Hai…Bali Hai?

20 Okt

Hari ini Gen libur, karena hari Sabtu dan Minggu kemarin juga kerja karena ada Festival Sekolah di Universitasnya. So, pagi aku buat bento untuk Riku, dan Gen yang antar ke TK. Setelah dia kembali, kita sama -sama pergi ke Kantor Imigrasi. Waktu pulang, bingung juga mau makan apa, dan jalanan mulai macet karena sudah jam makan siang. Akhirnya kita “terdampar” di sebuah restoran yang berjudul “BALI HAI” di daerah Tokorosawa, Saitama. Rupanya Gen sering lewat dalam perjalan pulang, dan mau ajak aku coba makan di situ.

Hmmm, lihat dari suasananya dan arsitekturnya…lumayan. Tidak lupa di depan pintu masuk dipasang patung garuda dan patung kodok di samping kiri kanannya. Yang lucu lagi di sebelah pintu masuk itu ada kolam kecil dengan patung…. dan tentu saja kolam itu berisi air duong…. Dan sodara-sodara…. semua kolam berisi air di Jepang, atau yang didatangi Orang Jepang di mana saja di dunia (dari tempat terkenal  Trevi Fountain di Roma sampai di Taman Sari Yogya) pastiiiiii ada koin nya. Orang Jepang pasti akan melempar koin di semua tempat yang ada airnya sambil memohon sesuatu. Sampai-sampai pernah aku pergi ke sebuah mata air yang sangat dalam (10 meter) dan jernih dan disitu ditulis besar-besar untuk tidak melempar koin ke dalamnya, karena berarti mengotori air murni itu. Jadi kolam kecil di depan Restoran Bali Hai ini juga dipenuhi koin deh…

Rupanya sistem menu di restoran itu adalah satu harga untuk lunch dengan pilihan 8 main dish, buffet berupa dessert,buah dan minuman. Gen pilih nasi goreng dan saya pilih mie goreng Thailand. Nasi gorengnya sih hmmm lumayan. (Kayaknya enakan kalo aku masak pake bumbu instant deh) Di dalam restoran tempat duduknya juga ada yang di bilik yang dibatasi tirai-tirai… bagus juga. Tapi secara keseluruhan untuk rasa makanannya?  …saya tidak akan ke sana lagi hehhehe.

Wisata Pertama

19 Okt

Hari ini tanggal 19 Oktober menurut catatan buku pintar aku “What day is today” adalah hari untuk berwisata ke luar negeri. Kok bisa begitu? Penyebutan tanggal menurut bahasa Jepang dibalik menjadi 10-19 … dan dibaca sebagai Tooku e iku (Pergi Jauh).  Jadi mustinya hari ini kita semua bepergian deh….

Kebetulan tema ini tepat juga untuk “curhat” tentang Riku. Malam ini aku sambil mengetik di meja makan, Riku menonton TV. Filmnya “Mrs Doubtfire”… sudah berkali-kali aku menonton film ini, dan kagum pada akting si Robbin Williams. Lalu tiba-tiba Riku datang padaku.

Riku: “Mama …aku akan pergi beberapa hari. aku akan kesepian tanpa mama. dan akan ingat mama terus”

Mama: ——aku peluk dia—- (dia mulai menangis)

Riku: “Aku sayang mama….”

Mama: “Iya Riku, mama juga sayang Riku”…. dan aku terpaksa tidak bicara, karena aku juga jadi ikut menangis… membayangkan 4  malam tanpa Riku mulai besok malam. Riku akan pergi bersama ibu dan bapaknya Gen ke Okinawa, kepulauan resort di Jepang Selatan. Kakek dan Neneknya pikir mereka ingin mengajak cucu pertamanya ini bersama mereka (tanpa orang tua) menikmati wisata bersama. Mereka sudah rencanakan ini sudah lama, yaitu akan mengajak pergi wisata sebelum Riku masuk SD. Dan tentu saja aku setuju, karena meskipun aku misalnya punya uang untuk wisata, tidak akan memilih Okinawa sebagai tujuan wisata keluarga. Daripada pergi ke Okinawa lebih baik aku ke Bali atau Yogya, atau ke Lombok…. dan pulkam ke Jakarta.

