Senyum, lambaian dan gandengan tangan

19 Nov

Pagi ini seperti biasa aku antar Riku ke TK naik sepeda. Hari yang cerah, meskipun diberitakan bahwa pagi ini adalah pagi yang terdingin di Tokyo. Jam 8 pagi yang terang benderang saja masih menunjukkan 8 derajat. Tapi karena ada sinar matahari, terasa hangat dan sekaligus menyilaukan mata.

Jarak dari rumah ke TK Riku amat dekat jika dengan sepeda. Biasanya saya melewati jalan kecil dulu baru keluar di jalan besar. Persis di mulut jalan kecil itu ada penjual sayur hasil ladangnya sendiri. Akhir-akhir ini dia menjual broccoli, kol, buah kesemek (dalam bahasa Jepang :Kaki), dan daikon atau Lobak. Semua harganya satu 100 yen, jauh lebih murah daripada toko, dan lebih besar dan segar. Biasanya saya mampir ke sini waktu pulangnya, karena jika saya beli waktu pergi,saya kasihan pada sepeda saya. Lebih dari Hampir 100 kg sudah dia angkut masih musti ditambah dengan lobak dan kol yang berat.

Keluar ke jalan besar, saya harus menyeberangi sekolah Luar Biasa, penyandang cacat mental, atau sering disebut anak terbelakang yang bahasa Jepangnya merefer ke chiteki shogai (gangguan pada pengetahuan/otak). Di situlah saya melihat pemandangan ini. Seorang ibu yang mengantar anaknya bersekolah ke situ  pasti menggandeng tangan anaknya. Meskipun kadang anaknya lebih besar dari ibunya, sang ibu dengan sabarnya menggandeng tangan anaknya, entah dia laki-laki atau perempuan. Memang perbuatan anak-anak ini tidak dapat diprediksi… tiba-tiba bisa melompat ke jalan (dan mengganggu pemakai jalan lainnya — yang menurut saya tidaklah usah disebut mengganggu, hanya membuat kaget) , berteriak-teriak dan menangis. Hanya dengan perbuatan menggandeng tangan saja, si anak menjadi tentram dan tenang. Betapa besar arti “gandengan tangan” ini bagi si anak dan juga bagi si ibu. Tapi benarkah gandengan tangan itu hanya berarti untuk mereka? Hmmm kita yang normal pun akan merasa senang digandeng tangannya atau bergandengan tangan terlepas si teman itu pacar atau bukan. (Kalau pacaran tidak gandengan tangan juga rasanya aneh ya…) Dengan kehangatan yang menjalar dari tangan teman kita, saudara kita, anak kita, orang tua kita…. seakan memberikan energi baru yang bisa membuat kita lebih bersemangat menghadapi kegiatan satu hari. Untuk orang Indonesia mungkin bisa berpelukan di depan umum (bagi anak dan orang tua), tapi di Jepang tidak bisa. Dicap aneh. Karena itu saya rasa gandengan tangan ini bisa menjadi satu solusi untuk salah satu skinship yang bisa jalankan dengan baik di Jepang.

Sambil mengayuh memutari sekolah LB itu, saya berpapasan dengan orang tua murid lain yang sudah mengantarkan anaknya dan kembali pulang ke rumah. Biasanya mereka bersepeda juga, dan dari jauh mereka biasanya sudah tersenyum dan jika mendekat akan mengucapkan, “Ohayo…itterasshai….” (Pagi…. selamat pergi!” Mau tidak mau, kita akan ikut tersenyum dan menyapa kembali. Atau kadang kala ada yang buru-buru dan tidak sempat menyapa, dia hanya mengangkat tangan dan melambaikan tangan. Suatu gesture yang sederhana, tapi juga membuat hati hangat. Dan beberap hari terakhir, saya melihat perkembangan dalam diri Kai yang duduk di keranjang di atas roda depan sepeda. Dia pasti ikut mengangkat tangannya membalas sapaan ibu-ibu tadi, seakan mewakili mamanya, yang sering tidak membalas, karena takut keseimbangan bersepeda terganggu. Dan biasanya ibu yang memperhatikan Kai itu akan bilang, “Oriko dane…”(Anak baik ya….).  Anakku sudah mulai berinteraksi di masyarakat.

Sudahkah Anda tersenyum pagi ini? Atau melambaikan tangan pada seseorang? Mungkin sulit untuk bergandengan tangan, tapi apakah akhir-akhir ini ada orang yang Anda gandeng tangannya? Atau cukup dengan sapaan, “Selamat Pagi…..”

Indah dan cerah harimu Teman. (Kupinjam frase yang bagi saya merupakan royaltinya Yoga. Hai Yoga, Indah harimu dik!)

