Kapan saja dimana saja KOPDAR

16 Feb

Kopdar pertama yang aku ikutin ini hanya 14 jam lewat setelah aku sampai di Jakarta. Memang aku mendengar dan baca di posting Mbak Tuti Nonka bahwa beliau ada di Bogor/Jakarta. Jadi minggu pagi (15 Februari), sambil sarapan saya kirim sms kepada Bu Enny, menanyakan rencana bertemu mbak Tuti yang saya dengar sayup-sayup beritanya akan diadakan tanggal 15 Februari. Dan langsung deh si penyusup datang bersama dua unyil ke acara kopdarnya Mbak Tuti, Bu Enny dan dik Yoga.

Pertama kali naik taxi, Kai langsung antusias dan ngoceh terus. Tiba-tiba masuk jalan Sudirman hujan deras turun, dan saya sempat worried bagaimana turun di resto tempat kita ngumpul ya? Untung saja di Indonesia biasa untuk menurunkan penumpang sampai depan gerbang masuk (Kalau di Tokyo, boro-boro di depan pintu masuk sebuah Mall. Kadang-kadang malah ngga ada pintu gerbangnya hehehe. Karena 80 persen pengunjung datang dengan kereta api, yang biasanya dihubungkan dengan jalan bawah tanah)

Begitu sampai, saya langsung disambut bu Enny, Yoga dan mbak Tuti. Maaf saya terlambat 15 menit…. Untung saja tempat pertemuan diadakan di restoran American Grill (Sizzler) Dukuh Atas. Space yang tersedia cukup luas, sehingga anak-anak bisa bermain di sudut yang cukup luas. Apalagi Riku senang mendapatkan balon-balon hiasan Valentine Day.

Belum pesan makan, seperti biasa kita langsung jeprat-jepret berfoto sebagai bukti kopdar hari ini… Saya yang baru pertama kali ketemu mbak Tuti, rasanya sudah kenal lamaaa sekali. Postingan Blog juga yang memperpendek waktu perkenalan antara bloggers. Tema pembicaraan ngga jauh-jauh berkisar blog, gossip terkini dan rencana kopdar di Yogya. Tapi kopdar kali ini termasuk cepat karena hanya 2 jam dari jam 11 sampai jam 1 siang. Karena mbak Tuti juga ada acara lain di restoran yang sama, dan saya harus pulang karena ingin melepas kepergian adik tersayang ke Belanda yang akan berangkat dari rumah pukul 3 siang.

Sepulang dari kopdar, di taxi turun hujan lagi… tapi begitu sampai dekat rumah tidak hujan, malah terang benderang. Rupanya hanya hujan setempat saja. Dan setelah itu tidak turun hujan lagi, sehingga Kai dan Riku bisa bermain-main di rumah. Duh enak deh kalau punya halaman luas, ngga seperti di Tokyo…

(click to enlarge)

Baca juga laporan dari peserta KOpdar ini :

Mbak Tuti Nonka : Kopdar Jakarta … Wow!

Ibu Enny   : Ngerumpi bareng di American Grill, Dukuh Atas

Dik Yoga : Ramuan Yang Disebut Kesenangan

Perjalanan yang melelahkan

15 Feb

Tanggal 14 Februari 2009, Kami berangkat dari rumah pukul 6 pagi, dan jam 8 lewat sudah sampai di Narita. Perjalanan lancar meskipun angin memang kencang bertiup. Berhenti di Parking Area Makuhari untuk istirahat dan ke WC. Selama perjalanan aku tidur karena otomatis aku cuma tidur 1 jam (rencananya tidur dari jam 2 sampai jam 4, eee si Kai nangis minta susu, ya terpaksa deh bangun dan bikin susu).

Begitu sampai, parkir mobil, langsung cek in. Petugas ground SQ yang ramah melayani kita, dan tak lupa saya minta assistance MAAS waktu tukar pesawat di Singapore. Setelah selesai, kita masih punya waktu cukup banyak untuk makan pagi. Riku maunya makan Mc Donald (sebetulnya tujuan dia bukan Mc D nya tapi mainannya) jadi terpaksa kota cari Mac Donald deh. Duh padahal aku benci menu sarapan Mac D ini. Bayangin rotinya diganti dengan muffin, udah gitu biarpun isinya daging/ telur, muffinnya pakai madu (honey) huh, masak makan daging dengan “kue” sih. Tapi karena aku tahu aku bakal ngga bisa santai makan di pesawat, terpaksa telan deh.

Tiba waktu boarding, karena waktunya cukup banyak aku santai aja masuk ke pemeriksaan luggage. Yah, kena deh lama di sini. Kan sekarang harus lapor kalau bawa cairan di tas kabin. Ya aku cuma lapor susunya Kai aja. Ternyata semua CREAM juga musti dilaporkan. Jadi itu lipstick, minyak wangi, hand cream, obat salepnya Kai, BALSAM, pokoknya semua yang dari cream harus dilaporkan juga. Beuh makan waktu lama tuh diperiksa satu-satu. Akibatnya tidak bisa kasih dadah sama papa gen sebelum kita menghilang ke imigrasi check. Karena waktunya juga tidak banyak, kita langsung jalan ke boarding gate. Dan jauuuh banget menuju gate nomor 65. Untung Riku ngga ngomel-ngomel disuruh jalan jauh gitu. Tapi begitu sampai dia minta minum. Yang aku rasa menyebalkan juga, adalah menemukan kenyataan bahwa di tempat duduk yang disediakan khusus untuk PRIORITY PASSENGER, yaitu orang tua, hamil dan membawa bayi, sudah diduduki oleh BAPAK-BAPAK muda yang TIDAK mengerti bahasa Inggris dan tidak bisa baca LAMBANG priority seat. Dengan santainya bapak-bapak itu duduk di tempat khusus dan cerita-cerita dengan suara keras pakai bahasa Indonesia. DUH MALU-MALUIN deh. Please dong deh kalau bepergian jaga etiket seperti ini, dan jangan memalukan negara.


Tak lama sebelum waktu boarding untuk umum tiba, ground staff yang tadi melayani kami waktu  cek in, menghampiri kami dan membantu kami masuk sampai pesawat. Baby car dilipat dan dititipkan di depan pintu pesawat (dan ini nantinya membuat kita menunggu lama). aku dan riku mendapat tempat duduk di bagian aisle, dan seorang bapak Filipina duduk di window (akhirnya Mr Lim memnta dia untuk pindah kursi supaya space yang kita pakai bisa lebih luas). Purser Mr Lim, menghampiri kami dan memperlihatkan magic dengan uang logam di depan Riku. Riku kesenangan deh. Mr Lim ini kelihatannya suka anak-anak, sehingga dia sering menyuruh pramugari atau datang sendiri, memberikan kue appel pie, atau coklat, atau mainan lain. Memang 7 jam perjalanan amat melelahkan bagi anak-anak (Dan bagi seorang Ibu yang membawa bayi/anak-anak hehehe). Untung saja Kai sempat tertidur 1,5 jam di dalam baby bed yang sudah disediakan. Jadi aku juga sempat tidur selama dia tidur. Menjelang tiba di Singapore, rasanya kepala aku sudah mau pecah, dan stress ngurusin dua anak yang pecicilan. Belum lagi kalau mereka berantem. Kai mau main mainan yang dipegang Riku, kalau tidak dikasih nangis dan teriak-teriak. Aku suruh kasih, Rikunya bilang mama cuma sayang Kai…. susah deh….. Belum lagi pengumuman mendarat pukul 17:45, padahal aku baca di boarding pass untuk pesawat dari Singapore- Jakarta itu boarding timenya 17:45. NAH LOH… gimana nih. (Mr Lim bilang Dont worry, ngga usah pikir biar si MAAS aja yang pikir hihihi, thank you very much Mr Lim… you re such a kind person)

Kenyataannya kita turun dari pesawat sudah jam 18:00. Dijemput dengan uncle dari SQ (wah aku ingat dulu dia juga nih yang jemput…) tapi kali ini si uncle cuman jemput aku saja. Dan aku membuat kesalahan yang sama, yaitu tidak minta pemakaian mobil golf di Narita. (Ternyata untuk pakai mobil ini perlu special request, karena banyak yang mau pakai, jadi harus diatur waktunya). Ya sudah aku udah menenangkan diri aja, kalau tidak bisa naik pesawat yang ini, ya minta pesawat berikutnya aja. Tenang aja deh. Then aku tanya si uncle, apa aku harus give up untuk pesawat ini. Dia bilang ngga perlu, masih bisa kok. Ternya pesawat itu take off jam 18:45, pintu akan ditutup 10 menit sebelumnya, jadi jam 18:35 harus di situ, masih ada waktu 30 menit… Dont worry…. dari terminal 3 ke terminal 2 cukup 20 menit saja kok. Wah… OK kalau aku harus lari, ya lari deh hehehhe. Yang jadi masalah Riku, pasti dia ngga kuat jalan 20 menit. Untung saja, si uncle mengijinkan Riku duduk di troley dan dia dorong troley dengan bawaan yang lain, sedangkan aku dorong Kai dalam baby carnya. Dasar aku sudah orang Jepang, jadi wkatu 20 menit jalannya orang Melayu, bisa aku tempuh hanya 10 menit hahaha. Tenang deh si uncle juga, meskipun dia ngos-ngosan ikutin aku.

Perjalanan dari Singapore ke Jakarta ditempuh dalam 1 jam 10 menit, jadi aku juga menolak meal yang disediakan, dan memberi makan Kai dan Riku saja. Untung si Kai lumayan makan banyak dan juga tidak begitu rewel selama di perjalanan. Waktu persiapan mendarat dan dari atas sudah bisa terlihat pemandangan malam kota Jakarta dengan lampu-lampunya, Riku sempat berkata,” KIREI…. bagusss”. Yang sangat melegakan aku, waktu aku diberitahu stewardessnya bahwa ada assisten dari MAAS lagi yang akan menjemput kita waktu mendarat di Jakarta. Padahal aku ngga minta di Narita. Enaknya kalau ada MAAS ini, semua urusan pasport mereka juga bantu (cari tempat khusus yang langsung dilayani dsb). Apalagi waktu urus visa on arrival juga KOSONG, ngga ada orang asing lain yang antri. smooth deh semuanya. Waktu keluar gate, langsung bertemu opa, oma dan om Chris yang sudah menunggu. Senang melihat Oma sudah berjalan tanpa penyangga, bahkan cukup cepat (meskipun kadang jalan dengan menyeret kaki kanannya). Yang kasihan opa dan oma sedih karena Kai langsung menangis waktu mau dicium heheheh. Kai sudah mengantuk soalnya, karena di Tokyo sudah jam 9 malam Opa, Oma…..

Sampai di rumah ngga tau lagi jam berapa, karena aku juga ketiduran di mobil saking capeknya. Yang pasti kita disambut dengan GELAP, rupanya dapat giliran pemadaman listrik oleh PLN. Pengalaman pertama lagi bagi riku masuk ke rumah yang diterangi oleh lilin saja. Untung dia ngga ketakutan hihihi. Dan untung tidak lama lagi, listriknya menyala. Well, vacation, liburan selama sebulan dimulai malam ini. Home sweet home.

Vacation

14 Feb

So youre leaving
In the morning
On the early train
But I could say everythings alright
And I could pretend and say goodbye

Got your ticket
Got your suitcase
Got your leaving smile
Oh, I could say thats the way it goes
And I could pretend and you wont know
That I was lying

Because I cant stop loving you
No, I cant stop loving you
No, I wont stop loving you
Why should i

We took a taxi
To the station
Not a word was said
And I saw you walk across the road
For maybe the last time, I dont know

Feeling humble
Heard a rumble
On the railway track
And when I hear the whistle blow
I walk away and you wont know
That ill be crying

Because I cant stop loving you
No, I cant stop loving you
No, I wont stop loving you
Why should i

(a song by Phil Collins)

Yes, I am leaving in the morning, on an early flight…. but do’nt worry I will come home again. Just for 29 days, and I promise I will have a good vacation with the children. Cause I wont stop loving you. Happy Valentine dear.

Suara angin ribut di luar. Memang diperkirakan hari ini akan kacau cuacanya. Tapi suhu mencapai 19 derajat. Wah apakah ini pertanda akan mulai musim semi? Karena memang aku bersin-bersin terus sepanjang hari.

Selesai packing, sudah mandi, sudah harum, tinggal membangunkan pak supir yang akan mengantar ke bandara Narita. Dan liburanku dimulai. See you all… and have a nice Valentine day. (Di Jepang biasanya bagi-bagi coklat, dari yang cewe ke yang cowo. Tapi tahun ini dibuat terbalik, dari yang cowo ke yang cewe. Asyiiik jadi aku tidak usah beli coklat deh… Tapi kalo mau kasih coklat aku, minta yang Godiva dong hihihi… satu biji juga ngga papa kok!)

Ciao

Hari penting untuk wanita

12 Feb

Warning: tulisan ini memang tentang wanita dan untuk wanita, meskipun yang bukan wanita tidak dilarang untuk membacanya, bahkan penting jika Anda sayang wanita…..

Hari ini penting untuk Lala, adikku, karena dia ulang tahun yang ke 29. Kenapa kok penting? Ya, karena tinggal satu tahun saja dia akan berada di kelompok 20-an. Tahun depan masuk deh ke kelompok 30-an. So what gitu loh? Ya ngga what-what…. tapi memang bagi wanita umur adalah suatu topik yang sensitif. (meskipun saya tidak begitu peduli dengan umur, kerasa loh kalo masih ada balita umur 40-an… kerasa tuwek hihihi)

Nah, yang akan saya bahas hari ini juga penting bagi wanita. Tadinya sih, saya mau kasih ini kepada adik saya…. tapi ngga tau ukurannya sih hehehe. Kalau salah beli kan gawat! Karena untuk membeli barang ini Anda harus tahu benar-benar ukuran badan Anda.

Hari ini tanggal 12 Februari adalah hari BH, atau brassiere. Bahasa Indonesianya? Kutang (ngga ada hubungannya sama hutang ya). BH itu ada yang bilang merupakan singkatan dari bustehouder (bahasa belanda) atau Breast atau Bosom Holder (bahasa Inggris). Ya pokoknya artinya penyangga payudara deh. Kenapa kok tanggal ini? Karena pada tanggal ini tahun 1913 BH dengan bentuk seperti sekarang ini dikembangkan dan di pegang lisensinya oleh Mary Phelps Jacob.

Saya tidak akan menerangkan tentang BH ini secara mendetil, dengan harapan Anda dapat membaca sendiri penjelasan mengenai BH di internet. Baru saya mau link ke wikipedia Indonesia dengan tajuk beha, tapiiiii duh tidak menjadi sarana informasi sama sekali. Ternyata masih sedikit orang yang mau menjelaskan tentang BH ya…. atau dianggap BH itu porno mungkin? Padahal coba kalau tidak ada BH… lebih porno lagi bukan? hihihi

Share produsen BH di Jepang adalah : Wacoal (23,1%), Triumph (10,6%), Charle (5,9%), Cecile (5,1%), dan Gunze (2,4%) —Data tahun 2002. Saya ingat pernah menjadi penerjemah untuk kursus SPG Wacoal Indonesia (cantik-cantik loh) sebelum saya ke Jepang. Dan bertemu dengan salah satu pejabat yang ditugaskan di Indonesia, Mr Okada (dan setelah kerja itu selesai, dia belajar bahasa Indonesia pada saya). Wahhh saya sempat tanya juga bagaimana rasanya bekerja untuk pakaian dalam wanita. Biasa aja tuh katanya. Dan saya kagum juga sama dia, karena dia tidak pernah “main-main” ke karaoke, dan selalu menelepon istrinya kalau terlambat pulang. (ssstt padahal dia cakep banget loh!)

Untuk adikku

12 Feb

Hari ini kamu berulang tahun ke 29

Sudah banyak kata-kata yang kurangkai untukmu untuk hari ini

Tapi tahukah, ternyata kata-kata itu pun masih kurasa kurang

untuk menyatakan persahabatan kita

persahabatan yang dimulai dari dunia maya

Akhirnya aku putuskan untuk mengirim ucapan sederhana saja

yang keluar dari lubuk hatiku

Selamat ulang tahun “Lala Purwono” a.k.a jeung Lala 12-02-2009

semoga sukses mencapai impian kamu, to be a famous writer

dan impian-impian lain tentunya

Kadonya akan disampaikan langsung nanti kalau ketemu di Jakarta ya… soon

me and the birthday girl, Lala

(Ternyata foto kita berdua sedikit banget ya … pokoknya nanti di Jakarta dan Jogja harus foto berdua banyak-banyak, untuk bisa menuhin HD aku yang baru ini 640 GB hehehe)

Rambut

11 Feb

Sebetulnya saya cuma mau menulis sebuah percakapan lucu yang terjadi tadi pagi. Riku sedang ganti baju, dan papanya bilang…

Papa : “Aduh Riku kamu gendut amat! Ayo kurusin… Malu ah papa”
Riku : “Mama juga gendut…. ”
Mama: “Ya sudah nanti di Jakarta kita program ngurusin badan ya” (ngga janji yahhhh hihihi)
Papa : “Pokoknya sebelum masuk SD harus kurusan…. Itu rambut juga musti dipotong!”
Riku : “Nggak mau”
Papa: “Jangan malu-maluin papa dong. Nanti di Jakarta juga ketemu tante-tante yang baca blognya mama… kan jelek rambutnya gitu”
Mama : ” Iya tuh Riku kamu sudah dibilang GONDRONG loh”
Papa : “Apa tuh gondrong?”
Mama : “Bosa-bosa…”
Papa : “Ayo kita potong rambut deh hari ini…. Kenapa sih Riku ngga mau potong rambut?”
Riku : “Di TK temen-temen bilang rambut Riku keren.”
Papa : “Siapa sih yang bilang? hmmmm cewe ya?”
naaaaah Riku mulai salting
Riku: “Iya perempuan yang bilang”
Papa : “Perempuan itu yang kamu suka?”
Mama: Sora chan ya?
Riku : “Iyaa”

hahahahaha….. jadi sodara-sodara, anakku yang baru akan umur 6 tahun ini, sudah tidak mau potong rambut gara-gara dibilang cakep oleh cewe yang dia taksir. Wajar sih…. Lalu aku jadi berpikir, pernah ngga sih cewe berubah atau mengikuti permintaan orang yang kita suka? Mustinya iya ya… tapi biasanya itu ngga lama ya. Misalnya:
Rambut kamu dipanjangi dong…kerenan kalo panjang…. (dan terpaksa manjangin padahal sebetulnya ngga suka dan belum tentu cocok dengan wajahnya)
Pake rok dong supaya feminim (padahal paling enak pake jeans kalau naik bis)

Aku rasa lucu aja tentang Riku. Tapi setelah bicara begitu dia bilang, boleh dipotong tapi oleh mama. haiyah…

(Akhirnya sih hari ini tidak jadi potong rambut juga. Apa aku potong waktu dia tidur aja ya? hihihi)

Percakapan antara Riku dan papanya ini bisa terjadi karena hari ini adalah hari libur di Jepang. Tanggal Merah!!! Untuk memperingati Hari Pembentukan negara Jepang (Kenkoku Kinnenbi 建国記念日). Katanya kalau menurut penghitungan kalender sekarang, pada tanggal 11 Februari tahun 660 SM, Kaisar pertama Jepang Kaisar Jinmu (神武天皇)naik Tahta. Ini tercatat dalam Nihonshoki (日本書紀 buku sejarah Jepang resmi yang berasal dari zaman Nara (710-794) yang merupakan buku sejarah Jepang yang tertua) dan Kojiki( 古事記 tahun 712).

Kemajuan teknologi

11 Feb

Saya tertawa getir waktu menerima sebuah email dari milis, yang berjudul “Too much depending on technologies”. Saya pikir akan menemukan foto tentang orang yang tidur di depan atau di atas komputer, well, semacam itu lah. Tapi tersentak juga dengan kenyataan ini.

Tentu saja tidak bisa kita berikan sedekah kepada pengemis dengan memakai kartu kredit. Tapi kita masih bisa memberikan tip atas suatu service dengan memakai credit card. Agak kaget juga waktu tahun 2002 saya ke Jerman, dan waktu membayar mobil sewaan berikut supir waktu pulang, tertera di kertas gesekan itu Jumlah harga yang harus saya bayar dan di bagian bawahnya ada tulisan  TIP + ………… (isi sendiri mau kasih berapa) lalu tinggal menambahkan jumlahnya. Wah bagus juga cara ini jadi tidak perlu cari uang kecil lagi untuk memberikan tip. Saya tidak tahu apa di negara lain ada cara seperti ini.

Dua hari yang lalu dalam berita di TV, saya menonton tentang sebuah pabrik kertas asli Jepang yang hampir bangkrut. Kertas jepang ini biasanya dipakai untuk pembuatan kertas saham. Omzetnya besar sekali… dulu. Tapi semenjak saham tidak memakai kertas lagi, tapi dengan saham elektroniksaja, maka pabrik pembuatan kertas itu terhenti. Dan mengancam PHK bagi karyawan-karyawannya. Pfffff … dengan alasan environment juga bisa (tentunya) menimbulkan masalah kehilangan pekerjaan. Meskipun akhirnya pabrik itu bisa pulih sedikit dengan menawarkan pemerintah daerah dalam pembuatan “gift card” bantuan pemda kepada warganya dalam usaha pemulihan ekonomi.

Masalah-masalah yang timbul akibat e-commerce ini pasti masih akan bertambah. Seperti yang saya tulis di posting yang mengundang komentar “Pak Pos itu bagaimana kerjanya ya menghadapi jaman IT begini”. e-mails, e-banks, e-goverment, e-learning, e-books…. semua e-e-e-… perubahan ini pasti mengundang permasalahan yang tidak mudah untuk diselesaikan. Dan menjadi PR bagi para innovator.

weks sudah jam segini, saya harus mencetak e-ticket saya, dan mengirim e-mails kepada bapak saya untuk memberitahukan itienary pesawat saya. Kemudian membeli SD card melalui e-shopping, dan mencetak foto-foto dari digital camera saya tanpa harus ke DPE. Dan menyetel alarm untuk online check in….*************

Sabtu yang ajaib

10 Feb

Kalau mau dibilang kebetulan, ya memang kebetulan. Tapi oleh beberapa teman blogger selalu dikatakan bahwa tidak ada kebetulan di dunia ini. Ya terpaksa saya mengakuinya. Tapi kalau saya bilang ajaib boleh dong ya?

Pernah tidak di antara teman-teman yang bertemu seseorang di suatu tempat lalu orang itu berkata: Ohh Mbak/Mas  XxXx yang punya blog YyYy ya? Saya selalu baca blog kamu loh. Dan waktu dia mengatakan namanya, memang kamu ingat dia pernah menuliskan komentar di blog kamu.

Well, saya pernah dan sudah 3 kali. Dua kali terjadi pada kesempatan yang sama, yaitu dalam acara kebaktian KMKI di Tachikawa. Ada dua gadis dalam kesempatan berbeda (dan tidak saling mengenal) mendatangi saya, dan mengatakan “Saya pernah baca blog Ibu!”. Nah loh.

Dan hari Sabtu kemarin, waktu saya menunggu waktu untuk makan malam bersama mahasiswa Univ Senshu dan Ibu Sasaki di lobby Sekolah RI Tokyo, tiba-tiba masuk serombongan mahasiswa. Lalu seorang mahasiswi, melihat saya dan mengatakan, “Ibu Imelda? Saya selalu membaca blog Ibu”. Wahhhh. Dan waktu saya menanyakan namanya, dia menyebut Wheni. Saya ingat memang Wheni pernah satu kali menulis tentang Jogja (di posting Aku ingin pergi jauuuhhh), begini:

“salam kenal..saya suka baca blognya ibu heheh…kebetulan saya dr jogja jdi mo ngucapin selamat nikmatin jogja..jangan lupa gudegnya dicoba ya bu..”

Kok bisa ketemu di Sekolah Indonesia di Meguro? Saya yang tidak setiap bulan ke sana, dan Wheni juga waktu itu datang pertama kali untuk latihan angklung ke situ. Kok bisa waktunya pas ya? Wheni mengenali saya terutama karena melihat KAI. Dia tanya itu Kai atau Riku? (jadi yang celeb itu Kai dan Riku bukan Mamanya hihihi… yah kecipratan dikiiiit deh). Memang seperti ada yang mengatur…. dan ini kejadian yang ke tiga kalinya saya bertemu pembaca blog saya di Tokyo.

Dan ajaibnya hari Sabtu itu bertambah karena saya juga bertemu dengan seorang Jepang yang sudah 5 tahun tidak bertemu, dan berada dalam rombongan Wheni itu. Dia adalah aranger musik bernama Yoichi, yang membantu Katon dalam pembuatan CD Loveholic. Terakhir kami bertemu di Jakarta, di rumah makan Penang Bistro.

Saya harus melewatkan waktu 2,5 jam sebelum acara berikutnya di Restoran cabe setelah meeting KMKI. Pertamanya saya pikir pasti bete menghabiskan waktu selama itu. Eeee tahu-tahunya bertemu dua orang yang tidak disangka, sehingga kami bisa bercakap-cakap, dan waktu 2,5 jam berlalu begitu saja.

Pukul 5 saya berjalan ke arah restoran bersama Kai untuk memenuhi janji makan malam pukul 5:30. Acara kali ini adalah untuk selamatan kelulusan mahasiswa yang pernah mengambil mata kuliah bahasa Indonesia 3-4 tahun yang lalu. Bulan Maret ini mereka lulus dan wisuda. Ada yang melanjutkan belajar, ada yang bekerja, seperti Ayu-san yang diterima bekerja di ANA (Baca Perbedaan Usia). Dan Tozu Arisa san, mahasiswa penyandang cacat tubuh yang giat mengumpulkan kursi roda bekas untuk dikirim ke Jogjakarta, seperti sudah pernah saya posting di “Kursi Roda dari Jepang“.

http://i15.photobucket.com/albums/a371/emi_myst/blog4/IMG_6197.jpg

(kiri : Ayu san- Kai-Saya-Takeda san – Sasaki Sensei) (kanan: Tozu san -Sasaki sensei-Kai-saya)

Kelompok ini boleh dibilang aneh, karena terdiri dari bermacam jurusan yang berbeda, dan hanya bertemu 2 kali seminggu dalam pelajaran bahasa Indonesia (waktu itu dipegang Ibu Sasaki berdua dengan saya). Dan kelompok ini juga pernah mengadakan gashuku (seminar di luar kota), kami bersama-sama pergi ke hot spring di Hakone. Di situ Riku pertama kali  masuk hot spring (usia 2 tahun)

(kiri : Arbi sensei (kebetulan juga bertemu di restoran ini)-Saya dan Kai- Sasaki sensei)

Tidak tahu kapan lagi bisa bertemu bersama-sama, karena pasti mereka sibuk sebagai pegawai baru. Tapi saya yakin mereka suatu waktu akan mengadakan reuni kembali. Semoga saja.

Sabtu ini memang ajaib…..

15000

9 Feb

Ternyata 3 hari yang lalu, saya telah hidup di dunia ini selama 15.000 hari. Duuuh siapa sih yang mau hitung umur dengan hari? Biasanya memang satuan hari dipakai untuk menghitung usia bayi yang baru lahir. Mungkin kalau di Jepang berhenti sampai umur 100 hari, karena pada saat itu diadakan upacara makan pertama bagi bayi yang disebut Okuizome. Meskipun bapak mertua saya sempat menghitung sampai 365 hari waktu Riku lahir. Maklumlah cucu pertama. Tapi biasanya sesudah 100 hari, akan dipakai satuan bulan, ya paling tidak sampai umur 5 tahun. Di atas 5-6 tahun maka satuan waktu yang diperhatikan hanya tahun saja.

Saya menemukan satuan hari untuk usia kita hidup di dunia ini, dari gadget atau plugin yang disediakan platform Blogspot. Wah, Imelda selingkuh dari WordPress? Hmmm, tidak juga. Karena dari blog pertama saya yang dimulai April 2005 itu memakai blogspot. Saya memakai platform WordPress di domain pribadi saya ini belum genap setahun. Dan memang ada beberapa “kekurangan” yang saya rasakan pada WordPress, yang dimiliki oleh Blogspot. Salah satunya adalah Blogroll yang memberitahukan posting up-to-date dari blogroll kita. Memang di WordPress juga ada pluginnya, seperti yang saya pakai di sidebar sebelah kiri, namun tampilannya menurut saya tidak memuaskan dan kecepatan akses juga menjadi agak lambat. Karena itu saya memakai blogspot untuk live-blogroll saya (terus terang ikut-ikut pak Mars)

Kembali soal waktu penghitungan hari usia. Waktu hari ini saya mengisi tanggal lahir saya, dan kemudian pada tampilan tertera Anda sudah hidup selama 15.003 hari, membuat saya berpikir soal dimensi waktu ini. Betapa umur yang 41 tahun jika diganti menjadi satuan hari menjadi sedemikian banyak. Tapi kemudian saya berpikir, jika saya mati pada usia 80 tahun, berarti saat itu umur saya menjadi 30.000 hari saja. SAJA? ya saya pikir 30.000 hari itu sebetulnya tidaklah lama. Wong satu minggu yang 7 hari itu rasanya bisa cepat sekali kan?

