Bertubi-tubi pertanyaan di Yahoo Messenger saya waktu saya menulis status, “Mari Men Janda”. Tetapi bagi blogger aktif mereka tahu apa yang saya maksudkan, dan tidak berpikiran negatif.
Hari Kamis yang lalu, tanggal 13 Agustus, sahabatku Eka bisa mengambil cuti dan mengajak aku dan anak-anak untuk jalan-jalan dengan Atoz birunya. Sudah sejak minggu lalunya kami merencanakan perjalanan kami, dan kami memutuskan untuk mendatangi Uztad blogger teman kami, Achoey di kedainya yang bernama MIE JANDA.
Tanggal 12 hari Rabunya sekitar jam 3 sore, Kang Achoey sempat mengirimkan sms,
“Udah sampe mana?”….
“Laaaaaaah, kang…besok atuuuuhhh (euy si akang inih hihihi)”
(Tampaknya Kang Achoey juga ngga sabaran pengen ketemu tamu Jepang hahaha)
Karena ingin sampai di Cibinong, lokasi Mie Janda kira-kira pukul 12 siang, kami. Eka, Krismariana dan saya, plus Kai de Koala dan Riku berangkat dari rumahku di kebayoran jam 10:10 pagi. Eeehhh ternyata lewat Arteri langsung masuk tol dan langsung ke Cibonong amat lancar, sehingga jam 11:20 kita sudah sampai di depan lokasi Mie Janda. Keluar tol Cibinong, belok kiri ke arah cibinong jalan teruuuus sampai di kanan jalan ada SMAN 1, tidak lama di kiri jalan ada deretan kiosk dan di bagian pinggir di pinggir jalan tertulis: Mie Janda. Pas menemukan SMA 1 itu sekitar 11:17 aku sempat sms Kang Achoey, “Kang, kita kecepetan nih. Sudah hampir sampe di MJ nih. Santai aja kang, kita pesen makan dulu”
Dan…. begitu kami menemukan papan MIE JANDA, langsung parkir di depan toko… masuklah kami. Saya pikir kita pesan aja dulu… tapi ada seorang yang datang menghampiri, pemuda berkulit putih bermata ramah beralis tebal dan berjenggot sedikit dengan muka tersenyum dan langsung menjabat tanganku(ngga bisa bercipika cipiki loh sama ustad hihihi). Aku tidak menyangka bahwa Achoey sudah ada di situ…kupikir dia ada di tempat lain, lalu baru akan datang kalau aku sms.
Entah kenapa bertemu demikian membuatku terharu sekali… aku sampai tidak bisa bicara sambil mengerjapkan mata… “Akhirnya bisa ketemu ya Kang…” Ya… aku kenal kang Achoey ini sudah sejak setahun lebih yang lalu, di blognya mas trainer. Dulu blognya bernama Achoey Sang Khilaf. Di blog lamanya aku tidak banyak berkomentar karena memang isinya banyak yang bernuansa islam. Aku tidak tahu akan dan bisa menuliskan apa.
Tapi sejak mempunyai blog baru di cucuharis.wp, aku mulai rajin membaca dan memang Aa ini rajin sekali menulis. Setiap hari pasti ada satu tulisan, dan tulisannya memang sangat menyegarkan iman. Terkadang sendu, tulisan seorang bujang yang menanti kekasih, terkadang begitu bersemangat, menyemangati semua pembaca untuk mempunyai jiwa wiraswasta. Yang sampai sekarang aku ingat, dia pernah menulis, “Jangan berwiraswasta jika sudah di PHK, tapi bercita-citalah jadi wiraswasta”. Kira-kira gitu deh intinya… Daleeem bo!
Dan satu lagi yang aku benar-benar ingin tulis di sini yaitu…. Achoey itu cakep bin ganteng oi (hihihi jangan tersipu loh Aa… beda umur kita 10 tahun jadi aku berani tulis gini hihihi ) mungkin karena si Aa cakep jadi banyak yang suka, dan akhirnya Aa yang sulit memilih ya hihihi. Kalau di foto Aa seperti keturunan chinese, padahal…. BUKTIKAN sendiri deh kalo ngga percaya. Datanglah ke Mie Jandanya (loh aku ini mempromosikan Mie Janda atau Achoey nya sih? jadi bingung sendiri hahahah).
Well, Achoey = Mie Janda, dan Mie Janda = Achoey deh!
OK, sekarang ceritanya ke makanannya dong. Mau pesan apa? Mie Janda Kembang, Janda PR, Janda Bombom, Janda Kaya, Janda Tajir, atau Janda KT, Janda Komplit? Aku sebenernya pengennya Janda Komplit biar afdol… tapi menurut Aa specialtynya MJ adalah Janda KT, jadilah aku pesan janda KT + kriuk, sedangkan Eka pesan Janda Tajir, Riku + Kai Janda Bombom deh dan Kris Janda komplit.
Kalau lihat kertas pesanan baru tahu deh “definisi”nya jenis-jenis Janda di MJ ini. Seru banget … (katanya Riku yang akhir-akhir ini seneng pakai kata “banget”… untung bukan bangget…) Janda KT yang aku pesan itu adalah Mie Janda + bakso dalam kuah telor… ada elor puyuhnya juga loh. Lalu kalau Tajir itu Bakso + Pangsit Rebus. Bombom itu cuma pakai bakso, sedangkan komplit pake semuanya hihihi. Kriuk itu adalah pangsit gorengnya.
Rasanya? nyam nyam nyam… maknyus kata orang sekarang, yummy kata saya dan leker kata nenek moyang saya. Dan kami sempat terkecoh dengan besarnya porsiannya. Dipikir …wah kecil nih, ternyata cukup banyak dan kalau pakai sarapan pagi, kayaknya aku ngga akan bisa habis (ngga nyangka si Eka perutnya kecil (eh salah… maag nya kecil hihihi) jadi ngga habis. Elu juga sih Ka, makan roti di mobil hihihihi (ih mending makan roti aja, kayaknya dia udah makan pagi juga, soalnya aku ketemu sendok di dalam mobil huehueheueh… sorry ka kubuka rahasianya)
“Sayang ngga ada DUDA ya di sini?”…. Eits siapa bilang? Adaaaaa.
BUKAN, BUKAN Achoey yang DUDA, Achoey dijamin halal deh hahahaha. Yang duda itu nama Es nya. ES DUDA…. dan berebutlah 3 ibu yang khusus Men-janda satu hari ini memesan Es Duda. Padahal Es Duda itu adalah singkatan madu kelapa muda… DU DA deh!! Ada mangganya loh…. yummy..
Ngobrol punya ngobrol… keringat membasahi muka dan badan. (Tahun depan udah pake AC ya Aa hihihihi) Kita sampai bermimpi deh mengadakan kopdar +launching buku (entah bukunya sapa) di Mie Janda tahun depan. Juga sekaligus mau ketemuan dengan blogor, teman-teman blogger yang akrab di telinga seperti Hangga dan Bunda Menik. Karena hari biasa, maka sulit memang untuk teman-teman lain ikut berkumpul. Dan sebetulnya Eka juga agak menyesal mengambil cuti hari Kamis karena Adrian, suaminya berkata,”Kan kalau ambil cuti hari Jumat, lebih panjang tuh…secara hari Seninnya juga libur”. Tapi perlu diketahui sodara-sodara, hari Jumat pas jam sholat Jumat, MJ tutup. Jadi memang kami betul datangnya hari Kamis. Sudah diatur Tuhan kok!
Sebelum pamit dari MJ, kami sempat berfoto bersama teman-teman staf MJ yang semua berpakaian hitam-hitam. Aku dan Eka juga hitam-hitam… bisa deh kita berdua jadi staff di MJ ka… hihihi. (Kamu Kasir, aku bagian promosiin aja ya? seperti pelayan di resto Jepang yang berteriak “Irrashaimasse” hihihi)
Kang Achoey dan staf MJ terima kasih banyak atas “service” yang memuaskan. Staf di MJ memang ramah semua, dan mereka kebanyakan berasal dari suku Jawa, sedangkan Kang Achoey dari Sunda… Karena itulah menjadi nama JANDA! (Biasanya singkatan begitu kan terjadi karena peranakan Jawa-Sunda, tapi ini karena PERSAHABATAN… alangkah indahnya!)
So, mari mari…. Mari kita MEN – Janda (Menu mi Janda!) hari ini.
(Jadi ingat lagunya Rita Effendi yang berjudul “Menjanda” dalam album “Perempuan” deh… tapi semoga kita perempuan yang di sini jangan menjanda beneran ya? cukup makan Mie Janda saja)
Dan tulisan ini sengaja saya persembahkan untuk Kang Achoey di postingan saya di Twilight Express genap ke 600. Semoga SUKSES selalu!
Mungkin jika aku ditanya, masa apa yang paling kamu sukai, maka aku akan menjawab, masa SMP. Bagiku masa SMP adalah masa yang paling indah, dan sekaligus paling menyulitkan. Di masa itu aku juga seperti lahir kembali, menjadi manusia baru (baca 13tahun). Karena itu juga mungkin yang menyebabkan aku ingin berjumpa dengan teman-teman SMP setiap aku pulang kampung bin mudik. Dan kalaupun aku pulang diam-diam seperti kali ini, mereka pasti akan mendesak aku mengatur pertemuan reuni SMP.
Apalagi jika ada anggota alumni yang tinggal di luar negeri datang, menjadi suatu kesempatan atau alasan untuk berkumpul. Dan ternyata waktu aku ada di Jakarta ini pula, seorang teman Sarah Akib yang tinggal di China, tepatnya di Guangzhou, mudik juga. Jadilah buru-buru mengadakan pertemuan pada tanggal 3o Juli, di Cafe Amor (di sini enak soalnya serasa rumah sendiri, meskipun makanannya kurang hehehe). Karena diadakan hari Kamis maka banyak yang tidak bisa datang, hanya sekitar 15 orang yang bisa berkumpul dan ngobrol bersama. Yah memang bukan reuni sih, karena kalau reuni tentu harus direncanakan jauh-jauh hari, dan kudu di hari yang terbanyak orang bisa datang. Oleh Sarah, pertemuan kami ini masuk dalam kategori “Batavia Connection”. Kereeen…. (kata baru dalam kamus Riku, selain banget, doang, dong)
Sarah Yana temanku ini bekerja di Saatchi&Saatchi, dan di waktu senggangnya dia membuat design kalung, dan anting-anting. Jadi deh cewek-cewek “ngiler” melihat kreasi dia dan buru-buru melihat dompet nya apakah bisa membeli, karena tentunya kurs sono. Yang lucu, Sarah selalu memberi harga dengan angka delapan…. (kayak aku angka keberuntungannya 8). Mau lihat contoh desainnya? silakan buka web pribadinya di Yana Yana Jewelry.
Sayangnya, seorang teman kami Xenia Leon, yang juga bermukim di New York, tidak bisa hadir waktu kami mengadakan acara kumpul-kumpul ini. Padahal kami pernah mempunyai keinginan untuk bisa bertemu bulan Agustus tahun ini. Tapi memang Tuhan itu Ajaib, ternyata yang tadinya pas kita mengadakan acara kumpul-kumpul ini, Xenia hanya bisa melihat foto-fotonya saja…. Tak lama dia menghubungiku di fesbuk, bahwa dia berhasil mendapatkan tiket dan akan berada di Jakarta dari tanggal 7 sampai 14 Agustus.
Waktu yang mepet, dan tidak adanya “hari-hari weekends” yang bisa dipakai, menyebabkan tidak banyak teman yang bisa hadir, pada tanggal 10 Agustus lalu, di Gelato Bar, Dharmawangsa Square. Tapi aku senang sekali bisa bertemu dengan Xenia, yang merupakan sahabat karibku di SMP. Kami bisa bertemu kembali, otomatis setelah 25 tahunan. Xenia pernah mendorongku untuk belajar gitar (dia piawai sekali bermain gitar, maklum masih sodaraan dengan Ully Sigar dan Paramitha Rusady) . Gitar dibeli, tapi apa daya emang aku ngga berbakat bermain alat musik…. jadilah gitar itu dipakai Tina, adikku. Semoga Xenia dan Pastor Daniel suaminya, bisa sukses dan bijaksana terus memimpin umatnya di gereja City Blessing, NY.
Lalu apakah aku hanya bertemu dengan teman-teman SMP? Hmmm tidak, meskipun tidak beramai-ramai, aku sempat “nyempil” di acara makan siang teman-teman SMA, yang berkumpul di Plaza Senayan, tanggal 27 Juli lalu. Itu gara-gara status di fesbuk, sehingga akhirnya aku bisa bertemu teman-teman kelas IPA SMA, setelah 23 tahun tidak bertemu.Jadi menulis status di FB kadang kala membantu juga dalam meniti kenangan.
Kemudian tanggal 11 Agustus (Selasa), pagi-pagi teman SMA ku, Diajeng mengirim sms….”Mel, siang hari ini kamu ada acr di mana? Mungkin aku bs say ‘hi’ sm kamu bntar…atau kalo waktunya mnkin bs ngobrol….” Well, hari ini kau masih kosong, so jadilah kami janjian bertemu untuk makan siang. Dan entah kenapa saat itu aku sedang terngiang-ngiang lagunya “Kenny Rogers” yang berjudul “Through the Years”. Sebuah lagu yang sebetulnya cocok untuk dikirimkan bagi mereka yang sedang merayakan ulang tahun pernikahan…
I can’t remember when you weren’t there
When I didn’t care for anyone but you
I swear we’ve been through everything there is
Can’t imagine anything we’ve missed
Can’t imagine anything the two of us can’t do
Through the years, you’ve never let me down
You turned my life around, the sweetest days I’ve found
I’ve found with you … Through the years
I’ve never been afraid, I’ve loved the life we’ve made
And I’m so glad I’ve stayed, right here with you
Through the years
I can’t remember what I used to do
Who I trusted, who I listened to before
I swear you taught me everything I know
Can’t imagine needing someone so
But through the years it seems to me
I need you more and more
Through the years, through all the good and bad
I KNOW how much we had, I’ve always been so glad
To be with you … Through the years
It’s better every day, you’ve kissed my tears away
As long as it’s okay, I’ll stay with you
Through the years
Through the years, when everything went wrong
Together we were strong, I know that I belong
Right here with you … Through the years
I never had a doubt, we’d always work things out
I’ve learned what life’s about, by loving you
Through the years
Well, aku memang penggemar music country, dan penggemar Kenny Rogers, dan aku pernah mendengar ada restoran yang bernama Kenny Rogers. Nah, mengikuti kata hatiku, aku minta Diajeng untuk bertemu di Kenny Rogers, yang ada di Pasific Place, LG. Hanya karena nama yang sama! Aku ngotot banget untuk ke sana. Dan setelah sampai di sana baru tahu bahwa resto KR ini hanya berupa space terbuka di bagian Kem Chick lantai LG, bukan restoran tertutup. Masakannya ayam panggang. But enak! Memang enak. Banyak bulebule yang makan di situ pada siang hari itu.
Diajeng adalah temanku waktu SMA, sama-sama IPA juga tapi beda kelas. Kami sering bertemu pada kegiatan ekskul Science Club, tapi karena tidak sekelas ya jadinya tidak akrab. Kami baru akrab setelah ada facebook, dan Diajeng mulai mengunjungi blog TE ini. Sekarang dia sudah punya blog sendiri dan bahkan sudah menuliskan perjumpaan kami dengan lengkap. Terima kasih untuk lunch yang berkesan ya jeng.
Melengkapi rangkaian “meniti kenangan” tahun ini, aku juga bertemu dengan teman akrab di masa SMA. Brahmantyo datang bersama Rina, istrinya dan menikmati masakan Jepang di Sushi Tei, Senayan City 12 Agustus 2009. Aku berkenalan dengan Brahm di suatu retret di Wisma Samadi, Klender, saat ada retret gabungan 4 sekolah katolik Jakarta, yaitu Tarakanita, Pangudi Luhur, Theresia dan Canisius. Brahm dari Canisius, tapi sebelumnya dia bersekolah di sekolahannya DV di De Britto, Yogyakarta. Jadilah kami bercakap-cakap mengejar ketinggalan bertahun-tahun dengan informasi keluarga dan teman-teman.
Well, kalau mau dihitung, dalam 28 hari aku melewati liburan di Jakarta (dan sebentar lagi berakhir) , aku memang banyak bertemu dengan teman-teman. Baik lama maupun baru, baik kopdar maupun reuni. Sehingga ingin aku menamakan liburan summer 2009 ini dengan “Silaturahmi bersama KOALA”. Koalanya itu si Kai, karena dia memang nempel terus padaku, sehingga hampir semua pertemuan dia pasti ikut. hihihi. So, Gajah (aku), Riku dan Koala sangat menikmati liburan kali ini, dan harus mulai mengepak barang-barang kembali ke dalam koper, untuk menghadapi kenyataan bahwa hidup itu terus berjalan (dan mungkin berlari) ….
“Mel… lagu kebangsaan Jepang apa?” Nov (adikku)
“Kimigayo”
“Thanks”
Itu adalah sms yang saya terima sekitar seminggu yang lalu, dari adik saya yang menanyakan soal lagu kebangsaan Jepang. Saya sudah tahu pasti dia mau mengisi teka teki silang. Pertanyaan yang umum.
Dan kebetulan kemarin waktu aku buka i-google ku, tercantum bahwa hari itu tgl 12 Agustus adalah hari Kimigayo. Lagu Kebangsaan Jepang.
Terus terang saya jarang mendengar lagu Kimigayo ini. Tidak seperti Indonesia Raya, yang dulu pasti dikumandangkan setiap TV habis, atau di upacara-upacara bendera, atau upacara penyerahan piala dalam turnamen internasional. Rasa bangga pada waktu-waktu bersejarah seperti itu, membuat para atlit tegak berdiri (saya harap) dan bernyanyi “Indonesia Raya”, mungkin sambil menghormat ala militer/polisi.
Tapi, pemandangan seperti itu sangat jarang saya lihat di Jepang. Paling-paling waktu pencapaian medali emas di Olimpiade/Kejuaraan Olahraga. Banyak atlit yang tidak menyanyikannya. Entah karena tidak bisa atau tidak hafal atau tidak mau. Di sekolah-sekolah tidak ada itu upacara bendera setiap hari senin, sehingga paling-paling Kimigayo dinyanyikan saat upacara penerimaan murid baru dan upacara wisuda. Pokoknya, saya tidak familier, meskipun waktu sata pergi ke upacara penerimaan murid SD nya Riku, Gen menyanyikan Kimigayo dengan lantang, di sebelah saya. Dan saya hanya bisa terdiam….juga tanpa tahu artinya.
Liriknya dalam bahasa Jepang :
君が代は Kimigayo wa
千代に chiyo ni
八千代に yachiyo ni
細石の Sazare ishi no
巖となりて Iwao to narite
苔の生すまで Koke no musu made
artinya:
Semoga kekuasaan Yang Mulia, berlanjut selama seribu (tahun), delapan ribu generasi. Sampai kerikil berubah menjadi batu karang, yang diselimuti lumut. (Kimigayo-wikipedia)
Lagu Kimigayo yang sekarang diciptakan tahun 1880, tetapi liriknya merupakan sebuah puisi anonim yang tertulis dalam kumpulan puisi lama “Kokin Wakashu” pada Jaman Heian (794-1185). Karena merupakan puisi, dan bahasa jepang memang pendek, maka lagu kebangsaan Jepang ini merupakan lagu kebangsaan sebuah negara yang terpendek di dunia dengan 32 suku kata (bunyi bahasa Jepang).
Meskipun sudah lama warga Jepang menganggap Kimigayo sebagai lagu kebangsaan, sebetulnya barulah pada tahun 1999, ditegaskan dalam parlemen mengenai lagu kebangsaan dan bendera nasional. Meskipun demikian masih banyak polemik sekitar pemakaian di sekolah, karena dianggap lagu Kimigayo mengandung unsur imperialisme dan militerisme.
Ah, sebentar lagi hari kemerdekaan Indonesia. Semoga aku masih bisa (hafal) menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan tidak lupa liriknya. Tapi yang pasti aku cinta Indonesia.
Semua orang tahu (aku ragu apakah Malaikat Tahu, karena malaikat tidak bersuku) bahwa
orang Batak itu ceplas-ceplos, rame, suara keras, tukang nyanyi, kalau tertawa tidak ditahan-tahan dan seribu cirikhas lain, yang begitu “terlihat” dalam pergaulan orang Indonesia. Tapi aku memang cocok dengan sifat mereka yang to the point itu.
Di antara blogger yang sering mengunjungi Twilight Express, adalah seorang batak. Meskipun katanya dia bukan 100% batak, tapi sifatnya… mmmm… mbatak banget lah. Aku mulai dekat dengannya sejak Juni akhir, sering berbincang-bincang di chat Yahoo Messenger.
Nah, hari minggu lalu tgl 9 Agustus, Eka Situmorang Sir itu yang mengundangku untuk kopdar. Karena tadinya ada beberapa orang yang “jauh” akan datang ke Jakarta, seperti Muzda yang tinggal di Jogja dan Afdhal yang biasanya tinggal di hutan Kalimantan. Kami juga sebetulnya mengharapkan Ria bisa datang dari Duri, tapi akhirnya peserta acara Kopdar Minggu itu hanya dihadiri oleh Frozzy, Mangkum, Pito, aku dan tentu saja pasangan Eka dan Adrian.
Sebelum acara mulai jam 1 itu, opa oma dan cucu-cucu (6 orang cucu!) ikutan makan di Omah Sendok. Ada sebuah scene menarik, yaitu aku melihat Riku berdansa dengan Sophie. Dia tidak malu-malu waktu aku lihat, sehingga aku langsung ambil beberapa foto.
Sesudah Mangkum, dan Eka+ Adrian hadir, rombongan keluargaku pulang, dan meninggalkan si KOALA Kai saja yang jelas-jelas tidak bisa berpisah dengan aku.
Host kopdar Minggu itu Eka, ingin berbagi kegembiraannya dalam peringatan 1 tahun pernikahan mereka. Sekaligus dia ingin mengadakan launching blognya yang sudah mempunyai domain sendiri, http://ceritaeka.com. Silakan main main ke CE, sodaranya TE… hihihi…. Jadilah kami makan cheese cake lezat yang dibawa Eka hari itu sebagai dessert.Yummy.
Sambil ngobrol ngalor ngidul, ntah kenapa Eka mulai memanggil Afdhal dengan “Panjaitan”. Alasannya? “iya mbak dia cocok dipanggil Panjaitan, lihat aja tuh jarinya terjahit pada handphone Blackberrynya. Jari terjahit, tidak bisa lepas gitu”. Nah Afdhal resmi menjadi Afdhal Panjaitan deh.
Lalu mulai kami memikirkan nama marga Batak yang cocok (lebih cenderung kecocokan bunyi daripada arti sih) untuk kami masing-masing. Pito menjadi Pito Naibaho(mantap memang pengucapannya), lalu si Frozzy menjadi Frozzy Purba. Sedangkan aku memilih Siagian saja, menjadi Imelda Siagian. Alasannya sederhana… semua Siagian yang kukenal orang baik! Jadi kalau disuruh memilih tentu saja aku pilih yang baik dong. (Kami tidak boleh memilih nama “pasaran” yang sudah banyak dan umum). Baru tahu bahwa Lia, teman blogger juga berasal dari marga Siagian.
Yang sulit adalah Mangkum, sulit menemukan nama yang cocok. Sehingga akhirnya Eka menetapkan Mangkum Manulang. (cocok deh soalnya Mangkum kurus hihihi). Resmilah kami ditahbiskan menjadi warga BATAK. Well, ini kan cuma main-main saja.
Tapi, hari gini, predikat blogger tampaknya harus diembel-embeli dengan kata “narsis”, sehingga pergilah kami “de niue batakers” meninggalkan Kai yang sedang tidur dijaga Adrian, pergi ke halaman belakang Omah Sendok, tempat kopdar kali ini. Di bagian belakang ada sebuah kolam renang yang dikelilingi tempat makan juga. Tapi hari ini ada beruntun acara reuni sejak pagi, sehingga tempat itu dipenuhi tamu dan petugas. Kami memakai waktu pergantian tamu dengan berfoto di lorong jalan masuk, dan tidak berfoto di dekat kolam renang (sudah ada segala macam spanduk soalnya).
Bergayalah kami dengan segala pose, sehingga terpaksa aku pun yang tidak biasa berpose ikut dengan “arus”. Memang batak-batak “jadian” ini rame dan tidak tahu malu! Puncak kegilaan kami adalah, dengan keisengan Pito menegur seorang tamu yang sedang lewat. Pertama yang menjadi korban adalah pak “Rizal”. Karena menghalangi jalan, Pito berkata, “Maaf ya pak Rizal”. Pak rizal hanya tersenyum melengos dan berlalu. Loh … kok kamu tahu namanya Rizal? ….Rupanya karena acara reuni, semua peserta memakai kertas bertuliskan nama di dadanya. Tertawalah kami, sambil pak Rizal menjauhi kami seraya menanggalkan stiker di dadanya.
Tapi, itu masih tidak seberapa. Karena seorang ibu “Ika” menjadi korban ke dua Pito.
“Selamat sore bu Ika….”
Ika itu memandangi Pito dengan senyum lebar dan heran, dan berkata….
“eh kamu siapa…kok aku lupa ya?”
Dia pikir Pito adalah teman seangkatannya yang ikut reuni. Dengan santai Pito menjawab,
“Ngga kok mbak, saya cuma tamu biasa” …..
“Kok tahu nama saya?”
“Lah itu ada tertulis di stiker itu”….. #$(&)'()(=~)~= ….
Aku tidak berani memandang wajah Mbak Ika itu…pasti “mpet” mau marah, caci maki, malu bercampur jadi satu. Dan kami “cuma” bisa tertawa tergeli-geli melihat tingkahnya Pito, si pelawak satu itu.
Kembali ke ruangan dalam, tak berapa lama Kai terbangun dan mulai rewel. It’s time to go home then. Setiap perjumpaan ada perpisahan… memang…
Tapi selama kita hidup, perjumpaan itu akan selalu dikenang dan terpateri dalam ingatan. Sebuah tanda bahwa kita hidup tak bisa sendiri. Dan aku bahagia menemukan kawan-kawan baru di dunia maya yang menjadi nyata. Terlepas apa sukunya, apa kebiasaannya, apa latar belakang pendidikannya, apa agamanya…. tapi kami saling menghargai dan punya niat untuk bersahabat. Sampai teman akrab kami di jaringan blog yang tidak bisa hadir, menyatakan dirinya juga sebagai anggota “de nieu batakers” dan memilih sendiri nama marganya menjadi VIZON HUTABARAT. Uda Vizon … dengan ini dinyatakan resmi sebagai anggota “de nieu batakers” loh.
Terimakasih untuk hari minggu yang berkesan, brothers and sisters.
(Kai memandang senja dari dalam taxi)
Cerita hari minggu ini juga bisa dibaca di sini (lebih lengkap foto narsisnya)
Seperti biasa, ada tiga sahabat dari Sastra Jepang UI (Himaja) yang selalu meluangkan waktunya untuk bertemu setiap aku pulang kampung bin mudik. Dan siang itu kamu janji bertemu di Grand Indonesia (again… karena di situ Riku bisa main) untuk makan siang bersama.
Setelah meninggalkan Riku di tempat bermain dengan bekal handphonenya Yati, untuk sewaktu-waktu bisa telepon aku, kami pergi makan di Njun Njan. Aku tahu restoran Njun Njan ini sudah lebih dari 30 tahun, yang pusatnya di Batu Ceper. Dulu papa terkadang mengajak kami sekeluarga makan di Njun Njan, dan di situ aku selalu bertanding makan udang rebus. Siapa yang tercepat menguliti udang rebus, dia yang menang. Tidak harus dimakan sendiri, kadang aku hanya mengulitinya untuk diberikan pada yang lain. Dan aku selalu yang tercepat! (Ada ngga ya pekerjaan menguliti udang rebus hihihi)
Setiap restoran pasti mempunyai specialitynya sendiri. Dan biasanya di Njun Njan, kami membeli udang rebus, sup jagung dan gurame asam manis. Nah, kemarin Jumat, kami memesan udang rebus, gurame asam manis, sapo tahu dan swie kee (swie = air, kee =ayam) alias kaki kodok. Yummy…
Setelah ngobrol ngalor ngidul, sambil makan dan ngeliatin kai bermain di bawah meja, kami beranjak ke arah tempatnya Riku. Tiba-tiba Yati ditelepon suaminya, yang berkata bahwa ada anak menangis yang menelepon dia …hihihi. Rupanya Riku menelepon pakai HP nya Yati dan tersambung ke suaminya Yati. Wah kasihan juga kalau Riku panik sendiri. Untung saja waktu kami bertemu dia, dia tidak menangis dan mengajak pergi makan e skrim.
Jadilah kami turun menuju Baskin Robbins karena Yeye ingin memperkenalkan es krim yoghurt Sour and Sally (rasanya? …yoghurt deh jadi kecuuuut hihihi) padaku. Letaknya satu lantai. Nah pas kami jalan turun begitu mungkin waktu Zee melihat kami berjalan tergesa. Padahal seandainya Zee menyapa, seru kan tuh. Sesama blogger bertemu tak disengaja…. bisa jadi bahan postingan hihihi.
Sambil makan es krim, lalu aku, Yeye, Yati dan Susi ngopi starbak di depan gerai Baskin,aku sempat beli kartu pos di Kinokuya yang terletak di sebelahnya. Sudah lama mau membeli kartu pos bergambar pemandangan Indonesia. Cari di Gramedia tidak ada…. dan dijawab oleh temanku, “Mel, ini jamannya email dan sms, orang ngga pake kartu pos lagi”. Iya ngerti sih, tapi utk turis (turis nih ye) kan perlu.
Sekitar jam 3:30 sore, ketiga sahabatku pamit, karena Lia datang. Kami memang janjian bertemu di GI ini, karena aku mau menyerahkan yukata pesanannya. Setelah transaksi (wiiih bahasanya) selesai, kami mau pindah tempat duduk ke arah Gelato Bar (es krim lagi nih). Tapi sebelum sampai ke Gelato Bar, persis di sisi kiri, ada sebuah “Spa” berjudul Kenko, dan ada tulisan layanan mereka yang menarik perhatian kami, yaitu “Fish Therapy”. Wow … ini kan sama dengan yang di Sea World waktu itu.
Niatnya cuma mau tanya harga. Tiga puluh menit “cuma” Rp 120.000 untuk dewasa dan Rp 60.000 untuk anak-anak. Kalau di bawah 3 tahun gratis. Hmmm boleh juga deh, daripada nongkrong di resto/cafe dengan uang yang sama, mending nyoba sesuatu yang unik.
Jadilah Lia, aku, Riku dan Kai masuk ke dalam, dicuci kakinya, dan merendam kaki ke dalam kolam yang berada persis di sebelah kaca spa tsb. Jadi deh kita tontonan orang yang lewat juga (mustinya minta gratis tuh, kan jadinya semacam promo tuh hihihi). Waktu aku celupkan kaki ke dalam kolam, wuisssshhh berdatanganlah si ikan-ikan GALARUFA (ingat saja segalarupa ikan hihihi) itu menggigiti kaki. Rupanya mereka tau siapa yang banyak dagingnya hahahah. Padahal sebetulnya mereka tidak makan, hanya menggigit –tanpa gigi– kulit-kulit mati.
Setelah selesai 30 menit yang menggelikan, kami keluar dan …pulang. Tidak jadi ke Gelato Bar, karena Kai juga sudah capek (dan nahan pupup hihihi). Lia yang mampir ke situ, karena masih ada janji dengan temannya.
Di perjalanan pulang, Kai tertidur, dan aku baringkan dia di tempat tiur. Wah baru jam 6, masih pagi…. Waktu untuk pergi DUGEM !!!! Dan begitu aku online di YM, Pito ada ……..
dan aku berteriak, “Kai bobooooooooo”.
Pito jawab dengan, “Hayuuuuuuukkkk”.
Dan kujawab, “yuuuuukkk”.
Tujuan malam ini TRATTORIA. (karena kemarin tidak jadi….)
Pas jam 7:30 aku mau berangkat, mbak sudah nyari taxi (dan tidak dapat), Kai MENANGIS sekencang-kencangnya. Sampai aku yang ada di gerbang luar dengar… Tadinya aku mau cuekin saja. Riku yang mau ikut tadinya juga sudah “diem” setelah aku bilang, cuma sebentar saja, karena mama mau ketemu teman sambil online. Sudah siap bawa laptop juga. Tapi…..
Akhirnya aku masuk ke dalam, taruh tas berisi laptop, masukkan botol susu, gendong Kai dan suruh Riku bersiap, sambil tulis sms ke Pito, “Aku bawa anak2 gpp kan?”
Kebetulan Opa dan Oma ada sembahyangan di Dempo, jadi kami diturunkan di TRATTORIA, KH AHMAD DAHLAN, Mayestik.
Well…. banyak restoran Italia di Tokyo yang bernama Trattoria. Karena arti kata Trattoria adalah An informal restaurant or tavern serving simple Italian dishes. Jadi tidak salah dong kalau di benakku itu adalah restoran italia, tempat kita bisa pesan spaghetti dan Pizza.
Well, satu yang aku salah…. “TRATORIA”nya pakai satu “T”, dan tempat itu adalah semacam Pujasera…rumah makan yang mempunyai stall-stall, warung-warung yang menjual berbagai macam makanan. Dan the worst is TIDAK BER-AC….. jadi deh aku gendong Kai dan gandeng Riku memasuki Tratoria dengan berkeringat hihihi.
Bertemu dengan “penjaga” nya tratoria, si Pito, the Bitch! Dan melewati malam dengan memesan berbagai makanan. Well, karena murah (MUR=MER=KENYANG!!!) , jadi kalap deh pesan makanan macam-macam. Ya bakso, bakwan, sate 3 macam, dsb dsb… karena aku ingin cicip saja. Sisanya dihabisin sama Pito (but the problem is…seberapa sih sisanya hahahaha)
Yang pasti kembali ke masa mahasiswa deh. Dan emang di situ ngga ada sih ibu-ibu yang bawa anak dan bayi + sebotol susu. salah tempat! hihihi
dan aku setuju sekali waktu Pito mengatakan Tratoria is Trotoar…. membayangkan kita makan di trotoar, sampi gerobak kaki lima. BUT… it was nice Pito…thank you very much! I enjoyed it.
Memang hari ini cocok untuk menjadi Hari Tersenyum bagi bangsa Indonesia, terutama kepolisian. Karena pada hari ini, konon, Nurdin M Top yang sudah lama menjadi buron kasus-kasus pemboman, berhasil ditangkap, dikepung dan…. mati. Aku tidak akan menulis tentang ini lebih lanjut, karena ini di luar wewenangku.
Tapi hari ini, bagi orang Jepang, menjadi hari tersenyum. Semata-mata karena 8 – 8 jika ditulis dengan kanji menjadi 八八, yang mirip dengan katakana ハハ haha… suara orang tertawa. Jadilah hari ini menjadi Smile Day.
Menurut kedudukan matahari, hari ini tanggal 8 Agustus (8-8) ini merupakan hari pertama musim gugur yang disebut dengan Risshuu 立秋. Akan tetapi meskipun dikatakan awal musim gugur, hari-hari masih amat panas bagaikan puncak musim panas. Dan sejak hari ini, jika mau mengirimkan kartu pos untuk summer greetings, akan mengatakan Zansho mimaimoushiagemasu 残暑見舞い申し上げます, bukan lagi shochuu mimaimoushiagemasu 暑中見舞いもうしあげます.
Sebenarnya ada banyak peringatan hari ini tapi karena menurut saya tidak begitu menarik (lucu), saya skip saja dan menutup tulisan saya dengan satu peringatan yaitu peringatan PAPAIYA (pepaya) . Lagi-lagi ini hanya bunyi pa pa , hasil bacaan 8-8. Papaya merupakan buah mewah di Jepang, karena sulit didapat. Tapi saya tidak mau makan papaya di Jepang, karena kecil dan tidak manis…. papaya itu jika dilihat bapak saya akan diberi nama, Papaya Burung. Bukan konsumsi manusia.
Sulit sekali melepaskan diri dari si Bungsu Kai, apalagi jika mau bepergian sendiri. Kalau Riku, dia bisa dibujuk untuk tinggal di rumah, tapi dia akan lebih suka ikut jika aku berkata bahwa aku ada janji bertemu teman. Dia akan bertanya, “Siapa temannya? Laki-laki atau perempuan? Berapa orang? dll”. Dia ingin bertemu dengan bermacam orang, dan dengan harapan untuk bertemu juga dengan laki-laki dewasa, sehingga dia bisa main bersama. Dia tidak begitu suka bertemu dengan anak-anak seumuran dia. Padahal, kebanyakan teman-temanku adalah wanita.
Hari Kamis aku ada janji untuk bertemu dengan Sigi-san, teman kenal di blog TE ini, yang kebetulan dia adalah junior di SMA yang sama. Dia tinggal bersama suaminya di Jepang (bukan di Tokyo) dan kami sempat bercakap-cakap di chatting YM. Membicarakan kehidupan di Jepang, dan antara lain hasilnya adalah tulisan tentang sertifikat di Jepang. Dan kebetulan persis waktu aku liburan di Jakarta, dia juga pulkam, sehingga kami bisa bertemu di Jakarta (kalau di Jepang, sulit sekali untuk bertemu… jauh sih hehhehe).
Aku janji bertemu jam 4 di Bakwan Teebox, Wijaya. Dan pukul 3:30 aku berhasil mengendap-endap keluar rumah, tanpa diketahui Kai. Yatta!
Karena dekat, aku sampai 10 menit sebelum jam janji. Dan ternyata Sigi sudah ada. Wah aku takjub melihat dia melangkah masuk ke resto itu, karena dia cantik bak peragawati! Berdua memesan Bakwan, dan sambil bercerita ke sana ke mari kami makan bakwan. Terutama mengenai kehamilan pertama. Tentu saja sebelum makan kami sempatkan untuk berfoto bersama.
Sebetulnya kamis itu aku juga punya janji untuk makan malam, dan terpaksa batal. Karena aku tidak bisa melepaskan diri dari anak-anak terutama Kai. Kupikir aku akan menunggu sampai Kai tidur baru keluar rumah. Tapi ternyata Kai baru tidur jam 11 malam! Duh. Jadi terpaksa janjinya aku batalkan… Sorry ya Pito. (Aku tidak biasa membatalkan janji dengan ringan, kecuali memang tidak bisa dihindarkan)
Dan… aku menangis malam itu. Bukan, bukan karena tidak bisa pergi menepati janji makan malam. Tapi karena aku bisa bicara dari hati ke hati dengan Sulung ku, Riku.
Karena berencana pergi, jam setengah delapan aku sudah mengajak anak-anak tidur. Sambil berbaring di tempat tidur itu, Riku berkata:
“Mama, aku ngga boleh ikut sama-sama ya?”
“Nggak…. kamu pasti ketiduran. Mama ngga mau gendong kamu. Berat! Lagian mama mau ngobrol… Kamu ngeganggu kalo kamu ikut” aku ngedumel…
……
“Mama, mama pergi aja sekarang…”
“Ya ngga bisa dong sekarang, kan Kai belum bobo. Kai ngga bisa bilang “bye bye” dan membiarkan mama pergi kan? Apalagi kamu bilang bye bye gini, kai jadi tahu mama mau keluar. Dia ngga bakal kasih….”
diam lagi….
lalu terdengar isak tangis.
“Mama, maaf ya gara-gara Riku, mama ngga bisa pergi….”
“Bukan gara-gara Riku. Apa boleh buat… mama kan seorang ibu, tidak bisa meninggalkan anak-anaknya begitu saja. ”
Kai klutekan sendiri dalam kamar yang gelap, Riku berbaring di samping dinding, sedangkan aku di paling pinggir. Ada jarak yang jauh antara aku dan Riku. Tiba-tiba aku menjadi sedih, air mata tergenang dan berkata,
“Riku…. mama tinggal di jepang, tidak ada teman-teman mama. Semua teman mama ada di Jakarta. Sehingga kalau mama ke Jakarta baru mama bisa bertemu mereka. Tapi, kadang biarpun mama mau bertemu mereka, mereka tidak bisa bertemu mama, karena mereka juga punya kehidupannya sendiri. Mereka juga punya anak-anak dan keluarga. Dan itu apa boleh buat, sudah begitu. Mama juga tidak bisa bebas lagi, karena mama menikah, lalu mempunyai anak. Bagaimanapun juga anak-anak itu nomor satu.” Kok aku jadi sedih begini ya… kenyataan bahwa memang aku kesepian…
Kai menghampiri aku dan aku memeluk dia menyuruh dia tidur. Rupanya tindakanku dilihat Riku, dan dia tambah terisak… loh …kok?
“Kenapa nangis Riku?”
“Mama lebih sayang pada Kai…..”
“Apa? sini kamu…. ” Setelah Riku mendekat, aku dekap dia erat-erat…
“Riku tahu kan, mama sayang sekali sama Riku. Kai belum mengerti apa-apa, biarpun mama bicara, Kai tidak mengerti. Tapi mama tahu, mama bisa cerita isi hati mama pada Riku. Maka mama tadi bicara begitu kan? Riku adalah permata mama, jangan ragu lagi ya?”
Menangislah kami berdua, berpelukan, dan Kai menabrak kami, minta dipeluk juga.
“Lihat, si Kai cuma bisa gerecokin saja ya….Dia juga cemburu sama Riku kan? Tapi buat mama, Riku dan Kai adalah harta yang sangat berharga. Mama tidak jadi pergi juga tidak apa-apa. Dan memang mama sudah batalkan kok janji dengan teman mama itu. Masih ada waktu lain kok. Jadi Riku jangan pikir yang tidak-tidak ya?”
“Iya ma… aku juga sayang mama…”
Aku memang membatalkan janji dengan Pito malam itu, tapi aku melewatkan waktu yang amat berharga dengan anakku. Dan akhirnya aku dan Riku tertidur lebih dulu daripada Kai. Tanpa aku sadari Kai keluar kamar, bermain di luar dan diantarkan masuk oleh Opanya kira-kira jam 11 malam. Duhhhh…
Minggu lalu aku sempat chatting dengan Kris, dan janji untuk bersama-sama pergi ke Museum Tekstil, dekat Tanah Abang, Jakarta. Karena komentar Maria san pada posting saya yang mmeberitahukan informasi bahwa kita bisa membatik di Museum Tekstil, maka aku ingin mengajak Riku ke sana. Riku pun antusias, karena dia memang suka menggambar. “Mama, boleh gambar apa saja?” “Tentu boleh Riku”.
Jadilah kemarin, Rabu tanggal 5 Agustus 2009, kami pergi ke Museum Tekstil yang beralamatkan K.S. Tubun 2-4. Sebelumnya aku sudah menelepon ke sana, untuk memastikan jam buka (9:00-15:00 Senin libur) dan apakah musti mendaftar sebelumnya jika mau belajar membatik. Ternyata dijawab, silakan langsung datang saja.
Naik taxi dari rumah jam 9 lewat, menjemput Krismariana di halte depan Diknas, lalu bersama-sama ke arah Tanah Abang. Kami adalah tamu pertama, sehingga pintu masuk museum baru dibuka waktu kami datang. Museumnya sendiri tidak begitu besar, dan tidak begitu banyak kain yang dipajang di sana. Yang pasti di sebelah kiri pintu masuk ada display dengan bahan-bahan membatik dan canting/cetakan membatik. Bagi awam, mungkin cukuplah pameran bahan kain yang ada dengan harga tiket masuk Rp 2000 ini. Tapi bagi mereka yang cukup mengenal tekstil Indonesia, masih terasa “kurang”. Saya sendiri tahu ada ibu Jepang yang mengoleksi kain batik kuno dan langka di Jepang.
Riku sendiri bosan melihat “kain-kain bergantungan” dan memaksa cepat-cepat ingin membatik. Akhirnya setelah 10 menit menghabiskan waktu di dalam museum yang tadinya adalah gedung Depsos, kami keluar dan menuju ke bangunan pendopo di belakang museum yang menjadi “bengkel batik”.
Biaya belajar membatik seukuran saputangan ini adalah Rp. 35.000 yang didalamnya sudah termasuk tanda masuk museum (jadi tak perlu membeli karcis Rp 2000 lagi). Pertama kami diberikan kain putih lalu kami bisa memilih gambar desain yang tersedia. Karena Riku mau gambar sendiri, maka dia langsung menuju meja dan langsung menggambar “freehand” di atas kain.
Tadinya aku tidak mau ikut membatik, karena berpikir harus menjaga Kai. Tapi melihat Riku menggambar, dan ingin mengulang kembali kenangan menggambar batik waktu SMP, aku akhirnya membayar biaya belajar tersebut dan memilih desain yang menurutku lumayan mudah, Kipas.
Setelah gambar dengan pensil selesai, kami mengelilingi kompor dengan wajan berisi lilin panas. Masing-masing memegang canting, dan mbak petugas membantu Riku untuk membatik. Agak khawatir juga pada Riku, jangan sampai tangannya terkena malam panas. Yang aku tidak antisipasi adalah kemungkinan Kai merasa bosan dan mendekat ke kompor. Memang dia tidak mendekat ke kompor tapi waktu dia mundur, tangannya mendorong tanganku yang sedang memegang canting dengan malam panas. Terbanglah lilin panas itu ke arah mata kiri. Dan aku bersyukur bahwa aku menutup mata saat itu, sehingga lilin itu hanya mengenai kelopak mata saja. Dan bersyukur juga tidak tumpah ke arah Kai.
Cukup panik karena kena mata, sedangkan Kai menangis dan minta digendong. Terpaksa aku sambil terus menggendong Kai, menyerahkan penanganan mukaku pada mbak petugas yang langsung memberikan obat di kelopak mata. Panas memang, dan sakit…. tidak sadar airmata juga keluar. Riku juga panik sambil berkata, “Mama, sakit? bagaimana rasanya?”
Well, selama mataku tidak buta no problem deh. Terbayang seandainya aku buta, tidak bisa membaca dan menulis… wah …seperti apa hidup ini ya? Amit-amit deh….
Setelah gambar ditutup lilin depan belakang, dilanjutkan dengan proses pewarnaan yang dilakukan oleh petugas. Kami hanya bisa memandang saja. Setelah warna yang diinginkan timbul, lilin dibuang dengan memasaknya dalam air panas. Setelah itu tinggal dikeringkan deh…. Tapi karena tidka mau menunggu lebih lama lagi, dan perut juga sudah keroncongan karena sudah lewat jam makan siang, kami bawa hasil membatik hari itu basah-basah dalam kantong plastik.
Naik taxi dari depan museum, kami pergi ke Grand Indonesia, makan siang ala japanese. Aku senang sekali lihat anak-anak makan banyak. Yappari mereka orang Jepang ya.
Setelah selesai makan, Riku ingin bermain di tempat permainan, sehingga aku temani dia dan ….melewatkan waktu santai, duduk-duduk dengan Kai, dan makan es krim bersama.
Melihat kami makan es krim, Riku juga mau, dan…. aku merasa lucu karena Kai selalu merebut es krimnya Riku. Dan Riku akhirnya membiarkan adiknya mengambil es krimnya. A Good big brother… dan pelajaran untuk aku. Sekarang, jika membeli sesuatu HARUS DUA YANG SAMA, supaya tidak berantem hihihihi….