Shinto). Sesudah ke Kuil biasanya orang tua akan membawa bayinya ke foto Studio untuk dipakaikan kimono sewaan, lalu diabadikan. Kadang bersama orang tua + saudara kandung. Setelah upacara Omiyamairi, biasanya mereka akan ke studio lagi pada waktu perayaan shichi-go-san (7-5-3) . perayaan untuk anak perempuan berusia 3 dan 7 tahun, dan bagi laki-laki umur 5 tahun. Anak-anak itu akan memakai kimono, yang biasanya disewakan oleh Photo Studio itu. Setelah upacara7-5-3 itu, tergantung kondisi keluarga itu, ada yang pergi ke studio waktu upacara masuk TK (3 atau 4 th) atau masuk SD (6 th).

Sesudah itu biasanya akan membuat foto lagi pada waktu upacara menjadi dewasa Seijinshiki yaitu waktu usia 20 tahun. Waktu itu, seorang gadis akan memakai kimono yang dinamakan Furisode (lengannya panjang). Orang tua akan membelikan kimono ini untuk anak gadisnya, yang biasanya mahaaaaaaaaaaal sekali. yes, KIMONO is expensive. Ada mantan murid saya yang dibelikan kimono seharga 1.000.000 yen. Katanya, ini adalah pemberian termahal kepada anak perempuan, karena soro-soro (sebentar lagi) akan menikah. Sesudah menikah, furisode miliknya akan dipotong lengannya yang panjang sehingga bisa dipakai lagi dalam kesempatan yang lain. Tapi karena corak kimono untuk usia 20 tahunan biasanya cerah, tidak begitu cocok untuk mereka yang dianggap sudah berstatus ibu. Jadi? bagaimana nasib furisode itu? Ya , mungkin dijual atau menjadi penghuni lemari, dan bisa diberikan pada anak perempuannya kelak.

Setelah umur 20 tahun, foto berikutnya waktu lulus sarjana dan menikah. Untuk foto wisuda, mantan mahasiswi itu akan memakai Hakama, seperti kimono laki-laki tapi bercorak bunga. Sudah menikah? Tentu saja yang menjadi pusat perhatian adalah bayi yang baru lahir, dan kembali lagi ke siklus di atas tadi. Jadi foto keluarga biasanya hanya foto Bapak-Ibu-bayi (anak) dari . Dan sekali lagi, tidak semua orang Jepang menjalankan kebiasaan berfoto bersama satu keluarga.

—– hakama (perempuan dan laki-laki) serta furisode.—

Kalau di Jakarta, saya selalu membuat foto keluarga di Yo Photography di jalan Puloraya, dekat SMA ku dulu. Asal semua sudah siap, langsung difoto dan langsung minta cetak ukuran berapa, lalu pilih pigura, selesai. Kayaknya tidak pernah lebih dari satu jam deh. Lalu fotonya sendiri biasanya lebih artistik daripada foto di studio di Jepang. Foto di Jepang kebanyakan latarnya berwarna putih atau pastel. Sedangkan di Indonesia latar biasanya gelap, sehingga lebih menarik. Gaya orang Indonesia juga lebih beragam, lain dengan orang Jepang yang lebih kaku.

But, saya ketemu satu Photo Studio di Tokyo, di daerah Kichijoji, yang hasilnya sama dengan di studio Indonesia. Namanya Laquan Studio. Saya coba pertama kali di situ untuk pemotretan Riku kira-kira seperti Omiyamairinya. Tapi tidak menyewa pakaian dari mereka. Kebetulan ibu mertua berulang tahun ke 60, lalu adik dan adik ipar dari Sendai juga bisa hadir, sehingga kita membuat foto keluarga Miyashita yang pertama (di luar foto perkawinan). Sedangkan foto Riku bayi dengan oma opanya dibuat di Yo, jakarta. Nah anak kedua emang selalu kasihan deh. Kai sudah 11 bulan tapi belum pernah pergi ke photo studio. Lalu, tahun ini Riku berusia 5 tahun, jadi ada perayaan 7-5-3 (biasanya november). Karena mendekati november pasti studio penuh, mumpung masih banyak waktu saya pikir ambil foto sekarang saja. Apalagi kalau fotonya bisa jadi sebelum pergi ke jakarta. Bisa dijadikan hadiah untuk opa-omanya.

