Apa yang lebih berharga dari nyawa?

15 Nov

Duh kok bisa-bisanya Riku punya pertanyaan ini. 命より大切なものはなに? Apa yang lebih berharga dari nyawa?

Aku tahu dia mengharapkan jawaban “Riku”, tapi aku jawab begini,

“Inochi yori taisetsuna mono wa nai. Tidak ada yang lebih berharga daripada Nyawa. Karena tanpa nyawa kamu ngga hidup, ngga bisa ketemu mama dan tidka bisa sayang mama. Nyawa itu amat sangat berharga, jadi harus dijaga bener-bener.”

“Kalau Riku, Yang lebih berharga dari nyawa itu adalah mama. Aku mati pun ngga papa, karena aku sayang mama.”

“Mama ngga mau kamu mati. Kalau kamu mati, mama musti sayang siapa? Jadi jangan bilang gitu lagi!”

“Tapi emang di seluruh dunia ini aku paling sayang mama. Nomor satu mama. Nomor dua papa (ups keluar deh nomor-nomoran padahal dulu wkatu umur dua tahun dia bilang “sama sayang”. Nomor tiga Kai!

“Iya terima kasih Riku. Mama juga yang paling mama sayangi adalah Riku, lebih dari papa ….tapi rahasia ya. “

“OK…..(sambil dia cium aku)”

Fffffff aku tidak tahu dia belajar darimana, tapi dia memang pintar sekali membuat kalimat sejak kecil. Perbendaharaan katanya bagus, yang pasti dia dapat dari TV, atau dia dengar aku. Makanya aku berusaha sedapat mungkin jangan memaki-maki/mengumpat-umpat di depan dia.

Kemarin pulang ngajar sudah jam 5 lebih. Kai rewel terus, dan maunya digendong terus. Sampai aku ke WC pun tidak boleh. Akhirnya aku paksa dia tunggu di kamar tamu, sementara aku ke WC. Yang ada si Riku bilang , “Mama, Kai nangis terus loh”

Aku yang sedang sebel menukas, “Tau. mama ngga budeg, mama denger kok. biarin aja”

Riku liat mamanya spanning, diam, dan bilang, “IYa mama”

…………….

Riku suap Kai
Riku suap Kai

Masak makan malam, aku rebus spaghetti, tapi biar bagaimanapun aku berusaha pakai satu tangan (sambil gendong Kai), akhirnya tidak bisa juga. Sedangkan Kai tambah rewel. Aku marah pada Kai, dan bilang begini,

“Kai…. mama juga harus masak untuk Kakak kamu. Riku kan juga lapar.”

“Mama…. ngga papa kok. Riku belum lapar….. ” hmmmm keluar deh…padahal tadi dia yang minta makan. Demi adiknya dia berkorban.

Begitu aku bisa kasih tidur Kai, aku keluar kamar dan peluk Riku,

“Terima kasih ya Riku… sudah mau berkorban.”

“Daijoubu dayo mama. Di dunia ini yang aku sayangi kan cuma mama, papa, dan kai……..”

……………………………

Riku taruh pistol di celana belakang kai...
Riku taruh pistol di celana belakang kai…

25 Replies to “Apa yang lebih berharga dari nyawa?

  1. Terharu! Jadi ingin punya anak sendiri..
    Tapi mesti cari bapaknya dulu nih… 🙂
    Mbak, aku nggak habis pikir bagaimana caranya mengajarkan anak sekecil Riku memaknai rasa sayang dan bisa mengungkapkannya dengan manis? Ia baru 5 tahun, sementara banyak orang dewasa yang sulit mengungkapkan kasih sayangnya.
    Ah indahnya, semoga harimu indah dan cerah mbak selamanya.

    Kayaknya Yoga…tidak perlu diajarkan kok. Pasti akan bisa keluar sendiri sesuai kepribadian masing-masing.
    Cepet cari calon bapak!!! Atau mau aku cariin? hahahaha
    EM

  2. wah riku luarbiasa mbak ..
    sekecil itu sudah punya kosakata “nyawa” yang ternyata betapa ia sayang sama mamanya. soal nomor-nomoran, buat zia saya nomor satu kalo mamanya belum pulang, geser jadi nomor dua kalo mamanya sudah datang … hehehehe

    waaaah lucu Zia bisa geser-geser nomor
    EM

  3. Apa yang lebih berharga dari nyawa?

    >>>>>Sang Pemberi Nyawa, Nte Imel…, tul khaaan???
    yeah…, Toaaassss

    Waaaaha Daffaaaaaaaa, bukan saya yang beri nyawa. Tuhan tuh, saya cuman “Mak comblang alias pengantara”
    tossss juga

    EM

  4. aloooo… bang Riku, Bang Riku sayang Kai yaaa…, tapi inget lo Bang, jangan salah suapin Kai, ntar kalo Kai marah, itu pestol yang diselipin dibalik pampersnya Kai bisa bertindak lo!… hehe…
    Senang hatiku melihat kedamaian kalian berdua, senang sekaligus IRIIIII…

    heheheeh Daffa minta adik aja sama mama…supaya tidak Iri.
    EM

  5. wah pencerahan yang luar biasa saya salut sekali dengan Riku dan tentunya pendidik awalnya tentu mamanya ya
    eh iya kabarnya sehat semua kan
    salam sukses selalu
    dari keluarga gunungkelir

    terima kasih atas kunjungannya Pak Totok
    kami di sini sedang flu semua menghadapi musim dingin
    EM

  6. Ya, Rikunya pintar gitu kan nggak jauh-jauh dari siapa yang mengajarinya…
    Tapi, aku dulu nggak pernah lho bisa mengungkapkan rasa sayang kepada ibuku dengan perkataan. Sampai sekarang…Bersyukurlah Riku bisa. Kalau aku rasa sayang itu diungkapkan dengan patuh kepada orangtua dan mengerjakan apa yang mereka perintahkan.

    Biasanya…anak laki-laki dan anak tertua itu sulit mengungkapkan perasaannya kepada orang tua. Saya pun tidak bang. Pertama kali saya menulis surat “isi hati/terima kasih” kepada orang tua ketika saya berusia 30 tahun, dan ternyata setahun kemudian saya menikah.
    EM

  7. anak2 sekarang cenderung banyak melihat,merasa dan mendengar juga lebih terbuka untuk mengungkapkan perasaanya.orang tua harus lebih bijak dalam memahami perasaanya.

    bener pak.
    anak-anak sekarang juga lebih pintar dari orang tuanya.
    EM

  8. Aduh, bendahara kata Riku bertambah hebat!
    Seperti kata-kata yang dipakai dalam filsafat. Dia berjiwa sastrawan juga.

    Saya juga hati-hati omong di depannya karena ingatannya kuat juga.
    Tapi logat saya yang tahu-tahu keluar….
    Semakin hati-hati pula saya belakangan ini.

    Iya, logat Osaka kamu kadang kental sekali… be careful.
    EM

  9. 1) Sudah sejak kali pertama bertemu aku menyimpulkan: Riku cerdas sekali. Dia punya rasa yang membeludak dari hatinya.

    2) Perasaan masak spaghetti mulu. Hehe.

    Tapi cerita ini manis sekali. Sangat manis!

    1. Sapa dulu mamanya
    2. Kejadiannya kemarin! Dan aku bilang aku mau masak spaghetti itu kan kemarin Opa Danny!!!! sejak aku pulang dari Jakarta baru sekali ini aku masak spaghetti kok Dan. Kadang-kadang kamu sok tau juga ya hihihi (jangan marah …becanda… itu kan tanda aku diperhatikan makasihhhh yaaaaa)
    EM

  10. kata orang bijak, anak-anak itu ibarat kertas putih yang kosong. tergantung lingkungan dan pengalaman bagaimana mengisinya.
    kertas riku dan kai pasti diisi dengan tulisan-tulisan yang baik, sehingga bisa merefleksikan kalimat dan perbuatan yang baik pula.
    semoga riku dan kai menjadi anak-anak cerdas yang santun dan berbakti.

    Semoga Bu Dok….. Karena sebetulnya saya sudah persiapkan hati untuk tidak berharao banyak dari anak laki-laki.
    EM

  11. Wah aku jadi nangis… ii onichan dane..
    Aku mau peluk dan cium Riku deh.
    Uh jadi mau punya adiknya Ao deh hi hi, gimana caranya ya ?? ^^

    Aku juga nangis kok tadi Kim. Lagi kesel banget. Kai rewel….Aku nangis, Liat aku nangis, si Kai nangis, Ngga lama si Riku nangis juga, dia bilang gini , “Mama daijobu dayo, masih ada Riku kan, Mama tidak sendiri”.”Mama, Kai nangis kan karena mama nangis…. jangan nangis dong” Bener deh, untung ada Riku, kalau aku sendiri pasti udah aku cuekin si Kai. Begitu aku berenti nangis, Kai berenti nangis, riku bilang,”Kan ….apa aku bilang, Kai nangis karena mama nangis” Doooooh tadi dia juga nangis padahal hahahaha. Mustinya tadi bikin video tuh, ibu dan 2 anak lakinya nangis-nangisan.
    Adiknya Ao…. iya cepet bikin sana. Masak musti diajarin lagi hihihi.
    EM

  12. Kai rewel pertanda Kai sayang mamanya juga, sama kaya Riku, jadinya ga mau jauh-jauh… :p

    Lucky you! :p

    Yes Chandra I am lucky and Lucky is my father’s name hihihi
    EM

  13. hik..hik..hik…so sweet, baik sekali Riku, bukan saja pintar, tapi juga hatinya baik, seneng banget ya Mbk, eh, tp ssst..nanti aku bilangin papanya lho…ternyata no.2 si sayangnya..he.he…mbk, klo mbk kerja Riku ma sapa? terus maemnya? mbk masak dulu sebelum kerja?

