Family Soccer

6 Nov

Seperti yang telah kutulis di “Penampilan itu Penting“, hari Minggu ini Riku dan papanya akan bermain bola. Kegiatan ini merupakan bagian dari Festival Universitas tempat Gen bekerja. Mahasiswa di universitas itu  rupanya secara rutin mengadakan acara “Family Soccer”, dan hari ini mereka memanggil para atlet dari klub bola “Omiya Ardija” untuk melatih 75 pasang bapak atau ibu dengan anaknya, yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelas 1 SD, 2 SD dan 3 SD masing-masing 25 pasang. Tadinya kupikir hanya bapak anak, tapi ternyata ada pula ibu-ibunya loh. Mungkin bapaknya tidak bisa datang, padahal anak lelakinya ingin bermain bola. Atau justru yang ingin bermain bola itu adalah anak perempuan, sehingga yang berpasangan adalah ibunya. Maklum Jepang punya tim sepak bola wanita tangguh yang bernama Nadeshiko Japan, jadi banyak anak perempuan yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola juga.

Tapi sejak kemarin pagi cuaca Tokyo amat berkabut, dan malamnya turun hujan. Kami harus melihat website pukul 8 pagi, apakah kegiatan ini tetap dilaksanakan atau tidak, jika hujan atau meragukan. Memang waktu kami bangun pukul 6 tidak hujan tapi mendung menggelayut, tapi aku merasa bahwa acara akan tetap berjalan sehingga aku menyuruh anak-anak bersiap-siap supaya jam 8 bisa langsung berangkat. Kupikir kalau cuma gerimis pasti deh dilaksanakan…. karena aku sering melihat orang-orang berlatih sepak bola dalam hujan. Jadi kami tetap berangkat jam 8 pagi setelah cek websitenya yang tertulis: Tetap Berlangsung.

Riku dan Kai gantian jadi kiper

Memang kami harus menunggu dulu sebelum acara dimulai, tapi memberikan kesempatan untuk Riku berlatih bahkan karena panitianya kenal Riku disediakan gawang khusus untuk Riku berlatih. Kai juga bisa ikut bermain deh.

Setelah acara pembukaan dengan sambutan dan perkenalan atlit, peserta dibagi menjadi 3 kelompok besar, dan berlatih selama 1,5 jam. Aku dan Kai harus menunggu di pinggir lapangan. Aku sambil memotret, tapi yang paling bosan adalah Kai, sampai dia menggambar dengan payung di tanah dan berlari-lari di pinggir lapangan.

Sekitar jam 11, acara bazaar yang diadakan bersebelahan dengan lapangan dimulai, jadi aku meninggalkan tempat duduk dan berjalan-jalan membeli makanan kecil dan gulali yang dijual di bazaar itu. Kai juga bisa bermain di maze dan balon bouncer. Dan kira-kira pukul 11:30 aku dan Kai kembali ke lapangan karena acara sepak bola itu selesai. Riku kelihatan senang sekali bisa melewatkan waktu dengan bermain sepak bola dengan papanya di lapangan yang luas.

kiri atas: masakan sup khusus untuk semua pengunjung bazar. kanan atas: Kai menikmati sup itu. Kiri bawah: Riku dan papa berlatih terus. Kanan bawah: berpose dengan maskot klub.

Setelah acara selesai tak lama kemudian hujan turun. Jadi kami cepat-cepat menikmati bazaar dan sekitar pukul 2 aku, Riku dan Kai pulang sedangkan papanya tinggal di universitas karena harus bekerja dan membantu membereskan tempat pelaksanaan Festival Universitas ini. Biasanya sekitar pukul 7 malam ada festival kembang api, tapi kami tidak bisa menunggu sampai semalam itu. Dalam perjalanan pulang Riku dan Kai tertidur di mobil karena kecapekan bermain. Sedangkan aku beberapa kali membelalakkan mata sambil menyetir karena pengaruh hujan juga membuat ngantuk.  Untung ditemanin lagu beat keras dan permen kopiko 😀 oahemmmm….

deMiyashita

Oh ya, di Indonesia sedang merayakan Idul Adha, deMiyashita mengucapkan Selamat Idul Adha kepada teman-teman yang merayakan.