Lonceng membahanakan cinta

17 Apr

Kemarin saya sibuk! Benar-benar sibuk! Huh…segitu aja laporan siy? Boleh dong tulis curhatan di blog sendiri. hehehe. Selain mengerjakan terjemahan yang baru selesai seperempatnya, padahal sudah 3 hari tidak tidur… , kemarin saya pertama kali mengikut Hogoshakai 保護者会 PTA (Parent Teacher Association) di SD nya Riku.

Banyak yang saya mau ceritakan tentang pertemuan kemarin, tapi karena saya hanya punya waktu sedikit untuk menulis, maka saya hanya akan menulsi satu topik yang saya rasa menarik. Tentu kalau membaca judul posting ini, berpikiran tentang bel sekolah ya? No… saya tidak mau menulis  soal itu sekarang, tapi lonceng yang lain lagi.

Salah satu kegiatan PTA adalah mengumpulkan ベルマーク BELL MARK. Tanda lonceng. Saya memang sudah pernah mendengar soal tanda bel ini, tapi belum ngeh sampai kemarin. Persis waktu saya membuka sekantong potato chips untuk ngemil sambil menerjemahkan di tengah malam (gemuk..gemuk deh, bodo deh!) Nah, saat itu saya  menemukan bell mark itu.

Saya sempat “membongkar” sampah plastik syaa dan menemukan 3 buah bellmark itu. Dan setelah saya perhatikan di setiap bawah gambar lonceng itu ada tulisan 1,6 – 2,0 dan 2,9 … wah apa nih artinya.

OK saya mengerti bahwa saya harus mengguntingnya, kemudian mengumpulkannya ke PTA. Tapi setelah itu bagaimana? Katanya itu menjadi dana bagi kegiatan murid-murid. Seberapa besar? Dan siapa sih yang memulai kegiatan ini? Rasa ingin tahu saya mulai menggelitik dan akhirnya “terpaksa” saya stop kerja dan mencari di paman google.

Saya bertemu homepage dari BellMARK itu dan menemukan informasi sbb:

Bellmark pertama kali dimulai tanggal 24 Oktober 1960, diprakarsai oleh Kelompok Pendukung Sarana Pendidikan dengan porosnya Harian Asahi (Asahi Shimbun) setelah mendapat ijin dari Departemen Pendidikan Jepang. Sekarang namanya sudah menjadi Yayasan Pendukung Pendidikan Bellmark. Kegiatan ini diikuti oleh PTA sekolah (harus mendaftar terlebih dahulu), dan sekarang jumlahnya sudah mencapai 28.000 sekolah. Untuk pribadi, tidak bisa menerima bantuan, tapi bisa membantu mengumpulkan dan diberikan ke PTA sekolah terdekat atau dikirim ke kantor Belmark.

1 point yang tertulis pada tanda lonceng berharga 1 yen. Jadi kalau saya kemarin mengumpulkan 1,6 – 2,0 dan 2,9 berarti saya sudah mengumpulkan 6,5 yen! Itu baru satu hari dan hanya dengan menggunting saja loh. Wahhhh bayangkan kalau saja semua keluarga mau sedikit bersusah dan mengumpulkan tanda lonceng ini berapa banyak dana yang bisa dikumpulkan untuk membantu kegiatan pendidikan?Dan waktu saya membaca daftar top 100 pengumpul bellmark tertulis sebuah nama sekolah di daerah Shizuoka yang berhasil menjadi nomor satu dengan mengumpulkan 758,616 point = 758,616 yen! WOW

Saya merasa KAGUM pada usaha-usaha seperti ini. Seharusnyalah Persatuan Orangtua Murid di Indonesia juga bisa berikhtiar mengadakan kegiatan yang sedikit bisa membiayai pendidikan. Seperti yang pernah saya tulis tentang Eco-cap, yang dengan membantu mengumpulkan “sampah” , memilah, dan tutup botol itu bisa menjadi uang!

Tapi uang/dana itu dari mana? Tentu saja perusahaan yang mencetak label bellmark di kemasannya itu yang mengeluarkan dana sebanyak yang dicap. Ada banyak perusahaan yang mengikuti kegiatan Bellmark ini, dan sayangnya saya belum menemukan berapa jumlah perusahaan itu. Ada beberapa nama besar di daftar website, seperti Kirin Beverage, Morinaga Seika, Toshiba, Kewpie dll. Ada kerjasama, ada “simbiosis mutualisma” antara perusahaan dan bellmark. Karena untuk mengumpulkan bellmark, mereka membeli produknya, bukan? Untuk promosi juga bisa, karena perusahaan itu ikut mendukung pendidikan. Hei, adakah perusahaan Indonesia ikut memikirkan pendidikan Indonesia (harusnya ada, kalau tidak… miris deh)? Jangan-jangan nama yang keluar tidak lain dan tidak bukan adalah perusahaan PMA  juga.

Apakah sudah ada kegiatan yang mendukung pendidikan yang merupakan kerjasama antara perusahaan -sekolah-orang tua murid dan masyrakat seperti ini? Untuk kepentingan satu sekolah, bukan pribadi-pribadi tertentu seperti beasiswa dll. Bukan hanya satu arah saja, murid/sekolah minta-minta duit pada perusahaan tertentu setiap kali mau mengadakan kegiatan, bersifat short term. Lalu perusahaan tertenu yang dimintai itu memberikan duit dengan imbalan pasang banner…. mustinya ada yang lebih “mendidik”. Saya salut dengan KERJASAMA jaringan ini.  Ayo dong!

Akhirnya kenapa kegiatan ini disebut Bellmark? Katanya dipilih lonceng sebagai lambang karena lonceng dapat menggemakan suara cinta, sampai ke seluruh pelosok, baik dalam dan luar negeri. Dan saling menolong murid-murid dalam kegiatan pembelajaran.

Ini baru satu oleh-oleh cerita yang saya dapat dari pertemuan PTA kemarin. Masih banyak hal-hal baru yang saya temukan dan ingin saya sharekan di TE, tapi untuk hari ini segini dulu ya. Doakan kerjaannya cepet selesai, dan saya bisa menulis lagi.