(Blind Power) Tatkala Gelap Tak Lagi Mencekam

10 Sep

Well, akhirnya Pe-eR saya dari Bang Hery selesai juga. Hari Sabtu lalu saya baca buku tersebut di kereta sampai halaman 30, lalu hari ini saya konsentrasi selesaikan sisanya sampai halaman 373…. capek karena sambil diganggu unyil-unyil kecil dan kesibukan rumah tangga. Tired but satisfied!

Saya tidak tinggal di Indonesia. Saya belum pernah menonton acaranya Kick Andy, sehingga saya tidak tahu nama Ramaditya kalau tidak membaca buku ini. Memang sebelumnya saya diberitahu bahwa Rama adalah tunanetra yang menjadi Motivator. Terus terang saya tidak akrab dengan kata motivator, karena menurut saya apa saja atau siapa saja bisa menjadi motivator yang bisa memotivasi, inspiring somebody yang kebetulan “pas”. Tetapi kelihatannya kata ini sedang naik daun di Indonesia karena memang masyarakatnya sedang membutuhkan “angin segar” di masa-masa seperti sekarang ini. Indeed.

Waktu saya baca buku “BLIND POWER Berdamai dengan Kegelapan” ini sampai halaman 97 kecepatan membaca saya yang biasanya cepat menjadi agak lambat, mungkin karena ada beberapa istilah game/komputer yang tidak saya mengerti (padahal ngga bego-bego amat loh). Tapi setelah itu, saya bisa menikmati perjalanan hidup seorang RAMA yang begitu padat dan berisi. Kalau Anda berpikir bahwa dengan membaca buku ini Anda akan menangis terharu maka Anda salah besar. Buku ini tidak menceritakan tentang “kemalangan” seorang tunanetra, meskipun ada bagian-bagian tertentu yang sempat membuat saya menghapus air mata yang menggenang di sudut mata. Tapi lebih sering saya terbahak-bahak atau terkikik-kikik waktu membaca sehingga mengagetkan anak-anak saya (mereka pikir wah ibunya mulai …… deh). Enchanting book!

Sembari membaca, saya menaruh Post-It di halaman yang penting, mencoret dan membuat catatan-catatan dan juga membuka website Yayasan Mitra Netra, yang sempat membuat saya tak tahan untuk tidak klik pages nya yang bilingual itu….. semua ini membuat proses membaca saya juga akhirnya menjadi lambat. Dan saya tahu pasti editor buku ini cukup keras bekerja memadatkan buku menjadi 373 halaman, sebab mungkin kalau Rama mau menceritakan pengalamannya lebih mendetil pasti ketebalan buku akan menjadi 2-3 kali lipat. Tapi percayalah, seandainya sampai sebegitu tebalnya pun, pengalaman Rama tetap akan menarik untuk dibaca. Believe me.

Seperti yang Anda semua ketahui, Rama memang lain daripada yang lain yaitu dia tunanetra. Tapi saya salut dengan Rama yang tidak mau menggunakan “keterbatasan” nya itu sebagai alasan atau halangan. Dia mau menunjukkan bahwa dia bisa sama seperti yang lain, tapi juga tidak maksa untuk menjadi manusia super. Bahkan di halaman 196 dia menekankan….. (kita ini cacat, jadi buang jauh-jauh gengsinya!), menanggapi tunanetra lain yang malu memakai alat-alat ketunanetraan. Dan tongkat itu amat membantu Rama misalnya pada saat dia tidak sengaja harus berurusan dengan “gunung putri”. (hal. 253) Face the fact.

Rama pasti bisa menjadi motivator untuk penyandang tunanetra lainnya dengan mengisahkan pengalaman pribadinya yang seabrek-abrek itu. Bayangkan saja selain Game Music Composer, Blogger, Motivator, Penulis, Wartawan dan Editor, seperti yang tertulis di halaman sampul buku, dia juga pengembara. Mengembara bepergian ke tempat yang jauh dan belum pernah dikunjunginya seakan hal yang lumrah bagi Rama, karena dia punya tekad yang kuat. Apalagi dia selalu dilindungi oleh Lima Bidadari imajinasinya. Waktu membaca percakapan-percakapan Wahita, Tiara, Lala, Aurora dan Darth Aurora, awalnya saya sulit memahami percakapan itu, tapi dengan saya berfantasi dengan membayangkan film anime, saya bisa memahami peran dari masing-masing bidadari. Sungguh Rama berhasil mengendalikan dirinya dengan baik. Mungkin dengan imajinasi yang kuat seperti penciptaan 5 bidadari ini Rama kelak bisa juga menjadi pencipta film anime asli Indonesia? Who knows?

