Kakigori – Es serut….

25 Jul

Hmmmm lupa saya tambahkan dalam postingan saya Summer in Japan means… bahwa es serut atau kakigori merupakan salah satu ikon musim panas.Tentu saja sama dong dengan Es serut di Indonesia, tapi isinya yang agak lain. Kalau es serut di Indonesia, yang dnegan nama macam-macam biasanya berisi buah-buahan, kolang-kaling, tape singkong, cincau dll. Nah kalau di Jepang biasanya isinya kacang azuki (sejenis kacang merah kecil direbus dengan gula) lalu sirup maccha (teh hijau) kadang diberi es krim vanila. Ini yang biasanya ada di restoran-restoran. Rasa Japanis banget deh. Tapi kalau pergi ke Festival-festival summer yang ada, yang namanya kakigori biasanya hanya berupa es serut yang diberi sirup rasa Melon, Strawberry dan Blue Hawaii. Nah hari ini tanggal 25 Juli adalah peringatan hari NATSUGORI, sama dengan kakigori (natsu =summer gori =ice). Dipilihnya tanggal ini karena sebutan Na-tsu-go yaitu 7-2-5. Dan kabarnya tanggal ini adalah hari terpanas di Jepang. Hiiii, untung saya di Indonesia ya. Bisa makan es shanghai, es teler, es merah delima, es-te-em-jeh …wah yang terakhir ini lain ya….

Hmmm mau cari es -es an dulu deh. Tergantung juga sih es nya satu atau dua atau tiga. Kapan ya aku bisa es tiga heheheh.

Padi dan Masyarakat Jepang

25 Jul
Sudah pernah makan nasi Jepang? Hmmm coba deh sekali-sekali…. or datang deh ke Jepang kalau ada kesempatan. Rasanya nasi Jepang tidak ada duanya. Lembut dan manis. Dua minggu saya jalan-jalan di Jepang (waktu pertama kali study tour ke Jepang) , bisa naik 2 kg. Itu jalan-jalan, bagaimana kalau tinggal? Jadi sekarang syaa tidak mau banyak makan nasi… (tapi sake….ya sama aja itu kan terbuat dari beras juga hihihi). Jika mau melihat cerita ttg beras Jepang ini, silakan tonton acara di TV yang merupakan kerjasama Japan Foundation dan TVRI.
Padi & Masyarakat Jepang

Sungguh menarik mengetahui apa yang dilakukan masyarakat Jepang dengan padi. Anda dapat mengenal segala sesuatu tentang Padi dan Kehidupan Masyarakat Jepang melalui tayangan film dokumenter menarik di TVRI. Tayangan ini diselenggarakan atas kerjasama The Japan Foundation dan TVRI.

setiap hari Rabu, Kamis dan Jumat pk. 16:30-17:00 WIB di TVRI.

6 Agustus : The Life Cycle of Rice & Rice Cultivation around the World.

8 Agustus : Preparing the Paddy & Water : The Rice Paddy’s Font of Life

27 Agustus : Creature of the Paddy & The War against Pests

28 Agustus : The History of Rice Cultivation in Japan & Selective Rice Breeding

3 September : Let’s Eat Rice & Rice Dishes Around the World

4 September : Animals Brace Themselves for Winter & Making Rice Cake

5 September : A Rice Farmer’s Challenge & Environmentally Friendly Rice Cultivation

The Japan Foundation, Jakarta merupakan lembaga administrasi independen yang didirikan tahun 1974 dengan nama Pusat Kebudayaan Jepang untuk mempromosikan kegiatan pertukaran budaya antara Jepang-Indonesia.

Jam buka :
Kantor : Senin-Jumat 08:30-16:30
Perpustakaan ( terbuka untuk UMUM ), menyediakan sekitar 29,000 buku berbahasa Indonesia,Inggris dan Jepang.
Senin-Jumat : 09:30 – 18:00
Sabtu : 09:00 -12:30 ( minggu ke 2&4 TUTUP )
Rabu, Minggu dan hari besar TUTUP.

The Japan Foundation, Jakarta
Summitmas I lantai 2-3, Jl.Jend.Sudirman – Jakarta Selatan
T.021-520-1266 F.021-525-5159 | http://www.jpf.or.id

Rajanya buah-buahan

25 Jul

Di Jepang ada istilah ini….果物の王様 Kudamono no Ousama. Rajanya buah-buahan. Dan itu adalah Durian. Mungkin sedikit orang Indonesia tahu istilah ini, tapi jika Anda berada di Jepang, pasti akan mendengar istilah ini. Kenapa Durian dianggap Rajanya buah-buahan. Katanya sih karena RASA Manis nya yang kuat, Tapi karena baunya yang menyengat banyak orang Jepang tidak bisa membawa buah ini ke dalam mulutnya. Suami saya tidak bisa, dan ternyata Riku juga tidak bisa. Saya sendiri sudah menjadi alergi pada Durian, gatal hebat di leher bagian dalam jika memakannya. Tapi…ibu mertua saya suka sekali. Dan satu peringatan (pemerintah) yaitu jangan makan durian jika sedang minum alkohol, karena bisa menyebabkan kematian. Dan ini bukan tabu saja, mungkin (hipotesa saya) kadar gula yang ada dalam tubuh bisa naik tiba-tiba….

(pertamanya sih semangat…di foto terakhir mulai terlihat dia tahan-tahan tuh untuk keluarin heheheh)

Saya tidak tahu siapa yang pertama kali memastikan bahwa Durian adalah Rajanya buah-buahan, dan Manggis sebagai Ratunya. Tentu bagi setiap orang, anggapan Raja dan Ratu buah-buahan untuk dirinya akan berbeda. Bagaimana dengan Anda? Kalau saya…. Semangka (makanya bisa jadi induk semang heheheh) dan Longan atau Pear Korea. FYI, saya alergi buah rambutan, manggis dan durian. (Dulu sempat alergi kismis, tapi sekarang sudah tidak apa-apa)

Memorabilia #1

25 Jul

Beginilah kalau hidup sudah cukup lama di dunia. Pasti ada barang-barang atau merek-merek yang menyimpan kenangan masa kecil. Dalam liburan saya kali inipun, saya banyak menemukan barang-barang yang mempunyai arti atau kenangan tersendiri. Memang akhirnya pasti dibilang “imelda pasti buntutnya makanan”, mungkin ya, tapi tentu saja ada yang lain dong.

Nah kali ini saya mau tulis tentang dua snack, satu dari Belanda dan satu dari Indonesia.

Permen Hitam ini dari dulu selalu ada di rumah saya. Biasanya Oleh-oleh dari Belanda, dengan variasi bentuk dan sedikit variasi rasa garam/warna. Namanya DROP tapi saya heran juga, kok bisa-bisanya orang Belanda suka dengan rasa yang lumyan aneh begini. Mungkin untuk membayangkannya, Anda tentu tahu OBH (Obat Batuk Hitam)…nah rasa itu dipadatkan menjadi sebuah permen gummy. Dan waktu saya tanyakan pada ibu saya, ternyata memang permen ini punya fungsi sebagai pastiller, pengurang batuk. Meskipun rasanya aneh, kalau sudah lama tidak lihat dan tiba-tiba muncul di hadapan Anda, mungkin tak terasa tangan ini akan meraih dan memasukkan satu butir permen ini dalam mulut Anda. Dan saat itu saya teringat masa-masa kecil, kala papa membawa oleh-oleh drop, coklat verkade dan marsepein (marzipan) . Hmmm lekker.

Tidak kalah dengan oleh-oleh dari luar negeri, oleh-oleh ini juga nikmat loh. Brem cap suling. Ditulisnya sih produksi Boyolali…. tapi saya lupa papa dulu suka bawa dari mana. Mungkin oleh-oleh dari Yogya ya? Sama dengan brem putih berbentuk bulat pipih (kalau kami bilang seperti “hosti”), brem ini sering jadi penganan kecil di sore hari. Rasanya masih sama seperti dulu, tapi…..kok semakin tipis ya? Volumenya berkurang, mungkin untuk menjaga harga yang sama. Taktik perdagangan….tapi biasanya tidak begitu ketara. Mungkin karena memang sudah lama tidak lihat, perubahan itu sangat terlihat di mata saya kali ini. Tipis bo… Dan saya juga jadi teringat, sebelum pulang, saya dapat oleh-oleh Beng-Beng dari adik saya Mariko-san. Saat itu dia bilang “Mbak pasti akan kaget deh, lihat deh ukurannya”…Hmm benar juga bentuknya sih sama tapi tipis dan kecil. Benar-benar menciut deh. Untung saja rasanya tidak menciut sehingga saya masih suka.