Waktu saya bekerja sebagai announcer di Radio, satuan yang populer dipakai adalah detik. Misalnya saya tidak boleh tidak bicara atau tidak memasang musik atau BGM lebih dari 10 detik, karena akan dianggap sebagai kecelakaan kerja. Atau saya sering harus berbicara untuk iklan dalam hitungan 20-30 detik. Dalam waktu 20 detik itu Saya harus bisa menyampaikan pesan sponsor, dan biasanya terdiri dari 4-5 kalimat. Atau satu lembar A4, berisi 23 baris biasanya bisa dibaca dalam 2 setengah menit. Di Radio (dan televisi) satuan detik amat sangat berharga. (Kalau arbaito atau kerja part time di Jepang biasanya dihitung dalam satuan jam, kami yang di Radio dihitung dalam satuan detik!)

Dimensi waktu ini sangat terasa jika hidup di Jepang. Sudah ada 2 postingan saya mengenai ucapan minta maaf terlambat 2 menit dan 10 menit. Mungkin kalau di Indonesia yaaaahh segitu sih ngga usah minta maaf. (Mungkin malah diketawain — sama seperti waktu saya minta maaf kepada teman-teman sastra Jepang saya, dan mereka katakan “Duuuh melda, kamu tuh udah nipponjin (orang jepang) banget sih!”. Padahal kalau di Jepang, terlambat minta maaf saja menjadi masalah.

Jika terjadi gempa, saya akan langsung memasang televisi NHK, untuk mengetahui pusat gempa dan apakah ada tsunami. Biasanya dalam jangka waktu kurang dari 5 menit, sudah akan ada pengumuman, pukul sekian:sekian telah terjadi gempa berskala getar sekian dengan pusat gempa di bla-bla-bla. Jika gempa itu besar, di atas 6 Richter (7 skala Jepang) maka acara lain akan dihentikan dan khusus memberitakan gempa dan segala kerugiannya.

Tidak usah jauh-jauh, dimensi waktu itu juga dapat ditemukan dalam cerita Urashimatarou. Seorang pemuda yang menolong kura-kura, yang ternyata kura-kura itu adalah putri Raja Laut. Sebagai tanda terima kasih, Urashimataro ini diundang ke dasar lautan , dijamu dan “berlibur” di sana. Pada saat dia pulang, ternyata dia sudah hidup di laut selama ratusan tahun, ibunya dan orang yang dikenalnya sudah meninggal. Dan seketika dia yang tadinya muda menjadi tua.

Saya rasa cerita yang menekankan dimensi waktu ini tidak ada dalam cerita dongeng Indonesia. Kalau ada, tolong saya diberitahu. Apakah ini juga menunjukkan bahwa orang Indonesia memang tidak mempunyai kepekaan terhadap waktu? Dan akhirnya jadi tidak menghargai waktu yang ada? Memang kalau menelaah dari musim, seperti yang dikatakan Watsuji Tetsuro dalam pemikiran Fuudo (iklim), sifat manusia ditentukan oleh iklim tempat tinggalnya. Jadi mereka yang tinggal di daerah tropis, memang ya begitu itu, rileks, tidak gigih dalam berjuang, karena memang iklimnya bersahabat.Kalau sudah begitu, memang saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Sudah dari sononya hehhehe.

Satu lagi yang sering saya baca dalam cerita-cerita dongeng di Jepang, yaitu tokoh yang sering muncul pasti seorang kakek dan nenek dan bayi. “Mukashi mukashi aru tokoro ni Ojiisan to obaasan ga sundeimashita” “Dahulu kala tinggallah seorang kakek dan nenek…….”. Kemana sih orang yang selevel umurnya dengan orang-tua umumnya? Apakah ini suatu perlambang? tua dan muda. Saya jadi tergelitik untuk membaca kembali dongeng-dongeng Indonesia, apakah ada unsur usia, unsur waktu yang tersirat.

Huh, Maafkan saya jadi menulis melantur begini. Gara-gara angka 15.000 itu, pikiran saya melayang kemana-mana. Tapi yang pasti saya diingatkan lagi untuk menggunakan waktu sebaik mungkin, meskipun saya juga tidak mau terikat mati dengan waktu yang akan membuat saya menjadi parno. Hodo-hodoni (yang pas-pas saja).