Hotel Majapahit Surabaya

10 Des

Setelah hari pertama di Surabaya kami menginap di hotel yang masih baru bernama MidTown, malam kedua kami pindah hotel. Pindahnya ke hotel yang konon “fenomenal”. Karena setiap teman yang kuberitahu bahwa kami akan menginap di hotel Majapahit, pasti bertanya, “Kok di situ sih mel?”

Jadi ceritanya, waktu aku merencanakan pergi ke Surabaya, aku tentu cari-cari hotel di Surabaya dong. Maklum aku memang suka mencoba-coba hotel, jadi biasanya tidak pernah berlama-lama di satu hotel saja. Nah, aku cari deh nama hotel di Surabaya melalui situs Agoda. Dan aku melihat foto Hotel Majapahit! Wow… bagus, senada dengan hotel Raffles di Singapore. Tarifnya mahal (menurutku) tapi tidak semahal hotel-hotel chain yang terkenal. Apalagi waktu kucari itu Agoda sedang memberikan diskon cukup banyak, dengan syarat tidak boleh diganti/dibatalkan. Biasanya aku sih tanpa pikir panjang memesan saja, tapi….. tanya-tanya dulu ah!

Orang pertama yang kutanya mengatakan, “Kamu berani tidur di situ?”
“Loh emang kenapa?”
“Hmmm kan……. Tapi kalau kamu mau sih boleh saja”
ayashiii…. mengherankan. Dan membuatku jadi ingin mengetahui tentang hotel itu. Kenapa dan ada apa?

Menurut wikipedia, Hotel Majapahit didirikan tahun 1910 dan awalnya bernama LMS, kemudian menjadi hotel Oranje, lalu berubah nama menjadi Hotel Yamato, Hoteru dan sekarang namanya menjadi Hotel Majapahit.

tempat bersejarah

Begitu membaca nama hotel Oranje itu aku teringat… Ooooh ini hotel yang tempat insiden perobekan bendera Belanda menjadi Merah Putih. Tapi…. emang ada apa ya?

Ternyata biang keladi hotel itu dianggap angker yaitu karena hotel itu setelah menjadi hotel Yamato, pernah dipakai sebagai penjara dan RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees: Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran). Jadi deh banyak cerita seramnya.

Tapi waktu aku cerita ke Kang Yayat dia bilang “katanya sih, tapi ada teman fotografer yang sengaja ke sana, cari dan tidak menemukan apa-apa….” (Mungkin karena dicari ya hehehe).

Karena waktu mendesak, aku akhirnya memutuskan untuk memesan satu hari saja tapi ambil kamar suite (tadinya sih mau dua hari, tapi Yanz temanku bilang… jangan dua hari, seandainya ada apa-apa jadi tidak kelamaan :D), dan menguatkan diri untuk pergi. Padahal sih sempat juga kepikiran dan mau membatalkan saja 😀

welcome drink,selasar dan kamar hotel

Jadi setelah kami selesai makan es krim di Zangardi, kami menuju ke hotel Majapahit dan cek in. Memang hotelnya bagus, bersih, terang (karena berwarna putih…warna kesukaanku untuk bangunan), pelayanannya bagus dan tamannya juga bagus. Tak disangka aku mendapat kamar persis menghadap Presidential Suite, jadi indah!

kiri atas, pintu masuk kamar. kiri bawah: depan kamar kami adalah presidential suite. kanan bawah coffee shop jaman dulu

Anak-anak kaget melihat kamar sebagus itu, dan langsung deh terjun ke tempat tidurnya 😀 Norak bener.

langsung nyobain bed dan kamar mandi

 

Sedangkan aku bersama Kang Yayat sekeluarga + Yuni berfoto di taman tengah. Karena kami merencanakan mengadakan kopdar blogger jam 6, jadi semua bubar dulu untuk istirahat.

kopdar di halaman hotel

 

Aku sendiri tidak istirahat karena menerima kedatangan dua orang kohai, junior dari sastra Jepang yang menjadi dosen di Surabaya. Padahal aku belum pernah tatap muka dengan mereka, tapi berkat FB kami bisa saling berkomunikasi.

bersama kohai sastra Jepang. Tiga ibu dosen 😀

Setelah mandi dan bersiap kami meninggalkan kamar hotel untuk pergi ke Dapur Sunda, tempat kopdar malam itu.

kiri atas: lobby. kanan atas : tempat penurunan bendera kiri bawah: pintu masuk, kanan bawah: pemandangan dari kamar kami

Lalu pertanyaan semua orang, “Bagaimana hotel itu?”
Kujawab, “Baik, bagus….. aku tidak melihat apa-apa. Tapi karena sudah diinput cerita macam-macam sebelumnya, jadi aku sulit tidur. Itu saja. Anak-anak sih lelap, karena mereka tidak tahu cerita-cerita itu kan? ”
“Mau nginap lagi lain kali?”
“Ya! ASAL berdua dengan suamiku. TIDAK jika harus sendiri. Aku justru mau jalan-jalan malam hari berdua, hunting :D” (Gelo ah!)

saat senja… (sssttt ada yang berkelebat loh :P)

Keesokan harinya tgl 13 Agustus, kami bagun pukul 5 dan  sarapan pukul 6 pagi karena kami harus pergi ke stasiun. Ya, kami akan melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta dengan kereta api! Makan paginya enak-enak , tapi sayang anak-anak tidak berselera makan karena masih kepagian. Sebelum cek out, kami sempatkan berfoto di luar, di bawah tempat bersejarah.

breakfast yang mewah dan yummy!

Tambahan : Waktu aku mengupload foto hotel ini, seorang saudaraku bercerita di FB bahwa oma Dodo, omaku yang di Belanda yang berusia 94 tahun dan kutemui bulan November lalu di Makassar, rupanya pernah bekerja di sini. Dan waktu kejadian ramai-ramai itu, dia diungsikan lewat belakang hotel… ah sayang aku lupa menanyakannya waktu bertemu. Padahal aku ingin tahu ceritanya, cerita bersejarah, bahwa salah seorang keluargaku pernah menjadi saksi sejarah.

Arman… ini tulisannya untuk kamu loh 😉

3 Sampoerna!

8 Des

Ada 3 hal yang membuat Hari kedua perjalananku di Surabaya menjadi sampoerna!

Pertama: kami mengunjungi Museum House of  Sampoerna yang katanya blogger Nh18 dan agoyyoga wajib dikunjungi jika ke Surabaya. Kami bersama Kang Yayat sekeluarga memasuki museum dan disarankan untuk langsung menuju lantai dua, mumpung kami bisa melihat proses penggulungan rokok secara manual yang hampir berakhir. (Tidak boleh memotret di sini). Seru juga melihat dari atas, seakan kita sedang mengawasi pekerja-pekerja itu. Yang pasti di situ Kai ngedumel terus…. “Oh gini ya buat rokok itu. Rokok kan tidak bagus untuk kesehatan. Mestinya tutup saja pabrik ini, biar papa juga tidak merokok lagi … bla bla bla” duh cerewet deh! Apalagi dia ingat lambang 234 memang ada di meja papanya 😀

waruuuung!

Setelah itu kami mengelilingi lantai dua lalu turun ke lantai satu melihat sejarah pabrik rokok ternama itu. Tak lupa anak-anak kusuruh berpose di beberapa tempat. Dasar anak lelaki tidak seluwes Aiko yang kenes banget kalau berpose 😀

berpose depan Museum Sampoerna. Kai langsung mengenali kanji 王 yang artinya raja

Kami tidak lama berada di sini karena anak-anak tidak berminat dengan sejarah…apalagi sejarah rokok di Indonesia. Jadi kami cepat-cepat saja pindah tempat dan mencari makan! Sayangnya aku lupa tidak tahu bahwa sebetulnya di samping museum itu terdapat Cafenya, dan mobil Kang Yayat sebetulnya parkir tepat di depan situ hahaha. TAPI ada untungnya juga kami tidak makan di Cafe Sampoerna itu. Karena …..

Kedua: Setelah bingung menentukan mau makan siang apa, akhirnya kami langsung menuju Zangardi. Tempat es krim yang wajib dikunjungi di Surabaya. Apalagi anak-anakku suka sekali es krim. Jadi deh kami langsung saja ke Jl Yos Sudarso dan memarkirkan mobil di sana. Karena memang jamnya nanggung (jam makan siang), tokonya sepi. Kami langsung masuk dan memesan snack seperti siomay dan risoles. Enak! Sehingga cukuplah kami makan snack itu untuk mengganjal perut yang lapar, dan pas setelah itu langsung makan es krim. Seandainya kami makan di resto lain dulu, pasti sulit untuk menghabiskan es krimnya (eh tapi kalau orang Jepang bilang BETSUBARA 別腹 perutnya lain yang untuk es krim jadi pasti bisa masuk hehehe)

Zangardi

Aku pesan Blue Island, dan Riku pesan apa lupa namanya yang coklat. Lalu aku juga pesan tutti frutti yang menjadi andalan Zangradi sejak lama. Entah kenapa aku merasa es krim di sini lebih enak daripada Ragusa Jakarta, yang dibangun sekitar tahun 1930-an juga. Tapi ternyata setelah browsing aku malah baru tahu bahwa sebenarnya yang punya sama saja, jadi tidak mungkin rasanya lain 😀

yummy!

Nah, setelah selesai dari sini, kami pergi cek in ke hotel Majapahit (tulisan tentang hotel terpisah ya) tempat kami menginap malam itu, dan selanjutnya Sampoerna yang ketiga deh

Ketiga: Kopdar blogger + teman SMP dan SMA

Akhirnyaaaaa aku bisa bertemu Pakdhe (dan Budhe) Cholik, komandan Blogcamp di Surabaya. Selain itu NiarYuni dan Yoga! Juga teman FB ku Aaliyah Keke, teman SMA dan Univ ku Nana beserta suami. Dan tak ketinggalan yang terakhir datang adalah Gatot, teman sebangku waktu di SMP yang bekerja di Surabaya. Teman SMP memang yang paling “membekas” kenangannya karena masih sekolah campur laki-laki dan perempuan. SMA aku hanya perempuan saja sehingga kenangannya lain dengan waktu SMP.

sebelum pesan makanan

Kami berkumpul di sebuah restoran masakan Sunda dan masih sempat berfoto bersama. Sayang waktu itu Riku kurang enak badan sehingga tidur di mobil duluan.

Kopdar tanpa foto memang hoax. Jadi ini buktinya 😀 Terima kasih banyak untuk kehadirannya ya

Demikianlah tiga ke-sampoerna-an yang kudapat di hari kedua di Surabaya, setelah 30 tahun tidak kukunjungi

 

 

Bakwan Malang

7 Des

Perjalananku bersama MakDea yang amat singkat sebetulnya sudah direncanakan dengan matang oleh MakDea. Sebelumnya di chat dia sempat tanya apakah aku suka rawon, atau soto atau bakso. Dan aku bilang bahwa aku paling suka Bakwan Malang!

Tapi wiskul yang direncanakan MakDea untukku ternyata bukan sembarang bakwan/bakso tapi Bakso Sumsum yang katanya belum lama masuk koran! Konon bukanya jam 4 sore dan kalau tidak cepat-cepat bisa kehabisan. Jadi setelah dari Musium Angkut, kami segera menuju Bakso Sumsum yang fenomenal itu, dan ternyata cukup jauh. Tempatnya dekat Candi Singosari, di jln Kertanegara. Kami parkir di pinggir jalan besar, dan harus jalan kaki masuk gang. Sudah gelap waktu kami sampai di sana. Nah loh… masih kebagian ngga ya?

Eh, ternyata masih! Rupanya si MakDea sudah langganan di sana sehingga sudah telepon dulu minta dipersiapkan untuk tamu dari Jepang 😀 Langsung deh kami duduk dan menunggu dihidangkan. Eh tapi sambil menunggu aku sempat dikenalkan dengan yang punya toko, Cak Hadi. Tuh sempat berfoto bersama (yang membuat MakDea tertawa si Cak Hadi sok akrab bener sama aku hahaha)

Cak Hadi si pembuat bakso sumsum di Malang

Menurut cerita yang bisa dibaca di sini, Cak Hadi yang bernama lengkap Hadi Prayitno itu sudah lama berjualan bakso dan menemukan sendiri resep khasnya untuk Bakso sumsum. Aku sendiri tidak ada bayangan bagaimana sih itu bakso sumsum, kupikir dalamnya ada semacam lapisan lembut putih seperti tahu, ternyata ya seperti cairan saja. Jadi kalau makan harus kunyah di dalam mulut, jangan gigit di luar mulut gitu hehehe. Lucu jadinya Riku dan Kai otomatis menutup mulutnya setelah aku wanti-wanti jangan muncrat 😀

tampangnya jadi lucu makan bakso sumsum

Rasanya memang enak, tapi kata MakDea musti hati-hati jangan keseringan makan bakso ini karena tensi bisa naik tak terkendali. Untung saja aku tidak tinggal di Malang ya, karena bakso /bakwan merupakan kesukaanku 🙂

haduh jadi lapar lihat bakso malam-malam dingin begini hehehe

Setelah selesai makan, kami berpisah karena kami langsung kembali ke Surabaya sedangkan MakDea pulang ke rumahnya di Malang tentunya. Tapi dalam perjalanan ke Surabaya, kami sempat mampir dan membuat foto Mesjid Cheng Hoo Pandaan dari depan.

Mesjid Cheng Hoo Pandaan waktu malam

Kami sampai di hotel Surabaya sekitar pukul 9 malam sudah capek dan malas cari makan malam lagi. Hotel kami malam itu adalah MidTown yang terletak di jalan Basuki Rachmat. Hotel yang masih baru dan lumayan murah, dengan interior berwarna hitam. Aku sebetulnya kurang suka interior hitam, tapi lumayan lah karena masih baru (dan cuma untuk 1 malam saja). Tadinya aku berharap bisa menginap bersama Apikecil dan Masbro di sini, tapi karena Apikecil sakit jadi terpaksa batal bermain bersama kami. Yang keenakan Riku karena  dia bisa tidur sendiri di satu kamar, mungkin ini pertama kalinya Riku tidur sendiri di satu kamar hotel. Takut? Dia sama sekali tidak takut tuh tidur sendiri hehehe.

Setengah hari di Malang memang tidak cukup, tapi aku berharap kelak bisa kembali lagi ke kota yang sejuk ini. Dan kuharap jarak waktunya tidak selama kunjunganku ke Malang pertama kali yaitu 30 th lalu… harus lebih cepat ya 🙂

Tokyo SkyTree

6 Des

Sejak aku menulis tentang pembangunan SkyTree di blog milik mbak Tuti Nonka (wah tulisan tahun 2010 tuh), SkyTree memang ditunggu-tunggu menjadi ikon kota Tokyo. Sayangnya waktu SkyTree diresmikan bulan Mei tahun 2012, waktu itu Jepang masih sedang berkabung karena gempa bumi besar di Tohoku. Aku sendiri pernah merencanakan untuk pergi ke SkyTree ini untuk merayakan ulang tahun kami tahun 2013, tapi gagal karena turun badai salju tepat di hari tersebut. Kami berhasil sampai ke sana, tapi tetap tidak bisa naik dan kami mendapat uang kembalian karcis yang telah kami beli. Setelah itu, kami hanya melihat dari jauh saja, seperti waktu kami pergi ke Sumo Arena.

Nah, hari ini aku dan Kai berduaan saja pergi ke SkyTree. Gen pergi kerja dan Riku sudah kepalang berjanji dengan teman-temannya untuk mengikuti acara mochitsuki taikai (membuat mochi) di SD nya, dan setelah itu harus belajar untuk ujian tryout besok. Kami janjian di SkyTree dengan adikku, sahabat keluarga yang tinggal di Kanagawa dan adik iparku yang sedang datang dari Jakarta untuk dinas ke Tokyo. Karena adik iparku akan kembali ke Jakarta besok, padahal seminggu ini dia sibuk sekali, kesempatannya hanya ada pada hari ini. Jadi sebetulnya kalau adik iparku tidak datang, kami tidak akan sampai ke SkyTree…. 😀

Perjalanan yang jauh dan harus ganti kereta beberapa kali. Kondisi kaki kiriku yang salah urat juga tidak menunjang untuk naik turun tangga. Untung saja Kai tidak mengeluh harus berdiri terus dalam kereta ditambah ganti kereta berapa kali. Alhasil kami sampai di SkyTree mepet dengan jam pesanan tiket kami, jam 1 siang. Tiket memang sudah kupesan online, karena aku tidak mau antri lama-lama di sana. Harga tiket kalau beli pada hari tersebut memang cuma 2060yen (untuk dewasa), sedangkan kalau pesan menjadi 2570 yen. Untuk anak-anak usia SD adalah 1440 yen (930 yen kalau di loket). Tapi karena aku terlanjur membeli tiket untuk Riku, aku sebenarnya aku sudah merelakan jika harus hangus. TAPI ternyata aku hanya terkena denda cancel 500 yen, dan 1440 yennya dikembalikan. Hmmm aku sekaligus tanya, apakah jika ada satu orang tambahan aku bisa minta tambahan langsung? Dan dijawab, TIDAK BISA< harus antri. Jadi….. lebih baik beli saja dulu sejumlah orang-orang yang MUNGKIN bisa pergi, kalau cancel tinggal bayar denda 😀 (Tapi memang buat pihak SkyTree tidak menyarankan seperti itu hehehe)

Kami langsung diantar antri depan lift yang konon puya 4 hiasan dalamnya sesuai 4 musim, dan kami masuk dalam lift Musim Gugur. Kami langsung menuju deck setinggi 350 meter dpl dalam waktu 1 menit. Tidak terasa euy.

menjadi siluet karena cahaya belakangnya terlalu terang

Begitu keluar lift, mata menjadi silau melihat pemandangan yang terhampar. Kacanya bersih tanpa noda, sehingga kami dapat membuat foto dengan bagus, tapi memang harus hati-hati jangan kena bayangan dari kaca yang lain. Aku sendiri sebetulnya ingin membeli tiket masuknya jam 4-an supaya bisa melihat sunset, tapi sudah habis tiketnya. Jadi memang sekitar jam 1 itu sinarnya terlalu terik untuk memotret.

