Tergoda

22 Jan

Tergoda aku mulai tergoda
Karena ada sentuhan menawan
Telah kucoba melupakan, namun tak mampu
Senyumnya mulai mencoba mengetuk hati ini
Ku terlena terbuai tingkahnya
Aku terhanyut dalam arus asmara
Aku tergoda hingga aku tak mampu berlari dari
Semua bayangan, wajahnya, senyumnya
Dan segalanya
Aku tergoda

(by Ermy Kullit)

(Hari ini tanggal 22 Januari adalah hari JAZZ…. sebabnya? JA nuari dan 22 – JA22 tulisannya seperti JAZZ kan hehhehe… dasar jepang ada-ada saja!)

Pagi hari sudah dingin dan basah. Hujan sejak kemarin malam masih menyisa dan membuat semua tergoda untuk mendekam dalam tempat tidur lebih lama. Aku pun hampir tertidur lagi setelah alarm di HPku berbunyi jam 6 pagi. Tapi pagi ini aku harus beberes dan siap-siap extra karena ibu mertua akan datang ke rumah.

Sebetulnya biasanya aku titip Kai di penitipan setiap hari Kamis. Tapi kemarin waktu aku telpon, ternyata mereka tidak bisa menerima Kai hari ini. Alasannya ada rombongan sehingga tidak ada tempat kosong. Agak kesal juga sih karena sebetulnya aku sudah terdaftar sebagai anggota di situ, kok tidak bisa diutamakan. Tapi yah terpaksa aku terima mentah-mentah dan mencari alternatif lain. Tanya Gen, dia tidak bisa libur. Tanya Ayu teman Bali aku, dia juga ada kerja. Terpaksa deh aku telpon ibu mertua, padahal aku tahu dia akan pergi ke Bali besok Jumat. Kasian juga harus datang jauh-jauh, dingin-dingin. Tapi A-chan, sebutan kami untuk ibu mertua bilang, “Justru untuk saat-saat begini saya harus bisa”. Wah tertolong bener deh. Beruntung sekali aku punya ibu mertua yang baik.

Tapi si Kai merasa bahwa ada sesuatu. Dia bangun langsung ke depan TV, dan waktu dia lihat aku sudah berpakaian rapih, dia minta digendong terus…  Meskipun akhirnya dia mau dibujuk untuk baca buku bersama A-chan nya.

OK siap berangkat. Meskipun sebetulnya aku sejak pagi perut mulai ngga beres lagi. Tapi hari ini aku harus pergi dan tidak bisa diliburkan. Jadi minum obat dan aku pikir untuk ke dokter dekat universitas saja. Rencananya memang hari ini mau memperlihatkan film Indonesia. Tapi waktu aku cerita ke murid-murid bahwa mau ke dokter, mereka bilang tidak usah menonton deh sensei… karena mereka juga banyak tugas lain. Ada yang musti presentasi, ada yang ujian… Ya sudah, yang penting pelajarannya aku sudah selesai dan tugas juga sudah dikerjakan. Jadilah aku bubarkan kelas lebih cepat (baca : sangat cepat!).

Dengan GPS aku cari klinik/RS terdekat dan aku sampai di klinik samping barat Waseda jam 11:15. Ada 6 orang yang menunggu. Waaah bakal lama deh nih. Tapi di situs di HP tertulis testimoni bahwa dokter ini baik dan cekatan. Dia internist dan dokter anak juga (kalau dokter anak mustinya baik yah heheh). So aku sabar-sabarin aja nunggu, sambil pasang mata dan telinga. Ada yang flu berat, ada anak yang gondong (sehingga waktu dia lewat, anak-anak lain diminta menyingkir ke WC), ada yang diinfus, ada juga mahasiswa Waseda datang bermasker pertanda flu. Benar-benar beragam orang yang datang di klinik yang kecil ini. Dari anak-anak sampai nenek-nenek (yang nenek bukan aku loh heheheh). Aku pikir kalau jam 12 belum dapat giliran, aku mau bilang “nanti aku datang lagi yaaaa, mau (kasih) kuliah dulu”.

Jam 11:45 aku dipanggil. wahhh ini dokter emang cekatan. Belum sempat duduk aja udah ditanya sakit apa. Langsung deh aku bilang, laporan lengkap deh mulai tanggal 13 januari… diare, mual, muntah, pusing, sakit kepala, demam, lambung sakit datang silih berganti. Dia ketawa, kok silih berganti… pasti kamu makannya ngga bener deh! hehehe. Dia kasih satu bundel (ngga deh cuman satu jilid kok 🙂 ) fotocopian apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dimakan. Setannya ternyata emang cuman satu, MIKAN (jeruk) . Emang aku suka makan jeruk sih, ternyata si Jeruk emang setannya hehehe. Tapi karena sudah lama (seminggu lebih), dia kasih antibiotik juga. Wah obat kok segitu banyak sih? (Paling benci kalau minum puyer).

Gile 5 menit loh, dia periksa aku udah pake periksa tekanan darah, terus tekan perut segala hehehe. Emang sih sakit ususnya. Dia bilang usus buntu itu kalau sudah dipotong, lebih mudah terkena penyakit. Ya abis masak musti diiket lagi ususnya supaya buntu? Pak Dok ini ada-ada aja. Kesimpulannya? minum obat aja 5 hari kalo belum sembuh baru periksa lab. OK Boss!

Setelah dapat obat dan menyelesaikan pembayaran aku cepat-cepat kembali ke kampus. Brr di luar dingin banget. Sempat tergoda untuk mendekam di dalam ruangan terus. Hangat di dalam ruangan.

Dalam perjalanan pulang ke rumah aku sempat melihat sebuah kios yang menjual undian berhadiah. Takarakuji. Hari ini penutupan dengan hadiah sejumlah 200 juta yen!!!. Selama aku di situ saja ada 4 wanita setengah baya yang membeli undian itu. Sempat tergoda, kalau aku beli satu lembar ajaaaa…. terus kebetulan dapet hadiah utama. wow… buat apa ya duit sebanyak itu? And … u know what I’am thinking?
Mau ke Indonesia dan hamburin semua di Indonesia!!! bagiin semua ke temen-temen dan beli barang-barang penjual-penjual Indonesia sampai tidak bersisa. Pokoknya harus habis di Indoensia… heheheh. Karena aku pikir tidak boleh kita membeli barang untuk kita miliki sendiri dari hasil undian-undian begitu. (tapi sebetulnya lebih prinsip lagi adalah TIDAK membeli undian seperti itu! Selama aku di Jepang 16 tahun, belum pernah aku beli tuh)

Jemput Riku di TK lebih cepat dari waktunya, supaya Achan juga bisa cepat pulang ke Yokohama dan bersiap-siap packing untuk berangkat ke Bali besok. Waktu jalan bersama Riku menuju rumah aku bilang bahwa besok Achan ke Bali. Dan Riku bilang, “Waaah ke Bali… aku juga mau….” Lalu aku bilang nanti ya lain kali kita liburan ke Bali. Tahun ini ke Jogja dulu. (Padahal cukup tergoda juga sih mendengar Riku sudah mengerti “Bali” mungkin karena dia dengar dari cerita-cerita Achan waktu ke Okinawa.)

Kai sering minta dipakaikan jaketnya Riku sekarang. Jelas terlalu besar.... sampai dia jatuh-jatuh. Tapi ngga kapok tuh.
Kai sering minta dipakaikan jaketnya Riku sekarang. Jelas terlalu besar.... sampai dia jatuh-jatuh. Tapi ngga kapok tuh.

Untuk hidup

22 Jan

Kapan kita mulai bernafas?
Apakah sejak kita dilahirkan?
Ataukah sejak kita dinyatakan ada dalam rahim bunda
dan boleh merasakan hidup itu sendiri?

anakku

maafkan mama

yang tidak bisa mempertahankan kamu

padahal mama sudah menantikan kedatanganmu

bersama dengan abangmu

mama sudah senang mendengar jantungmu berdetak

dan menjalani hari-hari sulit dengan kehadiranmu

tapi

hari itu

mama sedih sekali

karena mama tidak merasakan lagi denyut nadimu

mama kesal

mama marah

mama menangis ……

kenapa Tuhan mengambil kamu

yang mestinya bisa lahir dan menemani abangmu, mama dan papa

maafkan mama nak!

mustinya mama bisa lebih menjaga kamu

tapi mama tak berdaya

mama bukan Tuhan……..





Tuhan

terimalah anakku itu

yang belum sempat kulahirkan

yang belum sempat menghirup udara ini

yang belum sempat menangis

dan kuatkan aku

kumohon Tuhan!





(adikku…

jangan menyesal.
Tuhan tahu apa yang terbaik bagimu dan bagi keluargamu
jangan menyalahi dirimu sendiri
dan semoga di hari kelahiranmu ini
kamu bisa tersenyum
dan mengetahui bahwa calon anakmu juga tersenyum di sana di tempat asalnya
kami cinta kamu
jangan siksa dirimu ya dik
dan
selamat ulang tahun dari seluruh isi nerima dan mtb
peluk cium kami)

Jika seorang ibu sakit

21 Jan

Memang seorang ibu tidak boleh sakit…. tapi ibu juga manusia ya?  Saya lalu mengingat ibu saya… kapan ya mama sakit? Tapi kalaupun sakit masih ada asisten yang memperhatikan keperluan kami, waktu kami kecil. Pernah satu kali mama masuk Rumah Sakit cukup lama dan tidak boleh dijenguk, karena menderita penyakit yang menular. Virus herpes masuk dalam badan mama berupa influenza biasa yang mengganas, sampai hampir membutakan mata mama yang sebelah kiri. Memang waktu itu mama sibuk sekali di rumah untuk mempersiapkan kunjungan opa-oma dari Makassar yang akan berlibur di rumah, tidak ada asisten waktu itu. Tapi untung saja opa dan oma datang sehingga bisa menemani kami di rumah. Apalagi oma Makassar (demikian kami menyebut oma dari pihak papa sedangkan oma pihak mama dengan Oma Bogor, karena memang tinggal di Bogor) itu pintar sekali masak… gemuk deh kami hhehehe.

Setelah penyakit itu Mama tidak pernah masuk RS lagi, sampai kejadian stroke tidak terdeteksi pada tahun 1999… persis sebelum keberangkatan ke Tokyo untuk pernikahan saya. Dan terakhir oktober lalu… please ma… jangan masuk rumah sakit lagi ya heheheh.

Biasanya saya tidak pernah sakit lama, tapi kali ini meskipun menurut saya tidak berat (Imelda baru merasa berat kalau sudah harus dioperasi hehehe — jadi ingat belum cerita soal 13 tahun), cukup menyebalkan karena cukup lama! seminggu itu waktu yang lama untuk mendekam dalam rumah. Untung Selasa kemarin Melati-san bisa datang pagi-pagi ke rumah untuk mengantar dan menjemput Riku, setelah hari Senin saya sms dia: “Help! Bisa datang pagian? kayaknya saya sedang parah nih!”. Saya bersyukur dia tinggal tidak begitu jauh dari kami dan kebetulan selasa dia libur… pas!. Terima kasih ya dik.

Tapi dengan begitu, saya punya banyak waktu dengan Riku dan Kai. Kalau siang, mereka tidak mengijinkan saya tidur di tempat tidur, jadi saya rebahan di atas hot carpet di ruang tamu. Kalau menggigil tinggal dinaikkan suhu carpet dan pakai selimut tebal. Kadang si Kai datang tiduran di sebelah saya, atau bermain dengan block nya. Atau minta dibacakan buku, “Risu no Akachan – Bayi Sang Rubah” (Buku ini memang menarik, Riku suka sekali buku ini waktu dia berusia 2 tahun). Yang kasihan memang mereka jadi makan tidak teratur dan tidak sehat karena makan seadanya. Saya malas sekali memasak. Baru sadar harus menyiapkan makanan kalau Riku bilang,”Mama aku lapar….” dan itu disebutkannya 3 jam sekali huh…

Saya sendiri cuma bisa minum teh panas manis, makan roti (kalo inget) dan pernah dibelikan ini oleh gen…

kasian ya…. masa saya dibelikan bebatuan seperti itu….

Tapi Gen belum kurang ingatan kok, bebatuan itu bukan batu biasa melainkan coklat (dan akhirnya habis dimakan riku …padahal gen belinya untuk mamanya hehehehe)

Lalu ada percakapan lucu juga yang dicetuskan Riku :

“Mama, mama sama papa kenalnya di mana?”
” di universitas… mama dan papa belajr di universitas yang sama”
” ooooh kenal di univeritas terus menikah?”
“iya…”
“Kenapa sih orang harus menikah?”
“Hmmm tidak harus sih. Ada juga kan yang tidak menikah? Seperti tante XXxxXX…. “
“Itu kan karena ngga ada yang cocok aja makanya ngga menikah” (OMG anak umur 5 th bicara spt ini)
“Ya salah satu sebabnya itu”
“Riku kalau besar ngga mau menikah”
“Loh kenapa? belum tentu loh Riku… siapa tau ada cewe yang cantik…yang Riku suka”
“Hmm Riku ngga mau punya anak”
” LOh kenapa? Riku ngga suka anak-anak?”
“Suka sih… tapi kalau anak-anak itu jadi besar aku ngga suka…”

(Sayang saya ngga godain dia kalau Riku besar mama juga ngga suka Riku deh hehehehe)

Aku cuma sedang menunggu kalau Kai besar dan bisa bicara, pasti dia lebih cerewet dari kakaknya. Sekarang saja dia sudah sering bicara bla blabla dengan suara kencang.

Meskipun setiap saat diganggu dengan rewelan, rengekan minta ditemani, suara TV dan suara-suara berkelahi yang membuat kepala tambah pusing saya bersyukur ada Riku dan Kai yang menemani saya selama sakit (daripada sendirian …sepiiiii). Tapi memang lebih enak lagi kalau ada asisten sih heheheh

(sambil menulis ini Kai datang membawa sebuah picture book “Issunboshi” “Si kecil ibu jari” cerita asli Jepang… dia sekarang suka sekali dibacakan cerita. …. jadi sudah dulu yaaaaa)

NB: terima kasih untuk komentar-komentarnya…belum sempat saya balas satu per satu. EM

I (dont) like Monday

19 Jan

Ya, RIKU akan berkata, “I dont like Monday!”. Tadi pagi jam 9 lebih aku antar dia ke TK. Kali ini jalan kaki (tentu saja Kai di baby car), karena aku bilang “Biar sehat dan bisa diet Riku!”. Tapi tengah jalan kami baru sadar, tidak membawa tugas yang diperintahkan gurunya yaitu membawa kantong kertas yang dibolongi bagian matanya. Kantong itu nantinya akan dibuat menjadi topeng ONI (setan) pada upacara setsubun tanggal 2 Februari nanti. Dan seperti juga mamanya dulu, Riku jadi tidak mau ke TK kalau tidak mengambil tugas itu. Dia tidak mau kalau ditegur gurunya. OK. Aku pikir masih ada waktu untuk kembali ke rumah, ambil kantong itu dan jalan atau naik sepeda ke TK. Toh baru jam 9:07…. kami diharapkan datang ke TK sebelum jam 9:30.

Jadi kami kembali ke rumah untuk mengambil kantong kertas itu, dan langsung berangkat lagi. Nah yang menjadi masalah, Riku sadar bahwa dia datang ‘pas-pasan’. Lalu dia memang sudah 3 hari sejak hari Rabu lalu tidak masuk TK (akunya sakit…. flu perut +flu biasa). Mulai dia ngedumel…. ya terlambat lah… teman-teman lupa aku… sensei tidak suka aku…aku mau berangkat lebih cepat lagi dsb dsb. Sampai dia menangis di depan pintu masuk sekolah karena dia mau ikut pulang sama aku dan Kai. Untung senseinya datang dan membujuk dia. Aku cuekin dia dan meninggalkan dia sama sensei dan teman-temannya. Hmmm salahku juga tidak mengantar dia ke TK saja minggu lalu. Tapi aku sendiri amat sangat sakit kepala sih, jadi ngga bisa keluar rumah. Dia musti adaptasi lagi dengan kelasnya. Wah bagaimana nanti kalau kami pergi ke Indonesia  1bulan ya?  Tapi begitu kembali ke jepang tgl 15 maret, tanggal 18 nya sudah upacara wisuda jadi biarlah. Kalau dia SD, yang pasti aku harus mengikuti jadwal dia dan tidak bisa seenaknya meliburkan dia. Liburan nanti harus bener-bener aku pakai untuk bersenang-senang.

Sebelum pulang ke rumah aku mampir ke toko kombini, dan si Kai sudah bisa memilih sendiri apa yang dia mau, dan minta dibelikan. Hmm Kai juga sudah besar. Meskipun belum jelas bicaranya, dia bisa mengucapkan kode-kode tertentu jika ingin apa-apa. Yang paling menggemaskan kalau dia panggil ‘Mama’ pada saat yang tepat. Kemarin malam Riku memaksa untuk berendam, buka baju sendiri dan baju adiknya, dan menunggu aku mengisi air panas di dalam bak. Mereka berdua main air deh. Dan rupanya aku sempat basah dan aku biarkan sehingga malamnya aku demam lagi. Susah ya… seorang ibu tidak boleh sakit. Untung Gen pulang tadi malam setelah 2 malam nginep di kantor untuk mengurus ujian sipenmaru yang memakai universitasnya. Kasihan juga dia capek, tapi akunya menggigil dalam tempat tidur sehingga dia terpaksa harus memperhatikan dua anak yang masih segar bugar. Dan aku terbangunnya lagi pukul 3 pagi 🙁

Menuju apartemen, aku lihat di tanah kosong depan apartemen kita ada seorang Pendeta Shinto Kannushi lengkap dengan pakaian kebesarannya. Rupanya di situ akan mulai dibangun rumah/gedung sehingga diadakan upacara mulai pembangunan . Biasanya di tanah itu akan dihias dengan kertas lipat dan sesajian kemudian oleh Kannushi akan disucikan. Upacara ini bernama jichinsai 地鎮祭.

Ada sesajennya sake juga tuh... nanti siapa yang minum ya? hihihi (Photo dari inet)
Ada sesajennya sake juga tuh... nanti siapa yang minum ya? hihihi (Photo dari inet)

Sambil menunggu waktu jemput Riku, Kai mengantuk dan dia menuntut untuk dibacakan buku. Dia sekarang sudah punya beberapa buku yang disukai. Jadi dia mau dibacakan terus menerus…padahal mamanya capek dan mengantuk. Well hari ini mungkin tidak baik untuk Riku, tapi untuk Kai OK, karena bisa memonopoli mamanya satu siang untuk menemani dia. Untuk aku? so so…. karena sebetulnya badan belum sembuh, tapi … well,  the life must go on. Seorang ibu memang tidak boleh sakit.

Si Parno itu pria atau wanita ya?

19 Jan

Posting ini bukan karena aku parno ditinggal Gen sendirian selama 3 hari 2 malam karena dia harus menginap di universitasnya untuk ngurus Sipenmaru/UMPTN Jepang yang berlangsung tanggal 17-18 Januari lalu. Awalnya memang agak gamang, tapi bertiga saja dengan dua anak 3×24 jam cukup menyenangkan. (dan membiarkan rumah kotor selama itu juga asyik kok heheheh)

Tiga hari terakhir berita pagi di televisi meliput cerita dosen yang dibunuh di WC kampusnya di Tokyo. Tidak kurang dari 20 tusukan menyebabkan dosen tersebut meninggal. Kejadian yang berlangsung pagi hari ini masih diusut polisi dan belum dapat ditemukan tersangkanya. Padahal dosen ini dikenal sebagai orang baik yang tidak mempunyai musuh (di permukaan). Wah bahkan di kampus pun sudah tidak aman!

Lalu kemarin pagi saya melihat berita tentang pesawat yang jatuh di Sungai Hudson NY, dan penumpangnya bisa diselamatkan semua. Korban yang kedinginan berjalan basah berselimut …. langsung saya membayangkan duh bagaimana nanti kalau saya nanti naik pesawat dengan Riku dan Kai. Seandainya terjadi apa-apa, aku tidak bisa membantu dua orang anak. Lalu saya bilang pada Gen, “Gen ngeri juga ya… kalau tiba-tiba harus mendarat darurat, aku kan tidak bisa pegang dua anak sekaligus ya.” Lalu Gen bilang, “Riku harus bisa menolong dirinya sendiri!”. Mulai deh “parno”(paranoid) sayanya. Kepikiran seandainya benar terjadi.

Lalu saya jadi ingat komentar saya di posting ibu Enny mengenai Ayah dan putrinya. Saya dulu memang Parno berat. Bahkan mungkin lebih parno dari orang tua saya. Sebagai anak tertua selalu takut jika terjadi apa-apa pada kedua orang tua saya. Pernah suatu ketika ada acara Old n New, sudah jam 2 pagi mereka belum pulang…. Saya mengintip jendela terus menunggu mobil mereka. Di kepala saya terbayang kemungkinan-kemungkinan buruk. Karena capek menunggu saya tertidur dan jam 3 pagi ibu saya datang mengetuk jendela kamar saya.

Parno lain lagi waktu adik-adik saya belum pulang dari kegiatan di sekolah atau pesta. Saya yang sibuk mencari nomor telepon teman-teman mereka untuk menanyakan mereka di mana. Sedangkan ibu saya biasa-biasa saja. Dan mungkin karena saya mengerti perasaan mereka sebagai orang tua yang khawatir akan anak-anaknya, saya tidak pernah pergi tanpa memberitahukan orang tua. Atau jika dilarang pergi saya juga menerima tanpa membantah. Jam malam sampai SMA adalah jam 9 malam. Sampai saya pernah diantar jemput ke pesta oleh papa sendiri. Pesta mulai jam 8 dan waktu saya dijemput pulang, makan malam belum mulai. hehehe jadi deh saya pulang tanpa makan. Tidak demikian halnya dengan adik-adik saya yang “melawan” dan bertanya kenapa begini begitu. Saya yang mendengar “pertengkaran” mereka merasa heran… kok bisa melawan orang tua ya?

Lalu apakah sekarang saya masih parno? Ya, tentu saja, tapi tidak separah dulu. Mungkin mulai dilatih sejak saya pergi ke Jepang sendiri. Tidak ada biaya tentunya untuk menelepon setiap hari. Meskipun di awal-awal tinggal di Jepang saya harus mengalokasikan dana untuk telepon internasional sekitar 30.000 yen sebulan gara-gara homesick (dan jaman dulu tidak ada cara menelepon yang murah! Sekarang? dengan chatting atau IP phone, kartu telepon discount atau kirim sms/email….. banyak sekali cara untuk berhubungan. Dulu hanya ada surat atau telepon/fax. —Pak Oemar  pasti mengalami ini juga kan?)

Lagi pula irama hidup di Jepang yang sibuk membawa saya juga ikut-ikutan sibuk tidak mau kalah dengan orang Jepang. Waktu mahasiswa, mungkin cuma saya mahasiswa pasca sarjana yang datang 4 kali seminggu (dan mengambil banyak sks). Masih ditambah saya tinggal di Tokyo, dan untuk ke kampus Yokohama makan waktu  1jam. Dan setelah selesai kuliah malamnya saya masih arbaito mengajar bahasa Indonesia di sana-sini. Dan sibuk memang menjadi obat mujarab untuk menghilangkan rasa parno itu.

Tidak bisa disangkal Parno lebih banyak diderita perempuan. Kadang dipakai juga dalih PMS. Kalau berkunjung ke blog-blog wanita pasti deh banyak kita jumpai tulisan yang bernada ‘parno’ begitu. Seperti Jeng Rhainy pernah menuliskan di sini, bahwa untung dia tidak mentatokan nomor telepon pada anak-anaknya. hehehe. Tapi semuanya bisa dimaklumkan karena menunjukkan cinta pada anak-anak sehingga over protective. Atau seperti cerita mas trainer yang tidak mengajarkan anak-anaknya naik sepeda dan lain-lain. Tidak salah juga untuk menjadi overprotective menurut saya, tapi nanti kembali lagi ke kitanya… tidak bisa hidup tentram.

Saya pernah mengalami Panic Syndrome, setahun setelah menikah sampai harus pergi ke psikiater. Si dokter memberikan saya obat penenang dan kata dia, jangan mencari sebabnya kenapa kamu sering panic begitu. Karena bisa jadi itu akumulasi penggabungan dari bermacam-macam persoalan. Ya kamu ana tertua, menikah dan tinggal jauh dari orang tua. Harus menyesuaikan kehidupan berumahtangga dll. Panic Syndrome saya muncul terutama kalau berada di tempat gelap, atau naik subway (kereta bawah tanah). Saya harus bisa melihat LANGIT. Jadi kalau naik pesawat tidak apa-apa. Sampai sekarang saya sudah bisa membiasakan diri dalam gelap, tetapi masih belum bisa naik subway. Dan menurut dokter separuh wanita berusia 30 tahun ke atas pasti pernah mengalami hal ini. Jangan menyiksa diri, pergilah ke psikiater dan mendapatkan obat penenang (bukan obat tidur). Saya sendiri tidak minum obat itu setiap hari seperti yang tertulis di resepnya, hanya untuk waktu-waktu saya merasa panik saja. (semacam jimat) . Dan obat itu tidak pernah saya minum lagi setelah Riku lahir. (Kelahiran Riku menghilangkan penyakit saya ini)

Well, sekarang saya juga sedang berusaha untuk tidak parno yang berlebihan, karena saya lihat Riku sudah menunjukkan “keparnoan”nya. “Mama, kok papa belum pulang? Jangan-jangan mobilnya tertabrak?” atau “Mama… aku paling sayang mama…jangan pergi ya” dan dia tidak memperbolehkan aku buang sampah ke bawah… meskipun hanya 3 menit saja. Lalu saya katakan pada Riku, “Riku… kalau riku berpikir negatif, nanti akan terjadi benar negatif… jadi pikir yang bagus saja ya.” Dan tadi pagi dia bisa berkata begini:

“Mama, kalau Riku umur 100 tahun, Kai umur berapa?”
“Kai umur 96 tahun”
“Mama?”
“Mama sudah mati pasti. Mama di surga”
“Eeeehhh. ????”
“Iya tapi Riku juga belum tentu bisa hidup sampai 100 tahun loh”
“Jadi Riku juga mungkin sudah mati?”
“Iya…nanti kita ketemu di surga kan?”

Dia hanya tertawa…. biasanya dia akan menangis setiap saya bilang saya sudah mati.

Well, manusia memang tidak bisa lepas dari kekhawatiran hidup. Saya pernah mendengar seorang pelajar dari Aceh yang bersekolah di KOBE. Waktu gempa bumi besar di Kobe dia selamat. Tapi waktu Tsunami melanda Aceh dia ikut terhanyut. Atau orang yang pertama kali naik pesawat mengalami kecelakaan pesawat dan meninggal, sedangkan orang yang hampir setiap hari naik-turun pesawat masih hidup sehat. Yang penting adalah bersiap-siap senantiasa, karena kapan waktu kita berakhir tidak ada yang tahu. (Malaikat pun tidak tahu!)

(terinspirasi pada berita-berita TV di jepang + berita email yang menuliskan bahwa Mama Laurent kebanjiran …kok dia tidak bisa merawal bahwa rumahnya akan banjir lalu mengungsi? Dan saya tertawa membaca itu.)

Tusuk Gigi yang Urusan Istri

18 Jan

Wah saya jadi terpecut ingin menulis setelah saya membaca mengenai “Personal Branding” di tulisannya Pak EWA yang ini (http://webersis.com/2009/01/09/personal-branding/). Dan saya komentari bahwa blog saya itu “gado-gado” atau “pensil warna” (Themes pertama blog saya adalah pensil warna, mewakili tujuan saya ngeblog. Dan setiap saya ganti themes, mas trainer bilang bahwa yang pensil warna adalah “the top one”). Dan sambil saya menulis komentar itu saya kok terpikirkan untuk menulis tentang “tusuk gigi”. Entah kenapa.

Lah, ada apa dengan si tusuk gigi? Karena tusuk gigi dalam bahasa Jepang disebut TSUMAYOUJI つまようじ 爪楊枝. Sedangkan tsuma itu berarti istri dan youji bisa berarti urusan/hal (Kanjinya memang BEDA! tapi bacaannya (hiragananya) sama.  Jadi tusuk gigi adalah urusan istri? Hmmm untuk para wanita mungkin akan marah ya jika sampai tusuk gigipun menjadi urusannya para istri. Atau jika dikatakan urusannya para istri ‘hanya’ seperti tusuk gigi yang terbuat dari kayu/bambu pendek (kira-kira 10 cm) dengan ujung yang tajam. Apalagi fungsinya hanya untuk ‘mengorek-korek’ kotoran di gigi yang katanya mas trainer namanya slilit (terus terang saya baru tahu kotoran di gigi itu namanya slilit. Nah saya belajar lagi dari blogger kan! Silakan baca postingannya mas trainer yang di sini. ) Sebal ya para istri, kita-kita ini dihubungkan dengan kotoran gigi!!!!

Tapi coba bayangkan kalau tidak ada si tusuk gigi! Betapa susahnya kita mengeluarkan kotoran gigi itu. Mau pakai jari? kegedean. Mau pakai bolpen …jorok! Mau gosok gigi… iya kalau bawa sikat gigi. Dicari-carilah sesuatu yang bisa dipakai untuk menghilangkan slilit itu. Dan memang tusuk gigi itu yang paling tepat. PAS! Karena itu orang yang sering mengalami masalah dengan sisa makanan di sela-sela giginya pasti membawa tusuk gigi kemana-mana (kayaknya tergantung dari  jenis makanan yang dimakan dan susunan gigi juga ya. Kita serahkan masalah ini pada mbak Tanti dan mbak Noengki yang ahlinya. Silakan baca mengenai tusuk gigi yang diposting Mbak Noengki di sini)

Ada sebuah joke mengenai tusuk gigi yang diceritakan papa waktu saya kecil, dan saya rasa mungkin teman-teman yang lain pernah dengar. Begini ceritanya:

Di sebuah rumah, majikan mencari-cari tusuk gigi di meja makan dan sekitarnya tapi tidak ketemu. Dia yakin pasti tusuk gigi itu masih banyak. Lalu dia panggil pembantunya:

” Min……..!!! mana tusuk gigi yang ada di atas meja?”
“Ngga tahu bu. Mungkin bapak …”
“Mana mungkin bapak ke kantor bawa tusuk gigi sama tempat-tempatnya. Edan!”
“Saya bener ngga tahu bu. Wong saya kalau pake sesuatu saya selalu kembalikan pada tempatnya!
” Whaaaat………..#&$'(‘$&#”$!”  (Bayangin si pembantu kembalikan tusuk gigi yang habis dia pake yieks   hihihihihi)

Tusuk gigi ada di semua negara dan katanya telah ada selama ribuan tahun sebagai alat pembersih gigi. Bahkan katanya ada yang terbuat dari perak, atau dihias dengan permata segala. Maunya saya sih tusuk gigi bisa di daur-ulang …maklum enviromentalis …cieeee. Katanya Mas Wiki sih di Korea ada tusuk gigi yang bisa dimakan hehehhe. Bagus juga tuh idenya, asal jangan nanti tusuk giginya nyelip di gigi lagi hihihi.  Dan saya rasa di semua negara pun fungsi isteri sama pentingnya seperti tusuk gigi. Kecil, tapi dicari dan berguna. Jadi…. Eman-eman! meskipun seperti tusuk gigi, istri janganlah dibuang setelah dipakai! Nanti susah carinya loh….dan baru terasa pentingnya! Jangan lupa kembalikan istri Anda kembali ke tempatnya semula setelah dipakai ya! (seperti si pembantu gitu hahahaha)

tusuk gigi bagi environmentalis hehehe buatan Inggris dan harganya 13 ribu yen saja tuh hihihi (Rp 1.300.000 kira-kira)
tusuk gigi bagi environmentalis hehehe buatan Inggris dan harganya 13 ribu yen saja tuh hihihi (Rp 1.300.000 kira-kira). diambil dari : http://www.yumetai.co.jp/shop/g/g69226000000/

Nah, bener kan blog saya tuh “gado-gado” heheheh…..

Nasi kepul yang dikepal

17 Jan

Ya memang kalau mau membuat nasi kepal, nasi harus dalam keadaan mengepul. Kenapa nasi harus dikepal sih? Saya masih ingat dulu ibu saya berkata bahwa dia sering membuat nasi kepal kecil waktu anak-anak masih balita,  dan mulai meninggalkan susu/bubur untuk makan nasi biasa (dalam bahasa Jepangnya makanan peralihan masa ini disebut Rinyushoku 離乳食) Nasi kepal itu dibubuhi garam dan dalam sekejap kami makan.

Setelah kita dewasa, saya rasa jarang yang masih makan nasi kepal bukan? Tapi di Jepang Nasi kepal boleh dibilang adalah bagian dari kebudayaan orang Jepang. Karena mutu beras Jepang memang memungkinkan membuat bentuk yang bagus dan mudah dikepal. Nasi kepal ini disebut ONIGIRI atau OMUSUBI. Saya sudah pernah membahas tentang onigiri ini pada posting saya yang ini pada tanggal 18 Juni 2008 karena memang tanggal tersebut merupakan peringatan onigiri.

Tapi waktu saya lihat display “kalender pinter” di komputer aku kok  ada tertera “Hari OMUSUBI” untuk tanggal 17 Januari ini. Loh kok bisa ada dua tanggal yang berbeda untuk memperingati hari nasi kepal itu? Kalau tanggal 18 Juni itu karena alasan historis, ternyata tanggal 17 Januari ini lebih kepada peringatan waktu pembagian nasi kepal kepada para korban gempa bumi, para korban berkata bahwa nasi kepal yang hangat itu yang paling berharga dan memberikan ketabahan bagi mereka.(Hari peringatan bukan hari libur loh)

Ada satu cerita anak-anak yang mengambil topik nasi kepal ini. Judulnya adalah Omusubi Kororin, kalau diterjemahkan bisa dengan “Nasi kepal menggelinding“. Karena memang menceritakan tentang seorang kakek yang membawa nasi kepal untuk bekal makan siangnya. Waktu dia mau makan, nasi kepal itu menggelinding ke bawah bukit. Si Kakek kejar terus dan nasi kepal itu  masuk ke dalam sebuah lubang. Kakek menyesal sekali, tapi kemudian dari dalam lubang terdengar lagu yang indah. Kakek yang mendengarnya menjadi gembira, dan mulai menari. Akhirnya Kakek melemparkan dua nasi kepal yang tersisa ke dalam lubang sambil berkata,” Nyanyi terus doooonng!”.

Si Kakek mau mendengar terus lagu tersebut, tapi sadar bahwa dia sudah tidak punya nasi kepal lagi. Jadi dia berteriak ke dalam lubang di tanah itu, “Nasi kepalnya sudah habis!”. Eeeeee, entah kenapa, kakek itu terjatuh dan masuk ke dalam lubang itu. Ternyata Kakek jatuh dalam sebuah ruangan yang dipenuhi tikus putih yang sedang membuat mochi. Pemimpin tikus mengucapakan terima kasih pada kakek untuk nasi kepal yang jatuh itu. Dan sambil menikmati lagu tikus-tikus yang sedang bekerja, kakek disuguhkan makanan.

Akhirnya tiba waktu si Kakek untuk pulang, dan dia berpamitan pada tikus-tikus putih itu. Sebagai hadiah, tikus membawa dua buah kotak, yang satu besar dan satunya lagi kecil. Kakek disuruh memilih mau yang mana. Katanya, “Karena saya sudah tua, saya pilih yang kecil saja” Ternyata setelah dibuka kotak itu di rumah, isinya penuh dengan uang (logam).

Rupanya tetangga si Kakek mendengar cerita bagaimana dia mendapatkan kotak berharga itu. Lalu si Tetangga ini pergi dnegan sebuah nasi kepal yang kecil. Dia melemparkan nasi kepal ke dalam lobang,  dan seperti pengalaman Kakek tadi, dia juga mendengar nyanyian para tikus itu. Tapi saking tidak sabarnya, Tetangga itu malah menjatuhkan dirinya dalam lubang. Dan dia mengalami penyambutan yang sama dengan kakek pertama.  Dasar tetangga yang rakus, dia langsung minta hadiah untuk dibawa pulang. Dan meniru kucing untuk menakut-nakuti tikus -tikus itu. Sehingga tikus menjadi berhamburan kabur. Dan akhirnya si Tetangga itu tidak mendapat apa-apa.

Alur cerita ini menekankan kesederhanaan, kerendahan hati, kesabaran (ya iya lah, kasihan si kakek udah lapar nasinya jatuh hehehe),  jangan rakus (Kakek memilih kotak yang kecil) dan kebaikan (di akhir cerita Kakek membagikan uang tersebut kepada warga desa). Rakus itu tidak bagus! Judul dan tokoh yang muncul dalam cerita otogibanashi (dongeng) ini berubah-ubah di setiap daerah.  Tapi yang pasti “tokoh” dalam cerita yang dilanjutkan turun temurun itu adalah Nasi Kepal atau Onigiri atau Omusubi.

Stroberi – Ichigo

15 Jan

Buah kecil empuk berwarna merah dengan biji di bagian luarnya. Saya punya cerita sedikit tentang stroberi, yang diingatkan papa waktu saya pulang beberapa waktu yang lalu. Ini terjadi mungkin waktu saya kelas 5 SD. Saya pertama kalinya pergi tanpa orang tua untuk darmawisata bersama teman-teman sekolah + guru dengan tujuan Cibodas. Dan waktu itu saya dibekali sedikit uang. Sampai dengan SMP, saya tidak pernah memegang uang saku atau uang jajan. Jadi kami juga dilarang jajan (Mungkin karena itu kami terlalu steril dan akhirnya adik saya sakit typhus)

Karena selalu menerima oleh-oleh jika papa pergi ke luar kota/luar negeri, jadi saya juga mau membelikan oleh-oleh. Tapi apa sih yang ada di Cibodas? Begitu mau pulang naik bus, ada banyak anak-anak penjual asongan yang datang mengerumuni kami. Mereka menjual kalung/gelang dari bambu, atau wortel dan stroberi. Nah karena saya juga belum pernah lihat stroberi asli ya akhirnya saya beli dengan harga yang cukup mahal (maklum tidak biasa beli jadi tidak bisa menawar). Dan dengan bangganya saya memberikan oleh-oleh itu pada orang tua begitu sampai di rumah. (padahal setelah dicoba makan duuuuh kecuuuuuut banget. Yah abis kecil-kecil dan warna kuning merah gitu pasti kecut lah. Sampai terpikir daripada beli ichigo lebih baik beli wortel deh hehhehe)

Hari ini adalah hari ICHIGO (strawberry dalam bahasa Jepang). Kok ada hari ichigo segala? Karena ichi = 1 dan go = 5. Jadi 15 Januari dibaca ii ichigo, stroberi yang baik. huh ada ada saja jepang. Nah, stroberi di Jepang setiap tahunnya diproduksi sekitar 200.000 ton, dengan waktu produksi dari bulan November sampai Juni (Ya karena musim panas, stroberinya sedikit dengan jenis yang kecut itu). Di Jepang sendiri ada 157 jenis/nama stroberi yang terdaftar. Saya sering melihat nama/jenis yang banyak terdapat di pasaran dan bentuknya besar serta rasanya manis adalah Toyonoka atau tochiotome. Stroberi yang saya beli di Cibodas itu pasti tidak masuk “hitungan” deh… atau mungkin bisa dibilang stroberi burung sebagai padanan pepaya burung atau pisang burung (buah-buahan yang dimakan burung saja, tidak dikonsumsi manusia)

Stroberi sendiri tentu saja ada yang manis sekali, tergantung mutu/ harganya. Tapi memang biasanya di sini juga makan stroberi dibubuhkan susu kental manis. Yang pasti stroberi memang cocok dengan susu sehingga banyak pula kita temukan produk permen (susu) stroberi atau susu stroberi. Dan stroberi memang paling cocok menjadi hiasan kue dnegan whipping berwarna putih yang diberi nama strawberry shortcake. (FYI satu kue stroberi shortcake yang berdiameter 18 cm harganya 3000-an yen — kayaknya ada yang mau beliin kue ini soalnya ya…wita heheheh)

hmmm yummy... meskipun saya akan lebih pilih kue coklat daripada kue stroberi ini
hmmm yummy... meskipun saya akan lebih pilih kue coklat daripada kue stroberi ini

Ada satu cerita yang menarik yang saya dengar di televisi, yaitu seorang peniup flute. Dia berkata bahwa dia punya “larangan” untuk tidak makan sesuatu sebelum konser. Ternyata dia tidak makan stroberi. Alasannya? Biji stroberi yang terdapat di permukaan itu saking kecilnya bisa menyelip di antara gigi dan membuat dia tidak nyaman untuk meniup flutenya. Kalau menurut saya ada satu lagi yang menyebabkan saya cukup berpikir dulu sebelum makan ichigo, yaitu jika dia berada dalam kue mochi. Ya akhir-akhir ini ada trend baru kue mochi ichigo “Ichigo Daifuku”. Tapi sensasi waktu mengunyah dan rasanya? Kenyal, juicy dan manis…. Hmmm lumayan untuk dicoba. Mau coba? Sayang karena tidak tahan lama saya tidak bisa membawakan sebagai oleh-oleh untuk Anda semua….

Kue mochi berisi ichigo/ stroberi
Kue mochi berisi ichigo/ stroberi

sumber informasi dan foto; wikipedia japan.

Wiki

15 Jan

Saya pertama kali berkenalan dengan wiki ini dalam kuliah bahasa Indonesia kira-kira 4-5 tahun yang lalu. Waktu itu peserta kuliah saya meneliti tentang wiki atau lengkapnya wikipedia ini. Katanya dia mau menulis tentang wikipedia ini sebagai thesisnya. Dia memang mengambil bidang linguistik bahasa Inggris di Universitas Waseda. Dan dia memperkenalkan saya pada si wiki ini. Dan secara tidak sadar setelah saya memakai Mas Google atau mbak Yahoo sebagai pencari keterangan sebuah kata atau hal yang ingin saya ketahui lebih jauh, saya sering bertemu dengan si Wiki ini.

wikipedia

Dan mungkin tidak banyak yang tahu bahwa hari ini tanggal 15 Januari 2001, yaitu 8 tahun yang lalu Wikipedia dimulai oleh pendirinya Jimmy Wales dan Larry Sanger. Wikipedia adalah proyek ensiklopedia multibahasa (236 bahasa yang aktif) dalam jaringan yang bebas dan terbuka, yang dijalankan oleh Wikimedia Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat. Proyek Wikipedia bertujuan ini konon untuk mengumpulkan seluruh ilmu pengetahuan manusia. Memang popularitas Wikipedia terus meningkat sejak didirikan dan katanya Wikipedia merupakan salah satu dari sepuluh situs web yang paling banyak dikunjungi.

Saya sering memakai wikipedia dalam bahasa Inggris, Indonesia dan Jepang dalam mencari sebuah hal yang ingin saya ketahui lebih lanjut. Hanya saja saya masih belum begitu percaya memakai wiki berbahasa Indonesia begitu saja, karena saya masih sering melihat banyaknya kesalahan menerjemahkan sesuatu yang sifatnya ilmiah (Haduh jangan pakai wiki untuk sumber data penulisan skripsi yaaaa….). Belum lagi keterangan yang tercantum diragukan sumbernya. Tapi maklumlah karena siapa saja di seluruh dunia yang mempunyai bisa mengisi dan menyunting artikelnya tanpa diseleksi kemampuannya.

Terlepas dari kelaikan artikel yang tercantum dalam wiki ini, saya rasa kita harus berterima kasih atas usaha mengumpulkan artikel-artikel guna menyebarkan pengetahuan kemana saja. Saya pernah berpikir untuk membantu wiki dalam menerjemahkan artikel-artikel terutama yang berbahasa Jepang, tapi lagi-lagi tinggallah keinginan saja. Seandainya waktu 1 hari tidak hanya 24 jam ya…. (salah mel….seandainya ada asisten 3 orang di sini …pasti banyak waktu kan heheheh)

So… seberapa seringnya Anda menggunakan Mas Wiki?

(ditulis dalam keadaan sakit kepala jadi maklum aja kalau kurang berbobot ya… soalnya mau tidur ngga bisa bisa nih…. hiks)