midnight call

17 Sep

Aku terbangun oleh dering telepon itu. Pertama aku biarkan karena jika penting, pasti akan ada dering sesudah itu. Dan aku masuki kamar/studioku, membuka laptop. Kemudian dering itu terdengar lagi…. kring…kring…. Aku angkat.

“Maaf tengah malam begini. Saya XXX temannya Gen. Gen ada?” Hmmm kayaknya sih tidak penting, dan aku tahu Gen sulit dibangunkan.
“Wah maaf Gen sulit dibangunkan. Dia baru tidur…”
“Imelda?”
“Ya…saya. ”
“Masih ingat pada saya?”
“Ya saya ingat…. ”
“Maaf ya saya menelepon malam-malam begini.”
“Tidak apa kok. Kebetulan saya sudah terbangun. Ada apa? Kamu mau cerita pada saya?”
“Saya baru menutup telepon dengan orang lain. Teman saya, sahabat saya. Dulu saya selalu menemani dia, mendengarkan curhatnya. Tapi tadi saya mau curhat, dia tidak mau dengar…..”
“Hmmm mungkin dia mengantuk, dan besok perlu bangun pagi. Anggap saja begitu. Bukannya dia tidak mau dengar kamu.”
“Iya ya…pasti begitu ya….”
“Begini… setiap orang kan memang berubah. Yang dulu bisa, menjadi tidak bisa. Dan itu tidak bisa dielakkan. Setiap kehidupan itu berputar terus. Memang menyedihkan. Tapi kita harus menyesuaikan diri. ”
“Terima kasih ya mau mendengarkan saya. Padahal sudah malam begini. Iya memang semua berubah….”

Pembicaraan selanjutnya mengenai keluarga saya, mengenai masa lalunya, mengenai perceraiannya dan lain-lain. Tak terasa 2 jam berlalu… sudah jam 3 pagi. Dan meskipun saya berkata, kamu boleh telepon lagi lain kali, dan kalau aku terbangun kita bicara lagi… sejak itu dia tidak pernah telepon.

Semoga dia baik-baik saja…

Dan paginya waktu aku bercerita pada Gen, dia mengucapkan terima kasih atas apa yang kuperbuat untuk temannya itu. Dan terus terang Gen memang bilang dia tidak bisa mendengarkan curhat dari temannya. Hei laki-laki! kamu bisa tidak sih bersahabat dengan sesama jenis? Saling mendengarkan curhat dengan sesama jenis? Kalau wanita, dia bisa bergaul dengan laki-laki dan perempuan. Wanita memang lebih terbuka.

Padahal apa yang kuperbuat sehingga dia berterima kasih begitu? Hanya menemani temannya dan mendengarkan dia bicara. Tapi… itu yang memang “mewah” dalam kehidupan di Jepang.

In the wee hours, pada jam jam aneh di malam hari… di dini hari. Manusia yang kesepian amat merasa limbung, gamang ingin ditemani. Tapi… tidak ada orang yang dapat diajak bicara. Karena itu lah saya juga mengetahui bahwa ada beberapa pendeta buddha yang membuka jalur telepon “diskusi kehidupan 24 jam” untuk mendengarkan curhat mereka yang membutuhkan. Kebanyakan orang yang menelepon mempunyai perasaan kuat untuk bunuh diri.

Tidak kurang dari 30.000 orang Jepang bunuh diri setiap tahunnya. Seberapapun orang berusaha angka ini ditekan… tidak efektif. Mungkin orang Jepang perlu mengkaji kembali hubungan pertemanan mereka.

Apakah saya “aman” dari rasa limbung itu? Tidak! saya pun selalu mengalami masa-masa sepi dan ragu di malam-malam yang mencekam. Memang siapa sih yang bisa “bebas” dari masalah? Tapi saya punya Tuhan, bisa lari ke Tuhan dengan berdoa. Dan saya juga punya teman-teman baik yang kadang available di jam-jam aneh di dunia maya sana. Bertukar pikiran atau blogwalking juga bisa meringankan pikiran.

Memang sulit bagi pengidap insomnia untuk melewatkan waktu-waktu di mana orang seharusnya tidur. Dan malam hari memang menggoda manusia untuk berpikiran macam-macam dan merasa labil. Atau karena banyak pikiran itulah maka menjadi insomnia.

Saya tidak akan bercerita mengenai insomnia lebih mendetil karena itu di luar ranah saya. Tapi kemarin saya tertawa membaca sebuah tulisan dalam bahasa Jepang begini:
Di Jepang satu dari 10 orang mengidap insomnia. Insomnia ditimbulkan oleh stress atau kondisi badan yang tidak baik, dan salah satu penyebabnya adalah kekurangan vitamin D. Bagi penderita insomnia cobalah makan makanan yang banyak mengandung vitamin D seperti ikan tuna, butter, hati dan lain-lain. Bahan-bahan ini banyak terdapat di Izakaya (tempat minum minuman keras) ya? Cobalah makan dan minum di Izakaya… Mungkin dengan demikian Andapun bisa tidur lelap…..

Tahu kenapa saya tertawa? Ya jelas kalau minum minuman keras bisa mabuk atau tertidur kan? Bukan karena vitamin D nya… Tulisan di atas memang sebuah tulisan di majalah Gourmet, sehingga bisa saja dikategorikan “Iklan Menggoda” kalau bukan “Iklan Menyesatkan” seperti yang ditulis Bro Neo.

Semoga teman-teman pengidap insomnia bisa mendapatkan teman curhat, atau mendapatkan “obat” yang ampuh untuk mengatasi penyakit modern ini. Kalau mau midnight call ke saya juga boleh … tapi nanti jangan malah tambah insomnia memikirkan tagihan telepon interlokal ya…. hihihihi…..


25 Replies to “midnight call

  1. 30.000 orang bunuh diri per tahun?
    wow itu angka yg sangat fantastis !

    Mbak, setahuku sih, lelaki memang jarang curhat dengan sesama jenis. Mereka kan naturenya untuk melindungi. Kalo saling curhat kan keliatan lemahnya, para lelaki jadi risi terlihat kelemahannya, atau melihat temannya yg lemah.

    Bahagianya kita perempuan ! Yeaaay !!! Mo nangis, gak ada yg protes, mo curhat berjam2, pada maklum :p ehhehe

    Peluk mbak EM aaaah, bakat beneer nih jadi konselor 😉
    Aku mo konseling aaaah, konseling soal blog (lhaa ini kan udah :P) hehhehe
    .-= Eka Situmorang – Sir´s last blog ..Kesempatan dalam Kesempitan =-.

  2. jadi ingat temanku yang kemarin mendadak pengen telepon, padahal sebelumnya kami tidak pernah dekat. ternyata dia ada masalah cukup berat. memang kalau seseorang punya masalah berat, salah satu obat yg cukup mujarab adalah telinga dari seorang teman yg mau mendengarkan.

    tapi sepertinya jarang ada sahabat yg tidak “berubah” ya, mbak? orang yg dulu pernah dekat, sekarang mungkin jauh dan tidak bisa lagi diajak bicara. sahabat memang kado untuk diri kita sendiri. berbahagialah orang yg memiliki teman bicara…
    .-= krismariana´s last blog .. =-.

  3. kebetulan saya insomia berat…mo nlp ke siapapun ga mungkin bun, soalnya hp aja saya g punya bun hihihihihi…. *lebay*
    mudah²an bisa tidur kalo udh berhayal ttg rumah cinta itu..

    salam, ^_^
    .-= Didien®´s last blog ..Find the best hosting at findmyhosting.com =-.

  4. kok aneh..??
    setahuku sih malahan orang-2 disekitarsaya jarang curhat ke lawan jenis..
    kebanyakan sih ke sesama jenis…
    apalagi kalo masalah keluarga..
    kalo masalah kerjaan sih kadang ada juga yng ke lawan jenis..

    NB: keliatannya keliwatan 8888 nih… minggu-2 ini gak bakalan megang komputer, karena lagi lebaran… cari makanan enak hehehe..
    .-= kartiko´s last blog ..JALAN TOL 2 =-.

  5. jangankan ke sesama jenis, ke lawan jenis saja lelaki (baca: saya), sangat sulit untuk curhat. barangkali, karena naturnya lelaki itu lebih mendahulukan logika ketimbang perasaan… tapi, walaupun begitu, menurut saya, lelaki tidaklah haram untuk meneteskan air mata… 😀

  6. wah, aku paham ne… betapa kesalnya ditelpon malam-malam….
    aku biasa menerima SMS kira2 jam 2 malam.. dan kesalnya ga ketulungan…. sedang SMS saja kesalnya sudah seperti itu, gimana kalau telpon yah???

    tapi kita juga harus liat… periksa dulu, siapa yang menelpon…
    .-= aurora´s last blog ..negeri 5 menara =-.

  7. Waduh… saya selalu was-was kalo mendapat telepon di tengah malam, beberapa kali terjadi yang saya alami biasanya tentang sesuatu yang buruk.. Telepon di tengah malam pasti sesuatu yang sangat penting dan mendesak, jadi teman tadi memang benar-benar sedang butuh pertolongan, bisa dipahami sih..

  8. Mungkin selain angka bunuh diri yg tinggi, angka kelahiran juga rendah bukan. Jadilah jumlah penduduk negara maju makin lama makin sedikit bila dibandingkan negara berkembang. Saya tidak tahu ini berkah atau kutukan dari modernisme, tapi semaju apapun sebuah bangsa ia pasti memiliki sebuah akhir. Dan akhir itu bisa datang dgn cara yg berbeda-beda.

  9. Aku pikir temannya papa Riku sedikit merasa lega setelah berbicara dgn mbak Em, semoga demikian!. Mungkin jam itu pas waktunya mbak Em menolng seseorang dgn cara ‘mendengarkan’…

  10. laki-laki memang begitu ya mbak EM dari semua cowok yang aku kenal rata2 mereka itu jarang banget curhat. kalaupun ada yg curhat mereka itu tipe anak bungsu atau tipe anak yg di manja orang tuanya.

    dan mengenai bunuh diri di jepang, aku dah tau itu sering banget terjadi disana tapi angkanya…ckckckc…gak nyangka segitu banyak!!! mungkin pride mereka itu tinggi banget ya sampai2 kalau dalam suasana tertekan daripada cerita ke orang lain mendingan bunuh diri…hiiiiii…serem bgt!
    .-= Ria´s last blog ..Berbagi Cinta =-.

  11. wah … apa nggak panas tuh telinga ditempelin telpon berjam-jam? Istri saya juga sering diajak temennya ngobrol sampai ada yg curhat segala. Lalu secara bercanda setelah telpon ditutup saya bilang cepet invoice/bill-nya segera dikirim … hehehe 🙂
    .-= Oemar Bakrie´s last blog ..ditulis tapi dicoret =-.

  12. Aku kadang insom…dan biasanya obatnya memang On Line…hehehe…kayaknya kita sering ketemu di dunia maya di jam-jam aneh gitu ya…
    dan pertanyaan pembuka biasanya “belum tidur?”- jawab: “udah bangun” hihi…jadi ya kabeh aneh! hihihi..

    emang perempuan biasanya lebih sering curhat daripada laki2. Kalau perempuan bisa lebih bersimpati dan berempati. maaf buat kaum laki-laki, kok aku merasa mereka “mendengar” tapi tak “mendengarkan” ya? kadang mereka sibuk memkirkan nasehat apa yang paling amph da cespleng untuk si curhater…padahal orang yang lagi curhat, hanya ingin “didengarkan”. pastinya mereka sebenarnya juga udah tau apa yang terbaik, dan apa yang harus dilakukan, jadi nggak butuh dinasehatin….

    Aku sendiri juga sebel kalau curhatku dipotong dengan nasehat-nasehat. hih, aku tau harus begituh…tapi ini kan lagi pengen didenger ajah…gituh…*lho kok jadi curcol
    .-= nanaharmanto´s last blog ..Bu RT =-.

  13. Beberapa diantara kita terbangun malam-malam dan tidak bisa tidur lagi bukan karena insomnia. Adalah pekerjaan dan tugas yang mendorong kelopak mata terbuka dan melumatkan perasaan kesal ke dasar hati dan pada akhirnya hanya bisa melihat kasur sambil ngiler. 🙂

    Hebat mbak, dirimu bisa “mendengarkan” dimana kebanyakan orang hanya bisa mendengar.
    .-= Yoga´s last blog ..Pulang =-.

  14. Hm, seperti yang kita obrolin di YM, memang jarang sekali laki2 curhat soal isi hatinya ke teman lelakinya. Ego atau apa kali, ya, yang membuat mereka jadi kurang bisa ‘lega’ saat mencurahkan isi hati…

    Soal insomnia.
    Been there, done that.
    Sekarang, aku insomnia by request… wekekekeke…

  15. makanya aku bahagia kak, hidup di negara maju memang enak, tapi banyak hal2 yg menenangkan jiwa dan membahagiakan walau hanya sekedar nongkrong di depan rumah sambil ngobrol ttg ini dan itu ngalor ngidul dengan tentangga.. soon kk aku pulang kembali ke tanah air kita, disana aku ga pernah imsomnia 🙂

  16. Ya ampun, telepon sampai 2 jam di pagi buta? Aduuh … kalau saya, sudah tertidur dengan telepon nempel di telinga, Mbak … hehehe.

    Wah, saya takjub membaca ada 30.000 orang Jepang bunuh diri setiap tahun. Apakah sebegitu stressnya kehidupan di Jepang? Di Gunung Kidul, Yogya, ada suatu wilayah dimana ada kebiasaan orang melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri. Ini menjadi kajian menarik bagi para psikiater, mengapa masyarakat disana mudah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

    Bahwa perempuan memiliki empati lebih besar dari laki-laki, itu memang sudah ‘dari sono’nya Mbak. Saya pernah baca buku tentang perbedaan otak laki-laki dan perempuan, dan memang laki-laki itu selalu ingin menjadi pemenang, sementara perempuan lebih suka bekerja sama.
    .-= Tuti Nonka´s last blog ..Minggu atau Senin? =-.

  17. dari artikel yang pernah saya baca, memang kecenderungan bunuh diri di jepang terus meningkat, sekarang pun menduduki peringkat no.1 didunia..
    kebanyakan penyebabnya sih tekanan hidup..
    yang ngetrend di jepang bukan gantung diri Buk tp loncat kejalur kereta dan loncat dari gedung..aihh..serem…

    .-= AtA chan´s last blog ..SMS UCAPAN LEBARAN SINGKAT =-.

  18. Wah.. salut sama mbak Imelda. Mbak, bukannya orang Jepang itu gak doyan curhat/ cerita berpanjang-panjang di telpon, telpon dipake seperlunya, singkat padat dan jelas. Juga, laki2 biasanya tidak curhat2an kan. Kalau teman Gen-san sampai menelpon pagi-pagi buta begitu berarti dia udah bener2 desperate!?! Untung mbak mau mendengarkan dia. Kalau enggak, jangan2 ujung2nya dia bunuh diri (??) hiiy seram.

  19. Wahh Imel baik sekali mau mendengarkan curhat seseorang di malam hari.
    Jika di Indonesia, kita mudah punya teman yang diajak mengobrol, namun juga tergantung karakter kita sendiri apakah kita mau curhat pada teman….

    Memang ada orang yang punya kecenderungan untuk bunuh diri, syukurlah selama ini kalau ada problem saya larinya ke berdoa, dan bisa semalaman berdoa. Setelah itu tenang, karena pasrah pada apapun rencana Tuhan, yang saya yakin pasti lebih baik buat saya sekeluarga
    .-= edratna´s last blog ..Syukurlah Mbak nggak jadi pulang =-.

Tinggalkan Balasan ke edratna Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *