Hari Kedua

10 Apr

Hari ini adalah hari kedua mulai belajar di sekolah, tentu saja untuk Riku dan Kai. Kalau Kai tidak ada masalah… sama sekali. Pergi ke sekolah tanpa ba bi bu sebelum pukul 9 pagi. Aku pun tidak mengantar sampai pintu masuk TK, hanya turunkan dia dari sepeda, lalu pergi. Eh, sebelum pergi aku sempat mampir ke kantor sekolah untuk menyerahkan permohonan perpanjangan kelas (Usagi Gumi) selama semester ini. Jadi kalau kelas biasa (Yuri Gumi) belajarnya hanya sampai jam 2 siang saja, tapi bisa minta masuk ke Usagi Gumi dari jam 2 sampai jam 5 sore, dengan menambah bayaran 800 yen. Usagi gumi ada setiap hari kecuali hari Rabu. Untung aku mengajar Kamis dan Jumat, sehingga aku tadi sudah menyerahkan jadwal aku mengajar supaya bisa dimasukkan nama Kai dalam daftar kelas Usagi Gumi. Kelas tambahan ini berkapasitas 25 orang, sehingga berlaku sistem siapa cepat dia dapat. Mumpung hari kedua, aku cepat-cepat masukkan saja jadwalku.

Waktu kutanya bagaimana belajar pertama dengan Haruka Sensei, Kai mengatakan, “Tadi aku buat origami tulip, lalu baca buku. Lalu pergi ke kelas nensho (kelas yang untuk 3 tahun) untuk bantu mereka.”
“Wah asyik dong bisa jadi kakak kelas ya…”
“Tapi ngga ada yang tanya dan minta tolong ke Kai. Semua bisa sendiri”
“Ya bagus dong, Kai jadi tidak usah kerja kan?”
“Oh iya ya…. enak juga kalau tidak usah kerja”
“Ya, tapi adik-adik kan akan merasa aman, jika mereka tahu ada kakak kelas yang bisa dimintai tolong”
“He eh…”
Aku salut memang pada pendidikan di sekolah TK dan SD di sini, mereka menerapkan sistem mentoring, kakak kelas momong adiknya. Aku kadang bayangin bagaimana kalau nanti tahun depan Riku kelas 6 mentoring Kai yang kelas 1 hehehe. Tanoshimi.

jenis sakura yang lambat mekar di sebuah sekolah dekat rumah, cukup menghibur hari-hari sekolah

Nah, bagaimana hari keduanya Riku? Katanya gurunya yang laki-laki ini galak! Nah biasanya aku percaya galak = disiplin = bisa belajar. Kelas-kelas sebelumnya terlalu banyak distraksi dari teman-temannya yang nakal dan ribut di kelas. Semoga saja di kelas baru ini, dengan komposisi teman yang beda dengan kelas sebelumnya, dia bisa lebih konsentrasi. Apalagi pelajaran pasti lebih sukar kan?

Selain suasana kelas, dia juga harus ikut kegiatan OSISnya. Dari kemarin malam dia bingung, akan masuk seksi apa. Tadi pagi aku bilang, “Loh bukannya dulu kamu mau masuk seksi majalah sekolah?”
“Hmmm ngga tau deh…”
Wah berarti dia benar-benar bingung tuh 😀 Dan tadi waktu pulang kutanya dia masuk seksi apa, dia jawab “Perpustakaan”. Bagus deh ngga jauh dari buku 😀

Tapi hari ini mungkin merupakan hari sial untuk Riku. Tadi sore waktu dia akan berangkat bermain sesudah pulang sekolah, dia jatuh dari sepeda. Aku kaget karena tiba-tiba ada orang yang mengebel. Rupanya tetanggaku yang kebetulan sedang cuci mobil, melihat Riku jatuh dari sepeda, dan tidak bangun-bangun. Jadi dia panggil aku. Aku langsung lari ke bawah dan tidak lupa mengunci Kai dalam rumah. Rupanya perut Riku kena stang cukup keras, sehingga dia kesakitan dan terduduk di aspal. Setelah aku suruh dia tunggu 10 menit dalam rumah, sakitnya mereda. Tapi dia bersikeras untuk pergi main. Ya aku bilang silakan asal tahu diri saja. Dan dia bilang bahwa dia akan menolak jika diajak berlari atau sepak bola.

Nah tahu-tahu sekitar pukul 5 dia pulang, dan menangis. Rupanya waktu dia pergi bertemu teman-temannya di taman, mereka mengajak Riku bermain bola. Lalu Riku menolak dia bilang “Aku nonton aja ya”. Waktu diajak main petak umpet juga dia tolak. Lalu teman-temannya bilang, “Kalo gitu buat apa kamu ke sini”… Waaaahhh  kena deh  🙁 Riku jadi sedih kok teman-temannya tidak mau mengerti bahwa dia masih sakit perutnya, dan memilih untuk tetap berada bersama teman-temannya meskipun tidak aktif. Dia menangis terus, dan aku merasa bersyukur bahwa aku ada di rumah waktu dia pulang. Coba aku sedang kerja, dia melampiaskan kesedihannya bagaimana? Aku coba jelaskan bahwa memang banyak orang yang hanya mau memikirkan diri sendiri dan tidak memikirkan kondisi dan perasaan orang lain. Dan aku bilang, “Lupakan saja! Kamu mau ngapain supaya bisa lupa? Masak, main, gambar? Ayo sama mama…”
“Aku mau mama buat kue coklat, dan aku hias kuenya sebelum dimakan!”

So, beginilah wujud kue pelampiasan kekesalan Riku hari ini.

Punyaku sederhana saja, dibanding punyanya Riku. Hehehe **obat pelampiasan kekesalan**

Kalau kamu kesal, apa pelampiasanmu? 😉 (Untung kalau aku pelampiasanku bukan belanja tapi masak! hehehe)

**********************************************************************************************************

Oh ya, hanya mau mengingatkan bahwa tanggal 1 April kemarin Blog TE ini berulang tahun ke 5 dan aku mengadakan giveaway yang bisa dibaca di sini detilnya. Kalau sempat ikut ya, masih lama sih penutupannya sampai tanggal 22 April … Terima kasih sebelumnya!

Tahun Terakhir

9 Apr

Tadi pagi aku pergi bersama Kai ke TKnya untuk mengikuti acara pembukaan tahun ajaran baru th 2013-2014. Memang di Jepang pendidikan (bahkan kantorpun) memulai tahun ajarannya (tahun fiskal) pada awal April. Biasanya hari-hari permulaan sekolah begini dihiasi dengan rimbunnya bunga sakura yang menyambut murid baru. Tapi murid-murid Tokyo tahun ini harus cukup puas disambut dengan udara yang cerah saja, karena pohon sakuranya sudah lebih banyak daunnya daripada bunganya 😀

sakura rontok…. hiks

Kami ke sekolah jam 8:30, karena kami diharapkan berkumpul pukul 8:40 di kelas. Cepat-cepat memuat barang-barang perlengkapan alat tulis dan segala macam pernik-pernik milik Kai dalam keranjang sepeda, lalu aku cepat-cepat mengayuh sepeda. Untung masih dapat tempat parkir sepeda di lapangan parkir TK. Lalu cepat-cepat menuju gerbang masuk, dan baru ingat bahwa kelas Kai berada di lantai dua dan tempat uwabaki (sepatu dalamnya) ada di pintu tengah. Sehingga kami cepat-cepat mengantri di barisan yang mau masuk pintu tengah. Agak terhambat karena setiap anak dan ibu yang masuk lewat pintu yang lebih kecil dari pintu utama itu harus membuka sepatu dan menggantinya dengan uwabaki, dan ibunya dengan sandal. Ngomong-ngomong soal sandal aku lupa membawa sandal, sehingga cepat-cepat pinjam sandal sekolah yang berada di gerbang masuk. Memang disediakan sandal untuk tamu TK, tapi jumlahnya sedikit, sehingga sebenarnya kami harus membawa sandal masing-masing sendiri.

uwabaki paling sederhana dan paling murah. Riku punya di bagian depannya (karet) berwarna biru, dia yang minta…mau modis katanya hahaha. Dasar anak SD. Kalau Kai sih masih polos, pakai apa saja yang dibelikan mamanya 😀

Langsung masuk ke kelas YURI (bunga bakung) kelas Riku yang baru, dan bertemu dengan gurunya Haruka Sensei yang cantiiiiik sekali! (Aku mau jadi anak TK lagi kalau gurunya secantik ini hehehe). Aku masukkan kotak peralatan di lokernya Kai, serta mengambil semua surat-surat pengumuman yang sudah ditaruh dalam loker. Selain itu kami harus menaruh topi penyelamat/alas duduk, tas tambahan, buku agenda, buku latihan menulis, gunting dan lem di tempat yang sudah disediakan. Semuanya kemarin sudah aku beri nama, yang ternyata makan waktu seharian 😀 repot deh. (Makanya kemarin tidak bisa posting baru…hihihi nyalahin kesibukan mempersiapkan tahun ajaran baru nih)

tumpukan topi penyelamat/alas duduk serta tas dalam kotak besar

Persis jam 9, kami berkumpul di aula dan mendengarkan perkenalan guru-guru serta temu muka dengan pengurus sekolah. Sayang mikenya rusak sehingga acara pembukaan tahun ajaran baru itu tidak bisa lancar. Oh ya pertemuan ini hanya dihadiri oleh kelas nenchuu (tahun kedua TK – usia 4 tahun) dan nencho (tahun ketiga – usia 5 tahun). Sedangkan kelas nensho (tahun pertama TK – usia 3 tahun) akan dimulai setelah kami pulang. Mereka masih baru, jadi ada upacara penerimaan murid baru, yang pasti dipenuhi dengan tangis anak-anak yang baru saja akan lepas dari orang tua. TK tempat Riku dan Kai bersekolah ini memang TK 幼稚園 (youchien) 3 tahun yang menerima anak-anak dari usia 3 sampai menjadi 6 tahun (sebelum SD… SD di Jepang dimulai oleh anak usia 6 tahun terhitung sejak 1 April). Ada pula TK program 2 tahun (hanya untuk usia 4 -6 tahun), tapi selain itu ada pula tempat penitipan, Hoikuen 保育園(semacam playgroup) yang biasanya menerima peserta dari usia 50 hari sampai 6 tahun).

Gurunya Kai yang cantik memberikan pengarahan/perkenalan kepada murid-muridnya.

Setelah upacara selesai kamu kembali ke kelas, mendengarkan pengumuman dan pulang. Oh ya mulai minggu depan akan ada katei houmon 家庭訪問 yaitu kunjungan guru ke rumah murid selama 10 menit…. wah aku musti bebenah biar kinclong deh rumahnya 😀 (Semoga tidak mengganggu waktu untuk menulis posting hehehe). Dan setelah aku menemui guru Kai untuk memberitahu bahwa hari Jumat Kai akan bolos (akan kutitip kepada ibu mertua selama aku mengajar), kami pun pulang. Sulit memang bagiku yang bekerja di bidang pendidikan juga, karena tahun ajaran dari TK sampai universitas sama semua 🙁 sedangkan mertuaku jauh tinggalnya sehingga tidak bisa mewakiliku. Sampai akhir April jam belajar di TK sampai pukul 11 saja, sehingga ribet untukku yang harus mengatur waktu untuk pergi mengajar juga. Tapi masih untung karena belum perlu membawa bento (bekal makanan), jadi aku bisa sedikit lega.

Dalam perjalanan pulang itu aku melihat pasangan bapak-ibu dengan anak-anak krucils usia 3 tahun menuju ke TK…. jadi teringat 2 tahun yang lalu, waktu pertama kali Kai masuk TK (dan 6 tahun lalu waktu Riku masuk TK)…duh waktu terbang begitu saja. Dan tahun ini adalah tahun terakhir Kai berada di TK. Dia penuh semangat untuk bersekolah! Tadi pagi saja dia yang memeriksa lampu dan api dalam apartemen kami apakah masih nyala atau sudah mati, tanpa diminta, baru memakai sepatu. Ah… anakku sudah mulai menjadi anak gede! Dan tentu saja akupun harus tetap bersemangat dan enjoy, menikmati tahun terakhir di TK, sebelum tahun depan dia menjadi anak SD. Semoga…semoga saja Kai bisa mendapat seikinshou 精勤賞 (penghargaan kehadiran terus di TK, hanya maksimal tidak masuk 3 hari! hmmmm bisa ngga ya???? hihihi) , karena tentu saja tidak akan bisa mendapat kaikinshou 皆勤賞 dengan kehadiran 100% (wong Jumat besok saja sudah akan bolos :D)

Yang penting SEMANGAT! …( termasuk semangat untuk bersihin rumah sebelum dikunjungi gurunya Kai :D)

**********************************************************************************************************

Oh ya, hanya mau mengingatkan bahwa tanggal 1 April kemarin Blog TE ini berulang tahun ke 5 dan aku mengadakan giveaway yang bisa dibaca di sini detilnya. Kalau sempat ikut ya, masih lama sih penutupannya sampai tanggal 22 April … Terima kasih sebelumnya!

Mengejar Sakura

3 Apr

Sudah sejak awal Maret diperkirakan bahwa bunga sakura, bunga kesayangan warga Jepang akan mekar di Tokyo sekitar tanggal 5 April. Berdasarkan perkiraan ini ada beberapa orang Indonesia yang merencanakan untuk datang ke Jepang dan menikmati keindahan bunga sakura awal April. TAPI ternyata mereka harus kecewa, karena sakuranya tidak sabar lagi menunggu untuk mekar sekitar tanggal 20-an Maret, yang berarti terlalu cepat 2 minggu dari perkiraannya.

Dan bagi warga Jepang, merupakan suatu keharusan untuk melihat keindahan sakura. Kata Gen tadi pagi, “Orang Jepang sebetulnya aneh juga, mereka menanam sakura. Berbunga tanpa daun sama sekali, setelah gugur bunganya baru daun keluar. Dan berbunganya paling lama hanya dua minggu, setelah itu…dauuuun semua. Belum lagi ulat bulunya. Jadi orang Jepang memelihara sakura hanya untuk 2 minggu dibanding ‘pengorbanan’ selama 50 minggu yang lain” hehehe iya juga sih. Tapi begitulah sifat orang Jepang. Memelihara untuk sesuatu yang dinantikan, kalau perlu dengan jiwa raganya. Dirawat terus sehingga mereka tahu akan datang masanya mereka bisa menikmati hasilnya. Sifat yang menganyom, membina, merawat ini yang perlu orang Indonesia pelajari. Tidak ada hasil maksimal tanpa kerja keras lama sebelumnya. Tidak ada yang instan, atau kalau pun ada, harus dipelihara supaya bisa rutin mendatangkan keuntungan. Kalau tidak mau merawat, bagaimana bisa menikmati hasil?

Ah, pembicaraanku menjadi berat. Pokoknya orang Jepang akan membuat waktu untuk melihat bunga sakura waktu berkembang. Kegiatan melihat sakura ini dinamakan HANAMI. Yang sebetulnya arti harafiahnya HANA = bunga MI =melihat. Melihat bunga. Jadi aku tanya pada Gen, kalau “melihat bunga”, mestinya kalau ada kegiatan melihat bunga momo (peach) atau bunga lainnya juga bisa dipakai dong? TIDAK BISA! Hanami adalah melihat sakura. TITIK! Segitunya cintanya masyarakat Jepang pada sakura. Dan yang namanya HANAMI sebetulnya bukan hanya melihat sambil jalan. Biasanya mereka akan menggelar tikar di bawah pohon sakura, lalu makan dan minum atau piknik di bawah pohon sakura. Tentu saja minum alkohol juga. Dan konon mereka akan senang sekali kalau kelopak bunga jatuh ke dalam minuman mereka, seakan membawa keberuntungan untuk tahun (fiskal) yang akan datang.

Sepanjang jalan Oizumigakuen dori. Kuambil dari sepeda.

Nah, sebagai orang setengah Jepang :D, tentu saja aku mencari kesempatan untuk HANAMI, dalam arti harafiah yaitu melihat sakura, bukan piknik di bawah sakura :D. Kalau melihat satu dua pohon di dekat rumah memang bisa dan ada, tapi melihat banyak pohon sakura di taman itu yang butuh jadwal. Kesempatan pertama adalah pada hari Minggu tanggal 24 Maret, waktu kami pergi nyekar ke makam keluarga di Yokohama. Di sana ada ada beberapa pohon sakura yang indah, dan di sebelahnya ada rumah tradisional Yokomiso. Dan yang paling aku suka di sana ada ladang Na no hana, hamparan bunga kuning yang aku sukai. Entah kenapa aku memang lebih suka bunga yang warnanya kuning daripada pink! hehehe.

Hanami sekaligus nyekar
Ladang Na no hana

Setelah di yokohama itu, aku janjian untuk pergi ke Taman Inokashira pada hari Senin tanggal 25, tapi batal karena hujan. Tapi pada tanggal 26 Marte itu, aku janjian dengan Sanchan, teman baruku di Tokyo untuk mengantar anak-anak kami menonton di Kichijoji. Ada film doraemon yang baru. Riku sudah cukup besar untuk aku berikan tanggung jawab menjaga Yuyu kun dan Kai, sehingga mama-mamanya bisa pergi ke Taman Inokashira untuk hanami. Jadi selama mereka menonton 1,5 jam itu kami berdua jalaaaaan terus mengelilingi Taman Inokashira!

Taman Inokashira

Yang menakjubkan, waktu kami berjalan berkeliling begitu, tiba-tiba ada seorang wanita sebayaku yang menyapa. Ternyata sama-sama orang Indonesia dari Jakarta yang bersuami orang Jepang. Dia sendirian saja, sehingga kami bertiga sempat berfoto bersama. Senang juga bertemu teman baru.

Kami juga tidak lupa untuk berfoto di depan danau “legenda” Inokashira, tempat dimana kita bisa naik perahu menyusuri danau yang tepinya dirimbuni pohon sakura. Konon pasangan pacaran tidak boleh ke sini, karena setelah dari sini biasanya putus! Tapi aku tidak pernah percaya tabu-tabu seperti begitu sih.

danau legenda Taman Inokashira

Tapi kulihat pohon sakura yang tahun lalu rimbun, tahun ini tidak banyak bunganya. Kelihatannya banyak pohon yang sudah berdaun tanpa bunganya sempat mekar. Entah mungkin karena cuaca yang berganti-ganti sehingga tidak seperti biasanya. Setelah berkeliling satu taman, kami berjalan kembali ke bioskop untuk menjemput anak-anak dan makan all-you-can-eat di Shakeys Pizza.

Setelah tanggal 26 itu, pada tanggal 27 nya kami pergi ke rumah kakek neneknya Riku dan Kai di Yokohama. Kami mau mencoba naik jalur kereta baru yang menghubungkan stasiun dekat rumah kami, langsung sampai stasiun dekat rumah di yokohama, tanpa perlu ganti kereta. Kalau dulu kami paling sedikit harus satu kali ganti kereta, tapi sekarang tinggal duduk selama 54 menit dan turun! Praktis sekali. Kami pun menginap semalam di Yokohama, dan pagi harinya aku dan Kai sempat hanami di taman dekat rumah. Pohon sakura di sana juga bagus! Dan tidak ada orang lain, sehingga bisa menikmati sendiri.

 

Taman dekat rumah di Yokohama

Setelah itu kami konsentrasi untuk Jumat Agung dan Paskah. Setelah misa Paskah tanggal 31 Maret itulah, kami mau mencari makan siang, sehingga kami mengalir begitu saja ke arah Mitaka untuk mencari restoran. Eh tahu-tahu di daerah Chofu kami melihat seperti taman besar, dengan pohon-pohon Sakura yang rimbun. Sambil mencari namanya di Car Navigation kami, ternyata di situ ada Tokyo Metropolitan Jindai Botanical Garden. Kami putuskan untuk mencari parkir (untuk 3 jam sekitar 1000 yen) dan turun.

Taman Jindai

Ternyata harga karcis masuk di Taman Botani Jindai ini lebih mahal dari Taman Showa Kinen di Tachikawa (Kalau taman Inokashira gratis) , yaitu 500 yen untuk dewasa tapi gratis untuk anak-anak. Setelah masuk dan makan siang di restoran taman itu, kami mulai berjalan mengelilingi taman. Hari Minggu itu benar-benar dingin. Hujan pada pagi hari, tapi waktu kami di situ sekitar pukul 3 sudah tidak hujan. Memang bukan waktu yang tepat untuk jalan-jalan di taman. Tapi ada kok beberapa orang yang segila kami 😀 Dan kalau membandingkan jumlah pengunjung dengan luasnya taman, wah rasanya taman itu kosoooong sekali. Senang karena bisa berfoto tanpa terganggu dan mengganggu pengunjung lainnya.

Ada kumpulan pohon Sakura yang membuat permadani dengan kelopak bunga sakura karena banyak kelopak yang berguguran setiap tertiup angin. Anak-anak berlarian mengejar kelopak yang jatuh dan kami benar-benar menikmati kemewahan ini. Karena tidak berencana ke sini, aku tidak  membawa kamera DSLRnya, sehingga kamera Canonku kuberikan pada Gen, dan aku memakai iPhoneku.

Padang rumput di Taman Jindai

Apalagi di bagian tengah ada padang rumput yang mengundang orang untuk tiduran di situ.Diawali dengan Riku yang jatuh karena berkejaran dengan Kai, aku pikir kenapa tidak membuat foto dengan duduk di rumput. Lalu kami mencoba setting self-timer dan…click…. Ada dua foto kami sekeluarga dengan pose berbeda yang kami sukai. Sebetulnya mau foto-foto lebih banyak lagi, tapi Gen sudah kedinginan. Aku sih tidak karena memang aku pakai coat musim dingin yang tebal. Biasanya setelah akhir Maret, orang Jepang menyimpan winter coat mereka dan pakai spring coat. Aku ada sih spring coat tapi kok malas bongkar lemari untuk mencarinya. Dan untunglah aku memakai coat yang tebal, karena saat itu suhunya sekitar 6 derajat!

 

jenis sakura

Kami berjalan terus mengelilingi taman dan melihat bermacam tanaman juga selain sakura. Pada waktu yang bersamaan bunga pohon momo (peach) juga berbunga, dan bagi yang tidak biasa akan menyamakan bunga momo sebagai sakura, padahal beda!

jenis bunga momo

Sekitar pukul 5 sore, pihak Taman menyalakan lampu-lampu sampai jam 8, waktu taman ditutup. Sakura waktu malam disebut dengan Yozakura, juga indah… tapi aku jarang karena memang jarang keluar malam. Dan rasanya kok tidak seindah aslinya 😀 Tapi kami sempat berfoto dibawah siraman lampu di bawah Sakura sebelum pulang pada pukul 6 sore.

light up di Taman Jindai

Senang sekali bisa menikmati Sakura sekeluarga, karena biasanya Gen terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu santai, dan timingnya pas sekali. Tanpa rencana tapi bisa menemukan taman yang begitu bagus. Dan to tell the truth, Taman Inokashira memang cuma menang karena ada danaunya saja. Untuk kerimbunan sakura, taman Jindai ini tidak kalah!

Dan hari ini tanggal 3 April hujan terus sejak kemarin, apalagi disertai angin kencang! … Tampaknya bunga sakura sudah harus berpisah dengan sang pohon. Musim hanami sudah selesai 🙁

**********************************************************************************************************

Oh ya, hanya mau mengingatkan bahwa tanggal 1 April kemarin Blog TE ini berulang tahun ke 5 dan aku mengadakan giveaway yang bisa dibaca di sini detilnya. Kalau sempat ikut ya, masih lama sih penutupannya sampai tanggal 22 April … Terima kasih sebelumnya!

Hari Buku Anak Internasional

2 Apr

Sebetulnya hari ini ingin menulis topik lain, tapi begitu aku melihat status Indri di FB soal International Childrens Book Day, aku merasa harus menulis sedikit tentang ini.

Pertama kali dibacakan cerita dari luar negeri waktu kecil adalah cerita-cerita berbahasa Belanda yang berisi antara lain cerita Upik Abu yang dalam bahasa Belandanya Assepoester, atau yang sering menakutkan adalah Si Topi Merah atau Roodkapje. Tapi setelah bisa baca sendiri, aku membaca buku terjemahan karangan H.C. Andersen dan Album Cerita Ternama seperti Quo Vadis, Don Quixote, Quentin Durward dan lain-lain. Dan seperti yang pernah kutulis di Dongeng,  sebuah cerita aku ingat terus sampai sekarang yang amat aneh (tidak masuk di akal) menurutku yaitu Putri yang Sempurna atau bahasa Inggrisnya The Princess and The Pea. Masak ya bisa merasakan kacang polong yang ditimbun 20 kasur sih hehehe. Yah namanya juga dongeng, fiksi wajar jika tidak masuk di akal kan? Tapi ya gitu deh, aku suka dongeng dan fiksi tapi aku tetap tidak bisa menerima kalau terlalu jauh di luar nalar….dan itu juga yang menyebabkan aku tidak bisa menikmati Harry Potter :D  (bukunya ya, bukan filmnya). Eh iya, aku juga tidak suka Alice in the Wonderland tuh, membingungkan. Kata orang Jepang aku ini  kawaikunai かわいくない. hehehe. (Mungkin karena itu pula aku menganggap aneh jika perempuan suka mengkhayalkan pangeran berkuda putih :D)

Tapi sejak aku punya anak dan membiasakan membacakan picture book sebelum tidur, aku mulai banyak tahu buku-buku dan pengarang buku anak-anak internasional, yang belum pernah aku tahu/baca di Indonesia. Mulai dari karya Eric Carle yang berjudul “The Very Hungry Caterpillar”, yang PASTI ada di setiap penitipan anak/TK atau ruang tunggu rumah sakit. Aku terjemahkan judulnya menjadi “Ulat Bulu yang Amat Lapar“! atau Leo Lionni,  pengarang yang juga menulis buku “Swimmy” dan “Si Kuning dan Si Biru“. Bahkan aku baru baca “The Ugly Duckling” Itik Buruk Rupa karya H.C. Andersen yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang sekitar 5 tahun lalu :D. Aku juga baru membaca cerita-cerita fabel dari Aesop yang berbahasa Jepang di sini. Kai paling suka cerita-cerita Aesop dan aku juga senang! Karena pendek-pendek sehingga bisa diputus jika aku sudah ngantuk 😀

Yang aku rasa aneh, di sini tidak terdengar gaungnya Dr Seus seperti yang diceritakan sahabat blogger Arman. Di Amerika konon sangat terkenal, dan kenapa ya di Jepang tidak terdengar namanya? Apakah mungkin karena dia banyak bermain kata-kata bahasa Inggris, sehingga sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang atau meskipun bisa, esensinya kurang bisa ditangkap ya? Memang sih setiap negara pasti punya pengarang/ buku anak-anak terkenal, dan justru karena itu aku ingin tahu pengarang/buku anak-anak yang terkenal di setiap negara. Hmmm perlu diteliti nih sepertinya 😀

Kebanyakan memang orang Indonesia akan lebih tahu pengarang/buku yang sudah mendunia, dan sepertinya semua hampir sama. Ya berkisar antara Andersen dan cerita-cerita disney :D. Dan memang banyak cerita Andersen yang sadis dan terkesan kurang masuk akal. Sepatu Merah misalnya, pasti tidak aku bacakan untuk anak-anak karena kaki si gadis yang suka dansa itu dipotong. Atau  cerita Grimm yang Hans and Gretel… ih sadis ah… masak orang tua membuang anaknya ke hutan dan si tukang sihirnya didorong masuk tungku air panas. Well, seperti yang Grace katakan juga, cerita-cerita itu perlu dimodifikasi!

Ada tidak cerita internasional yang kamu tahu tapi belum tercantum di sini? Tulis dong, supaya aku bisa googling jika aku belum baca ;)… Terima kasih ya….

Oh ya, hanya mau mengingatkan bahwa tanggal 1 April kemarin Blog TE ini berulang tahun ke 5 dan aku mengadakan giveaway yang bisa dibaca di sini detilnya. Kalau sempat ikut ya, masih lama sih penutupannya sampai tanggal 22 April … Terima kasih sebelumnya!

 

Giveaway TE BD5

1 Apr

Bukan April Mop!!!  😀 Happy Birthday yang ke lima untuk TE!

Tak terasa blogku di domain pribadi yang bernama Twilight Express ini berulang tahun ke 5 tanggal 1 April ini. Biasanya aku menuliskan pencapaian  blog selama ini sebagai laporan. Tapi kusadari bahwa akhir-akhir ini, terutama setahun ini, aku jarang menulis posting meskipun semangat sih masih menyala-nyala, dan imbasnya jarang blogwalking juga. Lihat saja dalam tahun 2013 ini, bulan Januari aku hanya menulis 10 posting, bulan Februari 9 posting dan Maret 8 posting. Padahal masih banyak cerita yang ingin kutuangkan di sini :(. Tapi ya begitulah kalau tidak ada waktu untuk menuliskannya.

Untuk memeriahkan ultah TE yang ke 5, aku memberanikan diri mengadakan giveaway untuk peserta umum baik blogger, maupun bukan blogger. Biasanya aku hanya mengirim sesuatu kepada komentator terbanyak atau komentator yang pas angka cantik. Tapi kali ini rasanya aku harus menyiapkan lebih terencana lagi.

Agak bingung juga mau membuat acara apa untuk giveaway ini. Yang pasti aku tidak suka membebani peserta GA dengan membuat posting misalnya tentang TE (soalnya aku sering sulit menulis tema-tema GA dari teman-teman blogger). Apalagi meminta testimoni tentang TE 😀 … maklum capricorn sulit memuji dan sulit menerima pujian :D. Akhirnya aku berkonsultasi dengan pak Marsudiyanto, dan dengan bantuan guru blog anti biasa ini, aku memutuskan mengadakan UJIAN TE  atau ujian tentang Jepang!!! Cocok kan dengan profesiku? hihihihi (Padahal lebih cocok disebut sebagai kuis tuh…. saking mudahnya :D)

Pertanyaannya tidak susah kok, kalau sudah kenal lama dengan TE pasti pernah baca dan tahu jawabannya ada di mana. Untuk pembaca baru bisa search di TE langsung atau googling juga bisa.

Syarat peserta:

Semua blogger atau pembaca TE yang bertempat tinggal di seluruh dunia yang mempunyai email yang benar (jika alamat salah/bounce kemenangan akan dianulir), dan alamat yang  bisa dikirimi pos dari Jepang (maaf untuk daerah pedalaman hutan  tanpa kode pos dengan terpaksa tidak bisa dikirimkan :D).

Petunjuk menjawab:

1. Isikan Nama, Email dan Alamat Blog Anda di kotak yang disediakan. Bagi yang tidak punya blog bisa mengisinya dengan URL TE yaitu : http://imelda.coutrier.com
2. Untuk soal No. 1 s.d 3 pilih salah satu jawaban dengan cara klik tombol bulat didepan jawaban
3. Untuk soal No. 4 s.d 6 pilih jawaban yang sesuai, boleh lebih dari satu (satu atau lebih), dengan cara klik tombol kotak di depan jawaban .
4. Untuk soal No. 7 dan 8 tulis secara singkat di kotak yg tersedia

 5. Jika sudah lengkap, klik submit. Untuk crosscheck apakah jawaban sudah terkirim dengan baik, tolong tuliskan nama dan email dalam komentar di bagian bawah, sehingga bisa dicek apakah jawaban benar sudah terkirim atau tidak.  JANGAN MENJAWAB DALAM KOLOM KOMENTAR!

Jawaban Giveaway akan ditutup Senin 22 April pukul 24:00 JST, jadi ada waktu 3 minggu untuk mengikuti kuiz ini. Pemenangnya akan diumumkan pada Senin 29 April. Jika semua penjawab benar semua dan menjadi peringkat satu semua, aku akan minta tolong pak Marsudiyanto lagi untuk membuatkan kaleng pengundi deh 😀

Hadiahnya?

Untuk peringkat PERTAMA (yang mendapat nilai tertinggi) akan mendapat sebuah tas canvas dari Robin Ruth berukuran 38×30 cm.

Hadiah pertama

Untuk peringkat dua, tiga dan empat, aku sediakan 3 hadiah yang bisa dipilih :

– PILIHAN PERTAMA : sebuah set bolpen frixion (bolpen yang bisa dihapus), 8 warna

bolpen frixion

– PILIHAN KEDUA : sebuah lensa mikro dan wide untuk smartphone/iPhone

lensa makro dan wide untuk ditempel ke smartphone

– PILIHAN KETIGA : sebuah stapler eco-friendly (tanpa besi) (warna hitam atau putih)

stapler ramah lingkungan

Selamat mengerjakan ujiannya ya 😀 … Gambatte kudasai!!!! Good luck!

***********************

GIVEAWAY ULANGTAHUN TWILIGHT EXPRESS KE LIMA

 

Nama

Email

Web Site

A. Pilih salah satu jawaban yang benar!

1. Bunga lambang kekaisaran Jepang adalah:
Sakura
Seruni
Magnolia

2. Nama Twilight Express yang dipakai blog ini sebenarnya adalah nama:
novel
perusahaan ekspedisi
kereta

3. Berikut ini adalah benda yang berbentuk boneka, kecuali:
Maneki neko
Daruma
Fugu

B. Untuk soal 4-6 jawaban BISA lebih dari satu!!

4.Perhatikan foto berikut ini dan sebutkan apa fungsinya:

tusuk sate
sendok teh
korek kuping
korek api
tusuk gigi

5. Nama bakmie Jepang adalah:
Natto
Udon
Renkon
Soba
Gobo

6. Lemari ini terletak di depan pintu masuk restoran, sebuah loker yang terbuat dari kayu dengan gaya tradisional. Setelah memasukkan benda yang dimaksud, ambil kunci kayunya dan bawa ke dalam. Setelah selesai, sebelum pulang, buka loker, ambil benda ini baru bisa pulang. Benda apakah yang boleh dimasukkan dalam loker ini?:

Sandal
Boot/lars
Payung
Dompet
Sepatu

7. Dari 1236 postingan di TE, topik apa yang paling menarik perhatian Anda? Sebagai panduan tentang tulisan-tulisan TE selama ini bisa melihat di page INDEX

8. Sebutkan pertanyaan Anda tentang Jepang/ atau pendapat/usul yang ingin dibahas dalam TE di kemudian hari?

Bukan soal, hanya survey hadiah. Jika Anda mendapat nilai peringkat 2 sampai 4, Anda akan memilih hadiah apa?
bolpen frixion
lensa mikro/wide smartphone
stapler eco-friendly

Untuk crosscheck apakah “submit” sudah terkirim dengan benar, tolong tuliskan nama dan email di kolom komentar di bawah ini. Jangan sampai kesalahan tidak tersubmit merugikan Anda.
Terima kasih banyak atas partisipasi teman-teman dalam acara Giveaway TE Birthday ke 5.

Ngendonesia

30 Mar

Memang aku lagi mau ngedumel nih…. Aku beri nama ngendosia itu sebenarnya untuk mengacu pada teman orang Jepang yang sudah belajar bahasa dan budaya Indonesia dan menyerapnya dalam kehidupannya. Banyak loh orang Jepang yang jauh lebih tahu dan ahli tentang budaya Indonesia secara ilmiah, dan secara kebiasaan. Cukup banyak kulihat murid bahasa Indonesiaku yang sudah menyerap kebudayaan Indonesia dengan sempurna, sampai masalah jam karetnya 😀 Tak jarang aku harus menunggu kehadiran murid-murid meskipun jam kursus seharusnya sudah dimulai. Kalau memang dari kantor aku bisa mengerti, tapi yang mahasiswa dan ibu rumah tangga? Alasannya apa?Belum lagi kalau terlambat datang pada jam yang sudah dijanjikan 😀 Benar-benar sudah ngedonesia kan?

Kemarin dulu malam, aku tidur jam 10 menemani anak-anak. Tapi terbangun jam 12 dan melihat Gen belum pulang. Cukup kahwatir karena akhir-akhir ini dia kurang tidur. Jadi aku mulai membaca novel bahasa Inggris. Gen pulang pukul 2, dan tanpa makan malam langsung tidur. Yang payahnya, aku tidak bisa tidur karena novelku belum selesai 😀 Itulah kebiasaanku yang sulit dihindari, tidak bisa memutus membaca sesuatu  di tengah-tengah. Sedapat mungkin aku ingin menyelesaikannya. Jadi deh aku baca terus sampai selesai. Waktu melihat jam, sudah jam 4! Wah …padahal aku harus bangun jam 6 karena Gen harus pergi ke kantor jam 7. Aku tentu harus membangunkan dia.

OK, beres bangunkan dia, dan dia bisa berangkat dari rumah sebelum pukul 7:30 pagi. Lalu aku menyiapkan sarapan untuk Riku yang tetap bangun pukul 6 pagi setiap hari… Dan terasa sih klinyengan rada pusing karena kurang tidur. Jadi waktu aku sudah menyiapkan sarapan Riku, aku bilang, “Mama bobo lagi ya….” dan masuk ke tempat tidur. Baru akan tertidur, tiba-tiba telepon  berbunyi kencang… biasanya kalau siang hari aku biarkan answering machine menjawab dulu, baru ambil. Tapi karena pagi, aku takut kalau ada berita mendadak. Jadi cepat lari keluar dan ambil telepon. Ternyata dari teman lama orang Jepang yang pandai berbahasa Indonesia, yang bicara basa-basi dan menanyakan apakah aku bisa ikut survey dari temannya. Lalu kujawab tidak mau dan tidak bisa juga karena sudah penuh jadwal. Duh aku sebal sekali pagi itu, kenapa sih tidak menghubungi via email saja? Apalagi melihat jam dinding belum jam 8 pagi 🙁 Aduuuh untuk sesuatu yang tidak mendadak sepertinya tidak ada deh orang Jepang yang menelepon orang sebelum jam 8 pagi! Atau ok deh kalau hari sekolah, mungkin ada pemberitahuan mendadak. Tapi kalau hari sekolah aku juga pasti tidak akan tidur lagi jam 8 pagi. Paling cepat tuh jam 9 loh! Ini masih libur musim semi! Bad timing… dan langsung aku ngedumel….”Dasar Ngendonesia!”. Prejudice memang karena berarti aku men-cap bahwa orang Indonesia sering tidak memikirkan waktu-waktu yang tepat untuk ngerumpi 😀

Perlu waktu untuk meredam kekesalanku supaya aku bisa tidur lagi, yang akhirnya bisa tidur dari jam 9 sampai jam setengah 11. Satu setengah jam, tapi cukuplah. Apalagi waktu aku bangun, pas aku melihat Kai baru selesai membuat teh sendiri, tanpa dibantu kakaknya dengan sempurna, dan makan pagi sendiri! Anak-anakku mulai mandiri. Dia juga sudah bisa jaga rumah sendiri selama 3 jam, tanpa merasa takut. TAPI… kok ada sedikit rasa sedih merasa bahwa sebentar lagi mereka mulai menjauh dari pelukanku ya?

Selamat menikmati akhir pekan, dan selamat tidur sampai siang 😀 (Aku sih sudah bangun dari jam 6 pagi tadi dan mendapatkan langit mendung!

Berpisah itu Sedih? Senang?

