Kentang

18 Jun

Hari ini ada acara panenan kentang di TK nya Riku. Setiap bulan Juni memang waktunya panen Kentang, dan sebagai bagian dari kurikulum TK nya, setiap Juni diadakan acara menggali kentang di kebun milik warga dekat TK tersebut. Tentu saja karena mereka tidak menanam, pasti membayar biaya. Biayanya sudah termasuk uang sekolah, jadi tidak dipungut biaya ekstra lagi. Setiap anak harus membawa sarung tangan untuk mengambil kentang dari tanah, lalu kantong plastik untuk membawa pulang kentang yang sudah diambil. Dan juga harus membawa sepatu boot supaya tanah tidak masuk ke dalam sepatu.

Hari ini ada 8 kelas, dan besok ada 3 kelas yang akan pergi ke ladang itu. Setiap kelas mendapat waktu 15 menit. Karena anak-anak belum terbiasa berladang, maka ada beberapa orang tua murid yang mendampingi untuk membantu anak-anak. Dulu waktu Riku masih di Hoikuen (Penitipan/playgroup bukan TK) pernah juga memanen ketimun dan tomat. Kegiatan seperti ini pasti ada di setiap sekolah Jepang. Kalau sudah SD ada yang bahkan pergi menanam padi, dan musim panas pergi memanennya. Ladang atau sawahnya milik masyarakat sekitar. Jadi ada kerjasama antara sekolah dan warga sekitar. Setahu saya tidak ada kegiatan seperti ini dalam kurikulum sekolah di Indonesia, padahal dengan pergi terjun langsung ke ladang, banyak yang bisa dipelajari. Tapi mungkin sekolah Indonesia tidak mau “membuang waktu” hanya untuk berlumpur-lumpur hehhee.

So, hari ini Riku bawa pulang sekitar 2,5 kg kentang hasil panenannya. Tahun lalu lebih berat lagi panenannya, ada mungkin 3,5 kg lebih. Kasihan juga anak-anak harus bawa seberat itu. Sekarang saya sedang pusing pikir jenis masakan yang memakai kentang, karena baru saja minggu lalu saya beli 5 kg kentang….lupa bahwa Riku ada acara ini. Fried Potatoes, perkedel, sup sayuran, potato salada  dll. (apa lagi ya…)

Sesudah jemput Riku dari TK, kita pergi ke RS untuk pemeriksaan kesehatan berkala (10 bulan) untuk Kai dan vaksin MR untuk Riku. Riku sejak kecil tidak pernah nangis kalau disuntik. Kai juga lolos pemeriksaan 10 bulan. Tapi karena dia belum bisa berdiri, maka nanti sebulan lagi harus periksa. Yah sebetulnya Kai sekarang sudah 11 bulan, tapi kalau dihitung dari due datenya sebetulnya dia sekarang baru 9 bulan. Yang penting kedua anakku ini sehat-sehat saja.

Onigiri – Nasi Kepal

18 Jun

Kali ini saya mau posting khusus mengenai onigiri atau bahasa Inggrisnya Rice Ball, dan saya mengatakannya dalam bahasa Indonesia adalah nasi kepal, karena dibuatnya dnegan mengepalkan tangan, meskipun besarnya belum tentu sekepalan tangan (boleh juga sih…. yang big size ya hihihi). Onigiri juga sering disebut dengan omusubi, atau nigirimeshi. Nasi kepal ini mudah dibuat, enak dan mengenyangkan. Saya posting ini sambil teringat Eva, Jeng lala, Ai dan teman-teman lain yang mungkin mau coba buat. Atau untuk Bang Hery, Mas trainer  mungkin yang mau memanjakan istri,  atau bahkan mas Hangga untuk memikat gadis-gadis.

Hari ini adalah hari yang paling tepat posting mengenai Onigiri, karena ternyata hari ini adalah hari Onigiri, menurut masyarakat dari Prefektur Ishikawa. Prefektur ini menghasilkan beras yang pulen dan enak. Beras diperingati setiap tanggal 18 dan kenapa bulan juni peringatan onigiri? Karena ada sebuah daerah di Prefektur Ishikawa yang bernama Rokuseimachi yang dianggap sebagai kampung halamannya onigiri, akibat ditemukannya fosil onigiri tertua disebuah perumahan dari tanah liat (pithouse). Dan ditetapkan bulan juni karena bulan juni = rokugatsu , roku nya merupakan kata pertama dari nama kota tersebut (huh asal bunyi sama …gitu aja alasannya).

Beras yang enak tentu menentukan rasa dari onigiri itu sendiri. Beras jepang termasuk dalam keluarga japonica sehingga pulen dan bisa menyatu jika dipadatkan, berlainan dengan beras indica. Karena itu jika Anda yang berada di Indonesia ingin membuat onigiri, saya sarankan Anda membeli beras Jepang (pasti mahal) atau mencampur beras indonesia dengan beras ketan dengan perbandingan 3:1. (Dicoba saja nanti sendiri perbandingan yang tepat karena tentu saja beras di Indonesia berbeda kepulenannya berdasarkan jenis/mereknya) . Begitu beras tanak, biarkan sebentar supaya uap air yang tersisa bisa menguap. Kemudian ambil nasi tersebut sebanyak yang mau dibuat sebagai onigiri. Jangan lupa basahkan tangan. Tangan yang basah penting sekali untuk membuat onigiri. Karena di musim panas bakteri mudah berkembang biak, perhatikan kebersihan tangan sebelum membuat onigiri. Juga jangan memakai air ledeng untuk membasahkan tangan di Indonesia (kalau di Jepang sih air ledeng bisa diminum sehingga tidak menjadi masalah). Jika Anda suka, Anda bisa menaburkan sedikit garam pada telapak tangan Anda. (Kalau saya tidak begitu suka asin …mengurangi garam untuk kesehatan sehingga tidak pernah memakai garam) Nasi panas itu dikepalkan setengah jadi dan bagian tengah dibuat lubang untuk mengisi “lauk/daging” yang akan dimasukkan. Setelah lauk itu ditaruh di tengah-tengah, lanjutkan kembali dengan menutup lauk tersebut dan buat bentuk onigiri yang diinginkan. Onigiri ada bermacam bentuk, tapi yang lazim adalah segitiga. Ada pula yang berbentuk bulat gepeng seperti perkedel. Setelah nasi menjadi padat dan berbentuk tutupi dengan nori (rumput laut kering) jika suka. Saya tahu banyak orang Indonesia yang tidak begitu suka nori, sehingga buat mereka yang tidak suka, tidak perlu ditutup dnegan nori. Kalau mau, bisa juga menutup nasi kepal dengan wijen putih atau hitam. Wijen yang segar dapat menambah aroma dan rasa yang enak pada nasi kepal tersebut.

Nah, sekarang apa saja sih yang bisa dimasukkan dalam onigiri? Banyak!! Tapi yang terumum di Jepang adalah Umeboshi (buah plum kering), serpihan Ikan tuna begitu saja atau dicampur dengan mayoneise, telur ikan mentaiko/tarako mentah atau dibakar dan okaka (serutan ikan tuna kering – katsuobushi). Selain memasukkan lauk tadi secara utuh di tengah onigiri, Anda bisa mencampurnya dulu pada nasi sebelum dikepal. Biasanya di Jepang jenis-jenis sayuran kering/ wakame (gagang laut) atau ikan teri nasi mentah/goreng yang paling banyak dijadikan campuran dalam nasi tersebut. Pokoknya hampir semua bahan makanan/daging yang cocok dimakan dengan nasi bisa dijadikan “lauk/daging” dari onigiri. Daging sukiyaki, semur, susis, ikan sardin, ayam cincang bumbu kecap ….whatever lah.

Variasi untuk di Indonesia misalnya :Coba deh masukkan corned beef begitu saja atau dicampur mayoneise dulu…pasti enak. Atau abon sapi…. hmmm yummy. Mustinya sih kalau dimasukkan keringan tempe juga enak, tapi saya belum coba karena tempe mahal sekali di sini. Pokoknya cobalah buat onigiri versi Anda sendiri… Dan kalau ada teman yang mau membuka usaha restoran, bisa juga nih coba usaha restoran ONIGIRI…saya yakin pasti laku deh. Di sini saja banyak kok warung onigiri yang bisa makan di situ sambil berdiri.

Sebagai pendamping onigiri biasanya disajikan acar-acaran. Kalau di Jepang ada Takuwan (acar lobak yang berwarna kuning) yang praktis, atau kalau di restoran tentu saja ada tsukemono (acar) dari bermacam-macam sayur, seperti terong, ketimun, lobak putih, sawi dsb. Kalau untuk orang Indonesia, mungkin lebih cocok dengan acar ketimun/wortel. Selain acar, juga bisa disajikan dengan sup miso yang panas…. hmmm jadi lapar nih. ITADAKIMASU (artinya saya makan yahhhh)

So…silakan coba. Yang penting adalah Nasi panas dan tangan basah. Tak ada daging? Garam saja cukup kok.

Entah kenapa kok sekarang sambil nulis begini saya membayangkan onigiri yang isinya tempe bakar, yang ditumbuk dengan cabe rawit….. duh kangen tempe…..hiks…. (sabar…. sebulan lagi bisa makan tempe sepuasnya). Trus… supnya sayur bening hihihi. Ini mah bukan masakan Jepang lagi, udah menu masakan Indonesia dengan Nasi kepal. hihihi