Jadi saya buat appointment hari Selasa kemarin jam 3, Riku dengan memakai kimono dan tuxedo, dan Kai memakai Kimono untuk bayi yang namanya odenchi. Wahhhh ternyata Kai nangis terus sehingga tidak sukses foto dengan odenchinya. Jadilah dia difoto hanya dengan pampers. Sedangkan Riku cerewet sekali. Dia sendiri yang pilih kimono dan tuxedo (baju pesta)nya. Waktu aku lihat kok hitam semua. Oi oi kamu masih anak-anak jangan pilih warna dewasa gini dong. Baju pestanya terbuat dari kulit, sehingga memang kita kasih nama baju Rockstar. Aku bilang tukar salah satu dengan yang warna cerah. Jadi dia tukar kimononya dengan yang berwarna biru dengan lukisan tradisional Jepang.

Hasilnya? Bagusan dengan Baju Rockstarnya itu daripada kimono. Mariko san yang menemani kita berkata, “Abis Riku bukan orang Jepang kan…lebih cocok yang Rockstar!” hehehe. Tapi emang benar aku lebih senang gayanya dia dengan baju Rockstar. Tidak sabar untuk menunggu hasil cetakan fotonya. Kemarin sebetulnya sudah pilih 30 lembar foto dari 148 lembar yang ada untuk dicetak. Tapi masih mikir karena mahal bo. Masak ukuran yang terkecil (L) biayanya 2100 yen ( Rp168.000) Kalau aku jadi cetak semua yang dipilih berarti 63.000 yen… wah bisa nangis deh. Memang sih biaya pemotretan, sewa baju semua gratis. Dan kalau dipikir-pikir 30.000 satu anak itu termasuk murah untuk Photo Studio di Jepang. Huhhhh, jadi bisa mengerti ya kenapa orang Jepang jarang berpotret sekeluarga hehehe. Kita akan lihat lagi foto-foto itu hari minggu bersama papanya Riku, dan biar dia tentukan berapa lembar yang akan kita pesan. Nanti kalau sudah jadi saya scan dan kasih liat deh…. ditanggung yang cewe-cewe berebut minta fotonya …hahaha (oyabaka.… arti harafiahnya orang tua bodoh, tapi ungkapan ini diucapkan jika orang tua memuji-muji anaknya sendiri. memuji keluarga sendiri seakan tabu dalam masyarakat Jepang. berlainan dengan masyarakat Indonesia ya…)

Selera Indonesia

24 Jun

Dua hari ini, hari senin dan selasa, aku menjadi ibu Indonesia. Senin pagi dari jam 5 pagi udah mulai masak. BAKSO!!!! Berhubung di sini ngga ada bakso, jadi kalau mau makan bakso musti ke Restoran Cabe di Meguro, atau buat sendiri. Dan sejak aku tahu resep membuat bakso dari ibu Letty Leksono, aku sudah 5 kali buat. Tapi berhubung dikasih tau ibu Kristin supaya pakai Kemiri dan bawang merah, jadi aku tambahkan kemiri 3 biji dan bawang merah 3 biji. kemiri nya disangrai dulu, lalu bersama bawang merah dan putih aku tumis dulu sebelum masukkan ke adonan. Sedangkan cara masukkan es batu yang ada di resep aku hilangkan, nggak mau repot hehehe. Lumayan juga hasilnya kok. Aku buat dari 1kg daging giling halal Haji Baba yang aku beli dari BUMBU-YA. Kalau lagi mau belanja bahan masakan Indonesia, aku tinggal pesan lewat email, minta dikirimkan dan aku bayar tagihannya lewat transfer bank (kalau aku dengan online).

Perlu Food Processor? Iya. Dulu, aku cuma punya blender/juicer aja. Waktu pakai untuk giling daging tidak bisa halus dan makan waktu banyak sekali, belum lagi mati-mati melulu. Jadi setiap kali mati dipencet tombol restart di bawah, dan itu cukup makan waktu. Selain ada rasa kasihan sama blendernya kerja keras. Kemudian hari Rabu minggu lalu aku beli deh Food Processor lewat amazon. Tadinya pikir pasti mahal, ternyata? Ada yang mahal banget ada yang murah banget. Kalau terlalu murah, malah jadinya takut cepat rusak ya. Jadi aku pilih yang sedikit di atas murah, sekitar 5500 yen (Rp440.000) sambil melihat komentar pembeli terdahulu. Lalu kemarin aku coba….wow. Cepat sekali jadi halusnya. Jadi kalau tidak beli daging giling, bisa juga langsung dari daging block biasa. Berkat FP itu juga aku bisa buat variasi makanan 離乳食 untuk kai. Langsung aku pakai untuk giling daging ayam dan buat bakso ayam sebesar 1 cm. Apalagi bisa potong sayur cepat sekali kan. Langsung jadi deh sup ayam untuk Kai.