Dan kalau saya boleh tambahkan Rama juga adalah pengembara cinta (maaf ya Rama) yang tidak sungkan juga untuk bergaul dengan lawan jenis yang normal. Coba lihat deretan nama wanita yang pernah singgah di hatinya (saya rasa ini belum semua hehehe). Mungkin jumlahnya lebih banyak daripada pemuda “biasa”. Dan ini menunjukkan juga bahwa dia itu percaya diri. Baca pula tulisannya kepada sesama tunanetra yang curhat mengenai masalah cinta. Saya rasa nasehat itu tidak hanya berlaku untuk penderita tunanetra tapi juga bagi kita yang “biasa”! Bahkan saya sempat tertawa waktu membaca bahwa dalam komputer Rama ada video joroknya. Hei, itu wajar bukan? So penyandang cacat… Jangan rendah hati, jangan pula tinggi hati… Be normal and head ahead!! (hal. 316)

Tetapi siapa bilang Rama tidak bisa menjadi penggugah untuk kita manusia normal? Saya sempat tertegun waktu membaca kisahnya di Bab 12. Ya, Rama menunjukkan bahwa dia juga manusia biasa yang sama seperti kita, punya lara hati, putus asa dan pernah melarikan diri. Analoginya bahwa manusia bagaikan pedang yang harus ditempa, dipanaskan, dipahat, dibakar dalam kobaran api supaya kuat. Atau 4 “terlalu” yang dia gambarkan dapat membuat kita lara, rasanya pas untuk saya yang sering mengkonsumsi TERLALU seperti Rama juga. Mari Rama, kita sama-sama berjuang dan menaikkan level kita menuju bahagia (yang tidak terlalu). Go for it!

Rama memang hebat…. Bahkan Ibunya mengatakan, “Kamu akan jadi orang hebat, Nak” sambil memeluk Rama ketika Rama kembali dari pelariannya di tahun 2005… Dan kalau saya boleh berkata… Orang tua Rama lebih hebat lagi. Saya merasa luar biasa dan berpendapat mustahil kedua orang tua Rama tidak memberitahukan pada Rama bahwa dia “lain”…. berbeda dengan orang “biasa” sampai umur 7 tahun. Bagaimanapun juga pasti caranya berbeda dalam membesarkan dan mendidik anak tunanetra. Di Jepang biasanya banyak diterbitkan juga buku kisah orang tua yang membesarkan anak-anak hebat. Dan kiat atau pengalaman orang tua Rama inilah yang saya ingin sekali baca, sehingga kalau Rama berhasil menjadi motivator untuk kaumnya dan kaum muda, maka saya berharap orangtua Rama menjadi motivator bagi orang tua-orang tua yang mempunyai anak cacat. Hoping and waiting.

Semoga dengan kehadiran buku Rama, semakin banyak manusia Indonesia, baik yang mempunyai kekurangan fisik maupun yang mempunyai kesempurnaan fisik dapat terinspirasi dan termotivasi. Saya juga berharap barier free – bebas hambatan – bagi penderita cacat tubuh di Indonesia dapat dipikirkan dengan serius (Kalau bisa contohlah Jepang!). Akhir kata, Selamat pada Rama dan semoga saya bisa bertemu Anda di Tokyo, mungkin dalam rangka jalan-jalan atau bekerja. Selamat juga bagi Grafindo atas peluncuran buku hebat ini. Congratulations!

***imelda coutrier miyashita***
Foto contoh panduan jalan bagi tunanetra yang ada di setiap stasiun dan jalan-jalan di Tokyo:

Baca juga ulasan buku ini dari teman-teman saya:

“RAMA, SANG RAMA-RAMA”

“in search of lights”

“Blind Power: Berdamai dengan Kegelapan”

24 Replies to “(Blind Power) Tatkala Gelap Tak Lagi Mencekam

  1. Ah, akhirnya selesai juga PR-nya ya Sis.. 🙂

    It’s a good review! Details banget… Nggak kayak review-ku.. hihihihi…
    So, so..
    How are you, Sistah…

    Lalas last blog post..are you willing to let go… or not?

    thanks la…. terlalu details ya? hehhehe maaf deh. tapi untuk tahu apa yang aku maksud, kudu pada baca loh…Pada-pada beli dan baca ya…..
    I am fine la… and I hope you are fine too. Love
    ***EM***

  2. great review!
    jadi semakin semangat untuk menyelesaikan bacaannya. saya kemarin (selasa) sore, mendapat kiriman buku itu dari hery, sekarang jadi punya pe-er juga buat baca dan kasi review… 🙂

    sampai di sini, saya punya pesan khusus buat grafindo agar menerbitkan buku lagi, bukan tentang rama, tapi tentang inspiring parent of rama… ya, saya benar2 salut dg kedua ortunya. kalaulah ortunya tidak kuat dan tangguh, mustahil anaknya akan sekuat dan setangguh itu…

    Senang membaca bahwa ada yang punya ide sama dengan saya, yaitu ingin membaca kisah orang tua Rama. Bener kan…. mereka HEBAT!. Salam kenal ya….
    ***EM***

  3. wuih asunaros udah pada baca yak… saya malah baru baca covernya doang, cuz kemaren beli buku langsung 7, jadi harus ngantri… mudah2an abis lebaran bisa dibaca dan bikin review…

    mang kumlods last blog post..Serasa di Jepang

    Oh asunaros wajib pasalnya hihihi. ya udah ntar kalo libur lebaran isi dengan baca buku…. jangan cuman kirim email-email lewat HP serasa di Jepang
    ***EM***

  4. Beuh …
    Reviewku di link juga disini …
    Makasih ya EM …

    Dan aku setuju …
    This is Emiko’s Style …
    Detail dan always have refference …
    A very good review …

    Hmmm My Style? Colourful hehhehe
    Terima kasih juga sudah mau membaca review saya mas.
    Selamat Rock n Roll
    ***EM***

  5. Wah, reviewnya rame banget.
    Detil, khas Ime-chan…
    Arigato gozaimasu, Ime-chan…
    Apalagi ditambah dengan foto rambu2 buat tuna netra di Jepang…

    Hery Azwans last blog post..Ketemu Idola

    sama-sama Bang Hery. Terima kasih atas kepercayaannya meminta review saya.
    ada beberapa yang saya juga mau foto. cuman setiap lihat pas saya tidak bawa kamera.
    ***EM***

  6. Rasanya kemarin pernah memberi komen ttg buku ini di sebuah blog (sebentar..eng..itu “Rama, sang rama-rama”..) Lagi booming, ya, mbak ?
    Di blognya mang kumlod juga ada..(tapi rupanya blm kebaca ama si mang kumlod he…he…)

    Walaupun belum pernah baca bukunya…
    Tapi, kisah2 menginspirasi spt ini selayaknya membuat kita menjadi terpacu untuk menjadi lebih baik….

    Betapa KETERBATASAN justru membuat seseorang justru menjad LUAR BIASA

    putris last blog post..Laskar Pelangi The Movie……Coming Soon

    Ya benar Put. Kadangkala manusia yang tidak tunanetra, tunarungu/wicara, malahan lebih TUNA daripada penyandang cacat. Kenapa? Karena TUNA nya itu justru tak punya hati. tidak punya rasa cinta dll. Dan itu lebih gawat daripada cacat tubuh.
    ***EM***

  7. ..wah jd pgn ikutan baca Kak 😉 !

    sekarang aku yg harus belajar nulis lagi,habis sudah lama banget ga ngeblog kak,apa aku masih bisa…?

    Ulys last blog post..Hallo dunia…

    pasti bisa ki….
    kan kamu guru ngeblog aku 🙂
    gambatte ki
    zoentjes
    ***EM***

  8. Jadi inget filmnya Love at the First Sight – nya Val Kilmer…
    Trenyuh!

    Donny Verdians last blog post..Hadiah Dari Orang Baik Untuk Orang yang Belum Terlalu Baik

    Wahhh ternyata DV penggemar film ya? Saya? ngga deh…ntar bisa banjir bioskop2 hehehe
    ***EM***

  9. Selamat menyelesaikan kerjaan! Karena itu mbak sangat berkonsentrasi membaca bukunya ya. Rasanya kerjaan itu cukup susah sehingga mbak yang biasanya cekatan nggak bikin posting baru kemarin.
    Nanti saya boleh ya pinjam bukunya.

    Iya Melati…untung kemarin kamu datang sehingga saya masih bisa baca dengan konsentrasi 80%. Kalau tidak, PR saya tidak akan selesai-selesai.
    ***EM***

  10. EM numpang buat Putri

    @Silvi putri …
    BTW … Rama, sang Rama-rama itu tulisanku lho
    hehehehe …
    (narcis akuut)

    Silakan mas….di sini boleh kok narsis, asal tinggalkan kartu kredit hehehe
    ***EM***

  11. Selamat sudah “ngejar setoran” ke Bang Hery … hehehe. BTW, reviewnya juga inspiring. Waktu pertama ngeliat paduan jalan bagi tunanetra seperti itu di Paris (ada juga di trotoir jalan2 utama) saya nggak ‘ngeh’ itu buat apa lho, tapi akhirnya tahu juga. Di Denpasar di sekitar daerah banyak turis juga ada lho …

    Oemar Bakries last blog post..Cerita unik ramadhan di tanah seberang

    Iya pak, saya juga pertamanya ngga tahu itu untuk apa. Bahkan saya sering terantuk di situ. Kita kalau jalan di atas situ kan juga rasanya ngga enak kan? Naik sepeda persis di atas situ juga cukup mengganggu. Ohhh di Bali juga ada? Saya sudah lama tidak ke Bali sih pak.
    ***EM***

  12. Sosok semacam Rama dapat membangkitkan keberanian Rama-Rama lainnya untuk berpikir: saya bisa! Dahsyat!

    bener DM… harus tertulis!!
    ***DM***

  13. Saya belum sempat membaca bukunya, tapi membaca postingan di blog ini, dan blog lain (lupa), saya ingin beli jika sempat ke Gramedia. Memang, setiap orang bisa menjadi motivator bagi orang lain, tapi motivator yang menulis dan mengajarkannya pada orang lain, belum banyak. Pengalaman Rama juga akan memberikan inspirasi bagi orang lain, yang mempunyai kekurangan yang sama dengan Rama.

    Tuhan Maha Besar, dibalik kekurangan seseorang, pasti Tuhan juga memberikan kelebihan pada orang tsb, hanya kita yang harus pandai memanfaatkannya agar bisa berguna bagi orang lain.

    edratnas last blog post..Lungsuran

    Benar bu, Tuhan itu Maha Adil ya…
    ***EM***

  14. mbak imelda boleh numpang buat Pak Nh ?

    @Nh
    iya, pak…kemarin ngecek lagi…ternyata
    “Rama, sang rama-rama” itu postingannya pak Nh…

    he,….he…

    silakan put…
    asal bayar pajak ya…
    ***EM***

  15. Wahita (Memberi salam hormat dengan menundukkan badan): “Terima kasih atas review-nya. Aku akan selalu membaca dan menjaganya…”

    Tiara (Meneteskan air mata): “Aku bahagia bisa melakukan ini, karena aku mencintai hidupku, dan aku mencintai kalian semua…”

    Aurora (Membuka data pad): “Aku tengah menyiapkan online shopping chart untuk pemesanan buku ini.”

    Darth Aurora (Mengangkat pedangnya tinggi-tinggi): “Tungu saja…, BLIND POWER 2 tengah dikerjakan!”

    Lala (Terbang mengelilingi pemilik blog ini): “Senangnya…, SENENG SENENG SENENG SENENG SENENG!!!”

    Wah Rama, terima kasih atas kunjungannya ke blog saya.
    Blind Power 2? ….asyik….
    BTW Lala yang ndut itu bisa terbang? Jangan sampai jatuh ke saya ya….
    ***EM***

  16. Saya sempat menonton sebentar acara ini di Kick Andy, tapi belum sempat ‘menangkap’ siapa Rama sesungguhnya. Menarik juga untuk membaca bukunya. Mudah-mudahan ada waktu. Berapa halaman? 373? Wadooooww …

    tuti nonkas last blog post..Siesta

    Dibanding disertasi masih lebih ringan dan tipis kok bu hehehhe
    ***EM***

  17. Pingback: BLIND POWER: Berkawan dengan Lawan « surauinyiak

  18. Saya haruuus baca buku ini. Pinjam doooong *loh!*

    Thanks atas review-nya jadi nambah deh list buku yang Must Buy.

    Kayaknya pernah dengar ttg Rama, tapi sudah agak lama, eh maksudnya pernah baca ttg Rama, entah itu di Kompas atau di entri sebuah blog, udah lupa juga.

    Hmm… hidup mmg ga gampang tp tidak ada yg mustahil 🙂
    .-= G´s last blog ..Bukan "Aku mengasihi/mencintai/menyayangimu karena…" melainkan… =-.

Tinggalkan Balasan ke Melati Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *