Buku Cerita

21 Okt

Hari Minggu tanggal 13 Oktober, setelah menonton baseball, kami mengunjungi rumah mertua di Yokohama. Kebetulan adik Gen dari Sendai datang, dan juga keesokan harinya tante dari Wakayama juga mampir. Jadi secara tidak langsung kami bereuni di sana. Dan mengisi acara setelah makan siang, bapak mertuaku memutar film lama, The Guns of Navarones.

The Guns of Navarone

Aku langsung teringat bahwa aku sudah pernah membaca buku aslinya. Sebuah buku yang dikarang Alistair MacLean dengan judul Meriam Benteng Navarone (1957). Kenapa aku bisa ingat tentang buku ini, sebenarnya karena buku ini termasuk buku novel dewasa pertama yang kubaca dengan sembunyi-sembunyi waktu aku kelas 5 SD (atau 6 persisnya aku lupa)- sekitar tahun 1981. Sebelumnya aku hanya membaca buku-buku tipisnya Album Cerita Ternama, atau cerita-cerita anak-anak. Temanku yang tetangga di belakang rumah yang meminjamkan buku kakaknya itu kepadaku. Dia menyerahkan buku itu lewat pagar rumah, dan waktu selesai aku kembalikan juga lewat pagar kawat. Lucu juga kalau mengenang masa-masa itu.

Buku Meriam Benteng Navarone yang kupinjam. Setelah itu di Jepang aku membeli buku bekasnya yang berbahasa Inggris.

 

Dan karena aku takut tidak diperbolehkan baca buku setebal itu oleh mama, aku membacanya di kamar asisten di belakang. Mama memang tidak begitu senang membaca, lain dengan papa. Untuk soal buku, aku memang “anak papa” :D. Aku sembunyikan novel itu di bawah kasur asisten, dan kalau mau baca ya masuk kamar mereka dan baca di situ 😀 (Duh pengakuan dosa deh hehehhe). Tapi sesuai dengan keterangan tentang Alistair MacLean “Compared to other thriller writers of the time, such as Ian Fleming, MacLean’s books are exceptional in one way at least: they have an absence of sex and most are short on romance because MacLean thought that such diversions merely serve to slow down the action.” Jadi tidak ada dong cerita yang nyerempet-nyerempet begitu. Bahkan menurutku waktu itu ceritanya sulit dicerna. Ada dua buku Alistair yang kubaca yaitu Meriam Benteng Navarone ini dan HMS Ulysses, dan keduanya berat euy.

Tapi dengan buku berat ini, aku akhirnya menyenangi cerita spy, misteri dan detektif. Setelah itu bacaanku buku-buku Agatha Christie, Sidney Sheldon pinjam dari perpustakaan tapi kalau membeli sendiri aku hanya boleh membeli bangsanya Lima Sekawan dan Trio Detektif. Tentu Winnetou juga termasuk di dalam daftar bukuku. Untung saja waktu itu aku belum kenal Kho Ping Ho, coba kalau kenal jaman aku SMP bisa-bisa aku tidak belajar 😀

Baru setelah aku masuk SMA dan bahasa Inggrisku sudah cukup memadai, aku membaca buku roman berbahasa Inggris dari Mills and Boon (sekarang menjadi Harlequin) dan berkenalan dengan Barbara Cartland 😀 yang tipe ceritanya senada semua: Gadis miskin berkenalan dengan pria kaya. Cinderella stories deh. Lama kelamaan aku bosan dan memutuskan “persahabatan” dengan BC.

Jaman universitas aku sudah bisa membeli buku sendiri, dan menyukai buku-buku dari S. Mara Gd, V. Lestari dan Maria A Sardjono. Ingin membeli buku-buku Mills and Boon tidak bisa karena sulit mendapatkan buku bahasa Inggris saat itu. Sejak aku bisa membaca buku bahasa Inggris di SMA, aku tidak pernah lagi suka buku terjemahan jika tidak terpaksa sekali.

Sekarang buku-bukuku beragam, tapi sampai aku tetap merupakan fans  ketiga penulis wanita Indonesia dan buku romance Harlequin dalam bahasa Inggris karena membaca buku-buku mereka membuatku rileks dan bisa menikmati waktu “me Time” atau dalam perjalanan dalam kereta.

Hari ini adalah hari kelahiran seorang penulis cerita detektif Jepang yang bernama Edogawa Ranpo. Coba sebutkan nama ini dan bayangkan nama Edgar Alan Poe, mirip kan? Memang dia memakai nama ini, padahal nama aslinya adalah Hirai Tarou. Bukunya yang terkenal adalah Kaijin Nijumensou 怪人二十面相(かいじんにじゅうめんそう). Sayangnya aku belum pernah baca karya-karyanya. waktu kutanya apakah Gen pernah baca, ternyata dia tidak pernah baca. Gen sih jenis bacaannya susah seperti sastra klasik dan modern serta buku essei biologi. Eh tapi dia sudah menyelesaikan tetraloginya Pramoedya Ananta Toer loh (tentu saja terjemahan ke bahasa Jepang) .

Kamu suka buku cerita detektif?

Sssst aku sedang membaca ini:

Misteri Dilema Seorang Menantu

Hari Terjepit untuk Transgender

4 Apr

Seperti biasa aku setiap hari mencari “Hari ini hari apa”, jika ada yang menarik yang bisa aku sharekan dengan teman-teman di FB. Dulu aku memang sering menulis di sini juga, tapi lama-lama menjadi bosan karena aku harus mencari literatur tambahan. Kalau di FB hanya tinggal menerjemahkan sedikit saja. Bagiku tulisan di blog itu TIDAK BOLEH hanya 1 kalimat 😀  Dan sampai sekarang aku menulis pasti di atas 100 kata untuk 1 posting. Yang terpendek mungkin sebuah tulisan mengenai Makanan Termewah. Itu prinsipku, karena blog bukanlah twitter/status di FB 🙂 (Aku harap jangan ada yang tersinggung, karena ini hanya prinsipku saja)

Nah hari ini kalau ditulis dengan angka cukup cantik, 4 April (4-4), dan ada beberapa peringatan di Jepang untuk hari ini. Tapi yang paling menarik adalah peringatan untuk WADAM atau WARIA, bahasa Jepangnya OKAMA/Transgender. Alasannya karena tanggal 3 Maret (3-3) itu hari anak perempuan di Jepang, lalu tgl 5 Mei (5-5) adalah hari anak (laki-laki) di Jepang, jadi untuk mereka yang “di tengah-tengah” mengambil tanggal 4 April ini sebagai hari peringatan mereka. Transgender adalah mereka yang “melampaui” gender yang dibawa waktu lahir. Istilahnya memang banyak sekali, tapi yang pasti dalam transgender, mereka tidak merubah kelamin mereka. Yang berubah hanya penampilan, atau pembawaan mereka.

Yang kutahui banyak hairstylist di Indonesia yang “transgender” tidak harus seperti “banci” tapi pembawaan atau cara bicara  mereka memang seperti perempuan. Nah, yang lucu, mungkin aku juga jarang ke salon di Jepang sih, aku tidak pernah menemukan hairstylist “transgender” sebanyak di Indonesia. Tapi yang mengherankan cukup banyak penampilan artis televisi yang transgender di Jepang. Mereka berpakaian seperti wanita, tapi tidak malu mengakui bahwa mereka sebetulnya laki-laki dengan identitas laki-laki. Bahkan kadang-kadang mereka memperlihatkan foto-foto dan cerita waktu mereka kecil.

Ada yang memang terlihat cantik seperti wanita, tapi tidak sedikit yang terkesan “maksa” sehingga terlihat sekali kelaki-lakiannya 😀 Kalau melihat foto-foto di bawah ini, kamu paling suka yang mana? 😀

 

kiri atas: IKKO, seorang make up artis, kanan atas: Mitz Mangrove artis, kiri bawah : Mikawa - penyanyi dan kanan bawah Matsuko Deluxe. Ini baru sedikit contoh dari yang sukses.

 

Yang aku rasa hebat di Jepang memang keberadaan transgender tidak begitu dianggap tabu, mungkin karena Jepang juga sudah modern dan menghargai hak-hak asasi manusia. Aku masih ragu apakah transgender di Indonesia bisa sesukses mereka tanpa ada perlawanan dari masyarakat sekitar. Wong rok mini saja dilarang yaaa hehehe.

Dan yang pasti hari ini aku teringat sebuah buku yang mengangkat cerita seorang transexual (berganti kelamin) yang dikarang Yoshimoto Banana berjudul Kitchen. Aku tidak tahu apakah sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atau belum, tapi sudah ada bahasa Inggrisnya. Ceritanya menarik, dan mungkin satu-satunya cerita pengarang Jepang modern yang kubaca sampai selesai dalam bahasa Jepang. (Soalnya sayang waktunya, satu buku bahasa Jepang bisa baca 2-3 buku bahasa Inggris kan hehehe)

Haruna Ai... nah kalau dia memang sudah operasi. Cantik ya? Dipilih sbg Miss NewHalf di Thailand

Akhirnya selesai juga deh tulisan kedua hari ini. 😀

Selamat bobo!

Kemarin

2 Nov

Ya, kemarin tanggal 1 November, angka cantik ya… karena kalau ditulis angka saja jadi 1.11.11 Dan biasanya aku menulis “Hari ini hari apa” di status FB ku, tapi kemarin sengaja aku lewatkan. Tahu kenapa? Buanyaaaaak peringatannya hehehe. Padahal aku sibuk jalan-jalan kemarin sehingga aku juga tidak bisa posting di awal November ini. Pulangnya sudah teler booo….

Kemarin ini menurut i-googleku adalah hari peringatan (bukan hari libur loh):

1. Hari Peringatan Pengukuran. Mulai dilaksanakannya UU pengukuran baru tahun 1993, dengan menyesuaikan dengan Stantad International (SI, dan di Jepang hal-hal pengukuran ini diurus oleh JIS (Japan Industrial Standard). Aku pribadi masih kurang nyaman memakai ukuran untuk tanah/rumah, misalnya dalam iklan ditulis tanahnya 30 tsubo, 1 tsubo itu adalah ukuran 2 tatami atau sekitar 3,3 meter persegi jadi aku ingat-ingat saja 30 tsubo kira-kira 100 meter persegi. Jarang sekali ditulis dalam m persegi.

2. Hari Mercu suar, karena tahun 1868 pertama kali Jepang mempunyai mercu suar ala eropa yang dibangun di Kannonzaki. (Duh padahal kami sering ke dekat sini, tapi belum pernah melihat dari dekat …sayang sekali! Nanti kalau ke situ lagi harus berfoto nih)

3. Hari Jietai (Pasukan bela diri Jepang) Sebetulnya hari pendiriannya tanggal 1 Juli 1954, tapi diperkirakan bulan Juli sampai Oktober ada banyak kejadian yang membuat Jietai harus bergerak, sehingga dipilihlah tanggal 1 November, karena diperkirakan cuaca yang paling stabil untuk mengadakan upacara dll adalah 1 November. (Kalau di Jawa nih pindah-pindah hari harus ruwetan dulu yah hihihi)

4. Hari Kesusastraan Klasik. Ternyata tanggal 1 November th 1008, pertama kali disebutkan nama Murasaki Shikibu dalam forum resmi sebagai pengarang Hikayat Genji (Genji Monogatari). Aku? tentu saja belum pernah baca buku ini secara lengkap, hanya garis besar… padahal (katanya loh) banyak cerita esek-eseknya loh hihihi. Ada nukilan dari Hikayat Genji ini yang sering dihafalkan anak-anak SD, dan Riku sudah bisa menghafalkannya.

5. Huruf Tunanetra Jepang yang disebut Tenji (点字 = huruf titik). Tanggal 1 November tahun 1890, Ishikawa Kuraji yang dikenal sebagai Bapak Huruf Tunanetra Jepang, berhasil membuat tulisan “braile” khusus bahasa Jepang dengan merubah dari 12 titik menjadi 6 titik.

6. Hari Anjing. Ini hanya karena gonggongan anjing di Jepang adalah “Wan wan wan!” jadi 1-11 kan hehehe

7. Hari Shochu dan Awamori, keduanya adalah minuman beralkohol, yang shochu dari daerah Kyushuu dan Awamori dari Okinawa.

8. Hari Sushi, karena awal bulan November memakai beras hasil panenan padi yang terbaru, jadi pasti enak!

9. Hari Furniture , ini tidak ada keterangannya mengapa dijadikan hari Furniture.

10. Hari Pendidikan, menjelang hari Budaya tanggal 3 November (hari libur nasional) hampir setiap Komite Pendidikan di tiap daerah menetapkan tanggal 1 sebagai hari Pendidikan.

Aku tidak bisa tulis posting baru kemarin karena kami jalan-jalan keliling Tokyo, dan pulang sudah malam. Capek bin teler, dan aku sedang menulis laporan jalan-jalan kemarin (belum selesai) tapi yang bisa aku laporkan sekarang adalah, Jika sampai kemarin tgl 31 Oktober hiasan di toko-toko dan departemen store adalah Halloween, mulai kemarin sudah mulai berhiaskan pohon Natal! Weks…. natal yang kecepatan tapi senang juga bisa melihat hiasan dan lampu-lampu itu cukup lama yaitu sampai tgl 25 Desember. Karena begitu tanggal 26 Desember hiasan akan berganti dengan hiasan tahun baru di Jepang yaitu bambu dengan pinus, tali tambang dsb.

 

Hari Libur

3 Nov

Horreee hari ini, 3 November, libur lagi! Hari ini adalah hari Kebudayaan, Bunka no Hi 文化の日. Hari Kebudayaan ini merupakan salah satu hari libur dari 15 hari libur di Jepang yang ditetapkan tahun 1948. Karena dalam UUD Jepang dikatakan bahwa Jepang menjunjung Perdamaian dan Kebudayaan. Dan biasanya pada hari ini di istana Kaisar diadakan penyerahan Bintang Kebudayaan,  diadakan juga acara-acara kebudayaan, bahkan untuk beberapa museum menggratiskan tanda masuk. Di universitas juga antara tanggal 3 sampai akhir pekan yang mengikutinya akan diadakan festival sekolah, Daigakusai 大学祭.

Dan satu hal yang baru aku ketahui di wikipedia Jepang adalah bahwa Hari Kebudayaan ini BIASANYA cerah. Dan memang benar waktu pagi tadi aku bangun, waaah benar-benar hari yang cocok untuk….. cuci baju hahaha. Soalnya akhir-akhir ini hari cerah amat jarang, jadi senang sekali kalau hari cerah begini.

Sekaligus aku akan menuliskan seluruh hari libur di Jepang (15 hari) sebagai perbandingan dengan Indonesia, mulai dari bulan Januari.

1 Januari, Tahun Baru yang juga disebut gantan. Biasanya masyarakat umum juga libur tanggal 2 dan 3 Januari, tapi tanggal 2 dan 3 ini tidak tercantum dalam Daftar Hari Libur Nasional.

Senin minggu kedua bulan Januari, Hari Dewasa, Seijin no Hi 成人日. Sudah pernah saya bahas di Sudah Dewasakah Anda?.

11 Februari, Hari Pembentukan Negara, Kenkoku Kinenbi 建国記念日.

Tgl 20-an Maret, Equinox – Spring, Shunbun no Hi 春分の日. Bisa baca di sini.

29 AprilShouwa no Hi, 昭和の日。

3 Mei, Hari UUD Kenpou Kinenbi, 憲法記念日。

4 Mei, Hari Hijau, Midori no Hi みどりの日。

5 Mei, Hari anak-anak, Kodomo no Hi こどもの日。Pernah saya bahas di sini.

29 April sampai 5 Mei, biasanya diteruskan menjadi hari libur semua, yang disebut dengan GOLDEN WEEK.

Senin minggu ketiga bulan Juli, Hari Laut, Umi no Hi 海の日。Pernah saya tulis di sini.

Senin minggu ketiga bulan September, Hari Penghormatan Lansia atau Keirou no Hi, 敬老の日

Tgl 20 an September, Equinox -Autumn, Shubun no Hi, 秋分の日

Senin minggu kedua Oktober, Hari Olahraga, Taiiku no Hi, 体育の日. Tentang olahraga di sini.

3 November, Hari Kebudayaan, Bunka no Hi, 文化の日

23 November, Hari Pekerja/Buruh, Kinrokansha no Hi, 勤労感謝の日

23 Desember, Ulang tahun Kaisar, Tenno no Hi, 天皇の日

Nah, sekarang kita bandingkan dengan Hari Libur di Indonesia ya:

Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2011

Berdasarkan SKB tiga menteri, Selasa (15/6/2010), daftar libur bersama dan cuti bersama 2011 adalah sebagai berikut:
1 Januari Tahun Baru Masehi
3 Februari Tahun Baru Imlek 2562
15 Februari Maulid Nabi Muhammad SAW
5 Maret Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1933
22 April Wafat Yesus Kristus
17 Mei Hari Raya Waisak tahun 2555
2 Juni Kenaikan Yesus Kristus
29 Juni Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
17 Agustus hari Kemerdekaan
30-31 Agustus Hari Idul Fitri 1432
6 November Hari Idul Adha
27 November Tahun Baru Islam 1433
25 Desember Natal

Sedangkan cuti bersama Idul Fitri yakni pada 29 Agustus, 1 dan 2 September. Sedangkan 26 Desember cuti bersama Natal. Penetapan ini disahkan dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama (Nomor 1 Tahun 2010), Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nomor: KEP 110/MEN/VI/2010) dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

Jadi bisa kita lihat bahwa Libur Resmi Indonesia ada 14 hari + 4 hari cuti bersama ( tanpa mengikutsertakan harpitnas) berarti sudah ada 18 hari. Sedangkan di Jepang 15 hari + 2 hari tahun baru = 17 hari. Yah kira-kira sama aja kan?( Perlu diingat bahwa jika aku  menulis “hari peringatan” di TE itu bukan hari libur). Tapi yang paling menyolok dari perbandingan hari libur ke dua negara adalah, kalau di Indonesia kebanyakan liburan keagamaan, sedangkan di Jepang sama sekali tidak ada libur keagamaan. Yah, hari Natal-pun tidak libur di Jepang.

Prediksi

18 Okt

Beberapa hari yang lalu, saya ditag oleh sahabat blogger Reva di notesnya di FB. Tulisan seorang wartawan dalam bahasa Jepang dan isinya cukup mengerikan. Tulisnya, menurut pakar Kelautan ITB Bandung (tidak diberitahukan siapa) , jika pemerintah (or siapa saja) tidak mengadakan langkah antisipasi dan pengendalian penurunan tanah sesegera mungkin maka tahun 2100, seluruh kota Jakarta akan terbenam ke dalam laut. Mungkin bukan terbenam, tapi permukaannya lebih rendah dari laut. Well, apa saja deh yang pasti kenyataan buruk akan terjadi 90 tahun lagi. Prediksi ini tentu bisa dilakukan pakar tersebut melihat kondisi yang terjadi sebelum ini dan kecenderungan jika faktor-faktor yang menentukan penurunan pemukaan tanah itu tidak ada perubahan.

Mungkin memang kita tidak akan mengalaminya, tapi sepertinya anak-anak kita bakal mengalaminya. Pernahkah kita (baca terutama pejabat-pejabat pemerintah) memikirkan anaknya sendiri? Dikatakan dalam artikel itu bahwa perlu diadakan reklamasi di daerah Marunda sesegera mungkin. Masalahnya sekarang bukan hanya masalah lingkungan rusak dsb, tapi sudah gawat menyangkut terbenamnya kota pemerintahan.

OK, saya tidak mau berdebat tentang isi tulisan itu yang aslinya bisa dibaca di sini, tapi saya hanya mau menunjukkan bahwa banyak pakar dan ahli melakukan prediksi (bukan ramalan loooh) dengan memakai statistik. Statistik itu biasanya memang dikumpulkan dari data yang diberikan/dicari melalui angket kepada sejumlah orang. Lebih banyak orang, mungkin lebih bagus hasilnya, meskipun mungkin lebih sulit mengolahnya.

Saya memang bukan ahli statistik, tapi suka melihat statistik, data-data yang dikumpulkan mulai dari yang sulit (cukup dilirik doang), sampai yang cemen-cemen (nah ini kadang-kadang bisa jadi bahan tulisan di TE, bisa intip deh TE yang dulu-dulu, sering ada ranking ini-itu berdasarkan angket internet dari situs goo. Dan lumayan lucu-lucu hasilnya). Dan terus terang, saya jarang menemukan statistik yang saya cari terutama mengenai pendidikan Indonesia (dalam bahasa Indonesia). Pernah saya menanyakan “Berapa persen sih sebetulnya (dari kelompok jumlah lulusan SMA) mahasiswa Indonesia yang pernah/sedang mengecap pendidikan tinggi di perguruan tinggi?” Tidak ada yang bisa jawab, dan… saya cari di situsnya BPS juga tidak ketemu. Sedangkan jika saya cari angka tersebut untuk Jepang, langsung bisa didapat di Internet. (Ini yang membuatku senang mengadakan penelitian di Jepang. Ada semua datanya, ASAL bisa bahasa Jepang).

Statistik secara gamblang mempunyai 3 manfaat.
1. Bisa mengetahui kecenderungan atau trend secara menyeluruh.
2. Dari sebagian data bisa diperkirakan kecenderungan kelompok yang lebih besar.
3. Dari pola yang terjadi sebelumnya sampai sekarang, bisa memprediksikan masa depan.

Di Jepang kami setiap hari berhubungan dengan statistik. Setiap pagi kami melihat prakiraan cuaca, atau kemungkinan persentage hujan turun. Barang-barang yang dijual di supermarket dan informasi keuangan di surat kabarpun berasal dari statistik yang dilakukan. Apalagi dengan perkembangan komputer dan internet yang begitu canggih, memungkinkan data-data itu diolah dengan cepat. Ditambah lagi dengan satelit untuk membaca prakiraan cuaca, mesin kasir toko-toko yang sudah memakai komputer, dan satu lagi yang membuat saya terhenyak adalah dari data pasmo dan suica (sistem tiket bus/kereta otomatis pra-bayar dengan chip)…. pasti data yang didapat dari tiket eletronik itu bisa diolah sedemikian rupa sehingga mengetahui patern/pola masyarakat Jepang. Tinggal memasukkan chip saja ke dalam tubuh manusia yang belum di Jepang. Kalau sudah? Beuh, kecenderungan berapa jam sekali kita k*ncing saja bisa direkam dan diolah datanya.#:-S

Padahal lucunya, di Jepang sama sekali tidak ada Fakultas Statistik, berlainan dengan Amerika yang mempunyai 300 lebih Fakultas Statistik.  Mungkin karena statistik sudah mendarah daging dalam kehidupan sehingga tidak perlu lagi ya?

Hari ini adalah hari statistik di Jepang (makanya saya menulis tentang ini). Bukan hari libur, tapi peringatan karena sekitar tanggal hari ini 18 Oktober th 1870 pertama kalinya pemerintah Jepang mengumpulkan data dari seluruh prefektur Jepang untuk melaporkan hasil produk bumi (komoditi) untuk dibuat “Daftar Produk Prefektur”.  Karena pentingnya statistik seperti ini, pada tahun 1973,  maka hari ini ditetapkan menjadi “Hari Statistik”.

(sumber: Asahi Shogakusei Shimbun 16-10-2010)

Binatang – Hewan – Satwa

6 Okt

Ayo…. sebetulnya apa sih bedanya Binatang, Hewan dan Satwa? Tiga buah kata yang merujuk pada pengertian yang sama, hanya penggunaannya berbeda. Binatang dipakai sehari-hari dan bahkan sering dipakai sebagai kata makian/yang bersifat merendahkan. Hewan lebih sering dipakai untuk istilah ilmiah, sedangkan satwa kelihatan lebih keren, yang sering dipakai oleh para aktifis lingkungan. Padahal kalau mencari di dalam bahasa Inggris cuma ada satu kata: animal, atau di bahasa Jepang doubutsu 動物. Kenapa bahasa Indonesia sampai ada tiga begitu ya? Well, penjelasanku juga cuma asal-asalan, jadi musti tanya pada pakar bahasa yang lebih menguasai deh.

Mungkin sedikit yang tahu bahwa kemarin dulu tanggal 4 Oktober adalah Hari Satwa Sedunia. Di penanggalanku memang tertulis, tapi karena hari itu aku tidak menonton TV gara-gara Kai sakit (lagi) jadi aku tidak tahu apakah Jepang mengadakan acara untuk itu atau tidak. Tapi waktu aku browsing tentang kegiatan di Indonesia, aku mendapat berita bahwa dalam rangka memperingati Hari Satwa itu, ada kelompok yang mengadakan demo di Jakarta. Mereka mendesak pemerintah untuk menghentikan eksploitasi dan perdagangan satwa ilegal, antara lain dengan penutupan pasar burung.

Apakah aku pecinta binatang? Tidak juga…. Aku tidak telaten untuk memelihara binatang, juga takut lupa memberikan makan. Di apartemen kecilku ini memang ada ikan hias, tapi itu punya Gen, jadi aku hanya bertugas kasih makan saja. Tapi mungkin kalau dipikir- aku tidak berkeberatan “bersentuhan” dengan binatang yang jinak dan bukan serangga/ular (padahal Gen suka sekali mempelajari serangga). Setelah aku kumpulkan, ternyata aku punya foto dengan harimau, dengan burung kakaktua/burung rangkong, dengan monyet/gorila, kijang, gajah bahkan kangguru. Pernah ada kesempatan untuk berfoto dengan ular sanca sepanjang 4 meter, tapi terus terang aku takut dan geli, sehingga menolak difoto. Anjing tentu saja sering, dan aku memang lebih senang memeluk anjing daripada kucing. Karena aku dari kecil alergi, tidak bisa memeluk binatang lama-lama, dan anjing tidak perlu dipeluk terus kan 😀

Kalau mengenang rumahku di Jakarta sejak aku kecil, ada bermacam binatang yang sudah pernah kami pelihara. Mulai dari anjing, burung perkutut/parkit, ayam, kalkun, kelinci, burung kakatua, ikan, kura-kura… yah binatang kecil yang masih bisa masuk ke halaman rumah kami. Belum pernah sih punya kuda atau kambing/sapi hehehe.

Memang aku tahu bahwa tidak semua orang itu penyayang binatang. Banyak mungkin yang memandang sebelah mata pada kegiatan pecinta binatang di Indonesia. Untuk demo? aku juga mungkin akan pikir-pikir dulu sih. Tapi sebetulnya pasti ada cara untuk kaum awam juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan pecinta binatang.

Aku cukup kaget waktu menbaca tulisan Alamendah, bahwa “Rangking Pulau Komodo Turun ke Peringkat 26″. Dan ternyata cuma orang Indonesia yang tinggal di luar negaranya yang bisa mendukung pemilihan Pulau Komodo menjadi salah satu dari 7 Keajaiban dunia bernuansa alam. Aku sudah lama memilih lewat online, jadi siapa saja yang tinggal di luar Indonesia dan belum pernah memilih dan mau memilih silakan klik link di dalam tulisan dari Alamendah. Kita dukung satwa Indonesia yang memang langka ini menjadi 7 keajaiban dunia yuuuuuuuk.

Kotobuki

20 Sep

Dua hari yang lalu aku menonton program televisi Piramekino dari TV Tokyo, sebuah acara anak-anak yang ummm sedikit dewasa (dan ramai) daripada program NHK misalnya. Akhir-akhir ini Riku tergila-gila dengan acara ini, karena acara ini memang lebih bervariasi, penuh dengan istilah bahasa Jepang yang aneh-aneh, dan meskipun “cuma 30 menit” padat sampai ada ramalan bintang untuk anak-anak segala. Ramalannya sih agak-agak deh, termasuk cara pdkt dengan cowo/cewe kesukaan. (Mau bilang jangan percaya! pada Riku juga ngga tega)

Nah, yang menarik perhatianku dari acara dua hari yang lalu itu adalah sebuah acara kuis yang diikuti oleh 2 pasang kakek+cucu. Kuisnya adalah tentang menebak tokoh/karakter yang sering muncul di televisi. Aduuuh aku pasti angkat tangan deh kalau disuruh menebak nama-nama karakter hanya dengan gambar saja. Jepang kaya dengan karakter anak-anak (dewasa juga sih) sehingga yang bukan “anak televisi – terebikko テレビっ子” (I hate television actually)  pasti tidak akan bisa hafal.

Ok deh aku tahu Thomas karakter kereta api biru, tapi jangan tanya aku nama teman-temannya ya!

thomas dan teman-temannya

Aku tahu Naruto juga, tapi jangan tanya selain sakura dan sasuke kepadaku deh.

Naruto dkk

Aku tahu Peko-chan, karakternya restoran/bakery Fujiya, tapi jangan tanya temennya peko-chan yang laki-laki namanya siapa.

maskot perusahaan Fujiya (restoran/bakery) , gadis bernama pekochan. Peko-peko dalam bahasa jepang berarti lapaaaaarrrr.

Dan satu lagi aku cuma tahu Satoshi dan Pikachu, dari Pokemon (Pocket Monster) yang monsternya bejibun gitu. (Bener-bener nguras dompet orang tua tuh karakter seri Pokemon). (Yang herannya anak-anak hafal semua tuh puluhan karakter yang ada, tapi kalau disuruh hafal pelajaran …..tunggu dulu ya Mah!)

Pikachu dan.... hmmm hmmm hmmm pochama, hikozaru dll dll( gambar diambil dr takaratomy-arts.co.jp)

Tapiiiii itu dua kakek yang tampil pada acara kuis itu (satu berusia 67 tahun dan satunya 74 tahun) tahu hampir 90% nama karakter yang ditanyakan. HEBAT! SASUGA さすが!SUGOI すごい!Dan mereka berdua TIDAK diberi tahu oleh cucunya loh. Cucu di situ hanya sebagai suporter mereka saja.

Yah dengan melihat acara itu aku bisa mengetahui salah satu sisi kehidupan lansia di Jepang. Kakek-kakek ini “berfungsi” sebagai teman menonton TV para cucunya. Sesudah pulang sekolah pukul 3 sampai dengan waktu makan malam pukul 6-7 malam, Sang Kakek dan Cucu berdua atau berbanyak akan duduk bersama di depan televisi dan menonton acara anak-anak itu. Si nenek mungkin sedang berbelanja atau menyiapkan makan malam di dapur, sementara ayah dan ibu bekerja di luar rumah. Karena itu kakek juga mungkin orang pertama yang merasa sedih waktu cucu-cucu itu beranjak dewasa, lulus SD dan tidak memerlukan teman menonton TV lagi 🙁

Kakek-kakek ini pensiun bekerja umur 60 tahun. Biasanya sampai usia 70 tahun, mereka masih bisa bekerja sebagai OB di kantornya yang lama, atau bisa juga mendaftar sebagai pekerja sukarela di kantor pemerintah daerah atau organisasi sosial lainnya. Bayangkan jika mereka hidup misalnya sampai 80 tahun sesuai dengan survey usia rata-rata pria Jepang 79, 59 (wanita 86,44 tahun), berarti masih ada 20 tahun waktu setelah pensiun. Apalgi kalau bisa hidup sampai 100 tahun? Bagaimana melewatkan waktu 40 tahun itu sampai dipanggil Tuhan?

Bapakku sekarang 72 tahun dan menurutku dia bahkan lebih sibuk daripada sebelum pensiun dan masih bekerja. Meskipun memang dia selalu berkata, “Aku kan pengacara, pengangguran banyak acara!”. Tapi yang pasti cucu-cucu di rumah kami di Jakarta akan kehilangan “supir pribadi”, jika opanya ada janji/seminar/kerja lain sehingga tidak bisa antar jemput ke sekolah. Bahkan aku cukup tersentak waktu mengetahui opa dan oma yang sering mengantar cucu-cucu itu ke Unit Gawat Darurat jika sang cucu mengalami kecelakaan kecil atau sakit. (Seandainya mereka ada di Jepang juga untuk bantu aku….. hehehe)

Betapa dukungan kakek/nenek sebetulnya dibutuhkan oleh keluarga modern saat ini di Jakarta atau kota besar lainnya. Begitu pula di Jepang, sampai-sampai menjadi trend untuk mempunyai rumah nisetai 二世帯住宅 rumah 2 keluarga, yaitu keluarga si kakek/nenek menempati lantai bawah, dan keluarga ayah-ibu-anak menempati lantai atas, atau kebalikannya. Tapi, sekali lagi, itu berlaku untuk mereka yang tinggal di kota yang sama.Kenyataannya masih banyak orang tua yang tinggal sendiri di masa tuanya.

Hari ini tanggal 20 September 2010 adalah hari peringatan di Jepang untuk penghormatan kepada lansia, keiro no hi 敬老の日. Biasanya pemerintah daerah akan mengirimkan hadiah sederhana dengan tulisan KOTOBUKI 寿 (umur panjang) kepada para lansia yang tinggal di daerahnya. Pemerintah juga akan mengumumkan usia rata-rata warganya, selain melaporkan kondisi kehidupan para lansia yang menurut data sejumlah 23,1%  dari seluruh jumlah penduduk Jepang(data 15 Sept 2010). Masyarakat Jepang semakin tua. Sekarang yang muda-muda menghormati yang tua, akankah kelak tak ada lagi yang muda yang seharusnya menghormati ya tua sehingga arti dari “hari penghormatan kepada lansia” menjadi rancu (karena semua masyarakatnya sudah tua)?

Yang sekarang menjadi pe-er adalah bagaimana menjadi lansia yang sehat dan tidak perlu menjadi beban keluarga dan masyarakat. Aku tetap kagum pada almarhum nenek Miyashita yang meninggal pada usia 90 tahun, karena serangan jantung, dan sampai detik terakhir masih hidup sendiri, masak sendiri, jalan sendiri, tanpa perlu bantuan untuk semua yang bisa dikerjakan sendiri. Meskipun kami tidak pernah membiarkan nenek pergi keluar sendirian.  Memang kotobuki, umur panjang menjadi ciri masyarakat sejahtera, meskipun sering dipertanyakan sampai umur berapa sebaiknya manusia hidup. Ya tentu saja kita harus menyerahkan jawaban ini kepada yang Empunya Hidup, bukan?

