Bukannya mau saingan dengan Lala dalam postingan after 23 years, tapi memang kemarin aku bertemu dengan seorang teman, yang pertama kali kita berjumpa itu memang 22 tahun yang lalu, dan setelah itu berpisah. 1986, pertama dan terakhir… Kami akrabnya hanya 100 jam saja (eh bener ngga ya. Dulu penataran P4 hanya 100 jam saja kan ya?) +Ospek di Rawamangun.
Pertama kali masuk UI 1986, saya bertemu dengan Dadi Lebon (berhubung suka Duren-duren tuh hehehe). Berhubung dia dari CC (Canisius College) dan saya serta Chandra dari Tarki, akrablah kita. Bersama Yota kita membuat geng 4 sekawan sehingga kemana-mana selama kita bersama. Sebetulnya kami menganggap Dadi ini lebih sebagai Bodyguard karena emang bodynya yang guede banget (padahal waktu liat di foto…ngga gede ah). Masih ingat saya, kita bertiga adalah Charlie’s Angelnya dan Dadi adalah Bosney hihihi.
Apa yang menyebabkan kita jadi dekat? tidak tahu…tapi mungkin karena BETE musti dengerin penataran yang ngga ketahuan ujungnya. Sebagai intermezzo, kita cekakak-cekikik dengan buat *geng*, lalu godain orang. Saya masih ingat ada satu cowo yang sering kita godain, atau ‘liatin’ karena si cowo ini putih, manis dan….. bibirnya meraaaaaaaaaah sekali seperti pake lipstik tapi tidak pake tentu saja. Bertiga dengan Chandra dan Yota cekikikan sambil bilang….duuuuh tuh bibir serasa siap untuk dic*um. Dia anak kedokteran, tidak tahu namanya dan bukan anggota kelompok kita. Sayang deh hehehe.
Dan yang surprise kemarin malam adalah Dadi membawa foto-foto jaman baheula itu!!! Dan ternyata sodara-sodara. Peserta penataran berjaket kuning sekitar 20 orang itu PERNAH berkumpul dan datang ke rumah sayah. dan itu saya LUPA….. dalam acara apa kita berkumpul pun saya tidak tahu alias pikun deh. Foto-foto itu juga jadi bukti bahwa, Dadi saat itu lebih gede dari sekarang, dan Imelda saat itu jauuuh lebih kurus dari sekarang (kayaknya kita tukeran lemak deh hehhehe) Hayooo bisa tebak saya yang mana ngga?
Udah gitu foto-foto itu juga membawa kenangan akan rumah saya yang sudah banyak berubah. Dulu rumah saya tuh gini toh… jadi membawa kenangan deh.
Sempet juga foto di taman depan rumah….huh seperti foto di Cibodas saja…sekarang ngga ada tuh yang kelihatan seluas itu. Dulu taman itu sering jadi lapangan main bola…sekarang sudah tidak bisa karena banyak pohon dan dipagar hiks. Ingat dulu banyak anak-anak laki-laki main bola hujan-hujanan dan mereka mandi di keran depan rumah dengan memanjat pagar!
Di antara 20 orang itu yang saya ingat juga hanya charlie’s angel +bosney, + Abduh (karena sejarah masuk ke FSUI jadi satu fak dengan saya. Waktu Dadi menyebutkan nama-nama yang dia ingat seperti Estherlita, Iwan (yang paling kece tuh…katanya dia naksir Chandra), Yayan, …….. dsb yang sekarang saja saya lupa hehhehe (ngga diperhatikan sih). Hebat juga ingatan kamu Dadi…. Padahal kita bertemu di Ospek itu dari bermacam fakultas, dan sesudah itu tidak ada kesempatan bertemu lagi. Misalnya saya FSUI tahun 1987 pindah ke Depok, sedangkan FEUI masih tetap di Salemba bahkan sampai Dadi lulus th 1992. (gimana mau ketemu yah)
Tapi memang saya pernah kirim kartu pos dari Tokyo, dan dibalas…lalu 2-3 kali tahun kami saling bertukar kartu natal. Sesudah tahun 1995 putus informasi, dan ketemu lagi akibat teman SMP yang juga FEUI dan ternyata juga teman dekatnya Dadi di fakultas. Jadi deh saya bertemu Dadi hari ini. I’ts a small world afterall.
Penataran dan Ospek UI 1986, satu episode lagi dalam hidup saya yang timbul kembali dari perjalanan saya kali ini. Lucu juga summer 2008 ini karena bisa menjadi semacam tapak tilas bagi saya (kayak orang uzur menjelang **** aja ya tulis autobiografi dan tapak tilas…. but you`d never know….). Kita juga tidak tahu apakah tulisan saya ini akan ada di dunia maya terus atau tidak. Yang pasti kalau saya tidak bayar domain per-tahun maka akan hilang, tidak seperti teman-teman yang pakai wordpress langsung. Someday, somewhere, somebody will read this…. I hope.
Well Dadi, good luck with your job…dengan posisi yang bagus tentunya…Kalau aku balik lagi maybe kamu udah president director ya hehehe. Salam untuk Yanti-san. And thanks for the dinner at KOI yang artinya ikan koi (koi ada dua arti, ikan koi atau cinta, tergantung kanjinya). Nice place (dan tamunya orang bule semua…sayang ngga ada yang cakep…hehhehe…… ) [pasti aku dimarahin deh jalan sama cowo masih lirik sana-sini hihihi]{alasannya…kan musti scanning setiap tempat yang kita datangi…meticulous observant}
Mbak bisa memanfaatkan kesempatan pulang kampung kali ini ya.
Bertemu dengan teman-teman lama kan bagus sekali. Apalagi ada teman yang mau mbak temui dan yang sebaliknya.
Semakin kuat merasa saya ingin hidup sebagai orang Indonesia setiap kali menyaksikan betapa dalamnya rasa kasih sayang orang Indonesia terhadap seseorang yang decintainya ( bukan hanya sekadar antara pacar, melainkan antara teman-teman dan keluarga juga).
Kalau saya bersama dengan teman-teman dari Indonesia, kehangatan hati mereka sangat terasa.
Makanya saya berharap hati saya juga sehangat dengan mereka dan mereka bisa merasakannya pula.
Iya Melati, saya juga bahagia menjadi orang Indonesia karena mereka memperhatikan kita dari hati bukan basa-basi saja seperti orang Jepang kan. Karena pada dasarnya Orang Indonesia tidak bisa hidup sendiri, dan orang Jepang hanya memikirkan diri sendiri. sudah dari sononya. Pagi ini saya juga sempat menelepon teman baik di SD….mudah-mudahan masih ada waktu bertemu dia.Melati san jadi orang Indonesia saja deh heheheh
Hah …
Again … Foto Jadul …
Yang jelas dengan mudah aku menunjuk mana yang amanya Emiko …
Hehehe …
pasti yang itu …
(yang manaaa hayoo )
tidak sejadul fotonya mas yang main gitar di apalah namanya (OSPEK) nya IPB deh heheheh. Yang mana yang saya? ada yang mirip dengan saya loh….
Pak Dadi itu..satu2nya pria berbaju biru (di foto yang ada bolanya..)Kalo mbak imelda kayaknya yang pake biru juga,d eh…
Mbak..kalo bener hadiahnya apa ?
Usul…
Jalan-jalan ke Tokyo, ya..?!
*ngarep mode on
Hadiahnya…jalan-jalan DI Tokyo…. Jadi kalo udah sampai Tokyo, aku antar2 ya hehhehe
Wah… Bener-bener memanfaatkan waktu yang terbatas ini dengan reunian terus… What a summer, Sistah!
iya dong…harus selama masih bisa hehehe
Ime-chan yang mana yah?
Wah wajahnya mirip semua…
Nyerah deh…(aku gampang nyerah ya?)
He he….
Btw, waktu penataran 100 jam itu aku lagi kena gejala tipus. Oleh dokter dinasehati untuk penataran tahun depan aja. Tapi aku bandel, karena nanggung udah setengah jalan. Akhirnya aku mengikuti penataran sambil tidur. Waktu tugas kelompok teman2 yang lain pada marah karena aku tidak bisa kontribusi.
He he….Namanya juga orang sakit…
hehehe….ime chan tuh yang itu tuh….. Iya sih kalo masih bisa maksa lebih baik dilanjutin, kalo ngga musti ikut lagi tahun berikutnya kan sama-sama yunior berarti. ogah deh.
Btw, Melati san itu siapa sih kok mau jadi orang Indonesia aja?
heheheh sudah dijelaskan sendiri tuh. Kalau saya jelaskan nanti salah…..
Komen Susulan …
Ada tiga hal …
1. Sangkar burung …
itu dirumah kamu kok banyak sangkar burungnya ya … Papi hobby pelihara burung ya EM …
2. Meticulously Observant ???
Kayaknya pernah denger deh aku … istilah ini …
(jalan sama cowok … tapi masih lirak-lirik … ini udah bawaan ya EM hihihihi …)
3. Bicara soal penataran P4 … aku hanya dapet 25 Jam … itu pun sudah ngos-ngosan … gak kebayang kalo 100 jam …
udah gitu aja …
1. iya tuh papa hobby perkutut, dulu pernah sampai 11 sangkar. Tapi sejak ada kasus flu burung jadi berkurang dan dilepas kali ya…. Dulu rumahku seperti kebun binatang, selain perkutut ada parkit, ayam, kalkun, kelinci, anjing, kakak-tua, (kucing liar, tikus liar, sometimes ular hahaha)
2. Iya deh nanti aku bayar royalti….. Perhatian saudara-saudara Meticulously Observant itu ciptaannya Mas Trainer!!! sssst kalau jalan sama mas janji ngga lirak-lirik deh
3. 100 jam kudu tuh soalnya jadi sks Pancasila…..(daripada musti kuliah lagi heheheh)
Liat poto2nya diatas…serasa menonton pilim Barry Prima dan Eva Arnaz…wkwkwkwkw…
piss Tante 😀
aku? Eva Arnaz ? seksih doooong… asyik deh. Tinggal Barry nya siapa ya? Dadi? oooi dadi kasih koment tuh. Kamu kan baca…..masak kamu dibilang Barry. Barry Manillow kali…
Mbak, saya mau minjam ruangan ini ya untuk berikutnya…
Salam kenal Mas Hery.
Saya tentu saja bukan WNI, namun kalau boleh jujur, saya enggan mengakui saya ini orang negara mana, malahan menyebut nama negara itu pun sebenarnya enggan.
Dan di ruangan yang terbatas ini,susah sekali menjelaskan semua kenapa saya mau menjadi sebagai orang Indonesia.
Tapi sebut saja dengan singkat, Indonesia lebih cocok dengan saya, baik batiniah maupun badaniah.
Dan sangat merasa kehilangan setiap kali berangkat dari Jakarta, padahal sama sekali tidak waktu berangkat dari negara asal saya sehingga menganggap Indonesialah tanah air saya yang sesungguhnya, sedangkan negara asal saya itu hanya di atas kertas belaka.
Mungkin pula karena saya belum mengenal Indonesia dengan utuh.
Tapi setidaknya, saya bisa merasakan bahwa pada dasarnya orang Indonesia mau saling menyayangi, saling memperhatikan, saling berbagi perasaan, dan saling mengerti satu sama lain dengan seperti apa adanya.
Dan saya juga sama.
Nah, begitulah kira-kira.
Terima kasih banyak sebelumnya, mas Hery.
( hari ini saya merasa bisa berdekatan dengan mas nih…)
Maafkan saya menyita banyak ruangan, mbak.
Silakan dan terima kasih, tadi saya sudah pikir akan telpon dan minta Melati san sendiri yang perkenalkan diri hehehe. Bahkan nanti sekembali di Tokyo saya mau pamer tulisan karya Melati-san pada teman-teman di blog.
Bener tho ?
Asyik..jalan-jalan..
Eh, mbak…tapi Putri belum punya tiket, nih…he…he..
Tapi, mbak..kalo ada Put ada jodoh ke sana..ntar Put tagih lho janjinya… 😆