Riku dan Kai bermain di atas tempat tidur rebutan untuk menaiki mamanya...susah main sama anak laki...kasar hihihi
Riku dan Kai bermain di atas tempat tidur rebutan untuk "menaiki" mamanya...susah main sama anak laki...kasar dan pasti berkelahi ...hihihi

Hidup itu….?

15 Nov

Adik ketemu gede saya si Lala, selalu menggambarkan kehidupannya sebagai Jet Coaster (wahhh saya bocorkan satu isi testnya dia…sorry jeung). Anda tahu kan Jet coaster…. pelan-pelan naik ke atas…dan waktu turun ke bawah dengan kesepatan penuh, mengocok-ngocok isi perut Anda. Katanya, hidupnya seperti Jet coaster itu… dan memang kalau kita membaca keseluruhan blognya (eh beli ya bukunya, “The Blings of My Life”, Grafidia) kita bisa membayangkan hidupnya bagaikan roller coaster.

Sedangkan mas NH18, mengatakan bahwa life is like merry go round. Komidi putar. Naik kuda-kudaan berputar dengan musik, sambil melihat pemandangan yang ada. Kesannya, “Indah, hidup itu menarik, dan musical”. Dan kalau baca blognya mas NH itu memang selalu riang, jarang ada cerita yang sedih (kecuali tentang Nenek), dan penuh dengan candaan. Seakan hidup itu baginya memang menyenangkan.

Saya sendiri di komentar postingannya Lala yang Jetcoaster itu, mengatakan hidup itu seperti Ferris Wheel, Big Wheel. Kincir Raksasa, dengan menaiki cubic yang ada, kita dibawa perlahan ke atas, sambil melihat pemandangan mulai dari yang dekat sampai kejauhan. Kadang di bawah dan kadang diatas. Perumpaan ini saya dapat dari Mama, yang mengatakan hidup itu seperti kincir itu, atau seperti roda sepeda, kadang di atas, kadang di bawah, dan seberapa siap kita menghadapi hidup di bawah. Kesan dari Ferris Wheel itu, tidak terburu-buru, lamat-lamat… Dan ternyata sahabat blog Yoga pun berpikiran seperti saya. Entah apakah blog saya sudah menggambarkan kehidupan yang seperti itu.

life is like ferris wheel

Ketika saya tanya Bang Hery, supaya lengkap perumpaan “Life is…” menurut asunaros, maka kata abang hidup baginya seperti mainan kuda-kudaan mesin, yang dimasukkan coin baru bergerak naik turun seperti Anda naik kuda beneran tapi ditambah musik. Ada istirahat yang panjang (tergantung coin)  untuk menikmati kegembiraan yang membuat hidup naik turun diiringi musik. Ya Bang Hery mengatakan itu waktu chaating dengan saya.

Atau mungkin, hidup itu malah lebih luas, bagaikan dunia fantasy, family park, disneyland. Kita bisa memilih wahana yang ada dalam satu hari, dan mencicipi wahana yang cocok untuk kita. Dan wahana yang kita sukai bisa kita ulang berkali-kali.

Memang hidup ini dapat kita gambarkan dengan bermacam-macam perumpamaan. Tema blog ini sebelumnya sangat colourful. Pensil warna….. tergantung kita hari ini mau memakai warna apa. Atau kalau mau lebih asyik lagi saya menggambarkan hidup ini bagaikan smarties, permen coklat warna warni, yang slogannya melt in your mouth not in your hand. Manis!

Nah… bagaimana Anda menggambarkan hidup Anda? Perumpamaan apa yang tepat dipakai menurut Anda?

Apa yang lebih berharga dari nyawa?

15 Nov

Duh kok bisa-bisanya Riku punya pertanyaan ini. 命より大切なものはなに? Apa yang lebih berharga dari nyawa?

Aku tahu dia mengharapkan jawaban “Riku”, tapi aku jawab begini,

“Inochi yori taisetsuna mono wa nai. Tidak ada yang lebih berharga daripada Nyawa. Karena tanpa nyawa kamu ngga hidup, ngga bisa ketemu mama dan tidka bisa sayang mama. Nyawa itu amat sangat berharga, jadi harus dijaga bener-bener.”

“Kalau Riku, Yang lebih berharga dari nyawa itu adalah mama. Aku mati pun ngga papa, karena aku sayang mama.”

“Mama ngga mau kamu mati. Kalau kamu mati, mama musti sayang siapa? Jadi jangan bilang gitu lagi!”

“Tapi emang di seluruh dunia ini aku paling sayang mama. Nomor satu mama. Nomor dua papa (ups keluar deh nomor-nomoran padahal dulu wkatu umur dua tahun dia bilang “sama sayang”. Nomor tiga Kai!