Riku masih menangis dipelukanku.

Mama: “Riku…lihat, Riku nangis kan… mama juga nangis… Riku sayang mama, dan mama juga sayang Riku. Riku kesepian tanpa mama, Mama juga kesepian tanpa Riku. Tapi … Riku harus enjoy pergi bersama A-chan dan Ta-chan. Riku bisa pergi ke Aquarium terbesar di dunia, Churaumi Aquarium, menginap di hotel bagus, berenang, makan yang enak…. Nanti Riku bisa cerita sama mama tentang perjalanan Riku, jadi Riku harus menikmati perjalanan itu ya. Nanti kalau bagus dan menyenangkan, Mama kan bisa pergi ke sana berdua  Riku. Jadi jangan sedih ya…. Dan Riku itu laki-laki, waktu itu kan Riku sudah bisa pergi sendiri dengan teman-teman TK meskipun satu malam. Dan ini kan pergi cuma 3 malam dengan Achan dan Tachan. Nanti kalau Riku sudah besar, Riku juga bisa pergi sendiri ke Jakarta loh. ( Dan sebetulnya sampai umurnya yang 5 tahun ini,, Riku sudah 18 kali naik pesawat terbang…. what a record… yang pasti lebih banyak dari papanya).

Riku: Iya nanti Riku telpon mama tiap malam ya…

Mama: Ok mama tunggu ya.

Well, aku juga harus bersiap-siap suatu saat dia datang ke aku, peluk aku dan bilang, “Mama aku mau sekolah di Amerika “……..

Aroma Terapi?

18 Okt

Saya suka parfum bahkan dulu mengumpulkan berbagai merek parfum. Tetapi parfum itu tidaklah murah sehingga sekarang saya harus menghentikan hobi mewah saya, dan memakai kelebihan uang (kalo ada dan biasanya tidak ada hehehhe) untuk yang lebih penting. Tetapi memang aroma parfum dan juga aroma lainnya biasanya terekam pada indera kita dan kadang kala menghubungkan kita dengan sesuatu.

Boleh dibilang wanita Indonesia itu “royal” memakai parfum, bahkan kadang kita harus mengerenyitkan kening dan sedikit tahan napas, jika kita harus berpapasan dengan “tante” yang memakai parfum “breng-brengan”. Apalagi jika kita harus berada bersama dalam sebuah lift. aduuuuh… Kadang saya pikir, tante ini tidak sadar ya, atau tidak mabok ya dengan baunya sendiri.

Dulu waktu di Jakarta saya tidak terlalu memilih wewangian itu disesuaikan dengan keadaan, tapi setelah hidup di Jepang selama 16 tahun ini, lama kelamaan selera wangi parfum juga mengalami perubahan. Kalau dulu wewangian keras dari paris seperti “White Diamond” nya Liz Taylor, atau “Gems” nya Van Clef dan lain-lain… tapi sekarang saya lebih suka wangi yang lebih lembut, berbau “bedak bayi” istilahnya. Kebanyakan dari Givenchy. Karena orang Jepang tidak suka dengan wangi-wangian yang menusuk.

Saya bukannya mau pamer minyak wangi, tapi entah kenapa mulai kemarin malam saya tiba-tiba ingin mencium bau-bau yang membangkitkan memory. Semalam saya pakai Van Clef setelah malam sebelumnya pakai “Fiji” sambil  mengingat mama. Dan kemarin pagi tiba-tiba waktu saya masuk ke dalam kereta, saya mencium bau yang khas sekali. Ya, wangi itu yang masuk melalui hidung saya membentuk gambar di otak saya. Warna kemerahan dengan gadis manis sexy memakai baju chifon merah yang melambai-lambai sambil dia memeluk botol parfum merah besar. “SAMSARA” by Guerlain. Sebetulnya saya heran juga dengan nama parfum itu… karena pasti dong semua wanita tidak mau sengsara dengan memakai parfum dari Paris itu. Baunya cukup strong, dan untung tadi tercium hanya sekelebat.

