Ternyata Riku bisa date dnegan papanya sampai hari ini deh. Bagus juga supaya dia kelak ada kenang-kenangan pergi bersama papanya yang bisa dia ceritakan. Dan untuk papanya hari ini merupakan perpanjangan dari Family (baca RIKU’s) Service. Family Service adalah ungkapan di Jepang waktu ayah melewatkan waktu bersama keluarga setelah di hari-hari biasa sibuk dengan pekerjaan. Sayangnya sekarang pekerjaanpun cenderung menyita hari Sabtu dan Minggu, sehingga Family Service ini menjadi semakin sedikit.
Mereka pergi bersama A-chan, ibu mertua saya. Saya juga senang mereka bisa pergi bertiga, karena sesungguhnya ibu itu kan jarang bepergian dengan anak lelakinya setelah dewasa. (Ayo…anak laki-laki pernahkah Anda meluangkan waktu sedikit untuk menyenangkan ibu Anda? Saya hanya bisa berdoa semoga Riku dan Kai kelak masih mau meluangkan sedikit waktunya untuk saya hehehe. Hey…bukannya aku jadi sedih punya anak laki yang akan pergi dari pelukanku jika besar nanti. Aku juga harus siap untuk menjalani kesepianku sendiri kan?)
Dan oleh A-chan, panggilan sayang kami untuk ibu mertua, saya dikirimi foto-foto yang diambil dengan HP nya. Waktu posting ini ditulis mereka masih jalan tuh…(Ingat mama ngga ya yang nungguin oleh-oleh ehhehehe)
Yes Pertama …
hahaha… kurang x nya. biasanya blogger tulisnya Pertamax hihihi
Emiko writes :
“Hey…bukannya aku jadi sedih punya anak laki yang akan pergi dari pelukanku jika besar nanti. Aku juga harus siap untuk menjalani kesepianku sendiri kan?)”
Ah Emiko … percayalah Riku dan Kai pasti akan meluangkan banyak waktu untuk ibundanya …
Percaya deh … !!!
semoga mas…. semoga. sebenarnya kemarin sebelum pergi riku sempat menangis krn aku tidak ikut….
Hmmm…
Aku pingin punya anak perempuan aja ah..
Ntar aku jodohin sama Riku, Kai, atau Yoga aja… hehehehe
punya anaknya kapan la? kayaknya mending sama Kai aja drpd sama Yoga heheheh
Anak perempuan dan laki2 sama saja. Apalagi kalau sang anak di luar negeri. Pasti orangtua tidak bisa menemuinya setiap waktu.
Wah, pantainya asyik juga ya…
Tapi kok sepi ya?
Nggak ada turis lain, nggak ada perahu, nggak ada pohon kelapa, nggak ada mbok2 nawarin pijat.
Pantai di Jepang yah lumayan bersihnya. Tapi…tidak ada pohon kelapa. Karena itu aku selalu rindu pemandangan pantai dnegan pohon kelapa (cukup fotonya–karenan sebenarnya aku kurang suka pantai—panas hehehe). Ini pantai di Teluk Tokyo, ngga tahu di mananya, yang pasti bukan turis spot. Nanti aku tanyain ya kalau sudah pulang.
Lho, kok air lautnya indah banget?!
Riku dan Kai pasti menyempatkan waktu mereka kok untuk bersamaan dengan ibunya meskipun mereka sudah dewasa seperti kebanyakan orang Indonesia.
Mereka kan bisa mengambil kelebihan dari kedua negaranya.
Untuk soal keluarga, mereka mengikuti adat Indonesia aja ya.
semoga melati-san….semoga