“Iya terima kasih Riku. Mama juga yang paling mama sayangi adalah Riku, lebih dari papa ….tapi rahasia ya. “

“OK…..(sambil dia cium aku)”

Fffffff aku tidak tahu dia belajar darimana, tapi dia memang pintar sekali membuat kalimat sejak kecil. Perbendaharaan katanya bagus, yang pasti dia dapat dari TV, atau dia dengar aku. Makanya aku berusaha sedapat mungkin jangan memaki-maki/mengumpat-umpat di depan dia.

Kemarin pulang ngajar sudah jam 5 lebih. Kai rewel terus, dan maunya digendong terus. Sampai aku ke WC pun tidak boleh. Akhirnya aku paksa dia tunggu di kamar tamu, sementara aku ke WC. Yang ada si Riku bilang , “Mama, Kai nangis terus loh”

Aku yang sedang sebel menukas, “Tau. mama ngga budeg, mama denger kok. biarin aja”

Riku liat mamanya spanning, diam, dan bilang, “IYa mama”

…………….

Riku suap Kai
Riku suap Kai

Masak makan malam, aku rebus spaghetti, tapi biar bagaimanapun aku berusaha pakai satu tangan (sambil gendong Kai), akhirnya tidak bisa juga. Sedangkan Kai tambah rewel. Aku marah pada Kai, dan bilang begini,

“Kai…. mama juga harus masak untuk Kakak kamu. Riku kan juga lapar.”

“Mama…. ngga papa kok. Riku belum lapar….. ” hmmmm keluar deh…padahal tadi dia yang minta makan. Demi adiknya dia berkorban.

Begitu aku bisa kasih tidur Kai, aku keluar kamar dan peluk Riku,

“Terima kasih ya Riku… sudah mau berkorban.”

“Daijoubu dayo mama. Di dunia ini yang aku sayangi kan cuma mama, papa, dan kai……..”

……………………………

Riku taruh pistol di celana belakang kai...
Riku taruh pistol di celana belakang kai…

Bisakah orang asing disebut pahlawan?

12 Nov

Saya sekaligus mau menjawab komentar teman-teman atas tulisan saya yang Sebutan Itu…. Memang definisi pahlawan itu amat rancu, mulai dari yang paling sempit yaitu mereka yang angkat senjata dan berperang demi kemerdekaan, sampai pada orang-orang dekat kita yang berjasa dalam kehidupan kita. Kebetulan saya pernah membca tentang berita ini, dan kemarin Gen juga memberikan pada saya datanya.

Adalah seorang Endang Arifin yang menjadi pahlawan di Jepang. Tepatnya di prefektur Miyasaki. Ia meninggal tanggal 11 Agustus 2007 diseret ombak karena akan menolong dua murid SMP Jepang yang hanyut. Endang Arifin waktu itu adalah pemagang perikanan dan sedang berlibur di pantai itu. Meskipun dia tidak bisa berenang, dia langsung terjun ke laut dengan maksud untuk menyelamatkan ke dua anak tersebut. Keberanian Endang dihargai masyarakat di sana, dan untuk mengenangnya dibuatlah film yang berjudul “Mas Endang” yang telah diputar di Jakarta dan beberapa kota, dan akan diputar di Osaka dan 4 kota di Kyushu.

Anda bisa baca beritanya di sini.

Saya juga masih ingat sebuah peristiwa kecelakaan kereta api yang terjadi pada seorang mahasiswa Korea dan seorang kameraman. Mereka berdua turun ke rel kereta di stasiun untuk menolong seorang pemabuk yang jatuh. Sayangnya mereka terlambat naik kembali ke peron seletelah menyelamatkan orang ini, sehingga mereka tersambar kereta yang lewat. Mahasiswa Korea ini menjadi pahlawan bagi orang Jepang, dan setiap tahun dikenang peristiwa itu.

Pahlawan sebutan untuk orang yang meninggal? Ya biasanya memang begitu. Sepertinya janggal jika kita menyebutkan seseorang yang masih hidup sebagai pahlawan.  Penilaian orang memang berbeda-beda untuk menentukan seseorang itu layak disebut pahlawan atau tidak. Misalnya ada yang bertanya, lah kalau tidak bisa berenang, kenapa mau sok-sokan terjun ke laut untuk tolong orang segala? Yang pasti kalau ada seseorang yang mau mengorbankan nyawanya untuk orang lain tanpa pandang bulu, bisalah kita anggap dia sebagai pahlawan. Tidak perlu kita lihat apa kewarganegaraannya sehingga seorang warga Indonesia pun bisa menjadi pahlawan di negara lain.

Waktunya sudah dekat

11 Nov

Waktu saya ganti pesawat di Changi Airport yang keren itu, Riku bertanya,

“Ma? kok udah natal? Halloween mana?”
“Ya Riku, Halloween sudah lewat dan sekarang sudah bulan November. Jadi semua orang persiapkan Natal”
“Asyiiiiikk, Besok Natal? Aku mau minta …. bla bla bla untuk kado natal”
“Eh… bukan besok dong. Masih lama kok. Tapi memang sudah banyak hiasan Natal di sini ya”
“Nanti pulang ke rumah kita pasang pohon Natal ya?”
“Hmmmm belum. Nanti kalau sudah desember ya!”
“Aku mau kado Natal ke Disneyland ya…..”
” Nanti tanya papa….”

Well, memang di Changi sudah banyak hiasan ornament Natal. Di toko-toko buku sudah banyak dijual kartu Natal. Iklan-iklan kado Natal … Untungnya belum terdengar lagu Natal. No…please jangan dulu dong. Sebetulnya masa Adven saja yang merupakan satu bulan persiapan untuk Natal saja belum mulai, jadi sebetulnya tidak “pantas” menghias tempat-tempat dengan dekorasi Natal. Tapi memang komersialisme sudah menguasai event-event religious sehingga rasanya semakin lama semakin dini event religious itu dimulai.

Waktu saya berbelanja di suatu mall hari Kamis lalu, telinga saya menangkap musik yang ramah di telinga. OMG lagu Natal….. please dong…. belum waktunya. Bagaimana mau dreaming of White Christmas, kalau coat saja belum dipakai. Apalgi kalau putar lagu O Holy Night…. aduhhhhh masih 1,5 bulan lagi loh mas, mbak, bang, bu, pak sapa saja deh yang menyuruh pegawainya putar lagu Natal. Memang orang Jepang yang boleh dikatakan “tidak beragama” itu mungkin tidak mengerti arti lagu-lagu bahasa Inggris itu, atau tidak memperhatikan unsur religi di dalamnya. Tapi jangan dong…..  Well, THIS IS JAPAN imelda…. you have to accept it.

Tapi memang untuk menyambut hari suci itu, kita perlu mempersiapkan diri. Sama seperti umat Islam yang berpuasa dalam Ramadhan, umat kristen juga mempunyai masa Advent, selama sebulan, untuk mempersiapkan hati menyambut kedatangan bayi Yesus (yang sebtulnya hari ultahnya tidak harus tgl 25 desember sih) . Jika mungkin teman-teman pernah memperhatikan hiasan berbentuk lingkaran (biasanya terbuat dari kayu, daun atau yang modern dari lampu) dipasang di pintu rumah.  (Christmas Wreaths atau bahasa pak Grandis “couronne de bienvenue” atau “couronnes de Noël”) Ini adalah tanda bahwa kita sudah memasuki masa Advent. (Meskipun begitu saya melihat ada rumah di Jepang yang pasang wreaths atau bahasa Japlishnya RIISU ini sepanjang tahun). Dan berbicara mengenai persiapan,  KMKI yang merupakan singkatan dari Keluarga Masyarakat Kristen Indonesia sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan sebuah acara natal dengan artis dari Indonesia. Sudah 3 tahun, kami di sini merayakan Natal yang amat sangat sederhana, tanpa dihibur artis. Sebelumnya sudah hadir penyanyi kaliber “kakap” seperti Ruth Sahanaya, Glenn Fredly, Katon Bagaskara, Grace Simon, dsb. Dan kali ini panitia akan “mendatangkan” penyanyi Rio Febrian untuk bernyanyi dalam acara perayaan Natal. Tahun ini pula pertama kalinya kami tidak memakai Aula Sekolah Republik Indonesia, karena konon kabarnya gedung tersebut akan diperbaiki. Acara Natal KMKI 2008 ini akan diadakan tanggal 13 Desember 2008, dan untuk keterangan bisa klik di website KMKI (http://kmki-jepang.com). Panitia sedang berusaha keras untuk membuat memorable christmas, untuk warga Indonesia yang tinggal di Tokyo dan sekitarnya. Saya sendiri kali ini absen dalam kepanitiaan karena ternyata sulit sekali membawa dua balita menghadiri rapat-rapat. Jadi bantunya jarak jauh deh (internet dan doa heheheh).

Jadi untuk yang punya teman-teman yang tinggal di sekitar Kanto (Tokyo, Chiba, Yokohama, Saitama dan sekitarnya) bersiaplah untuk datang jauh-jauh hari. Kita akan KOPDAR di sana juga ya hehehe.

Sebutan itu….

10 Nov

Pahlawan adalah sebuah sebutan yang ditujukan pada orang-orang yang berjasa dalam merebut kemerdekaan. Benarkah itu? Tentu saja benar, tapi mungkin artinya bisa lebih luas lagi. Kita lihat KKBI,

pah·la·wan n orang yg menonjol krn keberanian dan pengorbanannya dl membela kebenaran; pejuang yg gagah berani; ke·pah·la·wan·an n perihal sifat pahlawan (spt keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan)

Waktu saya ingin menulis sesuatu untuk menyambut hari Pahlawan, terus terang saya merasa sulit. Apa yang akan saya tulis? Meskipun saya suka sejarah, ternyata sejarah yang saya kuasai lebih banyak sejarah Jepang daripada sejarah Indonesia. Atau saya merasa “kurang informasi” mengenai sejarah pahlawan Indonesia sendiri. Putar otak dan memanfaatkan internet saya malah membaca bermacam-macam fakta yang membuat kening saya berkerut. Sampai Gen, suami saya berkata,”Mel, dengan muka kamu yang berlipat begitu, pasti tulisan kamu tidak akan menarik!”. Betul sekali… muka saya memang tidak pantas dilihat saat itu.

Berapa sih sebetulnya jumlah pahlawan Indonesia? seratus sekian? Dan lebih terkesiap jika Anda membaca komentar Daniel Mahendra di posting saya yang ini: Ajakan Merayakan Hari Pahlawan

Dan tahukah, Bung Tomo baru akan diberi gelar Pahlawan Nasional itu besok, pada 10 November 2008.

See?

Aduh…. benar-benar aduh! Saya cari di wikipedia tentang Pahlawan dan mencari dengan kata kunci Pahlawan. Terdapat daftar nama Pahlawan Indonesia, yang 138 orang, per 2006. Memang tidak ada nama Bung Tomo. Padahal? Ditetapkan tanggal 10 November itu apa coba dong alasannya? kok… loh… dong … dechhh ….. sih ……

cuma itu yang saya bisa katakan, sambil menahan emosi.

Sutomo (lahir di Surabaya 3 Oktober 1920, meninggal di Makkah, 7 Oktober 1981) lebih dikenal dengan sapaan akrab oleh rakyat sebagai Bung Tomo, adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Banyak yang ingin saya tulis…tapi daripada jadi ngalor ngidul saya hanya mau tanya tentang kata pahlawan itu sendiri. Siapa sih yang menentukan seseorang berhak dipanggil pahlawan? Apakah memang butuh waktu sekian lama untuk menentukan seseorang seperti Bung Tomo menyandang “gelar” Pahlawan (Yang tentunya bagi Bung Tomo sendiri gelar itu sendiri sekarang TIDAK penting!!!!). Dan mengapa kita sendiri bisa mengumbar sebutan pahlawan untuk siapa saja di sekitar kita, tetapi untuk mengakui orang yang benar-benar berjasa saja butuh waktu sekian lama? Saya tidak mempertanyakan keabsahan sebutan itu tapi kalau kita bisa menyebutkan orang tua kita sendiri sebagai pahlawan kita, (lihat posting mascayo )  atau kita bisa menyebut guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, atau yang paling aneh menurut saya Tenaga Kerja (Wanita) yang bekerja di luar negeri sebagai pahlawan devisa, masak sih masih banyak orang yang benar-benar berjuang di medan perang, tidak bisa kita panggil sebagai pahlawan? OK, saya mengerti bahwa kalau semua orang dinyatakan sebagai pahlawan akan penuh TMP kita…. tapi selayaknya kita, bangsa Indonesia, memikirkan tentang PAHLAWAN lebih dalam, jangan asal sebut saja, sehingga makna kata Pahlawan itu menjadi kabur. (meskipun dalam KBBI sendiri artinya amat sangat luas sekali).

Ilustrasi percakapan saya dan Gen di pagi hari tanggal 10 November ini:

“Gen …. Yasukuni Jinja itu tempat pahlawan Jepang?”
“Bukan…”
“Tapi kan selalu jadi polemik jika petinggi negara pergi ke sana”
“Kita diajarkan untuk tidak menganggap orang-orang yang di”kubur” di situ sebagai pahlawan”
“Loh… Jadi Pahlawan Jepang itu siapa?!
sambil tertawa, “Ichiro… (pemain base ball)”
“hmmm lalu orang-orang yang tergambar di uang kertas Jepang apakah bukan pahlawan?”
“Ya mereka Pahlawan….. Tapi bagi Jepang sekarang orang-orang yang aktif di dunia internasional sekarang adalah pahlawan”

Natsume Soseki (Satrawan), Fukuzawa Yukichi (Bapak Pendidikan), Shotoku Taishi (Pangeran yang membuat peraturan Jepang pertama kali di abad ke 7) dll.

“OK. Bisa dimengerti…. BTW Indonesia hari ini memperingati hari pahlawan. You know what? TKI aja dibilang pahlawan devisa”

“Understandable!. Indonesia perlu legenda. Sebanyak mungkin memberikan gelar pahlawan atau menyebut seseorang pahlawan untuk menyatukan negeri. Dan memang begitu kondisinya kan. Jepang dari awal tidak perlu pahlawan karena kita menganggap Jepang adalah negara kesatuan dari dulu (yang menurut saya tidaklah 100% benar). Tidak perlu ada istilah pahlawan. Tapi Indonesia perlu. Pahlawan sekarang justru yang sedang berkecimpung di dunia internasional dan mendapat pengakuan luar negeri.”

Hmmmm emang lain ya cara berpikirnya. Tapi soal pahlawan “sekarang” adalah orang-orang yang aktif mengharumkan nama negara di dunia internasional, itu saya amat sangat setuju. Jadi mari…kita berusaha menjadi pahlawan dengan mengharumkan nama bangsa kita. Maju!!!!! jangan melulu tinggal pada romantisme masa lalu. Baca posting pak Oemar tentang Yogi. Selayaknyalah kita berusaha memajukan Indonesia lewat bidang masing-masing. Atau paling sedikit menulis lewat blog Indonesia, seperti komentar DM.

And the winter has come…..

10 Nov

Pagi ini aku kaget waktu melihat angka temperature udara di luar menunjukkan 11. Whew…. 11 derajat… sudah winter ini. Dan memang sudah RITTO 立冬, kedudukan matahari mencapai 225 derajat, hari pertama suasana musim dingin terasa. Dan biasanya jatuh pada tanggal 7 November. Well sekarang sudah lewat 3 hari, dengan suasana mendung dan dingin… muram. Apalagi sejak pulang dari Jakarta yang begitu panas tanggal 5 lalu, Kai sakit terus, dan baru bisa makan hari sabtu yang lalu. Dan seiring dengan “kesembuhan”nya, kenakalannya bertambah.

(Kai dan Opa…. masak handphone didekatkan ke botaknya opa??? nakal kamu!!)

BIcaranya memang belum berbentuk kata tapi volumenya cukup keras. Dan sudah bisa menolak dengan tegas jika akan diberi makan atau susu. Yah, anakku yang bayi sudah mulai menjadi “orang” yang bisa mengekspresikan dirinya juga. Pernah suatu kali dia marah sama saya dan pukul saya dengan kedua tangannya sambil menjatuhkan diri. SAKIT!….. tapi lebih kaget pada ekspresi kemarahannya. Yang pasti dia marah jika saya dan riku “cium -ciuman ” di depan dia. Dia JELAOUS!!!!. Giliran saya dan Riku tertawa melihat kemarahannya. Karena dia langsung melerai kami dan menempatkan diri di tengah-tengah kami hihihi.

Kai menemani mama kerja hehehe (foto diambil Riku)
Kai menemani mama kerja hehehe (foto diambil Riku)

Untungnya Riku sudah bisa menerima tugasnya sebagai seorang kakak, meskipun “chlidish” nya masih belum bisa dihilangkan. Dia akan marah jika mainannya dipegang Kai, tapi suatu saat, dia dengan senang hati memberikan mainannya …bahkan dia menyuapkan makanan kepada adiknya. Hari-hari semakin dingin, tapi dengan kehadiran kedua buah hatiku ini, semoga winter 2008 menjadi hangat dan aku dapat menyambut tahun 2009 dengan penuh semangat.

Arti Mimpi

8 Nov

Tadi Kemarin sore saya chatting dengan Yoga. Dia bercerita bahwa dia hanya sempat tidur 30 menit, dan terbangun karena MIMPI!. Dan isi mimpinya adalah dikejar orang gila. Terlontar dari jemarinya…. “apa ya artinya? ” Kemudian saya ingat…. cari saja arti mimpi di www.primbon.com …. wah gila juga, aku masih ingat situs itu. Yang aku ketahui entah dari mana. Namun meskipun setelah dicari di situ tidak ada arti mimpi dikerja orang gila, tapi katanya kalau  mimpi dikejar orang bertanda akan dapat rezeki… semoga saja ya Yoga.