Secara bersamaan saya teringat pada pemilik  parfum Samsara yang ada dalam kenangan saya ini. Traviata by Verdi. Sebuah lagu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang berjudul “Kampai no Uta” Sing for cheers. Lagu ini selalu dinyanyikan wanita anggun ini sedikitnya dua kali seminggu. Kadang di malam hari, sehingga cukup mengganggu ketenangan malam kami yang tinggal bersama, atau pada siang hari. Suaranya Soprano… tapi sayang tidak pas untuk lagu itu (menurut saya). Saking seringnya dia menyanyikan lagu itu, saya jadi ikut hafal nadanya, dan kadang ikut bersenandung bersama di dalam kamarku.

Ada satu lagi sebetulnya sesuatu yang menghubungkan ingatan saya padanya. Sebuah kancing besar bertuliskan C…. Chanel. Jaketnya bermotif kotak-kotak hitam putih dengan kancing hitam bermata berlian (ntah asli atau palsu). Deretan baju-baju yang ada di wardrobenya memang karya designer terkenal semua. Memang dia cantik, konon dia mantan Miss Kobe.

Ingatan-ingatan tentang dia kenapa selalu ke barang mewah ya? Yah karena it was her life style. WAS? yup… dulu dia memang harus begitu karena permainan politik. Suaminya adalah politikus Jepang. Sayangnya dia salah menanamkan modal uangnya sehingga menyebabkan dia bangkrut dan harus membayar hutang yang tidak sedikit. Sampai rumah dan tanah miliknya di Tokyo harus dilego…. sedih… kenapa sampai hal itu bisa terjadi. Dalam kepanikannya dia bersembunyi di rumah dan tidak bisa keluar karena takut pada nyamuk pers. Dan sesaat sebelum “rame-rame” itu masuk majalah, dia pernah menelepon aku karena aku pernah tinggal di rumahnya 4,5 tahun …. but sorry aku juga tidak bisa membantu. Dimana dia sekarang ya? apakah dipenjara?

Permukaan yang mewah, yang cantik, yang wangi… tetapi akhirnya harus hancur lebur karena semuanya itu palsu adanya. Semoga diantara teman-teman saya tidak ada yang begitu. (jangan sampai…amit-amit…)

Apakah ada “bau” tertentu yang bisa membuat kerinduan Anda hilang? atau bahkan mengingatkan Anda pada seseorang? Pasti ada ya…

Yang pasti sekarang saya sedang kangen

  1. bau tanah sesudah hujan di jakarta
  2. bau melati yang tumbuh di halaman rumah di jakarta
  3. bau gorengan makanan Indonesia, sehingga kemarin saya sengaja buat tahu goreng dan pisang goreng.
  4. bau sate ayam di depan RSPP…. etc etc (akhirnya kebanyakan list saya bau makanan hihihi)

Ada promo dari gadis chanel no 5, yang mengatakan dia hanya memakai chanel no 5 waktu tidur, and nothing else….. Hmmm kalau saya mau meniru dia, mungkin saya akan masuk angin terus ya karena sekarang malam hari sudah mulai mendingin tetapi belum perlu heater. Sayang terlambat …mustinya saya lakukan itu pada waktu musim panas kemarin hihihi. gubraaakk…

Daijoubu dayo… It’ll be allright

16 Okt

Riku: “Mama kenapa menangis?”

Saya: “Oma sakit. Sakit kepala dan muntah-muntah”

Riku: “Riku juga sakit kepala….”

Saya: “Iya sayang. Tapi Oma pernah sakit berat (stroke)….. Jadi mama khawatir sekali”

Riku: “Ngga apa apa…. Kan belum mati…….”

Saya:  …..menangis…..

Riku: ” Kan masih ada Riku….”

Saya: “Iya sayang. Tapi gini…. misalnya Mama sekarang sakit…Riku sedih tidak?”

Riku: “Iya dong…”

Saya: “Makanya mama nangis,…karena mama sedih mendengar mama sakit…”

Riku : “Daijoubu dayo (It’ll be allright)”

Saya: “Iya sayang…kita berdoa sama Tuhan ya…supaya Oma sembuh”

*******************

and I have to rush to go to work today

40-PLAN

15 Okt

Masih oleh-oleh dari Sendai nih….. Meskipun hanya 2 hari 1 malam, dan dengan driving melelahkan — 6 jam menuju Sendai, dan 8 jam pulangnya — Saya enjoy sekali liburan kali ini… suatu kemewahan yang sudah lama tidak dirasakan. Ternyata fresh air, pemandangan yang lain dari biasa, bertemu dengan orang-orang yang kita sukai, sangat berarti dalam kehidupan kita. Hari kedua (tgl 14 Oct) kami bangun jam 8 pagi, dan jam 9 sudah siap to hit the road. So? mau sarapan apa? Daripada makan pagi yang ada di Hotel yang memang murah tapi belum tentu enak, kami telpon adiknya Gen, menanyakan restoran yang enak. Sambil tunggu balasan teleponnya, kami bersiap-siap dan menuju ke Kebun Binatang, kalau perlu kita buang waktu di sana…pikirnya. Tapi belum sampai di Kebun Binatang, kami mendapat telepon bahwa lebih baik kita pergi sarapan bersama. So, janji bertemu sekitar jam 10:30 – 11 :00 di lobby Hotel koyo Grande Hotel. Hotel yang terkenal di Sendai, meskipun belum tentu saya mau nginap di situ (waktu saya periksa di internet, ternyata hotel ini juga tidak mahal-mahal banget loh. Kalau untuk bisnisman cukup 4000-5000 yen untuk single room.. MURAH!….. tapi masalahnya ada kamar kosong atau tidak ya. Dan kebanyakan yang memakai hotel ini adalah pengantin baru, karena sekaligus membuat pesta nikah di sini)


Tujuan tempat sarapan kita ternyata terletak sekitar 5 menit berjalan kaki dari hotel tersebut, sebuah restoran dengan counter dengan 5 kursi dan sebuah sofa/kursi untuk 5 orang, meja kecil dan counter menghadap jendela untuk 2-3 orang. Kecil untuk ukuran orang Indonesia yang kaya akan space, tapi apik. Dan yang istimewa di sini adalah, menyediakan mainan/buku untuk pengunjung yang membawa anak-anak.  Yang melayani kami seorang ibu di belakang counter dan seorang remaja yang membawa piring-piring ke depan. Menu yang disediakan hanya satu macam untuk sarapan (s/d jam 11 siang) dan dua macam yaitu Kare atau something tergantung harinya. Dan ternyata Nasi Kare di sini terkenal sehingga jika datang jam 1:30 pasti sudah kehabisan makanan.

Kami 4 dewasa dan Riku, Kai, dan Nobu memesan menu sarapan yang terdiri dari onigiri dari beras campur (putih dan merah) kische dan salad. Tapi….. kami juga ingin makan Kare, sehingga kami bungkus saja onigirinya kemudian begitu jam menunjukkan pukul 11, kami pesan Kare. Hmmm saya tidak begitu suka Kare, tapi kare dari restoran ini enak. Oishii gohan おいしいご飯, nakayoku kyoudai 仲良く兄弟, kaitekina fun-iki 快適な雰囲気・・・最高 (makanan yang enak, persaudaraan yang akrab dan suasana yang menunjang…. nothing to complain.

Restoran ini bernama 40-plan. Nama yang aneh… tapi begitu kami tanyakan… Ryoko menjawab  bahwa itu adalah tekad mereka (si pembuat restoran) yang ingin mewujudkan impian dengan membuat restoran sebelum mereka menjelang  berumur 40 tahun. Wow…. Saya sudah 40 tahun, tapi apakah rencanaku sebelum ini? atau adakah rencanaku misalnya nanti menjelang 45 atau 50 atau 70 tahun (kalau masih hidup). Fffff berat… dalam…. dan terus terang saya tidak punya rencana yang konkrit. Que sera sera….

Riku berkata,"Papa dan Om Taku bajunya sama belang-belang ya... Anak Kembar sih"

Nobu-kun

15 Okt

Kali ini trip ke Sendai memang begitu tergesa-gesa. Lebih dari 6 bulan berselang (Trip to Sendai) waktu kami pertama kali bermobil mengunjungi  kota tempat adiknya Gen bermukim yang terletak di  Jepang Utara. Sampai saat keberangkatan, banyak masalah yang timbul. Masalah mobil yang jendelanya tidak bisa menutup, karena rotornya rusak. Kemudian hari Olahraganya Riku yang ditunda menjadi hari Minggu, menyebabkan kita baru bisa berangkat jam 2 siang…paling cepat. Tapi masalah yang terpenting adalah penginapan. Karena tanggal 13 (Senin) merupakan hari libur dan hari TAIAN (Hari baik menurut kalender Jepang, sehingga banyak diadakan upacara-upacara pernikahan, 3-5-7 dll)Jadi semua hotel penuh. Lagipula kita tidak bisa memperkirakan kita akan sampai di sana jam berapa. Mau menginap di rumah adik ipar juga akan mengganggu ritme sang bayi yang menjadi primadona kali ini. Jadi kami putuskan untuk pergi hari Senin dini hari pukul 4 pagi, sehingga bisa sampai pada waktunya yaitu jam 11 siang di Kuil Shinto, Tsutsujigaoka Tenmanggu.

Tanggal 13 Oktober bukanlah hari sial untuk orang Jepang (kalau dilihat dari angka), yang penting adalah hari TAIAN dilihat dari nama kalender, seperti kalender jawa yang  5 hari itu. Hari itu, pertama kalinya keponakan saya, sepupu Riku dan Kai, akan “berkunjung” ke Kuil Shinto. Sebuah upacara yang dinamakan Omiyamairi お宮参り. Biasanya bayi berkunjung ke Kuil ini pada waktu berumur 100 hari, tapi Nobu-kun ini sudah berusia 4 bulan. Tidak apalah daripada tidak sama sekali. Untuk saya ini merupakan pertama kalinya  mengikuti upacara Omiyamairi yang “asli”, karena Riku pergi ke Kuil hanya lewat depannya saja, demikian juga dengan Kai. Tapi karena altar Kuil Shinto itu suci, kami tidak bisa membuat foto. Dan sebetulnya tidak ada yang “penting” untuk difoto. Pendeta Shinto hanya berdoa dengan memakai semacam tongkat berumbai kertas putih, dan memberikan berkatnya ke Bayi yang digendong oleh ibu dari keluarga Miyashita (ibu mertua saya). Nothing to do…hanya mendengar saja.

Karena ini merupakan kesempatan langka juga bagi keluarga Miyashita untuk berkumpul dengan lengkap dan berkimono (saya tidak loh…hanya pakai kebaya yang paliiiiing sederhana warnanya karena jika tidak saya jadi menonjol sendiri kan? sedangkan yang punya hajat adalah adiknya Gen), kami berfoto bersama di photo studio yang terletak di dekat Kuil itu. Aduuuuuh sulitnya mengatur 3 anak yang keras kepala. Si Bayi , Nobu, tidur…. Si Riku tidak mau diatur (keras kepala) jadi pasang wajah angker terus… sedangkan Kai awalnya senyum-senyum terus, tapi karena diulang-ulang terus, menjadi capek, tidak mau menghadap ke kamera….. huhuhuhuhu… mau nangis tuh si kameramannya. Yah mudah-mudahan nanti hasilnya bagus.

Setelah photo session selesai, kita janjian bertemu di sebuah restoran yang terletak di depan Stasiun Sendai, bernama HANA. Di sini ada lagi satu upacara untuk bayi, yaitu Okuizome (makan pertama sebagai manusia) . Kalau Kai dulu dibuat di rumah, tapi untuk praktisnya maka acara untuk Nobu diadakan di Restoran ini. Dan kali ini mengikuti aturan yang sesungguhnya yaitu dimulai dengan urutan Ikan Thai, nasi, sup, lauk, nasi, sup, lauk, dst dst… semuanya ada artinya (Kalau saya mah semua sama aja jadi ngga pake aturan deh hihihi). Restoran Hana ini cukup bagus suasananya, sayang tidak ada di dekat rumah saya di Tokyo. Sesudah itu kita bersama-sama pulang ke rumah adik ipar yang baru mereka tempati selama 1 bulan. Waaah apartemen baru, masih kinclong dan Barrier Free (bebas rintangan bagi manula). Pemandangan malam indah karena bisa melihat shinkasen yang sedang lewat.

