Namida – air mata

21 Mei

Sudah lama saya tidak menangis sampai sesegukan seperti hari ini. Pagi hari waktu blogwalking dan browsing saya menemukan sebuah artikel mengenai korban gempa bumi di Cina. Yang mengharukan saya adalah mengenai ditemukannya jenazah seorang ibu, dengan posisi seperti anjing (4 kaki). Tim penyelamat merasa aneh dan kemudian mengangkat badan sang ibu dan menemukan seorang bayi berusia 3-4 bulan yang masih hangat. “Dia hidup!!” teriak tim penolong dan mengangkat keluar bayi berselimut tersebut. Di tangan sang ibu terdapat handphone. Rupanya dia sempat menuliskan message yang isinya begini, “Anakku kalau kau hidup, jangan lupakan bahwa mama mencintaimu”…duh…terharu sekali membacanya sehingga saya biarkan artikel itu terbuka terus di layar monitor.

Tidak lama telepon berdering. Rupanya dari bapak saya di Jakarta. Memberitahukan bahwa kakak perempuan mama meninggal dunia tadi pagi. Saya tahu tante Zus, panggilan akrab kami, sakit sejak dua tahun lalu, jadi saya merasa Tuhan telah meringankan penderitaannya. Namun begitu telepon ditutup, saya memikirkan ibu saya. Betapa dia kehilangan kakaknya yang dicintainya. Dan terbayang wajah tante yang juga ikut hadir menemani mama waktu upacara pernikahan saya di Tokyo 8 tahun lalu. Dan yang paling membuat saya kagum padanya yaitu bahwa dia berhasil membesarkan 3 anaknya sendirian karena suaminya sudah lama meninggal waktu anak-anaknya masih kecil. Sekarang anak-anaknya semua menjadi orang yang sukses. Air mata saya tidak bisa tertahankan, dan saya menangis tersedu-sedu. Saya jadi kangen mama juga. Sambil memandangi artikel tentang ibu di China tadi, saya sempat terpana beberapa saat. Dan kemudian Riku datangi saya. Sejak kemarin saya liburkan dia dari TK karena batuk parah dan muntah-muntah.
Riku bertanya,”Mama kenapa?”
“Mama sedih karena kakaknya Oma meninggal”
“Oma bagaimana?”
“Oma baik-baik saja, tapi pasti Oma sedih karena kakaknya meninggal”
“Ohhh, sudah jangan sedih Mama. Kan ada Riku. Jangan nangis!” Sambil dia peluk saya
…….tambah nangis deh….. Sempat sekilas saya juga berpikir, untung ada Riku di rumah. Lalu saya berpikir lagi, iya …untung saya punya Riku, punya Kai, punya anak yang bisa menghibur aku jika sedih begini. Terima kasih Tuhan…..
Meskipun demikian satu hari ini saya sakit kepala karena kebanyakan menangis…
Tuhan sambutlah tante dalam pangkuanMu dan hiburlah dia…..
Kemudian untuk semua jiwa yang meninggal dalam musibah bencana alam di China….

10 Replies to “Namida – air mata

  1. Riku bisa bahasa Indonesia ya, Bu?
    Ternyata anak2 memang sudah bisa berempati terhadap perasaan orangtuanya.

    Dia tidak bisa bahasa Indonesia mas. Bisa mengerti sedikit, tapi bicara cuman “engga”, “boleh”, “enak” “Aku mau itu”. Percakapan itu saya langsung terjemahkan saja. Iya Riku sejak kecil sudah menunjukkan empatinya dan juga diplomatis hehehe. Waktu umur 2 tahun kami tanya,”Riku suka siapa? Papa atau Mama. Langsung dia jawab, “dua-duanya…” Diplomatis sekali hehehe

  2. Ah cerita ibu dan bayi korban di China sungguh sangat tragis dan menyentuh sekali …

    HHhhhh …
    Semoga semua bisa baik-baik saja kembali semangat seperti sedia kala …
    Life goes on …

    Untuk Tante Zus … semoga bahagia di alam sana …

    Untuk Riku semoga lekas sembuh … Sayangi mamamu ya … mamamu hebat … kamu harus bangga punya mama seperti dia …

    Dari : Om Trainer

    Terima kasih mas. Kata Riku “Mama daisuki” …..

  3. udah lama ga mampir kesini
    ya.. bisa menangis itu nikmat.
    bisa mengurangi sakit, apalagi dihibur sama anak sendiri terkadang justru makin banjir..
    😀 karena terharu gitu.

    kaya yang dah punya anak aja 🙂

    hehehe apa kabar neng? iya enak sih enak, cuman aku kalo abis nangis pasti sakit kepala. makanya aku anti nonton film sedih. hanya mau nonton film humor aja. Kapan dong bikin anaknya? hihihi. anak-anakan gitu.

  4. Kadang sehabis menangis itu lega…banget rasanya.. maka menangislah jika harus menangis karena kita semua manusia (kayak lagu)

    betul mas…setuju…. menangis juga tidak merugikan siapa-siapa kan…hehehe

  5. Aduh, kakaknya Mama berangkat ke tempat Tuhan ya… Saya turut duka cita.
    Pasti Mama juga sedih tapi mudah2an Mama bisa genki dan bisa merasa cinta penuh dari keluarga Mama semua termasuk Kimiyo Coutrier.

    Urus anak kadang2 taihen tapi enak ya, anak bisa menghibur kita dengan senyum2. Mereka halus, ramah, hangaet dan wangi(kecuali waktu berak^^). Kebahagiaan ada di dalam kehidupan kita dengan anak. Shiawase dane ! ^0^

    Shiawase desu ne…. iya bau unchi nya..tapi dulu ada temennya mama bilang bahwa unchi anaknya dia itu harum hahaha… mama bilang kalau gitu ibu itu pake parfum unchi anaknya ya….

  6. AMIEN….

    aduh sedih sekali emang tentang Cina ini…

    hmm… jadi inget sedang berantem sama mama dan ga tau lagi gimana cara memperbaiki hubungan kami…

    *menangis juga 🙁

    Jangan lama-lama berantemnya Nata…nanti kamu nyesel loh. Semoga cepet akur ya>:D<

  7. Duh sedih yak…dengerin berita yg digempa itu….ga kuat mata jadi ikut ngambang..:(..

    Mbak..ikut berduka ya atas perginya Tante mbak..

    aku jarang buka blog sekarang..sekali buka aku jelajahi semua..belakangan ku juga kangen banget ma Ibu di Indonesia..sedih ya kalau dah dikenain rasa rindu ma keluarga yg diIndo..

    Ayukkk pulang summer nanti….

  8. …speechless
    …terharu
    I know how it feels.. been there.. done that.. *kadang mikir, nggak pingin ngerasain itu lagi, tapi hey… it’s life! Tuhan yang ngatur, bukan saya…*
    …. semoga semuanya bisa tabah ya

    sorry to hear that you’ve been there also…. Memang hidup kita berasal dari Tuhan dan akan kembali padaNya.

  9. turut berduka cita ya mbk…maap, baru sempet ngeblog, minggu 2 ini bener2 sibuk…ini nymepet2in..sabar ya mbk, seneng ya si Riku pinter bgt,

    terima kasih dewi…kamu juga hati-hati jangan sampai sakit…..>:D<

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *