Anti Skimming

5 Sep

apa sih itu skimming? Skimming is a scam where the magnetic data on the cash card or credit card is illicitly read stealthily to make a counterfeit copy of the card. It involves the use of a device called “skimming card reader (skimmer). Jadi gampangnya si pencuri data ini akan memakai suatu alat yang jika di dekatkan ke credit card Anda, maka semua data akan diperoleh dna dengan data itu dia membuat credit card yang baru (yang mungkin tampilannya sedikit berbeda) tapi yang penting datanya sama. Kejahatan Credit card ini marak di Asia Tenggara, karena alat skimmer ini lumayan murah dan mudah didapat.

Dan sebenarnya saya pernah menjadi korbannya. Si penjahat itu mengambil data saya (dan pasti di Indonesia/Jakarta dong) kemudian data di bawa ke Malaysia dan dibuat di sana. Si Penjahat belum sempat pakai, dan dia tertangkap waktu sedang memakai CC orang lain, dan polisi menemukan ribuan kartu kredit palsu di rumahnya, dan di antaranya kartu dnegan nama saya. Langsung Bank memblokir dan memberikan kartu baru. Kejadian ini saya tidak tahu, dan dijelaskan oleh pihak Bank. (Mungkin saya tahunya kalau sudah jadi korban dan harus membayar banyak ya?)

Karena itu bagi pemilik kartu kredit, terutama di Indonesia harap hati-hati sekali. Tapi menurut berita yang belum bisa dipastikan, kartu kredit yang diskim itu bisa jadi tidak berada di tangan Anda, atau toko atau pegawai, tapi masih dalam dompet anda, dan dengan suatu alat yang canggih, katanya bisa terbaca juga. Ilustrasinya misalnya Anda sedang naik eskalator lalu berpapasan dnegan orang yang punya skimmer itu, maka datanya kartu kredit yang ada dalam dompet akan bisa terbaca. (Saya sendiri masih kurang yakin dengan kebenaran hipotesa ini, tapi ada baiknya kita waspada saja).

Karena sudah pernah pengalaman, saya sengaja membeli sebuah proteksi anti skimming buat kartu kredit yang dijual di Jepang. Bentuknya seperti kartu lipat seukuran kartu kredit dan mungkin mengandung sesuatu yang bisa menutup garis hitam yang berisi data kita. bentuknya seperti ini

dari sini ke bawah udah diary nya saya… tanggal 4 sept 2008.———–

Nah kebetulan hari ini ada teman dosen yang akan berangkat ke Bali. Karena ibu ini pertama kali ke Bali dan sendirian, dia banyak bertanya tentang hal-hal yang perlu diperhatikan termasuk belajar percakapan survival. (padahal dia sewa penerjemah untuk mendampingi ke mana-mana…. ) Dan waktu dia telepon hari Rabu malam, terlontar pembicaraan mengenai kartu kredit… saya bilang hati-hati juga memakai kartu kredit karena ada skimming….. wah dia langsung panik dan akhirnya saya bilang saya akan pinjamkan kartu anti skiming ini ke dia.

Jadi kemarin siang saya pergi ke stasiun dekat rumah saya untuk meminjamkan anti skimming ini. Semoga bisa berguna dan saya katakan, “Enjoy jangan terlalu khawatir, nikmati liburan Anda sebaik-baiknya”.

Pas mau pulang dari stasiun ke rumah, tiba-tiba sepeda yang sedang saya kayuh terasa aneh. Something wrong dengan ban nya. Untung belum jauh banget, jadi saya kembali ke arah stasiun dan minta ganti ban sepedanya di toko sepeda. Untuk itu butuh satu jam. Waaah gimana ya, kelihatan akan hujan. Mau pulang naik taxi, tapi nanti sejam lagi gimana ambilnya… besok aku perlu juga untuk antar Riku ke TK. So, dengan menggandeng Riku dan menggendong Kai aku pergi ke shopping mall di stasiun dan menghabiskan waktu satu jam. Susah kalau bawa dua anak begini, mau belanja banyak ngga bisa. Jadi makanlah di situ saja, sambil duduk di bench yang disediakan. Ibu dan 2 anak ngganggur (untung aku sempat bawa susunya Kai), menunggu satu jam dan memandang ke luar melihat curah air hujan yang semakin mengkhawatirkan.Setelah satu jam lewat, terpaksa deh pulang bersepeda hujan-hujanan….

CD Cerita Anak-anak

2 Sep

Dalam pekerjaan saya sebagai narator, suara saya sering dipakai untuk komersial/advertising di radio, atau dalam video atau di pesawat JAL, atau dalam CD untuk pelajaran bahasa Indonesia seperti yang sudah saya masukkan dalam page logbook. Kadang saya tidak punya arsip untuk saya sendiri terutama jika itu untuk komersial dan video (but saya masih menunggu Alex katanya dia mau minta copy DVDnya Yamaha) . Kalau mau mendengar yang JAL berarti saya harus pulkam terus hhihihi (maunya sih gitu). Tapi ada satu CD yang lain dari yang lain, yaitu CD cerita anak-anak.

Bentuknya mungkin bukan seperti yang dituliskan oleh Bang Hery tentang Talking Book. Ada buku cerita bergambar dan ada CDnya. Saya harus mengerjakan terjemahannya dan setelah itu mengerjakan narasinya. Dalam proses menerjemahkannya saya terbentur pada masalah-masalah yang cukup rumit yaitu onomatope. Dalam bahasa Jepang banyak sekali dipakai onomatope dan itu ada yang bisa dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia, dan banyak yang tidak bisa dicari kata-kata yang persis untuk bahasa Indonesianya. Misalnya ini :

onna no ko ameno naka wo tattaka tattaka hashitteimasu.

anak perempuan berlari-lari dalam hujan.

tattaka tattaka ini menggambarkan suara anak berlari…. nah… bahasa Indonesianya? ceplak cepluk? atau kalau gendut mungkin debam debum? hihihihi. Dan suara seperti tattaka tattaka ini berbeda tergantung subyeknya… penguin pettan pettan.… duhhhhhhhhhh pusing!!!

Jadi saya harus mengabaikan onomatope seperti itu dalam menerjemahkan.

Selain faktor onomatope yang rumit dalam bahasa Jepang, saya mau memberikan pengakuan yang sebetulnya “memalukan”. Begini, …. dalam cerita ada bagian tentang “Mandi dengan Ayah”. Di Jepang, istilah bagian badan itu sama semua… baik untuk anak-anak laki-laki maupun pria dewasa mengacu pada kata yang sama, yaitu o-chinchin (pasti ada yang sudah pernah mendengar lagu anak-anak chinchin ponpon… nah itu adalah kelamin pria, hampir semua benda dalam bahasa jepang berawal o- yang menyatakan hormat/sopan. Jadi kalau mencari di kamus harus mencari di kata chinchin…. yang dalam bahasa Indonesianya mengacu ke “ring” — makanya dalam misa perkawinan pasangan campur harus menghindari pemakaian kalimat, “Terimalah cincin (RING). ini sebagai lambang cintaku padamu”)

Nah, masalahnya pada tahun 2002 itu saya belum chatting. Coba kalau saya sudah mulai chatting mungkin saya tidak akan membuat kesalahan ini. Saya bisa mengadakan survey/angket ttg kata yang satu ini. Ya, saya hanya mengacu pada kata k**** untuk menerjemahkan kata chinchin ini. Terus terang (phillips terang terus hihihi) saya TIDAK INGAT (kalo lupa ya lupa aja deh ) sama sekali bahwa ada kata t**** …. Dan waktu saya cari di kamus… kata t**** ini berasal dari bahasa Jakarta. Jadi belum tentu dipakai di daerah lain (KBBI: Jk n kemaluan anak laki-laki ). Jadi saya bingung waktu itu dan memutuskan memakai kata k****  itu. Ini benar-benar merupakan pengalaman bagi saya dan semakin sadar betapa pluralnya masyarakat indonesia.

Setelah melalui proses penerjemahan, masuk studio sekitar bulan November 2002 waktu saya sedang hamil Riku. Tentu saja dalam narasi bagian “Mandi dengan Ayah” itu saya harus menahan jangan sampai tertawa atau malu-malu sampai pengucapan tidak jelas hihihi.

Ohanashi ehon ini diterbitkan dalam 25 bahasa oleh Lembaga Pendidikan Shichida. Bagi yang berminat, saya rasa masih dijual di toko buku terkenal di Tokyo.

Hari Pencegahan Bencana

1 Sep

Tanggal 1 September di Jepang adalah 防災の日 Hari pencegahan bencana,  terjemahan dari bahasa Inggris “Disaster Prevention”. Padahal bencana itu tidak bisa dicegah, hanya bisa dikurangi korban atau dampaknya. Sehingga bahasa Inggris yang tepat mungkin Disaster Reduction.

Mengapa ditetapkan tanggal 1 September? Karena pada tanggal ini di tahun 1923 pukul 11:58 siang telah terjadi Gempa bumi besar Kanto yang banyak menelan korban 142.500 korban meninggal/hilang.

Dikatakan bahwa 15% dari gempa bumi diseluruh dunia terjadi di Jepang. Dilihat dari sejarahnya dalam 100 th, setiap 1,5 tahun terjadi gempa bumi yang membawa korban. Gempa bumi besar yang menyebabkan 100.000 lebih orang tewas telah terjadi 13 kali, yang berarti terjadi sekali setiap 7 th.

Pada tahun1995, Gempa bumi besar Hanshin Awaji dengan skala 7,3 menggoncang daerah Hanshin, menewaskan 6,500 warga dan lebih dari 100 ribu kehilangan rumah.

Dalam gempa berkekuatan 4 skala jepang, menyebabkan barang2 berjatuhan, sehingga Anda diminta untuk waspada. Pertama selalu siapkan alat pemadam kebakaran di tempat yang mudah dijangkau. Pasang penahan pada mebel Anda supaya tidak jatuh waktu terjadi gempa. Siapkan makanan dan minuman di rumah Anda serta peralatan P3K. Diskusikan juga dengan keluarga Anda jika terjadi gempa agar berkumpul dimana serta bagaimana cara saling berhubungan.

Jika gempa terjadi yang pertama kali Anda harus lakukan adalah dengan tenang menjauhi barang atau bangunan. Jika Anda berada dalam ruangan berlindunglah di bawah meja yang kokoh dan bukalah pintu untuk memudahkan evakuasi. Penting sekali untuk segera mematikan sumber api dsb. Setelah itu buka pintu untuk memastikan jalan keluar. Jangan panik keluar sebelum yakin benar. Dapatkan informasi melalui televisi dan radio. Jika terjadi kebakaran atau seseorang mempinta pertolongan, lakukan dan bantulah sebisa mungkin. Padamkan api waktu kecil akan lebih mudah daripada jika sudah membesar. Jika rumah tidak dalam bahaya akan rubuh, maka Anda tidak perlu mengungsi.

Jika Anda berada di luar ruangan hindari jalan sempit, tembok, tebing, jalan menjanjak dan tepian sungai. Jika Anda sedang menyetir kendaraan tetap tenang dan parkir di kiri jalan dan matikan mesin. Jika Anda harus keluar dr kendaraan, tinggalkan kunci mesin tetap terpasang dan jangan kunci pintu.

Jika Anda tidak bisa pulang ke rumah Anda, Anda harus mencari tempat pengungsian sementara. Membutuhkan waktu beberapa hari sampai seminggu agar kebutuhan utama kehidupan seperti air, listrik dan gas berfungsi kembali. Sangat penting untuk membantu sama lain, terutama lansia dan penderita cacat. Hanya Anda sendiri yang bisa menjaga diri Anda jika terjadi gempa. Di setiap kota terdapat tempat-tempat yang telah ditunjuk sebagai tempat mengungsi yang aman. Anda bisa mengikuti petunjuk utk mencapai tempat-tempat tersebut, yang biasanya biasanya berupa sekolah SD dan SMP, karena perlengkapan darurat banyak tersimpan di sana. Jika sekolah tersebut juga berbahaya, pergilah ke taman yang luas yang telah ditentukan kota sebagai pusat pengungsian.

Barang-barang yang perlu dipersiapkan setiap waktu:

makanan tahan lama dan minuman minimal untuk 3 hari,  selimut/alumunium untuk menghangatkan tubuh, batere, senter, pakaian, pampers untuk bayi dan napkin bagi wanita, sepatu, surat penting, uang kecil 10 yen untuk menelepon, tali, dll. Biasanya di seupermarket sudah dijual ransel untuk emergency yang isinya lengkap dengan peralatan-peralatan itu.

Tips dari saya pribadi: bawa wieder/energy dalam tas Anda, coklat dan atau susu kental manis dalam tube, gula bisa membuat kita bertahan sedikitnya satu hari, charge penuh keitai/HP Anda. Ada juga yang menyarankan membawa saran wrap atau alumunium foil, karena pada musim dingin ini bisa membantu banyak supaya panas dari tubuh tidak keluar. Di rumah siapkan gas bombe dan kompor kecil. Tapi sebelum dipakai pastikan gas RT tidak bocor. Jangan coba nyalakan api dalam rumah. Dari gempa bumi yang paling ditakutkan adalah kebakaran. Jadi perhatikan waktu bertindak dnegan api dan listrik.  Isi penuh bak mandi/mesin cuci supaya bisa dipakai untuk cebok/ mengalirkan kotoran. Saya biasanya mengisi pet botol kosong dnegan air ledeng dan taruh di beranda luar. Air ini bisa dipakai sewaktu-waktu, bukan sebagai air minum, tapi untuk sanitasi tadi.

Baca juga posting ini

http://imelda.coutrier.com/2008/05/08/gempa/

http://imelda.coutrier.com/2008/05/11/10-kiat-menghadapi-gempa/

Belajar kebudayaan sendiri

22 Agu

Pada waktu masih sering menjadi penerjemah (baca interpreter: penerjemah lisan) untuk kunjungan rombongan pemuda Indonesia ke Jepang, saya sering merasa bangga dengan pemuda Indonesia. Rata-rata di antara mereka ada yang bisa menarikan tarian daerah untuk dipertunjukkan dalam malam pertukaran budaya atau resepsi (Mungkin sebelum dikirim juga ada seleksi soal kesenian ….tidak tahu juga). Dan jika tiba giliran pemuda Jepang yang harus mempertunjukkan kebolehan mereka, biasanya mereka akan “kebingungan”. Jangankan menari, menyanyi lagu yang dapat diterima orang asing pun kadangkala sulit (paling-paling sukiyaki….. padahal sebetulnya sukiyaki yang sebenarnya itu lagu sedih loh) Kalau menanyakan pemuda Jepang, kebudayaan apa yang bisa kalian perkenalkan pada orang asing? paling-paling menjawab origami (seni melipat kertas), dan tentu saja ini tidak bisa dipertunjukkan di atas panggung.

Goo, sebuah search engine bahasa jepang mengadakan survei dengan pertanyaan “Sebagai orang Jepang, kebudayaan apa yang ingin dipelajari?” Dan dijawab dengan nomor satu : Memakai Kimono (seni memakai Kimono memang butuh keahlian tersendiri yang cukup sulit), kemudian Kemampuan Penggunaan Kanji (seperti TOIEC atau test bahasa lainnya tapi khusus Kanji Jepang), dan yang ke tiga adalah Kaligrafi.

漢検と書道で美しい日本語を 日本のアニメやゲームといったポップカルチャー、寿司などの食文化が海外で注目され「クールジャパン」という言葉が広まっています。そこで、今回は「一度は学んでみたい日本の文化」について調査を行ったところ、1位に《着物の着付》、2位に《漢字能力検定》、3位に《書道》がそれぞれランク・インしました。

Hmmm berarti tidak ada ya yang bisa dipertunjukkan di atas panggung…..(kok saya jadi terbayang Swara Mahardika ya?)

Hanya ada satu kali saya bertemu dengan pemuda Jepang yang bisa mempertunjukkan kebolehannya memainkan Nanking Tamasudare. Seni membuat bentuk-bentuk tertentu dari batangan bambu kecil seukuran yang diikat dengan tali. Dengan menggerakkan kumpulan batangan bambu itu, Dia membuat bentuk Tokyo Tower, atau Kail dll. Dan saya diminta untuk belajar sebentar (cuman 5 menit loh…) kemudian bersama-sama membentuk Hati  sebagai lambang persaudaraan. Kira-kira apa lagi ya kebudayaan Jepang yang dengan mudah bisa dipertunjukkan?

Berbahagialah kita orang Indonesia yang kaya dengan tarian tradisional yang bisa dipakai untuk menghibur orang asing…..

Rombongan biasanya terdiri dari 20 lebih pemuda….saya sendiri tidak bisa menari, tapi kalo disuruh nyanyi bareng pasti bisa. Dan pengalaman waktu pertukaran abad 21 Yuai, kebetulan penerjemahnya orang Indonesia semua dan masih mahasiswa (baca masih muda) , sehingga penerjemah sendiri jadinya buat acara…. Agung, Andre, dan Kus…..kemana ya mereka itu?

uuuh fotonya jadul euy…. tulisan ini pernah dimuat di multiply kemudian direvisi.

Treasure every encounter, for it will never recur.

10 Agu

itu bahasa Inggrisnya 一期一会 Ichigo-ichie yang pernah juga saya tulis dalam topik [Idiom4 huruf]. Artinya menghargai setiap pertemuan (deai 出会い) karena mungkin itu tidak akan pernah terjadi lagi. Pertemuan itu hanya ada satu kali dalam kehidupan kita. Perkataan ini merupakan inti pemikiran Sado (茶道) The way of tea, yang diucapkan pertama kali oleh Yamanoue Souji, yang merupakan murid Sen no Rikkyu. Master of Tea Ceremony. Karena menganggap pertemuan itu untuk pertama dan terakhir, maka dengan penuh perasaan dia akan melayani tamu yang datang untuk minum teh.

Kalau saya menoleh dan mengenang kembali, Saya pernah mengalami Ichigo Ichie ini. Di sebuah perjalanan kereta, bersama seorang wanita China yang bekas pelajar asing di Jepang. Kalau tidak salah waktu itu dia sudah bekerja, sedangkan saya masih mengurus wisuda master. Kami berdua naik kereta, saya sendiri lupa dari mana sampai mana, tapi yang saya ingat, kami berdua berdiri dan perjalanan cukup jauh….. Mungkin dari Yokohama menuju Tokyo. Terus terang waktu itu saya dalam keadaan bingung, bimbang apa keputusan saya selanjutnya. Ada 3 pilihan yaitu melanjutkan program Doktor, atau pulang ke Indonesia, atau tetap bekerja di Jepang. Program Doktor saya hapus dari pilihan karena saya sudah lelah waktu itu, lahir batin… sesudah menyelesaikan thesis yang tidak mudah dalam bahasa Jepang. Dalam satu tahun saya harus membaca Kanji kuno (tidak kuno-kuno banget sih), lalu harus menyusun apa yang mau saya tulis di thesis, berdasarkan pustaka yang ada. Sampai dengan seminggu sebelum penyerahan thesis, saya mengubah susunan chapter…. sampai dosen pembimbing saya geleng-geleng kepala, meskipun dia lebih suka dengan susunan yang baru. But …1 minggu… seperti orang antara mati dan hidup.  Capek!! jadi melanjutkan bukan merupakan pilihan bagi saya saat itu.

Jika saya pulang ke Indonesia, saya akan kehilangan kehidupan saya dan berarti putus dengan pacar saya (sekarang mantan pacar)… tapi saya tahu bahwa saya belum tentu menikah dengannya waktu itu. Jika saya tinggal di Jepang, saya senang karena bisa bersama dia terus, tapi apakah saya akan terus bekerja sambilan sebagai dosen/guru honorer saja?  Bingung….

Tapi apa sebetulnya yang dilakukan si wanita China itu pada saya waktu itu?  Dia hanya bercerita tentang dia. Seorang wanita yang meninggalkan segala-galanya, juga pacarnya demi bekerja di tempat yang sekarang. Women Power!! Saya tidak ingat wajahnya…tidak pula tahu dimana dia tinggal, bahkan namanya. Yang saya ingat dia bertubuh kecil, bersetelan jas biru khas karyawan, begitu feminin tapi begitu kuat. Dia hanya berkata, “Apapun pilihan kamu, pasti bisa kok. Saya yakin kamu bisa. Kita wanita yang kuat, bukan? Gambatte ne“. Bukan suatu jawaban A atau B, tapi hanya sebuah sentilan bahwa apa saja yang saya pilih saya pasti bisa. Jangan dengarkan orang lain. Saya yang biasanya tidak suka pada orang China yang begitu egois, saat itu hanya terpana, dan turun di stasiun tujuan saya, sementara dia melambaikan tangan dari dalam kereta. OMG Saya lupa tanya teleponnya. Namanya…. tinggal di mana…. Bahkan saya tidak ingat mukanya. Tapi hari itu saya melangkah keluar pintu stasiun berjalan ke rumah saya dengan yakin bahwa saya harus tinggal di Jepang. Apapun yang saya akan lakukan. Itu pilihan saya. Satu episode hidup yang mungkin tidak akan terulang kembali. Ichigo-ichie.

Dengan pengalaman bertemu banyak orang sebagai guru bahasa Indonesia, saya menghargai setiap pertemuan dengan orang lain. Setiap orang membawa suatu pemikiran yang baru bagi saya. Dan mungkin itu  sedikit banyak mengubah pandangan hidup saya.

Ada satu episode kecil dalam sebuah taksi. Saya akan pergi rekaman di studio Radio InterFM suatu malam. Studio biasanya kosong di atas jam 10 malam sampai kira-kira jam 5 pagi sebelum dipakai untuk siaran pagi hari. Karena waktu saya siang hari juga sibuk dengan mengajar, saya sering mengambil jadwal studio pukul 10 sampai 3 pagi, dan pulang-pergi naik taxi dari/ke rumah. Seperti biasa saya sering bercakap-cakap dengan supir taksi dan dia bertanya,

“jam segini ke daerah sini, apakah kamu bekerja di Hakuhoudou?” (Hakuhoudou adalah sebuah perusahaan advertising Jepang terkenal yang berkantor dekat studio saya. Dan perusahaan advertisement biasanya tidak mengenal jam kerja)

“Bukan…saya bekerja di Japan Times, tepatnya di Radio nya.”

“InterFM? 76,1 MHz?”

“Ya…. saya bekerja sebagai DJ di situ”

“Pantas saya pernah dengar suara Anda. Saya dari tadi mendengar suara Anda, tapi tidak ingat di mana. Siaran dini hari dalam bahasa asing kan?”

“Ya setiap sabtu dini hari jam 2, bahasa Indonesia”

“Ya…. saya selalu dengar kata-kata “Indoensia”…. Saya tidak mengerti tapi saya senang mendengar suara Anda seperti bernyanyi dan lagu-lagu yang diputar juga enak-enak”

“Wah terima kasih ….. Hari ini saya akan rekaman untuk Sabtu besok. Karena itu saya ke sini malam ini”

“Gambatte…nanti saya akan dengarkan lagi. Senang sekali bisa bertemu dengan DJ nya”

Dan dia menurunkan saya di depan gedung Japan Times. Dalam siaran malam itu, Saya putarkan satu lagu khusus untuk dia, whereever he will hear me.

出会い本当に不思議ね DEAI hontouni Fushigi ne. Pertemuan itu memang aneh. Dari pertemuan dengan si supir taksi, saya sadar waktu itu bahwa suara saya bisa didengar oleh siapa saja. Dan mungkin ada seseorang entah dimana yang terhibur dengan acara saya. Itu membuat saya semakin bersemangat lagi dalam bekerja.

Si wanita China dan Si supir Taksi… ichigo ichie…..

Tempat tidur si Kacang Babi

8 Jul

Wah kok kacang babi sih? Tenang saja, yang ini tidak haram karena tidak ada hubungannya dengan babi. Mungkin pernah menjadi pakan babi. Dan memang mungkin orang Indonesia tidak kenal pada kacang babi ini. Kalau di Jepang banyak dikonsumsi, namanya Soramame . Tapi sebetulnya bisa diproduksi di Indonesia juga loh. Dan sudah termasuk dalam daftar komoditi binaan Departemen Pertanian. Nama Latinnya Ficia Faba L. Nah si kacang babi ini yang akan menjadi primadona dalam buku bergambar Picture Book yang akan aku ulas hari ini.

Seperti yang sudah saya katakan di postingan tentang si Black Crayon, aku bakal nge-fans pada Nakaya MIwa (kelahiran 1971) yang juga pengarang buku “Tempat Tidur si Kacang Babi” ini. Siapa sih yang terpikir untuk mengangkat jenis kacang-kacangan ini menjadi tokoh karakter dalam bukunya. “Soramame-kun no Beddo” menceritakan tentang kacang Babi ini yang mempunyai tempat tidur yang empuk karena dalam kenyataannya Anda juga bisa merasakan bahwa kulit kacang babi ini empuk (seperti pete deh).  Di bagian dalamnya terdapat lapisan seperti kapas putih bagaikan awan. Nah tempat tidur ini bagi soramame-kun merupakan hartanya yang paling berharga. Jadi ketika Edamame (kacang Eda) datang untuk pinjam tempat tidurnya, Soramame-kun menolak dengan tegas, “tidak boleh! Ini hartaku”.

Edamame Green Peas

edamame(kiri)   —– green peas(kanan)

Kemudian green peas juga datang dan minta ijin untuk meminjam tempat tidur Soramame-kun, dan tentu saja tidak boleh “Jangan , kalau begitu banyak masuk , tempat tidurku rusak”. Kemudian datanglah Sayaendo, si Kacang Kapri untuk meminjam tempat tidurnya. “Tidak boleh, kamu terlalu besar!” . Lalu  yang terakhir datanglah si Kacang Tanah. “Jangan, Kamu paling cocok tidur di tempat tidurmu yang keras itu!”.

Pada suatu hari, Soramame-kun tidak menemukan tempat tidurnya. Tempat tidurnya hilang ntah kemana. Dia mencari kemana-mana…. Dia bertanya pada Edamame, GreenPeas, Kacang kapri dan Kacang tanah. Semua tidak tahu, “Rasain, dia tidak mau pinjami kita sih“…. Semua menyalahkan keangkuhan Soramame-kun.

Tapi hari semakin gelap, semua menjadi kasihan pada Soramame-kun karena tidak ada tempat tidur. Mereka menawarkan tempat tidur mereka pada Soramame-kun. TAPI….

Tempat tidur Edamame …. terlalu kecil

Tempat tidur GreenPeas ….terlalu sempit

Tempat tidur Kacang kapri …. terlalu tipis

Tempat tidur Kacang Tanah…. terlalu keras

hmmmm memang tempat tidurku yang paling enak!!!

Soramame-kun berhari-hari mencari tempat tidurnya….hingga suatu hari dia menemukan tempat tidurnya. Tapi seekor burung puyuh mendudukinya. Waaaah gimana nih… Akhirnya Soramame-kun membuat tempat tidur dari daun tak jauh dari tempat itu untuk mengawasi tempat tidurnya. Berhari-hari dia mengawasi… tapi lambat laun yang menjadi perhatian dia bukannya tempat tidur,  tetapi telur yang sedang dierami burung puyuh itu.  Pada suatu hari… krraaak kraaak, telur itu retak dan keluarlah anak burung…”Waaah anak-anak itu lahir di tempat tidurku yang empuk itu!” Anak-anak puyuh itu keluar dari tempat tidur dan berjalan mengikuti induknya. Soramame-kun melambaikan tangannya.

Malam itu teman-teman yang ikut khawatir mengenai tempat tidur Soramame-kun mengadakan pesta kembalinya tempat tidur Soramame-kun. Selesai pesta, Soramame-kun memperbolehkan semua teman-temannya untuk tidur bersama menikmati kelembutan tempat tidur kesayangannya.

Buku ini ada versi bahasa Inggrisnya dan dilengkapi dengan CD, Tapi harganya masih mahal. 2000 yen dan kabarnya (menurut testimoni dari yang sudah beli) CD bahasa Inggrisnya kurang bagus. Ekspresinya yang kurang bagus…mungkin dia mendatar saja bacanya. Sedangkan dalam bahasa Jepang seharga 800 yen-an.

BUku Soramamekun no Beddo ini terbit tahun 1997 dan sampai 2005 sudah dicetak kembali sampai 40 kali. Ditujukan untuk usia 3 tahun (jika dibacakan) dan kelas awal SD, jika membaca sendiri. Saking terkenalnya buku ini soramame-kun ini menjadi karakter terkenal dan banyak goods, barang-barang dengan bentuk si soramame yang imut-imut dalam berbagai item. Di sini langsung terlihat kapitalismenya Jepang, semua karakter langsung di produksi menjadi bermacam jenis usaha. Riku waktu ulang tahun ke 5, mendapat sebuah buku kenangan dengan ilustrasi soramame-kun dari TKnya. Dan sodara-sodara, cerita tentang Soramame-kun tidak hanya ini saja. masih ada beberapa cerita, yang akan saya perkenalkan di kemudian hari.

Early Bird

8 Jul

Saya selalu ingat kata-kata mama dalam bahasa belanda. “De morgenstond heeft goud in de mond” arti harafiahnya, Matahari memberikan emas di mulutmu. Early birds catch the worms.atau dalam bahasa Jepangnya 早起きは三文の得。

Siapa yang bangun pagi akan mendapat rejeki yang banyak. Saya sendiri tidak pernah sulit untuk bangun pagi, juga tidak pernah sulit untuk tidur di mana-mana, kecuali kalau tidak mengantuk. Saya akan enak sekali tidur di dalam mobil, atau kereta, tapi tidak di dalam pesawat. Goncangannya lain kali ya.

Kata penelitian seseorang akan sehat jika bisa tidur 7-8 jam sehari. Tapi bagi pebisnis rumusan itu tidak akan berlaku. Seperti yang bang Hery pernah tulis juga di begadang, tidak ada orang sukses yang jam tidurnya sama dengan yang dinasehatkan dokter 6-8 jam sehari. Tapi kalau saya sih lain, bukan orang sukses, atau pebisnis yang tidur sedikit untuk berpikir dan bekerja keras. Hanya sulit tidur sedikit karena badan sudah terbiasa bangun setiap 2 jam sekali waktu Riku bayi dan terbawa terus. Dulu waktu kecil saya sering dibilang “Huh imelda kalau sudah tidur, biar ada bom di sebelahnya tidak akan bangun”. Tapi saya rasa seiring dengan pertambahan umur, jam tidur itu akan dipangkas entah untuk keluarga, kerjaan atau pikiran. Saya ingat dulu mama hanya tidur 3 jam sehari, sehingga saya pikir, semakin tua saya semakin mirip mama. Tapi kalau saya tanya sekarang, dia sudah mulai banyak tidur, tidak seperti dulu. Mungkin karena beban pikirannya juga sudah mulai berkurang atau pengaruh umur.Berarti? nanti saya juga gitu?

Yang anehnya saya jarang ngantuk kalau tidak ada kerjaan. Pasti terbangun lalu mulai cuci piring, beres ini itu, dan lihat jam tahu-tahu sudah jam 5 pagi jadi tanggung untuk tidur. Tapi kalau mengerjakan terjemahan, duuuh tuh mata kok rasanya mau nutup terus ya. Ngantuk terus bawaannya.

Yah, siapa yang bangun pagi akan mendapatkan rejeki lebih banyak. Cocok buat si penjaga warnet yang 24 jam, pasti lebih banyak uang masuk. Tapi tidak bagi yang menggunakan warnetnya tentu, karena justru dia harus membayar banyak. Sama juga dnegan saya, kalau bangun pagi langsung ngopi bercangkir-cangkir, sambil ngenet (untung di sini bayar paket), trus ditambah ngemil …tidak baik ya untuk kesehatan dan untuk kantong hehehe.

So, are you an early bird? or malah tukang begadang? Banyak rejeki ngga ya? Kalo banyak, bagi-bagi dong… 🙂

::::::::::::::::::::::: sambil nulis early bird aku teringat sebuah lagu dari Anne Murray, yang judulnya Snowbird. Enak deh lagunya::::::::::::::::::::::::::::::::::

Bendera kuning

6 Jul

Bendera kuning kan biasanya dipakai untuk memberitahukan ada kematian di dekat situ ya? Atau misalnya pada iringan mobil ke pemakaman. Kenapa sih mesti warna kuning? Kalau putih memang tanda perdamaian/nyerah, tapi kenapa bukan hitam yang dipakai untuk menandakan berkabung?

Tidak tahu memang siapa yang pertama kali menentukan bendera kuning untuk peristiwa duka itu. Yang saya mau tulis di sini sebetulnya hanya sekedar uneg-uneg peristiwa yang terjadi seminggu yang lalu. persis di jam-jam segini (Minggu dini hari jam 2-3 pagi).

MInggu lalu adikku (cewe yang pinter musik itu, dan programmer itu) nginap di rumahku. Aku minta dia tungguin jadi baby sitter untuk Riku dan Kai, karena aku harus ikuti meeting KMKI (Keluarga Masyarakat Kristen Indonesia di Jepang). Males boyong-boyong anak-anak dengan heboh seperti kejadian dua minggu yang lalu. Dan karena pulangnya larut, aku minta adikku untuk nginap saja dan baru pulang minggu paginya.  Nah ceritanya  kita sudah tidur, tapi kira-kira jam segini ini ada suara ambulans mendekat, dan berhenti. Rupanya persis depan apartemen kita. Antara ngantuk dan ingin tahu berhenti di mana, setelah 5 menitan aku bangun dan keluar ke kamar makan. Rupanya Tina sudah di kamar makan juga. Dia bilang ambulans itu berhenti tepat depan apartemen dan akhirnya aku keluar ke beranda untuk lihat keadaan. Betul ada ambulans 1 unit dan pemadam kebakaran 1 unit dan di belakangnya mobil wagon 1 unit (ada supirnya). Memang kalau kita telepon emergency di 119, kita harus memberitahukan apa yang terjadi. Sakit atau kebakaran. Tapi meskipun melaporkan sakit mobil pemadam kebakaran juga ikut datang, kalau-kalau diperlukan untuk memanjat apartement dll.

Jadi aku dan Tina cukup penasaran siapa sih yang sedang sakit. Atau kenapa ambulans datang? Kebanyakan di apartement kami orang muda, dan yang aku tahu orang tua itu di lantai satu. Dan pagi sekitar jam 8 Gen melihat ada mobil jenazah yang datang. Entah membawa pergi atau membawa kembali dari RS. Ternyata orang itu meninggal. BUT…. nobody knows. Siapa yang meninggal. Akhirnya aku tahu  di lantai 5, tapi kamar nomor berapa? Beberapa kali aku bertemu petugas dari rumah duka (biasanya apartement di Jepang tidak memperbolehkan jenazah dibawa ke rumah, sehingga biasanya langsung dibawa ke rumah duka, untuk proses persiapan malam terakhir dan kremasi) dan juga satu kali bertemu dengan petugas pos yang membawa “uang duka” (biasanya keluarga/teman memberikan uang duka di rumah duka atau yang tidak bisa datang mengirimkan ke rumah. Jumlahnya tergantung “kedekatan” dia dengan yang meninggal, tetapi maksimum 10.000 yen. Semua di Jepang sudah ada “hitungannya” sehingga sulit untuk melebihi “harga pasaran”, karena nanti akan dikirimkan “kembalian” berupa barang seperti teh, saputangan dll). 2 kali aku dalam satu lift bersama mereka (petugas rumah duka dan pak pos)…ingin bertanya kamar nomor berapa? tapi tidak bisa. Kenapa? Karena di Jepang informasi private orang lain sangat dijaga. Tidak bisa mengumbar seenaknya saja, jika tidak mau dituntut nantinya. Setelah itu aku berusaha tanya kepada tetangga waktu bertemu di parkiran sepeda, atau teman yang anaknya satu sekolah dengan Riku. Tapi tidak ada yang tahu.

Weird. Aneh bukan? Tidak mungkin keadaan seperti ini terjadi di Indonesia. Paling tidak satu apartement seharusnya tahu. Memang kita hanya kenal orang yang tinggal di samping kiri-kanan, atas -bawah saja. Tapi di Indonesia jika ada yang meninggal pasti terdengar ribut-ribut, atau tanda duka seperti bendera kuning itu. Di sini tidak ada! Nobody cares…. Aku jadi heran campur sedih, betapa dinginnya masyarakat Jepang. Yah masyarakat adalah kumpulan dari orang-orang… jika orang-orangnya dingin, ya sudah sewajarnya masyarakatnya dingin.

Apakah kejadian ini hanya di Jepang? Mungkin di negara Eropa begitu juga? Yang pasti aku pernah tahu ada seorang keluarga jauh yang tinggal di Belanda, meninggal di rumahnya dan baru ketahuan seminggu sesudah meninggal. Bumi dikatakan semakin panas karena efek rumah kaca, tapi kelihatannya hati orang-orang yang tinggal di dalamnya semakin beku saja. Semoga aku tetap bisa memancarkan hangatnya matahari negara tropis di hati orang-orang sekelilingku, terutama keluargaku.

Berikut adalah panduan untuk menelepon emergency di Jepang

Di Jepang Anda dapat menelepon ke 119 untuk mendapatkan bantuan untuk pemadam kebakaran, pertolongan pertama atau gawat medis. Jika terjadi kebakaran, tekan nomor 119 dan beritahukan dalam bahasa jepang. Bahwa ada kebakaran. Kaji desu. Berikan alamat Anda mulai dari kelurahan lalu nama daerah, jalan dan nomor rumah . ku, machi, chome, ban, go. Misalnya mengatakan rumah saya kebakaran. Jitaku ga moeteimasu. . Jika terjadi kecelakaan atau sakit mendadak. Telepon 119 dan beritahukan untuk mendapat bantuan gawat darurat medis. Kyu kyu desu. Beritahu nama Anda. Dan sebutkan Anda sakit keras. Watashi wa jubyou desu. Atau perut sakit. Onaka ga itai. Sebutkan pula alamat Anda. Jika Anda menelepon dari ponsel Anda. Telepon ke 119 dan sebutkan lokasi dan tanda-tanda sekitarnya yang pasti. Setelah menelpon jangan matikan batere telepon HP untuk 10 menit karena mungkin bantuan penolong perlu menghubungi Anda untuk kepastian lokasi. Jika Anda sedang menyetir mobil. Hentikan mobil dan parkir di tempat yang aman . Dalam keadaan bahaya atau darurat, teriaklah dan minta bantuan dari orang sekitar.

Waktu menelepon ke 119, Bicara dalam bahasa Jepang, atau kalau terpaksa dalam bahasa inggris, atau mintalah tolong pada teman jepang Anda untuk menyampaikannya. Jika terjadi kebakaran Anda bisa berusaha memadamkan api sendiri tapi jika api sudah mencapai langit-langit hentikan usaha Anda. Pelajari pemakaian alat pemadam. Buka katup pengaman tarik selang dan arahkan pada pusat api dan tekan.

Anda perlu memperhatikan hal-hal pencegahan spy tidak terjadi kebakaran . Misalnya jangan merokok di tempat tidur, Merokok pada tempat yang ditentukan dan sediakan asbak. Sebelum membuang putung rokok, siramlah dengan air. Ada baiknya juga Anda mengikuti kursus pertolongan pertama pada kecelakaan. Kelas biasa selama 3 jam yang mmengajarkan juga untuk membuat pernafasan buatan bagi dewasa. Kelas lanjutan sellama 8 jam pernafasan buatan untuk dewasa, anak-anak, balita dan bayi. Untuk pertanyaan hubungi dinas kebakaran di dekat rumah Anda atau telepon ke 03-5276-0995

Photo Studio

25 Jun

Saya rasa, yang punya foto keluarga yang dipajang di ruang tamu dengan ukuran besar hanya orang Indonesia. Keluarga Indonesia waza-waza (dengan sengaja) akan pergi ke Photo studio untuk mengambil foto keluarga. Ada yang dengan seragam batik, atau kebaya/baju nasional, ada yang dengan baju hitam semua, ada yang dengan baju warna-warni alias bebas. Orang Indonesia boleh dikatakan suka berfoto. Kalau lihat blog orang Indonesia pasti ada isi foto sendiri/keluarga. Berlainan dengan orang Jepang, biasanya isinya foto anjing/kucing kesayangan, makanan, benda, pemandangan. Jarang yang memasukkan foto diri sendiri, foto keluarga, foto teman sekolah dll. Selain bermasalah dengan privacy orang, orang Jepang jarang mengabadikan sesuatu dengan foto. Anak muda Jepang sekarang, dengan adanya fungsi kamera di handphone mulai mengabadikan apa saja, dan mulai menjadi narsis seperti orang Indonesia hehehe.

Orang Jepang biasanya membuat foto di studio pada waktu mempunyai bayi yang berusia sekitar 30-40 hari, sekaligus dengan upacara Omiyamairi (Kunjungan perdana ke Kuil Shinto). Sesudah ke Kuil biasanya orang tua akan membawa bayinya ke foto Studio untuk dipakaikan kimono sewaan, lalu diabadikan. Kadang bersama orang tua + saudara kandung. Setelah upacara Omiyamairi, biasanya mereka akan ke studio lagi pada waktu perayaan shichi-go-san (7-5-3) . perayaan untuk anak perempuan berusia 3 dan 7 tahun, dan bagi laki-laki umur 5 tahun. Anak-anak itu akan memakai kimono, yang biasanya disewakan oleh Photo Studio itu. Setelah upacara7-5-3 itu, tergantung kondisi keluarga itu, ada yang pergi ke studio waktu upacara masuk TK (3 atau 4 th) atau masuk SD (6 th).