Seorang lansia di Hongkong, pasti didampingi seseorang. Kalau di Jepang dia akan berjalan sendiri! Kalau di Indonesia? Tidak keluar rumah ..... mungkin 🙂

Dan menurut berita siang ini jumlah lansia Jepang yang berusia di atas 100 tahun sejumlah 44.490 orang!!!! (Dan dijawab Gen mungkin 40.000 itu sudah tidak diketahui keberadaannya ….. masalah yang sekarang dihadapi Jepang yaitu bahwa banyak lansia yang tidak diketahui keberadaannya, entah meninggal tanpa diketahui atau kematiannya tidak dilaporkan, padahal mereka masih terus mendapat tunjangan dari pemerintah)

Kuda

16 Sep

Pasti pernah ya lihat lukisan kuda di ruang tamu seseorang? Biasanya berjumlah delapan, karena menurut orang Asia, angka delapan itu membawa kemujuran. Kuda dilambangkan sebagai hewan yang kuat, tegar dan tentu saja tidak takut berperang. Diharapkan manusia atau penyuka kuda itu “tertular” keberanian kuda dari lukisan yang dipasang.

sapa mau beli nih : "Damai di Lembah Padang Rumput" Ukuran: 130cm X 200cm Media: Oil on Canvas Harga: Rp.17.200.000 (http://javadesindo-artgallery.blogspot.com/2010/01/lukisan-gajah-lukisan-kuda.html)

Aku juga suka kuda, meskipun naik kuda hanya terbatas pada kuda di daerah wisata yang kadang masih dipegangi oleh sang penyewa. Naik kuda itu sebenarnya tidak enak dan tidak seempuk yang dibayangkan (tanggung deh pasti pantatnya sakit sesudah naik kuda), tapi entah kenapa aku juga suka pada binatang ini. Pernah lihat mata kuda? cantik! Penunggang kuda atau yang diberi nama Joki kuda itu kelihatannya gagah sekali bisa mengendalikan jalannya kuda. Mungkin karena itu juga aku pernah suka pada seorang joki kuda di jaman SMP … cihuyyy (Moga-moga dia tidak baca postingan ini. Malu hahaha… well memory cinta monyet 😀 )

Nah sebetulnya yang aku mau kasih tahu pada pembaca TE adalah soal balap kuda, pacuan kuda, adu kuda, entah apa namanya, tapi mengadu kecepatan kuda di suatu “veledrome” eh bukan veledrome karena veledrome itu arena balap sepeda. Entah ada nama khusus tidak untuk arena balap kuda, tapi di Jepang namanya Keibajo. Balap Kuda di Jepang diberi nama Keiba 競馬 terdiri dari dua kanji: kanji berlomba dan kuda.

Aku cukup heran karena pernah ditanyakan pada teman mahasiswa di Universitas Yokohama “Kamu suka keiba?”.  Hmmm pertanyaan yang gawat karena balap kuda di Jepang = berjudi. Dan terus terang aku tidak suka berjudi, bahkan untuk membeli undian berhadiah saja tidak suka. Meskipun misalnya beli, tidak pernah menonton atau memperhatikan nomor undiannya. Jadi seandainya nomorku pernah keluar nomor satu pun aku mungkin tidak tahu tuh hihihi. Gagal deh jadi orang kayanya :D.

Keiba, pacuan kuda Jepang, judi resmi penghasil devisa. Foto diambil dari http://plaza.rakuten.co.jp/major01/profile/

Hari ini adalah hari keiba, karena tanggal 16 September tahun 1954, sebuah organisasi bernama Japan Racing Association (JRA) didirikan dibawah pengawasan Departemen Pertanian Kehutanan dan Perikanan Jepang. Dan boleh dikatakan mungkin Jepang satu-satunya negara di dunia (yang menyelenggarakan balap kuda) memberikan penghasilan sedemikian besar pada negara, sebagai hasil keiba. Pertahun 300milyar yen masuk ke kas negara. Dan uangnya tentu saja banyak dipakai untuk kesejahteraan lembaga-lembaga di bawah Departemen tersebut, selain sumbangan bangunan/sarana pada negara. Yah, dulu Indonesia juga pernah punya SDSB (?) sumbangan berhadiah yang rencananya dana itu dipakai untuk pembangunan negara. Tapi hebatnya Jepang, perjudian seperti keiba, juga lotto dan undian berhadiah lainnya didukung pemerintah dan hasilnya benar-benar kelihatan.

Untuk teman-teman di Jepang, Sekolah Republik Indonesia Tokyo di Meguro itu terletak dekat halte bus yang bernama Moto Keibajo Mae. Jadi dulu sepertinya pernah ada arena pacuan kuda tuh, dekat dekat situ. Ah… sebagus-bagusnya manfaat keiba, aku merasa beruntung suamiku atau sahabatku tidak ada yang kecanduan keiba. Biar bagaimanapun juga itu kan judi. Yang kasian dompet dan kudanya diadu-adu hehehe.

Postingan ini dibuat secepatnya soalnya aku sudah dimarahi tidak membuat postingan baru. Postingan yang sedianya aku publish hari ini masih membutuhkan penelitian (jiaahhh) lebih lanjut yang membuat aku malesssss banget nulisnya. Semoga secepatnya bisa dipublish deh. OK Liona, I hope this posting could satisfy you, for now. Jangan bete-bete terus yah hehehe.

*** Oh ya kalau ada yang main FV di FB kirimin aku horse ya… jarang ada yang ngirimin kuda sih 😀 (ketahuan lagi addicted main FV a.k.a FarmVille)

Supaya korban berkurang

2 Sep

Disaster Prevention Day adalah bahasa Inggrisnya Bousai no hi 防災の日 dan kadang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi hari pencegahan bencana. Wait! Bencana ALAM tidak bisa dicegah, tapi KORBAN bisa diperkecil, dengan segala macam pengetahuan dan persiapan/kesiapan kita menghadapi bencana itu. Jadi yang lebih tepat adalah Pengurangan Korban Bencana.

