Aku tidak mau pergi!

27 Agu

Hari ini Riku pertama kali ke TK setelah liburan panjang di Jakarta. Seharusnya sejak hari Kamis minggu lalu. Tapi aku lupa! Aku pikir baru mulai hari Senin tgl 25. Setelah hari seninnya, baru aku liat kertas pengumumannya ternyata sudah sejak hari Kamis lalu…. Ada acara memecahh buah semangka, finger painting, berenang dan menonton film. Hanya 2 jam dari jam 9:30 sampai 11:30. Memang sih tidak wajib hadir. Tapi aku sudah mendaftar akan hadir jauh-jauh hari.

Hari ini temanya: Body painting. Jadi kemarin sudah ada telepon beranting yang mengingatkan untuk membawa CD dan handuk. Pagi jam 8 Riku sudah siap. Semangat sekali dia mau pergi karena dia tahu hari ini juga Tante Marikonya akan datang (duh udah kayak pacaran aja deh…. kemarin sudah bermain seharian —sampai aku marahin karena bongkar akuariumnya— jam 8 malam masih telepon juga ke Tantenya… dan…. main jankenpong (suit) di telepon !!! duh duh duh). Jam 9:10 Mariko san datang, dan Mereka langsung berangkat ke TK. Hari ini aku tidak usah mengantar Riku, digantikan Mariko san. Hmmm ada rasa kehilangan juga, tapi sekaligus kesempatan untuk membereskan rumah, terutama pakaian yang belum kering karena hari ini cerah sekali. Aku sampai nyuci 3 kali!.

Begitu Mariko san kembali ke rumah, aku siapkan makanan untuk Kai, dan aku naik sepeda ke arah stasiun untuk mengurus Bank dan belanja. Ternyata setelah dari Jakarta, baru hari ini aku keluar rumah sampai sini. Hmmm tidak ada perubahan yang berarti tapi…. ada satu toko sayuran yang murah, menempelkan kertas di depan tokonya, “Libur untuk waktu yang tidak ditentukan”. Ada apakah gerangan? Saya selalu curiga dengan perkataan itu, karena seakan-akan toko itu akan tutup.

Setelah dari Bank, aku sempat mampir di tempat penitipan anak “Baby Station”, untuk menanyakan tentang peluang untuk menitipkan Kai di situ. Ternyata di situ juga penuh. HMmm jelas lah, bulan september begini biasanya pasti sudah penuh. Jalan satu-satunya…. minta kesediaan Tante Mariko jadi baby sitter hehehe mumpung Kai mau sama Mariko san … Kai bilang ” mbakkkk… mau”.  (ngga juga deh… soalnya tante Mariko sudah sibuk dengan pacara barunya…aku bisa titip Kai sebagai visitor di HImawari, tempat Riku dulu). Setelah belanja sayur dan buah-buahan aku cepat-cepat pulang karena sudah jam 11… Riku harus dijemput jam 11:30.

Sebetulnya aku ada janji dengan dokternya Kai untuk check up dan vaksin MR jam 2:30. Tapi karena Kai persis tidur dan sebelumnya ada kecelakaan kecil (lantai basah kuyup akibat kai main air yang dibawa Riku) jadi aku tidak siap pergi. Kepala juga rasa mau meledak karena aku masih harus siapkan perlengkapan yang harus dibawa Riku untuk pergi menginap besok. Semua perlengkapan harus diberi nama dan dimasukkan dalam kantong plastik terpisah-pisah. Pokoknya banyak banget aturannya. Sibuk deh. Aku batalkan dokter hari ini dan ganti jadwal ke minggu depan.

Nah… yang menjadi masalah adalah… tiba-tiba Riku menangis…

“Mama besok Riku tidur sendiri? ngga sama mama?”

“Iya sama teman-teman loh, dan sama Maiko sensei. Riku kan sayang pada Maiko sensei…. besok bisa sama-sama main dan sama-sama tidur loh”.

“Riku mau sama mama terus. Sama papa sama Kai. Aku ngga mau pergi”.

“Hmm Riku besok itu menyenangkan loh. pasti Riku lupa sama mama dan papa saking senangnya bermain dnegan teman-teman. Ada campfire nya juga loh. ”

Dia menunduk dan di pipinya bergulir air mata…..

Aku peluk dia erat-erat dan aku bilang,

“Biarpun mama tidak ada di depan Riku, mama selalu ada di dalam hati Riku. selalu. ”

dia masih diam

“Gini Riku bawa deh saputangan mama pakai minyak wangi mama… mau?”

“Aku mau bawa notesnya mama aja sama bolpennya”

“OK….! (sambil pikir anakku ini kok praktis banget —mirip ibunya — taelah.)

Alhasil, sampai dengan detik dia bobo malam ini, terus mengatakan aku tidak mau pergi,

tidak mau berpisah sama mama dan papa….

Semoga besok pagi, dia tetap mau pergi begitu bertemu taman-temannya di depan bis yang akan mengantar mereka ke gunung Tsukuba. Anakku yang berumur  5tahun pertama kali perpisah dengan orang tua dan menginap dengan orang lain yang bukan saudara. Tujuan dari sekolahnya memang bagus, anak-anak dilatih untuk bisa menjadi “mandiri”, karena bulan April nanti, mereka akan menjadi siswa kelas 1 SD.

Susah deh jika si Riku sudah dalam kondisi “nangis” begini. Karena sebetulnya beberapa hari yang lalu, Riku juga sambil menangis bertanya,

“Ma, kenapa sih mama selalu pikirkan Kai saja?”

“Kai kan belum bisa apa-apa Riku. Berdiri saja belum bisa. Jadi mama harus bantu kai. Riku sudah bisa semua sendiri kan? Jadi sekarang Riku memang harus sabar karena Mama terlalu banyak pikir Kai. Tapi kalau Kai sudah bisa apa-apa sendiri, pasti mama juga pikir Riku dan Kai yang sama besarnya. Sabar ya….”

“Abis waktu itu aku harus tidur di tempat A-chan sendirian. Papa ngga ada, Mama ngga ada…. lama lagi. ”

“Loh Riku, Riku sayang A-chan ngga? Waktu itu mama kan masuk Rumah sakit. Mama ngga bisa berbuat apa-apa. Mama di atas tempat tidur terus loh. Ngga bisa kemana-mana. Kalau Riku ikut mama, Riku pasti tidak dapat makan loh. Papa juga kerja. Jadi Riku tidak bisa tunggu di rumah sendiri kan? Nanti kalau ada pencuri masuk, dan bawa pergi Riku, Mama nangis loh. Jadi lebih baik Riku tinggal sama A-chan. ”

“Huh …coba Kai tidak ada, aku bisa terus sama papa dan mama…”

Keluar deh penyataaan itu. 4 tahun semua perhatian cuma ke Riku saja. Sekarang harus berbagi (untuk bukan berbagi suami…gubrak)

Susah juga ya mempunyai anak lebih dari satu. Tapi aku kemudian menjelaskan begini,

“Riku kalau Kai tidak ada susah loh. Riku terus jadi besar, ikut mama dan papa terus….. Tapi nanti papa mama kan juga jadi kakek-nenek (kayaknya sudah mulai deh hihihi) lalu meninggal. Kalau tidak ada Kai wkatu itu, Riku sendirian loh kesepian. Makanya Riku harus baik-baik sama Kai, dan berteman. Jadi kalau ada apa-apa dengan papa dan mama, Riku selalu ada temannya, Kai.”

“Riku mau terus sama mama… terus …”

Waduh gawat dong, padahal aku sudah berusaha dengan segala macam penjelasan, sampai bisa dimengerti.

Backpacker ala Jepang

27 Agu

Apa sih definisi Backpacker? Backpack itu kan ransel ya? Jadi mereka yang menyandang ransel di punggung lalu melakukan perjalanan (dengan biaya murah) itu yang disebut Backpacker. Buat Mang Kumlot…benar tidak pengertian saya ini? Nah, kali ini saya mau bercerita tentang backpacker ala Jepang, atau sebenernya cerita tentang seseorang Jepang yang backpacker. Bedanya, dia tidak menyandang ransel di punggungnya, tapi membawa sebuah koper kecil berwarna coklat ( mungkin sebesar kopernya tukang obat ya) dan melakukan perjalanan ke seluruh Jepang. Istilah bahasa Jepangnya sih Futen, tapi kalau futen lebih cocok diterjemahkan dengan menggelandang. Padahal di Indonesia konotasi gelandang(an) itu adalah pengemis. Nah si Torajiro-san ini bukan pengemis. Dia juga tidak miskin, tidak kaya, tapi senangnya melakukan perjalanan ke mana-mana. Dan dalam perjalanannya pasti dia bertemu dengan seorang wanita, yang menjadi “Madonnanya”. Hmmm kalau dilihat dari “ketemu perempuan”nya kok jadi cocok kalau disebut Don Juan ya??? Tapi…dia tidak pernah berhasil mendapatkan si Madonna itu, dan dia selalu kembali ke rumahnya yang terletak di Shibamata, Katsushika-ku Tokyo. Di rumahnya dia selalu disambut oleh adik perempuannya, Suwa Sakura (Baisho Chieko).

Torajiro ini adalah tokoh film “Otoko wa tsuraiyo…” yang saya artikan sebebas-bebasnya dengan “Jadi lelaki itu susah!”, “It’s tough being a man”. Film ini pertama kali diputar di layar perak tanggal 27 Agustus 1969, terus diputar menjadi film seri dengan lokasi dan madonna yang berbeda sampai tahun 1995. Saya juga merasa hebat dengan perfilman Jepang yang bisa membuat seri dari film sampai sekian lama (hampir 40 tahun) dan dengan tokoh yang sama, yaitu si Torajiro atau nama aslinya Kiyoshi Atsumi. Dalam kurun waktu itu 48 film telah dibuat dan dinyatakan sebagai film berseri yang terpanjang di dunia, dan tercatat dalam buku the Guinness Book of World Records, tetapi akhir-akhir ini digantikan kedudukannya oleh Huang Fei-Hong series.

Apa sih yang menarik dari film ini? Satu kata saja sebetulnya, yaitu lucu!. Si Tora san (Atsumi san) ini memang komedian. Tidak banyak lagak, tapi di kecanggungannya itu menggelikan. Senyumnya juga menarik, meskipun wajahnya tidak bisa dibilang tampan. (Frankly speaking, tidak menarik, dan aku pernah bertemu seseorang wanita dengan muka yang mirip si Atsumi san ini…. aku langsung merasa kasihan…. maaf….). Saya sendiri masih ingat waktu menonton salah satu seri Torajiro ini di Kedutaan Besar Jepang di MH Thamrin…. pengalaman tuh nonton film di dalam kedutaan (pakai pemeriksaan segala) mungkin sekitar tahun 1988-89 an. Dan salah satu scene yang masih saya ingat adalah, waktu si Tora san ini harus berjalan dalam terik matahari di musim panas jepang. Dia ingin berteduh, tapi bukannya cari pohon atau apa gitu, dia berteduhnya di bawah bayangan tiang listrik!!! stupid banget deh (Bayangin gimana caranya berteduh di bayangan tiang listrik? Ya kaki kanan dan kirinya saja ditaruh di bayangan $#&#$&$’). Dalam film ini tokoh Sakura san juga membuat cerita seimbang. Sakura san selalu menyambut kedatangan kakaknya dengan gembira, meskipun kakaknya selalu pulang tanpa membawa uang dan dalam keadaan patah hati. Wajah Baisho Chieko memang lembut menurut saya. Dan saya tambah fans pada Baisho karena dia juga menjadi penyulih suara tokoh Sophie dalam film “Howl the moving Castle”. Tokoh Sophie mempunyai dua jenis suara berbeda, yaitu Sophie waktu gadis dan Sophie yang nenek. Mungkin memakai teknik-teknik tertentu tapi suaranya memang memukau.

Atsumi san meninggal pada tahun 1996, dan sejak itu pembuatan film Otoko wa tsurai yo selesai. Memang saya setuju bahwa Menjadi laki-laki itu sulit, banyak tuntutannya…yang terutama datang dari tatanan masyarakatnya. Apa salahnya laki-laki menjadi “bapak rumah tangga ” misalnya. Sudah mulai ada bapak rt di Jepang juga. Kemudian dengan kesempatan mendapatkan cuti bergaji demi membesarkan bayi selama 3 bulan bagi suami (Baca juga sertifikat untuk menjadi papa yang baik). Otoko wa tsurai yo, demo Onna mo tsurai yo. Wanita pun susah loh!!!. Hendaknya kita jangan menyalahkan gender, karena bagaimanapun juga kita kan tidak bisa merubah jenis kelamin kita (kecuali yang memang operasi dll).

Sweet Cherry Pie

27 Agu

Cherry Pie? manis lagi…. ngga deh. Saya untuk membayangkannya saja tidak mau. Mungkin saya akan lebih suka Apple Pie deh…

Lalu …kenapa posting tentang itu?  Sweet Cherry Pie ini adalah sebuah lagu yang dinyanyikan White Snake,  kelompok Band Hard Rock/Metal (dari Warrant juga sih). Padahal saya tidak suka musik metal…. Tapi lagu ini amat sangat membantu saya untuk membuat mata saya melek selama menyetir.

Mungkin saya jarang bercerita di sini bahwa saya mempunyai seorang adik laki-laki. Dia yang paling bontot dari 4 bersaudara. Jarak antara saya dan dia 9 tahun, karena memang dia bisa disebut sebagai naar kommertje (hmmm ngga tau tulisnya bener ngga tapi seorang anak yang lahir terlambat sehingga jarak dengan kakak langsungnya cukup jauh). Karena beda antara saya dan dia itu 9 tahun, saya banyak membantu ibu saya dalam mengurus dia. Mulai dari ganti popok, sampai kasih susu dan menidurkannya, sehingga banyak yang mengatakan saya seperti “ibu”nya.  Dengan jarak 9 tahun ini juga, waktu dia SMP, saya hampir selalu mengantarkan dia ke sekolahnya yang terletak di Haji Nawi itu. Sekitar jam 6:20 kalau dia tidak pergi sendiri, dia pasti membangunkan saya dan saya yang masih terkantuk-kantuk langsung mengantar dia. Supaya jangan terjadi “apa-apa” di jalan, dia memutarkan lagu-lagu yang waktu itu sedang nge-trend juga…. Dan diantaranya ada Duran-duran (tapi emang kurang keras sih), dan White Snake ini. Jadilah kita berdua teriak-teriak dalam mobil. Hmmm sweet memories.

But, ada satu yang membuat saya sebel bener setelah dia mengatakan begini ke saya, “temen aku ada loh yang bilang gini…. Andy nyokap kamu baik banget ya selalu anter kamu ke sekolah. Keliatannya dia cool juga ya, masih mau ngikutin trend anak muda. ” WHAT????? Aku ini NYOKAP kamu? siapa tuh yang bilang? masak umur 9 tahun aku sudah beranak? Emang gue tampang tua ya????

And u know what, hari itu, tanpa ada alunan Sweet Cherry Pie pun saya tetap “melek” nyetir pulang ke rumah, padahal harus lewat jalan gang-gang dengan mobil besar ku. Gara-gara mangkel disebut sudah NYOKAP-NYOKAP. Huh!!!

Menurut milis 80-an sekitar Oktober, si grup White Snakw ini akan datang ke Jakarta. Makanya teringat akan lagu ini. Grup dr Inggris yang memulai debutnya di tahun 1977 (pas lahirnya Andy tuh) akan bawakan lagu2 keras? mustinya membernya kan udah tua-tua juga ya? Hmmm kebayang ngga ya Opa-opa yang gaek menyanyikan ….

She’s my cherry pie
Cool drink of water
Such a sweet suprise
Taste so good
Make a grown man cry
Sweet cherry pie
Well, Swingin’ on the front porch
Swingin’ on the lawn
Swingin’ where we want
Cause there ain’t nobody home
Swingin’ to the left
And swingin’ to the right
If I think about baseball
I’ll swing all night, yeah
(yeah, yeah)

Swingin’ in the living room
Swingin’ in the kitchen
Most folks don’t
Cause they’re too busy bitchin’
Swingin’ in there
Cause she wanted me to feed her
So I mixed up the batter
And she licked the beater
I scream, you scream
We all scream for her
Don’t even try
Cause you can’t ignore her

dengan suara gitar elektrik yang melengking dan gedubag-gedebug drum …..hmmm