YOGYA I’m Coming!!!

3 Mar

Sesuai dengan postingan : Aku ingin pergi Jauuuuuh … aku memang berencana untuk pergi ke Yogyakarta dalam liburan kali ini. Dan pasti dong pengen ketemuan alias KOPDAR alias NARBAR di sana juga. Sudah disetting tanggalnya dari jauh hari yaitu tanggal 7-8-9 Maret untuk mengadakan wisata/kopdar bareng dengan Jeunglala dan EM di Yogyakarta.

Saya sudah setting untuk acara Kopdar Yogya akan diadakan pada:

tanggal 7 Maret pukul 15:00-17:00 Bermain Bersama Bocah Kweni” yang diarrange Uda Vizon. Dress Code: Casual

7 Maret pukul 18:00 – selesai Kopdar Yogya, “Talking and Dining hosted by Ibu Dyah Suminar “di Resto Taman Pring Sewu, (tempat bisa berubah). Dress code: Rapih

Hari Minggu tanggal 8 Maret 2009, pukul 18:00 Kopdar Yogya, “Singing and Dancing hosted by Ibu Tuti Nonka” bertempat di Balai Melayu. (waktu bisa berubah sedikit) Dress Code: Dancing costum (maksa.com)

Untuk acara Kopdar Yogya ini, saya mohon untuk memberikan konfirmasi kedatangannya (untuk acara apa saja) ke saya. VIA EMAIL saja(tau dong ya!). Karena waktu saya mencantumkan nomor HP saya di postingan yang lalu, ada orang iseng yang kemudian menyebarkan nomor saya. Yang akibatnya sampai dengan dua hari yang lalu, banyak sms dan nomor telpon yang meneror saya.

Saya sendiri sudah sampai di Yogya tanggal 5 untuk keperluan pribadi. Tanggal 7 kita akan bertemu di Villa Hanis pukul 13:00 dengan alamat (waktu pertemuan untuk berangkat ke Desa Kweni mungkin akan berubah– konfirmasi terus dengan saya atau Lala) :

Jalan Palagan km 7.5
(600m north of Hyatt hotel)
Yogyakarta
Tel: 0274867567

Bagi yang akan menginap bareng juga dimohon konfirmasinya karena tempat terbatas, melalui email atau HP.

Daftar peserta Keseluruhan :

1. Imelda
2. Lala
3. Riku
4. Ipi
5. Tyan
6. Tanti
7. temennya Tyan
8. Mas Goenoeng
9. Arif
10.

Kopdar tgl 7 malam:
+ 1. Septarius

Hei…. RIKU dan Mamanya siap ke JOGJAKARTA dengan memotong rambut GONDRONG, demi bertemu Ibu, BUnda Tercinta, Ibu Dyah Suminar dan Mbakku terpandai, Mbak Tuti NONKA. Keren kan????

Hari ke 12 – Date with Riku @ FX

3 Mar

Hari ini Hari ke 12 : 26 Februari 2009 kami berdua kencan ke FX, sebuah mall baru yang terletak diujung pintu satu senayan, jalan sudirman. Jadi begitu Kai tidur, aku langsung ajak Riku untuk pergi. Sebetulnya ada happening sedikit sebelum kami pergi. Waktu aku mau pamit pada mama, aku menemukan pintu kamar mama terkunci. Dan kata Riku Sophie dan Kai ada di dalam kamar dengan Oma. Mereka bertengkar rupanya. Dan aku marah pada Riku… kenapa harus bertengkar? Aku marah pada kenyataan bahwa OMA yang boleh dibilang tidak sehat, mengunci pintu kamar, dengan 2 cucu. Kalau ada apa-apa siapa yang mau dan bisa buka pintu?

Rupanya dengan aku marah begitu, Riku merasa terkucil. Dia teriak dan lari bersembunyi di taman. Dia bilang, “Mama hanya perhatikan Oma saja”
“Jelas Riku Oma adalah mamanya mama…kalau ada apa-apa bagaimana?”
“Jadi Oma yang nomor satu buat mama? Riku sama sekali ngga dipikirkan?
Mama ngga ngerti Riku sedih…. mama tidak pikirkan Riku. Mama marah sama Riku.
Padahal bukan salah Riku….”
“Ya mama marah pada Riku, karena dengan Riku bertengkar sama sophie dan Kei, membuat Oma ambil tindakan mengunci pintu… dan seandainya ada apa-apa bagaimana? ….”
sambil bicara begitu aku sadar aku juga keterlaluan ….. well sebetulnya semua memang bukan kesalahan Riku. Awalnya mungkin begitu, dan kenapa aku harus marah pada Riku….
“Riku maaf… gomennnasai… kalau kamu sedih mama marah begini. Bukan salah Riku. Maaf ya…sekarang mama mau ajak kamu pergi main. Mau kan?

Setelah aku yakinkan berkali-kali baru dia mau terima permohonan maafku. Dan sambil kita keluar rumah, Oma keluar ke parkiran tanpa sesuatu apapun. Kekhawatiran aku menutup hati dan pikiran sehingga marah pada orang yang sebetulnya tidak bersalah, Phew…Betapa seringnya manusia begitu ya? Untung aku bisa sadar cepat, karena Riku melawan. Aku tahu dulu waktu kecil aku tidak seperti Riku, sehingga jika dimarahi, aku telan mentah-mentah. Dan itu tidak baik bagi perkembangan psikologisku. Menjadi orang yang introvert.

Andy mengantar dan menurunkan kami di FX. Begitu masuk Riku langsung membelalakkan mama, dan bilang, “Aduh mama aku suka tempat ini”. Apalagi waktu dia lihat peluncuran high slider bernama ATMOSTFEAR (setinggi 28,25 meter dan 72 meter panjang) yang meluncur dari dari lantai 7 dalam 12 detik itu…. sayangnya setelah aku tanyakan ada batas umurnya untuk bisa menggunakan fasilitas itu, yaitu berumur 15 tahun ke atas, tingginya 130 cm. Hmmm dia tidak bilang soal berat badan… kalau aku gimana ya? bisa-bisa rusak kali tuh…atau… bukan 12 seconds tapi 2 seconds hahahaha. (padahal masuk ke lubangnya aja belum tentu bisa loe Mel!!!)

Jadi kita langsung ke lantai 6, tempat bermain anak-anak yang bernama Playland. Aku pikir ini semacam Timezone, tapi ternyata lebih ke permainan bola, trampolin dan lain-lain yang lebih mengutamakan gerak badan. Nahhh kalo begini oleh banget untuk Riku. Lagipula masuk di sini satu anak Rp 50.000 bisa sepuasnya bermain dan boleh juga keluar masuk. Wahhh murah juga kalau dibanding aku harus cari penitipan di Jepang, 1 jam penitipan di Jepang jika bukan anggota harus membayar minimum 120.000 rupiah/jam (1000 yen/jam).

Dan karena aku lapar, ya aku tinggal aja si Riku bermain, sedangkan aku cari makan. Jadi deh aku makan kwetiau di salah satu gerai di lantai 7 dan…..tidak enak. Payah ah. Kembali lagi ke tempat Riku dan menunggu dia bermain sambil aku membaca buku yang barusan saja aku terima dari pak pos (terima kasih banyak ya Kris…), buku karangan Krismariana, termasuk kategori buku rohani, berjudul, “Knock..knock…knock are you there God”. Duh hebat ya temen-temen blogger aku, udah pada nerbitin buku.

Setelah Riku lumayan puas bermain, aku ajak dia makan. Ternyata di lantai 5 ada, sebuah corner penuh dengan masakan Jepang yang bernama Kuishinbou. Kuishinbou itu artinya anak laki-laki tukang makan. Di situ ada berbagai gerai khusus menjual Ramen, Soba, sushi, nasi kare dll…. wah serasa pulang kampuang deh masuk ke situ.

Dan Riku tentu saja memilih makan sushi. Karena toh Riku saja yang makan aku pilih tempat di counter Sushinya. Dan memilih sushi yang disukai Riku saja. Lucunya si Itamae (pembuat sushinya) tidak bisa bahasa Jepang. heheheh Jadi gimana dong kalau ada orang Jepang yang pesan sushi? Dia hapalin aja kali ya….

(kiri ke kanan : negitoromaki – tobiko -hamachi (sashimi) -appetizer)

Di dalam ruangan seperti Pujasera itu memang ada beberapa hiasan Japanese banget termasuk sebuah lapangan untuk Sumo. lucu juga sih. Satu hal yang sangat saya sayangkan adalah… soal pembayaran. Waktu aku mau membayar dengan Credit card jepang, ternyata mesin card readernya (kalo ngga salah dari Bank Permata) itu tidak bisa membaca CC Jepang. Memang aku tahu kadang membayar pakai CC Jepang sulit karena semua CC di Jepang sudah pakai sistem chips, jadi kadang bukan digesek lagi. Tapi sebelum berangkat aku sudah pastikan semua CC aku bisa dipakai baik utk gesek maupun chips reader. Eeee di Kuishinbou itu ngga bisa. Gimana kalau ada tamu dari Jepang langsung ya? (Tapi pikir-pikir iya juga sih, kalau tamu dari Jepang langsung pasti dibawa oleh expatriate yang sudah lama tinggal di Jakarta, jadi bukan dia yang bayar, staff lokal yang bayar) Well, pokoknya jika ada yang dari Jepang, hati-hati saja deh di situ. Malu juga kan kalo tidak punya uang tunai, dan hanya mengandalkan CC saja.

Sebelum kembali ke tempat bermainnya Riku, kami mampir ke WC. lucu juga di lantai 5 itu ada WC khusus anak-anak. Lalu di dalam WC perempuan aku menemukan hal yang tidak lazim lagi… (nyari-nyari tombol Flush ternyata….. )katro banget deh heheheh.

Sebetulnya di FX ada Wifi, dan aku memang menyesal tidak membawa laptopku. Setiap pembelian seharga akumulasi Rp 50.000 bisa memakai Wifi gratis. Tapi tadi aku pikir susah juga kalau aku mau menjaga Riku smabil nge-net, ternyata memungkinkan sekali. Lain kali kalau ke sini lagi aku mau bawa laptop ah…

Memang pernah ada teman di FB yang mengusulkan Wolrd Coffe sebagai tempat reunian… well kalau cuman untuk 6-10 orang sih gpp. Tapi kalau sampai 20 orang…tunggu dulu deh. Kurang bagus tempatnya.

Lalu di situ juga ada semacam ruang yang bisa disewa, bernama POD, yang dilengkapi dengan TV/display dan komputer. Hmmm setelah aku baca tariff nya lumayan juga mahal. Lagian kalo mau meeting di situ apa bisa konsentrasi ya? diliatin orang lalu lalang …hehehehe

Capek menunggu Riku aku sempat jalan sampai ke lantai bawah dan mampir di Century untuk beli suplemen calsium. Berhubung aku tidak minum susu segar di Indoensia, berasa juga kalau aku kurang kalsium.

Akhirnya sekitar jam 3 aku ajak Riku pulang, dan sebelum pulang makan es krim dulu di Cold Stone. Well, Riku …hadiah ulang tahunnya udah lunas ya….

Hari ke 11 – And The Main Cast is….

2 Mar

My Crown Prince. Riku Miyashita.

Hari ini 25 Februari adalah hari Rabu Abu, hari awal masa Puasa bagi umat Katolik, untuk menyambut Paskah. Sesuai namanya, pada hari ini, kami menerima tanda abu di dahi, sebagai pengingat bahwa manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu. Jadi perlu adanya mati raga dan pantang untuk makan kesukaan atau melakukan suatu hobby. Pagi jam 5:45 aku sudah di dalam mobil bersama papa dan mama, untuk mengikuti misa Rabu Abu, dan berdoa juga untuk ulang tahun Riku yang ke 6. Merupakan kebiasaan keluarga kami untuk memulai hari ulang tahun dengan misa.

Pagi ini aku merasa dingin karena angin yang bertiup cukup kencang. Sesudah misa sempat bertemu dengan Romo Chris yang juga menjadi contact aku di FB. Beliau dulu sering membantuku untuk urusan teks misa. Tapi berhubung kemudian aku hamil dan tidak bisa urus kelangsungan misa bahasa Indonesia di Tokyo, jadi pengiriman teks misa juga terhenti.

Sampai di rumah, Riku sudah bangun, dan menagih kado. Kemarin aku menjanjikan kue ulang tahun dan main di game center + makan sushi sebagai kado. Jadi kita bersama-sama dengan Opa Oma dan sepupunya Riku ke restoran Midori di Mayestik untuk makan siang bersama. Ternyata restoran ini mempunyai cabang (entah yang mana cabang yang mana pusat) di Pondok Indah. Dan aku pernah pergi ke Midori yang di PI bersama teman-teman alumni FSUI waktu kita reunian Agustus lalu.

Kami menempati tempat di sebelah panggung, yang kemudian didaulat anak-anak sebagai tempat bermain mereka. Pesanan Riku datang yang terakhir, padahal dia sudah lapar. Lalu aku bilang, “Ikannya musti diambil di Tokyo dulu sih…”

Akhirnya datanglah pesanan Riku. Dan seperti biasa, dia memang tidak bisa menghabiskannya. Dan merupakan tugas seorang ibu untuk menjadi Tong Sampah. Karena itu aku sendiri tidak pesan apa-apa. Anak-anak yang lain, Kei dan Sophie minta obento yang khusus dihias untuk anak-anak. Opa makan bento untuk dewasa yang berisi ikan dan udang goreng. Aku pesan oden untuk Kai, dan aku senang karena Kai mau makan banyak, daikon, wortel dan tahu.

Karena Kai capek dan hujan, kita pulang kembali ke rumah dulu, kasih tidur Kai, kemudian kita pergi ke Pand’Or di jl Wijaya. Riku sih maunya kue bergambar heroes yang dia suka, tapi di Indonesia mana ada. Jadi aku suruh dia yang pilih sendiri mau kue dengan rasa apa.

Pulang, mendapati Kai sudah bangun dan kita bernyanyi deh. Setelah selesai makan kue, Riku menagih kadonya yang lain yaitu game center. Tapi karena aku sebenarnya sakit kepala sejak pagi dan memaksakan diri pergi-pergi, jadi aku minta maaf pada Riku dan berjanji esok aku akan antar dia pergi bermain.

Malam, sekitar jam 8 WIB, (jam 10 di Tokyo) aku telpon Gen, dan membiarkan Riku berbicara dengan papanya. Kai duduk di sebelah Riku, dan jadilah si mama Imelda menjadi photografer deh.

Memang primadono hari ini adalah Riku.

Hari Ke 10 – Bukan Kumpul Kebo

1 Mar

Ya, hari ini sengaja saya beri judul menyangkut kebo, terinspirasi dari tulisan komentarnya Lala di Hari ke 9 – Kopdar atau Narbar. Dia tulis, “Hari ke-10 bakal crita tentang apa? Lala yang ngebo dari pagi sampai sore, ya? Haha!”

Yang membuat saya heran sebetulnya, kenapa untuk hal yang berhubungan dengan tidur itu, yang menjadi “korban” adalah Kerbau atau Kebo. (bukan bahasa Makassar Kebo, yang berarti putih loh!). Papa selalu berkata, “Wah penyakit ULAR nih, ngantuk setelah makan”. Jadi kondisi kenyang yang kemudian menyebabkan mengantuk itu dianggap sama dengan tindakan seekor ular yang memangsa korban, kemudian tidur lama. Karena itu dikatakan penyakit ular. Saya sendiri tidak tahu bagaimana di keluarga lain, tapi kondisi seperti ini di Jepang, dikatakan sebagai “Menjadi sapi (kerbau) 牛になる” Nah cocok deh Kerbau = tidur.

Kumpul kebo juga berhubungan dengan tidur meskipun mungkin lebih aktif. Dan untuk kumpul kebo, baik arti sebenarnya maupun arti buatannya, membutuhkan dua kerbau atau lebih. Tapi hari ini tanggal 24 Februari (hari ke 10 saya di Jakarta) kebo-nya cuma satu, alias si “gembul” ups Lala. Memang bukan tanpa alasan dia menjadi kebo. Sampai jam 3:30 pagi dia menulis postingan di blognya, sedangkan saat itu saya sudah tidur. (Kayaknya sih selisih jalan tuh kita berdua, dia mulai tidur, sayanya yang bangun.

Hari ini sebetulnya berencana pergi ke tempat Bang Hery…tapi maaf bang, berhubung ada yang jadi kebo, tidak jadi ke sana. Bener-bener santai di rumah saja. Dan Lala mulai memotret-motret Kai yang sedang mandi (karena takut melanggar UU Pornografinya Indonesia, terpaksa saya tidak bisa postingkan hihihi). Tapi…. saya mulai sakit kepala, dan tidak bisa tidur siang. Karena malam ini lala akan pulang dengan kereta jam 9:30 dari Gambir, maka paling sedikit kita harus keluar untuk makan bersama anak-anak. Akhirnya aku putuskan untuk makan malam bersama anak-anak di resto dim sum dekat rumah, tempat pertama kali aku ajak Lala makan, pada pertemuan pertama. Waktu bulan Agustus tahun lalu itu ada juga mbak Neph yang baru saja minggu lalu menikah.

Kali ini memang cuma saya, Riku, Kai dan Lala. Termakan rayuan dan kemanjaan Lala, Mas Nug yang baru saja selesai rapat datang bergabung (dengan setelan Jas loh, beda dengan kemarin heheheh) pada detik-detik terakhir. Makan dim sum yang masih tersisa (maaf loh Mas Nug). Dan pukul setengah sembilan lewat sedikit, akhirnya Mas Nug bergegas mengantar sang putri pergi mengejar kereta pulang ke Surabaya. Kami berpisah depan restoran, dan saya naik taxi pulang ke rumah dengan anak-anak.

Well, toh kita masih akan bertemu di Jogjakarta, so good bye for now…sleepin beauty (not sleeping cow hihihi)

Tidur ke dua

1 Mar

Tidur ke dua ini merupakan terjemahan harafiah dari Nidone 二度寝, atau lebih sering kita sebut dengan Tidur Lagi. Jadi setelah kita bangun pagi, kita tidak langsung bangkit berdiri tapi tidur sekali lagi. Dan katanya Tidur ke dua ini nikmat sekali.Dalam buku “Tidur dan Mimpi” yang dikarang Prof Ishihara dari Universitas Toyama dikatakan bahwa, manusia tidak bisa masuk lagi dalam tidur yang nyenyak, jika dia sudah terbangun. Jadi tidur ke duanya merupakan tidur yang dangkal. Akan tetapi meskipun dangkal, indera penglihatan dan pendengaran tetap akan terputus, dan berlainan dengan tidur yang dalam, badan masuk dalam kondisi putus dengan indera langsung, sehingga badan terasa melayang, dan kondisi ini yang membuat Tidur ke dua ini menjadi nikmat. Kondisi ini sering dikatakan sebagai Natural hi yang membawa kita berpindah-pindah dari tidur kedua dengan kenyataan yang berulang kali. Kondisi nikmat ini merupakan satu kebahagiaan mewah yang sering dipilih oleh manusia. Seperti membayar tidur.

Saya sendiri jarang sekali Tidur ke dua, atau tidur lagi setelah bangun. Bagi saya tidur ke dua ini hanya akan menimbulkan sakit kepala saja. Lebih baik saya bangun dulu, beraktifitas, dan setelah mulai capek atau mengantuk baru take a nap, tidur singkat (meskipun pada kenyataan tidak bisa. KECUALI di dalam mobil—-sepertinya saya harus memindahkan tempat tidur saya di mobil. Atau inikah tanda bahwa saya ini Gypsy?)

Semalam Kai demam sampai 39,5 derajat. Tapi untungnya dia tidak menggigil seperti waktu kali lalu kami mudik yang cukup mengkhawatirkan saya. Sudah lewat 14 hari, dan anehnya anak-anak saya selalu demam atau sakit setelah 2 minggu di Jakarta. Hampir setiap kali pulang, mesti begitu. Malam tadi saya pikir kalau perlu saya akan memeluk dia seperti biasanya Riku jika sakit. Tapi sifat Kai dan Riku ternyata lain. Kai malah tidak mau diselimuti atau dipeluk. Jadi saya hanya stay alert jika dia mengeluh saja.

Tapi tak lama, justru Riku yang datang minta dipeluk. Dia bilang, “Mama aku takut. Aku melihat mimpi yang menakutkan” Lalu sambil saya peluk dia erat-erat, dia menceritakan mimpinya, sambil tidur…. ya sepotong-sepotong saja kata-kata yang keluar dari bibirnya. Ada cerita bahwa manusia disihir menjadi tinta, dan tinta-tinta itu dihapus…. jadi manusianya tidak kembali lagi. Hilang!

Untung saya memang mengantuk sehingga tidak terlalu memperhatikan cerita dia, dan mengajak dia tidur lagi. Karena entah kenapa akhir-akhir ini saya mudah untuk menjadi takut hehehe. Apalagi persis sebelum Riku bercerita, yaitu sekitar jam 3 itu, anjing-anjing yang berada di dekat rumah menyalak-nyalak.

Ketika Riku bangun pagi dalam pelukan saya jam 6 pagi, dia berkata,

“Mama bangun! Sudah pagi loh”
“Hmmm mama masih ngantuk….”
“Ya sudah mama bobo lagi aja. Mama…. maaf ya aku sudah bikin mama tidak bisa tidur dengan mimpiku”

Mendengar itu, aku malahan tidak bisa tidur lagi. Malah berpikir anakku ini perasa sekali sih. Kenapa dia tahu bahwa dia membuat tidurku tidak nyenyak, bahkan sampai minta maaf segala. Dan sifat “minta maaf” di saat yang tepat begini memang merupakan sifat dia. Dia tidak segan untuk minta maaf, bahkan untuk sesuatu yang sebetulnya tidak perlu. Anakku ini ternyata sudah lebih dewasa daripada orang dewasa lain atau mamanya juga yang masih saja sering merasa sulit untuk minta maaf. Dan yang pasti masih banyak orang Indonesia yang bahkan tidak menyadari bahwa dirinya berbuat salah, merugikan atau mengecewakan orang lain dan sulit mengucapakan sepatah kata “maaf” itu. Ya, memang orang Jepang memang jauh lebih sering mengucapakan kata maaf.

So, kali ini saya mau minta maaf karena sebetulnya dalam 2-3 hari ini blog ini sulit untuk diakses, karena ada perpindahan server. Bahkan kemarin saya sendiri tidak bisa membaca posting terakhir saya, meskipun banyak komentar yang masuk, yang copynya masuk ke dalam inbox emails saya.Tapi saya amat berterima kasih karena masih banyak teman yang setia untuk membaca blog saya, seperti ANDA! Ya Anda yang sekarang sedang membaca tulisan tak bermutu yang ditulis demi memanfaatkan waktu sebelum Kai terbangun.

Jakarta 1 Maret 2009, 8:06 AM