Jepang memang negara Gempa. Tidak bisa diganggu gugat lagi. Dan orang Jepang sudah mengerti hal itu sejak lahir. Karena kesadaran itu pulalah mungkin orang Jepang “halus” hatinya, menghargai seni budaya dan interaksi dengan manusia. Bagaimana sih perasaan orang yang harus selalu “alert”, pasti lebih binkan, lebih perasa. Yah, ini sih menurut aku saja, tanpa ada penelitian yang lebih mendalam (dan pastinya bukan karena “gempa” ini saja yang membuat manusia Jepang seperti ini).

Tanggal 1 September ditetapkan sebagai hari pencegahan korban bencana, karena 87 tahun yang lalu telah terjadi Gempa Bumi Besar Kanto yang memporakporandakan Tokyo. Oleh karena itu setiap tanggal 1 September kami diingatkan kembali akan dampak gempa bumi, dan biasanya menjelang tanggal 1 September ini dimana-mana diadakan pameran/latihan/kegiatan yang berkaitan dengan bencana.

Jadi kemarin pukul 13:40 aku harus ke SD Riku untuk melakukan latihan penyerahan murid kepada orang tua/wali jika terjadi bencana hikiwatasu kunren 引き渡す訓練. Jika terjadi bencana apapun, murid berada dalam pengawasan dan perlindungan sekolah. Untuk itu,  murid hanya akan diperbolehkan pulang jika orang tua atau wali datang menjemput. Jika tidak, maka murid akan tinggal terus di sekolah sampai ada komunikasi dari/ ke orang tua. Pihak sekolah hanya akan menyerahkan murid kepada orang yang namanya tercantum di daftar “hubungan darurat”, sehingga jika ada orang lain yang tidak tercantum mau menjemput anak itu, tidak akan diserahkan. Tentu ini juga mencegah adanya penculikan. Pokoknya murid benar-benar merupakan tanggung jawab pihak sekolah.

Lalu bagaimana seandainya murid itu tidak dijemput-jemput. Jangan takut, di sekolah tersedia makanan dan minuman, juga peralatan tidur. Karena pada dasarnya sekolah negeri merupakan tempat pengungsian kami. Kami juga jika berada dalam keadaan harus mengungsi, kami akan mengungsi ke SD Riku, sebagai sekolah negeri (pemda) yang terdekat. Karena itulah perlu sekali mengenal masyarakat sekitar kami, karena kami akan hidup bersama dengan mereka jika terjadi apa-apa.

Untuk pengenalan masyarakat juga, pada hari Sabtu yang lalu, tgl 28 Agustus, di sekolah Riku diadakan Festival Bousai. Di lapangan sekolah mobil pemadam kebakaran termasuk yang jenis bertangga tinggi (hashigo-sha はしご車) diparkir. Dalam dua kali kesempatan 40 anak bisa menaiki tangga dari mobil tersebut dan “mencapai angkasa”. Bayangkan tinggi tangganya saja melebihi tinggi sekolah mereka. Suatu pengalaman yang jarang ada, sehingga Riku langsung antri supaya dapat menaikinya. (Sayang sekali orang dewasa tidak mendapat kesempatan itu…hiks…kadang… iri deh dengan anak-anak karena boleh mengalami hal-hal yang jarang bisa dialami)

Selain menaiki tangga mobil pemadam kebakaran, kami bisa mencoba memasuki ruangan berasap. Ceritanya dalam kebakaran, betapa kami tidak bisa melihat apa-apa dan dalam kepanikan, ruangan kecil rasanya sulit sekali untuk dilewati.Aku bersama Kai memasuki ruangan itu, dan memang benar-benar kami tidak bisa melihat apa-apa. Itu belum pakai bau asap, cuma pandangan terganggu. Kalau pakai asap, sudah pasti kami sulit bernafas juga. Hiiii ngeri.

Kemudian aku juga mencoba goncangan gempa berskala 7 Richter, dengan menaiki mobil simulasi. Well aku ternyata tidak mengetahui informasi terbaru. Yaitu ” First of all…. yang utama adalah melindungi diri sendiri dulu”. Dalam kepalaku masih informasi lama yang menyuruh mematikan api dan listrik selekas mungkin. Jadi waktu guncangan pertama terjadi, kami harus meringkuk, memasukkan kepala ke bawah meja untuk melindungi kepala dari kejatuhan benda-benda. Itu yang utama. Well, yang pasti kalau bersama anak-anak, memang itu yang selalu aku lakukan. MASUK MEJA! eh…meringkuk di bawah meja tepatnya.

Kami merasakan gempa bumi dari mobil simulasi ini. Pertama, berlindung di bawah meja

Selain mencoba “pengalaman” jika terjadi bencana ini, kami juga bisa melihat gudang penyimpanan barang-barang darurat yang memang disimpan di salah satu ruangan gedung SD itu. Popok untuk orang dewasa, selimut, makanan kering berupa crakers, peralatan mensteril air kolam renang sekolah menjadi air minum, wc darurat, kompor minyak tanah dan lain-lain.

WC darurat jika SD ini harus menampung pengungsi

Dan sebagai penutup Festival Bousai itu, diadakan pertunjukan oleh tokoh-tokoh pahlawan, seperti tokoh pemadam kebakaran (well, setiap “kebaikan” dilambangkan dengan satu tokoh karkater yang mudah diingat anak-anak). Selama pertunjukan juga diberikan beberapa kuis misalnya cara untuk menolong orang yang dehidrasi bagaimana…dsb. Tentu saja di akhir pertunjukan yang baik selalu menang.

antri untuk mendapatkan sticker. Yang mengharukan, Riku selalu ingat adiknya, dan mengajak adiknya kemanapun dia pergi

Dengan membawa hadiah “sticker” yang diserahkan langsung oleh si “Hero”, Kai dan Riku pulang dengan wajah berseri …dan merah karena panas. Sejak kami kembali ke Tokyo, suhu udara di Tokyo teruussss max 35-36 derajat. Mati deh gue.

senangnya kalau mendapat hadiah. Untuk acara anak-anak di sini selalu dibagikan hadiah. Dengan selembar sticker saja mereka sudah senang sekali.