Summer in Japan means…..

20 Jul

Nomor satu adalah LEMBAB (mushi atsui), duuuuh dehhhh lembabnya bisa sampai 90% kali. Seminggu terakhir ini puncak suhu udara terpanas HANYA 34 derajat, di Nerima. Mungkin daerah saya ini aneh ya, kalau di pusat kota cuma 30 derajat maka di tempat saya bisa 32 derajat. Tapi, kalau musim dingin, di pusat kota 10 derajat maka di tempat saya 8 derajat. Kalau bersalju…. tempat saya ini juga paling lambat mencairnya.

Nomor dua menurut saya adalah SUIKA, atau semangka. Karena suika ini merupakan buah kesayangan saya dan Riku (juga ibu mertua) jadi begitu ada suika dijual di toko langsung beli. Dulu pertama kali makan suika di Jepang, saya merasa bahwa suika di Indonesia lebih manis dan lebih enak, apalagi tidak ada bijinya. Tapi kenapa akhir-akhir ini berbalik ya? Ada juga yang bilang sih bahwa kalau makan suika supaya manis, ditaburi sedikit garam…. Hmmm. Dan Suika ini kan bagian yang termanis adalah yang paling tengah. Coba deh lihat hasil karya Riku…. Bagian tengahnya dimakan duluan, dan yang lain ditinggal. Huh. memang paling praktis disajikan setelah dipotong kotak-kotak, tapi makan suika yang dipotong seperti bulan sabit ini memang asyik….

(semangka hasil gigitan Riku – Kai makan semangka dan jagung)

Nomor Tiga adalah JAGUNG (tomorokoshi), saudara-saudara. Jagung hanya diproduksi waktu musim panas, sehingga waktu musim panas harganya murah. Meskipun masih mahal menurut saya… 1 jagung seharga 200 yen (16.000 rupiah). Jagung di sini biasanya hanya direbus, sehingga saya kangen sekali makan jagung bakar yang biasa dijual di emperan jalan menuju puncak. Hmmm mau cari jagung bakar ah kalau nanti sempat pergi ke Taman Safari.

Berhubung ada yang bilang bahwa postingan saya selalu ujung-ujungnya makan…maka selanjutnya saya mau menulis ranking selanjutnya yang tidak berhubungan dengan makanan. heheheh. Ranking ke empat adalah HANABI (firework festival) dan jika menonton hanabi ini, paling asyik kalau pakai yukata (saya sudah pernah post ya). Hanabi di musim panas biasanya dimulai pada Hari Laut tahun tersebut. Tahun ini Hari Laut jatuh pada tanggal 21 Juli. Di berbagai tempat diadakan festival kembang api ini. Dan karena Hari Laut adalah peringatan pembukaan pelabuhan Yokohama, maka tentu saja paling afdol kalau menonton festival ini di Yokohama, tepatnya di perairan depan Yamashita Koen. Saya sendiri belum pernah menonton Hanabi yang di Yamashita Koen. Tempat yang pernah saya kunjungi waktu berhanabi adalah Sumidawaga Festival, yang terbanyak jumlah kembang apinya. Saya pergi ke festival ini di awal tahun kedatangan saya ke Jepang, bersama teman-teman dari Ajiken (Asia Keizai Kenkyuujo) yang saya anggap sebagai sempai saya yaitu Matsui san, Dobeta san, Kyou-san. Pengalaman ini tidak pernah saya lupakan karena pertama kali saya lihat begitu banyak orang meluap di jalan-jalan, sampai-sampai polisi harus mengatur arus pengunjung dengan menghentikan arus manusia ini setiap beberapa menit. Terus terang saja, saya takut dengan keadaan seperti itu. Untung di Jepang, warganya patuh-patuh coba kalau di negara saya tercinta, mungkin sudah timbul korban terinjak-injak berapa ratus orang.

Selain hanabi di Sumidagawa, menonton hanabi di Kamakura (Enoshima) juga bagus, karena kita melihat seakan-akan hanabi itu muncul dari permukaan laut bagaikan air mancur (bayangin deh logonya jamu air mancur). Indah!!. Waktu pergi Hanabi ke Futakotamagawa, saya bisa menikmati hanabi dari bantaran sungai dengan melihat ke arah kanan dan kiri. Hanabi di Disneyland jangan ditanya deh…. dengan latar belakang cinderella castle …duh serasa di dunia impian. Hanabi yang lain kecil-kecil skalanya, dan tersebar hampir di semua daerah di Jepang. Mungkin hanabi bagi saya yang terjauh adalah di Hachinohe (Aomori ken) utara Jepang, waktu mengadakan perjalanan menonton Neputa dan Nebuta Matsuri. Tapi pergi hanabi begini kecuali waktu di Chiba Port Tower, saya tidak mau pakai yukata. Karena ribet deh…panas… Lagipula sudah tidak muda lagi untuk menarik perhatian lawan jenis hihihi. Lewat 5 tahun di Jepang sudah malas untuk pergi berdesak-desakan dalam udara panas. Lebih baik menonton televisi dalam ruangan yang sejuk (memang lain sih kalau melihat langsung bisa merasakan dentuman hanabinya juga). Atau yang paling asyik menonton dari teras mansion melihat hanabi Toshima-en dan Seibu-en, sambil menikmati bir dingin hehhehe.

(kiri=Riku pakai JINBEI untuk bon odori di TK nya, kanan = capung jepang yang mempunyai garis hijau berkilat… namanya…lupa!!)
Tapi karena saya tidak suka panas juga, saya selalu berusaha tidak berada di Jepang waktu summer. Lebih baik menikmati udara dingin di Australia (karena waktu itu adik saya Novi berada di sana) atau udara kering di Jakarta. Sehingga kesempatan untuk menonton Hanabi jadi terlewatkan.Juga kesempatan untuk mengadakan Barbeque (hmmm enak loh bakar ikan atau daging di pinggir sungai sambil bercanda dengan teman)

Bagi anak laki-laki, musim panas berarti kegiatan outdoor menangkap kupu-kupu atau serangga lainnya. Riku juga senang menangkap serangga dan kupu-kupu (meskipun akhirnya dilepaskan) dan kemudian mencocokkan nama-nama binatang yang ditemukan dalam ZUKAN (kamus bergambar). Jadi bisa sekaligus belajar jenis-jenis hewan. Selain kegiatan outdoor begini, biasanya juga banyak anak-anak yang hobi dnegan kereta api, akan mengelilingi semua stasiun di suatu jalur, dan turun di setiap stasiun untuk mengumpulkan cap stasiun. Kegiatan ini juga saya rasa sangat bermanfaat (meskipun pasti meleelahkan ibu yang menemaninya). Sayang tahun ini tidak bisa karena berlibur ke jakarta, tapi untuk musim panas yang akan datang nantinya, saya juga berencana untuk melewatkan liburan dengan menemani Riku (bersama Kai tentunya) untuk melakukan railway journey ini. Gini-gini Kimiyo, adik Jepang saya itu mengganggao saya ahli perkeretaapian Tokyo, karena saya tahu semua jalur dan bagaimana ganti kereta dengan efisien waktu. Tapi itu kan semasa saya single dan sering jalan untuk mengajar. Sekarang sudah banyak jalur baru yang bertambah dan saya belum pernah naiki.

(kiri = Riku dan Kai yang pegang hadiah ultahnya, kanan “Mama jangan taruh aku dalam koper dong!!”)

Meskipun banyak kegiatan  musim panas di Jepang, Matsuri (Festival), Hanabi (kembang api), barbeque, Mushi tori (menangkap serangga), Kakigori (es serut) yang mungkin terlewatkan, Riku dengan gembiranya mengatakan “Jakarta…machidooshii…(saya nanti-nantikan)” Semoga saja Liburan tahun ini bisa memberikan kegembiraan yang lebih banyak lagi bagi Riku, dan Kai tentunya.

Ittekimasu (saya pergi)……

(Papa Gen jaga rumah dan ikan di akuarium baik-baik ya…)

Asunaro

17 Jul

Saya teringat kembali kata Asunaro waktu Bang Hery menyebutkan kata itu untuk menamakan ‘geng blog 4 sekawan’ . Bang Hery ini pasti ingat kata Asunaro dari sebuah seri drama TV yang aslinya berjudul “Asunaro Hakusho” dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “Asunaro White Paper” or “Ordinary People“. Kabarnya seri ini juga sudah diputar di Indonesia dan cukup terkenal. Yang juga pasti diingat penonton adalah tema song film seri ini yaitu lagu yang berjudul True Love dari Fujii Fumiya.(Lagu dan lirik bisa cari sendiri deh, dibantu mas google ya.)

Film Drama seri ini diputar di Jepang bulan Oktober 1993, dan saya sendiri lupa saya pernah nonton atau tidak. Mungkin menonton tapi tidak lengkap. Saat itu saya sedang dalam proses “penantian” hasil ujian masuk program S2 di Yokohama National University. Kalau saya diterima, maka saya akan mulai program itu di bulan April 1994, tapi kalau tidak maka saya harus pulang (dan hanya membawa sertifikat mengikuti kursus menjadi guru bahasa Jepang).  Yang saya ingat dari film itu hanya ada beberapa mahasiswa dnegan raut muka suram-suram berkumpul di sebuah ruangan…. terlalu banyak percakapan. Sehingga saya menjadi boring …maybe. Padahal di situ bermain si Kimura Takuya , yang nantinya menjadi some sort of idol untuk saya. (Soalnya kalau ditanya murid, sensei suka aktor siapa? …harus bisa jawab kan…..hehheeh).

Asunaro ( Thujopsis dolabrata) itu sendiri adalah nama pohon jenis pinus Hinoki yang merupakan jenis khusus ditemukan di Jepang saja. Nama lainnya adalah Hiba. Dan ada hipotesa asal usul nama tersebut dari pernyataan “Ashita (Hinoki) ni naru”, Besok akan menjadi Hinoki… jadi seakan-akan jenis ini nanti jika besar akan menjadi pohon Hinoki…tetapi salah, karena ini merupakan jenis tersendiri. Ashita ni naru, disingkat menjadi Asunaro. Besok/ Kelak menjadi besar dan berguna. Karena Hinoki banyak dipakai dalam kehidupan di Jepang.

So, posting saya ini sebetulnya hanya untuk meyakinkan agar si grup 4 sekawanan ini, yang menamakan diri sendiri sebagai The Asunaro, dapat menjadi besar dan berguna…mungkin bagi blogger yang lain, mungkin bagi masyarakat yang membaca tulisan “The Asunaro” ini, mungkin bisa menelurkan buku-buku canggih (hayo lala dan mas trainer) dengan Bang Hery sebagai tonggaknya (sapa tahu bang hery juga menulis buku, who knows)… dan saya dari jauh di negara matahari terbit…. bisa melihat mataharinya pindah …terbitnya di Indonesia…  Duuuh ngomongnya kayak udah sepuh aja hihihi. Yah pokoknya, (keluar deh ciri khas Imelda dengan kata pokoknya dnegan penekanan di huruf K), semoga (blog) saya ini juga bisa berguna bagi yang baca deh.

SEKIAN dan Terima kasih.

(haiyah kok jadi kayak pidato…gini nih kalo lagi kumat….forgive me ne asunaro’s yang lain hihihi)

Kugadaikan Cintaku

17 Jul

“Di Radio aku dengar…. lagu kesayanganmu…..”

Enak ya lagunya si Alm. Gombloh ini. Menunjukkan keberadaan RADIO sebagai media untuk “bercinta”. Saya tidak tahu bagaimana dengan Anda, tapi dulu senang rasanya bila kita mendengarkan nama kita diucapkan oleh sang penyiar, …untuk xXx dari yYy dengan ucapan ……

Atau melalui Radio, saya juga menikmati sandiwara Radio dan menikmati suara Maria Oentoe yang bagi saya “bening” (istilah sapa ya ini)…. Pernah terlintas di benakku, aku ingin menjadi seperti dia. Seiyu bahasa Jepangnya. Kalau diterjemahkan harafiah “Artis Suara”. Dan ….tahukah Anda bahwa Seiyu di Jepang merupakan profesi yang menjadi incaran pemuda-pemudi Jepang. Banyak kita temukan sekolah-sekolah yang melatih profesional Seiyu ini. “Pengisi Suara” atau dubber biasanya melewati sekolah-sekolah ini. Saya tidak tahu apakah ada unsur “teknik” rekaman, tapi coba dengarkan suara si Nenek Sophie dalam film “Howl the Moving Castle”. Suaranya bisa berubah dari suara Sophie Remaja menjadi Sophie Nenek, dan kembali lagi. Pengisi suara si Sophie ini adalah seorang Artis yang menjadi adik tokoh Torajiro yang terkenal itu.

So, kembali ke Radio…. Radio mungkin merupakan media hiburan yang termurah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Saya rasa kalau Anda bermobil, dan lupa membawa CD/Kaset, juga pasti mendengarkan Radio di mobil Anda. (Hei….ada acara di suatu Radio di Jakarta yang selalu saya dengarkan dan itu damn good, humornya hidup euy). Radio juga sempat dipakai sebagai alat propaganda Jepang pada waktu pendudukan di Indonesia (1942-1945). Lewat Radio disiarkan lagu-lagu untuk senam bersama, lomba pidato bahasa Jepang, pengumunan-pengumuman penting bagi kejayaan Asia Timur Raya. Radio berperan penting dalam “Shakai Kyouiku” (Pendidikan masyarakat). Waktu saya meneliti tentang  Pendidikan Indonesia jaman Pendudukan Jepang inilah, saya tergelitik juga untuk menyelidiki peran Radio bagi pendidikan masyarakat… tapi belum ada waktu. Pikiran saya sekarang, Jika mau mendidik bangsa Indonesia secara menyeluruh, kita bisa menggunakan Radio… karena Radio merupakan alat yang termurah dan termudah.

Stop tentang Radio-radioan… sebetulnya yang ingin saya posting di sini adalah ingin bercerita mengapa di kolom perkenalan saya terdapat kata “Mantan DJ”. Sebetulnya saya juga tidak setuju istilah DJ ini tapi ternyata seorang “yang bekerja sebagai pembawa acara dan memutarkan lagu di Radio” awalnya disebut sebagai DJ. Atau jika bagian “bicara”nya lebih banyak dari “musik”nya sering disebut personality. Baru kemudian konotasi DJ adalah untuk mereka yang memutar lagu dari piringan Hitam or whatever dengan mencampuradukkan lagu-lagu sehingga menjadi suatu musik yang baru. Yang terkenal di Jepang misalkan DJ HOnda. Saya tidak tahu tentang DJ Indonesia bagaimana… (or mungkin sepupu saya, Richard Mutter bisa disebut terkenal, secara dia mantan pemain drumer PAS dan sekarang berprofesi sebagai VJ yang pernah juga mendapatkan penghargaan. Sorry aku ambil nama kamu sebagai contoh ya Ki.)

Saya mulai bekerja sebagai announcer, pembawa berita di Radio InterFM, Tokyo (76,1 Mhz) sejak usai menyelesaikan program Master di Yokohama National University (YNU), April 1996. Saya langsung diterima sebagai pembaca berita berbahasa Indonesia di situ karena mempunyai “pengalaman” dengan “Mike Radio”. Itu saja alasannya. Memang saya pernah sebelumnya selama 3 tahun kontrak mengisi sebuah acara di Radio Japan (radio NHK-Internasional) yang berjudul “Ogenkidesuka” yang disiarkan lewat Radio SW (ShortWave). Acara pengajaran percakapan bahasa Jepang selama 5 menit setiap minggu selama setahun, dan paket itu diulang selama 2 tahun (padahal honornya cuman buat setahun tuh….heheheh). Di NHK ini yang dipakai adalah pengalaman saya or latar belakang saya yang pernah mengikuti pendidikan menjadi guru bahasa Jepang. Bukan latar belakang “Radio” nya. Dan itu ternyata menjadi jalan pelicin saya menjadi “Orang radio”.

(NHK -Ogenkidesuka with Yasui-san    — Stasion’s opening ceremony -PSA personality)

Awalnya tugas saya hanya menerjemahkan berita dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dalam acara “Public Service Announcement” (PSA) …ini disiarkan satu kali seminggu dengan jangka waktu 3 menit saja. Tapi di hari yang sama, saya memperoleh jatah 2 x 3 menit untuk membacakan berita-berita aktual dalam bahasa Indonesia. Dan beritanya saya cari sendiri, edit sendiri dan bacakan sendiri, karena producernya tentu saja tidak mengerti bahasa Indonesia. Jadi kalau seandainya saya seorang provokator, saya bisa saja mengumumkan “seruan perang”, berbohong pada laporan isi berita. Jadi untuk acara 3x 3 menit ini saya harus datang seminggu sekali ke studio InterFM , yang waktu itu berkantor di Shibaura, dekat Tokyo Tower. Jadi kalau dipikir juga, biasanya honor di Jepang itu dihitung berdasarkan jam, saya berdasarkan menit. hehheh …cuma persiapannya itu loh….

Selain membaca berita, kemudian saya harus membuat Bansen (Bangumi Senden= Promosi Acara lain) di Radio kami dalam bahasa Indonesia. Misalnya … “Anda sedang mendengarkan Acara Prime Time bersama Charles Glover”. Si Charles ini biasanya minta kita bacakan dengan “suara bersemangat”, “suara seksi” (karena acaranya dia larut malam), dan “biasa-biasa”. Huh, suara seksi itu yang paling susah bo…..

Selain Bansen, saya juga mengerjakan narator untuk iklan-iklan misalnya Kartu Telepon Internasional. Tentu saja dalam bahasa Indonesia karena targetnya adalah orang Indonesia yang tinggal di Tokyo sekitarnya. Oh ya mungkin saya harus menjelaskan sedikit mengapa Radio InterFM ini memiliki siaran 7 bahasa asing, dan merupakan Radio berbahasa Inggris (90%) , satu-satunya di Tokyo. Awalnya adalah karena gempa KOBE yang banyak menelan korban jiwa. Nah disitu terpikirkan bagaimana orang asing yang tinggal di Jepang ini bisa mendapatkan “bantuan” informasi jika terjadi bencana alam yang besar. Dengan tujuan memberikan informasi pada warga asing itulah, akhirnya di Tokyo didirikan InterFM ini (meskipun setelah 10 tahun tujuan itu memudar dan akhirnya dibeli pihak swasta dan tidak menjadi internasional lagi…dan saya juga berhenti dari situ…after 10 years).  Jadi misalnya selama saya bekerja di situ, terjadi gempa besar di tokyo, saya harus datang ke studio dengan cara apa pun  dan bagaimanapun, untuk kemudian membacakan pengumuman-pengumuman bagi masyarakat dalam bahasa Indonesia. Karena itu juga saya tahu banyak tentang apa yang harus dipersiapkan dalam menghadapi gempa. (Untung saja selama itu belum —dan amit-amit jangan—- terjadi gempa besar di Tokyo).

Setahun sesudah acara PSA berjalan, saya ditawari dipaksa untuk menjadi DJ, host untuk program 1 jam dalam bahasa Indonesia. Program ini BOLEH diisi apa saja. TERSERAH kamu. Bagaimana-bagaimana nya semua TERSERAH kamu. Karena pihak Radio hanya BUTUH program 1 jam itu berbentuk kaset digital SIAP PUTAR setiap minggu. DOOOOr deh. So saya yang sorangan ini, harus menjadi Producer, Penulis naskah, Pemilih lagu (jangan sebut music director deh…kekerenan), Pemutar lagu, dan Cuap-cuap dan setelah itu menulis laporan lagu apa saja yang dipasang, dan berita apa saja yang dibicarakan ke dalam bahasa Inggris (mengisi Cue sheet), dan terakhir menuliskan keterangan lagu (judul, artis, album, produksi, lama lagu, lama diputar) untuk diserahkan ke JASRAC. Duuuh ,…… Help Meeee. Dan satu lagi teman-teman, saya waktu itu sudah 5 tahun di Jepang dan no touch dengan musik Indonesia… how can I know that in this very short notice. Untuuuuung banget waktu itu adik saya baru datang dari Indonesia untuk melanjutkan studi di sini, dan tinggal sama-sama (of course yah) dan dia yang input saya dengan band baru Indonesia saat itu, GIGI, Dewa, Slank dsb dsb dsb dsb dsb ….

Start from zero!!! Saya belajar bagaimana mainkan operator board, bagaimana rekam ke kaset digital DAT, menggunakan DAD, MD,  kemudian tidak boleh ada blank lebih dari 5 detik karena bisa menjadi “kecelakaan siaran” and so on, and so on. Sepertinya saya harus MENJELMA menjadi DJ (yes saya rasa saya bisa pakai kata DJ for this kind of work, not just announcer) dalam huh …no time. Saya hanya diberi satu kali studio rehearsal untuk coba alat-alat then sesudah itu langsung rekaman siaran pertama. SAKIT PERUUUUT. Untung lagi si Tina mendampingi aku, dan bantu serabutan…wong sama -sama ngga tau. Program yang satu jam itu butuh waktu studio 6 jam, padahal skrip nya sudah disiapkan, album juga sudah disiapkan. So saya sekarang tidak mau dengar kaset rekaman siaran pertama saya…. gagap jeh. kaku…  Ya gimana dong, sistem One Man Studio ini bagaimana bisa saya kuasai dalam waktu yang (bukan relatif lagi) BENAR-BENAR singkat. Bagaimana saya bisa nyaingi DJ kawakan seperti si Charles yang sudah “bangkotan” kerja di Radio. aduh aduh aduh deh. Dan musti diingat juga saya tidak kerja as a DJ saja waktu itu. Saya masih dan terus kerja sebagai guru bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Bahasa. Satu hari dalam satu minggu saya harus menderita euy. (satu hari lainnya yang PSA itu sudah “bukan apa-apa” lagi). Saya harus putar otak terus…ini acara 1 jam harus saya isi apa….. Nangis, nangis deh loe. Satu-satunya yang menghibur saya waktu itu adalah jam penyiarannya jam 2 pagi hari Sabtu (Jumat jam 26:00 istilahnya). Saya pikir ah sudahlah …toch tidak ada yang mau dengar jam segitu.

BUT …… perkiraan saya salah….. hiks….. (lanjutnya besok besok aja ya….capek….jadi inget masa lalu sih).

bersambung

NB: Nama program musik 1 jam itu saya namakan “Gita Indonesia” dan memakai Tema Song lagu-lagunya Ruth Sahanaya yang riang, berganti setiap tahun (untuk 4 tahun).

cerita lain mengenai kegiatan saya di Radio juga bisa dibaca di:

http://imelda.coutrier.com/2008/12/17/kartu-pos-itu/

Happy Birthday Little Prince

16 Jul

photo by Laquan studio

Hello Dedek

Hello Sayang

Kawaii Kai-kun….

Selamat Ulang tahun yang pertama

Terima kasih atas 325 hari yang ceria dengan kehadiranmu.

Kiranya Tuhan akan terus melindungimu dalam menghadapi hari-hari mendatang.

di atas air yang tenang

kudengar sayup suaramu

membuat riak kecil disekitarnya

dan perahu itupun maju sampai ke tujuan

hei mungil…

tahukah kau?

tanpamu kami tak berdaya

tanpamu kami tak berarti

dan kami tidak bisa kemana-mana……

Pesona Rok Kotak-kotak

15 Jul

(posting ini ceritanya lanjutannya Who I Am)

Kotak-kotak yang sebetulnya biasa-biasa saja ternyata bisa memukau perhatian dunia. Lihat saja Burberry dengan motifnya yang sebetulnya “begitu aja” dan “jimi” .. (jimi dalam bahasa Jepang artinya warna pucat yang tidak menyala/menarik) buktinya laku terus. Namun saya suka karena kesannya cool dan klasik. Dan ternyata saya sekeluarga penggemar rok kotak-kotak, tapi dengan variasi warna merah dan hitam. Apalagi kalau panjangnya dikorting sedikit (sedikit saja karena kalau banyak dimarahi suster). Rok kotak-kotak ini adalah seragam saya sejak TK sampai SMA.

Waktu kelulusan di SMP, semua ribut untuk menentukan akan melanjutkan kemana. Tentu saja bagi murid perempuan, masuk SMA Tarakanita merupakan impian. SMA ini terkenal dengan grup Marching Bandnya. Namun saya sendiri tidak tertarik untuk ikut kegiatan ekstra kurikuler ini , sebab saya tidak bisa menari apalagi bermain musik. Rasanya otomatis saya ingin melanjutkan ke SMA ini karena keinginan orang tua dan jaminan pendidikan bermutu tinggi. Tapi memang tidak bisa semua masuk ke SMA ini. Bayangkan kalau semua anak perempuan dari SMP yang ada 5 buah ini berminat masuk…. tentu harus ada seleksinya. Dan saya beruntung bisa masuk tanpa test, dengan rekomendasi dari SMP saya.

Dari SMP ke SMA seakan dunia yang saya masuki lebih dewasa dan lebih luas. Bayangkan dari 3 kelas setiap angkatan, menjadi 5 kelas setiap angkatan. Dan yang menariknya SEMUA perempuan. HEBOH aja judulnya. Kelas satu masih malu-malu. Dan ada juga semacam “tekanan” dari kelas senior, meskipun tidak terang-terangan. Selama masih bisa “DIAM” dan tidak menyolok maka akan terbebas dari gencetan kakak kelas. Jangan coba untuk CENTIL, apalagi berdandan …huaahhhh bisa diincer deh. Karena saya KUPER maka tidak pernah mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan selama di SMA.

Tahun pertama kami harus mengambil semua jenis mata pelajaran yang disediakan. Termasuk bahasa Perancis. Guru perancis saya waktu itu seorang wanita muda (lupa namanya) dan mengajar anak-anak bandel dengan susah payah. Saya ingat saya duduk paling depan, dan terkagum-kagum dengan kecantikan dia. Saya berusaha mengikuti pelajaran dengan serius. Satu lagu yang dia ajarkan masih terngiang di telingaku (dan masih hafal).

CHEVALIER DE LA TABLE RONDE

Chevalier de la table ronde }
Goutons voir si le vin est bon }(x2)

Goutons voir oui oui oui, }
Goutons voir non non non, }(x2)
Goutons voir si le vin est bon }

dst dst….

Susah jeh bahasa Perancis. Yang tertulis dengan yang terucap lain banget. Meskipun nama keluarga saya seperti berasal dari perancis, kita sama sekali tidak bisa berbahasa Perancis. Bahasa Perancis ini hanya 6 bulan saya, dan waktu penjurusan aku masuk kelas IPA, sehingga mendapat bahasa Jerman. Gurunya Ibu Willy yang begitu tomboy juga. Untungnya bahasa Jerman mirip dengan belanda, sehingga untuk arti kata saya bisa cepat hafal. Yang susah ngafalin pengelompokan der, das, die aja.

Kelas IPA yah bisa diterka deh pelajaran apa saja. Dan ternyata yang namanya KIMIA benar-benar musuh saya. Pak Ibnu ngga bisa membuat aku tertarik dengan kimia. Meskipun daftar unsur aku hafal…. Dan meskipun om saya guru kimia…. sama sekali tidak mempengaruhi deh. Biologi paling suka. Fisika dan Matematika biasa-biasa saja. Dan mungkin mata pelajaran yang paling dinanti itu cuma pelajaran menggambar. Kenapa? Karena gurunya waktu itu masih muda, dan berjenis kelamin laki-laki….sesuatu yang jarang di dalam sekolah kami. Dasar anak-anak badung sukanya godain si bapak G. Akibatnya bapak G selalu menunduk terus kalau duduk di kursi guru. Oh ya, di kelas entah kenapa tempat duduk saya selalu yang terdepan…..

Yang selalu saya nanti-nantikan juga adalah Rapat Osis. Karena berarti pengurus OSIS diberikan dispensasi tidak mengikuti palajaran untuk rapat. Kebanyakan memang waktu jam pelajaran, karena yang IPA sesudah jam sekolah usai masih musti masuk lab praktikum. Atau mengikuti ekstra-kurikuler. Dua tahun menjadi pengurus OSIS, dan tugasnya adalah?…. Seksi ROHANI…duh…. Karena itu semua murid dan guru selalu menyangka saya akan menjadi biarawati selepas SMA.  Apalagi Suster Marietta, karena saya pernah tanya beliau menjadi suster sesudah selesai Sarjana atau sebelum. Jadi dipikirnya saya mau masuk biara.

Kegiatan OSIS yang masih terkenang sampai sekarang adalah kunjungan ke LP anak-anak. Cewe-cewe gini masuk ke sarang LP… agak ngeri juga. Dan memang sebelum masuk ke sana kami diwanti-wanti oleh kepala LP nya. (Padahal apa sih yang harus ditakuti…mereka masih kecil meskipun pernah melakukan kejahatan kriminal). Lalu yang juga masih teringat adalah waktu saya dan 2 orang pengurus lainnya harus mengantar surat ke SMA Pangudi Luhur. Sama seperti sekolah kami SMA PL ini sekolah satu jenis kelamin …alias sekolah laki-laki semua. Tetanggaan lagi. Saya juga heran kenapa kami harus mengantar surat itu waktu jam pelajaran (mungkin kalau sesudah jam pelajaran lebih bahaya ya hihihi). Waktu mobil kami memutari sekolah tersebut, mulai timbul kepala-kepala yang melihat ke arah mobil. Mungkin pikir mereka “Wah rok kotak-kotak!” Jadi begitu kami masuk halaman sekolah menuju ke kantor kepala sekolah, terdengar suara…”Wanita…!!!.” Wah ngeri juga…untung ada kepala sekolah yang langsung memarahi mereka.

Tapi sebetulnya kejadian berbalik juga terjadi di sekolah kami. Jangan coba-coba seorang pemuda datang sendirian meskipun ada urusan dengan kepala sekolah. Kebetulan kelas saya langsung menghadap kantor kep sek, sehingga kelas saya juga yang sering dimarahi, karena selalu menggoda cowok-cowok yang datang.

Soal disiplin memang sekolah kami terkenal disiplin (tapi mungkin masih kalah dengan Canisius College yang memberlakukan kosek wc sebagai hukuman). Setiap hari senin, Suster kepala sekolah akan berkeliling mausk kelas untuk memeriksa kuku. Kuku yang panjang dipukul dengan penggaris kayu. Selain kuku juga diperiksa panjangnya rok. Harus tidak boleh lebih dari 10 cm di atas lutut. Juga tidak boleh berbuntut rambutnya (waktu masih mode buntut, menyisakan rambut sedikit yang panjang). Dasar anak badung, ya ada saja cara untuk menghindar hukuman. Sebelum pemeriksaan menggigit kuku yang panjang, atau melepaskan lakban dari rok yang pendek sehingga memenuhi syarat (biasanya jauh lebih pendek), atau menyembunyikan buntut dengan jepit rambut halus ke dalam rambut sehingga panjangnya sama. So kebiasaan disiplin ini membuat saya terbengong-bengong melihat kelakuan mahasiswa yang tidak disiplin waktu melanjutkan ke UI.

Sebagai kegiatan ekstra kurikuler, saya mengikuti dua kegiatan. Sebetulnya cukup satu, tapi kebetulan suka dua-duanya sehingga tidak bisa melepaskan keduanya. Science Club, kumpulannya orang pinter (meskipun saya tidak pinter). Kami mencoba membuat taman kimia, tippex, atau membedah binatang dll. Memang seakan perpanjangan dari praktikum saja. Tapi ada satu kegiatan gabungan dengan PL (lagi-lagi) yaitu membuat solar system. Gara-gara ini saya membeli buku bahasa Inggris di sebuah toko di Blok M…ih lupa namanya di sebelahnya es krim rendezvous. Kerja sama dengan cowo-cowo cakep cukup membutuhkan ekstra tenaga untuk berkonsentrasi (tapi terus terang sampai sekarang saya tidak tahu nama mereka). Dan ada satu kenang-kenangan dari ikut SC ini, yaitu masuk majalah gadis…. bukan cover sih, tapi halaman pertama euy. Sayanya sedang bedah burung…. sayang ngga ada copy nya)

(Science Club —– hmmm…saya yang mana?)

Exkul yang lainnya adalah Sanggar Fotografi. Modalnya kamera Fujicanya papa. Mempelajari teknik pemotretan, hunting (kalo ngga salah ke Ancol deh), kemudian belajar cuci cetak foto hitam putih. Gurunya dari studio foto apa gitu (om om hihihi ngga nafsu deh) dan tentu saja dikasih liat juga contoh n*de pic…hualah cewe model nya jelek hehehe. Ini ada satu foto aku yang dinilai cukup bagus dan dipajang waktu itu.

(Hayo….modelnya siapa? Yang pasti bukan Riku ya… Tapi mirip Riku kan…or tepatnya Riku mirip Om nya)

Masa-masa di SMA penuh dengan kegiatan dan berakhir dengan sekejap mata. Sekolah yang cewe semua ini juga membuat saya (entah yang lain) jadi berdikari. Saya ingat untuk acara pertunjukan saya diberi tugas untuk lighting. Dan waktu itu dengan bantuan teman (cowo) dari SMP menjadi operator lighting. Pengalaman ini juga nantinya dipakai waktu di universitas.

Yang paling membingungkan mungkin adalah pilihan akan melanjutkan ke mana. Ikut ujian di Trisakti untuk elektro dan akuntasi… dua-dua diterima. Ikut ujian Sipenmaru dengan pilihan Elektro, Biologi, Ekonomi dan Sastra Jepang, semuanya di UI. Waktu menerima kabar sipenmarunya lolos ke Sastra Jepang, jadi bingung. Diambil atau ngga? Dan berdasarkan Test Bakat juga opini papa, akhirnya masuklah aku ke Sastra Jepang (dengan cibiran …. lah kok IPA masuk bahasa)

So, dari rok kotak-kotak beralih ke jaket kuning….. (bersambung)

Kerja Bakti

15 Jul

Sebetulnya Oosoji bukan kerja bakti, tapi artinya Pembersihan Besar-besaran. Biasa dilakukan di rumah atau kantor/sekolah setiap akhir tahun. Ceritanya mau membersihkan kotoran selama satu tahun itu untuk menghadapi tahun yang baru. Tapi hari ini ada Oosoji di TKnya Riku karena penutupan kwartal 2 menghadapi liburan musim panas. Jadi Kerja Bakti deh…. Masing-masing orang tua pegang lap basah, dan bersihkan apa saja yang bisa dibersihkan. Ada yang bersihkan blok mainan, ada yang bersihkan kursi, kaca jendela, loker anak-anak, gantungan hand towel dll. Dalam sekejap semua bersih (dari semula sebetulnya sudah bersih sih).Coba kegiatan seperti ini dilakukan di sekolah Indonesia ya…..

Setelah kerja bakti itu, kita ibu-ibu disuruh duduk dan mendengarkan pengumuman-pengumuman ttg kegiatan yang akan dilakukan selama liburan musim panas dan kwartal ke tiga nanti. Yang pasti banyak pengumuman untuk acara Otomari-kai (menginap semalam bersama teman-teman. pertama kali anak-anak berpisah dengan ortunya dan menginap bersama) yang akan diadakan akhir Agustus nanti. Riku dapat kamar dengan 8 temannya yang lain, laki-perempuan campur dan guru pembimbingnya adalah Maiko sensei, guru dia waktu di TK 2. Maiko sensei ini cantik tapi disiplin banget. I like her and respect her, meskipun dia masih 24 tahun saja.  Untung deh Riku dapat gurunya dia.

Selain acara menginap bersama itu, kita membicarakan kegiatan hari olah raga di bulan oktober dan acara perpisahan nantinya (bulan Maret). Ihhh ngga terasa udah ngomongin wisuda-an TK… TK aja ada wisuda-an. (Ngga mau kalah sama anaknya mas trainer)

Selesai pertemuan PTA itu, kami pulang jalan kaki. Tadi pagi juga jalan kaki. Jarak dari rumah ke sekolah sebetulnya tidak jauh. 10 menit untuk orang Jepang biasa. 15 menit berjalan sambil dorong kereta bayi dan 20 menit jika tambah Riku. Tapi tadi pagi Riku lupa bawa baju renangnya, jadi aku terpaksa pulang ambil baju renang, dan kembali lagi ke TK nya antar baju renang itu. So hari ini aku 4×20 menit +2×15 menit jalan kaki deh….bisa ngurangin kadar lemak di badan ngga ya????

percakapan antara aku dan riku:

“Mama, aku boleh makan salad (potatoes) ini?”

“Boleh dong”

“Kan salada bagus untuk kesehatan ya”

“Tentu”

“Nanti Riku bisa jadi lebih pintar dari Mama”

“Memangnya mama pintar?”

“Iya dong. Kan mama sensei.”

“Hmmm iya ya Kalau senseinya ngga pintar, muridnya tidak jadi pintar ya”

*********************************:

Riku telpon Tante Mariko:

“Tante, kalau di depan orang yang kita suka, biasanya berdebar-debar ya.”

“Iya…itu wajar ”

(wah anakku udah curhat ke orang lain nih…..)

Puisiku

14 Jul

Hei….. aku belum pernah menulis puisi ya di sini. Kadang aku menulis puisi yang aku simpan untuk diriku saja. Sebagai intermezzo di blog ini aku pasang puisi yang pernah aku tulis beberapa tahun yang lalu.

Air Mata
tetes air mata
tanda rindu
menghias pipiku malam ini

tetes air mata
tanda cemburu
juga mengusik pikiranku

tetes air mata
tanda keangkuhan
atas usaha mengenyahkan hadirmu

berapa tetes air mata kuhabiskan
untuk hal-hal yang bodoh
tapi itulah hati seorang wanita
tak dapat kusangkal lagi

(ternyata aku masih wanita —– and trying to write something sweet)

**imelda**

Somewhere out there…

14 Jul

Somewhere out there,
Beneath the pale blue night,
Someone’s thinking of me,
And loving me tonight.
Somewhere out there,
Someone’s saying a prayer,
Then we’ll find one another,
In that big somewhere out there.

And even though I know how very far apart we are,
It helps to think we might be wishing
On the same bright star,
And when the night will start to sing
A lonesome lullaby,
It helps to think we’re sleeping underneath the
Same big sky.

Sambil menggumam lagu itu aku browsing kemarin sore. Kai aku pangku dan dia ikut bergumam denganku. lucuuuu sekali. ingin rasanya aku ambil kamera yang ada di depanku dan mengabadikan dengan video. But instead … aku enjoy aja suara lirih di sampingku ini. Lain dengan Riku, Kai sering menggumam kalau aku bernyanyi. Padahal aku tidak pernah menyanyikan lullaby untuk dia. Kasian kau nak. Tidur juga sendiri. Coba deh lihat mukanya waktu dia narik rok aku…minta perhatian…minta di gendong. very cute…(kalau di jepang disebut oyabaka…karena memuji anak sendiri)

Kadang aku kasihan pada anak kedua. Perhatian untuk anak kedua seakan dipangkas untuk si sulung dan kegiatan lain. Anak kedua seakan lebih tough, mandiri.

Indeed. Kai lebih mandiri bahkan sejak lahir.  Jadi teringat hari-hari menjelang kelahiran dia.  Starting from the 14th of July, midnight (so sudah tanggal 15). Pertama kali naik ambulans melewati daerah Shinjuku under thunderstorm, dibawa ke Rumah Sakit yang ada NICU, (ICU untuk baby) karena usia kandungan masih kurang 2 bulan from due date ….

dan dua hari terbaring dengan infus mempertahankan dia supaya jangan lahir. Karena kalau dia lahir dikhawatirkan paru-parunya belum sempurna. Dan untuk boost perkembangan paru-parunya disuntik steroid, 2×24 hours. Bermacam obat dimasukkan dalam infus. Obat yang efeknya membuat jantung berdetak lebih keras, muka dan badan saya terasa panas. Huh, belum lagi obat dosis keras yang disuntikkan membuat badan menjadi dingin dan dengan santainya si dokter bilang “karena kerasnya obat ini seseorang mungkin tidak tahan jantungnya. ” Shut up!!!

Sh*t, I don’t want to die. I have to be strong. Even if you operate me without anesthesia. I don’t care at all. Do whatever you can…

and I have to control my panic syndrome also. Sejak tahun 2000 sampai Riku lahir aku menderita panic syndrome… panic jika berada di ruang tertutup dan tidak bisa melihat langit…seakan nafas berhenti, dan sejak itu sampai sekarang aku tidak bisa naik kereta bawah tanah dan dalam keadaan gelap gulita. Nah waktu di rumah sakit itu tentu saja aku berada di ruang tertutup. Menempati salah satu bilik dari 4 bilik yang ada untuk ibu hamil bermasalah yang perlu dimonitor dokter sepanjang waktu. Tentu saja lampu menyala terus, dan suara detak jantung di monitor yang dipasang amat sangat mengganggu. Well, detak jantung janin itu 160 beat/menit, dua kalinya kita-kita. Bunyi itu harus aku dengar terus dan tentu saja pasien di sebelahku juga dipasang monitor yang sama. Bagaimana bisa istirahat, bagaimana bisa tidur? Tapi satu hal yang aku kagumi dari ibu-ibu Jepang ini, sama sekali tidak ada yang teriak-teriak kesakitan. Bahkan aku bisa dengar semua percakapan dokter dan suster di ruang tengah, dan juga waktu ada ibu yang melahirkan bayi kembar….

Akhirnya tanggal 16 pagi pukul 5 aku bicara pada dokter wanita yang merawat aku. Aku bilang, “Dokter, kalau bisa aku mau melahirkan dia tanggal ini, jangan besok. Karena tanggal ini setahun yang lalu merupakan peringatan bahagia keluarga kami. yaitu pesta ulang tahun nenek buyut Riku yang berusia 90 tahun.”  Di Jepang tentu saja tidak masalah untuk merayakan ulang tahun sebelum hari H nya. Dan kebetulan tanggal 16 juli tahun  lalu adik Gen dari Sendai juga bisa datang dan berkumpul sehingga kita mengadakan pesta di China Town Yokohama. Waktu itu Ibu Gen juga bisa ambil ijin keluar sebentar sebelum dia operasi dibalon jantungnya. Tidka disangka waktu itu adalah terakhir kalinya kami berkumpul lengkap bersama. Karena tepat di hari ulang tahun tgl 19 Juli, Nenek buyut Riku itu meninggal. Aku ingin tanggal 16 Juli itu juga jadi peringatan untuk nenek yang begitu baik padaku. Bayangkan aku orang asing, tapi dia selalu  memuji aku dan mendukung aku spiritually. Dan dokter berkata, “Iya pasti hari ini. Karena bayi kamu semakin lemah karena air ketuban semakin habis. Belum tahu apakah persalinan normal atau caesar. Kita akan informasikan lagi.”

Setelah itu aku merasa lega, yosh sebentar lagi kamu lahir anakku. Dan aku bisa dengar ribut-ribut di ruang tengah, karena ternyata Dokter yang merawat aku itu dimarahin bossnya. kenapa masih tunggu-tunggu untuk dioperasi. Harus secepatnya dikeluarkan. Dan si Boss sendiri juga turun tangan untuk operasi aku. Jadwal operasi jam 10 pagi, dan gen ditelpon untuk segera datang. Tanpa bertemu Gen, aku masuk kamar operasi… semuanya serba kilat. Yang tadinya anastesi separuh, menjadi bius total. Aku agak panik sedikit… takut bagaimana kalau aku tidak bangun lagi, karena pernah ada kejadian seperti itu. Aku berdoa terus, dan masih sempat menuliskan pesan di secarik kertas untuk Gen. Aku titipkan pada suster yang harus mendampingi aku terus.

Begitu masuk badan langsung dimandikan alkohol…. Brrr dingin bo… ngga tanggung-tanggung semua orang yang ada di situ kerja. berapa tangan ya yang ada. Masih pake acara perkenalan lagi. Ini si ini tanggung jawab soal ini, well …aku toh ngga akan ingat. (satu hal yang bagus di Jepang, semua org bertanggung jawab dengan pekerjaannya. dan kita sebagai pasien dijelaskan dulu sebelumnya akan diapakan) And… aku ngga tahu apa-apa, sampai aku dengar tangis bayi. LOH???? kok bisa dengar? Kan aku dibius? Kok? Dan aku sadar saat itu, aku berada antara sadar dan tidak sadar. Aku sadar bahwa tanganku tidak bisa digerakkan…. dan aku sadar bahwa saat itu aku tidak bernafas…aku tidak menghirup oksigen. loh? Saat itu aku berpikir, Tuhan tolong aku jangan panik. Aku ingat sebuah acara TV tentang latihan pasukan penyelamat kelautan bahwa jantung manusia masih bisa berdetak tanpa oksigen selama 2 menit. So, aku harus atur nafasku, tapi kenapa lama ya…. Akhirnya aku bisa bernafas entah sesudah berapa detik atau berapa menit…. Semua petugas yang masih ada di situ untuk membawa aku kembali ke kamar heran karena aku bilang aku dengar suara tangis bayi…. Aku puji terus ahli bius yang bisa membuat aku dengar padahal terbius…kok bisa ya? Tapi dalam hati aku tahu itu karya Tuhan yang masih memperbolehkan aku bertemu dengan anakku dan membesarkannya. Sebelum terbius itu juga yang menjadi permohonanku. Praise the Almighty Lord ….

Si bayi kami beri nama Kai yang berarti dayung, karena dia lahir tepat di hari Laut, tgl 16 Juli 2007. Kai masih harus dirawat di RS dalam inkubator selama sebulan karena berat waktu lahir hanya 1933gr. Aku sendiri keluar RS setelah seminggu, dan masih sempat ber-date ria dengan Riku sebelum Kai pulang ke Rumah. Juga masih sempat main kembang api, dan pergi ke Danau Yamanaka bersama Riku dan Gen, sembari memulihkan HB yang drop banyak serta luka operasi.

Kai dua hari lagi ulang tahun… dan selama ini selain campak, dia tidak pernah sakit yang serius. Berat badannya sama dengan bayi yang lahir biasa, hanya perkembangan motorik yang agak lambat. Ya seharusnya dia ulang tahun masih dua bulan lagi. Jadi tidak perlu diburu-buru untuk harus bisa berdiri dan berjalan. We love you Kai… Kamu juga mama no takaramono, seperti kakakmu Riku. My precious babies.

Akhir Pekan yang Panas

14 Jul

Yah apa boleh buat, namanya juga musim panas. Kalau musim panas udaranya dingin, kan jadinya tidak cocok. Dua hari pekan ini suhu max di Tokyo 33 derajat…. Sumuk, gerah, lembab kayak di sauna aja. Semoga Jakarta tidak ya…..

Hari Sabtu pagi, aku masak Bakso karena ada teman TK Riku yang bernama Agus datang ke rumah bersama ibunya. Ibu Agus orang Jepang, sedangkan bapaknya orang Bali. Sebetulnya tidak semangat menerima tamu, karena panas dan kepala pusing. Mungkin masuk angin karena terlalu banyak pakai AC. Reibobyou, Sakit AC. Tapi serba salah juga, mau pakai AC kena Reibobyou, tidak pasang AC panas benar deh. Jadi waktu jam 12 mereka datang, baru siap beres-beres rumahnya. Langsung makan bakso, dan dessertnya Es Krim Baskin 31 yang dibawa ibunya Agus. Hebatnya dia bisa menebak flavour kesukaan aku yaitu Jamoca Almond Fudge. Tapi dia agak kecewa karena tebakan flavour dia untuk Riku tidak tepat. Riku aneh sih, anak-anak tapi suka rasa yang dewasa. Dia sukanya Chocholate Mint, Matcha atau Popping Shower (itu tuh yang bisa meletus-letus di dalam mulut).

Karena tiba-tiba di kejauhan terdengar guruh dan kelihatan mulai menghitam, jadi mereka pulang cepat-cepat, pukul 4 karena takut kehujanan dan harus mengangkat cucian di rumahnya. Sesudah mereka pulang, aku main sama Kai di ruang tamu, sambil tidur-tiduran di lantai. Eeee tahu-tahu suamiku pulang. Cepet sekali (jam 5 termasuk cepat). Dia juga sudah mengambil mobil yang 2 minggu mendekam di bengkel untuk perpanjangan STNK (di sini disebut shaken, sebelum diperpanjang harus diperiksa mesin dan kelengkapan semuanya… dan itu mahallll bo. Mahal punya mobil di Jepang deh, apalagi sekarang bensin premium aja sudah 180 yen). So, karena ada mobil, aku ajak dia beli komputer untuk dia yang katanya ngadat dan makan di luar.

Memang sih komputernya Compaq (sebelum gabung dengan HP) sudah 5 tahunan, dan baterenya sudah sowak deh. Lalu sejak 3-4 hari yang lalu katanya internetnya ngga nyambung. Musti beli batere baru, tapi mungkin belum bisa datang sebelum aku pergi ke jkarta. Mau beli komputer online juga begitu, paling cepat sampainya 1 minggu. Jadi beli langsung aja di toko, because aku yang harus set up komputernya. Kita pergi ke Kojima dekat rumah, dan dilayani oleh seorang pemuda yang cakep sekali euy. Dia bisa masuk jannis tuh. Sayang waktu itu aku sibuk gendong si Kai, dan isengnya belum keluar untuk minta foto bersama heheheh. Kadang aku suka gila juga sih, inget dulu di restoran Brazil, pelayannya kayak keanu reeves…langsung deh aku bilang, “can I take your picture please…” Dianya yang tersipu deh hihihihi. Suasana juga mendukung sih waktu itu, karena itu acaranya InterFM jadi ada kira-kira 10 orang from around the world yang juga gila-gila.

(tampang Jannis, Takizawa Hideaki—– Kimura Takuya beda umurnya jauh sih, si Kimutaku udah ada anak 2 kayaknya ya)

So, si Jannis ini melayani kita, menjawab pertanyaan aku tentang spec computer yang kita incar. Emang pertama liat itu aku sudah senang dengan tampilannya (tampilan komputer loh). Gen juga suka…so apalagi, yang pakai kan dia, jadi harus yang dia suka dong. Memang bukan laptop tapi bener-bener irit tempat. Pertama kali beli Acer Aspire desk top slim, Vista home Premium dengan spec minimum aja. Karena hanya dipakai untuk internet dan liat foto-foto (bukan untuk editing juga….yang edit aku sih). Soalnya kalau istri dan anak-anak ngga di rumah sebulan, dan dia ngga bisa main internet di rumah, takutnya dia ngelayap kemana malah repot hehehe. (Padahal aku ada desk top loh yang masih bisa dipakai, tapi dia ngga suka pake desk top aku hehehe).

Sepulang dari situ sudah jam 6:30, jadi kita langsung pergi makan sushi (hisashiburi….after a long time). Riku mayan makan banyak dan Kai juga makan baby food yang aku bawa + Chawan mushi. Dari situ kita pulang dan setting komputernya. Untuk setting, harus pindahin laptopnya dia, jadi aku taruh di meja makan samping laptop aku. Sambil dia setting computernya, aku coba liat kenapa internetnya ngadat. Eeee ternyata memang ada laporan dari Zone Alarm (aku pakai Zone Alarm untuk firewall nya) bahwa windows update yang terakhir itu membuat koneksi terputus. So, aku ikutin perintahnya ZA untuk perbaikan, dan ta daaaaaa komputer sembuh kembali. Jadi di rumahku sekarang ada 2 desk top dan 2 laptop dari berbagai merek (Acer, Hitachi, NEC, HP)  dan semuanya terkoneksi internet fiber optic. Kalau di jakarta mungkin udah aku sewain ya hehehe. Emang aku hobbynya eletronic sih ya. Tapi aku ngga kepengen tuh beli TV plasma Aquos yang tipis2 gitu. Ngga hobby nonton sih.

Sabtu berlalu dengan banyak kegiatan, sehingga waktu pagi Gen bangun jam 8 pagi sempat panik dipikirnya hari kerja. Minggu juga panas dari pagi hari. Jam 6 aku dan Kai sudah bangun, dan aku sempat buat adonan roti dan dimasukkan dalam home bakery.  Jam 9 lapaaar…. Tapi tidak tahu mau makan apa. Roti belum jadi, kalau mau harus masak dulu. Berhubung panas, Gen ajak kita makan di Matsuya, franchise gyudon (daging semur) yang ada dekat rumah. Sambil riku berlatih naik sepeda kita pergi dalam panas ke Matsuya. Tadinya aku mau naik sepeda juga tapi baru ingat ternyata ban sepeda aku gembos, jadi terpaksa ambil baby car untuk Kai dan jalan.

Setelah makan, sambil jalan pulang, aku mampir tempat jualan sayur dengan locker. Daerah tempat tinggalku ini memang antik deh. Masih banyak ladang, sehingga pemilik ladang langsung menjual hasil ladangnya di rumah mereka. Ada yang hanya menaruh di atas meja, dituliskan harga dan ditaruhkan kaleng di sampingnya, sehingga kalau ada yang mau membeli langsung ambil sendiri dan masukkan uang ke dalam kaleng. Biasanya harganya seratus atau dua ratus. Tapi ada juga yang pakai sistem locker. Sayuran dimasukkan dalam locker sesuai dengan harganya. Jika mau beli, tinggal masukkan uang lalu tarik tuas pengunci dan ambil sayur yang ada di box itu. Aku pertama kali liat seperti ini merasa heran dengan cara-cara mereka menjualnya.

Sambil dorong Kai, ternyata dia sudah ketiduran. Jadi aku cepat-cepat pulang dan menidurkan dia di tempat tidur. Karena sakit kepalanya belum hilang aku minum Bufferin dan ikut temanin Kai bobo siang. Waktu aku terbangun sekitar jam 2, Riku sudah tidak ada …rupanya pergi dengan papanya ke Taman Serangga di Itabashi-ku. Mereka kembali jam 5. So aku harus siap-siap masak. Pas aku tanya gen mau makan apa ? Dia bilang “Yakiniku”. Kasian deh suamiku dia ngga bisa makan yang bener pasti kalau kita ngga ada. Jadi ok saja pergi makan yakiniku. Yang lucu di restoran itu ada pudding es krim bakar. Pas coba makan , yiek ngga begitu enak karena bau telurnya terasa banget. Musim panas begini memang sulit untuk masak di rumah. Tahu kenapa ?  Karena di musim panas, percuma juga masak makanan karena cepat busuk. Coba aja tinggalin 2 jam di luar…langsung busuk deh.

Kalau dirasain, akhir pekan kali ini sama saja seperti bukan akhir pekan yang bisa santai-santai. Sibuk dan padat kegiatan.