Kai juga ingin memotret sehingga aku memberikan iphoneku untuk dia pakai. Dan menariknya, Dia menemukan saja tempat dan moment yang bagus untuk dipotret. Seperti foto ini: Bayangan SkyTree di atas bangunan-bangunan. Kalau Kai tidak menunjukkan kami, pasti kami juga tidak sadar.

bayangan SkyTree di atas bagunan-bangunan

Karena kami sebetulnya belum makan siang dan sudah lapar, jadi kami memutuskan untuk turun saja. Karena kalau mau naik ke ketinggian 450 meter, kami harus membayar 1030 yen lagi dan harus antri lagi… padahal pemandangannya sama saja kan? heheheh (perut lapar lebih penting daripada pemandangan).

Kai asyik memakai display sentuh yang menunjukkan gambar daerah Tokyo yang terlihat pada bagian itu
Banyak bagian konstruksi yang dilapis busa sehingga kalaupun ada yang menabrak tidak sakit

 

Kami akhirnya turun ke lantai 4 dan masuk ke food courtnya. Di Foodcourt ini ada ramen Ippudo yang konon sudah membuka restorannya juga di Indonesia. Aku sendiri baru makan 2 kali (termasuk hari ini), dan its not my taste deh. Masih banyak ramen lain yang menurutku lebih enak 😀

salah satu dari sekian banyak jembatan di Tokyo

Ada dua hal juga yang kurasa kurang di food court itu. Selain kurang meja dan kursi, pengembalian piring bekas pakai terlalu jauh. Memang orang Jepang terbiasa mengembalikan piringnya sendiri dan tidak meninggalkan piring bekasnya, tapi di food court itu karena luas, jika mendapat tempat duduk terjauh, maka perlu waktu juga untuk mengembalikan piringnya.

warna-warni musim gugur yang terlihat dari atas. Kanan bawah masih terlihat lahan makam yang biasanya dimiliki kuil Buddha

Kami akhirnya kembali ke pelataran pintu masuk SkyTree untuk berfoto dan menikmati toko-toko yang sedang merayakan christmas fair. Karena musim dingin senjanya cukup cepat, kami sempat mendapatkan perubahan senja dan light up yang kali ini berwarna hijau. Setelah adik iparku membeli Tokyo Banana untuk oleh-oleh, kami akhirnya menuju subway untuk pulang. Akupun sampai di rumah jam 7 malam dengan badan dan kaki remuk (redam :D)

Gaya Kai memotret

Bagi mereka yang mau menikmati SkyTree jika berkunjung ke Jepang, bisa melihat websitenya dalam bahasa Inggris di http://www.tokyo-skytree.jp/en/

Museum Angkut Batu

5 Des

Bukan museum tentang angkut mengangkut batu sih, tapi Museum mengenai angkutan (kendaraan) di Batu, Malang. Duuuh tulisan ini memang terlambat sekali, tapi daripada tidak sama sekali, aku akan tetap menuliskan lanjutan perjalanan kami waktu liburan musim panas yang lalu (sekarang sudah musim dingin di Jepang sih hehehe). Setelah dari Hotel Tugu Malang tanggal 11 Agustus 2014, kami mengikuti mobil MakDea dan suami yang mengarah ke Batu. Memang banyak teman yang menyarankan pergi ke Jatim Park, tapi perjalanan dalam kota Malang kali ini aku serahkan pada  guide cantikku ini. Dan menurut MakDea, Museum Angkut yang baru dibuka bulan April itu BAGUS! (Pakai huruf gede!).

sungguh kontras  ya warnanya 😀

Waktu kami sampai, kami masih mendapat tempat parkir, jadi mestinya tidak penuh sekali. Setelah berfoto-foto di depan helikopter di depan museum, kami masuk. HTM nya cukup mahal, Rp. 50.000 per orang. Dan aku membayar tambahan Rp. 30.000 karena aku mau membawa kamera besar ke dalam (tidak mau menitipkan di loker juga). Tapi pada kenyataannya aku mengganti kamera Nikonku dengan camera Canon Powershoot karena di dalam ruangan kurang cahaya jadi hasilnya kurang bagus.

begitu masuk terbentang ruangan besar berisi kereta kuda, mobil lama dan mobil sport, juga sepeda motor.

Begitu kami masuk berjejerlah mobil-mobil kuno yang aku tidak ketahui dikelompokkan berdasarkan apa. Salah satu kekurangan museum di Indonesia adalah tidak disediakan pamflet panduan yang menerangkan sedikit tentang apa saja yang dipamerkan. Kalau di Jepang, pasti kita akan mendapat selebar “rangkuman” sekaligus peta penuntun apa saya yang ada dalam museum itu, dan tentu saja leaflet itu gratis. Jadi kami foto-foto saja!  Riku dan Kai pun senang berfoto dengan mobil-mobil itu.

setelah dari ruangan besar itu kami naik ke lantai dua yang kebanyakan berisi kendaraan jaman dulu di Indonesia

Setelah puas di situ kami ke atas dan menemukan segala angkutan jaman dulu, mulai dari bendi (dokar) sampai becak dan vespa. Kelihatan ini kendaraan yang terdapat di Indonesia. Di sini kami juga bisa ke luar dan menaiki roket yang terletak di sebelah kiri. Aku dan MakDea menunggu di bawah, sementara Riku dan Kai naik ke roket…. dan salah deh menyuruh Kai naik, dia takut ketinggian, jadi teriak-teriak terus :D.

Ada Kang Yayat sedang memeriksa TKP mobil DI yang kecelakaan tuh 😀

 

Nah kupikir sudah sampai situ saja museumnya, eh ternyata masih banyak! Masih ada pemandangan berlatar jalan Malioboro, ada pula mobil proyek percobaan Dahlan Iskak yang mengalami kecelakaan itu. Benar-benar aku tidak tahu mereka mengatur berdasarkan apa hehehe.

Dari ruangan ini kami keluar dan turun menuju sebuah “perkampungan” yang disetting seperti Jakarta jaman baheula. Ada toko, ada kantor pos, ada becak, ada bemo, ada warung…. menarik karena terlihat mereka membuatnya cukup halus. Halus banget untuk standar orang Indonesia. Aku tak menyangka melihat layout yang bagus begini. Terus terang langsung merasa senang berada di “jaman doeloe” ini, meskipun tidak terlalu besar tempatnya. Keuntungannya kami pergi waktu hari kerja ya begini, tidak terlalu banyak orang yang datang, sehingga masih bisa berfoto dengan santai. Kalau musim liburan… wah pasti ribet deh.

menuju tempat “Jaman Doeloe” dengan layout jalan di Jakarta. Menarik!

Setelah melewati “Jakarta Tempo Doeloe”, kupikir sudah akan keluar….eeeeh ternyata masih ada “hanggar” yang isinya mobil-mobil tentara USA, sepeda motor tentara di atas pasir, mobil holden yang besar-besar…. tapi ada juga sepeda motor Yamaha jaman baheula.

Garasi besar dengan sepeda motor/mobil tentara Amerika

Saat itu aku baru sadar bahwa Riku dan Kai sudah tidak bersama lagi. Tapi ah biar saja pasti nanti ketemu deh… Dan benar, setelah keluar dari “garasi besar” ini, kami bisa menikmati pemandangan jalanan di Amerika yang kiri kanannya terdapat pemadam kebakaran, polisi, ya diatur seperti jalan di Broadway. sekali lagi aku kagum dengan finishing laayout di sini. Memang jadinya ingin berlma-lama berada di sini. Apalagi waktu itu senja mulai turun sehingga cocok untuk berfoto di situ.

daerah “Broadway”… Anak-anak enjoy banget di sini karena bisa naik mobil pemadam, atau masuk penjara 😀

Kami cukup lama berada di daerah “Broadway” ini, tapi karena kami harus kembali ke Surabaya, kami harus bergegas, sehingga kami cepat-cepat keluar….. EH, ternyata belum bisa keluar karena di situ kami dihadang dengan pemandangan Eropa. Jadi teringat adegan Audrey Hepburn menaiki vespa dalam film Roman Holiday. Dan jika masuk lebih dalam lagi ada menara Eifel (yang kependekan hehehe) tapi samping kiri kanannya dibuat seperti toko-toko roti dan jalan-jalan berbatu seperti di Eropa…. uh membuatku ingin berlibur di Eropa nih.

Bagian “Eropa” dengan detil yang cukup membuat romantisme bersemi…tsah!!

Bergegas kami keluar dari kawasan “Eropa” dan menjumpai halaman luas dengan “istana” yang indah. Sayang waktu itu mulai rintik-rintik dan karena tidak ada waktu, kami pas, tidak memasuk si “istana eropa”.

menjelang keluar Museum Angkut

TAPI ternyata belum selesai! Karena di bagian dekat pintu masuk ada patung manusia hijau yang menginjak mobil, juga ada mobil batman! Ya dipamerkan mobil-mobil yang dipakai dalam film-film.

Museum ini memang bagus! Rasanya untukku tidak rugi mengeluarkan uang Rp50.000 per orang (untuk weekday) dan melihat hiburan seperti ini, Meskipun tidak suka mobil pun bisa menikmati suasana yang dibuat. Cocok juga untuk berfoto. Dan yang pasti butuh waktu yang cukup jika mau santai dan tidak diburu-buru seperti kami. Kami hanya 1,5 jam saja di sana. Jadi kalau mau ke sana harus seharian deh! Bukanya memang baru pukul 12 tapi bisa sampai malam jam 8. Silakan lihat di websitenya di sini saja ya….

berbecak ke Malioboro dari Malang…. duh gempor deh betisnya 😀 😀 😀

Sebagai penutup tulisan pamer ah foto waktu “berbecak” ke Malioboro dengan makDea hehehe.

Sampai jumpa lagi ya MakDea. Terima kasih sudah diajak ke sini….

Nama populer

4 Des

Dulu, aku selalu heran jika pergi ke tempat umum, semisal kantor pos atau bank, pasti contoh nama yang dipakai dalam formulir itu TAROU 太郎 (nama laki-laki) dan HANAKO 花子 (nama perempuan). Jadi kalau ada formulir di kantor pos contoh namanya : Yubin Tarou 郵便太郎 dan Yubin Hanako 郵便花子. Pokoknya dimana-mana ada nama Tarou dan Hanako.

Tarou memang merupakan nama anak laki-laki yang sering dipakai, terutama setelah Perang Dunia II. Dan biasanya itu merupakan nama anak laki-laki sulung, karena anak kedua laki-laki Jiro, anak ketiga laki-laki Saburo dst. Mungkin mirip dengan Made dan Ketut di masyarakat Bali. Sedangkan Hanako memang nama perempuan, tapi biasanya tidak ada yang pakai kanji langsung seperti itu 花子, tapi kanjinya lebih rumit sedikit 華子. Nah sayangnya aku tidak menemukan nama laki-laki dan perempuan Indonesia yang bisa mewakili dalam contoh-contoh penulisan formulir. Padahal bisa saja namanya Muhamad dan Siti (eh apa ini terlalu “Arab”?) , atau Aji dan Ayu (BTW Aji dan Ayu di Jepang merupakan nama ikan loh 😀 )

Nah setiap tahun sebuah perusahaan asuransi Meiji Yasuda Seimei, mengadakan survey nama anak-anak yang terpopuler yang lahir dalam tahun itu. Waktu Riku lahir, namanya masuk ke dalam ranking nomor dua terbanyak di Jepang, tapi kanjinya beda-beda. Untuk tahun 2014 diketahui bahwa nama untuk laki-laki terbanyak adalah  連 (Ren), 大翔 (Dibaca Hiroto, Haruto dll) dan 陽向 (dibaca Hinata, Haruta). sedangkan untuk perempuan 陽菜 (dibaca Hina, Haruna dsb) , 凛 (Rin) dan 結菜 (dibaca Yuna). Memang sih ada saja orang tua yang mau menamakan anaknya dengan nama orang terkenal, seperti waktu anak Putra Mahkota Jepang lahir diberi nama Aiko, langsung deh boom semua orang ingin menamakan anaknya dengan Aiko. Tapi kalau aku kok ogah ya, soalnya pasaran hehehe. Tapi memang dalam memberikan nama anak juga jangan terlalu aneh, apalagi kalau kanjinya rumit. Karena dia juga pasti akan susah menulis namanya dengan kanji di SD kelas-kelas awal kalau terlalu rumit. Seperti Kai, namanya cukup rumit jika ditulis dalam kanji. Untung saja dia sudah bisa menulis namanya sendiri sebelum masuk SD.

Nama anak-anak terpopuler yang lahir tahun 2014. Data dari Perusahaan asuransi, Meiji Yasuda Seimei

Masih berhubungan dengan nama, aku pernah mendapat pertanyaan dari mantan muridku, mengenai pemberian nama tko. Dia mau menamakan salonnya dengan nama “Sayang”. Tapi karena dia ingat aku pernah mengajarkan bahwa sayang itu tidak hanya  berarti darling, love, tapi juga berarti pity (sayang tidak bisa datang) atau useless (sayang tidak dimakan) , jadi dia minta pendapatku. Tentu saja bagiku tidak menjadi masalah jika dia mau pakai kata sayang, karena jarang sekali orang akan berpikir yang negatif jika melihat papan bertulis “Sayang”.

TAPI di daerah Meguro ada sebuah toko yang diberi nama LIBUR, aku tidak tahu apa maksud pemilik tokonya, tapi kalau dia pasang nama tokonya LIBUR, lah kapan bukanya ya? hehehe Selain itu ada beberapa kata bahasa Indonesia yang kedengaran/kelihatannya bagus untuk dituliskan sebagai nama toko seperti KAWAN. Tapi hati-hati karena dalam bahasa Jepang colloquial Kawan bisa berarti “tidak mau beli”. Atau contoh lainnya, KILAU kan bagus artinya dalam bahasa Indonesia. Tapi dalam bahasa Jepang bisa berarti “benci”. Jadi memang kalau mau memberikan nama harus selidiki dulu dari kedua bahasa ya.