Sekitar jam 9 malam baru kita pergi ke hotel yang saya pesan lewat internet dengan harga muraaaaaah banget. Cocok loh untuk backpacker padahal waktu saya masuk ke hotel itu lumayan bersih dan luas. seperti apartemen dengan 3 kamar (2 kamar masing-masing 2 bed, dan 1 kamar dengan 2 futon) hmmm cocok untuk gashuku juga nih. Cuman memang semua hotel di Jepang pembayarannya berdasarkan jumlah kepala, bukan satu kamar sekian. Jika anggota keluarga banyak maka akan menjadi mahal. Kecuali hotel chain internasional, hampir tidak ada hotel yang hanya menyediakan satu kamar satu malam seharga sekian yen.

Silakan pakai saya!!

15 Okt

Sebelum tulis laporan trip to sendai, saya mau posting ini ah yang ringan-ringan dulu …. “Silakan pakai saya”…. saya ada di depan pintu masuk sebuah Hotel besar di Sendai bernama Koyo Grande Hotel. Kami sendiri sih tidak menginap di situ karena muahaaall.(Dan actually Gen ngga suka pada komposisi benda-benda seni yang ada di sana… kesannya kok malah jadi kampungan …katanya hihihi)  Yah kalo mau ngebayangi, tinggal dalam museum deh hehhehe.

Nah, si saya ini adalah

Alat Semir Sepatu otomatis.

Taruhlah kaki Anda di bawah bulu-bulu itu. Sepatu hitam di bulu hitam, dan sepatu coklat di bulu coklat. Tekan tombol “ON” dan goyangkan kaki Anda. Di jamin mengkilap deh….. Tapi tentu saja yang bisa pakai alat ini cuman yang bersepatu kulit. Kalau sepatu kets, sandal jepit dan sepatu sandal (hiiiii geli lah) apalagi safety shoes ( ada yang merasa ngga ya ) ya ngga bisa deh hihii.

Harga sekali pakai? GRATIS…. kapan saja bisa, sehari berapa kali juga OK…. cuman musti hati-hati nanti sepatunya bolong loh….

So? Semua di Jepang serba otomatis…tapi saya lebih senang yang tidka otomatis sebetulnya. Apalagi kalau ada seorang anak yang menawarkan untuk membersihkan sepatu kita…. mesipun masih bersih silakan dik. (meskipun dengan tidak tega, tapi kalau pikir dengan uang yang kita beri dia bisa membeli buku? harus ditega-tegain.

Hari Olahraga

12 Okt

Setiap tahun Jepang memperingati hari Olahraga 体育の日 pada bulan Oktober. Sampai beberapa tahun yang lalu selalu jatuh tanggal 10 Oktober, karena pada tanggal 10 Oktober tahun 1964, Olimpiade musim panas ke 18 dilaksanakan di Tokyo. Tokyo Olimpic 東京オリンピック 1964 ini selain menjadi yang pertama untuk Jepang juga yang pertama untuk Asia.  Kemudian sejak tahun 1966 pemerintah menetapkan tanggal 10 Oktober ini sebagai Hari Olahraga. Dan sejak tahun 1966 sampai 1999, 34 tahun pelaksanaan hari olahraga ini, curah hujan lebih dari 1 mili hanya 5 kali saja. Berarti, setiap tanggal 10 Oktober PASTI cerah.

Nah salahnya sepertinya sejak tahun 2000 deh…. Karena sejak tahun 2000 ini dipindah tanggalnya, supaya hari Senin bisa libur, jadi bisa libur berturut-turut dari Sabtu-Minggu-Senin. Tanggal 10 yang lalu hari cerah (meskipun saya sakit) dan tanggal 11 yang rencananya dilaksanakan acara olahraga di TK nya Riku hujan dna diundur … Hari ini tanggal 12 akhirnya cuaca bersahabat. AKIBARE 秋晴れ (hari cerah di musim gugur). Lapangan tempat pertandingan hangat, tapi kami yang duduk di sekitar track di bawah pohon, benar-benar menggigil. Karena tidur cuman 2 jam, kepalanya saya kurang tajam, untuk mempersiapkan diri bahwa hari ini akan dingin, jadi cuma pakai baju satu lembar…. Brrrr. Untung saya selalu siapkan baju ganti untuk Kai, sehingga bisa didobel jadi dia tidak kedinginan.

Acara undokai (pertandingan olahraga) di TK Riku ini dimulai pukul 9:15, sesuai rencana, diawali dengan “mini marching band” yang disusul dengan “defile” peserta, 3×3 kelas TK… kelas Nensho 年少 (3 tahun), kelas Nenchu 年中 (4 tahun) dan kelas Nencho 年長 (5 tahun). Wahhh …. anakku pegang pianica dan katanya sih “No problem ma!”. Padahal sebetulnya aku harus melatih dia selama liburan musim panas lalu. Tapi …. wong mamanya ngga bisa alat musik, gimana musti ngajarin. Niatnya sih di jakarta beli pianica tapi ngga jadi. Dan setelah pulang dari mudik itu, sekitar 10 hari menjelang hari H, baru aku latih dia 1 kali hihihi. gomennasai.


Setelah pembukaan, untuk kelasnya RIku, ada pertandingan lari dengan satu kaki diikat dengan kaki papanya. Bahasa jepangnya Ninin sankyaku 二人三脚 (dua orang 3 kaki…bahasa Indonesia nya apa ya?). Kemudian ada parabaloon, memakai kain terpal berbentuk lingkaran membuat bentuk-bentuk balon, mengikuti irama lagu Dreams Come True…gaya deh. Yang menjadi neck (kendala) bagi Riku selama ini adalah relay (estafet) karena larinya lambat (maklum ndut sih)… but akhirnya bisa diselesaikan no problem. Dan terakhir adalah senam seluruh kelas Nencho… membuat bermacam bentuk seperti “suberidai” 滑り台(perosotan), Gunung Fuji, Pyramid, dll. Riku berada di tingkatan ke dua, padahal anak yang berdiri di atasnya kurang bisa menjaga balance. Dia selalu mengeluh…mama…tangan kaki aku skait loh…tapi aku akan berusaha.

Well son, you’ve done your best, and I am proud of you.

Foto di kanan adalah foto seorang teman Riku yang kakinya memakai alat bantu, karena terkena penyakit “moya-moyabyou” (semacam serangan stroke pada anak-anak dan biasanya anak perempuan…. saya pernah bahas di multiply tapi nanti detilnya kalau sudah terkumpul akan saya posting di kesempatan lain). Kami sebetulnya heran dia tetap datang dalam acara ini (mungkin kalau orang Idnoensia sudah “tahu diri” tidak akan hadir) Tapi…. semangatnya dan semangat IBUnya…. Kelas Riku tidak akan bisa menjadi juara, karena anak ini sudah tentu tidak bisa lari. Namun dia didampingi gurunya “gambaru” berusaha, berjalan sepanjang track dengan pandangan mata semua pengunjung….dan mau tidak mau kita semua bertepuk tangan memberi semangat, di setiap langkahnya.… saya tidak bisa menahan air mata… dan semua orang tua kelas Riku juga menangis melihat dia. Satu yang saya senang menyekolahkan Riku di sini, karena tahun lalu pun ada beberapa anak yang memang tidak mampu, tapi tidak ada satupun orang yang menghalangi keikutsertaan anak-anak yang kurang mampu begini. Saya tidak tahu apakah di sekolah (TK) lainnya begini atau tidak, tapi saya suka sekolah ini. Dan saya suka masyarakat Jepang, yang masih mau sabar mengahadapi orang yang lemah dan mempunyai kendala-kendala demikian. Semoga anak-anak Indonesia yang kurang mampu dan mempunyai kendala-kendala seperti ini bisa tetap menikmati pendidikan.

