Jika ditanya apa bunga negara (bunga nasional) Indonesia? Banyak yang akan menjawab: Melati. Tapi mungkin ada yang menjawab : Anggrek. Dan ini tidak salah, karena memang ternyata Indonesia mempunyai 3 bunga yang ditetapkan menjadi bunga Nasional yaitu bunga Melati Putih (Jasminum Sambac) sebagai puspa bangsa, bunga Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) sebagai puspa pesona dan bunga padma raksasa (Raflessia Arnoldii) sebagai puspa langka. (sumber : wikipedia)
Nah, kalau di Jepang selain bunga nasional yaitu Sakura dan Seruni, ada pula penetapan Kupu-kupu Nasional yaitu dari jenis Oomurasaki (nama jepangnya) atau nama Latinnya Sasakia Charonda, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “great purple emperor“. Kupu-kupu jenis ini ditetapkan menjadi kupu-kupu nasional tahun 1956 oleh Asosiasi Serangga Jepang (日本昆虫学会).
Bingung juga mungkin orang Indonesia kalau ditanya Kupu-kupu Nasionalnya apa, karena konon dari 17.500 jenis kupu-kupu yang ada di dunia, 1600 jenis ada di Indonesia, yang merupakan negara nomor dua terbanyak jenis kupu-kupunya setelah Brazil. Bagaimana kupu-kupu Jepang? Di Jepang hanya ada 240 jenis dan 28% di antaranya dalam bahaya kepunahan.(Karena sedikit itu maka masih bisa ditentukan yang mana yang kupu-kupu nasional? ntahlah)
Kupu-kupu Oomurasaki ini memang masuk ke dalam kategori NT yaitu sekarang masih belum termasuk dalam tahap kepunahan tetapi sudah menunjukkan tanda-tanda pengurangan. Jadi sebetulnya kupu-kupu ini masih bisa kita lihat beterbangan di bukit-bukit sekitar Tokyo juga. Tapi hari minggu tanggal 29 Agustus yang lalu, kami pergi ke Nagasaka, kota tempat yang mempunyai Center untuk Kupu-kupu Oomurasaki. Kota ini terkenal sebagai habitat terbanyak dari kupu-kupu jenis ini di Jepang, sehingga didirikanlah Center di sini.
Gen yang memang “ahli” serangga (bukan ahli secara akademis, tapi memang suka saja) ingin mengajak Riku untuk melihat center ini yang terletak di prefektur Yamanashi. Diapit oleh pegunungan South Alpen, dan dataran tinggi Yatsugatake daerah ini memang masih sejuk dan asri. Tapi memang cukup jauh dari Tokyo, yaitu sekitar 110 km melewati jalan tol. Kami berangkat pukul 7 pagi dan sekitar pukul 9 kami singgah di Parking Area (PA) Shakado untuk beristirahat. Meskipun pagi hari jalan tol ini sudah padat dengan kendaraan. Hari Minggu itu merupakan hari minggu terakhir dari liburan musim panas, dan setiap hari sabtu/minggu pengguna jalan tol diberi keringanan membayar 1000 yen jauh dekat. Jadi sudah pasti macet di mana-mana. (pulangnya kami terjebak macet sampai 4 jam di jalan tol …hiks)
Nah yang menarik di PA ini adalah adanya awning yang diberi semburan embun (mist). Mist ini dipercaya dapat menurunkan suhu udara, dan memberikan kesegaran alami. Memang waktu itu belum terlalu panas, tapi berdiri di bawah mist ini membuat badan menjadi segar kembali. Pemandangan yang hanya bisa dilihat waktu musim panas.
Tak lama kami sampai di Oomurasaki Center and Nature Park. Masuk ke dalam gedung, terdapat maket hutan di sekitar kota Nagasaka, lengkap dnegan binatang dan tumbuhan yang terdapat di situ. Selain itu ada berbagai koleksi kupu-kupu kering dari seluruh dunia dan ruang pemutaran video mengenai siklus kehidupan kupu-kupu Oomurasaki.
Di gedung sesudahnya terdapat koleksi kumbang dari berbagai belahan dunia, termasuk kumbang dari Jawa. Hiiii ngeri deh, besar sekali. Di sini juga ada pemutaran film, ada permainan-permainan yang berhubungan dengan serangga, dan kayu. Jadi bagian ini lebih pakai “meraba” daripada “melihat”.
Keluar dari gedung ini,kami memasuki “kandang” besar berisi pepohonan, yang merupakan hutan kecil untuk pengembang-biakan kupu-kupu. Nah, sayangnya kami tidak bertemu dengan kupu-kupu Oomurasaki, karena salah waktu. Waktu melihat kupu-kupu seharusnya bulan Juli awal. Sekarang mereka sedang bertelur dan menjadi ulat, yang kemudian akan menetasnya Juli tahun depannya lagi. Memang siklusnya begitu, karena Jepang negara 4 musim. Kupu-kupu tidak tahan jika harus terbang dalam dingin kan? hehehe
Tapi di antara pohon-pohon enoki yang ada dalam taman ini, kami bisa menemukan beberapa telur yang sudah berubah menjadi ulat kecil di ujung-ujung daunnya. Mata Riku memang tajam, aku mungkin tidak bisa menemukan ulat itu karena warnanya sama dengan daun enoki.
Meskipun tidak bertemu dengan Oomurasaki, kami masih bisa melihat beberapa jenis kupu-kupu lain yaitu kupu-kupu hitam Kuroageha, dan kupu-kupu kecil kuning kichou yang memang banyak dijumpai di taman-taman Tokyo juga.
Yah, memang kami harus kembali lagi datang ke sini tahun depan. Karena belum bertemu langsung dengan kupu-kupu nasional Jepang. Sebagai kenang-kenangan aku mengirimkan kartu pos berbentuk kupu-kupu Oomurasaki untuk Riku dan Kai, yang jika dikirim dari Center itu akan mendapatkan cap khusus berbentuk kupu-kupu.
Sebelum pergi dari tempat itu kami menyempatkan diri mengelilingi taman yang ada, dan melihat berbagai serangga di kolam teratai serta rumah pohon “tree house”.
kupu kupu yang lucukemana engkau terbang
hilir mudik mencari
bunga bunga yang kembang
berayun-ayun
pada tangkai yang lemah
tidakkah sayapmu
merasa lelah
kupu kupu yang elok
bolehkah saya serta
mencium bunga-bunga
yang semerbak baunya
sambil bersenda-senda
semua kuhampiri
bolehkah kuturut
bersama pergi