Well terus terang, saya tidak tahu. Kalau dari namanya Cirata, saya tahu pasti daerah yang terletak di Jawa Barat, karena Ci itu kan airnya Air, dan rata? masak sih dataran? …. Kalau seandainya Gen tidak memberitahukan tentang Picture Book ini, saya tidak akan tahu tentang PLTA Cirata. Saya cuma tahu waduk Jatiluhur. Dan yang membuat saya malu, saya tahu tentang negara kita ini melalui orang asing dalam hal ini orang Jepang.
Picture book ini berjudul “Para Ayah pembuat waduk —- sampai selesainya pembangunan PLTA Cirata berkat kerjasama Internasional”. Pengarangnya Kako Satoshi. Tentang pengarang ini memang sudah sejak lama Gen menyarankan saya menulis tentang dia, karena hasil karyanya sudah terkenal sejak dulu terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Dan dia menyampaikan sesuatu ilmu yang sulit dengan gambar sehingga menjadi mudah dna menarik.
Di sampulnya tertulis begini,” Buku ini dibuat untuk menceritakan kegiatan para ayah yang berasal dari Indonesia, Jepang, Australia, Perancis dan Jerman waktu membuat waduk besar di tempat yang bernama Cirata”. Pembangunan dimulai bulan Desember 1983, dan selesai September 1988. Sebanyak 5000 orang bekerja dan diantaranya 300 orang Jepang, sehingga kalau dilihat dari besar dan banyaknya tenaga kerja yang dipakai bisa disebut sebagai pembuatan Piramid modern.
Dalam buku ditampilkan tokoh Ayahnya Wawam, yang harus bekerja di situs pembuatan waduk. Kemudian kita bisa melihat tempat yang dimaksud. Gambarnya begitu detil, dipenuhi dengan keterangan yang diperlukan, juga nama-nama binatang yang ada. Sementara cerita berlanjut mengenai diadakannya rapat/pertemuan untuk membicarakan pembangunan waduk itu. Kemudian mulai diadakan pengiriman barang dari luar negeri melalui pelabuhan laut dan udara.
Dari pelabuhan, barang-barang tersebut dibawa ke situs tempat pembuatan dam, dan dimulailah pembangunan prasarana jalan, juga “Camp” tempat para ayah itu menginap selama waduk dikerjakan, pembangunan waduk pun dimulai. Wahhh sebanayak 47 halaman penuh dnegan gambar mendetil proses pembuatan waduk sampai pada upacara peresmiannya. Seandainya proses pembuatan waduk itu hanya dituliskan dalam bentuk tulisan, saya yakin anak-anak tidak akan bisa mengerti. Tapi karena dapat melihata gambar yang detil tersebut, saya yakin anak-anak bahkan bisa menghapal dna bisa menjelaskana proses pembuataan waduk dengan jauh lebih berurutan daripada orang dewasa. Waktu Riku dibacakan buku inipun, dia sudah banyak bertanya-tanya, kenapa harus begini kenapa begitu. Air yang di sungai bagaimana lalu bagaimana isi air ke dalam waduk…. ditanya oleh anak usia 5 tahun …. Dan saya yakin itu karena dia bisa mengerti melalui gambar.
Kako Satoshi sendiri menuliskan dalam ending buku ini bahwa dia pernah membuat buku dnegan tema waduk Jepang pada tahun 1959, namu buku itu kemudian 絶版 zeppan (tidak dicetak lagi) akibat perubahan ekonomi dan masyarakat. Karena itu dia merasa ada kesempatan bagus membuat buku mengenai waduk yang dikerjakan dnegan kerjasama luar negeri. Dan berkat bantuan dari banyak pihak, Buku itu bisa terbit setelah hampir 30 tahun.
Keterangan buku :
Judul asli : ダムをつくったお父さんたち Dam wo tsukutta otosantachi, 1 Oktober 1988, dan cetakan ke empat Juni 2000. ISBN4-03-529310-5 Penerbit Kaiseisha. ukuran A4 harga 2000 (+pajak 5%)
Dan yang menarik tertulis di halaman belakang, biasanya Picture Book hanya tulis dari umur sekian . Tapi picture book ini tertulis: 子どもから大人まで Kodomo kara Otona made (dari anak-anak sampai dewasa). Ya benar, orang tua juga bisa belajar dari buku ini. Saya pun akan lebih memilih picture book daripada harus membaca buku dengan tulisan yang kecil-kecil.
NB; akhir-akhir ini Gen getol mengumpulkan Picture book yang berhubungan dengan Indonesia. Masih ada satu lagi yang akan saya bahas di kemudian hari.
Berikut review dalam bahasa Jepang oleh Gen :
海や地球の断面を描かせたら右に出る者のない著者によるダムの断面絵本。ものすごい絵本です。
インドネシアのジャワ島で大成建設が関わったダム建設。山奥の谷川がページを追うごとに巨大ダムに変貌していくその過程はスペクタクルと言っても過言ではありません。
山中、というか山という立体の内奥に、発電機をいくつも並べておくための空間を掘削してしまう、なんて素人には想像もつきません。それもジャンボジェットが6機も入りそうな巨大な空間。5歳の息子と一緒に感嘆しつつ鑑賞。
インドネシアのエネルギー省に勤務するしているお父さんや日本の建設会社に勤務しているお父さん、フランスやドイツのお父さんたちが関わった5年 がかりの大プロジェクト。最後にインドネシア大統領が祝賀のために登場したときには、息子も喝采でした。nasi kuningももちろん登場です。
インドネシアの動物や昆虫たち、水力発電の仕組み、大規模土木工事に繰り出されるいろんな機材、車両、そして多国籍のお父さんたち。いくつもの 山々を越えて立ち並ぶ送電塔。電気をつくるという事業の大きさを目に訴えてくれます。この夏息子が過ごしたジャカルタの家の電気もこのダムから来ているか もしれない、と思うとわくわくします。
かこさとし先生に大感謝です。
Wah… pola pengajaran yang menarik.
yap. di Jepang picture book dan praktek langsung membuat pelajaran tidak boring.
Buku itu pasti berguna untuk dewasa juga ya.
Apalagi untuk saya yang nggak kuat tentang ilmu pembangunan.
Nanti saya baca aja.
Sekarang malah si Riku lebih banyak tahu tentang waduk daripada tante ini.
Hebat ya si doi gue!
iya pasti!!!
Saya juga lebih suka membaca cerita yang menyertakan gambarnya setidaknya bisa istirahat dari tulisan dan melihat gambar. Kalau cerita bergambar jangan ditanya, menjadi pilihan utama. terimakasih
heheheh sama dong.. Makanya di blog aku juga suka pasang foto-foto kan …. kembali Yulis.
If a picture paint a thousand words ……………
Hmmm …
Ini keren …
Setau ku di Indonesia sendiri … tidak ada buku yang menceritakan hal ini …
Sip-sip
banyak loh mas, yang orang Indonesia tidak ketahui mengenai Indonesia sendiri.
Aku ga mau komentarin bukunya, ah…
Aku mo komentarin EmiChan.
Kenapa, eh, kenapa.. tiba-tiba nyanyi: “If a picture paints a thousand words” yaaahh…
😀
loh kan nyambung si Yulis yang bilang suka kalau ada gambarnya daripada tulisan melulu. Dan memang benar kan a picture can represent a thousand words….. terlepas dari lagunya yang bagus hihihi….hiks….
Wah, kalau Cirata sih, aku ingat sebuah restoran ikan nila di pinggir waduk. Sementara, bendungannya sendiri aku nggak tahu di mana posisinya.
Btw, ikan nila segar banget karena masih hidup…Jadi langsung ditangkap di tempat, kemudian dibakar atau digoreng dan dimakan dengan sambal yang juga segar (dadakan)…Wah, pagi2 udah ngomong makanan nih…
Waduh, baru baca nih tulisan yg ini.
Aku waktu umur 4 tahun berkunjung sekeluarga melihat proyek pembangunan Cirata. Tapi ga ada yg inget selain sebuah foto sekeluarga dengan bekgron alat berat… 😀
.-= mang kumlod´s last blog ..Sang Pencari Kebenaran =-.
Satu lagi…
Cianjur yang asalnya lebih dingin dari Bandung, menjadi tempat yang panas setelah dibangun bendungan Cirata *hiks*, terus banyak kampung yang tenggelam pula. Diganti rugi sih. Tapi sayangnya PLTA Cirata ga menguntungkan warga sekitar, karena sering banget mati lampunya.
.-= mang kumlod´s last blog ..Sang Pencari Kebenaran =-.
Pingback: Waduk Cirata Sebenarnya Telah Dikenal oleh Anak-anak di Jepang « The First
wah keren ya ternyata waduk itu, saya jadi mau kesana…
.-= kenyo´s last blog ..Alfito Deannova Pake Baju Star Trek =-.
Pingback: Twilight Express » Oleh-oleh dari Rumah Sakit
Wah.. Jadi kayak buku kenangan bagi yang terlibat langsung di proyek tsb…. Bagi kita dan anak-anak bisa belajar banyak hal baru namun tak memberatkan karena gambar yang menarik…. *Mbak EM, numpang nanya; Apakah setiap pengarang PB -yg nulis ceritanya- termasuk ilustrator juga? atau gambarnya dikerjakan lagi oleh orang lain?? Thanks
.-= henny´s last blog ..Keponakan =-.
mau bertanya apakah dalam buku itu tertulis seorang nama yang bernama ALM pak HJ.nurhaer?
soalnya saya pernah dapat cerita bahwa dalam masa pembangunan tersebut .,sebutlah ALM.pak HJ.nurhaer sebutlah sebagai bos perwakilan dari indonesia apakah betul?