Hubungan dari hantu ke hantu

12 Okt

Ada yang masih ingat? semoga masih ada, karena berarti seumuran saya atau pernah menikmati buku yang sama. Ya, hubungan dari hantu ke hantu ada dalam cerita Trio Detektif, yang terdiri dari Jupe, Pete dan Bob. Yaitu hubungan telepon untuk mendapatkan informasi. Ketiga anggota akan menelepon lima temannya, dan jika kelima temannya tidak tahu, mereka diminta untuk menelepon lima temannya yang lain, berantai terus sehingga, nantinya akan ada seseorang yang mengetahui info tertentu yang akan menelepon ke markas mereka. (Hmmm sambil tulis begini kok saya jadi teringat MLM hehehe).

Tapi yang saya mau ketengahkan di sini bukan hubungan hantu ke hantu yang berfungsi untuk mendapatkan informasi. Lebih ke suatu jaringan antar orang tua murid (atau anggota suatu RT/RW) yang sudah disetting sebelumnya untuk memudahkan komunikasi. Saya tidak belum pernah mendengar ada jaringan yang teratur seperti ini di sekolah di Indonesia. Tapi di sekolah Jepang, TK dan SD (Saya belum tahu apakah SMP dan SMA) mempunyai suatu bagan jaringan hubungan telepon berantai yang dinamakan Renrakumou, yang sudah ditetapkan untuk menyampaikan pengumuman dari pihak sekolah atau suatu kegiatan dari sekolah. (Orang tua) ketua kelas misal A-san akan menghubungi B-san melalui telepon, lalu B-san akan menghubungi C-san, dst. Jika warganya banyak maka akan dibagi menjadi 3 regu, sehingga A-san akan menghubungi B, K, dan S san , baru kemudian menyebar, dan terakhirnya akan kembali ke A-san lagi.  Saya tidak tahu, mungkin sudah ada yang mempraktekkannya di Indonesia. Tetapi ini suatu sistem yang amat sangat bagus menurut saya. Karena hemat biaya telepon, hemat waktu juga.

Nah ceritanya tadi pagi…. eh sudah berganti hari ya… kemarin pagi (Sabtu pagi), saya mendapat telepon dari orang tua murid yang sebelum saya di jaringan yaitu Kobayashi-san, dnegan satu kata… YARIMASU (dilaksanakan). Apa yang dilaksanakan? Sport meeting. Setiap tahun menjelang Hari Olahraga yang tahun ini jatuh tanggal 13 Oktober, di setiap sekolah , TK dan SD Jepang pasti diadakan pertandingan-pertandingan olahraga. Nah rencananya hari Sabtu ini, TK nya Riku akan mengadakan class meeting (istilahnya kami dulu).

Memang sudah perjanjian bahwa jika cuaca tidak pasti akan dihubungi lewat jaringan telepon sekitar jam 6:30. Sesudah menerima telepon, saya membuat bekal makanan untuk dibawa, dan sekitar jam 7 saya turun ke bawah untuk buang sampah. Ternyata… hujan…dan melihat langit saya punya perasaan bahwa hujan ini akan berlanjut terus. Jadi saya agak malas-malasan untuk bersiap-siap sambil berharap akan ada telepon lagi membatalkan acara. Eeeee ternyata jam 8 ada telepon, dan pengumumannya…diundur satu jam …weleh…kok tidak diundur besok aja sih?

Jadi kami berangkat dari rumah jam 9:30 ke TK nya Riku bersama Melati-san… Dan di TK nya Riku tentu saja sudah penuh dnegan keluarga dari murid-murid yang menunggu DALAM HUJAN!!!. Dan kita harus menunggu keputusan dilaksanakan atau tidaknya sampai dengan jam 10:30…. beteeeeee. Sambil ngomongin kejelekannya orang Jepang dnegan Melati, kami menunggu dna menunggu… sambil maki-maki, masak tidak bisa ambil keputusan sih… jalan atau ngga? Mending aku saja yang jadi kep seknya hihihi.

Akhirnya jam 10:30 diputuskan BATAL dan diundur besok …huh… dan sebagai pengobat capek, kami akhirnya makan di resto Royal Host dekat rumah padahal ada bekal makanan banyak hehehhe. Trus pulang ke rumah aku sempat buat puding mousse coklat dan PIZZA untuk makan malam… Melati san otsukaresama,terima kasih sudah mau menemani kami dalam hujan sejak jam 8:15 pagi.