25 Mar

Bulan Maret merupakan bulan nano-nano 😀 Cuaca saja ada hangat, ada dingin, ada berangin kencang minta ampuuuun hehehe. Tapi mungkin yang paling mengejutkan warga Tokyo adalah mekarnya bunga Sakura yang lebih cepat 2 minggu dari perkiraan yang tanggal 5 April. Semua jadi kedandapan bergegas untuk melihat keindahan bunga sakura. Konsumennya bergegas mengatur jadwal untuk pergi ke taman-taman, sedangkan penjualnya kelabakan menyiapkan bahan dan membuat pamflet atau mengganti tanggal yang tertera di pamflet yang tersedia. Semua tidak mau ketinggalan untuk menikmati keindahan Sakura.

Gara-gara angin kencang, sepeda bisa nangkring di kabel listrik! lucu, tapi… mengerikan jika kita berada di luar rumah waktu angin kencang itu bertiup.

Itu baru cuaca dan kehidupan hariannya. Bagi pekerja Maret merupakan yamaba atau puncak stress dan kerjaan, karena harus tutup buku. Gen tidak pernah ada hari Libur selain hari Minggu. Bagi murid dan pelajar, Maret juga berarti penutupan tahun ajaran, yang berarti kelulusan atau kenaikan kelas.

Yang paling cepat memasuki liburan musim semi tentu saja aku 😀 Karena semua kuliah sudah selesai pada bulan Januari. Tapi berarti bulan Maret aku harus menyusun silabus untuk tahun ajaran baru yang bagiku akan dimulai hari Kamis tanggal 11 April. Selain disibukkan oleh silabus-silabus itu, aku juga menderita polen, alergi serbuk bunga, dan …. baru saja sembuh dari demam. Kelihatannya cuaca yang naik-turun ini membuat tubuhku tidak fit sehingga mudah demam. Karena itu pula aku tidak bisa mengup-date tulisan di TE padahal sedang semangatnya tuh.

Setelah aku, Kai yang banyak menikmati liburan musim semi selama 3 minggu. Tanggal 15 Maret kelasnya MOMO GUMI (Kelas Peach) selesai dan terakhir bertemu dengan gurunya Asami Sensei. Mereka akan naik menjadi nencho san dan mendapat guru baru di kelas LILY (YURI GUMI), sedangkan Asami Sensei berhenti bekerja sebagai guru TK. Tahun ini banyak guru-guru lama yang aku kenal keluar bekerja karena macam-macam alasan (hamil, berkeluarga atau sakit). Ada beberapa murid yang manja terhadap gurunya yang menangis dan memeluk senseinya erat-erat waktu berpisah, tapi si Kai cuek aja tuh. Dan sebetulnya Asami senseinya juga mengakui bahwa dirinya tidak bisa menangis seperti guru-guru yang lain…. biasanya guru TK akan menangis waktu perpisahan. Dia mengatakan nanti setelah pulang baru biasanya akan nangis sendiri mengenang hari-hari perpisahan. Bisa dimaklumi juga waktu mendengar dia baru setahun menikah dan sekaligus menjadi istri dan guru TK… tenaganya pasti habis!

perpisahan kelas Momo dengan gurunya. Kelas Kai berikutnya bernama YURI (lily)

Acara perpisahan di TK yang dihadiri orang tua murid itu tidak berlarut-larut. Anak-anak pergi ke aula untuk menerima badge dan topi yang baru. Kai terpilih menjadi wakil menerima topi YURI GUMI yang berwarna putih. Sedangkan ada beberapa anak juga yang naik ke panggung untuk menerima piagam karena tidak pernah bolos dalam setahun. Kai langsung berkata, “Nanti di kelas Yuri aku mau menerima piagam…” Tapi berarti tidak boleh bolos…dan itu rasanya tidak mungkin 😀 Karena tahun ajaran Kai mulai tanggal 9 April dan selama seminggu itu mereka pulang pukul 11 siang! Padahal aku harus mengajar dan tidak bisa bolos 🙁 Jadi biasanya aku boloskan Kai, untuk ikut bersamaku ke universitas atau aku titip ke rumah mertua. Setelah murid-murid kembali dari aula, orang tua murid memberikan kenang-kenangan berupa album kenangan/foto buatan masing-masing orang tua murid serta karangan bunga. Satu yang kupelajari di sini, jika di Indonesia orang tua sibuk memikirkan akan membeli hadiah apa yang patut diberikan kepada guru-guru dari anak-anaknya, di Jepang biasanya orang tua TIDAK MEMBELI JADI. Hadiah buatan tangan lebih diapresiasi oleh guru-guru yang memang biasanya TIDAK BOLEH menerima hadiah berupa BARANG atau UANG dari orang tua murid. Jadi untuk membuat buku kenangan dan membeli bunga, aku hanya perlu mengeluarkan uang 100 yen saja!

Kelas Riku selesai tanggal 22 Maret lalu, dan orang tua tidak hadir di sekolah. Rapor mereka yang disebut AYUMI diberikan kepada murid-murid langsung untuk diserahkan kepada orang tua. Rapor Riku? Yah biasa-biasa saja… masih sama seperti dulu hanya ada 3 penilaian untuk setiap pelajaran yaitu : Bagus – CUKUP – kurang. Thats all! Tidak ada ranking juara kelas juga 😀

Banyak pengguna kereta yang mengantar kereta terakhir di stasiun Shibuya. Begitu stasiun tutup, proses pemindahan rel ke bawah tanah dilaksanakan dalam 3 jam!

Perpisahan di sekolah memang macam-macam. Ada yang merasa sedih ada yang merasa senang. Senang tentu saja karena bisa menyelesaikan satu tahap kehidupan dan memasuki tahap yang lebih baik. Nah warga Tokyo pada 18 Maret berpisah dengan jalur kereta yang bernama TOYOKO line, yang menghubungkan Shibuya dengan Yokohama (Minato Mirai). Dulu sebelum menikah, aku selalu memakai jalur ini untuk pergi kuliah. Sehingga rasanya sedih juga membayangkan stasiun Shibuya yang dulu itu tidak ada lagi. Stasiun Toyoko yang di shibuya itu ditutup karena jalur ini diperpanjang/disambung sehingga warga Saitama yang mau ke Yokohama bisa naik satu kereta yang sama tanpa harus ganti kereta. Nah yang kurasa hebat adalah pemindahan rel kereta yang tadinya ada di atas tanah, dipindahkan ke bawah tanah. Dan supaya tidak mengganggu pemakai kereta jalur ini, pemindahan rel itu dilakukan HANYA dalam 3 jam saja! Yaitu dilakukan waktu kereta terakhir berhenti sampai kereta pertama berangkat. Di seluruh dunia, hanya JEPANG yang berani melakukan pemindahan rel kereta dalam waktu sesingkat ini. Canggih!

Beginilah perlengkapanku jika keluar rumah: kacamata dan masker! Sekarang sudah tidak perlu lagi… horreeeeeee

Sebagai penutup, aku ingin menulis juga bahwa aku merasa senang dapat BERPISAH dengan alergi serbuk bunga! 😀 Tampaknya begitu aku sembuh dari demam hari Jumat lalu, puncak beterbangannya serbuk pohon pinus lewat sehingga aku sudah bisa jalan-jalan TANPA kacamata dan masker! Horreeee….

 

Jadi Monsieur itu Susah!

19 Mar

“Jadi Lelaki itu Susah” atau bahasa Jepangnya “Otoko wa tsurai yo” merupakan film komikal kehidupan Jepang terkenal di seluruh dunia yang menceritakan soal pejalan yang bernama Torajiro. Aku pun ingat pernah menonton film Torajiro ini pertama kali di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta tahun 1988-an, selain film Kurazawa Akirayang “Seven Samurai”, “Ikiru ( To Live)” dan pertama kali juga mengenal aktor Takakura Ken dengan filmnya ”Shiawaseno kiiroi hankachi – Saputangan Kuning Pembawa Bahagia”.

Kenapa judul postinganku hari ini justru berjudul “Jadi Monsieur itu Susah” bukannya “Jadi Lelaki itu Susah”?
Ya, ini adalah komersial atau iklan sebuah minuman yang bernama “Orangina” yang merupakan parodi dari Si Torajiro. Pemeran Torajironya Richard Gere sebagai orang Perancis, sehingga iklan ini diberi judul ”ムッシュはつらいよ”.  Ada beberapa sekuel yang menggambarkan keabsurbannya Monsiur, yang selalu ditertawakan anak kecil kribo, yang kurasa justru maskotnya orangina (belum ketemu tuh namanya siapa :D).

mau lihat bagaimana iklannya? Silakan klik gambar di atas 😀

Tadi pagi di TV ada lagi iklan itu. Ceritanya si Monsieur minta tolong pelayan untuk memberikan minuman ke wanita muda yang duduk di tempat lain di sebuah Cafe. Tapi pelayan itu salah kasih ke seorang wanita yang lebih tua di meja sebelahnya. Dan si wanita tua itu menyambut pemberian sehingga… tentu saja harus berkomunikasi dengan dia. Terpaksa deeeeh. Si anak kecil kribo ini menertawakan situasi ini. Lalu Riku bertanya, kenapa sih anak itu ketawain?
Hmmm rupanya dia belum mengerti jalan cerita iklan itu. Lalu aku jelaskan,

“Si Monsieur itu kan mau ‘menggoda’ (nampa ,mendekati) gadis cantik itu, dengan mengirim minuman lewat waiter. Tapi si waiter salah kasih”
“Tapi kan bagus dia kasih ke wanita yang lebih tua, kan seumuran dengan monsiur itu”
“Hahaha Riku, namanya LELAKI itu, selalu suka dan perhatian pada wanita yang LEBIH MUDA. Jadi jarang sekali ada pria yang suka dengan obasan atau obaasan :D. Nanti kalau Riku besar juga, akan lebih suka dengan wanita yang lebih muda deh… Itu sudah psikologinya laki-laki…”
“Ngga ah, kalau sudah menikah kan tidak bisa suka pada yang lebih muda…” (Jreeeng!)
“Mungkin saja, tapi namanya manusia ada kalanya melihat wanita muda yang cantik kemudian tertarik. NAH suka saja boleh, tapi jangan lebih dari itu. Selalu ingat pada istri yang sudah kamu pilih sendiri kan? Kamu kalau jadi ojiisan (kakek-kakek) juga mungkin suka pada wanita muda. Wajar tuh. NAH kebalikannya wanita itu biasanya lebih suka pada ojisan ojisan 😀 yang lebih tua. Tau kenapa? Karena yang ojisan itu punya duit biasanya. Jadi mau aja kalau ada ojisan yang suka padanya 😀 Makanya kadang-kadang Riku lihat sendiri kan di TV banyak perempuan bunuh pacarnya yang ojisan untuk dapat uangnya. Riku udah gede jadi mama kasih tau ini. Tapi itu UMUMNYA, tentu tidak semua”
Dan Riku diam saja, sambil menunggu iklan yang sama untuk dia perhatikan :D. Tapi sampai dia harus pergi sekolah, iklan itu tidak muncul.

>Riku (10th) dalam dua minggu ini memang terasa sekali dewasanya. Berawal dari Senin tanggal 4 Maret. Seperti biasa aku harus mengajar bahasa Indonesia malam hari di Sekolah RI Tokyo. Biasanya Riku dan Kai ikut, lalu aku titipkan pada Mas Syarif, penjaga SRIT. (Cerita tentang mas Syarif ini juga lucu, rupanya dia sudah mendengar suaraku 14 tahun lalu waktu aku jadi DJ siaran Radio di InterFM, jadi dia sudah kenal aku, padahal akunya baru ketemu dia tahun lalu). Tapi tanggal 4 kemarin dia bilang dia mau coba tinggal di rumah sendiri. Apalagi papanya berjanji akan pulang cepat sehingga waktu dia sendirian di rumah tidak begitu lama. Jadi sudah 2 kali dia tinggal di rumah sendirian malam hari.

Selain itu hari Minggu kemarin dia membuat kami terkejut lagi. Sekitar pukul 4 kami mau mulai makan malam (karena belum makan siang jadi sekaligus makan malam saja supaya bisa tidur cepat). Tapi sebelum itu kami harus kembalikan DVD pinjaman dari Tsutaya (Rental DVD). Lalu tiba-tiba Riku berkata, “Udah biar aku sendiri saja naik sepeda mengembalikan DVD itu…” Kami berdua bengong, soalnya cukup jauh tempatnya ….. Duh Riku tanomoshii… (Bisa diandalkan). Sekalian saja aku titip beli susu di toko konbini. Setelah dia kembali, karena kami berdua minum wine, Riku bilang, “Aku juga mau minum dong… ” Jadi aku suruh dia beli minuman soft drink untuk dia dan adiknya. Tapi karena kami juga mau makan snack, akhirnya aku berikan uang 1000 yen dan berkata, “Ini uang 1000 yen boleh kamu belikan apa saja, soft drink, snack, coklat atau kacang-kacangan. Terserah. Kamu kan sudah bisa berhitung jadi boleh beli apa saja maksimum 1000 yen. Dan dia kembali dengan 1 botol Coca cola besar, potato chips, krupuk Happy Turn’s dan salami + kembalian 192 yen. Wah dia sudah hafal kesukaan papanya, salami :D. Untuk “upah”nya dia mendapat kembaliannya 192 yen untuk uang saku :D(Dan Gen berkata, “jangan sampai lain kali kamu cuma belanjakan 300 supaya bisa dapat semua kembaliannya ya hahahahhaa”)

Ahhh anakku ini sudah besar, dewasa dan tanomoshii

Pelajaran kelas 4SD nya Riku, dengan hari ini tinggal 3 hari. Besok kami libur di Jepang untuk merayakan Spring equniox, Shunbun no hi 春分の日, higan di musim semi. Seharusnya kami pergi nyekar, tapi papa Gen musti pergi dinas ke Sendai, jadi kami di rumah saja. Semoga hari minggu papa Gen tidak usah ke kantor, sehingga kami bisa pergi ke Yokohama untuk nyekar. Dan hari Jumat adalah hari terakhir Riku sekolah. Tahun ajaran baru dia akan naik kelas 5, dan kelasnya akan diacak… semoga dia dapat teman-teman yang baik, juga guru yang baik, karena kelas 5 dan 6 tentunya lebih susah dan lebih butuh konsentrasi untuk belajar. Soal bimbel, dia akan mengikuti test dulu pada hari sabtu untuk menentukan kelas mana yang cocok untuknya. Well, mulai April harus lebih giat belajar! Demikian juga denganku 😀 belajar menjadi istri orang Jepang yang kyoiku mama 😀

Kyoiku mama (教育ママ kyōiku mama?) is a Japanese pejorative term which translates literally as “education mother”. The kyōiku mama is a stereotyped figure in modern Japanese society portrayed as a mother who relentlessly drives her child to study, to the detriment of the child’s social and physical development, and emotional well-being…. see more

Oh ya ternyata, postingan kemarin itu angka cantik loh! Posting ke 1234! Lalu kemarin juga bisa mencapai komentator dengan angka cantik 25252 yaitu Niie, yang berkomentar di Setengah Dewasa!

Lalu membuatku teringat bahwa TE akan berusia 5 tahun! Perlu dipikirkan acara khusus nih :D. Ada saran? 😉

 

Pasar Tradisional

16 Mar

Biasanya aku pulang kampung ke Jakarta tidak pernah kurang dari 21 hari dan itupun biasanya sudah dipenuhi rencana ini itu. Sibuk!Dan memang rasa rindu terhadap kehidupan di Jakarta rasanya tidak pernah bisa cukup dituntaskan dalam satu bulan saja. Tapi tidaklah demikian dengan kepulanganku ke Jakarta pada waktu Natal dan tahun baru kemarin. Waktu liburan yang hanya 2 minggu sengaja kubuat tidak penuh dengan rencana-rencana. Karena itu waktu adikku berkata, “Mel, kamu pergi tuh ke pasar Mayestik. Udah baru loh, bagus tidak seperti dulu. Ya jalannya sih masih kotor, tapi pasarnya sendiri sudah bagus!”, aku langsung tertarik.

Akhirnya aku pergi mengajak asisten rumah tangga si Anna untuk pergi bersama. Tujuannya tentu saja supaya dia yang menjadi guide aku sambil berbelanja. Karena terus terang aku sudah berpuluh tahun tidak ke pasar tradisional! (Mungkin 20 tahun lebih karena aku sudah 20 tahun di Jepang…..)

Gedung pasar dilihat dari luar, dan tokonya Ahin (Padahal ada namanya tuh, Gunung Mas :D)

Tapi…. aku senang waktu memasuki bangunan yang memang baru dan lumayan bagus itu. Masih bersih dan karena masih pagi (jam 8:30) belum banyak orang yang belanja. Senang melihat sebuah toko “Ahin”, tempat duluuuu sekali mama selalu berbelanja. Sayang aku juga tidak banyak waktu jadi tidak masuk ke dalam toko itu. Aku sebetulnya ingin sekali melihat apakah si bos Ahin itu masih bersinglet seperti dulu 😀 Tapi Toko Ahin itu menjual barang-barang yang pasti berat untuk dibawa-bawa, macam beras, makanan kaleng, emping, dsb dsb, jadi kupikir kalau mau mampir lebih baik pulangnya saja. (Dan akhirnya tidak jadi mampir sih…)

Setelah menuruni tangga dan slope berputar-putar akhirnya kami sampai di lantai bawah tempat pasar sebenarnya 😀 Alias pasar becek menurut Krismariana yang semestinya bau! Tapi itu dulu sih, seperti kenangannya Krismariana di pasar tradisional. Ntah apakah karena masih pagi, masih bersih dan terang. Memang aku merasa karena lantai dan dindingnya putih keramik jadi terasa terang, selain tentu lampu neon yang benderang ya. Juga pakai AC loh. Tapi yang pasti aku berhati-hati sekali melangkah karena aku pakai sandal jepit yang licin jika lantainya basah.

Los Ikan…. Mbak Annanya cantik sih jadi digodain… Ayo tahu nama ikan-ikan ini ngga? 😀 (Aku udah lupa, mustinya dicatat tuh waktu itu)

Pertama kami pergi ke los ikan. Sebagai keluarga Makassar, kami memang harus selalu punya persediaan ikan laut di dalam lemari es. Si Anna mau membeli udang untuk anak-anak, jadi aku temani. Mungkin karena Anna masih muda dan cantik, pedagang ikan yang bapak-bapak itu menggoda dia terus. Sehingga aku merasa perlu bercakap-cakap dengan si bapak-bapak itu. Lagipula aku ingin memotret! Sebetulnya aku ragu apakah bisa memotret atau tidak. Nyaliku kadang memang tidak besar untuk urusan ini sehingga sulit untuk menjadi fotografer. Pikirku fotografer itu harus berani untuk memperlihatkan kameranya, sedangkan aku tidak. Seringnya memotret sembunyi-sembunyi, karena (di Jepang) aku takut tidak boleh atau orang lain merasa aneh melihat aku memotret. Dan satu lagi, aku berpikir, mereka akan memberi harga yang mahal jika melihat aku membawa kamera. Dulu aku ingat sekali, mama selalu wanti-wanti untuk tidak memakai kalung atau gelang, atau baju bagus ke pasar. Selain takut dijambret, juga pedagang akan memberikan harga mahal 😀

Jadi aku takut-takut mengeluarkan kameraku, dan bertanya pada si bapak, aku boleh memotret atau tidak, karena terbiasa di Jepang. Dasar orang Indonesia, senang saja dipotret.  Bahkan mereka berpose! Oiiii aku justru tidak mau kalian berpose, maunya yang wajar-wajar saja. Dan aku menggunakan kesempatan untuk tanya nama-nama ikan yang aku tidak tahu deh 😀

Ibu-ibu tangguh penjual ayam… dan gantungan baju deh buntut, lidah dan jeroan… pemandangan yang pasti tidak terlihat di pasar Jepang!

Karena sudah kepalang mengeluarkan kamera, akhirnya aku pegang terus kameranya sambil belanja. Berasa jadi wartawan deh! hehehe. Dan ternyata semua yang berpapasan juga tidak sampai memandangku sebagai artis  orgil 😀 Kami kemudian pergi ke los ayam. Yang aku heran di situ kenapa harganya bisa sama semua ya? Sekilonya kalau aku tidak salah ingat 22 ribu. Dan semua bertampang memelas berkata, “Beli (ayam) punya saya dong bu…” Duh itu yang aku ngga bisa tuh, rasanya ingin beli satu-satu dari semua pedagang, yang lucunya semua ibu-ibu. (Bagian ikan semua laki-laki, bagian ayam semua perempuan :D) . Akhirnya aku bilang pada Anna, beli satu di ibu itu, dan satu di ibu ono 😀 Yang aku perhatikan juga, si Anna ngga pernah nawar! Waaaah kalau ibuku masih hidup, bisa diomelin tuh 😀 Bagi ibuku, kalau ke pasar wajib nawar … makanya aku ngga cocok deh belanja sama mama. Ngga tega!

Dari ayam, kami pindah cari buntut. Ihhhh seram juga melihat buntut sapi digantung begitu ya? Yang pasti tidak ada pemandangan seperti ini di Jepang, jadi kudu dipotret :D. Cari buntut di Jepang memang agak susah, karena tidak setiap tukang daging menjualnya. Kalaupun ada, buntut sapi Jepang itu muahal rek. Satu biji yang agak besar seharga 1000 yen. Beratnya kira-kira 200 gram deh. Karena itu mending beli buntut halal yang sudah dibekukan. Satu kgnya 1200 yen. Beda sekali kan harganya? Tapi buntut ternyata juga mahal ya di Indonesia…. kalau tidak salah sekitar 80-90 ribu tuh. Demikian juga dengan daging. Padahal dengan harga yang sama, kami bisa juga membeli 1 kg daging di Tokyo. Itu kan berarti daging memang mahal di Indonesia karena harganya bisa sama begitu. (Dan sekarang kasus bawang putih mahal hehehe)

sayurnya bagus-bagus, menurutku lebih bagus dari di supermarket loh. Masih segar lagi. Dan… terus terang sudah lupa nama beberapa sayur yang kufoto 😀

Dari situ kami pergi ke los sayur… Duh senang melihat los sayur itu karena sayurnya bagus-bagus! Aku juga baru lihat daun genjer di situ.Tapi karena takut terbuang, aku tidak beli daun-daun yang belum pernah kami coba itu. Maklum aku kan tukang jalan, nanti mubazir.Di los sayur aku juga belanja di dua kios, dan salah satu kiosnya dijaga oleh sepasang suami-istri. Senang deh lihat mereka berdua, akrab dan sigap melayani pembeli, yang cuma aku saja. Cuma aku tidak jadi membeli kacang tanah padanya, karena kecil-kecil dan dijualnya ketengan dalam plastik-plastik kecil. Aku lebih suka beli kiloan untuk kacang tanah.

Akhirnya aku putuskan untuk pulang, setelah berada di situ 40 menit…. karena uang sudah habis 😀 dan yang pasti tentengan semakin banyak dan berat. Memang sih banyak pemuda porter yang menawarkan membawakan barangnya, cuma aku tidak terbiasa memakai porter dan tidak tahu berapa ongkosnya juga. Akhirnya kamipun pulang dan tidak mampir lagi ke Ahin deh ….

Aku senang sekali sudah bisa berkunjung kembali ke pasar Mayestik yang dulu sering kukunjungi ini. Seperti berwisata saja!  Memang tidak sama, dan untung tidak sama (kalau tidak pasti baunya itu loh)… Aku tahu bahwa manusia harus memperbarui diri terus jika mau maju, dan pasar tradisional di Mayestik ini sudah memperbarui dirinya. Semoga saja bisa tetap terjaga kebersihannya.

So, kapan terakhir kamu ke Pasar Tradisional? 😀 Nanti kalau aku mudik lagi, aku mau ajak Gen dan Riku ke pasar! 😀