Tiada kata terlambat

26 Mar

Oleh Ersis Warmansyah Abbas

IMELDA COUTRER MIYASHITA: Salam Pak EWA. Saya belajar menulis empat tahun, membiasakan menulis apa saja. Menyesal kenapa terlambat memulai.

KAPAN SAJA. Menulis adalah pekerjaan merdeka. Tidak ada istilah kapan memulai pabila berakhir. Dalam bahasa santainya, suka-suka. Orang bisa saja punya mau setinggi gunung, dan punya kemampuan lebih dari cukup, tetapi belum tentu menjadi penulis. Antara mau dan mampu telah dibahas pada tulisan terdahulu. Akan halnya ‘menjadi’ itu urusan lain lagi. Bisa saja, tiba-tiba muncul ‘kesadaran’ atau datang pemicunya, dan jadilah. Bisa-bisa ketagihan.

Yang penting, diri siap menulis. Siap dalam pengertian, apa-apa yang akan ditulis memang sudah tersedia di otak, dan atau, otak mampu mengolah apa yang akan ditulis. Orang yang banyak membaca, dan atau, punya pengetahuan luas, apalagi pengetahuan lebih khusus, lebih memungkinkan menulis, menjadi penulis. Bisa pula dikatakan, kalau posisi sudah stand by, tinggal menunggu pemicu.

Yang celaka, libido menulis menguasai ubun-ubun, pengetahuan cekak, penguasaan teori, tehnik, dana seterusnya nol koma nol. Mana sok pintar pula. Kalau mengidap penyakit sedemikian, akan sulit menulis. Hal tersebut harus diatasi terlebih dahulu.

selanjutnya baca di sini :

*********************

duuuh seneng deh komentar aku dulu dibahas oleh Pak Ewa. Aku menulis komentar atas tulisan “Menulis, ya menulis saja” begini:

Salam Pak Ewa, maaf baru menulis sekarang, padahal bapak sudah bertandang ke blog saya di http://13tahun.blogspot.com tepat sebulan yang lalu. Selama sebulan saya mempersiapkan website baru yang bisa menampung semua tulisan saya selama ini yang berserakan. Kalau Bapak ada waktu silakan berkunjung ke rumah maya saya yang baru, dan ditunggu kesannya.

Menanggapi tulisan Bapak yang ini, saya amat sangat setuju sekali dengan pendapat Bapak. Menulis, ya menulis saja. Kita toh menulis dalam bahasa kita, bahasa Indonesia, yang tentu saja sudah kita pelajari dari lahir atau paling tidak dari SD. Menulis itu merupakan ekspresi jiwa yang terekam dalam paduan huruf dan kata yang menjadi kalimat. Selama kita bisa bercakap-cakap dengan orang lain pasti kita bisa mengekspresikan isi percakapan itu dalam bentuk tulisan. Tapi memang benar menulis (mengarang) tidak dibiasakan dalam pendidikan kita. Sehingga kita akan canggung dan merasa TIDAK BISA.

Saya sendiri baru BELAJAR menulis 4 tahun lalu yaitu dengan membuka blog, dan membiasakan menulis apa saja. Di situ saya tahu kekurangan saya dalam menulis. Penyingkatan, tanda baca, terlalu kaku dsb. Menulis memang perlu stimulus, yang mungkin bagi saya waktu itu “Kenapa dia bisa punya blog. Saya sangat suka membaca tulisan dia, padahal isinya hanya keluhan terus. Kalau saya menuliskan kehidupan saya di sini pasti akan lebih menarik.” Lalu saya mulai menulis. Untuk saya umpannya adalah “rasa iri hati” itu. Kadang saya menyesal kenapa saya baru mulai 4 tahun yang lalu, kenapa tidak dari dulu-dulu. Kalau saya bisa menuangkan perasaan saya seperti kalau saya menulis sekarang, mungkin skripsi atau thesis saya akan lebih menarik, dan lebih singkat waktu yang diperlukan dalam penyusunan.

Hanya saja saya sarankan …pleaseeeee deh jangan tulis blog dengan kode kode sms. Jika kode sms seperti itu sudah begitu merasuk dalam kehidupan, sampai-sampai menulis di blog pun seperti itu, saya bisa bayangkan betapa kasihan hidupnya karena begitu dikejar-kejar waktu dan uang dan pasti orang itu lebih sibuk daripada bisnisman Jepang.

Jadi… cari umpan yang bisa menstimulus kemauan untuk mulai menulis. Dan seperti Zul katakan, aturan belakangan setelah kita menikmati enaknya menulis. Mulai dengan topik yang ringan dan singkat. Lama-lama Anda tidak sadar sudah menulis 10 halaman (seperti saya tahu-tahu sudah kepanjangan nih). Soal dibaca orang, atau dikomentari orang saya rasa tidak penting. Bener tidak pak Ewa…..

***Setuju esensinya. Ya, mari dibalik … menulis itu justru susah mengehentikannya. Jadi, siapa bilang susah memulai menulis?

**********************

dan untuk komentar “Tiada kata terlambat” saya tulis lagi komentar demikian:

waaaahhhh senang sekali baca tulisan bapak dengan topiknya saya. Betul tidak ada kata terlambat untuk menulis. Tapi namanya manusia selalu berpikir “kenapa tidak dari dulu”, “kenapa tidak begini, tidak begitu”. Dan benar kata Bapak yang penting kita SIAP lahir-batin untuk menulis. Saya juga sadar kalau saya menulis lebih awal, mungkin isi tulisan saya tidak akan se “dewasa” sekarang. Hanya berupa catatan-catatan bagaikan anak kecil. Meskipun saya tidak merendahkan tulisan anak kecil, tapi tentu itu tidak sesuai dengan umur saya.

Ada sosok satu orang yang selalu mengingatkan saya bahwa “tidak ada kata terlambat” yaitu mantan murid bahasa Indonesia saya. Seorang lelaki Jepang bernama Watanabe Ken, yang mulai belajar bahasa Indonesia (di kelas saya) waktu beliau berusia 83 tahun. Dan dia belum pernah sekalipun pergi ke Indonesia. Sekarang beliau berusia 92 tahun, masih sehat, masih belajar meskipun bukan di kelas saya, dan sudah pandai menerjemahkan kalimat bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang. 92 tahun…. semangatnya patut kita contoh.

戻れない道 tak bisa mundur lagi

25 Mar

Mungkin lirik lagu dari Hiramatsu Eri ini tepat buatku sekarang. Modorenai,…aku tak bisa kembali lagi. Tak bisa mundur lagi. Kenapa?

Aku mulai membuat Blog tanggal 28 April 2005. Waktu itu aku banyak membaca blog dari teman chat di Belanda, QQ yang menceritakan “kebanyakan” keluh kesah kehidupan seorang Janda dengan 2 anak. Kadang aku ikut menangis membacanya. Kadang aku ikut membayangkan kehidupannya. Dan dari blog dia, aku juga melihat bahwa dia banyak “tamu”nya, yang juga memberikan komentar pada tulisannya. Yang hebat, dia menulis blognya dengan 4 bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Belanda dan Bahasa Ibu yaitu bahasa Batak. Satu kata untuk dia…Hebat!! Dia tidak mau menyerah pada kondisinya yang ditinggalkan suami. Dan dia mau belajar. Dia memakai blogger.

Nah, melihat dia, aku pun berpikir…. selama ini aku selalu ingin menulis, tapi… malasnya lebih besar daripada keinginan itu. Dan aku punya banyak ide atau bahan yang bisa aku tulis…asalkan ada stimulusnya. Dan kebetulan aku bertemu QQ, akhirnyapada hari libur Golden Week tahun 2005 itu, aku mulai menulis di Blogspot. Dengan nama 13 tahun. Padahal sebetulnya aku punya account blogger sudah lama, sejak 2003. Itu karena diajak teman meramaikan blog dia yang isinya puisi-puisi (terpakai hanya 2-3 kali saja).

Pertama aku pakai template yang ada. Boring…..lalu aku mencari template di Blogskin, ganti-ganti sendiri. Karena masih pakai html, masih bisa ngerti deh. Sengaja aku matikan fungsi komentar, karena aku merasa aku tidak perlu komentar orang pada setiap kegiatan yang aku lakukan. Aku juga terlalu malas untuk blogging dan meninggalkan komentar di blog orang lain. Aku juga malas membuat link tautan pada blog orang lain. Yang ada di pikiranku waktu itu hanya, Aku mau biasakan menulis setiap hari, atau paling tidak rutin.

Lama-kelamaan aku membuat beberapa halaman di blogspot juga dengan tujuan yang berbeda. Rick Days dengan isi laporan tentang perkembangan Riku dalam bahasa Jepang, dengan maksud bisa dibaca ibu Mertua. Healing Getaway, kumpulan foto dan joke/cerita yang lucu-lucu yang aku dapat dari email atau mailing list. Counting Our Blessing, kumpulan cerita rohani atau doa-doaku. IndoJapan, kumpulan artikel koran yang lucu atau bermanfaat untuk aku terjemahkan kalau ada waktu atau sebagai bahan penulisan. Lalu aku juga membuat kumpulan tulisan dari chat room Solitaire4ever.

Dari Blogger, mulai bosan, mulai membuat domain sendiri, yang dibuatkan teman, sehingga aku tinggal mengisi artikel saja….. Ini banyak terhenti, karena aku tidak tahu tulisan apa yang cocok ditampilkan. Sampai akhirnya aku ditawari tulis di WordPress, dan melihat WP seorang teman. Aku pikir…ayo buka saja yang baru, khusus cerita tentang Jepang. Seseragi. Baru kemudian setelah ngobrol dnegan teman, sampai pada kesimpulan untuk membuka WP di domain sendiri. Dan hasilnya ini.

Ternyata terbukti aku lebih senang dengan sistem blog. Meskipun aku tidak mengerti php, coba-coba plugin sudah membuatku senang. Dan aku juga butuh waktu mempelajari Feed/RSS, dan sampai hari ini aku bertemu teman di dunia maya yang webdesigner. Dari situ aku menyusuri dan menemukan MyBlogLog. Ohhh rupanya ini yang sering dipakai blogger Indonesia. Aku coba buat account, edit informasi ini itu….dan link sana link situ. Sampai aku tersentak sendiri…. Dengan memakai fungsi MBL ini, aku berarti membuka website aku pada umum. Suatu hal yang menakutkan….karena khawatir privasiku bisa terbaca. Well, aku tidak bisa retreat lagi sekarang, aku harus bisa hadapi dunia blog ini dengan segala konsekuensinya. Selama aku bisa memberikan informasi dan pengetahuan ditambah sedikit suka duka tinggal di Jepang, aku akan coba meneruskan kebiasaan menulisku. Apa salahnya? Keep going.

Bakso

24 Mar

Hari ini aku selesaikan editing terjemahan dan pergi ke kantor pos sekitar jam 2:30. Akhirnya selesai juga tuh proyek satu. Cuman kok duitnya jadi sedikit ya….??? Kerjaan aku yang masih nggantung tinggal rekaman videonya si Alex. Kapan ya tuh jadwalnya? Katanya perlu cepet, tapi kok masih undur-undur terus. Kalau arbaito-arbaito ini masuk, lumayan deh bisa nabung untuk beli tiket summer nanti.

Karena aku udah beli daging giling, harus cepat dibuat BAKSO dengan resep ala letty leksono. Kelihatannya gampang, dan waktu coba buat, not bad lah. Setelah itu aku upload foto-foto sambil santai dnegan Riku dan Kai. Untung mata aku yang kemarin gatal dan merah-merah, hari ini sudah sembuh. Entah apakah karena hari ini hujan, jadi pollennya sedikit….

Photobucket

Trip to Sendai

23 Mar

Sabtu 22 Maret pagi jam 5:45 (rencananya sih jam 4:00) berangkat dari rumah naik mobil, dan sekitar jam 10:30 sudah masuk ke kota Sendai. Tentu saja pakai acara istirahat di Parking Area/Service Area. Setelah menghubungi adik/adik ipar kami, kami sempat pergi ke bekas Istana Sendai. Kalau pernah tahu lagu KOJO NO TSUKI, ya asalnya dari sini.

Dari situ kita beli kembang lalu ke rumah adik. Hari ini adik ipar saya, Ryoko dibaptis di gereja Katedral Sendai. Sesudah acara gereja kita pergi makan bersama, dan tentu saja sambil minum Sake deh….

Keesokan harinya kita pergi ke gereja kecil tempat Ryoko biasanya pergi dan sesudah misa ada pesta kecil-kecilan. Kalau selamatan di Indonesia menyuguhkan nasi kuning, maka di Jepang disuguhkan nasi merah. Merah dan putih adalah warna khas upacara sehingga telur paskah pun berwarna merah (pink) putih. seusai acara di gereja, kami pergi jalan-jalan dengan tujuan makan (lagi) makanan khas Sendai yaitu Lidah Sapi.

Sekitar jam 3:30 sore kita meninggalkan kota Sendai untuk kembali ke Tokyo… macet… sehingga kita baru sampai rumah pukul 10 malam. Tired but we really had a precious Easter Day.

Bersih-bersih…siap-siap

21 Mar

Hari ini aku bebersih rumah, termasuk juga lemari es…. aku makanin sisa masakan yang ada, tapi baru sadar setelah jam 2 siang, bahwa semua yang aku makan itu mengandung daging…. wahhh. Padahal hari ini adalah hari Jumat Agung, yang semestinya pantang dan puasa. Yah apa boleh buat deh. Udah ngga ke gereja, makan daging lagi…. Plus lupa bahwa hari ini Riku ada sepak bola jam 10 pagi. Duuuh , mau alasan hujan tidak bisa, karena sudah dibilang biarpun hujan akan tetap dilaksanakan latihan di hall TK. Wahhh

Sedikit demi sedikit barang yang mau kita bawa ke Sendai, aku kumpuin dalam kardus. Selain itu aku lipat semua cucian yang sudah kering. Berapa hari ini cuaca kurang bagus, dan aku selalu gantung di dalam rumah karena biarpun terik, aku tidak mau kebut-kebut cucian untuk get rid of pollen. Bisa tambah sengsara hidung aku.

Sekitar jam 6 sore, aku mulai buat roti. Kali ini aku coba buat butter roll yang diisi dengan sosis/ ham. Jadi 12 biji. Lumayan enak kalau makan panas-panas. Siap-siapnya berlanjut smapai jam 1 pagi. Padahal renacananya Gen mau ambil mobil jam 4 pagi….

Photobucket

Enjoy shopping

18 Mar

Hari ini aku harus pergi ke Bank dan kelurahan untuk minta surat keterangan ID (semacam KTP) ceritanya mau nagih tunjangan dari kelurahan.Maunya keluar rumah jam 10-11 an eeeesi Kai bobo dari jam 11 sampai jam 2. Begitu dia bangun langsung dudukin dia di baby car, langsung naik mobil dan parkir dekat stasiun. Cepet-cepet ke Bank karena bank tutup trasnfernya jam 3 sore. Setelah selesai, ke kelurahan cabang …Lucunya yang tadinya namanya出張所 sekarang namanya事務所…moga-moga pelayanannya sama.

Di kantor kelurahan cabang itu lumayan nunggu lama, dan si Kai sempat nangis minta minum. Untung aku selalu bawa susunya. Selesai dari situ aku menepati janji pada Riku yaitu ke Mac Donald. Dia minta Happy set karena mau goods dari Naruto dan Sasuke. Kemudian ke Lantai dua….penuh…untung ada tempat di pojokan dekat mainan game yang Riku suka. Aku sudah bilang sama Riku bahwa kita tidak bisa lama-lama. Jadi sekitar jam 4:30 an kita keluar dari Mc D. Lalu aku tanya dia, mama mau beli buah, Riku mau ikut ya… Tumben dia mau. Dia bilang dia mau beli Anggur. Waaah mana ada anggur bulan segini. Akhirnya beli jeruk aja.

Sesudah itu kita pulang. Waktu mau turunin Kai, ternyata dia udah ketiduran. Kasian juga sih terpaksa aku pindahin dia ke Baby car, lalu bawa dia ke atas. Tangan kanan aku udah lumayan tidak begitu sakit lagi, karena aku kurangi gendong Kai, biarpun dekat aku selalu pakai Baby Car. repot tapi efeknya besar.

Sesampai di rumah sekitar jam 5, Antaran aquaclara datang, dan sesudah itu aku masukin surat ke kantor pos. Ngga tau kenapa tapi hari ini aku enjoy banget jalan sama anak-anak. Mungkin karena ngga merasa dikejar-kejar waktu, dan Riku juga mau aja diajak kemana-mana.

Oh ya ada beberapa perubahan di sekitar Stasiun aku. Lumayan lama juga tidak ke daerah stasiun. sekarang ada Mister Donut di bagian Utara Stasiun. Lalu beberapa toko yang aku sering lewati juga sudah berganti wajah. Misalnya dari toko benang, jadi toko baju wanita. Kadang aku merasa sedih dengan perubahan ini, karena aku tahu berarti tokoyang lama itu bangkrut dan terpaksa menutup tokonya. But thats life….

Photobucket

Karya Riku 陸の作品

18 Mar

Satu tahun berlalu sejak April 2007, saat Riku pertama kali masuk TK. TK di Jepang mulai umur 3 tahun (Nensho), tetapi Riku masuk pada umur 4 tahun (Nenchu). Perlu waktu yang cukup lama untuk dapat membiasakan diri hidup teratur, dan mau pergi ke TK. Apalagi sekitar bulan Juli dan Agustus saya melahirkan dan sibuk dengan bayi. Tapi perkembangan yang paling menyolok adalah bahwa dia sudah bebas mengekspresikan diri dalam bentuk gambar, origami, gunting, lego atau bahkan membuat kue. Satu tahun yang penuh kenangan di Baragumi (Kelas Mawar) harus diakhir tanggal 17 Maret 2008 yang lalu. Gurunya menangis waktu harus melepaskan anak-anak asuhannya. Ada satu teman yang harus pindah jauh. Sayang sekali saya tidak bawa kamera waktu upacara penutupan kemarin, padahal di sebelah tas ada 2 camera digital. Karena terburu-buru tidak terbawa. Mulai April nanti dia menjadi Nencho san, kelas terakhir di TK sekaligus persiapan masuk SD. Semoga dia dapat menikmati satu tahun mendatang.

Album ini berisi kumpulan foto karya Riku yang dijadikan satu jilid oleh gurunya. Masing-masing karya menggambarkan kehidupan di Jepang sesuai musim dan kegiatannya. Setelah jilid karya, saya masukkan juga karya Riku di rumah. Rumah tidak pernah bisa bersih karena pasti ada kertas gambar di mana-mana. Tapi saya tidak mau menghalangi kreatifitasnya, selagi dia mau berkembang.

rumah idaman

18 Mar

hmmm setiap orang punya keinginan…malah bahaya jika manusia sama sekali tidak punya keinginan. ibaratnya sudah tinggal menghitung hari. So? apa keinginan ku?

aku suka sekali design rumah ini, sederhana…lain dari pada yang lain di Jepang. Mungkin kalo di Indonesia biasa…. kapan bisa punya rumah seperti ini ya?

Photobucket

Riku weekends with papa

16 Mar

3 kali weekend yaitu tanggal 3 Maret pergi ke Itabashi Botanical Garden; tanggal 9 Maret ke Itabashi Bugs Garden, 16 Maret ke Kichijoji Zoo lalu potong rambut. Yang pertama ke Itabashi Botanical Garden sukses, dia banyak tanya soal pohon yang ngga ada di jepang. Yang ke dua di Bug Garden gagal karena berantem sama onisan tachi….padahal abis itu pergi nonton Keroro Kunso…papanya sampai sedih. Yang ke tiga sukses, bisa main soalnya. Setelah itu Riku pertama kali pergi ke Barber Shop. 5 tahun aku terus yang potong rambutnya. Sayang ngga bisa foto pas rambutnya dipotong hehehe, soalnya gilirannya papanya bersamaan. Potongnya tentu saja di Barber shop murah yang cuman 1000 yen. Terus Mamanya di rumah terus sama Kai, jaga gawang deh….