Memasuki bulan Desember yang disebut dengan Shiwasu 師走 dalam penanggalan Jepang, orang Jepang mulai terburu-buru, tergesa-gesa atau bata-bata bahasa Jepangnya. Pokoknya sibuk deh. Selain mengirim oseibo, お歳暮 yaitu kiriman paket setiap musim dingin kepada kerabat dan orang yang dihormati (selain oseibo, ada ochuugen お中元 untuk musim panas), juga mulai membuat kartu tahun baru. Mengirim Kartu tahun baru di Jepang merupakan suatu kebiasaan yang masih dipelihara meskipun memang semakin sedikit jumlahnya, akibat perkembangan email dan internet.
Kartu tahun baru atau Nengajo 年賀状 ini didesain sedemikian rupa, biasanya memuat gambar Eto, atau shio tahun yang baru. Kalau tahun lalu adalah tahun tikus (makanya film Ratatoille laku kali ya heheheh) maka tahun yang akan datang 2009 adalah tahun sapi ….mowwwwww….. Selain gambar atau tulisan shio itu, ditambah dengan foto keluarga/ anak-anak pengirim dan kabar di tahun yang silam atau rencana untuk tahun mendatang.
Kartu-kartu dibuat dan dikumpulkan ke kantor pos sebelum tanggal 24 Desember. Karena pihak kantor pos akan mengirimkan ke seluruh cabang kantor pos dan kartu-kartu itu akan sampai tepat di hari tahun baru tanggal 1 Januari. Supaya begitu bangun pagi di hari tahun baru itu, mereka sudah menerima kartu-kartu tahun baru dari kerabat, seakan pengganti salam dari mereka. Jika lewat tanggal 24 desember? berarti sampainya baru tanggal 4 karena tanggal 1,2,3adalah hari libur resmi (kecuali tanggal 1 utk pegawai pos).
Nah kami belum pernah mengirim tepat waktu…heheheh karena kami selalu repot bekerja sampai akhir tahun, dan kadang buntu ide untuk membuat kartu tahun baru yang bagus. Bagus menurut kami adalah….. tidak perlu menulis banyak-banyak …(payah deh). Sudah dua tahun saya mendesign tahun baru dengan banyak memakai foto-foto, sebelumnya pakai gambar “mirip wajah” yang digambar oleh illustrator profesional.
Saya mulai bingung sekarang design bagaimana yang bagus untuk kartu tahun baru dari keluarga kami menyambut tahun Sapi 2009. Biasanya di tanggal 23 november yang merupakan hari Libur, kami pergi ke Ikspiari di dekat disneyland karena di sana ada illustrator profesional. Tapi saya malas memakai ilustrasi (karikatur) untuk tahun ini karena saya bisa bayangin bagaimana sulitnya menyuruh Kai duduk diam untuk menjadi model. Well, semoga sampai sebelum natal saya bisa membuat sesuatu design yang baik.
Orang Jepang menganggap mengucapkan selamat tahun baru melalui kartu itu merupakan perayaan. Nah sekitar bulan November/desember awal, biasanya kami menerima sebuah kartu pos yang dikirimkan untuk memberitahukan agar jangan mengirim tahun baru kepada mereka. Apa pasal? Ternyata dalam tahun yang akan lewat, terlah terjadi kedukaan di dalam keluarga mereka. Entah itu ayah/ibu/adik/kakak/nenek/kakek ada yang meninggal. Sehingga mereka tidak merayakan tahun baru, dan kita diharap tidak mengirimkan mereka kartu tahun baru. Kartu yang bernuansa kelabu ini disebut dengan Kartu Duka Mochu Hagaki 喪中はがき
Kartu di atas saya terima dari mantan murid saya yang berusia 94 tahun, yang ditinggal meninggal istrinya yang berusia 88 tahun. Ahhh ingin rasanya saya bertemu dengan bapak Watanabe ini secepatnya. Seorang bapak yang saya kagumi karena semangat belajarnya tak pernah pudar, dan daya ingatannya yang fantastis. Beliau mulai belajar bahasa Indonesia pada saya waktu berusia 83 tahun!!!!. Unbelievable. Dengan menerima kartu seperti inilah pertama kali kita mengetahui ada kematian di keluarga tersebut. (bisa baca juga postingan saya tentang bendera kuning). Kadang saya terkejut jika mengetahui berita kematian tersebut adalah kematian dari orang yang saya ketahui. Bahkan pernah saya baru mengetahui seorang guru yang saya hormati meninggal karena kanker perut setelah 5 tahun berlalu. Sedih…..
