Sudah lama aku tidak berbicara atau mendengar kata “giri” dalam bahasa Jepang, sampai saat aku membaca sebuah timeline penulis, “Support teman MEMBELI bukunya, bukan meminjam atau meminta gratisan! ” Hmm tentu saja aku setuju sekali! Penulis itu kan memang mengharapkan bukunya dibeli, kalau diberikan gratis ya bangkrut dong. TAPI kalau untuk tujuan promosi diri sendiri ke penerbit lain atau orang-orang yang telah berjasa menjadikannya penulis, ya gratis dong yah. Yang saya tahu malah Pakdhe Cholik tuh sering membagi-bagikan buku karya penulis-penulis kenalannya juga yang beliau beli sendiri, sebagai hadiah kontes atau giveaway. Tindakan pakdhe itulah yang terpuji, karena selain beliau membantu penulis, juga membantu menyebarkan buku (literasi) kepada teman-temannya. Lagipula menurutku BUKU adalah HADIAH yang terbaik!
Lalu terhadap tulisan “”Support teman MEMBELI bukunya, bukan meminjam atau meminta gratisan! ” itu aku menulis: “Aku selalu beli buku teman. Ngga pernah mau gratisan. Inget “giri” dan “ninjo” aja!”. Nah Giri itu apa?
Sulit dijelaskan dengan satu kata karena artinya juga bisa berubah sesuai dengan kalimatnya. Tapi definisi Giri yang umum adalah: moral untuk berhubungan dalam masyarakat. Etika yang sewajarnya dilakukan dalam kehidupan. Sesuatu yang wajib dilakukan dalam berhubungan dengan manusia atau masyarakat. Wajib itu belum berarti “dari hati” loh… karena itu dulu banyak orang yang tidak mau membantu orang lain karena takut orang yang mereka tolong mempunyai “giri” yaitu harus membalas budi si penolong. Sulit juga menerangkan kata giri ini yang mendasari kehidupan orang Jepang.
Tapi hari ini yang paling tepat adalah pemakaian kata giri choco. Seperti mungkin sudah diketahui, pada hari valentine di Jepang, justru si perempuan yang memberikan coklat kepada laki-laki untuk menyatakan “cinta” nya. Dan nanti tanggal 14 Maret – White Day – giliran si laki-laki memberikan sesuatu sebagai balasan kepada si perempuan, sebagai arti menerima cintanya. TAPIIIII kebiasaan itu akhirnya ditutup dengan memberikan coklat juga kepada semua laki-laki di sekitarnya. Mungkin kalau kasih kepada satu cowok saja, malu dan takut ketahuan, jadi semua cowok diberikan saja coklat, dengan harga yang berbeda (lebih murah). Nah ini yang disebut giri choco. Coklat “terpaksa” atau coklat pamrih hehehe. Katanya kalau harganya di atas 1500 yen itu berarti itu lambang cinta sejati hahaha. Memang ini bisa-bisanya/ taktik dari perusahaan coklat untuk membudayakan pemberian coklat.
Nah apakah aku sudah memberikan coklat kepada TIGA cowok di rumahku? Belum! Mungkin nanti giri-giri sebelum tidur, cari simpanan coklat di lemari atau buat sebentar hehehe. Atau buat susu coklat aja deh. Giri-giri itu artinya MEPET. Jadi coklatku bukan coklat pamrih atau terpaksa tapi coklat mepet 😀
Jadi hari ini sudahkah Anda makan coklat? 😉 Suka coklat ngga? Aku sudah pasti suka coklat tapi yang bitter. Lebih suka lagi yang isinya marmalade! (dan ini biasanya mahal!) Marmalade yang agak kecut pahit dilapis coklat bitter yang pahit manis… sama seperti hidup ini kan? Paduan pahit, kecut dan manis 😀
HAPPY VALENTINE!
Tanggal 12 Februari, cocok untuk mengerjakan dua belas pe-er dari ibu Chocovanila.Yakkk, sebelum tanggal berganti aku cepat-cepat selesaikan ya.
Dua belas kelebihan Anda
1. Sejak tinggal di Jepang, bisa makan dalam 5 menit jika perlu.
2. Impulsif dan kadang nekat
3. Tidak mudah tegang di depan TV atau mike radio
4. Bisa makan apa saja dan di mana saja
5. Bisa berteman dengan siapa saja
6. Cuek dan to the point jika perlu 😀
7. Mau mendengar curhat orang/ menerima konsultasi 😀
8. Tidak cepat panik, tapi cepat merasa kesepian 😀
9. Bisa mengoperasikan studio radio, bisa masak, bisa (sedikit) jahit, bisa nyanyi, tapi paling tidak bisa berdansa/menari.
10. Pernah tampil di TV Jepang 3 kali – live, 2 kali rekaman
11. Pernah menjadi narator buku pelajaran bahasa Indonesia, pengisi suara iklan telepon internasional, panduan penumpang pesawat JAL, video promosi Yamaha, sulih suara dalang.
12. Di antara sekian banyak wawancara surat kabar Jepang, yang paling dianggap berbobot adalah tampil di harian Asahi dalam kolom HITO, (semacam perkenalan tokoh), yang katanya sulit untuk bisa masuk kolom ini.
Dua belas hal yang paling tidak Anda sukai
1. orang yang snobbish atau sok tahu
2. pamer merek dan kekayaan, (juga titel berderet-deret <<ini mah ngiri kali yah hahaha)
3. mobil sport (kayaknya dari awal udah bilang “ngga terima tumpangan” hahaha)
4. picky eater meskipun mencoba untuk bisa toleransi pada mereka yang punya beberapa ketidak sukaan. Kalau alergi lain lagi loh ya.
5. nyisain makanan dengan mudahnya:D
6. manja terusss (sesekali sih boleh)
7. jelekin sahabat sendiri di depan umum
8. berbohong
9. menggampangkan segala sesuatu
10. orang yang pelit
11. tidak tepat waktu
12. televisi, infotainment dan sinetron
Dua belas hal tentang Jakarta
1. kampung halamanku
2. daerah selatan yang rindang dan masih hijau
3. rumahku, dan tempat aku lahir
4. jajanan keliling
5. macet
6. panas
7. ke mana-mana naik mobil
8. metromini dan kopaja
9. Blok M Plaza dan Ratu Plaza, dua tempat main jaman SMA
10. Summitmas Tower, tempat aku belajar tambahan bahasa Jepang di Japan Foundation
11. TMII
12. Bajaj <<rindu bajaj, soalnya ngga ada di Jepang 😀
Dua belas tujuan wisata yang paling diinginkan :
1. Belanda (Keukenhof dan bertemu keluarga di sana)
2. Spanyol (Pengen bertemu cowok cakep di sana :D)
3. Lourdes (Pengen berdoa yang banyak)
4. Roma (Pengen menelusuri gereja-gereja di sana sekali lagi)
5. Nagasaki (Pengen melihat kota tempat perkembangan agama katolik pertama kali di Jepang)
6. Korea (Pengen MAKAN! bukannya ketemu idolanya bibi erry :P)
7. Kanazawa (melihat pemandangan di Taman Kenroku)
8. New York (Bertemu teman-teman di sana)
9. LA untuk bertemu saudaraku, EMMA dan Lake Tahoe or lake apa saja deh,( aku pecinta danau!)
10. New Zealand (menurut bapak mertuaku pemandangannya bagus katanya di sini )
11. Sapporo (Snow Festival)
12. Swiss (Pengen ketemu Heidi :D)
Dua belas makanan yang paling Anda gak suka: cuma satu : NATTO hehehe (penampakannya seperti di sini)
Menjawab 12 pertanyaan:
1. Apa arti dari nama Anda?
Imelda = nama santa, Emma = nama pemberian papa sesuai nama ibunya (oma), Veronica = nama permandian. 2. Apa maksud judul/tagline blog anda, dan kenapa anda memilih kalimat tersebut?
Menikmati setiap detik sebagai perjalanan kehidupan sampai tiba akhir perjalananku. 3. Kenapa anda ngeblog?
Mencatat pengalaman dan informasi yang mungkin berguna 4. Apa yang paling Anda takuti di dunia ini?
Takut kehilangan teman/sahabat 5. Apa yang paling tidak Anda sukai?
Dibohongi 6. Apa yang anda lakukan untuk menjaga lingkungan?
Mengurangi pemakaian plastik, mendaur ulang makanan dan barang-barang yang masih bisa dipakai (tidak mudah membuang barang) 7. Sebutkan 1 orang yang paling anda cintai. kedua anakku.
8. Apa yang anda lakukan untuk menjaga kesehatan anda?
Sedapat mungkin tidak makan jerohan dan udang/kepiting. 9. Apa yang membuat anda menjadi nyaman?
Mandi berendam air panas/ hot spring 10. Apa hobi Anda?
Membaca, masak, nyanyi, makan! 11. Apa motto hidup anda?
“You Can if You Think You Can” 12. Apa yang anda ketahui tentang transportasi umum?
Transportasi untuk umum adalah transportasi yang disediakan pemerintah (daerah) untuk warganya dengan harga terjangkau dan mencakup semua daerah.
Bu Choco… pe-ernya udah benar belum? Apa ada yang belum dijawab?
Ada yang mau dikasih pe-er ngga?Langsung kerjain aj, pertanyaannya sama kecuali yang tentang Jakarta, diganti dengan Tokyo ya heheheh.
STOP PRESS:
tadi pada pukul 8:46 pagi waktu Indonesia bagian barat, ANGKA CANTIK komentar ke 21212 telah tercapai, setelah duel seru antara Nicamperenique dan Uda Vizon. Aku yang tidak mau kehilangna moment penting terus menerus refresh posting ini dan berhasil memotret detik-detik pencapaian komentar ke 21212 itu, sebagai berikut.
Untuk Nique akan aku cari hadiah spesialnya. Kalau ada keinginan boleh disebutkan, asal jangan tiket pesawat pp Jk-Tky (kalo ada tiket pesawat, mending aku yang mudik hehehe)
Selanjutnya…. sekitar 1000 komentar lagi menuju jumlah 22.222. Bisa tercapai sebelum summer ngga ya? (Tergantung kerajinanku menulis sih itu hehehe). Ditunggu loh.
Satu hal yang paling aku sukai sekaligus tidak sukai dari Facebook adalah mengetahui kejadian-kejadian dalam kehidupan teman-teman dan saudara-saudaraku. Kalau berita gembira, tentu aku ikut bergembira. Tapi jika itu berita sedih mengenai kematian atau seseorang yang sakit, aku suka karena aku bisa tahu beritanya, tapi tidak suka karena menjadi sedih dan kepikiran mengenai keadaan orang tersebut. Benar kata penelitian bahwa facebook membuat orang lebih emosional dan mempengaruhi psikologis seseorang. Tinggal kita saja yang memilah-milah, memfilter segala informasi yang masuk. Dan jika aku membaca berita bahwa keluarga seorang teman atau saudara sakit, dalam hatiku aku mengucapkan doa untuk kesembuhan mereka. Aku juga perhatikan bahwa teman-teman yang lain langsung berinteraksi, paling sedikit dengan menuliskan komentar “supaya lekas sembuh”.
Mendoakan orang sakit tentu saja bisa kita lakukan setiap hari, setiap kali kita mengetahui informasi jika ada yang sakit. Tapi hari Sabtu tanggal 11 Februari ini merupakan Hari Orang Sakit Sedunia bagi umat Katolik. Pada hari ini kami khususnya mendoakan mereka yang memikul beban berat karena sakit, para pekerja, kaum biawarawati dan biarawandan sukarelawan di bidang kesehatan yang mengabdi penuh peduli untuk melayani, dengan jiwa dan raga, orang-orang sakit dan yang sangat memerlukan bantuan.
Mengapa tanggal 11 Februari? Karena pada tanggal ini pada tahun 1858, Bernadette Soubirous pertama melihat penampakan dari Bunda Maria, Bunda Yesus di sebuah tempat yang bernama Lourdes, Perancis Selatan. Di sebuah gua di Massabielle itu Bunda Maria meminta agar sebuah kapel dibangun di tempat penampakan serta meminta Bernadette minum dari sebuah sumber air di gua padahal tidak ada sumber air sama sekali di sana. Tetapi ketika Bernadette menggali di suatu tempat yang ditunjukkan kepadanya, sebuah mata air mulai memancar. Air yang hingga kini masih memancar itu mempunyai daya penyembuhan yang luar biasa, meskipun para ahli ilmu pengetahuan tidak dapat menemukan adanya zat-zat yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit. Lourdes yang berpenduduk 15.000 jiwa telah menjadi suatu tempat ziarah Bunda Maria yang paling terkenal didunia dan dikunjungi oleh kurang lebih 5 juta peziarah. Mereka selain berziarah dan berdoa, tapi juga memohon kesembuhan penyakitnya dengan meminum air dari sumber di gua tersebut.
Meskipun bukan kewajiban bagi umat katolik untuk mengunjungi Lourdes, tentu banyak umat yang ingin pergi ke Lourdes. Aku sendiri pernah pergi ke sana pada usia belia, waktu masih mahasiswa sekitar 22 tahun lalu, dengan biaya orang tua. Kami berempat, aku, dua adik perempuan dan pacardari adikku (sekarang suaminya) yang waktu itu sedang kuliah di USA. Kami berangkat dari London, yang menjadi base liburan kami waktu itu ke Paris naik pesawat kecil. Pertama kali naik British Airways dan bengong waktu semua diberi minuman wine dalam botol kecil. Loh, kok tidak pakai acara nanya ya, mau atau tidak? hehehe Akhirnya wine itu kami bawa terus masukkan ke tas. (Sayang waktu itu memang aku belum bisa minum minuman keras sama sekali).
Begitu sampai di Paris, kami langsung menuju hotel entah ibis, atau mercure yang sudah dipesankan papa. Dari bandara naik kereta sampai pusat kota, lalu dari stasiun kami mencari letak hotel tersebut di peta. Nah, saat itu kami melihat peta kota Paris, seakan-akan hotel itu dekat sekali dengan stasiun. Takut naik taxi, kami berjalan mengikuti peta…dan… kecewa, capek sebel dsb, karena ternyata jauh sekali. Ada kali 3 km… bayangkan seret koper sejauh itu :D. Cerita mengenai Paris aku pending dulu.
Untuk pergi ke Lourdes kami harus naik pesawat lagi dari Paris atau naik kereta malam menuju ke arah selatan. Oleh papa kami dibookingkan naik kereta malam menuju Tarbes, stasiun terdekat Lourdes. Kereta malam itu berupa gerbong tempat tidur dengan kompartemen bertingkat untuk 4 orang. Untung saat itu aku masih langsung eh langsing, jadi aku mendapat tempat tidur teratas. Kami bertiga perempuan sekamar dengan seorang ibu dari Vietnam,sedangkan Chris di kompartemen lain yang laki-laki. Dasar orang Indonesia, selalu mau berkenalan dengan orang, kami menyapa orang vietnam itu, tapi dia tidak bisa berbahasa Inggris. Hanya bisa berbahasa Vietnam dan Perancis. Kami? Tentu saja tidak bisa berbahasa Perancis. Coba saat itu ada Mbak Susi, bisa jadi penerjemah kami deh. Dengan kata isyarat, kami tahu bahwa dia juga mau berziarah ke Lourdes.
Sesampai di stasiun Tarbes pagi harinya, kami turun dan melihat peta. Di peta hotel kami terlihat dekat. TAPI kami tidak mau melakukan kesalahan kedua kalinya, jadi kami naik taxi saudara-saudara! Sang supir taxi berusaha menjelaskan pada kami bahwa hotel kami itu dekaaaaat sekali. Tapi dia bicara bahasa Perancis, not English ya…siapa mau ngerti. Jadilah koper kamu diangkat dan dimasukkan bagasi, dan seakan dia bilang: “Ya sudah naik saja!” Dan….. dia hanya menjalankan mobilnya 300 atau 500 meter (lupa) hahaha. Tersenyum kecut 😀
Setelah cek in dan bebersih badan, kami cari sarapan dan langsung berziarah menuju gereja utama. Begitu banyak peziarah dari berbagai belahan dunia yang datang ke situ. Kami bisa mendapatkan penerjemah sukarela di mana saja dan bertanya pada mereka dalam bahasa Inggris. Katanya sih ada juga penerjemah bahasa Indonesia tapi kami tidak menemukannya. Well, kami mencari jadwal misa dalam bahasa Inggris dan ada pula tur serta jalan salib dalam bahasa Inggris. Daripada bengong dan tersasar lebih baik ikut rombongan bahasa Inggris, meskipun katanya ada juga banyak rombongan orang Indonesia yang kecil-kecil.
Meskipun aku sendiri tidak pede dengan bahasa Inggrisku, aku sempat ditunjuk oleh pastor bule itu untuk membawa papan yang bertuliskan “English day pilgrim” serta menjadi “asisten”nya. Dan saat itu aku merinding, saat aku dan sang pastor menuju altar utama di depan gereja sebagai wakil umat. Dari atas altar kami bisa melihat lautan manusia dari berbagai bangsa, berdoa yang sama “Salam Maria” dalam bahasa masing-masing, tapi bisa teratur mulai dan berhenti yang sama. Tanpa sadar airmataku mengalir. Tuhan menciptakan semua manusia sama, dan aku salah satunya bisa berada di sini karena anugerah Tuhan. Aku sangat berterima kasih mempunyai orang tua yang bisa dan mau membiayai kami ke sini. Semua yang kurasakan di situ begitu magis.
Dan satu kebetulan terjadi saat itu, rupanya seorang kakak kelas di SMA melihat aku membawa plang berbahasa Inggris itu, dan berteriak menyapaku. Dia dan suaminya sedang belajar di Belanda, kok bisa bertemu di Lourdes. Kebetulan memang terjadi kapan saja! Masih takjub dengan pertemuan itu, kami berfoto bersama dan melanjutkan ziarah kami.
Karena waktu itu musim panas yang bisa mencapai 40 derajat, kami tidak mau memaksakan kegiatan kami, sehingga kami pasti pulang sebentar ke hotel untuk istirahat siang. Paling sedikit mandi dan makan siang. Soal makan siang juga selalu menjadi masalah… masalah bahasa tentu saja, karena kami tidak bermasalah dengan rasa atau bahan makanannya. Suatu siang kami masuk restoran Italia dan bermaksud memesan pizza. Kami memesan pizza besar untuk berempat plus salada. Kami selalu diwanti-wanti papa untuk berhati-heti kalau memesan makanan di eropa karena porsi mereka tidak tanggung-tanggung. Papa sering makan satu porsi berdua dengan pak supir karena tidak bisa habis kalau sendiri. Jadi begitulah, kami HANYA memesan satu lembar pizza ukuran large dan salad. Si pelayan sampai menegaskan, “Only pizza? No spaghetti or what else?” Sampai aku jelaskan ya kalau kurang kami akan pesan lagi. Rupanya pizza untuk mereka HANYA appetizer… ampuuun deh. Dan tentu saja kami berempat cukup makan pizza itu saja. Coba kalau pesan spaghetti juga bisa begah deh hehehe. Jadi ingat ya hati-hati dengan porsi makanan di Eropa 😀
Kami menginap dua malam di sini, dan kemudian kembali lagi ke Paris untuk menuju Roma dan bergabung dengan adik laki-laki terkecil, Andy di Roma. Orang tua kami memang tidak ikut bersama karena papa ada pekerjaan di London (memang papa waktu itu sedang bertugas di London) dan mungkin mereka menganggap kami sudah cukup dewasa dan cukup bisa bahasa Inggris untuk bepergian sendiri tanpa orang tua. Ziarah kami ke Lourdes dan Roma memang juga mempunyai misi mendoakan papa yang akan dioperasi bypass jantung di London begitu kami kembali ke London.
Ziarah atau perjalanan rohani memang sedapat mungkin dilakukan bagi penganut agama. Dan aku ingin sekali mengulang ziarah yang telah kami lakukan 22 tahun lalu, entah kapan, jika mungkin dengan suamiku dan anak-anakku. Mungkin kalau bisa ke Fatima di Portugal atau tapak tilas kehidupan Yesus ke Yerusalem. Tapi untuk hari ini aku ingin mendoakan semua teman-teman dan saudara-saudara yang sedang sakit dari Tokyo saja. Semoga Tuhan menguatkan mereka, memberikan yang terbaik bagi mereka dan membantu semua orang yang bekerja untuk menghilangkan penyakit mereka. Amin
(Foto-foto masih dalam bentuk hardcopy yang belum bisa aku scan, jadi fotonya sedikit saja ya. Oh ya terima kasih juga atas perhatian teman-teman terutama Henny Gunawan yang menanyakan, “kok belum ada posting baru”? hihihi. Ya seminggu ini aku lebih banyak blogwalking dan menyelesaikan pekerjaan di universitas, selain Kai berada di rumah terus karena penutupan kelasnya di TK akibat influenza. Mungkin hiatus yang terpanjang – 5 hari- dalam tahun ini ya)
Jumat lalu aku ada kelas mendadak di Meguro, sehingga sejak Kamisnya aku pikirkan bagaimana cara yang enak pergi bersama ke dua anakku. Tadinya sih mau seperti biasa naik mobil karena Gen tadinya mau ambil cuti. Tapi karena banyak kerjaan yang pending, akhirnya dia batalkan cutinya dan harus ke kantor. Kebetulan Riku tidak sekolah karena karantina (gakkyu heisa) sehingga bisa pergi lebih cepat dari biasa yaitu pukul 2 siang. Kebetulan juga kedua mertuaku sedang ada urusan di Shinjuku, sehingga bisa janjian bertemu di Shibuya. Aku menyerahkan ke dua anakku di Shibuya pukul 4 sore, lalu aku pergi mengajar. Dengan rencana pulangnya akan menginap di rumah mertua.
Karena masih ada banyak waktu, aku menghabiskan waktu (sekaligus makan malam) dengan pergi ke sebuah toko roti. Aku memang lebih suka roti daripada nasi, dan aku pilih bakery ini karena ada paket tabehoudai, makan all you can eat dan all you can drink. Aku tidak tahu apakah di Indonesia sekarang sudah ada all you can drink? Kalau di restoran keluarga di sini, sudah banyak yang menerapkan all you can drink dengan nama “drink bar” seharga 190 yen (Rp 19rb) jika sudah pesan makanan. Minuman yang tersedia biasanya bermacam teh, bermacam kopi, bermacam jus dan soft drink. Murah kalau mengetahui 1 kaleng soft drink di sini harganya 120 yen.
Setelah selesai mengajar, cepat-cepat aku pulang ke rumah mertua. Memang rumah mertuaku ini jauh lebih dekat daripada aku mesti pulang ke apartemenku sendiri. Tapi aku tak bisa pindah ke rumah mertua, karena lokasi kantornya Gen akan menjadi jauh sekali. Untuk saat ini kami tidak mau punya keluarga yang terpisah. Naik kereta 30 menit dan naik taxi 15 menit, sampai deh. Aku maksa naik taksi karena…aku mau cepat-cepat sampai rumah, karena ada satu pekerjaan mendadak yang harus selesai sampai pukul 12 malam itu. Berarti aku hanya punya waktu 2 jam. Kasihan juga jadinya begitu aku sampai rumah, langsung buka komputer dan konsentrasi bekerja. Padahal bapak ibu mertuaku sudah menungguku untuk minum bareng. Tapi karena aku buru-buru begitu ya mereka maklum.
Nah saat itulah terjadi peristiwa besar bagi Kai. Kai yang memang sedang keras kepala, sedang dalam masa perlawanan , memainkan pegangan lemari hingga copot. Memang bisa diperbaiki, tapi …. maunya kami, dia minta maaf atas kesalahannya. Tapi dia tidak mau minta maaf, tidak mau mengaku bahwa dia yang membuat copot pegangan itu. Langsung deh kena kuliah bapak dan ibu mertuaku. Dimarahi! Tapi… dia tetap keras kepala tidak mau berkata apa-apa bahkan melihat seperti menantang…. Aku terus menghadap komputer meskipun aku mendengar mereka memarahi Kai. Tapi aku pikir, aku tidak mau ikut campur. Misalnya aku datang pada Kai, Kai akan mengharap aku mendukung dia. Padahal aku sedang sibuk, dan aku tidak mau mendukung Kai. Aku juga akan marah…. tapi aku sedang sibuk dan saat itu aku benar-benar tidak bisa marah. Pasti aku akan berkata, ya sudah… mama mau kerja dulu! Dan itu bukan jalan yang baik. Jadi… aku TEGA untuk mendengar kedua mertuaku memarahi Kai dan berharap mereka bisa mengubah sifat Kai yang keras itu. Akhirnya…. bapak mertuaku membawa Kai ke kamar mandi yang gelap. (Aku jadi teringat dulu waktu aku kecil dan nakal juga pernah dimasukkan ke gudang oleh mama, dan aku takut sekali, sampai aku minta maaf terus serta tidak mengulang kesalahan yang sama).
Akhirnya setelah meraung-raung dan akhirnya minta maaf, Kai dikeluarkan dari kamar mandi gelap itu dan bapak mertuaku memeluk Kai dan menjelaskan tindakan itu, kenapa dan apa tujuannya. Kai mengerti dan semua memuji Kai. Aku masih terus bekerja di kamar tamu yang sama. Kai mendatangiku dan aku puji dia, tapi aku bilang, “Maaf Kai mama kerja dulu ya. Kai bobo sama kakak ya”.
Jam 12:00 pekerjaanku selesai. Semua sudah tidur. Aku pun merasa lega pekerjaan selesai, dan masalah Kai yang stubborn selesai dengan baik. KETEGASAN bapak mertuaku membuahkan hasil yang positif. Karena setelah itu, kami tinggal mengulang cara bapak mertuaku, dan Kai langsung mengerti (Setelah kembali ke rumah, kami sudah 1 kali masukkan dia ke WC gelap hehehe. Untung dia langsung minta maaf). Dan keesokan paginya, aku mengucapkan terima kasih kepada ibu mertua yang sedang menyapu di dapur. Lalu ibu mertuaku berkata, “Maaf ya Imelda, kemarin kami memarahi Kai. Kamu pasti tidak tega mendengar kami memarahi Kai waktu sedang bekerja”
“Oh tidak apa-apa. Malah saya merasa bersalah seakan membiarkan saja. Soalnya kalau saya ikut campur, nanti Kai merasa ada pendukung. Saya malah mau kalau Kai dititipkan di sini 1 minggu supaya dia bisa belajar 😀 Saya justru berterima kasih ”
Untuk mendidik anak memang harus TEGA dan harus TEGAS. Kalau salah ya salah, kalau benar ya benar. Jangan berubah-ubah nanti anaknya bingung. Tapi selama bapak ibu mertuaku memarahi Kai, mereka juga menegur Riku yang “baik” terhadap Kai. Memang Riku terlalu baik pada Kai :D, sehingga Kai sering berani melawan Riku.
Aku menulis tentang persiapan gempa di postingan kemarin tentang nasi jadi. Dan ditanya bagaimana sih bentuk nasi jadi itu oleh Nicamperenique. Maka hari ini aku akan menjawab pertanyaannya.
Sebetulnya mau dikatakan “jadi” juga tidak tepat, karena masih perlu diolah lagi sedikit. Tapi bukan dalam bentuk beras biasa. Ada 2 jenis yang biasanya aku sediakan,yang pertama adalah nasi dalam pack plastik. Merek yang terkenal adalah satou no gohan (nasi satou-nama), tapi sebetulnya banyak merek lain yang sama persis tapi lebih murah. Bentuknya sudah nasi, seperti nasi setengah matang yang divakuum. Rata-rata nasi ini tahan untuk 6 bulan. Tentu saja nasi ini tidak bisa langsung dimakan, harus dipanaskan dengan microwave selama 2 menit. Tapi kalau tidak ada microwave (listrik) bisa direbus (tanpa dibuka) dalam air mendidih selama 15 menit. Karena waktu gempa, lifeline (air, listrik, gas) tidak bisa dipakai selama kurang lebih 3 hari, kami harus menyiapkan kompor portable dengan gas tabung juga. Waktu mempersiapkan barang-barang dan simulasi gempa, baru disadari bahwa kebanyakan kita tergantung sekali pada listrik.
Rasa nasi jadi itu bagaimana? Tentu saja enak, meskipun Gen tidak begitu suka. Nasi jadi ini memang praktis sekali, karena jika tidak sempat masak nasi, nasi jadi ini bisa langsung disiapkan. Cukup 2 menit dengan microwave. Karena batas kedaluwarsanya 6 bulan, biasanya menjelang habis waktunya aku pakai untuk makan sehari-hari, dan beli lagi yang baru.
Jenis nasi jadi kedua disebut dengan alfa mai (beras alfa). Konon beras ini banyak disediakan pemerintah daerah Tokyo bagi warganya yang dipool di tempat-tempat pengungsian (sekolah pemda). Beras alfa ini lain dengan beras biasa, bentuknya kering dimasukkan dalam kantong plastik (100g).
Kalau nasi jadi hanya perlu dipanaskan, beras alfa ini perlu air. Cukup memasukkan air panas sekitar 160ml (atau sampai garis) dan tunggu sekitar 20-30 menit. Kalau tidak ada air panas bisa pakai air biasa, tapi tentu saja butuh waktu lebih lama yaitu sekitar 60-70 menit.
Rasanya? Yah bolehlah kalau untuk keadaan darurat. Kalau waktu biasa, mungkin nasi jadi yang di atas lebih enak daripada beras alfa. Tapi beras alfa keunggulannya hanya perlu air saja.
Kalau nasi jadi, hanya punya variasi lain nasi merah (nasi ketan merah). Sedangkan beras alfa punya juga beras merah, atau nasi kare, nasi dengan campuran sayur, dll. Memang kalau darurat kita tentu tidak bisa memasak lauk yang beragam kan? Jadi sekaligus saja dicampur “rasa” lauk ke dalam berasnya.
Aku sudah sediakan nasi jadi sebanyak 20 biji, tapi beras alfaku sudah kedaluwarsa sehingga masih perlu beli lagi yang baru. Harga satu pak satou no gohan(1 kali makan = 1 mangkuk) kira-kira 150-200 yen tergantung jenis berasnya. Sedangkan beras Alfa seharga 340-350 yen.
Begitulah jawabanku mengenai nasi jadi. Jadi deh posting baru hari ini hehehe. Eh tapi sebetulnya hari ini aku juga jadi membuat blog khusus foto anak-anak untuk diikutsertakan pada kontes blog foto anak-anak yang diadakan Pakdhe Cholik. Tinggal daftar aja sebelum tanggal 12 Februari nanti. Buat yang mau mengintip silakan berkunjung ke : Usagigoya.
Musim dingin tahun ini rupanya memang dingin sekali. Kemarin aku mendengar dari muridku bahwa ada temannya dari Sapporo mengatakan bahwa Tokyo dingin! Padahal semestinya Sapporo jauuuh lebih dingin dari Tokyo, karena letaknya lebih di utara Jepang. Tapi aku mesti bersyukur bahwa Tokyo tidak seperti tempat-tempat di daerah pesisir Laut Jepang yang bersalju sampai 2, 5 meter! Atau kalau membaca status teman-temanku di Belanda yang menggerutu karena di sana minus 6 derajat saja.
Karena dingin dan kering, virus influenza mudah menjalar ke mana-mana. Dan akibatnya tadi waktu pulang sekolah, Riku menyerahkan surat pemberitahuan bahwa kelas dia, kelas 3-2 ditutup mulai besok sampai hari Minggu 学級閉鎖. Dikarantinakan karena ada 5 murid yang positif mengidap influenza. Tindakan pengliburan kelas ini biasa dilakukan pihak sekolah untuk mencegah mewabahnya penyakit menular kepada seluruh warga. Bahkan jika banyak kelas yang diliburkan, bisa jadi satu sekolah akan diliburkan 学校閉鎖.
Aduuuh langsung terbayang aku harus mengurus dua anak yang kerjanya bertengkar, menonton film terus (berarti aku tidak bisa konsentrasi menulis) dan menyiapkan makan untuk mereka. Bayangin 4 hari! huhuhuhu. Nah…. masalah pertama sudah timbul tadi sore. Aku mau pergi ke supermarket untuk mengambil air minum, tapi tidak dibolehi oleh Riku! Untung aku sudah prepare bahan masakan daging-dagingan untuk 4 hari-an, dan masih bisa beli online.
Ya, terus terang, anak-anakku sekarang menjadi penakut! Padahal sebelumnya sudah bisa aku tinggal sendiri, tapi sekarang tidak bisa! Mulai sekitar 10 hari lalu, ketika di berita televisi mulai disiarkan : “Gempa bumi dasyat tepat di bawah Tokyo akan terjadi dalam EMPAT tahun ini dengan kemungkinan 70%”… Hiiii ngeri. Tadinya kemungkinan 70% itu dalam jangka waktu 30 tahun, sekarang menciut jadi 4 tahun. Jelas anak-anak yang mendengar ini jadi ngeri. Mereka sama sekali tidak mau tidur sendiri, atau kalau mereka sedang di kamar makan, dan tiba-tiba sadar aku tidak ada, akan berteriak, “Mamaaaaa…” Dan tentu saja aku harus langsung menjawab. Pernah aku mau mandi, tidak bisa karena Kai terus ngintil (ngikut) aku. Kalau dalam keadaan biasa, aku sering mandi bersama anak-anak, tapi kalau sedang kedatangan “tamu bulanan” tentu saja tidak bisa. Terpaksa aku tidak mandi!
Prediksi gempa akan terjadi dalam 4 tahun juga membuat kami was-was. Aku langsung memeriksa persediaan nasi jadi untuk darurat, air mineral, alumunium sheet untuk menghangatkan badan, lampu senter dan persediaan batere, kairo, dll. Dan ini juga alasan kami untuk tetap tidur bersama, berempat dalam satu kamar. Setidaknya sampai 4 tahun ke depan.
Yah, aku tidak tahu apa yang akan terjadi dalam 4 tahun ke depan. Yang pasti untuk 4 hari ke depan, aku harus lebih kuat dari biasanya 😀 Sepertinya TE tahun ini akan dipenuhi angka 4 deh hehehe.
Sulit…sulit sekali. Sedangkan untuk kita yang sudah dewasa saja sulit, apalagi anak-anak. Tapi…. tentu harus belajar.
Saat ini Kai yang berusia 4 tahun sulit sekali untuk bisa menahan keinginannya. Apa saja yang dia mau harus dikabulkan. Jika tidak dia akan menangis, berteriak, dan keras kepala terus tidak akan berbuat lain, kecuali menunggu sampai keinginannya dikabulkan. Apalagi jika dia sudah mengantuk, wahhh jangan harap bisa dibelokkan perhatiannya pada yang lain. Jadi biasanya kami biarkan saja, dan dia akan menangis sampai… tertidur. Kalau suamiku sudah berkata “Tidak!”, tentu saja aku juga harus berkata “tidak!” agar anak tidak bingung sebenarnya boleh atau tidak sih? Nah, biasanya kalau kami berdua sudah marah dan tidak mau dengar keinginan Kai, Riku (8th) akan berusaha membujuk agar Kai mau berhenti menangis, berhenti meminta-minta dengan segala cara (yang tentu saja diabaikan oleh Kai)…… bahkan sampai Riku menawarkan apa yang dia sukai, yaitu lego dan coklat asal Kai diam. Suatu cara yang tidak aku sukai, tapi aku hargai kegigihan Riku untuk membantu menghentikan “perang” keluarga deMiyashita. 😀
Riku sekarang sedang belajar juga menahan diri, dan seperti sudah cukup berhasil. Tahunya?
Waktu tahun baru, anak-anak biasanya mendapat angpao yang disebut dengan Otoshidama お年玉. Besarnya memang lain-lain tergantung umur dan tergantung “kemurahan” orang tua dan kerabat anak-anak tersebut. Biasanya sih untuk anak SD mendapat 3000 yen. Tapi dia akan menerima bukan saja dari Kakek/nenek tapi juga dari tante/omnya. “Rugi” nya di Jepang keluarganya kecil, sehingga jumlah om dan tantenya sedikit. Coba kalau di Indonesia, bisa kaya raya tuh 😀
Namanya anak-anak, tentu ingin langsung menggunakan uang yang didapat dari angpaonya untuk membeli barang-barang kesenangannya, entah berupa makanan, mainan atau keinginan lainnya. Sampai dengan tahun lalu, aku yang memegang angpao anak-anak dan memasukkannya ke rekening bank mereka. Tapi mulai tahun baru kemarin ini, Riku yang sudah pandai hitung-menghitung mau memegang uangnya sendiri. Memang itu bagian mereka, jadi aku biarkan Riku dan Kai memegang angpaonya sendiri. (Tapi Kai akhirnya tidak memperhatikan uangnya dan menaruh di mana-mana, sehingga aku ambil saja). Riku langsung membuat daftar ingin membeli ini itu, terutama mainan lego yang sedang digandrunginya.
Begitu kami pulang dari rumah mertua kembali ke Tokyo, kami langsung mampir ke Tsutaya, sebuah toko yang menyediakan peminjaman/penjualan DVD/CD dan penjualan buku. Gen ingin membeli buku, dan Riku ingin membeli DVD Pirates of Caribbean. Seri Pirates of Caribbean itu ada 3 judul yang dijual murah seharga 1200 yen. Jadi Riku mau membeli satu saja supaya dia masih punya sisa untuk membeli lego. Dia ingin membeli judul yang ke 3, dan sudah mengambil DVD itu untuk dibawa ke kasir. Tapiiiii…. Kai tidak mau yang ke 3, dia mau yang pertama. Nah loh! Kami berkata, “Kai itu kakak beli dengan uang kakak sendiri. Kakak mau yang itu, jadi biar kakak beli. Kalau Kai mau beli yang pertama, Kai harus bayar sendiri dengan uang Kai.” Dan… tentu saja Kai tidak mau mengeluarkan uang, tapi mau membeli DVD 1. Kami juga tidak mau membelikan DVD pertama itu dengan uang kami, supaya Kai belajar menahan diri. Dan tentu saja mulai ramai. Dan teman-teman tahu apa yang terjadi selanjutnya?
Riku berkata, “OK Kai, Riku akan beli DVD pertama karena Kai suka. Nanti kita nonton sama-sama ya. Jadi sekarang diam. Yuk kita bayar sama-sama”.
Melihat anak sulung itu bertindak begitu, air mataku langsung menitik. Gen juga. Dan kami melihat mereka berdua mengantri di depan kasir untuk membayar pakai uang mereka sendiri. Ahhh rasanya aku mau mengabadikan kegiatan itu, tapi tidak enak karena biasanya tidak boleh memotret di depan kasir untuk alasan keamanan. Jadi kami berdua menikmati pemandangan itu, Kakak Riku menggandeng Adik Kai, lalu menyerahkan DVD ke kasir, mengeluarkan uang dari kantong angpaonya, dan membayar serta menerima kembalian. Anakku sudah besar dan… dewasa(?)
Kami kembali ke parkir mobil, tapi kemudian aku bilang, “Tunggu ya, mama lupa beli majalah”. Padahal aku kembali dan membeli DVD kedua dan ketiga (yang Riku mau) karena kami tidak tega dan mumpung murah. Kami berdua sepakat untuk memberikan kedua DVD itu jika Riku mau membelinya dengan uangnya sendiri. Dan ternyata sampai hari ini, kedua DVD itu masih tersimpan rapi dalam lemariku, menunggu cetusan Riku ingin membeli seri lanjutan Pirates of Caribbeannya. Kalau dia tidak juga menunjukkan keinginannya, kami akan berikan sebagai hadiah ulang tahunnya bulan depan 😀
Kelihatannya sih, Riku sudah bisa menahan keinginannya, tapi mama papanya sulit menahan keinginan untuk memanjakan anaknya yang baik hati itu.
Kamu sedang menahan keinginan apa? Aku sedang menahan keinginan untuk membeli gadget nih hehehe.
Rabu, Kamis…eh sudah Jumat! Sepertinya tiga hari ini berlalu cepat sekali, sibuk sehingga aku tidak bisa menulis tulisan baru di TE. Tulisan ini hanya sekedar catatan buatku.
Rabu 25 Januari
Aku harus pergi ke Open Schoolnya Riku. Kami bisa melihat kegiatan pembelajaran mereka dari pukul 8:50 sampai 14:00 (kecuali waktu makan siang, kami harus pulang). Aku sendiri datang sekitar pukul 9:20 an setelah mengantar Kai ke TK. Persis 10 menit terakhir pelajaran diskusi antara kelas 3 dan kelas 4 dalam membuat acara kunjungan ke SLB. Jadi mereka diajarkan untuk brainstorming, berdiskusi sampai pada membuat kesimpulan. Good!
Pelajaran sesudah itu adalah Soroban atau swipoa (biasanya sih lebih terkenal dengan sipoa, sempoa, cipoa tapi di KBBI namanya swipoa loh) . Pelajaran menghitung dengan menggunakan alat dari biji-biji bulat. Memang alat ini berasal dari Cina. Tapi oleh orang Jepang dimodifikasi untuk mempercepat penghitungan. Dan pada jam pelajaran berhitung itu selama 2 kali pelajaran datang seorang guru khusus pengajar swipoa itu. Dan waktu kami datang itu merupakan pelajaran pertama, sehingga dijelaskan dari awal, sejarahnya dan perubahannya. Semua dijelaskan dengan mudah sehingga anak-anak kelas 3 SD saja bisa langsung mengerti dan langsung mencoba menghitung. Aku jadinya juga ikut belajar gratis! Menarik euy.
Tapi berdiri terus di belakang kelas membuat aku lemas, soalnya memang aku sedang tidak fit. Tapi waktu aku mau pulang pada pelajaran Bahasa Jepang, Riku memelas supaya aku tetap melihat jalannya pelajaran. OK demi anakku aku tahan-tahanin dan aku pulang 15 menit sebelum pelajaran berakhir. Tidak tahan lagi.
Well, kesempatan melihat jalannya pembelajaran di kelas memang harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para orang tua. Sayangnya gen tidak bisa cuti untuk datang melihat sendiri. Memang kelasnya Riku yang sekarang agak bermasalah. Anak-anaknya terlalu aktif dan … nakal. Beberapa kali Riku “kena” kenakalan mereka, tapi untung bisa diselesaikan dengan baik. Meskipun Riku memang pernah satu kali tidak mau ke sekolah karena katanya, “Teman-teman rame ma…aku tidak bisa dengar kata guru dan belajar dengan tenang” Waduuuh… Tapi untung akhirnya dia mau juga pergi ke sekolah meskipun terlambat dan aku antar.
Kamis 26 Januari.
Aku mengajar terakhir semester genap dan memberikan ujian. Satu hari ini selama di dalam kereta dan waktu istirahat aku membaca bukunya S. Mara Gd yang berjudul “Misteri Melody yang Terinterupsi” … tidak ada waktu untuk menulis posting 😀 Wong tetap baca terus sambil masak 😀
Jumat 27 Januari.
Hari ini giliran Kai open class. Sankanbi 参観日. Untung tidak satu harian seperti di SD nya Riku. Kami orang tua diundang untuk melihat proses pembelajaran di TKnya selama 1 jam, dari pukul 10 sampai pukul 11. Lima belas menit pertama dipakai menyanyi, grak dan lagu. Doooh anakku itu TIDAK ikut menyanyi dan bergerak! Payah deh… Waktu aku tanya setelah pulang, kenapa sih kamu tidak menyanyi? Dia jawab, “Aku tegang!” haduhhh….
Selain menyanyi, murid-murid TK itu membuat prakarya dengan menggunting dan menempel. Aku melihat Kai cukup telaten waktu menggunting. TAPI aku kaget waktu tiba-tiba dia memindahkan guntingnya ke tangan kiri dan mulai menggunting dengan …cukup sulit, tapi bisa. LOH! kok aneh-aneh saja dia. Setahuku dia tidak kidal, tapi…. entah kenapa dia tiba-tiba mencoba menggunting dengan tangan kiri. Aku musti perhatikan lagi nih di rumah.
Karena waktu berkunjung ke TK itu cuma 1 jam, aku masih sempat berbelanja dan mengurus pembayaran sana sini, sebelum menjemput Kai pulang pukul 2.
Lalu apa hubungannya tulisan ini dengan judul : Hati-hati dengan Wanita?
Well, kita semua tahu bahwa wanita punya power/influence yang kadang menakutkan. Dan sering dikatakan bahwa wanita tukang gosip (KEPO ya istilahnya sekarang :D) serta tidak bisa menjaga rahasia. Padahal sama saja sih wanita atau pria, tergantung orangnya.
Nah aku katakan : Hati-hati kepada Wanita itu tadi kepada Riku.
Dia pulang bermain sekitar pukul 4:30, lalu dia laporan:
“Mama, tadi aku main-main bertiga (laki-laki) dengan salju yang tersisa di rumah teman. Lalu tiba-tiba ada 6 anak perempuan yang lewat. Eeehhh mereka melempar salju ke arah kami. Ya jelas kami balas dong. Ehhh mereka marah dan bilang akan melaporkan ke guru kami. Kami jadi bingung sampai temanku nangis loh. Dia takut dimarahin guru…..”
Hmmm perempuan memang kalau berjumlah banyak, merasa kuat dan merasa bisa menguasai semua, lalu mulai menyerang. Aku ingat kok dulu aku menjadi anggota geng di sekolah SD, kalau tidak salah namanya Tomcat. Ketuanya bernama Catherine dan dia naksir seseorang bernama Tom, jadi dia menamakan gengnya dengan nama itu. Kalau tidak salah kami berlima perempuan waktu itu dan kami mengejar seorang laki-laki yang mengejek si Ketua sampai ke WC laki-laki dan menguasai WC itu. Bahkan sampai keesokan harinya si Cat ini membawa pestol air yang diberi cabe! Mengerikan! Aku cuma bisa berlari-lari di belakang dia sambil ketakutan dan memohon “Cat jangan pakai cabe gitu dong…..” …wong aku anak alim waktu itu (sekarang sudah tidak alim hahaha).
Jadi kesimpulannya, aku beritahu Riku kalau sampai dia bertemu lagi dengan “rombongan” anak-anak cewe dan kelihatan mereka akan mulai sesuatu, lebih baik lari saja. Jangan buat masalah deh. Lalu kata Riku: “Mama tahu karena mama perempuan sih ya?”
HO OH! 😀 😀 😀
Berhubung barusan saja di Jakarta terjadi kecelakaan maut yang terjadi konon karena sang supir mabuk, aku jadi ingin memperkenalkan sebuah istilah baru di Jepang. Handle Keeper! Coba cari di kamus bahasa Inggris, dan pasti tidak ada! hehehe. Karena kata bahasa Inggris jadi-jadian ini diciptakan oleh orang Jepang. Japlish deh. (Kalau mau baca soal Japlish lainnya silakan baca di sini.)
Handle keeper adalah sebuah gerakan dariJapan Traffic Safety Association untuk mengurangi kecelakaan mobil karena pengaruh minuman keras. Jadi jika ada serombongan tamu datang ke restoran/tempat minum, maka dengan bantuan teman-temannya dan pelayan toko, akan ditentukan siapa yang akan menyetir. Misalnya A-san sebagai handle keeper, maka dia tidak boleh minum, dan kepadanya juga tidak diberikan minuman keras, serta dia harus bertanggung jawab mengantarkan semua teman-temannya pulang sampai ke rumah. Intinya: Begitu kamu minum minuman keras, kamu tidak boleh menyetir. Bahkan ada beberapa perusahaan taxi daerah yang menyediakan Unten daikou 運転代行. Jika si peminum yang membawa mobil hendak pulang, dan tidak mau meninggalkan mobilnya di restoran itu, maka perusahaan taxi akan mengirim satu taxi dengan dua supir. Mobil si peminum alkohol akan disetiri oleh satu supir yang disediakan. Dan beriringan mobil si peminum dan taxi menuju rumah si peminum. Begitu sampai di rumah, kunci diserahkan pada si pemilik mobil dan supir pengganti + supir taxi itu akan pulang ke terminal.
Menyetir dalam keadaan mabuk dalam bahasa Jepang disebut dengan Inshu Unten 飲酒運転, dan jika melanggar maka :
1. Menyetir dalam keadaan mabuk (minum sampai kehilangan kendali diri) akan dihukum maksimum 5 th atau 1 juta yen (100juta Rp)
2. Menyetir dalam kondisi beralkohol (kandungan alkohol dalam nafas minimum 0.15mg/l ) akan dihukum maksimum 3 th atau 500rb yen (50juta Rp)
3. Menolak pemeriksaan kandungan alkohol dalam nafas akan dihukum maksimum 3 bulan atau denda 500rb yen (50juta Rp)
Selain pengemudi tersebut dihukum, orang-orang di sekitarnya yang mengetahui kondisi si pengemudi akan dihukum dengan detail sbb:
1. Orang yang meminjamkan mobil kepada pengemudi mabuk/beralkohol : hukuman max 5 th/1 juta yen atau max 3 th/500rb yen
2. Orang yang memberikan minuman keras kepada pengemudi : hukuman max 3 th/500rb yen atau max 2 th/300rb yen
3. Orang yang meminta pengemudi mabuk/beralkohol untuk menyetir dan ikut dalam mobil tersebut : hukuman max 3 th/500rb yen atau max 2 th/300rb yen
Hukuman bagi pengemudi yang mabuk ini baru saja (2 tahun yang lalu) diperberat begini.
Mengapa aku tahu? Ya, karena kebetulan aku baru saja memperpanjang SIM Jepangku yang habis masa berlakunya, tanggal 11 Januari yang lalu. Enaknya di Jepang, masa berlaku SIM akan habis sebulan setelah ulang tahun. Jadi setiap ulang tahun diharapkan mereka yang punya SIM untuk mengecek masa berlaku SIM nya, apakah sudah harus ganti atau belum. Meskipun sebetulnya sebulan sebelum tanggal ulang tahun, kami sudah dikirimi kartu pos dari kepolisian yang mengingatkan bahwa masa berlaku SIM akan habis. Jadi sebetulnya sejak menerima kartu pos pemberitahuan itu, kita masih punya tenggang waktu 2 bulan untuk memperpanjangnya.
Dengan membawa kartu pos tersebut, jika hari biasa kami bisa pergi ke kantor polisi daerah terdekat (bukan pos polisi), sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu pergi ke Tempat Ujian Mengemudi yang berada di 3 tempat dalam kota Tokyo. Untung saja kantor polisi terdekat rumahku itu hanya berjarak 15 menit naik sepeda. Jadi setelah mengantarkan Kai ke TK, pergi langsung ke kantor polisi Shakujii.
Begitu masuk tempat perpanjangan SIM dalam sebuah kantor yang terpisah dari kantor polisinya, aku menyerahkan kartu pos dan SIM yang akan diperpanjang. Sudah itu saja, tidak perlu membawa foto atau surat-surat lainnya, karena aku memang tidak pindah alamat. Jika pindah alamat atau ada perubahan lain harus menyertakan dokumen tambahan. Setelah itu menjalankan pemeriksaan mata, membayar 3.250 yen dan ambil foto. Semuanya tidak sampai 30 menit.
Tapi setelah itu kami yang perpanjang SIM di situ harus mengikuti kursus lalu lintas selama 30 menit. Hanya 30 menit karena kami yang perpanjang di situ adalah pemegang SIM Emas atau Gold Menkyou (berlaku 5 tahun), belum pernah melakukan kesalahan atau penalti. Jika sudah pernah kena tilang atau pernah melakukan kesalahan, harus memperpanjang di Tempat Ujian Mengemudi (yang cukup jauh dari rumahku) dan kursusnya juga lebih lama (aku tidak tahu berapa lama karena tidak pernah ikut, mestinya sekitar 2 jam). Pemegang SIM Gold ini biasanya lebih murah waktu membayar premi asuransi kendaraan.
Satu setengah jam perpanjangan dengan resmi, tanpa bertele dan uang tambahan. Dan kami tentu saja bertanggung jawab penuh atas kendali mobil yang kami kemudikan, karena di sini salah parkir atau melebihi kecepatan max akan kena tilang dan jika sering akan ditandai deh SIM nya.
Memang peraturan itu ada untuk dipatuhi, bukan untuk dilanggar, bukan?