Dan hari ini, Selasa, aku masak Ayam Bakar Padang, resep dari Dian yang kebetulan tinggal di Tokyo juga. Kayaknya ayam 800 gr tidak cukup deh. So aku buat 1 kg. Untung aku ada stok semua bumbu jadi lumayan rasanya …bukan lumayan …. enak !! Kayaknya sih kuncinya ada di Kayu manis. Asyik……… bisa buat satu lagi variasi masakan Indonesia. Juga nanti mau dipraktekin kalo aku mudik dan menjadi babu masak di jakarta.

NB 1: dasar guru bahasa jadinya sekalian mau memberitahukan sebuah penemuan baru hasil perbincangan dengan Mariko-san adik Jepang baruku, sedikit lebih tua usianya dari Kimiyo hehehe. Juga sama-sama lulusan BIPA UI, meski beda angkatan. So, teman-teman perhatikan deh betapa bagus bahasa Indonesia mereka (kimiyo sering komentar di sini, kalau Mariko san belum) Mungkin nanti saya akan buat posting khusus tentang mereka berdua ya. OK, penemuannya adalah asal usul kata BABU. Saya katakan pada Mariko bahwa Babu itu berasal dari bahasa Belanda Baboe. Kemudian kita browsing, dan memang benar Baboe adalah kata yang berasal dari bahasa belanda but….. awal mulanya baboe itu berarti gadis cantik(mooi meisje. Van oorsprong Maleis en van oudsher betekent het ‘kindermeisje’). Mengacu pada anak gadis/anak perempuan Indische, melayu. Jadi awalnya bukan berarti pembantu rumah tangga (pramuwisma) . Kata ini mengalami pergeseran nilai. Mungkin kalau masih ingat pelajaran bahasa Indonesia, ada beberapa kata yang awalnya bernilai baik, tapi kemudian mengalami penurunan derajat. Nah, Babu ini juga begitu. Seperti juga kata bibi, yang awalnya berarti tante, kemudian sering dipakai untuk memanggil prt yang berusia lanjut (tidak muda lagi). Jadi bibi jarang atau hampir tidak pernah dipakai sebagai panggilan tante lagi.

Hmmm, so mama dan papa, tunggu saja babu masaknya (bukan bibi masak loh… meskipun dilihat dari segi usia lebih pantas disebut bibi masak) akan datang ke sana ya. Bibi impornya minta satu kamar pakai AC loh. Lalu satu mobil sedan ber AC juga untuk pergi jalan-jalan sesudah masak…. hihihi

NB 2 : Kalau lihat kata selera, jadi teringat merek sambal jadi yang bernama “sambal selera”. Masih ada ngga ya? Aku ingat paling cocok pakai sambal ini kalau makan Kimlo, daripada sambal lampung yang pedes banget itu atau sambal ABC.

Hisashiburi – its been a long time

23 Jun

Kemarin hari minggu, tidak bisa posting….. sibuk deh urus anak dari pagi. Aku terbangun jam 4 dan tidak lanjtutin tidur lagi. Hari hujan…. Kabarnya mulai hari ini sampai seminggu hujan terus. Karena itu aku kemarin cuci baju-baju sampai 2 kali. Yah namanya juga TSUYU 梅雨, musim hujan. Aku tidak suka musim hujan di sini karena hujannya nanggung, sedikit lebih deras dari gerimis tapi seharian penuh… Kayaknya enakan di Indonesia, kalau hujan langsung byuuur yang deras lalu berhenti. Tapi indahnya tsuyu di sini adalah bunga Hydrangea. Bahasa Jepangnya AJISAI アジサイ. Warnanya beragam dari putih, pink, biru, ungu atau perpaduan dari itu. Aku pernah naik sepeda dan menemukan ajisai berwarna ungu tua …mendekati kehitaman. Sayang aku tidak bawa kamera jadi tidak bisa foto.

Sekitar jam 7 pagi aku pergi ke toko konbini (convinience store) Circle K dekat rumah. Ceritanya mau beli roti, telur dan snacks. Bete juga haru sabtu kemarin tidak ada snack… “Mama …nanika tabemono nai? amai mono toka….” Duh ditanyain terus sama Riku, ngga ada makanan kecil ya?. So sesudah beli keperluan +snack aku kembali ke rumah. Ternyata begitu buka pintu, Riku lari menghampiri, dan begitu liat kantong plastik belanjaan dia bilang…

“Mama…. aitakatta (kangen)…aku pikir mama pergi ke mana… aku cari-cari… beli apa?…. Riku tadi nangis loh pikir mama pergi sendiri tidak kembali.”

“Mama kan ngga bakal tinggalin kamu dan Kai sendiri”, Sambil aku lihat ternyata my hubby juga sudah bangun, abis merokok di balkon rumah. dia bilang ,”Ohh dari kombini ya…aku bobo lagi ya…”

Baru malamnya aku diceritakan bahwa Riku bangunkan dia sambil nangis, bilang mama ngga ada…udah cari di wc, di kamar sebelah, di balkon….. ngga ada. Lalu Gen temani Riku di kamar makan …ya sampai aku pulang  tadi. Kasihan juga anakku, gara-gara aku suka ancam aku pulang ke jakarta sendiri kalau dia nakal.

Setelah kejadian itu, Riku jadi baik sepanjang hari… apa-apa terserah mama…  Dan aku jaga ke dua anak sambil nonton tv. dan menelepon ke sana kemari urusan rapat mendatang. Dari pagi ada saja yang telepon. Papanya bangun jam 1…setelah itu makan pagi. Tadinya mau bawa mobil ke bengkel, tapi waktu aku telpon bengkelnya, bisa dibawa minggu depan aja. Soalnya seminggu ini suamiku tidak bisa kerja tanpa mobil.

Dan…. dia ingin sekali makan di restoran Indonesia. Aku sendiri agak malas karena…sudah tahu rasanya dan lagi dalam program penghematan. Aku bilang kalau kamu mau makan masakan Indonesia, aku masakin deh…. Trus dia bilang gini “Iya, kamu enak sebentar lagi ke jakarta, aku kan ngga” Aku jadi kasihan…. So hisashiburini kita pergi ke Restoran Cabe di Meguro. Jalanan cukup macet karena hujan, kita sampai sekitar jam 5:30 di sana. Sup buntut, nasi soto, sate mix, gado-gado dan untuk gen nasi goreng terasi. Pulang sekitar pukul 9 malam sampai rumah dan semua langsung gelepar tidur (kecuali aku masih harus beresin mainannya Riku dan tulis email undangan rapat untuk sabtu besok.)

San-Chan-Kun

19 Jun

Pasti pada berpikir, judul kok aneh begitu. Ceritanya posting ini mau menjawab pertanyaannya Ai-san mengenai perbedaan sapaan (atribut) orang Jepang (gara-gara nonton Naruto tuh hihihi).

  1. さん san.  Ini yang paling sering dipakai dan paling sering didengar dalam kehidupan sehari-hari. Ikkyu_san juga memakai san, bukan chan.  Seperti yang sudah saya katakan di posting yang lalu, san hanya dipakai untuk orang lain, bukan diri sendiri (atau anggota keluarga yang dianggap sudah merupakan bagian diri sendiri). Jadi saya tidak bisa mengatakan Imelda san.
  2. ちゃん chan. Ini dipakai biasanya untuk perempuan, atau anak kecil baik laki-laki atau perempuan. Mengandung nuansa “manis, imut-imut”. Jadi seandainya ada yang panggil saya Ime chan atau  Emi chan itu menganggap saya manis (doooh narsis…)  Sebetulnya sih biarpun tidak manis dan tidak lucu juga bisa dipanggil chan. Anak saya Riku, sejak kecil kita panggil Riku chan. Tapi di penitipan dia selalu dipanggil Riku-kun (sebabnya lihat penjelasan nomor 3).
  3. Nah くん kun ini apa? Kun adalah panggilan untuk anak kecil laki-laki atau untuk lelaki yang lebih muda dari kita. Naruto kun, Riku kun, Kai kun…. Yang sering saya dengar di universitas Keio pakai istilah Sho-kun 諸君 (Anda sekalian) daripada minna san. Jadi saya juga tidak bisa panggil Hery kun untuk Bang Hery (karena faktor umur, atau faktor penghormatan). Tapi saya bisa panggil Ata –kun untuk si Septarius, karena jauh lebih muda .
  4. さま sama. Merupakan bentuk hormat dari -san.  Jadi kalau menulis surat  ~~様, atau dalam suasana formal dipakailah kata ini. Tanpa memandang umur. Jadi mungkin ada yang berkata danna sama kepada suaminya, berarti dia hormat sekali pada suami sampai suaminya dipanggil Tuan. Ya sama ini bisa diterjemahkan sebagai Tuan (Sir).
  5. 殿 どの dono (tono). Ini lebih sopan lagi dari -sama.  Dan biasanya dipakai dalam penulisan saja. Misalnya kepada yth Imelda  いめるだ 殿. Jaman dulu sih  ada penggunaan Tonosama, yang merupakan penggabungan dari dono dan sama. Bahasa Inggrisnya jadi Lord (Bangsawan bukan Tuhan loh).
  6. selain itu ada juga pemakaian 氏 shi. Biasanya ini di penulisan yang tidak melihat pangkat atau status, misalnya di koran. Karena di percakapan tidak pernah dipakai, shi ini tidak usah dihapal deh.  Padahal shi itu kan mirip dengan si. Si Tanaka, Si Yamada dll.
  7. Nah yang buat kepala pusing sebetulnya jika pemanggilannya memakai “jabatan”. Misalnya yang paling sering dengar adalah sensei. 先生 Kalau Anda belajar huruf kanji bisa lihat artinya dia itu lahir duluan …sakini umareta. Jadi dia lebih “tahu”. Jadi guru dipanggil sebagai sensei. Kalau Anda mengikuti kuliah saya, ya harus panggil saya “Imelda sensei”. Yang lucunya orang Jepang yang belajar bahasa Indonesia, menerjemahkan secara harafiah dan memanggil saya “Guru Imelda”…. padahal cukup dengan Ibu Imelda saja. Dan kata sensei ini juga dipakai untuk mereka yang berprofesi Dokter, Pendidik (termasuk pekerja di penitipan bayi/anak karena mereka belajar dan punya license untuk menjadi itu), dan yang amat sangat tidak cocok menrut saya adalah dipakai juga untuk politikus. Jadi kalau Anda berkunjung ke parlemen jepang, semua dipanggil Sensei deh. Padahal belum tentu mereka pantas disebut sebagai sensei :D. (Saya bisa tahu ini karena saya pernah tinggal di rumah anggota parlemen Jepang).
  8. Panggilan lain menurut jabatan yaitu misalnya Imelda-shacho 社長(direktur), Imelda Kacho 課長(Kepala bagian), Imelda Bucho 部長(Kepala Divisi — lebih tinggi dari Kacho), Imelda Tencho 店長(pemilik toko), Imelda Senshu 選手(atlit), Imelda Ana アナウンサー(singkatan dari announcer –penyiar TV), dll nanti kalau saya inget saya tambahkan lagi deh.
  9. Di toko-toko, pelayan toko akan memanggil pelanggan atau tamunya dengan okyakusama (kyaku = tamu). Padahal kalau di Indonesia gampang sekali tinggal memanggil Ibu atau Bapak.
  10. Bagi yang sudah berumur untuk memanggil Anda tanpa perlu menyebut namanya (kadang lupa kan?) bisa memakai otaku お宅 bukan otaku オタク (yang nerd・freak) tapi bentuk sopan dari Anda.

Semoga Ai-san dan mungkin yang lain yang sedang belajar bahasa Jepang bisa mendapat pencerahan :D.

BTW, hari ini adalah hari peringatan seorang pengarang Jepang terkenal yang bernama Dazai Osamu. Dia lahir tanggal 19 Juni 1909, dan meninggal (bunuh diri) tgl 13 Juni 1948 dalam usia 38 tahun. Karyanya yang berjudul Ningen Shikkaku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi No Longer Human. Kalau terjemahan harafiahnya “tidak memenuhi syarat menjadi manusia”. Buku ini kabarnya merupakan novel terlaris/ternama ke dua di Jepang, setelah “Kokoro” karangan Natsume Soseki. Pengarang ini benar-benar terobsesi pada kematian dan bunuh diri. Yang heran banyak orang Jepang yang suka, termasuk suami saya. Terus terang saya belum pernah baca karyanya, dan sepertinya kok malas ya membaca karya orang yang bunuh diri. prejudice lagi 🙁