    Hehehe ngga apa-apa bilang aja. Lagian papanya bisa baca sendiri hehehe.
    Riku kan ke TK s/d jam 2 atau perpanjangan sampai jam 5. Makannya bawa bento (bekal) yang aku siapkan paginya. Ya saya masak yang mudah sebelum kerja. Kalau untuk makan malam, masaknya sebelum makan biar segar gitu. Kecuali masakan Indonesia seperti soto ayam/sayur lodeh dll masak dulu pagi atau malam sebelumnya.
    EM

  14. Kelihatannya Kai rewel sejak dari Jakarta ya Mbak? Jangan-jangan kepengin adik tuh …. hihihi …
    Wah, Riku pinter banget. Biasanya anak belajar mengekspresikan perasaannya dari orangtuanya. Jadi … pasti karena Mbak Imel juga selalu mengekspresikan rasa cinta secara terbuka, sehingga Riku meniru.
    Di Jawa, sangat jarang seorang anak bilang “kulo tresno dumateng ibu”, atau seorang ibu bilang “aku tresno marang kowe lho nduk”.

    adik? aduh jangan deh mbak…. (semoga jangan heheheh)
    Iya memang orang Jawa sama dengan orang Jepang, jarang yang terbuka mengungkapkan perasaannya. Saya orang-aring dari planet bumi sih mbak, jadi terlalu mengumbar perasaan. Ah tapi yang penting tersampaikan kan? Dan yang penting segala sesuatu tanpa pamrih ya mbak…

    EM

  15. Riku memang keren, anak yang memahami situasi dan tak mau merepotkan. Masih terbayang bagaimana dia menurut di ajak Yoga saat muntah-muntah (saya sedang di toilet), kemudian mau diberi obat gosok diperutnya agar hangat…bayangkan, dia baru kenal saya dan Yoga saat itu.

    Hmm jadi kangen ketemu Riku…..

    Hehehe ibu…Riku juga kangen pengen ke Indonesia lagi. Dia kemarin satu hari bicara bahasa Indonesia terus loh bu.
    EM

  16. Riku itu ekspresif banget ya, Mbak…semoga ini bisa teruys sampai kelk dia dewasa…soalnya , biasanya kaluk sudah gedhe dikit, sudah lebih banyak gaul diluaran..anak2 suka hilang keekspresifannya…(sigh…apa ya istilahnya yang bener…saya selalu bermasalah untuk membuat kata-kata…dasar Ayik gemblung, kata ernut)

    Iya ngerti Ayik, semakin banyak pengaruh luar, semakin luntur pribadinya sendiri. Semoga ngga ya…
    EM

  17. Sis,
    Yang aku tahu, Riku memang hatinya sensitif sekali. Kata-kata yang keluar dari mulutnya memang tidak bisa tertebak dan bikin terharu.

    Aku suka banget sama sikap sayangnya ke Kai. Dia udah besar ya? Sebentar lagi masuk sekolah dasar.. Ah.. ada kemungkinan dapet adik lagi ga Sis? hehehe…

    Kecup sayang buat Riku, Kai, dan Papanya.. eh, Mamanya! hehe..

    Cup, cup..

    Riku fotocopyan aku tuh hihihi
    EM

  18. OOoooo… Riku, benar-benar anak yang berbakti. Kak Imelda benar-benar beruntung sekali bisa memiliki putra seperti Riku. Baru juga lima tahun sudah pengertian seperti itu. Anda sangat beruntung Kak, Tidak ada yang lebih berharga dari anak yang berbakti. thanks

    Benar Yulis,….saya sangat beruntung
    EM

  19. sepagi ini baca kisah ini, makin membuncah keinginan memiliki anak untuk berbagi sayang …
    semoga nanti Chelsea kami sebijak dan sesehat Riku 🙂
    senang ya mbak punya anak penuh pengertian seperti Riku
    tapi emang anak2 Pisces begitu sih #hlo? kok jadi narsis hahaha

  20. pagi-pagi baca cerita tentang riku. aduh … aduh … mau nangis deh.
    riku pinter banget sih mbak. dan dia baik sekali ya. pasti mbak imelda lebih sayang sama riku daripada mas gen deh hahaha. ini rahasia nggak perlu dirahasiakan kayaknya. :))

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *