CD Cerita Anak-anak

2 Sep

Dalam pekerjaan saya sebagai narator, suara saya sering dipakai untuk komersial/advertising di radio, atau dalam video atau di pesawat JAL, atau dalam CD untuk pelajaran bahasa Indonesia seperti yang sudah saya masukkan dalam page logbook. Kadang saya tidak punya arsip untuk saya sendiri terutama jika itu untuk komersial dan video (but saya masih menunggu Alex katanya dia mau minta copy DVDnya Yamaha) . Kalau mau mendengar yang JAL berarti saya harus pulkam terus hhihihi (maunya sih gitu). Tapi ada satu CD yang lain dari yang lain, yaitu CD cerita anak-anak.

Bentuknya mungkin bukan seperti yang dituliskan oleh Bang Hery tentang Talking Book. Ada buku cerita bergambar dan ada CDnya. Saya harus mengerjakan terjemahannya dan setelah itu mengerjakan narasinya. Dalam proses menerjemahkannya saya terbentur pada masalah-masalah yang cukup rumit yaitu onomatope. Dalam bahasa Jepang banyak sekali dipakai onomatope dan itu ada yang bisa dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia, dan banyak yang tidak bisa dicari kata-kata yang persis untuk bahasa Indonesianya. Misalnya ini :

onna no ko ameno naka wo tattaka tattaka hashitteimasu.

anak perempuan berlari-lari dalam hujan.

tattaka tattaka ini menggambarkan suara anak berlari…. nah… bahasa Indonesianya? ceplak cepluk? atau kalau gendut mungkin debam debum? hihihihi. Dan suara seperti tattaka tattaka ini berbeda tergantung subyeknya… penguin pettan pettan.… duhhhhhhhhhh pusing!!!

Jadi saya harus mengabaikan onomatope seperti itu dalam menerjemahkan.

Selain faktor onomatope yang rumit dalam bahasa Jepang, saya mau memberikan pengakuan yang sebetulnya “memalukan”. Begini, …. dalam cerita ada bagian tentang “Mandi dengan Ayah”. Di Jepang, istilah bagian badan itu sama semua… baik untuk anak-anak laki-laki maupun pria dewasa mengacu pada kata yang sama, yaitu o-chinchin (pasti ada yang sudah pernah mendengar lagu anak-anak chinchin ponpon… nah itu adalah kelamin pria, hampir semua benda dalam bahasa jepang berawal o- yang menyatakan hormat/sopan. Jadi kalau mencari di kamus harus mencari di kata chinchin…. yang dalam bahasa Indonesianya mengacu ke “ring” — makanya dalam misa perkawinan pasangan campur harus menghindari pemakaian kalimat, “Terimalah cincin (RING). ini sebagai lambang cintaku padamu”)

Nah, masalahnya pada tahun 2002 itu saya belum chatting. Coba kalau saya sudah mulai chatting mungkin saya tidak akan membuat kesalahan ini. Saya bisa mengadakan survey/angket ttg kata yang satu ini. Ya, saya hanya mengacu pada kata k**** untuk menerjemahkan kata chinchin ini. Terus terang (phillips terang terus hihihi) saya TIDAK INGAT (kalo lupa ya lupa aja deh ) sama sekali bahwa ada kata t**** …. Dan waktu saya cari di kamus… kata t**** ini berasal dari bahasa Jakarta. Jadi belum tentu dipakai di daerah lain (KBBI: Jk n kemaluan anak laki-laki ). Jadi saya bingung waktu itu dan memutuskan memakai kata k****  itu. Ini benar-benar merupakan pengalaman bagi saya dan semakin sadar betapa pluralnya masyarakat indonesia.

Setelah melalui proses penerjemahan, masuk studio sekitar bulan November 2002 waktu saya sedang hamil Riku. Tentu saja dalam narasi bagian “Mandi dengan Ayah” itu saya harus menahan jangan sampai tertawa atau malu-malu sampai pengucapan tidak jelas hihihi.

Ohanashi ehon ini diterbitkan dalam 25 bahasa oleh Lembaga Pendidikan Shichida. Bagi yang berminat, saya rasa masih dijual di toko buku terkenal di Tokyo.

dua ratus sepuluh

1 Sep

dua ratus sepuluh? apakah gerangan? dua ratus sepuluh rupiah, tidak berarti apa-apa. Tapi 210 yen berarti :bisa naik bus satu kali di dalam Tokyo. Atau bisa membeli dua barang di Toko 100Yen (105 yen kalau termasuk pajak). Dan tentu saja masih bisa membeli roti atau onigiri satu dan akan menerima kembalian dari mereka.

Hari ini adalah hari ke 210 yang dihitung dari risshun atau hari pemulaan musim semi. Hari ini juga merupakan hari peralihan dari musim panas ke musim gugur. Dan biasanya hari ini jatuh pada tanggal 1 September. Dikatakan bahwa 二百十日(にひゃくとおか) hari ke 210 ini merupakan hari sial bagi petani/pemilik ladang karena pada hari ini mulai banyak badai yang bisa mengurangi hasil pertanian. Selain hari ke 210, tanggal 1 Agustus dan hari ke 220, merupakan 3 hari sial petani.

Dan ternyata tahun ini juga menjadi hari sial bagi warga Jepang. Karena Perdana Menteri Fukuda mengundurkan diri. Begitu Gen menyalakan TV untuk mendengarkan berita, kami terkejut membaca bahwa Pak Fukuda ini berhenti. Langsung saya berkata,”Mau jadi apa Jepang ini?” Entahlah… asal perekonomian Jepang tidak terguncang saja, karena banyak sekali yang tergantung pada perekonomian Jepang ….termasuk Indonesia. Saya tidak begitu tahu mantan PM ini, tapi yang pasti beliau mantan ketua JAPINDA (Japan Indonesia Association) sebuah perkumpulan nirlaba yang beranggotakan orang-orang terpandang dan mereka yang suka Indonesia. Saya sendiri termasuk salah satu anggotanya, dan berharap sekali kegiatan baru yang tidak memandang apakah dia itu mantan direktur perusahaan A, atau anggota kabinet dll..  Tapi memang kendalanya adalah umur… hampir semua anggota  anggotanya sudah memakai tongkat dan jalan tertatih-tatih.

Hari Pencegahan Bencana

1 Sep

Tanggal 1 September di Jepang adalah 防災の日 Hari pencegahan bencana,  terjemahan dari bahasa Inggris “Disaster Prevention”. Padahal bencana itu tidak bisa dicegah, hanya bisa dikurangi korban atau dampaknya. Sehingga bahasa Inggris yang tepat mungkin Disaster Reduction.

Mengapa ditetapkan tanggal 1 September? Karena pada tanggal ini di tahun 1923 pukul 11:58 siang telah terjadi Gempa bumi besar Kanto yang banyak menelan korban 142.500 korban meninggal/hilang.

Dikatakan bahwa 15% dari gempa bumi diseluruh dunia terjadi di Jepang. Dilihat dari sejarahnya dalam 100 th, setiap 1,5 tahun terjadi gempa bumi yang membawa korban. Gempa bumi besar yang menyebabkan 100.000 lebih orang tewas telah terjadi 13 kali, yang berarti terjadi sekali setiap 7 th.

Pada tahun1995, Gempa bumi besar Hanshin Awaji dengan skala 7,3 menggoncang daerah Hanshin, menewaskan 6,500 warga dan lebih dari 100 ribu kehilangan rumah.

Dalam gempa berkekuatan 4 skala jepang, menyebabkan barang2 berjatuhan, sehingga Anda diminta untuk waspada. Pertama selalu siapkan alat pemadam kebakaran di tempat yang mudah dijangkau. Pasang penahan pada mebel Anda supaya tidak jatuh waktu terjadi gempa. Siapkan makanan dan minuman di rumah Anda serta peralatan P3K. Diskusikan juga dengan keluarga Anda jika terjadi gempa agar berkumpul dimana serta bagaimana cara saling berhubungan.

Jika gempa terjadi yang pertama kali Anda harus lakukan adalah dengan tenang menjauhi barang atau bangunan. Jika Anda berada dalam ruangan berlindunglah di bawah meja yang kokoh dan bukalah pintu untuk memudahkan evakuasi. Penting sekali untuk segera mematikan sumber api dsb. Setelah itu buka pintu untuk memastikan jalan keluar. Jangan panik keluar sebelum yakin benar. Dapatkan informasi melalui televisi dan radio. Jika terjadi kebakaran atau seseorang mempinta pertolongan, lakukan dan bantulah sebisa mungkin. Padamkan api waktu kecil akan lebih mudah daripada jika sudah membesar. Jika rumah tidak dalam bahaya akan rubuh, maka Anda tidak perlu mengungsi.

Jika Anda berada di luar ruangan hindari jalan sempit, tembok, tebing, jalan menjanjak dan tepian sungai. Jika Anda sedang menyetir kendaraan tetap tenang dan parkir di kiri jalan dan matikan mesin. Jika Anda harus keluar dr kendaraan, tinggalkan kunci mesin tetap terpasang dan jangan kunci pintu.

Jika Anda tidak bisa pulang ke rumah Anda, Anda harus mencari tempat pengungsian sementara. Membutuhkan waktu beberapa hari sampai seminggu agar kebutuhan utama kehidupan seperti air, listrik dan gas berfungsi kembali. Sangat penting untuk membantu sama lain, terutama lansia dan penderita cacat. Hanya Anda sendiri yang bisa menjaga diri Anda jika terjadi gempa. Di setiap kota terdapat tempat-tempat yang telah ditunjuk sebagai tempat mengungsi yang aman. Anda bisa mengikuti petunjuk utk mencapai tempat-tempat tersebut, yang biasanya biasanya berupa sekolah SD dan SMP, karena perlengkapan darurat banyak tersimpan di sana. Jika sekolah tersebut juga berbahaya, pergilah ke taman yang luas yang telah ditentukan kota sebagai pusat pengungsian.

Barang-barang yang perlu dipersiapkan setiap waktu:

makanan tahan lama dan minuman minimal untuk 3 hari,  selimut/alumunium untuk menghangatkan tubuh, batere, senter, pakaian, pampers untuk bayi dan napkin bagi wanita, sepatu, surat penting, uang kecil 10 yen untuk menelepon, tali, dll. Biasanya di seupermarket sudah dijual ransel untuk emergency yang isinya lengkap dengan peralatan-peralatan itu.

Tips dari saya pribadi: bawa wieder/energy dalam tas Anda, coklat dan atau susu kental manis dalam tube, gula bisa membuat kita bertahan sedikitnya satu hari, charge penuh keitai/HP Anda. Ada juga yang menyarankan membawa saran wrap atau alumunium foil, karena pada musim dingin ini bisa membantu banyak supaya panas dari tubuh tidak keluar. Di rumah siapkan gas bombe dan kompor kecil. Tapi sebelum dipakai pastikan gas RT tidak bocor. Jangan coba nyalakan api dalam rumah. Dari gempa bumi yang paling ditakutkan adalah kebakaran. Jadi perhatikan waktu bertindak dnegan api dan listrik.  Isi penuh bak mandi/mesin cuci supaya bisa dipakai untuk cebok/ mengalirkan kotoran. Saya biasanya mengisi pet botol kosong dnegan air ledeng dan taruh di beranda luar. Air ini bisa dipakai sewaktu-waktu, bukan sebagai air minum, tapi untuk sanitasi tadi.

Baca juga posting ini

http://imelda.coutrier.com/2008/05/08/gempa/

http://imelda.coutrier.com/2008/05/11/10-kiat-menghadapi-gempa/

Salada dan Sayur Lodeh

31 Agu

Wah ngga matching banget ya? Tapi emang tidak dalam satu kali makan dong. Pagi saya persiapkan makan paginya ala Japanese tuh…. yaitu NATTO, si kedelai busuk hehhehe. Yang makan Riku dan papanya, saya hanya makan salada dan mentaiko. Biar gimana juga males deh makan Natto…. selama masih ada yang lain dan kalau tidak terpaksa sekali.

Lalu untuk makan malam saya masak sayur lodeh…. dan ini sayur lodeh beneran bukan sayur lodeh jieee kayak mas trainer hehehe.  Sayur lodeh ala Tokyo ini isinya disesuaikan dengan sayur yang ada aja.  Nangka mudanya dari kalengan, terong dan cabe hijau, cabe merah lalu pakai jagung. Tidak lupa ikan asin jambal dan sambal lombok goreng…. (ayo Melati san ….semoga masih ada sisanya untuk hari selasa ya hehehe)

Hari ini harus makan SAYUR!!!. Karena hari ini tanggal 31 Agustus adalah peringatan untuk Sayur. Kenapa? Karena 8-31 bisa dibaca menjadi YA (dari Yatsu), SA (dari San) dan I (dari Ichi)…. Maksaaaaaa banget ya. Rupanya sejak 1983 berbagai organisasi pangan di jepang merasa perlu menekankan pentingnya sayur dalam kehidupan manusia.

Saya mah suka makan sayur… Apa juga hayuuuk. Mungkin karena mama juga begitu ya. Kata mama, “Saya dilepas di hutan juga bisa hidup, kan kambing …. (padahal dia kerbau tuh bukan kambing. yang kambing saya karena capricorn” heheheh. Saya paling benci kalau ada orang yang bilang, “Aduh aku benci daun bawang… aduh aku ngga bisa makan wortel…. dll” (Kayaknya ada asunaro yang kena deh nih hehehhee). Untung saja Riku suka makan sayur, bahkan peaman (paprika) juga bisa makan. Tapi memang kalau daun bawang masih terasa pedas kalau ditabur begitu saja.

Sesuai dengan hari sayur ini, ada angket yang diadakan secara online yang bisa menggambarkan kesukaan orang Jepang terhadap sayuran. Ternyata sayuran yang menempati ranking nomor 1 sebagai sayuran yang paling disukai adalah TOMAT, dan Tomat ini disukai baik oleh wanita maupun pria. Hmmm memang tomat enak ya… padahal dulu saya tidak suka spaghetti dnegan bumbu tomat karena menganggap kecut, tapi sekarang OK ok aja. Apalagi tomat yang ada di pipi anak-anakku hihihi. Empuk untuk dicubit dan dicium.

Selanjutnya di ranking 2, [kentang] bagi pria dan [terong] bagi wanita. Ranking ke tiga, [kol] bagi pria dan [kentang] bagi wanita. Yang paling aneh sebetulnya KOL, karena bagi pria dia masuk nomor 3 tapi bagi wanita cuman nomor 9. Kenapa ya? Tapi memang saya juga tidak begitu suka KOL.  Awal-awal datang ke Jepang saya pasti tidak makan kol iris yang segunung di sebelah daging/ayam goreng (Tonkatsu/Chicken Katsu) Tapi sekarang…. saya makan irisan kol itu cuman tidak suka jika dimasak menjadi Rol Cabbage (Kol rebus didalamnya ada daging giling). Sayuran lain yang masuk dalam kategori disukai adalah waluh (labu), ketimun, ubi, bawang bombay, Lobak, daun bawang dan bayam.

Nah sayuran apa yang yang paling tidak disukai? Nomor satunya tidak ada karena 41% responden mengatakan [tidak ada yang tidak disukai], tapi ranking yang kedua adalah SELEDRI (hmmm sledri disini memang besar dan punya rasa yang khusus sih…tapi u know, sledri sangat berkhasiat menurunkan darah tinggi loh —- bener kan la?),  ranking ke tiga adalah PARE. Moroheiya, Shungiku (daun yang sering dipakai dalam sukiyaki), zuccini (biasa ada di masakan Italia seperti ketimun), shishito (cabe yang tidak pedas, lebih kurus dari paprika), wortel, peaman (paprika), daun bawang…. Hmmmm ternyata banyak juga yang tidak suka wortel dan paprika ya?

So… untuk teman-teman, terutama yang akan menjalankan ibadah puasa mulai besok, jangan lupa makan sayur ya… demi kesehatan loh. Selamat menjalankan ibadah puasa ya.

Pameran Pendidikan Jepang 2008

30 Agu

Wah saya terkejut waktu membaca bahwa tanggal 31 Agustus ini akan diadakan Pameran Pendidikan Jepang 2008. Kenapa? Karena saya tidak mendengar beritanya, atau selentingannya, atau bau-baunya sedikitpun. Apa mungkin karena saya tidak baca koran Indonesia lagi ya? Anyway saya berharap akan banyak datang pengunjung ke pameran pendidikan tersebut. Dan semoga, pengunjung tidak disambut dengan board NARUTO di pintu gerbang (entah kenapa saya muak melihat Naruto dimana-mana. hey…. Jepang bukan Naruto saja!!!) Pelajari dong di belakang Naruto nya.

Saya punya kisah tersendiri dengan Pameran Pendidikan Jepang ini. Di tahun 1992, juga diadakan Pameran Pendidikan Jepang tapi bukan di tempat bergengsi seperti sekarang. Tempatnya di Universitas Dharma Persada yang di samping Komdak itu (dulunya). Universitas yang kecil, ruangan kelas kecil, pamerannya dihadiri paling oleh 20-an universitas Jepang. Berpanas-panas karena tidak ada AC waktu itu. Diselenggarakan selama 2 hari kalau tidak salah. Dan pengunjungnya sedikit (bisa bayangkan mungkin class meeting sekolah lebih banyak pengunjungnya), mungkin juga karena pamor Jepang di tahun itu belum semarak sekarang ini.

Tapi Pameran Pendidikan Jepang 1992 itu (mustinya sih sekitar Februari 1992) yang mengubah jalan hidup saya menjadi seperti sekarang ini. Dengan membawa beberapa berkas seperti transkip nilai, sertifikat ujian bahasa Jepang dll dalam sebuah map, saya datangi pameran itu. Sebelum pameran memang saya sudah mengadakan korespondensi dengan seorang dosen di Tokyo (Rikkyo Univ) tapi karena universitas swasta mahal, saya pikir saya bisa cari universitas lain yang lebih murah dan mempunyai bidang yang ingin saya perdalam.

Adalah papa yang menggerakkan saya untuk mengumpulkan informasi mengenai melanjutkkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Karena pada tahun 1989-1990, Papa dipindahtugaskan ke London, untuk menjadi kepala perwakilan Pertamina wilayah Eropa yang berpusat di sana. Dan waktu itu saya sedang mencari tema skripsi, sehingga waktu berkunjung ke sana, saya sempatkan datang ke University of London, tepatnya ke SOAS (School of Oriental and African Studies) dan ke toko bukunya dan menemukan buku yang bisa menjadi sumber pustaka utama penulisan skripsi saya. Karangan R.P. Dore “Education in Tokugawa Japan” (masih ada tuh harganya 32 pound…. mahal euy). Dan ternyata setelah saya mencari informasi, juga papa mencari informasi ke teman-temannya di London… diketahui bahwa SOAS adalah sekolah yang terkenal jika Anda mau mempelajari Asia dan Africa. Mungkin aneh ya kok mau mendalami Jepang tapi di negara lain. In some cases, bahkan lebih baik mendalami pengetahuan ttg suatu negara bukan di negaranya. Contohnya saja, jika Anda mau mendalami sejarah kebudayaan Jawa, belajarlah ke Leiden University, karena sumber dokumen mereka mungkin jauh lebih banyak daripada di Jawa nya sendiri (Dan ada memang teman saya dari sastra Jawa yang ambil master di Leiden). Juga saya pernah disarankan oleh Prof Kurasawa untuk mengambil PhD di Cornell Universiy….. she said go internasional… selain dari kenyataan bahwa mengambil PhD untuk bidang humaniora di Jepang itu amat sangat sulit.

Jadi papa menganjurkan saya supaya cepat menulis skripsi, dan mendaftar saja ke SOAS, mempersiapkan diri untuk TOEFL dsb. Dan dengan tinggal bersama keluarga di London tentu akan lebih murah daripada saya pergi sendiri ke Jepang. But rencana memang tinggal rencana karena tidak lama kemudian Papa harus kembali ke Indonesia sebelum waktu tugasnya selesai, bukan karena tidak becus menjalankan tugasnya di London, tapi karena dia dipanggil oleh Bapak Emil Salim untuk menjadi wakilnya di Bapedal, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan yang akan dibentuk. Dalam segi promosi, memang papa langsung menjadi eselon satu, dan sebagai orang dari Pertamina yang dipinjamkan istilahnya, pengangkatan ini juga merupakan suatu blessing in disguise karena dalam 2 tahun lagi papa harus pensiun. Padahal dengan pengangkatan ini, seakan menjadi perpanjangan pensiun. Papa selalu berkata, “Bersyukurlah atas apa yang ada” (karena itu saya setuju ungkapan Pak Oemar “seize the day”)

So, dengan kepulangan papa ke Jakarta, mimpi saya untuk tinggal di London, menimba ilmu di kampus terkenal University of London, menikmati dinginnya dan muramnya London di taman-taman kecil yang ada di sekitar rumah, membayangkan kehidupan Sherlock Holmes, Shakespeare, or Agatha Christie, menikmati british garden dengan tea time nya, menyusuri Hyde Park dan sesekali berbaring di atas rerumputan yang menghampar di sana ditemani squirel yang berlarian ke sana kemari, sambil menunggu disapa polisi London dengan seragamnya yang kakko ii (keren) itu… hmmm I love London. Meskipun it is indeed the most expensive city in the world.

But Papa bilang, cari saja univesitas di Jepang kalau kamu mau melanjutkan ke S2nya. Padahal kalau dipikir-pikir, waktu itu aku sebetulnya tidak begitu ngotot untuk pergi ambil master. Aku bisa kok langsung bekerja, dan Asmara Mariko san, my best friend di UI sudah menyambut saya untuk bekerja bersama-sama di bussiness centre nya (dan saya enjoy bekerja selama 3 bulan di sana). Sambil saya mengajar privat bahasa Indonesia kepada orang Jepang expatriate yang bekerja di Indonesia. Kalau bukan karena papa yang menyuruh mencari informasi itu, dan mendorong saya untuk sekolah terus, mungkin saya juga tidak akan melangkahkan kaki ke Pameran Pendidikan Jepang 1992 itu.

Hhhhh, ngalor-ngidul ke sana kemari dan akhirnya sampai ke topik masalah. Gomennasai…..

Memasuki kelas tempat diadakan pameran pendidikan, berderet bangku yang bertuliskan nama Universitas yang ada di Jepang. Waktu itu tentu saja hadir perwakilan dari Tokyo University, Yokohama University, Chiba University, universitas negeri di daerah-daerah Jepang, dan beberapa universitas swasta. Dosen/perwakilan tiap universitas tidak semuanya didampingi penerjemah. Kelihatannya satu penerjemah dipakai untuk beberapa universitas. Jadi kalau perlu baru memanggil dia. Sejak awal saya sudah mencoret Tokyo University dari daftar saya. Why? Imelda ngga mau masuk the best university in Japan? Yes, aku tidak mau. Aneh kan? Yup aneh… karena saya tidak mau menjadi nerd, kutu buku…. itu saja alasannya heheheh. And  I want to be number one, dan saya tahu kemampuan saya, saya tidka akan bisa bersaing di sana. Saya akan mati-matian untuk suatu goal yang belum tentu ada. Program Master hanya 2 tahun. Saya tidka mau menjadikan 2 tahun itu penuh penderitaan. I want to enjoy life also.

So saya hampiri booth Yokohama National University. Seakan Tuhan membimbing saya ke situ. Karena sebelumnya saya datangi booth sekolah bahasa Jepang dan ditolak (“Anda sudah bisa berbahasa Jepang, kenapa mau belajar lagi dengan kami…. pelajarilah yang lain…” “Hai, wakarimashita!”, dan disarankan ke YNU itu. ) Dua orang lelaki setengah baya menyambut saya, dan dengan memakai bahasa Jepang saya memperkenalkan diri, dan mengatakan bahwa saya ingin melanjutkan pendidikan di bidang sejarah pendidikan sesuai tema skripsi saya Terakoya, dan atau bahasa Jepang. Watanabe sensei dari kantor administrasinya dan Sato sensei, professor bahasa dan sejarah Jerman itu melayani saya dan langsung Sato sensei berkata, “Kami tidak ada program studi sejarah, tapi kami terkenal dengan fakultas pendidikannya. (dan memang benar YNU terkenal dengan Fakultas pendidikannya). tinggal sekarang kamu mau meneliti dari sejarahnya atau pendidikannya.”  Ok terus terang saya tidka mau dari sejarahnya. Saya tidak mau jadi ahli sejarah, but untuk pendidikan saya juga tidak ada latar belakang yang kuat. Tapi pendidikan itu amat berguna di kemudian hari. So saya putuskan untuk mulai dari bawah belajar pendidikan sambil meneliti sejarah pendidikan Jepang. Sato sensei langsung mencari dosen mana yang kira-kira bisa menjadi dosen pembimbing saya jika saya belajar ke sana. (FYI, belajar di jepang = belajar pada seorang dosen, jadi harus mencari dosennya dulu yang kira-kira bisa dan mau menerima kita+ usulan penelitian kita…. dna mencari dosen pembimbing itu yang sulit). Dan dengan seenak perut (maaf ya sensei) dia bilang…. yah kita suruh si S.M.  ini membimbing Imelda. Dia kan thesisnya tentang sejarah pendidikan Manchuria, dan dia punya mata kuliah sejarah pendidikan Jepang… dia yang paling cocok untuk Imelda.

OK Imelda, saya pikir bahasa Jepang kamu sudah cukup, dan saya bisa kenalkan  kamu dengan si SM ini, Kapan kamu bisa datang? Untuk masuk program Master kamu harus jadi mahasiswa pendengar/peneliti (Kenkyuusei) dulu minimal 6 bulan (biasanya 1 tahun).  Untuk menjadi mahasiswa di April 1992 ini tidak bisa karena pendaftarannya baru saja ditutup. Tapi kami minta fotocopy berkas untuk kami bawa supaya bisa dipersiapkan kamu masuk bulan September 1992.

Oi..oi..oi… saya harus bicarakan dulu dnegan papa. Berapa biaya segala…. Saya tidak bisa putuskan saya mendaftar ke YNU saat ini juga. “OK… kan pameran masih ada sampai besok, bicarakan dulu kalau memang berminat, bawa saja berkasnya besok ke sini lagi”……… aku terdiam…. begini cepatkah prosesnya? sambil aku lihat disekelilingku, booth universitas lain yang kurang pengunjung, sementara booth Tokyo University yang dipenuhi mahasiswa… tapi muka dosen yang menyambutnya amat sangat tidak ramah. Muka-muka dosen lainnya yang terlihat bosan dan kepanasan, dan seakan terus menerus melihat jam … kapan berakhirnya sih pameran ini. Saya pulang ke rumah masih dalam keadaan “bengong”. Dan menceritakan hasil pameran kepada papa, dan keputusannya…. daftarkan saja, siapkan berkas untuk diberikan besok. Tapi kata papa, kamu pergi shitami (survey) bulan April-Mei selama 3 bulan dengan visa turis, untuk lihat-lihat Tokyo dan cari informasi, dan kalau perlu belajar bahasa Jepang lagi. Nanti saya minta info dari Hatakeyama san (teman papa).

So…. dengan kilat, saya serahkan berkas keesokan harinya, sambil persiapkan survey bulan Aprilnya, dan bulan Septembernya saya sudah di Jepang memulai hidup yang baru. Speedy…. what a preparation.

Jadi bagi saya Pameran Pendidikan Jepang ini sangat berarti, karena dia yang membuka jalan ku menuju masa depan. Karena itu waktu tahun 2004 almamaterku Yokohama National University bermaksud untukmengikuti pameran pendidikan Jepang di Jakarta, saya menawarkan diri untuk menjadi penerjemahnya dan mengatur liburan saya ke jakarta  bertepatan dengan waktu pelaksanaan Pameran tersebut.

Di Tahun 2004 itu juga didorong oleh keinginan pihak universitas untuk membuat network bagi alumni YNU, saya mengumpulkan alumni YNU dan mengadakan reuni yang pertama serta memikirkan apa dan bagaimana kita bisa membantu almamater kita dalam melaksanakan kegiatan2 terutama karena mulai tahun 2005, universitas negeri di seluruh Jepang di swastanisasi. Jadi mereka harus “menghidupi” diri sendiri dan tidka mendapatkan tunjangan dari pemerintah. Jadi pihak Universitas juga yang harus mempromosikan diri dan mencari calon mahasiswa sebanyak-banyaknya termasuk dari luar negeri.

Jadi di malam pertama sesudah pameran, hanya ada 7 orang yang berhasil berkumpul. Namun ini menjadi awal reuni ke dua, setahun sesudahnya (8 maret 2005) yang dihadiri 20 an orang dan terakhir tahun berapa ya (soalnya kalau bukan saya yang nanya2 atau pas datang ke jkt, pada ngga ngumpul sih…)

Semoga saja ikatan alumni YNU ini bisa terus exist dan bisa membantu almamater kita, tempat kita menimba ilmu di negeri matahari terbit.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Berikut undangan dari Japan Foundation untuk Pameran Pendidikan Jepang 2008:

APAKAH ingin coba membuat Origami (melipat kertas khas Jepang), menulis
Shuji (menulis indah huruf Jepang), bermain Igo atau ingin tanya tentang
program-program The Japan Foundation, Jakarta ?

Tidak usah susah-susah…

DATANG saja ke booth THE JAPAN FOUNDATION, Jakarta
di “Pameran Pendidikan Jepang” oleh JASSO yang diselenggarakan pada,
Hari/Tanggal : Minggu, 31 AGUSTUS 2008
Jam : 11.00 s.d 17.00 wib
di : Jakarta Convention Center (JCC)
Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
**** Pengunjung tidak perlu tanda masuk dan tidak dipungut biaya.

Welcome Back Home

29 Agu

Setelah hujan dan kilat menyambar, serta guruh yang menggelegar semalaman. Setelah berita banjir dan peringatan tanah longsor di beberapa tempat, termasuk di Ibaragi ken, tempat Riku menginap. Setelah papanya Riku khawatir semalaman membaca perintah waspada untuk daerah Ibaragi. Setelah aku bilang, “Kalau ada apa-apa pasti kita dihubungi”…. Setelah kekhawatiran akan cuaca dan keadaan Riku yang sedang pergi itu memuncak, akhirnya tadi jam 2:40 siang bus yang mereka tumpangi berhenti di tempat untuk menurunkan anak-anak.

SEtelah mengucapkan salam kepada gurunya, mereka mencari orang tua masing-masing. Riku tidak lihat aku sudah ada di situ, dan dia cari-cari. Tapi begitu ketemu dia tidak langsung berhambur ke arahku tuh hehehhe. Dia cuma bilang “Mama aitakatta yo (Mama aku kangen loh)”. Karena hujan jadi rencana mereka yang mau hiking diganti dengan berkunjung ke museum dan langsung ke hotel, dan pagi hari ini mereka pakai dengan bermain game di dalam hotel. Sayang sekali cuaca tidak mendukung.

Sesuai janji aku, setelah bubar aku ajak dia pergi ke Baskin Robins untuk makan es krim. Rupanya di Baskin sampai dnegan tanggal 31 Agustus besok ada kampanye “Snowman-ice”. Dengan harga 390 yen bisa beli eskrim ukuran king dan gratis 1 ukuran small.  Di baskin yang tadinya kosong, langsung penuh dengan anak-anak TK nya Riku.. Rupanya banyak ibu yang berpikiran seperti saya hehehe.

(uhhh Kai belepotan es krim ————— Karya Kai ..mengeluarkan tissue dari kotaknya)

Sesampai di rumah baru Riku nangis dan bilang…Mama aku bener-bener kangen mama loh. (Tapi kamu senang bisa bermain kemarin kan? sedikit….) Anyway welcome home little mister!!

Please have fun son!

28 Agu

Pagi jam 8:33 aku antar Riku dengan mobil ke tempat berkumpul dekat TK nya. Sebelumnya aku sempat telepon Miki san, tetangga mansion aku  yang anaknya juga akan ikut meskpiun tidak sekelas (satu bis). Karena pagi waktu bangun turun hujan, aku pikir aku antar dengan mobil saja. Dan kemarin juga sudah janjian kalau hujan kita berangkat sama-sama naik mobil. Ternyata Miki san akan pergi naik sepeda, karena Kento-kun kakaknya Kaede-chan akan ikut antar. Apa pasal? Ternyata Kaede chan juga sama seperti Riku, tidak mau pergi, dan nangis terus. Hmmmm

Sesampai di lap parkir TK nya, aku lihat masih banyak ibu-ibu yang santai, padahal sudah waktunya untuk berkumpul di taman, menurut bus nya masing-masing, Huh ternyata ibu-ibu Jepang juga tidak tepat waktu…(Aku sampai jam 8:41, jadwal ngumpul 8:40…. itu saja aku sudah merasa bersalah ….). Langsung lapor kehadiran pada guru TK nya Riku dan kita harus menyerahkan angket kesehatan yang harus diisi sejak 3 hari sebelum keberangkatan. Kartu angket itu berisi suhu badan pagi hari-suhu badan malam hari, ada nafsu makan atau tidak, sembelit atau tidak, dan jam tidur malam.  Kadang-kadang aku sebal juga dengan segala detil yang harus dilakukan. Memang isian ttg laporan kesehatan ini akan menjadi reference gurunya tapi kalau yang lain, misalnya pajama harus ditaruh di satu kantong, handuk dan baju ganti satu kantong, sikat gigi dan peralatan mandi satu kantong, mendokusai… merepotkan. Belum lagi semuaaaaaaaa harus dikasih nama dan nama kelas.

Jam 8:50 kelompoknya Riku dipimpin Maiko sensei sejumlah 9 anak yang paling rapi dan cepat selesai berbaris, sehingga duluan masuk bus. Mereka berbaris dari taman masuk ke bus. Dan seharusnya ibu-ibu hanya mengantar sampai taman saja. Tapi dasar ibu-ibu dari negara manapun susah diatur deh kalau berurusan dengan anak-anak. Karena hampir semua ibu-ibu ikut jalan ke arah bus, dan mau kasih dadah dari pinggir jalan, aku akhirnya ikut dengan arus. Tadinya ngga mau, kasian Rikunya kalau dia tambah sedih. Tapi kalau aku tidak pergi dan dia lihat ibu-ibu yang lain ada, dia akan merasa bahwa dia benar-benar tidak diperhatikan olehku. Jadi deh aku ikut ke pinggir jalan, dan melambai2…padahal terus terang aku ngga tau Riku duduk di mana, dan apakah Riku lihat aku atau tidak.Dan sambil aku perhatikan bus pergi, aku berpikir, ini yang nangis anak-anak atau sebetulnya ibu-ibu ini semua sedang menangis dalam hatinya melepas kepergian putra/putri tersayang untuk pertama kali. Terus terang aku ingin menitikkan air mata di situ… “Anakku sudah mulai menjadi dewasa…dan akan tiba waktunya dia tidak memerlukan kehadiran aku lagi…”. And kalau waktu itu datang aku akan berbuat apa? My plan is…. aku akan pergi journey sendirian, kalau bisa backpack dan hunting foto. Ngga outdoor camp, karena aku ngga bisa tidur di alam terbuka, but aku akan mencari dan mendokumentasikan pertemuan-pertemuan ku dengan alam dan manusia di manapun. Kalau bisa sampai belanda asyik juga kali ya…. Aku mulai travelling ke luar negeri sejak umur 22 tahun, but never alone. bagaimana rasanya kalau pergi sendiri ya? HItoritabi. Akogareteiru.

Kaede chan sampai dengan anak-anak lain naik bus tetap menangis dan akhirnya dipaksa untuk naik. Kasihan juga dia. Ada beberapa ank yang memang menangis dan tidak mau pergi, terutama anak perempuan. Waktu Riku sudah hampir menangis aku bisikin dia “Eh Riku jangan nangis sekarang, nanti teman-teman laki-laki kan lihat malu…. dan ingat janji mama, besok mama jemput dan kita langsung pergi sama-sama ke Baskin Robbins dan makan es krim banyak..OK?”

Mukanya sih masih cemberut, tapi smeoga dia bisa menikmati perjalanan bersama teman-temannya naik bus dan karena cuaca tidak menentu ,aku juga tidak pasti apakah masih jadi pergi hiking ke gunung sesuai rencana semula, atau pergi ke Museum. Anyway please have fun my lovely son!

Aku tidak mau pergi!

27 Agu

Hari ini Riku pertama kali ke TK setelah liburan panjang di Jakarta. Seharusnya sejak hari Kamis minggu lalu. Tapi aku lupa! Aku pikir baru mulai hari Senin tgl 25. Setelah hari seninnya, baru aku liat kertas pengumumannya ternyata sudah sejak hari Kamis lalu…. Ada acara memecahh buah semangka, finger painting, berenang dan menonton film. Hanya 2 jam dari jam 9:30 sampai 11:30. Memang sih tidak wajib hadir. Tapi aku sudah mendaftar akan hadir jauh-jauh hari.

Hari ini temanya: Body painting. Jadi kemarin sudah ada telepon beranting yang mengingatkan untuk membawa CD dan handuk. Pagi jam 8 Riku sudah siap. Semangat sekali dia mau pergi karena dia tahu hari ini juga Tante Marikonya akan datang (duh udah kayak pacaran aja deh…. kemarin sudah bermain seharian —sampai aku marahin karena bongkar akuariumnya— jam 8 malam masih telepon juga ke Tantenya… dan…. main jankenpong (suit) di telepon !!! duh duh duh). Jam 9:10 Mariko san datang, dan Mereka langsung berangkat ke TK. Hari ini aku tidak usah mengantar Riku, digantikan Mariko san. Hmmm ada rasa kehilangan juga, tapi sekaligus kesempatan untuk membereskan rumah, terutama pakaian yang belum kering karena hari ini cerah sekali. Aku sampai nyuci 3 kali!.

Begitu Mariko san kembali ke rumah, aku siapkan makanan untuk Kai, dan aku naik sepeda ke arah stasiun untuk mengurus Bank dan belanja. Ternyata setelah dari Jakarta, baru hari ini aku keluar rumah sampai sini. Hmmm tidak ada perubahan yang berarti tapi…. ada satu toko sayuran yang murah, menempelkan kertas di depan tokonya, “Libur untuk waktu yang tidak ditentukan”. Ada apakah gerangan? Saya selalu curiga dengan perkataan itu, karena seakan-akan toko itu akan tutup.

Setelah dari Bank, aku sempat mampir di tempat penitipan anak “Baby Station”, untuk menanyakan tentang peluang untuk menitipkan Kai di situ. Ternyata di situ juga penuh. HMmm jelas lah, bulan september begini biasanya pasti sudah penuh. Jalan satu-satunya…. minta kesediaan Tante Mariko jadi baby sitter hehehe mumpung Kai mau sama Mariko san … Kai bilang ” mbakkkk… mau”.  (ngga juga deh… soalnya tante Mariko sudah sibuk dengan pacara barunya…aku bisa titip Kai sebagai visitor di HImawari, tempat Riku dulu). Setelah belanja sayur dan buah-buahan aku cepat-cepat pulang karena sudah jam 11… Riku harus dijemput jam 11:30.

Sebetulnya aku ada janji dengan dokternya Kai untuk check up dan vaksin MR jam 2:30. Tapi karena Kai persis tidur dan sebelumnya ada kecelakaan kecil (lantai basah kuyup akibat kai main air yang dibawa Riku) jadi aku tidak siap pergi. Kepala juga rasa mau meledak karena aku masih harus siapkan perlengkapan yang harus dibawa Riku untuk pergi menginap besok. Semua perlengkapan harus diberi nama dan dimasukkan dalam kantong plastik terpisah-pisah. Pokoknya banyak banget aturannya. Sibuk deh. Aku batalkan dokter hari ini dan ganti jadwal ke minggu depan.

Nah… yang menjadi masalah adalah… tiba-tiba Riku menangis…

“Mama besok Riku tidur sendiri? ngga sama mama?”

“Iya sama teman-teman loh, dan sama Maiko sensei. Riku kan sayang pada Maiko sensei…. besok bisa sama-sama main dan sama-sama tidur loh”.

“Riku mau sama mama terus. Sama papa sama Kai. Aku ngga mau pergi”.

“Hmm Riku besok itu menyenangkan loh. pasti Riku lupa sama mama dan papa saking senangnya bermain dnegan teman-teman. Ada campfire nya juga loh. ”

Dia menunduk dan di pipinya bergulir air mata…..

Aku peluk dia erat-erat dan aku bilang,

“Biarpun mama tidak ada di depan Riku, mama selalu ada di dalam hati Riku. selalu. ”

dia masih diam

“Gini Riku bawa deh saputangan mama pakai minyak wangi mama… mau?”

“Aku mau bawa notesnya mama aja sama bolpennya”

“OK….! (sambil pikir anakku ini kok praktis banget —mirip ibunya — taelah.)

Alhasil, sampai dengan detik dia bobo malam ini, terus mengatakan aku tidak mau pergi,

tidak mau berpisah sama mama dan papa….

Semoga besok pagi, dia tetap mau pergi begitu bertemu taman-temannya di depan bis yang akan mengantar mereka ke gunung Tsukuba. Anakku yang berumur  5tahun pertama kali perpisah dengan orang tua dan menginap dengan orang lain yang bukan saudara. Tujuan dari sekolahnya memang bagus, anak-anak dilatih untuk bisa menjadi “mandiri”, karena bulan April nanti, mereka akan menjadi siswa kelas 1 SD.

Susah deh jika si Riku sudah dalam kondisi “nangis” begini. Karena sebetulnya beberapa hari yang lalu, Riku juga sambil menangis bertanya,

“Ma, kenapa sih mama selalu pikirkan Kai saja?”

“Kai kan belum bisa apa-apa Riku. Berdiri saja belum bisa. Jadi mama harus bantu kai. Riku sudah bisa semua sendiri kan? Jadi sekarang Riku memang harus sabar karena Mama terlalu banyak pikir Kai. Tapi kalau Kai sudah bisa apa-apa sendiri, pasti mama juga pikir Riku dan Kai yang sama besarnya. Sabar ya….”

“Abis waktu itu aku harus tidur di tempat A-chan sendirian. Papa ngga ada, Mama ngga ada…. lama lagi. ”

“Loh Riku, Riku sayang A-chan ngga? Waktu itu mama kan masuk Rumah sakit. Mama ngga bisa berbuat apa-apa. Mama di atas tempat tidur terus loh. Ngga bisa kemana-mana. Kalau Riku ikut mama, Riku pasti tidak dapat makan loh. Papa juga kerja. Jadi Riku tidak bisa tunggu di rumah sendiri kan? Nanti kalau ada pencuri masuk, dan bawa pergi Riku, Mama nangis loh. Jadi lebih baik Riku tinggal sama A-chan. ”

“Huh …coba Kai tidak ada, aku bisa terus sama papa dan mama…”

Keluar deh penyataaan itu. 4 tahun semua perhatian cuma ke Riku saja. Sekarang harus berbagi (untuk bukan berbagi suami…gubrak)

Susah juga ya mempunyai anak lebih dari satu. Tapi aku kemudian menjelaskan begini,

“Riku kalau Kai tidak ada susah loh. Riku terus jadi besar, ikut mama dan papa terus….. Tapi nanti papa mama kan juga jadi kakek-nenek (kayaknya sudah mulai deh hihihi) lalu meninggal. Kalau tidak ada Kai wkatu itu, Riku sendirian loh kesepian. Makanya Riku harus baik-baik sama Kai, dan berteman. Jadi kalau ada apa-apa dengan papa dan mama, Riku selalu ada temannya, Kai.”

“Riku mau terus sama mama… terus …”

Waduh gawat dong, padahal aku sudah berusaha dengan segala macam penjelasan, sampai bisa dimengerti.

Sweet Cherry Pie

27 Agu

Cherry Pie? manis lagi…. ngga deh. Saya untuk membayangkannya saja tidak mau. Mungkin saya akan lebih suka Apple Pie deh…

Lalu …kenapa posting tentang itu?  Sweet Cherry Pie ini adalah sebuah lagu yang dinyanyikan White Snake,  kelompok Band Hard Rock/Metal (dari Warrant juga sih). Padahal saya tidak suka musik metal…. Tapi lagu ini amat sangat membantu saya untuk membuat mata saya melek selama menyetir.

Mungkin saya jarang bercerita di sini bahwa saya mempunyai seorang adik laki-laki. Dia yang paling bontot dari 4 bersaudara. Jarak antara saya dan dia 9 tahun, karena memang dia bisa disebut sebagai naar kommertje (hmmm ngga tau tulisnya bener ngga tapi seorang anak yang lahir terlambat sehingga jarak dengan kakak langsungnya cukup jauh). Karena beda antara saya dan dia itu 9 tahun, saya banyak membantu ibu saya dalam mengurus dia. Mulai dari ganti popok, sampai kasih susu dan menidurkannya, sehingga banyak yang mengatakan saya seperti “ibu”nya.  Dengan jarak 9 tahun ini juga, waktu dia SMP, saya hampir selalu mengantarkan dia ke sekolahnya yang terletak di Haji Nawi itu. Sekitar jam 6:20 kalau dia tidak pergi sendiri, dia pasti membangunkan saya dan saya yang masih terkantuk-kantuk langsung mengantar dia. Supaya jangan terjadi “apa-apa” di jalan, dia memutarkan lagu-lagu yang waktu itu sedang nge-trend juga…. Dan diantaranya ada Duran-duran (tapi emang kurang keras sih), dan White Snake ini. Jadilah kita berdua teriak-teriak dalam mobil. Hmmm sweet memories.

But, ada satu yang membuat saya sebel bener setelah dia mengatakan begini ke saya, “temen aku ada loh yang bilang gini…. Andy nyokap kamu baik banget ya selalu anter kamu ke sekolah. Keliatannya dia cool juga ya, masih mau ngikutin trend anak muda. ” WHAT????? Aku ini NYOKAP kamu? siapa tuh yang bilang? masak umur 9 tahun aku sudah beranak? Emang gue tampang tua ya????

And u know what, hari itu, tanpa ada alunan Sweet Cherry Pie pun saya tetap “melek” nyetir pulang ke rumah, padahal harus lewat jalan gang-gang dengan mobil besar ku. Gara-gara mangkel disebut sudah NYOKAP-NYOKAP. Huh!!!

Menurut milis 80-an sekitar Oktober, si grup White Snakw ini akan datang ke Jakarta. Makanya teringat akan lagu ini. Grup dr Inggris yang memulai debutnya di tahun 1977 (pas lahirnya Andy tuh) akan bawakan lagu2 keras? mustinya membernya kan udah tua-tua juga ya? Hmmm kebayang ngga ya Opa-opa yang gaek menyanyikan ….

She’s my cherry pie
Cool drink of water
Such a sweet suprise
Taste so good
Make a grown man cry
Sweet cherry pie
Well, Swingin’ on the front porch
Swingin’ on the lawn
Swingin’ where we want
Cause there ain’t nobody home
Swingin’ to the left
And swingin’ to the right
If I think about baseball
I’ll swing all night, yeah
(yeah, yeah)

Swingin’ in the living room
Swingin’ in the kitchen
Most folks don’t
Cause they’re too busy bitchin’
Swingin’ in there
Cause she wanted me to feed her
So I mixed up the batter
And she licked the beater
I scream, you scream
We all scream for her
Don’t even try
Cause you can’t ignore her

dengan suara gitar elektrik yang melengking dan gedubag-gedebug drum …..hmmm