Kemarin pertama kali Riku berenang di musim panas tahun ini. Menurut prakiraan cuaca katanya akan hujan, tapi ternyata sekitar jam 9 pagi cerah sekali dan panas 🙁 Jadi aku siapkan tas dia berisi handuk, celana renang dan topi, serta kantong plastik untuk baju yang basah. Menurut kurikulum TKnya Riku, kelas atas (nencho) akan berenang setiap hari Selasa, dan sampai dengan summer holiday dia ada 7 kali kelas olahraga (renang). Kemarin adalah yang kedua, karena yang pertama hari mendung. Jadi kalau hujan sudah pasti tidak berenang. Standar mereka jika udara di luar + suhu air = 50 derajat lebih, maka acara renang akan diadakan. Tahun lalu dia bisa berenang paling hanya 3 kali, karena banyak hujan. Semoga tahun ini dia ada banyak kesempatan untuk berenang.
Mereka berenang di kolam renang yang ada di halaman sekolah. Sebelum menuju TK nya Riku, saya selalu harus melewati SLB. Di halaman sekolah mereka juga ada kolam renang. Lalu saya tanya pada Mariko san, Apakah semua TK ada kolam renangnya? Jawabnya Ada… Kebanyakan TK,SD pasti ada kolam renang. SMP sebagian ada, sedangkan SMA daerah biasanya ada karena tidak ada masalah dengan lahannya. Wahhhh, setahu saya tidak ada sekolah di Indonesia yang mempunyai kolam renang. Mungkin di sekolah swasta? Saya bersekolah swasta terus sejak TK, tapi tidak ada kolam renang. Ada pelajaran renang, tapi pakai fasilitas umum terdekat (waktu itu di Bulungan tuh…waktu SMP, SD tidak ada berenang). Lalu saya ingat di Sekolah Jepang di Jakarta yang di daerah Pasar Minggu dulu, ada kolam renangnya. Mustinya di sekolah di lokasi baru juga ada. Negara Jepang dan Indonesia negara kepulauan. Tapi apakah anak-anak Indonesia semua bisa berenang? Saya rasa tidak semua.
Hanya saya merasa aneh waktu pergi ke kolam renang di sini, milik pemerintah daerah. Kebanyakan dalamnya hanya 120 cm saja. Waaah kalau begini sih, saya mau saja berenang tiap hari. Soalnya saya itu meskipun bisa berenang, selalu merasa panik kalau harus berenang di tempat yang dalam. Di kolam renang belakang rumah (bukan punya saya loh, dekat rumah) memang ada tempat yang rendah tapi sistemnya menurun. semakin ke utara semakin dalam.Dan anak-anak dan ibu-ibu memenuhi bagian dangkal sehingga biasanya anak-anak muda harus berada di kedalaman 2 meteran. Brrr. Yang paling dalam cuma 3 m sih… tapi saya selalu merasa waswas. Kolam itu dulu sering dipakai latihan oleh keluarga perenang Item. Sejak dibangun kolam baru di tempat lain tapi tidak begitu jauh dari situ, maka kolam lama itu selalu dipenuhi anak-anak. Kolam yang baru memang lebih bagus dipakai untuk latihan renang 25 m. Selain itu ada kolam dalam 5 meter untuk latihan loncat indah. So, karena saya penakut, tidak pernah mau coba untuk berenang di kolam baru itu. Tapi waktu saya ke jkarta 2 tahun yang lalu, adik saya sekeluarga mengajak saya dan riku untuk berenang di kolam baru itu (sudah jadi lama juga sih). Itu saja satu kelemahan saya, saya tidak bisa melindungi anakku jika berhubungan dengan air, kolam atau laut. Saya paling takut air. Untung ada opanya, sehingga riku bisa saya titipkan. Opanya Riku perenang, waktu masih muda pernah berenang dari Makassar sampai ke pulau terdekat pelabuhan pp. Dia juga dulu pemain sepak bola.
Ketakutan saya pada air bukan disebabkan misalnya saya pernah tenggelam atau apa. Tapi dulu waktu kecil saya sring bermimpi harus berenang di kolam yang dalamnya sedalam gedung skyscraper. lets say 40 m. Saya berenang terus sambil ketakutan …jangan berhenti..jangan berhenti…karena saya tidak bisa mengambang (berenang anjing). Mimpi itu sering datang. Dan dalam kenyataan saya semakin benci pada kolam renang. Karena itu waktu memilih nama untuk anakpun, saya menghindari kanji yang mengandung unsur air. Riku 陸 berarti daratan/benua. Tapi Kai 櫂 berhubungan dengan air dengan arti dayung, dan dia lahir tepat di hari laut. Tapi dalam kanjinya tidak ada unsur airnya, adanya unsur kayu.
Yang pasti Riku dan Kai suka sekali air, suka mandi dan berendam. Sejak bayi, tidak pernah nangis kalau dimandikan. Saya, riku dan kai menikmati sekali berendam di air hangat. Yaaah mungkin emang saya “jodoh”nya hanya pada bath-tub bukan kolam renang 🙂
Riku bersama Darma dan Sophie