Sesudah itu biasanya akan membuat foto lagi pada waktu upacara menjadi dewasa Seijinshiki yaitu waktu usia 20 tahun. Waktu itu, seorang gadis akan memakai kimono yang dinamakan Furisode (lengannya panjang). Orang tua akan membelikan kimono ini untuk anak gadisnya, yang biasanya mahaaaaaaaaaaal sekali. yes, KIMONO is expensive. Ada mantan murid saya yang dibelikan kimono seharga 1.000.000 yen. Katanya, ini adalah pemberian termahal kepada anak perempuan, karena soro-soro (sebentar lagi) akan menikah. Sesudah menikah, furisode miliknya akan dipotong lengannya yang panjang sehingga bisa dipakai lagi dalam kesempatan yang lain. Tapi karena corak kimono untuk usia 20 tahunan biasanya cerah, tidak begitu cocok untuk mereka yang dianggap sudah berstatus ibu. Jadi? bagaimana nasib furisode itu? Ya , mungkin dijual atau menjadi penghuni lemari, dan bisa diberikan pada anak perempuannya kelak.

Setelah umur 20 tahun, foto berikutnya waktu lulus sarjana dan menikah. Untuk foto wisuda, mantan mahasiswi itu akan memakai Hakama, seperti kimono laki-laki tapi bercorak bunga. Sudah menikah? Tentu saja yang menjadi pusat perhatian adalah bayi yang baru lahir, dan kembali lagi ke siklus di atas tadi. Jadi foto keluarga biasanya hanya foto Bapak-Ibu-bayi (anak) dari . Dan sekali lagi, tidak semua orang Jepang menjalankan kebiasaan berfoto bersama satu keluarga.

—– hakama (perempuan dan laki-laki) serta furisode.—

Kalau di Jakarta, saya selalu membuat foto keluarga di Yo Photography di jalan Puloraya, dekat SMA ku dulu. Asal semua sudah siap, langsung difoto dan langsung minta cetak ukuran berapa, lalu pilih pigura, selesai. Kayaknya tidak pernah lebih dari satu jam deh. Lalu fotonya sendiri biasanya lebih artistik daripada foto di studio di Jepang. Foto di Jepang kebanyakan latarnya berwarna putih atau pastel. Sedangkan di Indonesia latar biasanya gelap, sehingga lebih menarik. Gaya orang Indonesia juga lebih beragam, lain dengan orang Jepang yang lebih kaku.

But, saya ketemu satu Photo Studio di Tokyo, di daerah Kichijoji, yang hasilnya sama dengan di studio Indonesia. Namanya Laquan Studio. Saya coba pertama kali di situ untuk pemotretan Riku kira-kira seperti Omiyamairinya. Tapi tidak menyewa pakaian dari mereka. Kebetulan ibu mertua berulang tahun ke 60, lalu adik dan adik ipar dari Sendai juga bisa hadir, sehingga kita membuat foto keluarga Miyashita yang pertama (di luar foto perkawinan). Sedangkan foto Riku bayi dengan oma opanya dibuat di Yo, jakarta. Nah anak kedua emang selalu kasihan deh. Kai sudah 11 bulan tapi belum pernah pergi ke photo studio. Lalu, tahun ini Riku berusia 5 tahun, jadi ada perayaan 7-5-3 (biasanya november). Karena mendekati november pasti studio penuh, mumpung masih banyak waktu saya pikir ambil foto sekarang saja. Apalagi kalau fotonya bisa jadi sebelum pergi ke jakarta. Bisa dijadikan hadiah untuk opa-omanya.

Jadi saya buat appointment hari Selasa kemarin jam 3, Riku dengan memakai kimono dan tuxedo, dan Kai memakai Kimono untuk bayi yang namanya odenchi. Wahhhh ternyata Kai nangis terus sehingga tidak sukses foto dengan odenchinya. Jadilah dia difoto hanya dengan pampers. Sedangkan Riku cerewet sekali. Dia sendiri yang pilih kimono dan tuxedo (baju pesta)nya. Waktu aku lihat kok hitam semua. Oi oi kamu masih anak-anak jangan pilih warna dewasa gini dong. Baju pestanya terbuat dari kulit, sehingga memang kita kasih nama baju Rockstar. Aku bilang tukar salah satu dengan yang warna cerah. Jadi dia tukar kimononya dengan yang berwarna biru dengan lukisan tradisional Jepang.

Hasilnya? Bagusan dengan Baju Rockstarnya itu daripada kimono. Mariko san yang menemani kita berkata, “Abis Riku bukan orang Jepang kan…lebih cocok yang Rockstar!” hehehe. Tapi emang benar aku lebih senang gayanya dia dengan baju Rockstar. Tidak sabar untuk menunggu hasil cetakan fotonya. Kemarin sebetulnya sudah pilih 30 lembar foto dari 148 lembar yang ada untuk dicetak. Tapi masih mikir karena mahal bo. Masak ukuran yang terkecil (L) biayanya 2100 yen ( Rp168.000) Kalau aku jadi cetak semua yang dipilih berarti 63.000 yen… wah bisa nangis deh. Memang sih biaya pemotretan, sewa baju semua gratis. Dan kalau dipikir-pikir 30.000 satu anak itu termasuk murah untuk Photo Studio di Jepang. Huhhhh, jadi bisa mengerti ya kenapa orang Jepang jarang berpotret sekeluarga hehehe. Kita akan lihat lagi foto-foto itu hari minggu bersama papanya Riku, dan biar dia tentukan berapa lembar yang akan kita pesan. Nanti kalau sudah jadi saya scan dan kasih liat deh…. ditanggung yang cewe-cewe berebut minta fotonya …hahaha (oyabaka.… arti harafiahnya orang tua bodoh, tapi ungkapan ini diucapkan jika orang tua memuji-muji anaknya sendiri. memuji keluarga sendiri seakan tabu dalam masyarakat Jepang. berlainan dengan masyarakat Indonesia ya…)