San-Chan-Kun

19 Jun

Pasti pada berpikir, judul kok aneh begitu. Ceritanya posting ini mau menjawab pertanyaannya Ai-san mengenai perbedaan sapaan (atribut) orang Jepang (gara-gara nonton Naruto tuh hihihi).

  1. さん san.  Ini yang paling sering dipakai dan paling sering didengar dalam kehidupan sehari-hari. Ikkyu_san juga memakai san, bukan chan.  Seperti yang sudah saya katakan di posting yang lalu, san hanya dipakai untuk orang lain, bukan diri sendiri (atau anggota keluarga yang dianggap sudah merupakan bagian diri sendiri). Jadi saya tidak bisa mengatakan Imelda san.
  2. ちゃん chan. Ini dipakai biasanya untuk perempuan, atau anak kecil baik laki-laki atau perempuan. Mengandung nuansa “manis, imut-imut”. Jadi seandainya ada yang panggil saya Ime chan atau  Emi chan itu menganggap saya manis (doooh narsis…)  Sebetulnya sih biarpun tidak manis dan tidak lucu juga bisa dipanggil chan. Anak saya Riku, sejak kecil kita panggil Riku chan. Tapi di penitipan dia selalu dipanggil Riku-kun (sebabnya lihat penjelasan nomor 3).
  3. Nah くん kun ini apa? Kun adalah panggilan untuk anak kecil laki-laki atau untuk lelaki yang lebih muda dari kita. Naruto kun, Riku kun, Kai kun…. Yang sering saya dengar di universitas Keio pakai istilah Sho-kun 諸君 (Anda sekalian) daripada minna san. Jadi saya juga tidak bisa panggil Hery kun untuk Bang Hery (karena faktor umur, atau faktor penghormatan). Tapi saya bisa panggil Ata –kun untuk si Septarius, karena jauh lebih muda .
  4. さま sama. Merupakan bentuk hormat dari -san.  Jadi kalau menulis surat  ~~様, atau dalam suasana formal dipakailah kata ini. Tanpa memandang umur. Jadi mungkin ada yang berkata danna sama kepada suaminya, berarti dia hormat sekali pada suami sampai suaminya dipanggil Tuan. Ya sama ini bisa diterjemahkan sebagai Tuan (Sir).
  5. 殿 どの dono (tono). Ini lebih sopan lagi dari -sama.  Dan biasanya dipakai dalam penulisan saja. Misalnya kepada yth Imelda  いめるだ 殿. Jaman dulu sih  ada penggunaan Tonosama, yang merupakan penggabungan dari dono dan sama. Bahasa Inggrisnya jadi Lord (Bangsawan bukan Tuhan loh).
  6. selain itu ada juga pemakaian 氏 shi. Biasanya ini di penulisan yang tidak melihat pangkat atau status, misalnya di koran. Karena di percakapan tidak pernah dipakai, shi ini tidak usah dihapal deh.  Padahal shi itu kan mirip dengan si. Si Tanaka, Si Yamada dll.
  7. Nah yang buat kepala pusing sebetulnya jika pemanggilannya memakai “jabatan”. Misalnya yang paling sering dengar adalah sensei. 先生 Kalau Anda belajar huruf kanji bisa lihat artinya dia itu lahir duluan …sakini umareta. Jadi dia lebih “tahu”. Jadi guru dipanggil sebagai sensei. Kalau Anda mengikuti kuliah saya, ya harus panggil saya “Imelda sensei”. Yang lucunya orang Jepang yang belajar bahasa Indonesia, menerjemahkan secara harafiah dan memanggil saya “Guru Imelda”…. padahal cukup dengan Ibu Imelda saja. Dan kata sensei ini juga dipakai untuk mereka yang berprofesi Dokter, Pendidik (termasuk pekerja di penitipan bayi/anak karena mereka belajar dan punya license untuk menjadi itu), dan yang amat sangat tidak cocok menrut saya adalah dipakai juga untuk politikus. Jadi kalau Anda berkunjung ke parlemen jepang, semua dipanggil Sensei deh. Padahal belum tentu mereka pantas disebut sebagai sensei :D. (Saya bisa tahu ini karena saya pernah tinggal di rumah anggota parlemen Jepang).
  8. Panggilan lain menurut jabatan yaitu misalnya Imelda-shacho 社長(direktur), Imelda Kacho 課長(Kepala bagian), Imelda Bucho 部長(Kepala Divisi — lebih tinggi dari Kacho), Imelda Tencho 店長(pemilik toko), Imelda Senshu 選手(atlit), Imelda Ana アナウンサー(singkatan dari announcer –penyiar TV), dll nanti kalau saya inget saya tambahkan lagi deh.
  9. Di toko-toko, pelayan toko akan memanggil pelanggan atau tamunya dengan okyakusama (kyaku = tamu). Padahal kalau di Indonesia gampang sekali tinggal memanggil Ibu atau Bapak.
  10. Bagi yang sudah berumur untuk memanggil Anda tanpa perlu menyebut namanya (kadang lupa kan?) bisa memakai otaku お宅 bukan otaku オタク (yang nerd・freak) tapi bentuk sopan dari Anda.

Semoga Ai-san dan mungkin yang lain yang sedang belajar bahasa Jepang bisa mendapat pencerahan :D.

BTW, hari ini adalah hari peringatan seorang pengarang Jepang terkenal yang bernama Dazai Osamu. Dia lahir tanggal 19 Juni 1909, dan meninggal (bunuh diri) tgl 13 Juni 1948 dalam usia 38 tahun. Karyanya yang berjudul Ningen Shikkaku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi No Longer Human. Kalau terjemahan harafiahnya “tidak memenuhi syarat menjadi manusia”. Buku ini kabarnya merupakan novel terlaris/ternama ke dua di Jepang, setelah “Kokoro” karangan Natsume Soseki. Pengarang ini benar-benar terobsesi pada kematian dan bunuh diri. Yang heran banyak orang Jepang yang suka, termasuk suami saya. Terus terang saya belum pernah baca karyanya, dan sepertinya kok malas ya membaca karya orang yang bunuh diri. prejudice lagi 🙁

15 Replies to “San-Chan-Kun

  1. Now I understand …
    Why evrybody call you with … akhiran chan …
    hehehe
    (tel mi sangat …)
    (bukan telmi deng … emang gak ngerti …)
    Hehehehe …

    hehehe…ada yang panggil emi-chan, ada yang panggil ime-chan… apa aja deh

  2. arigatou gozaimasu atas penjelasannya…dan gomennasai udah ngerepotin…sensei imelda (hihihi udah tau namanya :D)

    douitashimashite… bukan sensei imelda, tapi imelda sensei dayo hihihi

  3. halo, saya menemukan blog ini di google.saya juga tinggal di jepang. kadang saya mendengar ce juga dipanggil akhiran -kun.
    blognya ok banget 😀
    met kenal yah

    iya seperti yang saya cerita di univ Keio itu kan untuk semua mhs/i jadi kadang cewe juga dipanggil kun. apalagi kalo cewenya tomboi. 🙂

  4. karena saya selalu menganggap Emi-Chan adalah makhluk yang manis… 😀 *semoga kalau saya lagi ke Jakarta, ada onigiri enak buat saya.. hehehe*

    doumo arigatou Emi-Sama..
    *ini lebih terhormat, soalnya udah mau bagi2 makanan.. hehehehehe*

    asyiiiik dibilang manis \:D/. aaah biar ngga dipanggil sama juga nanti aku buatin onigiri kok…

  5. Wah, panggilannya banyak banget ya…Ini menunjukkan kalau orang Jepang adalah orang yang suka bersopan santun dan tata krama. (Ngarang?)
    Btw, ngapain juga baca buku yang penulisnya bunuh diri. Jangan2 kita nanti terobsesi untuk mengikuti apa yang dilakukannya. Nggak usah deh…

    hihihi begitu juga pikiranku ttg pengarang yg bunuh diri. ya semoga fans nya ngga begitu deh.

  6. Emi-sama ke Jakartanya kapan? (berganti panggilan dengan yang lebih terhormat biar diundang waktu Emi-sama mudik). Hi hi hi…

    akhir juli – agustus nanti nih bang….

  7. imelda-sensei…klo misalnya ada akhiran ai-baasama atau naruto -jisama, itu gimana tuh…??? 😀

    hihihi. obaasan = nenek, ojiisan = kakek tinggal diganti san jadi sama. obasan =tante, ojisan = om. yang panjang kakek nenek, yg pendek om tante. gitu. Wahhh masak kamu dibilang nenek Ai? hihihi:)

  8. hihihii…gitu ya…??? 😀 ga mau ai di panggil nenek kan masihi muda…:D klo ai-chan gpp..heheheh

    iya Ai-kun kan masih muda hihihi (aku lagaknya kayak prof usia 70 th an pake kun)

  9. agak mneyimpang neh, orang Jepang kemarin ke Malang, bener, ky tulisan mbk Imel (ak ga’ pake san, san ya,,) yg dulu, nyari 1500 nurse, dan 1000 ahli IT. pertanyaannya, knp sampe nyayri ke Indo?apa disana ga ada yg berminat? n ak tau dari koran juga ttg bunuh diri yg makin menggila, katanya mulai ada program pemerintah utk mengatasi loneliness ya mbk?

    YUP, lagi banyak dicari tuh. kenapa nyari ke Indo? OK masalahnya ttg nurse, (1) anak muda yang mau jadi nurse sedikit. (2) biaya belajar tinggi (3) sesudah jadi nurse, jika menikah, kebanyakan keluar kerja apalagi jika punya anak. Its hard to work outside, when you have a child. biaya untuk menitipkan anak itu mahal. seperti saya gini deh. Padahal gaji sebagai nurse itu jg tidak tinggi-tinggi amat. Pak-pok kalau kata ibu saya, bahkan kalau untuk saya mungkin “lebih besar pasak daripada tiang”.
    * Untuk ahli IT, kendalanya biasanya bahasa Inggris. U know, semua komputer dan situs Jepang pasti berbahasa Jepang… mereka tidak terbiasa memakai bahasa Inggris. sehingga mungkin untuk pemograman yang perlu berbahasa Inggris, mereka sulit. FYI, adik saya bekerja di sini sbg programmer, karena selain skill computernya, dia bisa bahasa Jepang dan Inggris.
    * soal bunuh diri…program pemerintah mungkin ada, tapi masih kurang…jumlah dan fasilitasnya. Kayaknya perlu ada thread khusus untuk tanya jawab nih ya hihihi….

  10. Terima Kasih atas pencerahanya. Saya interest dengan bahasa Jepang, tp sampai sekarang belum belajar2x bahasanya apalagi tulisannya

    Your welcome…. Ada internet mas…. bisa belajar gratis….asal ada koneksi dan KEMAUAN. Tapi saya akui suliiiiiiiiiiiit sekali belajar (terutama bahasa Jepang) tanpa pergi ke sekolah. tapi bukan tidak mungkin. You know what, saya ada teman orang Jepang. Dia belajar bahasa Indonesia just by listening to my Radio Program. Dia rekam program 1 jam itu dan dia tulis semua percakapan saya. Dia putar terus selama 1 minggu, sampai ada program saya yang baru (program saya only once a week, 1 hour). And sekarang… dia bisa mengajar bahasa Indonesia di universitas dan menjadi penerjemah!!!! HEBAT.

  11. Yang membuat frustrasi itu, belajar aksaranya, Ime-chan. Jadi kesulitannya double. Kalau bahasa yang aksaranya sama pasti lebih mudah. Tergantung motivasinya juga sih? Kalau motivasinya nggak terlalu kuat, pasti akan putus di tengah jalan. Btw, hebat betul tuh Jepang yang belajar bahasa cuma dari mendengarkan radio.
    Btw, kayaknya memang perlu thread untuk tanya jawab deh…

    Bener bang soal aksara emang nyebelin. Aku kalau disuruh belajar bahasa Thai atau Korea skr juga males.

  12. Wah dibahas tuntas sama imelda chan. Arigatou gozaimasta, Sensei.

    Sekarang kalau nonton anime Naruto jadi ga bingung lagi, kenapa Sakura dipanggil “Chan”, sedangkan Naruto kadang dipanggil “Chan” kadang dipanggil “Kun”. Tapi sama Konohamaru, si Naruto dipanggil “sama” 😀

    *Malu euy… udah gede masih nonton Naruto*

        gpp lah biar gede hobbinya spt anak kecil. Daripada anak kecil hobby nya orang gede …gawat tuh.
    BTW u know, aku masuk sastra Jepang karena film si Ikkyu san. Makanya my handle name juga Ikkyu_san.

  13. Maaf sebelumnya… saya mau bertanya,

    kalau saya baca sepertinya embel2 nama dari orang jepang sudah hampir menyeluruh ya…. hamir semua ada, untuk teman, untuk atasan, untuk direktur , dll,

    Tapi ada kalanya orang jepang memanggil nama seseorang tanpa embel-embel… yang ingin saya tanyakan , apakah itu sopan(memanggil tanpa embel2)??..apakah itu berarti bahwa orang tersebut sudah memiliki hubungan sangat dekat atau malahan sebaliknya???

    terima kasih sebelmunya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *