Tadi pagi sekitar pukul 2 pagi, tiba-tiba gen lompat dari tempat tidur dan ke tempat Kai yang berada di kasur bawah, untuk melindungi badan Kai. Aku masih kaget, dan tidak lama aku tahu bahwa ada gempa. Aku langsung peluk Riku yang tidur sebelahku. Gempa kali ini lumayan lama dan terasa. Setelah gempa reda, aku keluar buat susu untuk Kai yang terbangun dan menyalakan TV. Ternyata ada gempa di daerah Tochigi dengan kekuatan Shindo 5. Di Tokyo yang tadi terasa hanya Shindo 3. Tapi lumayan menakutkan. Mungkin karena apartemen kita di lantai 4. Semakin tinggi bangunan memang semakin terasa. Mudah-mudahan tidak terjadi gempa besar di Tokyo deh…. Jadi teringat temen di Meguro Pak Doktor Nanang Puspito (kemana ya pak Nanang ini) yang bilang akan terjadi gempa besar Tokyo tahun 1996 (waktu bilang memang belum 1996). (Setelah cari di Mas Google ternyata pak Dr Nanang masih berkarya di ITB. )
Di Jepang memang menggunakan kata SHINDO untuk menunjukkan kekuatan gempa. Ditunjukkan dnegan skala 0-7 dan biasanya angkanya lebih kecil daripada skala Richter. Jadi kalau shindo 5, biasanya di surat kabar luar negeri menjadi 6,5 skala Richter. Saya cantumkan disini terjemahan saya mengenai kekuatan gempa SHINDO ini dari panduan gempa di Jepang.
Shindo itu menunjukkan skala besarnya intensitas seismic. Sebenarnya Seperti apa kondisi dan apa yang kita rasakan menurut skala intesitas tersebut? Pada skala 3 biasanya kebanyakan orang dapat merasakan, dan beberapa orang akan merasa ketakutan. Kondisi dalam ruangan misalnya piring2 dalam lemari akan bergetar, sedangkan di luar, kabel listrik bergoyang sedikit.
Pada skala 4 orang merasa takut sedikit, ada yang berusaha mengambil aksi, dan jika tertidur, kebanyakan orang terbangun. Barang yang tergantung bisa bergoyang dan benda yang tidak stabil bisa jatuh. Di luar, kabel listrik bergoyang cukup besar, dan orang sedang berjalan atau menyetir dapat merasakan.
Skala 5 kurang, kebanyakan orang akan berlindung dan beberapa sulit untuk mengontrol gerakan. Piring dan buku bisa jatuh dari tempatnya, dan perabot bisa berpindah. Pagar beton yang kurang kuat bisa roboh, jalan mungkin mengalami kerusakan.
Skala 5 lebih orang merasakan sangat ketakutan dan tidak bisa bergerak. Pintu dalam rumah bisa berubah letak sehingga sulit dibuka atau bahkan copot dari engselnya. Mesin minuman yang terikatpun dapat jatuh, sulit untuk mengemudi dan banyak mobil akan berhenti.
Pada skala 6 kurang, orang akan sulit berdiri, perabot yang berat bergerak atau jatuh, dan banyak pintu tidak bisa dibuka. Keramik dinding beberapa gedung akan jatuh dan jendela kaca akan pecah dan jatuh.
Skala 6 lebih orang tidak mungkin berdiri hanya bisa merangkak. Semua perabot berpindah dan jatuh, bahkan pintu akan copot dari engselnya. Kebanyakan gedung akan lepas keramiknya dan jendela kaca pecah, dan hampir semua pagar beton runtuh.
Skala 7 orang akan terbawa getaran dan tidak bisa sama sekali bergerak. Perabot bergerak bahkan terbang. Semua keramik, jendela kaca dan pagar beton akan rusak dan rubuh.
Aduh takut yaa..
Dulu juga aku takut gempa tapi sekarang udah punya anak jadi lebih2 takut lagi.
Dulu rumah Ton & Kan mengalami gempa yang Shindo 6, waktu itu mobil lonpat2 dan semua kaca di rumah hancur..
Aku juga ikut berdoa supaya tidah terjadi gempa yang besar2 sampai ada apa2 dengan manusia.
Iya kalau punya anak lebih takut, kasihan kan anaknya. Dewasa masih bisa tahan lapar. Tapi anak-anak? Iya semoga jangaaaaaan datang si gempa besar. Kemarin pagi ada 2 kali gempa skala 3 di Kawasaki/Tokyo… kok banyak ya akhir-akhir ini.
Kalau di Indonesia, kita tidak tahu setiap skala richter itu menunjukkan apa? Misalnya saja, gempa 5 skala richter, kita sekedar tahu angkanya, tapi nggak tahu apa pengaruhnya terhadap lingkungan. Karena Shindo dan richter bedanya tidak terlalu jauh, bagaimana jika pedoman Shindo tadi dipakai dan disosialisasikan di Indonesia?
Bisa saja Mas. Pengetahuan tentang Gempa memang masih sedikit di Indonesia. Kita yang tinggal di Jepang yang memang negara gempa sih sudah harus siap jika sewaktu-waktu terjadi gempa besar. Nanti saya posting juga apa saja yang perlu disiapkan kalau terjadi gempa.
Kenal Pak Nanang di mana mBak? Saya satu kantor/jurusan dg dia meskipun saya bukan ahli gempa … Salam.
Kenal Pak Nanang waktu beliau ambil doktor di Tokyo pak. Kami satu gereja berbahasa Indonesia dulu. Mungkin dia sudah lupa saya hehehe. Terima kasih atas kunjungannya pak.
Hmmm …
How nice …
Dua teman-teman saya datang kesini juga …
Ini indahnya Blog …
Mengenai Gempa ?
Hmm Jepang memang terkenal negara yang paling banyak gempanya ya Em …
Melihat penjelasan kamu mengenai skala …
ah ngeri kali ah …
Hehehe jelaslah Mas, kan aku juga jjl dengan referensi tautannya trainer. Gempa…menakutkan karena tidak terduga. Yang penting jangan panik. Dan …berdoa. Manusia cuman bisa bersiap-siap tapi Tuhan yang menentukan. Aku cuma berharap kalau ada gempa waktu aku berada dekat anak-anak. Kita disini harus siap kalau terpencar, dan tentukan ketemu dimana. Tapi kalau anak masih kecil kepikiran banget kan…