Untung ada mas!

12 Nov

Tak terasa persis seminggu yang lalu saya kembali dari Jakarta ke rumah saya yang di Tokyo. Posting kali ini ingin menceritakan perjalanan pulang saya dengan Singapore Airline.

Pesawat dari Singapore ke Narita selalu berangkat jam 11 malam. Dari dulu saya selalu ambil pesawat malam ini, sehingga akan tiba di Tokyo keesokan hari sekitar pukul 7 pagi. Nah untuk bisa naik pesawat ini, dari Jakarta saya mengambil pesawat yang jam 7 malam, meskipun satu penerbangan lebih lambatpun masih cukup. Tapi mengingat saya travel dengan dua anak, jadi lebih baik ambil amannya saja. Saya tiba di bandara Cengkareng dari rumah sekitar jam 4  sore. Karena saya ingin mengurus pas masuk untuk pengantar supaya bisa mengantar saya sampai depan pintu boarding. Dulu ipar saya bisa mengurus itu dan mengantar sampai pintu boarding, tapi kali ini saya yang akan mengurus, karena saya pergi ke Cengkareng ini hanya diantar Andy, adik saya saja. (Biasanya satu RT antar sih ….huh hiperbolis sekali hehehe)

berfoto bersama mama sebelum ke bandara untuk pulang

Tetapi ternyata setelah saya tanyakan pengurusannya ke pejabatnya langsung, pengantar tetap hanya bisa sampai sebelum pintu Imigrasi. Yahhh sama juga bohong dong, karena jarak dari pintu imigrasi sampai pintu boarding itu masih jauh. Untung saya belum check ini sehingga saya memutuskan untuk masuk sendiri check in dan minta bantuan dari ground staff untuk bantu saya sampai boarding gate. Memangnya perlu bantuan?

Sebetulnya kalau maksa juga bisa, tapi karena berangkat malam, dan memang hari-hari sebelumnya saya kurang tidur karena urus Kai sakit, saya merasa butuh bantuan. Dan memang rupanya sudah terdapat request pelayanan dengan anak kecil ( 2 balita)  selama 3 kali yaitu di Cangkareng, dari imigrasi sampai masuk pesawat, kemudian waktu ganti pesawat di singapore dan waktu tiba di Narita. Well, waktu berangkat saya keras kepala tidak mau pake bantuan, tapi kali ini saya menyerah. Jadi begitu selesai check in, saya mengurus bebas fiskal. Waktu berjalan menuju loketnya, saya dihampir seorang pemuda, ground staff dari SQ. Bersama dia, saya mengurus bebas fiskal. Saya menulis formulir, sambil bergantian dia membantu melihat kai yang duduk di kereta bayi, dan menuliskan kartu imigrasi untuk saya (staff ini cakep tapi sayang tulisannya…. kaya cakar ayam heheheh). Tapi kalau semuanya saya kerjakan sendiri pasti butuh waktu yang lama.

Selesai bebas fiskal (karena saya penduduk LN, punya jatah 2 kali setahun bebas fiskal), kami menuju ke pintu imigrasi. Wuiiih enak deh, soalnya saya tinggal jalan terus, si staff ini yang urus 3 paspor kami. Setelah selesai kami berjalan ke pintu boarding, tapi karena cukup banyak waktu pintu boarding sendiri belum dibuka. Setelah dibuka, kami menuju ke ruang tunggu paling dekat dengan pintu menuju pesawat. Di situ saya sempat minta tolong dia tungguin Kai, sementara saya dan Riku pergi ke wc. Wahh untung sekali, karena…. biasanya ini menjadi masalah. Mau ke wc tapi tidak bisa sambil gendong bayi, atau bawa baby car sampai ke wc yang terletak di lantai bawah (Di bandara Cengkareng kan begitu semua). Waktu saya balik, saya pikir kai akan menangis karena akhir-akhir ini dia sering cengeng kalau tidak ada saya. Eh ternyata, si staff ditemani beberapa karyawan ground lain (laki-laki) sedang bermain dengan Kai. Suatu pemandangan yang khas Indonesia, karena sejujurnya tidak ada laki-laki Jepang yang akan sudi bermain dengan bayi. Dan sedikit perempuan muda Jepang yang bersedia menggendong bayi dengan rela. Di Indonesia, supir saja mau menggendong bayi. Hubungan manusia dengan bayi di Indonesia itu tidak ada duanya. Kita bisa melihat supir atau pramu wisma/baby sitter menggendong sambil mencium-cium seorang bayi. Skinship ini tidak bisa kita lihat di Jepang, not even between a baby and his/her mother in  public places. Memang alasannya karena tidak biasa.

Sambil menunggu waktu boarding, saya sempat mengirim sms dan telepon ke beberapa teman. Dan begitu pintu dibuka, kami diantar dengan staff cakep tadi ke dalam pesawat. Saya bisa melenggang dengan bebas, karena barang tentengan dibawakan si staff itu, saya cukup menggendong Kai saja, karena kereta bayinya dititipkan sbg cabin. Benar-benar tertolong. Perjalanan ke Singapore lancar.

Begitu sampai di Singapore, kami dijemput oleh seorang keturunan ground staff dari SQ di sana. Bersama-sama kami jalan menuju tempat point untuk memeriksa paspor dan tiket connecting. Saya diperbolehkan berjalan-jalan sebentar sebelum kami diantar ke terminal 3. Duty Free Singapore memang menggiurkan. Tapi kali ini saya hanya membeli rokok untuk Gen dan coklat, karena pikir tidak mau menambah tentengan. Sementara saya lihat-lihat, tiba-tiba seorang staff SQ yang lain menghampir saya, dan mengatakan “Its time”. Well kok cepat sekali, saya pikir. Ternyata….. kami ditunggu mobil golf yang biasa mengantar disable person. WOW, akhirnya kesampean juga naik mobil golf ini. Supirnya seorang wanita melayu berbadan besar, yang cukup gradak-gruduk hehehe. Riku sangat senang bisa naik mobil itu. Dan rasanya memang seperti naik jet coaster, saya rasa pasti tidak lebih dari 20 km/jam, tapi rasanya sih cepat sekali. Terasa desiran angin yang menerpa muka dan rambut. Saya pikir kalau naik mobil ini pasti cepat sampai….. tapi ternyata… tidak. Ada mungkin 10 menit lebih kami meliuk-liuk melewati gate-gate penerbangan. (tentu saja terkadang diiringi mata iri penumpang lain yang sedang berjalan kaki). Baru kami sampai di Gate no XX (lupa euy) di terminal 3, terminal baru Bandara Changi yang katanya baru dibuka Februari tahun ini. Waaah bener deh, ngiriiiiii, besaaaaarrr, modernnnnn, (ada tempat ganti pampers bayi dan air panas untuk buat susu segala. Mungkin terminal ini juga untuk mengimbangi pesawat canggih A380 yang baru. (tentang pesawat sendiri akan saya bahas terpisah…permintaan Bang Hery)

Staff ini mengantar sampai gerbang boarding, dan sampai kami naik pesawat. Setelah naik pesawat memang semuanya menjadi urusan saya sendiri. Kira-kira 6 jam, dan ternyata saya tidak mendapat tempat tidur bayi (padahal saya sudah pesan), saya mendapat 3 kursi (dua kursi pinggir dengan tengah kosong). Aduuuuh Kai… entah karena lampu dimatikan atau karena tidak ada tempat merebahkan diri (saya otomatis peluk dia terus sampai dia tertidur) karena tempat duduk kosong itu dipakai Riku berbaring. Kai rewel…nangis terus, ngga tau kenapa. Mungkin mau main, mungkin tidak suka gelap, karena begitu saya masuk ke WC, dia diam  dan bisa terlelap. Tapi masak saya duduk terus dalam wc supaya kai bisa tidur? Dari 6 jam perjalanan, 3-4 jam Kai menangis terus. Maaf beribu maaf untuk penumpang yang duduk di sekitar kami. Pasti mereka juga tidak bisa tidur.

Akhirnya sampai di Narita pukul 7. Sekitar pukul 6, saya raba, Kai demam…. wahh. Begitu turun dari pesawat, saya dijemput lagi oleh ground staff, kali ini seorang bapak-bapak berusia 60-an tahun. Tentu saja orang Jepang, sehingga Riku bercakap-cakap terus dengan bapak itu. Setelah saya melewati imigrasi Jepang dengan cara baru (scan sidik jadi dan foto muka), kami menuju ke conveyor belt untuk mengambil bagasi kami. Kali ini saya hanya bawa 1 koper dan 1 traveling bag (yang sangat berat, kira-kira 11 kg berisi buku semua). Bapak itu juga membantu mengangkat koper, melewai pabean (bea cukai), sampai ke lobby. Karena Gen belum sampai, jadi kami mengucapkan terima kasih pada bapak itu, dan menunggu sampai Gen datang.

Jadi kepulangan saya kali ini banyak sekali dibantu mas. Sebetulnya namanya MAAS, sebuah pelayanan family dari Singapore Air, untuk escort, mendampingi keluarga atau yang membawa bayi/cacat tubuh dan lain-lain. Pelayanan ini gratis, tidak dipungut biaya. Pelayanan seperti ini sepertinya ada juga untuk Japan Airline, tapi kalau membeli excursion tiket (tiket murah) kami tidak bisa pakai jasa ini. (Pelit ya hehehehe) Benar  deh…. Untung sekali ada MAAS.

30 Replies to “Untung ada mas!

  1. Udah nyangkain yang ndak-ndak, taunya semacam service dari maskapai penerbangan tho… 🙂
    Untung deh ada si MAAS, sehingga perjalanan Sis dengan keponakan2 tercinta (ngaku2 ajah.. Hehe) menjadi lebih nyaman…
    Oya, titip salam buat Darius…eh Andy, ya? Ganteng banget sih… Hehehe

    nyangkain aku sama mas ya?
    mas yang mana nih? yang jawa barat, jawa tengah atau jawa timur? hehehe
    Iya ntar aku sampein (ehhhh NDY ada salam dari org ngga penting …pokoknya gue udah kasih tau loh..)
    EM

  2. wakakakaka
    lala lala ..gak di mana mana ganjennnn hihi

    *padahal sama*

    astaga kak..

    postingan ini bener bener deh …

    gak kebayang..yessy aja yang punya 1 Tangguh..repotnya kalo mau kemana mana..

    ngebayangin Kai rewel…

    mukanya bikin gak tega ..huhuhu

    sekarang udah baik baik aja kan kak 😀

    Puji Tuhan sudah sembuh Yess….
    yah kamu ngga bisa hidup di LN kalo anak satu udah repot hihihi
    so…kapan ke tokyo?
    EM

  3. Ya …
    Untung ada MAAS …
    Helpfull ya EM … kebayang repotnya Emiko membawa 2 anak, babycar dan juga beberapa tentengan …

    BTW …
    Itu si Riku kok nyekek adeknya gitu … ahahaha

    abis maunya minta mas trainer bantuin tapi ngga bisa sih ya hihihi
    (huh mel…ngaca…bayarannya mahal loh)

    EM

  4. Satu lagi …
    Sempet-sempetnya EM ngelirik petugas cakep yang tulisannya cakar ayam itu …

    kesimpulannya …
    mendingan mukanya standart tapi tulisannya rapi ya EM …

    hihihihiii

    Abis mukanya kayak artis tapi tulisannya duh duh duh deh
    kesimpulannya muka jelek gpp tapi tulisannya musti “have character and confidence” cieeee
    aku prefer mas mas yang memenuhi kriteria di atas …. hehehehe

    eh tapi kasihan juga ya, aku udah dibantuin masih complain ;))
    (masalahnya potongan kartu imigrasi kan nanti dipake lagi…. duh )

    EM

  5. Oh, jadi yang di foto itu MAAS SQ juga?
    Pantas tampan dan kok mau-maunya njemput ke rumah ya..
    *berlagak pilon dan bego*

    Ahuahuahuahuahau!

    OOoOOOOh yang di foto pertama itu Mas beneran … Mas khusus yang sayang sama aku sampe bela-belain jemput di rumah dan nganter tuh. Tulisan dia juga masih “not bad”
    EM

  6. Mas dan MAAS.
    Memang mas dari MAAS itu yang membantu mbak kali ini.
    Bantuan di bandara baik cengkareng maupun changi sangat manusiawi ya.
    Itulah namanya pelayanan yang benar.

    ya, really appreciate
    EM

  7. Rasanya banyak yang bisa dikomentari nih…

    Pertama, ground staf yang cakep tapi sayang tulisannya kayak ceker ayam… — mungkin dia dokter yang menyamar

    Kedua, Indonesia tiada duanya untuk keramahtamahan khas keluarga, akur!

    Ketiga, ndak ada Bajaj, mobil golf pun jadi!

    Keempat, untung (khas orang Jawa) ada Maas yang baik dan tidak sombong… aku senang beban mbak jadi berkurang 😀

    Kelima, syukurlah akhirnya sampai di rumah dengan selamat!

    Iya aku rasa nama si mas cakeptapitulisanjelek itu mas Untung deh
    hehehhe
    EM

  8. Wah aku lihat mukanya Andy setelah laaaamaaaaaa ! Kelihatannya tidak berubah tapi gimana ? Dia genki ? Aitai naaaa ^0^
    Perjalanan memang taihen datta ne. Tapi masih yokatta ya bisa dibantu sama MAAS ! ^^
    Kalau domestik, JAL juga ada lho servis seperti itu, aku selalu pakai itu, jadi walaupun perjalanan dari sini ke Aomori jauh, tidak pernah ada masalah, malah bisa rasa enak deh.
    Tapi, keramahan seperti Bapak2 Indonesia terhadap anak kecil yang natural tidak ada di Jepang ya.. Aku nggak suka itu. Kayaknya orang Jepang hampir semua sudah lupa bagaimana gendong bayi, dan betapa lucunya dan manis kita bisa rasa dengan bayi. Itu perbedaan besar antara Jepang dan Indonesia ya ? Juga Indonesia biasanya keluarga besar jadi banyak yang bantu, tapi kalau di Jepang di dalam keluarga pun tidak ada orang yang bisa bantu Ibu. Taihen neeee…

    Andy genki dayo. Hmmm JAL luar negeri juga ada, tapi ngga bisa kalau beli tiket kakuyasu, musti yang bener harganya baru bisa.
    EM

  9. Servis MAAS memang layak diberikan SQ, lha wong tiketnya muahaall. Wah, ngebayangin Kai nangis terus selama dalam penerbangan, pasti cape sekali ya Mbak nggendongnya. Apalagi Kainya ndut gitu …
    Eh, mestinya Mbak Imel bagi-bagi sumbat telinga untuk para penumpang, supaya tidak terganggu tangisnya Kai … hihihi (*bercanda mode on*)

    jangan salah mbak. Aku pake SQ karena harganya setengahnya JAL yang biasa aku pake loh. Mereka sedang ada campaign. Apalagi bisa naik pesawat baru. Kalau dulu saya kewalahan untuk ganti pesawat, dengan ada program ini kayaknya untuk selanjutnya saya mau berpaling ke lain hati nih. hehehe.
    Kalau kai sudah bisa jalan mungkin tidak akan serepot ini. Sabar menunggu dia jalan, then….maybe… wkatu transit di SQ saya akan menginap dan jalan-jalan dulu di Singapore baru ke Jakarta.
    Atau mampir surabaya dulu baru jakarta. karena untuk mampir ke 1/2 kota di antara tujuan akhir kita hanya perlu bayar 5000 yen saja. So next time will be Singapore or Sby. (Manado juga bisa sih, tapi ngga ada kenalan di sana)

    Kai sekarang mustinya 12 kg, tapi karena dia sakit lama hampir 10 harian skr dia langsing loh mbak. tapi pasti diatas 11 kg. Tangan saya sudah mulai sakit lagi deh.
    EM

  10. kenapa ngga telpon saya …
    pasti saya bantu .. sampe ke jepang juga mau hihihihi…
    kalo dah gitu kan judulnya agak kerenan dikit “untung ada mas-cahyo”.HUeks!! hehehe..

    AAAAAAAAAAhhhhh iya ya….
    sayang sekali terlupakan
    nanti kalo mudik lagi ya mascayo hehehehe.
    EM

  11. wuah….

    ga ngebayang ribetnya bawa2 anak…

    mo puas2in dulu ah jalan2 sebelom punya anak 🙂

    bis itu belajar ma mba EM yaks??? boleh???

    btw, bebas fiskal bukannya setaon 4kali ya mba??? 🙂
    saya sering memanfaatkan fasilitas negara yang satu ini soalnya. hehehehe….

    Nahhhhh gitu, puas-puasin dulu.
    udah gitu kalo udah kawin jangan langsung punya anak
    enjoy honey moon minimal 2 tahun. Tapi jangan lebih dr 3 tahun yaaaa.
    Karena biasanya setelah 3 tahun baru mau punya anak, susah dapetnya
    karena faktor psikis (tekanan dr keluarga dsb) gitchuuuu.
    Eh 4 kali setahun ya? Asyiiiiik kalo gitu ntar natal kalo aku pulang bisa bebas fiskal lagi…..
    asyiiiik
    (cuman kayaknya natal pending dulu ah…. ) Natal kamu balik shierly? PUlang ke mana sih ? kalo jakarta sebetulnya bisa ketemu ya heheheh

    EM

  12. seru banget perjalanannya…
    trus oleh-oleh hasil belanja di Indonesia pasti bajibun ya mbak…

    kali ini boleh dibilang aku ngga bawa oleh-oleh tuh ernut
    EM

  13. Wah, perjalanan yang melelahkan.
    Untung ada si mas, eh MAAS.
    Btw, orang Indonesia memang senang bergaul dengan bayi. Terus mengapa orang Jepang nggak suka ya?
    Apa nggak macho kali ye kalau pria dewasa bercanda dengan bayi secara orang Jepang kan serius terus…

    wah macho ngga nya aku gga tau deh. Emang Pria jepang ada yang macho?
    (Pria Indonesia juga ngga ada yang macho ah hihihi)
    EM

  14. wah, mba. untung ada mas, senangnya membacanya jadi tidak terlalu repot di perjalanan. semoga nanti pelayanan airline semuanya ada mas mas nya, juga untuk tiket ekonomi sekalipun, amien. salam mba …

    Tumben kamu panggil aku mba, biasanya okaasan. Gimana sih eheheh
    EM

  15. Whaa… ternyata MAS-nya tuh bener-bener mas-mas ;)… sangat membantu sekali yah. Kebayang deh ribetnya.
    Eniwei, sampe sekarang saya belum kesampean pengin naik ‘mobil golf’ itu.. jadi musti bawa baby dulu atau sama ‘mas-mas’ itu yah biar bisa naik disitu… hihihi…

    Atau sedang hamil atau sakit keras Tanti hehehe
    EM

  16. Untung ada MAAS…walau bukan mas Jawa, tapi teteep mas. Kebayang deh repotnya, makanya saya tenang saat Imel udah Sampai Tokyo. Imel benar-benar supermom….

    Fasilitas yang patur ditiru, kalaupun ada tambahan biaya tak masalah, karena benar-benar menolong….

    Tapi Riku benar-benar menolong ya, tidak rewel, saya jadi ingat sulungku, dulu kalau bepergian, dan saat dia masih kecil, dia udah bisa dititipi untuk menjaga adiknya. Atau khas anak sulung ya…

    Mungkin lebih tepat khas anak sulung bu.
    EM

  17. “…tidak ada laki-laki Jepang yang akan sudi bermain dengan bayi. Dan sedikit perempuan muda Jepang yang bersedia menggendong bayi dengan rela.”

    Aku belum bisa membayangkan nih. Sebegitunya kah?

    Ya sebegitunya deh
    Jangan dibayangkan.
    OK aku kasih satu cerita. Papaku pergi ke Jepang, di Bandara sedang menunggu jemputan. Lalu tiba-tiba ada anak perempuan lari menghampiri, dan berkata,”Papaaaaa paapaaaa…. “sambil minta peluk papaku. Duh, rupanya dia ingin peluk papanya, tapi papanya tidak ada. Mungkin dia sudah lama tidak lihat muka papanya, sehingga kebetulan dia liat papaku, dia menghampiri. Papaku memang refleks memeluk dia. Dan ibunya minta maaf sampai bungkuk-bungkuk….

    Apa tidak menangis mendengar cerita begini? Itu pengalaman papaku loh danny. (eh bener kan pa…si papa skr katanya suka baca blog ku heheheh)
    Jadi memang laki-laki di Jepang sulit mengungkapkan rasa sayangnya kepada anak-anak karena memang sudah turun temurun begitu. Coba baca tulisan aku http://imelda.coutrier.com/2008/06/16/gempa-petir-kebakaran-dan-ayah/ Ayah itu dianggap menakutkan bak gempa, petir dan kebakaran.

    EM

  18. Ya ampun, ya ampun, Riku! Itu Kai diapaiiiinnnnnnnn……?!!!!

    lihatnya diapain Danny? Tapi kayaknya ada tuh yang mau gituin kamu hihihi.
    EM

  19. Serunya bawa anak2, wah saya harus menunjukkan entry ini ke mama saya, pasti akan dibilang, tuh kan, bisa kok bawa anak2 bepergian jauh! Soalnya si Oma ini doyan memboyong cucu2nya kemana dia mau (^^,)

    bisa dong, apalagi kalo banyak yang bantu…wong saya sendiri aja bisa (meskipun amat sangat menguras tenaga)
    EM

  20. Meet and Assist Service
    benar-benar mencerminkan imej yang hebat
    saya bangga akan ide pelayanan ini
    tapi ya harus bener-bener dilayani… kalo cuma ditemeni jalan ya PLAK!!! saja…
    dulu saya cuma ‘dipandu'(ga dijelasin apa2! bingung tuh!) dan ‘dikawal'(tapi dia malah jalan cepet banget!)

    ~LiOnA~

    hihihi rupanya pernah coba pake pelayanan ini ya? Mungkin saat itu kamu ketemu yang jutek aja hihihi
    EM

  21. 久しぶりです おねちゃん。

    Hi hi hi,,Gaya nih pke nihongo??
    Pa kabar bu..? eh sok akrab bgt deh,,

    Waduh Yg lg liburan,enakNyaaaaaaa….Pas lg dingin di Jepang pula..Brrrrr..eh sm aja yah di Jkt jg lg ujan,,Tp ga sedingin sni ya bu,,

    Ufff taihen ya bw anak 2 ga da baby sitter,,hehe..Ga bs bayangin nih kl aku pny anak.(makanya blm mau dl nih..hehe),,Palagi aku ちびこ! KykNya perlu tuh yah MAAS itu,,,emg hrg SQ stgh Nya JAL mba..?kl aku liat di websiteNya kyk sama deh hrgNya,,Mgk tergantung bulan x yah,,

    Btw soal Bebas Fiskal temen ku setiap tahun pulang ke JKT udah tinggal di jepang 5 tahun selalu Bebas Fiskal mba,,

    Apalagi skrg soal yg pny NPWP,,pati mba jg dah tau yah..Jd kl yg tinggal di luar cm tunjukin ID card Jepang ga usah ngisi Formulir Bebas Fiskal lg,,Itu info dr Temen yg lain,,hehe,,Tp mgk setiap penjaga loket Fiskal lain2 kali yah,,

    Aduh pas baca KOPDAR mba ama temen2 mba ,,kykNya uenakkkk makan2 mulu,,,hik..hik..mauuuuuuu..!!KykNya balik ke jepang timbangan naik ya bu,,hihihi

    Ditunggu cerita2 di jkt selanjutNya yahhh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *