Bulan “O”

11 Okt

Bulan Oktober adalah bulan Olahraga! Untuk Jepang tentunya. Karena di bulan Oktober ini pada tanggal 10 (sekarang menjadi setiap hari Senin minggu kedua) adalah hari Olahraga. Tanggal 10 bulan 10 ini ditetapkan menjadi hari Olahraga dengan UU Mengenai Hari Libur Nasional, mulai tahun 1966. Setelah dua tahun sebelumnya pada tahun 1964 tanggal 10 Oktober Olimpiade Tokyo dimulai.

Menurut kabar burung, tanggal 10 Oktober itu dipilih karena hampir selalu cuaca cerah, bertahun-tahun. Tapi memang sekitar tanggal 10 biasanya cerah. Pada tanggal ini ada tempat-tempat olahraga yang memberikan diskon khusus atau malah menggratiskan harga tanda masuknya. Ada pula kelompok-kelompok yang menyelenggarakan pertandingan-pertandingan untuk memeriahkan Hari Olahraga ini. Tapi tidak ada satu sekolahpun yang mengadakan tepat di tanggal 10 Oktober, kecuali jika hari itu jatuh pada hari Sabtu.

Hari Olahraga di sekolah-sekolah (TK/SD) ditandai dengan diadakannya UNDOKAI 運動会 pertandingan olahraga yang lebih bersifat eksibisi dan permainan, bukan layaknya class meeting di Indonesia. Bukan mencari juara tapi kerjasama. Bayangkan satu sekolah SD dibagi dua kelompok merah dan putih saja. Dan tahun ini Riku termasuk kelompok Merah.

kiri atas : rebut galah... yang lain foto eksibisi tari oleh kelas 3

Beruntung hari Sabtu tanggal 1 Oktober, cuaca cerah. Dua tahun yang lalu hujan sehingga harus diundur pelaksanaannya. Tapi hari Sabtu itu dari pagi sudah terang benderang. Tadinya kupikir bakal dingin karena akhir-akhir ini memang suhu aneh, naik sampai 25 derajat tapi bisa turun sampai 15 derajat.

Acara dibuka dengan sambutan, parade tiap kelas dan senam pemanasan, serta tak lupa yel-yel semangat untuk kelompok merah dan putih. Riku hari ini tampil 3 kali yaitu pertandingan rebut galah, eksibisi gerak tari berdasarkan lagu dan lari 80 meter. Untuk rebut galah, kelompok merah kalah. Gerak tari…lumayan Riku pintar mengikuti gerak-gerak yang diajarkan gurunya… kalau mamanya yang disuruh pasti ngga bisa :D. Lari 80 meter dia urutan ke 4 dari 6 orang, mayan deh tidak nomor buntut 😀

Satu jenis pertandingan yang kurasa bagus untuk dicontoh. Menggendong satu temannya bertiga, lalu teman yang digendong berusaha mengambil topi yang dipakai pihak lawan. Misal dia dari kelompok putih dia mengambil topi kelompok merah, dan membalikan topinya. Seperti catur orang deh

Tapi hari itu Kai tidak sehat, agak demam sehingga lemas dan digendong papanya terus. Karena itu begitu Riku selesai menari, kami pulang ke rumah. Kami makan siang, dan aku menemani Kai di rumah, sementara Gen kembali ke sekolahnya Riku untuk menjadi volunteer satu jam dan menonton Riku berlari. Hasil keseluruhan kelompok Riku, kelompok Merah menang tipis dengan kelompok putih. Malamnya kami makan sushi di resto dekat rumah, sebagai penghargaan pada Riku yang sudah capek berlatih selama sebulanan. Karena tanggal 1 Oktober adalah hari Batik, tentu saja deMiyashita pakai batik ke resto sushi itu 😉

DeMiyashita on Batik's Day 1 Oktober 2011 ....

Tapi ternyata setelah itu demamnya Kai tidak sembuh-sembuh…. sampai akhirnya aku bawa dia ke dokter hari Selasa. Diberi obat antibiotik tidak mau diminum (selalu begini, meskipun sudah diusahakan dan dibujuk macam-macam). Ya sudah aku suruh tidur saja terus. Tapi dokter mengatakan kalau sampai hari Jumat masih demam, harus diperiksa laboratorium. Untung saja Rabu siang dia sudah sehat, sehingga hari Kamis dan Jumat aku bisa kerja dengan tenang. Tapi berarti dia hanya masuk 2 hari saja sebelum pelaksanaan Hari Olahraga di TK nya hari Sabtu tanggal 8 Oktober!

Dan tibalah hari Olahraga untuk Kai…udara cerah dan aku dari pagi sudah mempersiapkan bento, bekal untuk dimakan bersama. Believe me, Undokai di TK itu lebih meriah daripada SD. Kenapa? Karena yang hadir itu satu anak satu keluarga, minimum 4 orang, karena kakek nenek juga ikut. Doooh penuuuuh deh halaman sekolahnya. Waktu Riku 2 kali aku datang dan heran bin takjub melihat kakek-nenek itu bersemangat sekali ikut menonton anak-anak TK berlomba. Tapi ya lama-lama aku bisa mengerti antusiasme bapak-ibu-kakek-nenek terhadap undokai TK. Soalnya TK adalah kelompok masyarakat sosial pertama yang dihadiri sang anak. Bayangkan anak usia 3-4-5 tahun berlomba. PASTI lucu!

Sayangnya, Kai karena kurang latihan dan MANJA sama mamanya, dia MENANGIS terus sejak datang. Ya bisa mengerti kenapa dia nangis. Begitu masuk halaman sekolahnya, satu lapangan dipenuhi orang begitu banyak, dan dia harus duduk bersama  teman-teman sekelasnya di bangku khusus. Aku (baca: kami) juga salah tidak datang jauh lebih pagi sehingga dia ada waktu untuk adaptasi (well… untuk hal ini memang aku harus bisa terima bahwa tidak semua orang bisa bangun cepat dan siap cepat-cepat, dan pergi cepat-cepat **sambil memandang seseorang di sampingku** hihihi)

Undokai di TK nya Kai.. nangis terus, cuma tersenyum waktu makan bento bersama 😀

Jadi deh dia berdiri di belakangku terus dan tidak mau ikut acara-acara. Tapi untuk acara pertama, aku melarikan diri dari pandangannya dan dia digendong oleh guru OR laki-laki untuk berdefile di tengah lapangan…. ya satu halaman TK itu tentu saja bisa mendengar suara tangisannya yang begitu keras 😀 Malu….malu deh. Jadi waktu dia mau ikut tanding lari, meskipun ogah-ogahan ya aku puji terus menerus. Dia akhirnya juga cuma mau ikut acara menari dengan ibu (aku) dan pertandingan lari gendong dengan bapak. Ciri khas undokai di TK memang PASTI melibatkan orang tua (bapak/ibu) bersama anaknya dalam acara.

Kai akhirnya mau ikut bertanding krn bersama papanya. Setelah acara selesai semua murid mendapat hadiah yang sama.

Belum lagi ada acara pertandingan tarik tambang antar orang tua, dan lomba lari yang mengikutsertakan anak-guru-ibu-bapak…. kebersamaan, kerjasama, tertawa, gembira dan haru bercampur jadi satu dalam acara yang PASTI diadakan sekali setahun ini, menjelang tanggal 10 Oktober. Sayang sekali aku belum pernah mengalami atau mendengar acara seperti ini di Indonesia :). Kalau ada, kasih tahu ya 🙂

 

Hari Olahraga

12 Okt

Setiap tahun Jepang memperingati hari Olahraga 体育の日 pada bulan Oktober. Sampai beberapa tahun yang lalu selalu jatuh tanggal 10 Oktober, karena pada tanggal 10 Oktober tahun 1964, Olimpiade musim panas ke 18 dilaksanakan di Tokyo. Tokyo Olimpic 東京オリンピック 1964 ini selain menjadi yang pertama untuk Jepang juga yang pertama untuk Asia.  Kemudian sejak tahun 1966 pemerintah menetapkan tanggal 10 Oktober ini sebagai Hari Olahraga. Dan sejak tahun 1966 sampai 1999, 34 tahun pelaksanaan hari olahraga ini, curah hujan lebih dari 1 mili hanya 5 kali saja. Berarti, setiap tanggal 10 Oktober PASTI cerah.

Nah salahnya sepertinya sejak tahun 2000 deh…. Karena sejak tahun 2000 ini dipindah tanggalnya, supaya hari Senin bisa libur, jadi bisa libur berturut-turut dari Sabtu-Minggu-Senin. Tanggal 10 yang lalu hari cerah (meskipun saya sakit) dan tanggal 11 yang rencananya dilaksanakan acara olahraga di TK nya Riku hujan dna diundur … Hari ini tanggal 12 akhirnya cuaca bersahabat. AKIBARE 秋晴れ (hari cerah di musim gugur). Lapangan tempat pertandingan hangat, tapi kami yang duduk di sekitar track di bawah pohon, benar-benar menggigil. Karena tidur cuman 2 jam, kepalanya saya kurang tajam, untuk mempersiapkan diri bahwa hari ini akan dingin, jadi cuma pakai baju satu lembar…. Brrrr. Untung saya selalu siapkan baju ganti untuk Kai, sehingga bisa didobel jadi dia tidak kedinginan.

Acara undokai (pertandingan olahraga) di TK Riku ini dimulai pukul 9:15, sesuai rencana, diawali dengan “mini marching band” yang disusul dengan “defile” peserta, 3×3 kelas TK… kelas Nensho 年少 (3 tahun), kelas Nenchu 年中 (4 tahun) dan kelas Nencho 年長 (5 tahun). Wahhh …. anakku pegang pianica dan katanya sih “No problem ma!”. Padahal sebetulnya aku harus melatih dia selama liburan musim panas lalu. Tapi …. wong mamanya ngga bisa alat musik, gimana musti ngajarin. Niatnya sih di jakarta beli pianica tapi ngga jadi. Dan setelah pulang dari mudik itu, sekitar 10 hari menjelang hari H, baru aku latih dia 1 kali hihihi. gomennasai.


Setelah pembukaan, untuk kelasnya RIku, ada pertandingan lari dengan satu kaki diikat dengan kaki papanya. Bahasa jepangnya Ninin sankyaku 二人三脚 (dua orang 3 kaki…bahasa Indonesia nya apa ya?). Kemudian ada parabaloon, memakai kain terpal berbentuk lingkaran membuat bentuk-bentuk balon, mengikuti irama lagu Dreams Come True…gaya deh. Yang menjadi neck (kendala) bagi Riku selama ini adalah relay (estafet) karena larinya lambat (maklum ndut sih)… but akhirnya bisa diselesaikan no problem. Dan terakhir adalah senam seluruh kelas Nencho… membuat bermacam bentuk seperti “suberidai” 滑り台(perosotan), Gunung Fuji, Pyramid, dll. Riku berada di tingkatan ke dua, padahal anak yang berdiri di atasnya kurang bisa menjaga balance. Dia selalu mengeluh…mama…tangan kaki aku skait loh…tapi aku akan berusaha.

Well son, you’ve done your best, and I am proud of you.

Foto di kanan adalah foto seorang teman Riku yang kakinya memakai alat bantu, karena terkena penyakit “moya-moyabyou” (semacam serangan stroke pada anak-anak dan biasanya anak perempuan…. saya pernah bahas di multiply tapi nanti detilnya kalau sudah terkumpul akan saya posting di kesempatan lain). Kami sebetulnya heran dia tetap datang dalam acara ini (mungkin kalau orang Idnoensia sudah “tahu diri” tidak akan hadir) Tapi…. semangatnya dan semangat IBUnya…. Kelas Riku tidak akan bisa menjadi juara, karena anak ini sudah tentu tidak bisa lari. Namun dia didampingi gurunya “gambaru” berusaha, berjalan sepanjang track dengan pandangan mata semua pengunjung….dan mau tidak mau kita semua bertepuk tangan memberi semangat, di setiap langkahnya.… saya tidak bisa menahan air mata… dan semua orang tua kelas Riku juga menangis melihat dia. Satu yang saya senang menyekolahkan Riku di sini, karena tahun lalu pun ada beberapa anak yang memang tidak mampu, tapi tidak ada satupun orang yang menghalangi keikutsertaan anak-anak yang kurang mampu begini. Saya tidak tahu apakah di sekolah (TK) lainnya begini atau tidak, tapi saya suka sekolah ini. Dan saya suka masyarakat Jepang, yang masih mau sabar mengahadapi orang yang lemah dan mempunyai kendala-kendala demikian. Semoga anak-anak Indonesia yang kurang mampu dan mempunyai kendala-kendala seperti ini bisa tetap menikmati pendidikan.