Perubahan selama 10 tahun terakhir

26 Mei

Dalam bahasa Jepang ada Idiom 4 kanji 「十年一昔」 じゅうねんひとむかしjunen hitomukashi,artinya perubahan di dunia yang sangat cepat. Sepuluh tahun sebagai suatu batasan waktu dan sebelum 10 tahun itu rasanya sudah kuno. Dan pemakaian kata IT (Information Technology) juga baru menyebar kira-kira 10 tahun lamanya. Ada sebuah angket yang menanyakan hal apa yang membuat Anda berkata “hebat” dalam perubahan dunia yang begitu cepat dalam 10 tahun terakhir. Jawaban yang menempati rangking pertama adalah “Telepon Genggam itu sudah あたりまえ lumrah dipakai”.

Kalau sepuluh tahun yang lalu HP hanya bisa menyediakan fitur nada panggil dan short message, sekarang akibat kecepatan koneksi yang meningkat, bermacam fitur dalam HP semakin canggih. Selain HP, yang dirasakan sangat berubah adalah media penyimpanan memory. alau dulu masih memakai video VHS, sekarang sudah ada Blue Ray. Akibat perubahan yang begitu cepat, idiom 10 tahun yang dipakai mungkin harus berubah menjadi 3 tahun ….「三年一昔」 さんねんひとむかし. Sesudah 3 tahun semua menjadi kuno….

Berdasarkan ranking perubahan yang “Canggih” adalah:
1. Telepon genggam
2. TV bertambah tipis
3. Bisa internet dimana saja (di Tokyo di beberapa stasiun bisa memakai wireless conection)
4. Video Tape sudah tidak digunakan lagi (aih… saya masih punya banyak VHS yang belum dipindah ke DVD)
5. Tidak ada lagi yang memakai Floppy Disc

Continue reading

Jiwa Service Orang Jepang

26 Mei

Tentu banyak yang sudah tahu bahwa orang Jepang menganggap tamu adalah raja, dan itu bukan slogan belaka. Jiwa “service- melayani” memang mendarah-daging pada orang Jepang. Yang sebetulnya intinya juga untuk menjaga keselarasan, keharmonisan dalam bermasyarakat.

Tadi siang tiba-tiba ada yang mengebel di rumah saya. Lewat aiphone saya tanya siapa…. “bla bla….” dia bicara sesuatu tapi tidak terdengar karena angin yang kencang. Tapi tertangkap di telinga saya, mau perbaikan… lalu saya bilang “tunggu sebentar saya keluar, karena angin kencang tidak terdengar!”

Begitu buka pintu, berdiri di hadapan saya seorang laki-laki setengah baya berpakaian khas kantor konstruksi yang membawa kertas foto-copy. Dia jelaskan bahwa dia minta maaf karena mulai tanggal 29 nanti di depan apartemen kita akan ada perbaikan rumah. Jadi suara atau debunya akan mengganggu tetangga sekitar. “Terutama tolong perhatikan cucian, mungkin akan kotor kena debu”.

“OOohhh, ok iya ya cucian memang bisa kotor lagi ya…Baik saya akan perhatikan….”

dan waktu saya mau tutup pintu dia berkata “Ini sekedarnya saja…”

Dia memberikan sebuah tas plastik (bukan kresek) yang berisi kotak. Pasti itu makanan. Saya malah jadi salah tingkah, dan berkata “terima kasih”. Untung juga Riku datang ke dekat pintu dan berkata “bye…bye…” hehehe Riku memang selalu begitu, semua orang dia kasih bye bye. (juga pengantar paket dan mereka kelihatan senang!”

Continue reading

Aku Ingin Menjadi Awan

25 Mei

Aku ingin menjadi awan….

(by Kaneko Misuzu)

melayang perlahan
menjelajahi angkasa biru
dari ujung ke ujung

Waktu malam
bermain kejar-kejaran
dengan Sang Bulan

Dan jika bosan
menjadi hujan
bersama Sang Kilat
terjun kembali
ke kolam dekat rumahku.

translated by Imelda Coutrier

雲  (金子みすゞ)

私は雲に
なりたいな。

ふわりふわりと
青空の
果てから果を
みんなみて、
夜はお月さんと
鬼ごつこ。

それも飽きたら
雨になり
雷さんを
供につれ、
おうちの池へ
とびおりる。

Continue reading

Kirimkan surat cinta dan cium pasangan Anda!!!

23 Mei

Nah loh, judulnya seronok sekali ya…(eh seronok itu artinya menggembirakan hati loh…) Ganti deh, Kok judulnya nyerempet begitu hihihi.

Soalnya hari ini tanggal 23 Mei di Jepang adalah Hari CIUM (キスの日). Lah kok bisa? Ya bisa aja…soalnya hari ini tahun 1946 di Jepang pertama kali diputar film yang mempertontonkan adegan cium berjudul “Hatachi no Seishun Masa remaja usia 20 th”.
Photobucket
Dan hari ini merupakan hari Surat Cinta, karena 5-23 dibaca menjadi KO i BU MI (yang artinya surat cinta)
Jadi jangan lupa menulis surat cinta ya…..(Yang mau cium silakan, tidak usah bilang-bilang saya hehehe)

Cafe di Jepang

22 Mei

Kalau di Indonesia mungkin jika berbicara mengenai Cafe, maka yang terbayang adalah Hard Rock Cafe atau Fashion Cafe, XxXXx Cafe yang kesannya glamor dengan makanan dan minuman tertentu yang bukan hanya kopi tentunya. Padahal yang namanya Cafe seharusnya hanya menjual kopi dan mungkin sedikit snack seperti di Starbuck (saya tidak ingat lagi coffee shop lain). Nah kalau berbicara Cafe di Jepang harap berpikir seperti kedai kopi Starbuck ini.

Orang Jepang memang suka minum kopi. Dan teh hijau tentunya…. Tapi tidak berarti mereka tidak minum teh Ceylon/Jasmine dll. Kedai kopi merupakan tempat yang tepat untuk bertemu. Karena rumah orang Jepang biasanya kecil dan jauh dari pusat kota, biasanya jika mau bertemu maka biasanya akan membuat janji bertemu di kedai kopi kissaten atau restoran. Di sekitar stasiun, atau mall, setiap sudut jalan di Tokyo pasti ada kedai kopi ini. Kadang besar, kadang hanya bisa menampung 10 orang duduk. Ada yang murah, karena chain-store, dengan menjual kopi seharga 170-200 yen secangkir. Seperti Dotour Coffee, Pronto, Veloce dll. Ada yang mahal dengan secangkir kopi seharga 500 yen. Tapi disajikan dalam cangkir-cangkir mewah buatan Wedgwood, Royal Doulton dll. Di lemari dindingnya terpajang beragam jenis cangkir. Kopinya juga memakai kopi yang baru digiling dan dibuat dengan cara tertentu. Di kedai yang dikelola individual seperti ini biasanya diputar lagu-lagu klasik. Dulu waktu masih sering bekerja di banyak tempat, saya beristirahat di kedai kopi ini sambil minum kopi dan baca buku menghabiskan waktu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Itu kalau mau santai.
Coffee shop wedgwood cup

Tapi kalau takut tertidur di kedai kopi biasanya saya masuk Net Cafe sambil menggunakan waktu untuk browsing atau chatting atau bahkan mengetik bahan laporan. Net cafe dihitung per-jam biasanya biayanya 400 yen perjam. Dan termasuk minum gratis berbagai jenis minuman seperti kopi, teh, jus, soda dll. Biasanya net cafe juga bergabung dengan peminjaman komik (manga –dibaca mangga) sehingga bernama Manga Cafe. Daripada menghabiskan 2 jam di kedai kopi yang 500-an tadi, lebih baik di net cafe. Seperti warnet di Indonesia, masing-masing tamu mendapat satu komputer dengan sekat antara satu komputer dengan yang lainnya.

Mangga-net-cafeSelain manga cafe (komik cafe), saya pernah coba juga masuk Video Cafe. Nah ini benar-benar terpaksa saya masuk ke sana, karena net cafe yang biasanya saya pergi sedang penuh. Satu jamnya seharga 1000 yen tapi bisa meminjam video sebanyak 3 buah. Biasanya yang masuk ke sini adalah salary-man, pekerja yang sedang dinas luar, lalu menghabiskan waktunya di situ. Di sini kita mendapat satu kamar kecil (benar-benar kecil sekitar 1×1) yang dilengkapi dengan display TV layar lebar, untuk menonton video atau memakai internet.Dan enaknya disini kursinya disediakan kursi yang empuk seperti kursi bos-bos. Jadi bisa tidur di sini tanpa menonton atau menyalakan komputer. Nyaman…. Saya pikir lumayan juga kalau tidak ada hotel bisa menginap di sini kalau terpaksa. Karena di atas jam 12 sampai jam 5 pagi mendapat diskon separuh harga. (cocok untuk mereka yang ketinggalan kereta sehingga tidak bisa pulang ke rumah, dan menunggu kereta mulai beroperasi pukul 5 pagi). Dan ternyata, akhir-akhir ini banyak pemuda/i yang minggat dari rumahnya dan menganggap net cafe ini atau yang manga cafe sebagai rumah mereka. (pikir-pikir memang lebih murah daripada harus menyewa rumah). Tapi kayaknya saya tidak akan masuk tempat itu kalau tidak terpaksa sekali. Meskipun bukan tempat maksiat, tapi kebanyakan yang datang memang laki-laki, dan video yang disediakan tentu saja ada yang esek esek (ngga sempat periksa abis takut liatnya hihihi). Bisalah self service jadinya ….. pasang filmnya sendiri gitu heheheh jangan ngeres aja pikirannya padahal sih…. :D.

Nah itu adalah cafe yang saya tahu, dan pernah masuki. Tetapi ternyata ada banyak jenis cafe di Jepang. Ada beberapa yang saya baru tahu keberadaanya setelah membaca sebuah survey yang diadakan situs goo, berbahasa Jepang, mengenai jenis cafe khusus yang ingin sekali dicoba kalau sempat. Saya tulis berdasarkan ranking ya. (ada 20 jenis)

Continue reading

Southern All Stars

21 Mei

Hidup di negara dengan empat musim itu memang menarik. Setiap 3 bulan ada pergantian musim yang berarti pula pergantian pemandangan, pergantian fashion trend dan pergantian musik!. Ya, saya juga heran karena ternyata memang ada lagu-lagu yang cocok untuk dinyanyikan pada musim tertentu. Misalnya di Jepang ada kelompok musik TUBE yang selalu merilis album pada musim panas, dan tema lagunya tidak jauh dari trend musik panas yaitu pantai, bikini dan matahari. Saya suka musik TUBE yang riang ini, meskipun liriknya kadang agak aneh dan seksi hihihi (gimana ya lirik seksi itu…..ada deh )

Tapi kali ini saya mau menceritakan tentang sebuah band yang bernama Southern All Stars (SAS), sebuah band rock/pop terkenal di Jepang. Memang SAS tidak hanya mengeluarkan album di musim panas, tapi biasanya mereka mengadakan konser pada musim panas dan malam tahun baru. Memulai debut musik mereka pada tahun 1975, dari sebuah kelompok musik universitas Aoyama Gakuin yang bernama “Better Days”. Hampir semua lagu-lagunya menempati tangga musik Jepang, bahkan HMV menyatakan kelompok band ini sebagai peringkat teratas 100 pemusik Jepang terkenal.

Continue reading

[Hari ini hari apa?] 5-20

20 Mei

Kalau di Indonesia mah sudah jelas, hari ini adalah hari Waisak dan Harkitanas (Kebangkitan loh, bukan Kesakitan …seperti yang tertulis di sebuah posting). Ada satu hal yang saya merasa beruntung dalam kaitan agama Buddha/Hindu, yaitu nama-nama dewa, atau istilah keagamaan yang ada biasanya memakai bahasa Sanksekerta kan. Misalnya Vishnu, Shiva, Ganecha dll. Nah saya pernah merasa bangga, waktu pergi ke kuil Sanjusangendo di Kyoto. Di kuil itu berbaris patung dewa-dewa sebanyak 1000 patung. Semuanya mempunyai nama dalam tulisan kanji, tapi dibawahnya tertulis bahasa Sanskrit. Dan ada beberapa dari nama-nama itu yang saya kenal, sehingga saya bisa “sombong” sedikit kepada teman Jepang saya.

Continue reading

Jangan Beri Anak Anda HP

19 Mei

Handyphone atau telepon selular (ponsel) memang sudah menjadi barang kebutuhan utama bagi masyarakat kota. Jika dahulu waktu ponsel ini mulai marak di Jepang saya tidak menganggap perlu, sekarang rasanya tidak bisa keluar rumah tanpa dia (jadi ingat iklan apa ya di Indonesia, jangan tinggalkan rumah tanpa dia….) Karena dahulu setiap 100 m di setiap pojok jalan pasti ada telepon umum. Di peron stasiun, di mall, di sekolah, di mana-mana ada saja telepon umum. Saya mulai mempunyai ponsel karena saya menang undian lalu dikirim pesawat telepon yang sudah bernomor. Modelnya masih tebal seperti wireless phone rumahan. Jadilah saya pakai, meskipun kebanyakan hanya untuk menerima. Juga saya pakai dalam keadaan darurat, seperti terlambat dalam janji sehingga harus memberitahukan yang menunggu saya. Dan memang lambat laun keberadaan telepon umum yang tadinya banyak dimana-mana semakin berkurang….

Saya ingat pernah ada “peraturan” untuk tidak berbicara keras-keras memakai telepon di tempat umum atau dalam kereta. Karena waktu itu memang ponsel begitu mewabah sehingga nenek-nenek juga membawa telepon genggam itu dan karena tidak jelas terdengar di dalam kereta, mereka harus berteriak-teriak sehingga orang satu gerbong tahu pembicaraan mengenai apa. Kemudian timbul fungsi mengirimkan pesan singkat kepada teman yang memakai operator telepon sama (semacam sms) lalu fungsi email untuk mengirimkan email kepada mereka yang operator teleponnya lain. Dengan fungsi modern ini, suara-suara percakapan telepon yang mengganggu di dalam gerbong kereta pun hilang, diganti dengan dering telepon bermacam-macam, dan suara ckckckck orang menekan tombol HP untuk menuliskan email. Dengan adanya fungsi camera, kemudian kita juga bisa mengirim gambar atau video yang disebut Sha-me-ru…., dengan fungsi internet kita bisa membaca berita up-to-date…., dan kemudian sekarang dengan fungsi TV, selain bisa menonton TV, kita juga bisa berbicara sambil melihat teman bicara kita, real time.

Nah, kenapa judul posting saya hari ini adalah “Jangan beri anak anda HP?” Ini adalah himbauan dari sebuah Perkumpulan Pemerhati Pendidikan yang diketuai Rektor Keio University. Sebaiknya orang tua tidak memberikan anak-anak usia SD dan SMP memiliki ponsel. Sebabnya adalah meningkatnya kejahatan yang memakai ponsel. Tadinya saya sendiri merasa heran dengan imbauan ini. Sebab setahu saya, ponsel di Jepang sekarang memiliki fungsi GPS sehingga bisa mengetahui keberadaan sang anak dimana. Jadi bagus untuk security. Tapi waktu saya diskusikan dengan suami saya, ternyata fungsi Plus nya hanya sedikit.

Continue reading

Kursi Roda dari Jepang

19 Mei

Sudah lama rasanya tidak menulis di Blog ini. Bukannya tidak ada yang mau dituliskan tapi tidak ada waktunya untuk menulis. Selain beberapa hari terakhir ini saya menderita sakit kepala tak jelas sebabnya. Mungkin karena perubahan cuaca drastis, mungkin karena kurang tidur, mungkin karena stress, mungkin karena mikirin dompet (duh dompet aja dipikirin yah hehehe). Akhirnya harus mengandalkan pada Bufferin, obat penghilang rasa sakit yang umum dipakai di Jepang.

Pagi ini waktu membuka newspaper online berbahasa Jepang, saya menemukan sebuah artikel menarik tentang Kursi Roda (bekas) yang dikirim dari Jepang ke Indonesia. Menariknya menurut saya karena si pengirim, saya kenal sekali. Arisa Tozu san, (21 th, mahasiswa tahun ke 4) mantan murid bahasa Indonesia di kelas bahasa Indonesia di Universitas Senshu. Senang karena membaca berita bahwa dia bulan Maret lalu pergi ke Jogjakarta, tepatnya di Sekolah Luar Biasa 3 DIY, dan bertemu dengan murid-murid di sana. Dia juga menyapa mereka dalam bahasa Indonesia. Selama 10 tahun, dia sudah mengirim 30 buah kursi roda ke Jogjakarta, dan bulan Maret itu, dia mengantarkan sendiri kursi roda yang ke 30.

Continue reading