Di Jepang, masih ada yang mengirimkan kartu-kartu ucapan melalui pos ya mbak. Di Indonesia ‘kehangatan’ kartu pos sudah banyak tergantikan dengan ‘ kekakuan’ SMS.
Kali ini jangan sampai telat mbak ngirim kartunya. mowwwwww
Mooooowwww siap bu….. eh ngga tau deh, akhir2 ini aku ngga boleh di depan komputer sama Kai hihihi
EM
Sis…
Kartunya lucu bangettt.. Aku mauuu.. 🙂
Keren sekali ya kebiasaan-kebiasaan orang Jepang itu. Bener-bener dare to be different, deh…
hehehe yang tahun lalu punya gpp? aku kirim deh ke sby ya…. Yang lain yang mau dikirim juga harap memberitahukan alamat pos dan nama asli (lewat japri aja)
EM
Wah, hebat ya mbak!
Kebiasaan kartu tahun baru itu masih hidup di keluarga mbak.
Di rumah saya, sudah punah tuh. hehehe
kayaknya ngga hanya kebudayaan kartu tahun baru saja kan yang punah di rumah kamu hihihi
EM
Betul2 orang Jepang ternyata sangat tekun memelihara tradisi, wah ini patut ditiru niy.. Hihihi…pdhl saya juga males kirim kartu, sukanya sms, pdhl ada romantika yg hilang yah..ada kerepotan2 mengasyikkan yg dilewatkan begitu saja karena ga mau repot. Ini harga yg harus dibayar karena mau instan semua *sigh*
betul…akibat mau instant ya begitu
EM
Tradisinya menyenangkan.. benar kata Ibu Irna di atas, kartu-kartu lebih hangat daripada sms. Usul mbak, bagaimana untuk tahun ini desainnya memasukkan unsur tradisi Indonesia?
unsur tradisi Indonesia? susah deh kayaknya tapi nanti dicoba deh
EM
Wah… apakah kantor pos jepang bikin iklan untuk mengajak ngirimin kartu pos, begitu?
kalau di kita kan, iklan SMSnya jor-joran banget… Dan value kartu pos ya… sama aja sama SMS (buatku sih, ga tau buat yg laen)
kebiasan mengirimkan kartu pos tahun baru ini sudah lama mendarah daging, boleh dibilang sebagai bagian dari budaya Jepang. Jadi tanpa dipromosikan pun pasti banyak yang pakai jasa pos. Memang ada promosi untuk memberitahukan bahwa kartu pos khusus nengajo itu sudah bisa dibeli di kantor pos.
EM
Maaf, saya ndak bisa kirim Nengajo, apalagi Oseibo.
Saya bisanya kirim komentar…
Tradisi di Jepang kuat dipertahankan, sementara di Indonesia hilang satu-satu…
Entah kapan, lonthong oporpun mungkin akan tergantikan oleh LOI (Lontong Opor Instan)
aduh pak…saya sudah senang kalau bisa dapat komentar dari bapak
EM
Usul …
Bagaimana kalau untuk tahun depan kartunya sekarang … Minimalis …
Cuma dari bahan kartu yang bagus … dan kalau bisa yang ada segitiga hijau tanda recyclenya ituh …
hehehhee … kan ceritanya go-green …
Salam saya
NH
Minimalis = foto saya saja? (narsis teruuuus)
memang disini dijual kartu pos yang recycle kok
EM
Kalau soal ginian, aku paling nggak telaten….
Jadi, paten kali orang Jepun yang masih memegang tradisi kirim kartu ucapan…
Selamat tahun baru, eh belum ya…
heheheh keliatannya begitu ya Bang…
Kalau beginian justru saya paling telaten…
EM
Sekarang mengirimkan kartu sudah jadi kegiatan yang hampir punah. Padahal aku paling suka menerima kartu ketimbang sms sebagai sebuah ucapan. Rasanya lebih intim.
Betul piyek….
EM
semua….kartu kartu tahun baru
itu sepertinya choukawaai….
arigatou Emi sensei
ganbatte ne
cho kawaii ne MS
gambarimasu
EM
wah, serunya kirim mengirim kartu pos asli. mba nanti kasih tahu alamat rumahmu di Jepang ya lewat email, kali kali aku nemu kartu tahun baru yang cocok buat kalian sekeluarga disini. salam -japs-
beres musuko…. lewat email ya.
EM
Banyak betul tradisi unik di Jepang ya..:)
Menyenangkan, Imel.. Soon, i’ll be there yah 🙂
sure. aku tunggu loh kamu dan joyce main ke sini
(ssst kalo bisa sebelum ada si kecil heheheh)
EM
jepang emang jempolan dalam menjaga tradisi. meski mereka sudah sangat maju dalam teknologi, tapi tradisi masih terjaga dg baik… salut deh!
anak saya yg sulung sangat mengidolakan jepang, bahkan dia bercita2 bersekolah ke jepang. ketika ditanya mau ngambil jurusan apa, jawabnya: bikin kartun… wuah dasar anak2… 😀
ntar tahun baruan, kita kirim2 e-card aja ya mbak… 🙂
banyak sekolah akademi untuk kartun dan anime di sini. Dan mereka bisa langsung kerja setelah lulus. Mungkin kalau berbakat menggambar dan kreatif menciptakan karakter baru bagus juga loh Uda.
e-card ya…saya biasanya jarang buka tuh Uda, hanya liat si pengirim siap lalu sudah (ngga pernah di klik heheheh jadi masih mending sms gitu)
EM
Aku juga kangen dikirimin kartu-kartu…
tante emi mau ngirim ga ? 😛
kasih alamat atuh menik
EM
Mau sumbang ide untuk kartu 2009,
kan tahun sapi,
gimana klo kertasnya putih dengan belang-belang hitam? mooo…..
(kebetulan aku suka dan mengkoleksi beberapa boneka dan bantal sapi item-putih)
🙂
Iya terpikir juga cuman harus ada Kai dan Rikunya nih…. ntar deh kalo ada yang bisa dimodifikasi.
EM
Negara sudah demikian maju masih asyik dengan kartu-kartu? Weh… ini dia menariknya. Sentuhan personal masih dapat terasa di moment-moment seperti itu.
Gimana kalau tahun ini pakai ide kartu bergambar bintang pilem.
(cuma bingung, mamanya Riku itu mirip bintang pilem siapa ya… Perasaan nggak ada!!)
AWAS ya Danny…dulu waktu aku masih muda dan kurus aku dibilang seperti Sophia Latjuba loh hihihi
EM
Memang kartu memiliki sesuatu yang tidak bisa disaingi oleh sms, yaitu kenangan. Kalau kartu-kartu itu dikumpulkan, kemudian dipasang di album, maka bisa dibuka dan dikenang kembali setiap saat. Pasti mengasyikkan.
tuti nonka´s last blog post..Bangsa Dengan Pola Makan Aneh
bener mbak…saya masih suka terima kartu dari teman-teman Jepang terutama yang berumur.
EM
huwaaaaaa karikaturnya lucuuuuuuuu 😀
yessy muchtar´s last blog post..On the way home…
ngga mirip kan?
hihihi
EM
wah…
kirim2an kartu ucapan emg asyik toeh
tp y… y… y pemborosan sieh
boros uang
boros waktu
boros tenaga
dan boros kertas
sayang kan…
lwt e-mail pun bs lucu & mnyenangkn jg c
tp ‘sense of touching’ nya itu lho yg bikin g puas kn
huuuh
manusia
tante, kl repot & sibuk, g usah krm, tante! ^>^
eh, pk recycle aj… mgkn dr kertas karton / kardus apa gt
d tempeli potongan plastik yg colorful jg creative toeh
nah, spt ni mlh bs mluangkn wkt brsm kel. lhoh
wah…
tante ini sympati & solidaritasnya kuat yach
pantas ditiroe
figur yg bnr2 layak jd panutan
sy bljr byk dr tante lhoh…
so, b good, 4 me & 4 all d junior bloggers
~LiOnA~
uuh…………..
jpn m’mang kren….
semua kbdynya msh di lestarikan mpe skrng
mkspun teknologinya sgt canggih sperti
kebiasaan mgirim kartu ini…………..
salut deh tuk org JEPANG