Dulu waktu kecil saya sering terbangun karena mimpi. Ada beberapa pola mimpi saya. Yang paling sering adalah mimpi berenang di kolam renang yang dalaaaaam sekali. Bayangkan skyscraper yang menjulang di kota-kota besar dunia, dan gedung itu …gedung setinggi itu adalah kolam renang yang dalam. Saya harus berenang menyeberangi kolam gedung itu sambil menyadari kedalamannya… dan memang dalam kenyataan saya tidak bisa ngambang di kolam renang, sehingga kalau berenang harus dari ujung ke ujung. Jadi dalam mimpi pun saya merasa capek untuk mengarungi satu kolam renang, tanpa boleh berhenti di tengah karena berarti saya akan mati!

Nemo 33 is a recreational diving center in Brussels, Belgium that is home to the world’s deepest swimming pool. The pool itself consists of a submerged structure with flat platforms at various depth levels.
The pool has two large flat-bottomed areas at depth levels of 5m (16 ft) and 10m (32 ft), and a large circular pit descending to a depth of 33m (108 ft). It is filled with 2,500,000 litres of non-chlorinated, highly filtered spring water maintained at 30°C (86°F) and contains several simulated underwater caves at the 10m depth level.
There are numerous underwater windows that allow outside visitors to look into the pools at various depths. The complex was designed by Belgian diving expert John Beernaerts as a multi-purpose diving instruction, recreational, and film production facility, and opened in 2004.

Entah apa arti mimpi itu, tapi lumayan sering saya melihat mimpi itu di waktu kecil, yang mungkin tanpa sadar melekat terus dalam sudut pikiran saya sehingga saya takut air. Terutama air tanpa ujung seperti laut. Jadi saya tidak akan bisa enjoy naik perahu/kapal, bukan karena mabok laut tapi karena takut kedalamannya. (Sudah pasti saya tidak bisa menyelam) Padahal kedua anak saya zodiaknya adalah ikan dan kepiting, binatang laut. Jauh sekali dari kambing gunung!

Tapi meskipun saya benci air/laut, saya selalu bermimpi mempunyai rumah yang berada di atas kolam renang. Jika saya melihat buku arsitektur, atau kadang juga bermimpi… saya ingin mempunyai rumah dikelilingi kolam renang yang tersambung ke semua kamar…jadi kita bisa keluar kamar menuju ke halaman melalui air! (tentu saja pencuri bisa saja masuk ke kamar juga melalui air…hehhee). Atau mempunyai rumah yang menghadap ke danau. Daripada laut saya lebih suka danau yang mistis.

(persis aku menulis posting ini jam 4 pagi, tiba-tiba Riku bangun dan keluar kamar…

“Mama …aku terbangun…”

“Ada apa? Mau pipis?”

“Terbangun karena mimpi”

“Mimpi apa sayang?”

“Ngga tahu…aku ngelindur jadi lupa”…. sambil tersenyum aku antar dia ke kamar lagi.

“Aku mimpi tentang Deguchi (Jalan keluar)” ………… Mungkin karena hari ini dia bisa membaca tulisan いりぐち(iriguchi- jalan masuk) dan  でぐち(deguchi-jalan keluar) ……

Selain mimpi tentang kolam renang, saya sering terbangun jika bermimpi tentang “sesuatu yang menakutkan” i.e setan. Merasa dikejar-kejar. Dan terbangun dalam keadaan capai dan …merinding. Menurut apa yang saya dengar, jangan langsung tidur kembali dan balikkan bantal. Terkadang saya juga mengalami mimpi bersambung (aneh ya…)

Dan satu lagi mimpi saya yang sering saya lihat adalah bermimpi sedang makan coklat. Dalam mimpi, saya berkata pada diri sendiri…”cepat habiskan coklatnya sebelum kamu terbangun dan coklat itu tidak ada” hihihi. lucu kan?

Dari bermacam mimpi yang saya ingat artinya hanya jika bermimpi ikan atau menangkap ikan berarti rejeki. Dan jika bermimpi ular itu tidak baik artinya…. (memang ular itu setan sih ya)

Jadi apa mimpimu semalam? Adakah yang bermimpi tentang aku (huh ge er amat sih….)

Foto  the deepest pool in the world saya ambil dari multiply teman

~~~~~~~~~~~~~~~

Pagi ini waktu bangun…Gen baca postingan ini dan dia cerita ttg mimpinya tadi malam. Dia bekerja di sebuah Universitas swasta di Jepang (bukan dosen), dan dalam mimpinya dia memotong rambut seorang dosen yang penuh uban. Dan hasilnya muka si profesor itu malah jadi “cute”. Oh NO! … Mungkin secara tidak sadar dia melihat rambut si profesor sudah waktunya untuk dipotong ya…. (si profesor adalah teman “ngebul” di sudut kampus)

Pagi ini juga kaget waktu lihat alexa rankingku sudah naik lagi menjadi 395,312… wow…. Terima kasih kepada semuanya yang sudah akses ke webblog saya ini.

Dan penyakit itu masih menghantui

3 Nov

Demam Berdarah atau Dengue Netsu (Panas akibat dengue) bahasa Jepangnya. Setiap saya ke Jakarta, cuma inilah yang selalu menghantui saya. Sudah banyak kenalan yang anggota keluarganya meninggal gara-gara penyakit ini. Karena itu begitu Kai demam hari Kamis lalu, saya segera membawanya ke dokter anak RSPP. Tapi waktu itu didiagnosa dengan flu, akibat AC yang terlalu dingin. Diberi obat. Selesai.

Tapi karena panasnya naik turun (naik terutama pada malam hari) dan Sabtu malam mencapai 39,8, saya putuskan untuk membawa Kai ke Unit Gawat Darurat (UGD) untuk periksa darah. Terima kasih pada teman-teman di Plurk yang mengingatkan saya untuk tidak gegabah, karena Demam berdarah sekarang tidak pakai acara berbintik-bintik merah lagi. Minggu dini hari jam 1 pagi, saya bangunkan Novi dan Chris dan minta diantar ke UGD.

Karena pembuluh darahnya halus, tidak bisa menerima infus
Karena pembuluh darahnya halus, tidak bisa menerima infus

Siapa sih yang tega melihat anaknya sakit? Saya ingat Riku juga pernah ke UGD ini saat dia berusia 1 tahun, persis 2 hari sebelum hari ulang tahun pertamanya. Waktu itu dengan bercucuran air mata, saya menahan tangannya yang akan diambil darah untuk pemeriksaan laboratorium. Kali ini saya lebih kuat, tidak pakai airmata segala (sudah lebih pengalaman? hehhehe) Saya juga ikut menahan tangan Kai yang chubby itu untuk diambil darahnya. Dan Kai amat sangat bertenaga… dia meronta sampai kepalanya bisa terangkat dari kasur. Dan karena gerakannya itu mungkin yang menyebabkan juga sang suster tidak bisa menemukan pembuluh darah yang cocok. Tiga tempat tidak berhasil. Akhirnya kita suspend dulu berapa saat. Sekitar jam 3 pagi, seorang bruder berhasil mengambil sampel darah dan membawanya ke laboratorium. (dengan iringan doa saya semoga jangaaaaaaan DB) (Demam berdarah disingkat DB, padahal saya dan gen punya istilah lain untuk DB yaitu….tamu bulanan hehehhe)

Alhasil jam 4, dokter jaga memberikan hasil lab yaitu DB (- ) Typhus (-) trombosit 256 (normal), dan HB 13 (normal). Puji Tuhan…. Kami bisa pulang dengan lega, setelah yakin Kai bukan demam berdarah. Dan dari pukul 4 sampai pukul 8 saya masih sempat melanjutkan pekerjaan terjemahan yang tertunda. (kamu sih mel, mau aja menerima kerjaan udah tahu akan sibuk gini di jakarta). Ada satu lagi perenungan yang saya dapat hari ini, yaitu Jangan sakit di jakarta….apalagi tanpa asuransi. Jadi ingat postingan ini, orang miskin dilarang sakit. Bayangkan… untuk biaya pemeriksaan laboratorium saja biayanya 500 ribu euy. Keseluruhan yang harus saya bayar adalah 907rb rupiah saja. Bagaimana yang tidak punya uang lebih untuk keperluan-keperluan mendadak begini? Memang RS ini mahal…tapi pelayanan yang cepat membuat tenang. Kesehatan adalah nomor satu. Semoga jangan ada di antara teman-teman yang perlu sampai mengalami ‘deg-degan’ dobel… penyakit dan tagihan RS.

Dan satu lagi berita gembira yaitu Mama sudah berada di rumah sejak Sabtu siang. Dia senang sekali bisa pulang ke rumah, bisa bertemu cucu-cucu, bisa makan enak (katanya makanan RS ngga enak — RS mana sih yang makanannya enak lha wong sakit apa saja ngga enak), dan bisa berlatih berjalan setiap saat dengan bantuan penyangga khusus training jalan fisioterapi.

Semalam Kai masih demam, dan semoga dia bisa sehat paling tidak sampai waktu keberangkatan kita kembali ke Tokyo besok malam. Tak terasa waktu kepulangan kami juga sudah mendekat… (Posting ini saya tulis sambil mendengar tempias air hujan yang deras turun di subuh jakarta …semoga besok jangan hujan …teru-teru-bozu)