Seorang teman Jepang saya, Reiko san pernah berkata pada saya. Kalau mencari teman lebih baik yang JAUUUUH lebih muda dari diri sendiri. Karena, jika hanya bergaul dengan yang seumuran, maka jika lanjut usia, dan kebetulan kita adalah termasuk berusia panjang, kita akan mengalami kesepian yang amat sangat. Satu per satu kita harus mengantar kepergian teman kita ke Rumah Abadi. Jadi dia yang lebih tua 15 tahun dari saya, menganggap saya sebagai temannya. Selain unsur usia, berteman dengan yang lebih muda dari kita sendiri, memang seakan memberikan semangat muda, menjadikan kita lebih enerjik, lebih GAUL istilah sekarangnya (tapi saya bukannya menyarankan mencari selingkuhan loh!).
Dulu waktu saya pertama mengajar baik itu di sekolah bahasa atau di universitas di Jepang, murid-murid selalu memanggil dengan sensei, atau BU GURU. Waktu itu terus terang saya tidak suka dipanggil BU GURU. Jadi pada beberapa kelompok itu, saya berkata, “Panggil nama saja deh….” Dan dengan perkataan saya itu, mereka memanggil saya “Imelda san”. Sedangkan untuk mahasiswa meskipun beda usia hanya 6-7 tahun saja, mereka memakai bahasa Jepang, “Sensei”.
Namun seiring berjalannya waktu, tiba suatu saat, mahasiswa saya lahir di tahun saya menjadi mahasiswa. Hmmm beda usia menjadi signifikan. Dan betapa terkejutnya ketika saya mendengar dari salah seorang mahasiswa yang mengatakan , “Ibu saya pernah menjadi murid sensei (di sekolah bahasa, bukan di univ…. kalau di univ aduuuh bener-bener beda banget deh)”.
Hari ini aku senang juga bisa bertemu dengan mahasiswa-mahasiswi ku yang masih muda dan cantik-cakap. (Posting kali ini bener-bener narsis deh…. sebelum diprotes sama Lala dan Yessy)
(Sang Dosen dan Sang Mahasiswi)
Imelda dan Ayu Sakashita san.
Bedanya berapa tahun ya? upss hampir 18 tahun!! Aku bisa menjadi ibunya …hiks…(sudah lah mel, masak mau muda terus hihihi)
Ayu san ini memang hebat. Dia dulu bercita-cita menjadi PILOT, dan untuk itu perlu belajar bahasa Inggris. Dia sudah berusaha, dan ternyata Toeflnya masih belum memadai. Tapi saya tahu, suatu waktu dia akan bisa mencapainya. Saya kenal Ayu-san ini waktu dia tingkat satu, berarti 4 tahun yang lalu. Bulan Maret nanti dia lulus, tapi sejak 30 Mei lalu, dia sudah mendapatkan kepastian bisa bekerja sebagai pramugari di JAL dan pegawai ground staff ANA. Dia memilih bekerja di ANA.
Angkatan Ayu san memang istimewa buatku. Jumlah muridnya tidak begitu banyak, dan mereka mudah akrab. Sehingga angkatan ini adalah angkatan yang paling sering datang ke rumah saya atau pergi bersama-sama untuk makan, bermain dan menginap bersama. (Kami pergi menginap Gashuku 1 malam di pemandian air panas Hakone. Riku yang waktu itu baru 3 tahun sangat enjoy) Mereka pulalah yang juga mengikut sertakan Tozu san yang cacat tubuh dalam setiap kegiatan (Baca Kursi Roda dari Jepang) Dan angkatan ini juga yang sebulan lalu menghubungi saya untuk minta kesediaan berfoto bersama untuk dimasukkan dalam buku album kenangan wisuda mereka. (Akhirnya karena saya tidak bisa, mereka memilih salah satu foto kegiatan kami bersama untuk dicetak…. Can’t wait to see the album).
Hari ini saya hanya sempat bertemu dengan Ayu, Takizawa san dan Nino. Nino adalah seorang mahasiswa Indonesia yang sedang mengikuti program pelajaran bahasa Jepang Autum selama 3 bulan di Universitas Senshu. Sayang sekali kami baru bertemu tadi padahal program Nino selesai minggu depan. Nino adalah lulusan Universitas Darma Persada. (Beda usia kami 14 tahun! uuuuhhhh…..)
(kiri: Saya dan Takizawa san di Kantin sekolah kanan: bersama Nino)
Mudah-mudahan sebelum angkatan ini lulus bulan Maret nanti, kami bisa bertemu sekali lagi… dan sekaligus memperkenalkan Kai pada kakak-kakaknya (om dan tantenya kali heheheh).