Hotto shita = Lega deh!!

16 Jun

Saya rasa mulai kemarin dosen pembimbing saya boleh lega. Atau keluarga dari Nakamura san, dan yang paling lega mustinya Nakamura san sendiri. Siapa sih si Nakamura san ini?

Dia adalah mahasiswa (katanya sih hampir DO) dari Yokohama National University yang ditawan kelompok bersenjata di Iran selama hampir 8 bulan. Kok bisa sampai sana? Tidak Jelas juga, karena tadinya dia ada di Pakistan untuk kegiatan sukarela. Nah dia ini kebetulan sebelum cuti kuliah, terdaftar di seminar (jurusan) nya mantan dosen pembimbing saya. Karena ada kejadian ini, pada awalnya banyak wartawan yang haus berita menunggu di depan kantornya dosen saya ini. Padahal kita punya kebiasaan untuk bertemu 6 bulan sekali pas ada festival universitas. Karena kondisi ini kamipun tidak bisa leluasa berkunjung ke kantor sang dosen. Padahal tadinya saya sudah rencana mau ajak Kai dan Riku tentunya berkunjung di awal bulan juni kemarin, tapi acara pertemuannya batal. Dengan adanya berita dibebaskannya Nakamura san ini, yang pasti pertama kali dosen saya bisa tidur lelap tanpa diganggu nyamuk pers. Dan semoga saya bisa mengikuti reunian lagi dalam waktu dekat (biasanya bulan Juni dan November).

So, buat mahasiswa-mahasiswa hati-hati ya kalau bekerja sukarela atau kalau mau ber-backpacker hati-hati kalau pergi ke daerah rawan seperti Iran, Iraq dll.

Hari Ayah

16 Jun

Mungkin di Indonesia hari Ayah tidak diperingati, tapi di Amerika dan Jepang, kami memperingati Hari Ayah dan Hari Ibu. Kalau hari Ibu adalah hari Minggu di minggu kedua bulan Mei, Hari Ayah adalah hari Minggu di minggu kedua bulan Juni. Karena tanggal 1 Juni jatuh pada hari Minggu, maka ditetapkan hari Ayah itu tanggal 15 Juni, berarti kemarin ya. Karena kemarin saya sibuk mencuci baju, tirai, selimut dan sprei sampai 4 kali pakai mesin cuci, jadi tidak ada waktu untuk posting.

Di Jepang, panggilan ayah ada beberapa macam. Otosan お父さん(おとうさん)biasanya untuk ayahnya orang lain (hint= semua yang pakai san bukan untuk diri-sendiri). Jadi untuk ayah sendiri pakai chichi 父 (ちち). Tentu saja pengaruh dari luar bisa juga memanggil papa パパ。 Nah kalau anak kecil biasanya panggil papa, tapi kalau sudah menjadi remaja biasanya memanggil ayahnya dengan Oyaji (kalau panggil papanya langsung) atau chichioya jika membicarakan ayahnya pada orang lain 親父 (おやじ) (ちちおや).

Nah, ada sebuah survey yang menanyakan kapan seorang anak laki-laki berhenti memanggil ayahnya dengan papa dan berubah menjadi Oyaji. Ternyata perubahan itu terjadi waktu SMP dengan jawaban 33%. Alasannya, malu memanggil “papa” , atau karena lingkungan sekitar semua memanggil begitu, atau mulai SMP itu ingin berbicara pada ayahnya secara man-to-man. Nah, jadi bagi ayah yang tiba-tiba mendengar dirinya dipanggil sebagai oyaji oleh anak laki-lakinya, berarti anaknya sudah menjadi dewasa dan ingin diperlakukan sebagai laki-laki dewasa juga.

Kalau dalam bahasa Indonesia, saya rasa tidak ada perubahan panggilan terhadap ayahnya sendiri. Jika dari kecil panggil papa, mustinya sih tidak akan berubah. Lagipula panggilan ayah berbeda menurut daerahnya. Mungkin ada yang memanggil Babe, Abah, Ayah, Daddy (hihihi ogah ah saya panggil daddy kayaknya kok foreign banget ya), Papa, Papi….dsb. Kalau saya memanggil ayah saya dengan “papa”, bagaimana Anda memanggil ayah Anda?

小さい頃は「お父さん」や「パパ」と呼んでいたのに、いつの頃からか「親父」と呼び方が変わっていることに気が付く男性は多いのでは? そこでオリコンで は、現在「親父」と呼んでいる、中・高校生~40代の男性を対象に『いつ頃から父親のことを“親父”と呼ぶようになったか?』について調査。その結果、全 世代に渡って【中学生の頃から】(33.0%)が最も多いという結果となった。男の子が「親父」へと呼び変えるターニングポイントは、どうやら“中学時 代”が一般的のようだ。

その理由を探ってみると、「それまで“パパ”と呼んでいたが、中学生頃になって急に恥ずかしくなったから」(静岡県/中・高校生)、「周囲がそ う呼び出したので」(大阪府/40代)といった意見が多く、ちょうど思春期を迎えるこの年頃になると、今までの呼び方では照れくさくなるのが男の常のよう だ。また、「中学生くらいになると、父親と対等に話したいと思うようになったから」(静岡県/20代社会人)というコメントからも男心が感じられる。

【中学生の頃から】に続いて票数が多かったのは、順に【高校生の頃から】(27.7%)、【19~20歳の頃から】(12.8%)、【21~25歳の頃】(11.7%)という結果に。最近、息子から急に「親父」と呼ばれるようになったお父さんがいたら、それは子供の成長の証といえるかもしれません!

(5月23日~5月27日、自社アンケート・パネル【オリコン・モニターリサーチ】会員の中で、現在父親のことを「親父」と呼んでいる、中・高校生、専門・大学生、20代社会人、30代、40代の男性、103人にインターネット調査したもの)

Gempa, Petir, Kebakaran dan Ayah

16 Jun

Pasti orang Indonesia akan merasa heran, judul apa sih itu? Tapi itu adalah peribahasa dalam bahasa jepang 地震・雷・火事・親父 (じしん・かみなり・かじ・おやじ). Empat hal yang paling ditakuti orang Jepang. Yang pasti Gempa, Petir dan Kebakaran itu menakutkan siapa saja yang tinggal di bumi ini. Tapi Ayah? Dahulu memang sosok ayah adalah yang menakutkan. Bukan hanya bagi orang Jepang, bahkan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, Allah (Yahwe) itu digambarkan sebagai Ayah yang pemurka. Semua anggota keluarga tunduk pada Ayah. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda takut pada Ayah Anda?

Sebagai anak kita pasti takut dengan orang tua kita. Terutama pada Ayah. Tapi untuk saya, saya mungkin lebih takut pada ibu saya. Karena mama ada di rumah terus, kerap memarahi kita, apalagi kalau dapat nilai ulangan yang jelek. Sosok Ayah ditakuti mungkin justru karena jarang berada di rumah, sehingga tidak bisa membayangkan bagaimana kalau dia marah.

Anyway, Kemarin adalah hari Ayah. Saya mau mengucapkan selamat kepada ayah-ayah. (Padahal kemarin lupa mengucapkan selamat pada papa saya…. sorry pa!) Ayahnya Riku kemarin (Minggu) pergi ke kantor dari jam 12 siang sampai 8 malam. Jadi kemarin saya harus menjadi ibu dan ayah sekaligus, padahal hari minggu. Biasanya Riku jalan-jalan ke luar rumah pada hari Minggu. Ingin sih rasa hati mengajak dia jalan-jalan, tapi aku sendiri teler banget akibat kemarinnya (Sabtu) dari pagi ada acara. Kami sampai di rumah hari Sabtu itu pukul 11:30 malam. Rasanya badan mau remuk deh. Untung waktu pulang ada teman yang mengikuti rapat juga ikut bersama sampai rumah. Jadi dia bisa bantu mengangkat Baby Car dan menggandeng Riku. Kai tertidur waktu rapat, sehingga sepanjang perjalanan pulang , sampai pukul 1 malam dia melek….dan genki… aduh!!. Riku tertidur di kereta, sehingga kita harus bangunkan dia beberapa kali di kereta untuk turun. Dan juga di taxi. Elly, teman saya itu tinggal di dekat Gunma (katanya butuh waktu 2,5 jam untuk ke Tokyo….) , sehingga dia juga harus menginap di Tokyo, karena kereta sudah tidak ada yang pergi ke arah rumahnya. Jadi ingat simbiosis mutualisma.