Sabtu yang ajaib

10 Feb

Kalau mau dibilang kebetulan, ya memang kebetulan. Tapi oleh beberapa teman blogger selalu dikatakan bahwa tidak ada kebetulan di dunia ini. Ya terpaksa saya mengakuinya. Tapi kalau saya bilang ajaib boleh dong ya?

Pernah tidak di antara teman-teman yang bertemu seseorang di suatu tempat lalu orang itu berkata: Ohh Mbak/Mas  XxXx yang punya blog YyYy ya? Saya selalu baca blog kamu loh. Dan waktu dia mengatakan namanya, memang kamu ingat dia pernah menuliskan komentar di blog kamu.

Well, saya pernah dan sudah 3 kali. Dua kali terjadi pada kesempatan yang sama, yaitu dalam acara kebaktian KMKI di Tachikawa. Ada dua gadis dalam kesempatan berbeda (dan tidak saling mengenal) mendatangi saya, dan mengatakan “Saya pernah baca blog Ibu!”. Nah loh.

Dan hari Sabtu kemarin, waktu saya menunggu waktu untuk makan malam bersama mahasiswa Univ Senshu dan Ibu Sasaki di lobby Sekolah RI Tokyo, tiba-tiba masuk serombongan mahasiswa. Lalu seorang mahasiswi, melihat saya dan mengatakan, “Ibu Imelda? Saya selalu membaca blog Ibu”. Wahhhh. Dan waktu saya menanyakan namanya, dia menyebut Wheni. Saya ingat memang Wheni pernah satu kali menulis tentang Jogja (di posting Aku ingin pergi jauuuhhh), begini:

“salam kenal..saya suka baca blognya ibu heheh…kebetulan saya dr jogja jdi mo ngucapin selamat nikmatin jogja..jangan lupa gudegnya dicoba ya bu..”

Kok bisa ketemu di Sekolah Indonesia di Meguro? Saya yang tidak setiap bulan ke sana, dan Wheni juga waktu itu datang pertama kali untuk latihan angklung ke situ. Kok bisa waktunya pas ya? Wheni mengenali saya terutama karena melihat KAI. Dia tanya itu Kai atau Riku? (jadi yang celeb itu Kai dan Riku bukan Mamanya hihihi… yah kecipratan dikiiiit deh). Memang seperti ada yang mengatur…. dan ini kejadian yang ke tiga kalinya saya bertemu pembaca blog saya di Tokyo.

Dan ajaibnya hari Sabtu itu bertambah karena saya juga bertemu dengan seorang Jepang yang sudah 5 tahun tidak bertemu, dan berada dalam rombongan Wheni itu. Dia adalah aranger musik bernama Yoichi, yang membantu Katon dalam pembuatan CD Loveholic. Terakhir kami bertemu di Jakarta, di rumah makan Penang Bistro.

Saya harus melewatkan waktu 2,5 jam sebelum acara berikutnya di Restoran cabe setelah meeting KMKI. Pertamanya saya pikir pasti bete menghabiskan waktu selama itu. Eeee tahu-tahunya bertemu dua orang yang tidak disangka, sehingga kami bisa bercakap-cakap, dan waktu 2,5 jam berlalu begitu saja.

Pukul 5 saya berjalan ke arah restoran bersama Kai untuk memenuhi janji makan malam pukul 5:30. Acara kali ini adalah untuk selamatan kelulusan mahasiswa yang pernah mengambil mata kuliah bahasa Indonesia 3-4 tahun yang lalu. Bulan Maret ini mereka lulus dan wisuda. Ada yang melanjutkan belajar, ada yang bekerja, seperti Ayu-san yang diterima bekerja di ANA (Baca Perbedaan Usia). Dan Tozu Arisa san, mahasiswa penyandang cacat tubuh yang giat mengumpulkan kursi roda bekas untuk dikirim ke Jogjakarta, seperti sudah pernah saya posting di “Kursi Roda dari Jepang“.

http://i15.photobucket.com/albums/a371/emi_myst/blog4/IMG_6197.jpg

(kiri : Ayu san- Kai-Saya-Takeda san – Sasaki Sensei) (kanan: Tozu san -Sasaki sensei-Kai-saya)

Kelompok ini boleh dibilang aneh, karena terdiri dari bermacam jurusan yang berbeda, dan hanya bertemu 2 kali seminggu dalam pelajaran bahasa Indonesia (waktu itu dipegang Ibu Sasaki berdua dengan saya). Dan kelompok ini juga pernah mengadakan gashuku (seminar di luar kota), kami bersama-sama pergi ke hot spring di Hakone. Di situ Riku pertama kali  masuk hot spring (usia 2 tahun)

(kiri : Arbi sensei (kebetulan juga bertemu di restoran ini)-Saya dan Kai- Sasaki sensei)

Tidak tahu kapan lagi bisa bertemu bersama-sama, karena pasti mereka sibuk sebagai pegawai baru. Tapi saya yakin mereka suatu waktu akan mengadakan reuni kembali. Semoga saja.

Sabtu ini memang ajaib…..

Perbedaan Usia

5 Des

Seorang teman Jepang saya, Reiko san pernah berkata pada saya. Kalau mencari teman lebih baik yang JAUUUUH lebih muda dari diri sendiri. Karena, jika hanya bergaul dengan yang seumuran, maka jika lanjut usia, dan kebetulan kita adalah termasuk berusia panjang, kita akan mengalami kesepian yang amat sangat. Satu per satu kita harus mengantar kepergian teman kita ke Rumah Abadi. Jadi dia yang lebih tua 15 tahun dari saya, menganggap saya sebagai temannya. Selain unsur usia, berteman dengan yang lebih muda dari kita sendiri, memang seakan memberikan semangat muda, menjadikan kita lebih enerjik, lebih GAUL istilah sekarangnya (tapi saya bukannya menyarankan mencari selingkuhan loh!).

Dulu waktu saya pertama mengajar baik itu di sekolah bahasa atau di universitas di Jepang, murid-murid selalu memanggil dengan sensei, atau BU GURU. Waktu itu terus terang saya tidak suka dipanggil BU GURU. Jadi pada beberapa kelompok itu, saya berkata, “Panggil nama saja deh….” Dan dengan perkataan saya itu, mereka memanggil saya “Imelda san”. Sedangkan untuk mahasiswa meskipun beda usia hanya 6-7 tahun saja, mereka memakai bahasa Jepang, “Sensei”.

Namun seiring berjalannya waktu, tiba suatu saat, mahasiswa saya lahir di tahun saya menjadi mahasiswa. Hmmm beda usia menjadi signifikan. Dan betapa terkejutnya ketika saya mendengar dari salah seorang mahasiswa yang mengatakan , “Ibu saya pernah menjadi murid sensei (di sekolah bahasa, bukan di univ…. kalau di univ aduuuh bener-bener beda banget deh)”.

Hari ini aku senang juga bisa bertemu dengan mahasiswa-mahasiswi ku yang masih muda dan cantik-cakap. (Posting kali ini bener-bener narsis deh…. sebelum diprotes sama Lala dan Yessy)

(Sang Dosen dan Sang Mahasiswi)

Imelda dan Ayu Sakashita san.

Bedanya berapa tahun ya? upss  hampir 18 tahun!! Aku bisa menjadi ibunya …hiks…(sudah lah mel, masak mau muda terus hihihi)

Ayu san ini memang hebat. Dia dulu bercita-cita menjadi PILOT, dan untuk itu perlu belajar bahasa Inggris. Dia sudah berusaha, dan ternyata Toeflnya masih belum memadai. Tapi saya tahu, suatu waktu dia akan bisa mencapainya. Saya kenal Ayu-san ini waktu dia tingkat satu, berarti 4 tahun yang lalu. Bulan Maret nanti dia lulus, tapi sejak 30 Mei lalu, dia sudah mendapatkan kepastian bisa bekerja sebagai pramugari di  JAL dan pegawai ground staff ANA. Dia memilih bekerja di ANA.

Angkatan Ayu san memang istimewa buatku. Jumlah muridnya tidak begitu banyak, dan mereka mudah akrab. Sehingga angkatan ini adalah angkatan yang paling sering datang ke rumah saya atau pergi bersama-sama untuk makan, bermain dan menginap bersama. (Kami pergi menginap Gashuku 1 malam di pemandian air panas Hakone. Riku yang waktu itu baru 3 tahun sangat enjoy) Mereka pulalah yang juga mengikut sertakan Tozu san yang cacat tubuh dalam setiap kegiatan (Baca Kursi Roda dari Jepang) Dan angkatan ini juga yang sebulan lalu menghubungi saya untuk minta kesediaan berfoto bersama untuk dimasukkan dalam buku album kenangan wisuda mereka. (Akhirnya karena saya tidak bisa, mereka memilih salah satu foto kegiatan kami bersama untuk dicetak…. Can’t wait to see the album).

Hari ini saya hanya sempat bertemu dengan Ayu, Takizawa san dan Nino. Nino adalah seorang mahasiswa Indonesia yang sedang mengikuti program pelajaran bahasa Jepang Autum selama 3 bulan di Universitas Senshu. Sayang sekali kami baru bertemu tadi padahal program Nino selesai minggu depan. Nino adalah lulusan Universitas Darma Persada. (Beda usia kami 14 tahun! uuuuhhhh…..)

(kiri: Saya dan Takizawa san di Kantin sekolah  kanan: bersama Nino)

Mudah-mudahan sebelum angkatan ini lulus bulan Maret nanti, kami bisa bertemu sekali lagi… dan sekaligus memperkenalkan Kai pada kakak-kakaknya (om dan tantenya kali heheheh).