Tapi kalau aku membuka cafe misalnya, masih tetap ingin memberikan nama “Sunset Cafe” sesuai lagunya Rita Effendy 😀

 

Kata Populer 2014

3 Des

Seperti yang pernah kutulis juga di tahun-tahun sebelumnya, Jepang punya kebiasaan memilih kata populer, kata yang “merakyat” setiap tahunnya. Seperti yang pernah kutulis di sini, setiap bulan Desember, tepatnya tanggal 2 Desember, perusahaan U-Can (penyedia pendidikan luar sekolah melalui korespondensi)  dan Buku Pengetahuan Dasar Bahasa Populer (現代用語の基礎知識) Gendaiyougo no Kiso chishiki memilih kata populer atau 流行語 Ryuukougo di Jepang selama satu tahun yang akan berlalu. Pengumuman Kata Populer tahunan ini sudah yang 31 kalinya.

Aku masih ingat tahun lalu, kata yang populer adalah Je-je-je yang populer bersama sebuah serial NHK mengenai gadis pemungut kerang/mutiara yang di sebut Amasan 海女. Ternyata waktu berlalu begitu cepat ya…. Tapi tahun ini rasanya tidak begitu banyak kata baru yang akrab di telingaku. Kata baru/populer yang terpilih itu sebetulnya bisa saja kata yang memang merupakan kata bahasa Jepang (atau asing), tapi dirangkaikan sehingga menjadi satu “idiom” baru seperti Wairudo daze ワイルドだぜ (Wild dong!) atau seperti je-je-je yang sebelumnya belum pernah ada.

foto diambil dari http://www.oricon.co.jp/news/2045284/

Tahun ini terpilih “Dame yo dame dame” だめよ~ダメダメ yang dipopulerkan sepasang “pelawak” nyeleneh  Nippon Elekiteru Rengo 日本エレキテル連合. Sebuah kata yang disebutkan si Janda bermake up seperti zombie, artinya “Ngga bisa (boleh) dong, jangan jangan”. Memang kata-kata ini sering sekali masuk ke telingaku, tapi kehadirannya tidak mengusikku seperti Let It Go hihihi. Kata lainnya adalah Shuudanteki jietai 集団的自衛権 yang disebutkan PM Abe.

Kata Let it go  ini sebetulnya juga termasuk dalam nominasi bersama beberapa kata yang lain, seperti STAP Saibo dan Ebola

輝く女性 STAP細胞はあります
バックビルディング まさ土
トリクルダウン デング熱
ダメよ~ダメダメ 2025年問題
危険ドラッグ アイス・バケツ・チャレンジ
家事ハラ マタハラ
ありのままで レリゴー
こぴっと ごきげんよう
リトル本田 J婚
ゴーストライター タモロス
マイルドヤンキー リベンジポルノ
JKビジネス 絶景
レジェンド ゆづ
妖怪ウォッチ 塩対応
マウンティング(女子) こじらせ女子
女装子 号泣会見
セクハラやじ 集団的自衛権
限定容認 積極的平和主義
勝てない相手はもういない カープ女子
ワンオペ ハーフハーフ
消滅可能性都市 壁ドン
ミドリムシ 壊憲記念日
イスラム国 雨傘革命
昼顔 塩レモン
ビットコイン エボラ出血熱

Nah, kalau tahun lalu mungkin Masbuloh (kata si Nie) yang merupakan singkatan masalah buat loe? tahun ini di Indonesia kata yang populer apa ya? Sakitnya tuh di sini? atau bahkan me-Jonru/di-Jonru-kan seperti kata pak HA? hehehe

(Kalau aku sih maunya milih kata barunya JKW aja 😉 )

Pertama dan Terakhir RK

2 Des

Hari Sabtu kemarin, aku pergi ke acara kesenian di SD nya Riku dan Kai. Hari itu Gen kerja sehingga aku harus pergi sendiri…. dan aku lupa menaruh program acara sehingga aku tidak tahu Kai tampil yang keberapa. Soalnya acaranya dimulai pukul 8:50, dan karena Kai kelas 1 ada kemungkinan dia tampil pertama….. Sedangkan Riku aku tahu pasti tampil terakhir, karena memang biasanya kelas 6, sebagai kelas yang terbesar akan tampil paling akhir.

Jadi deh pukul 8:50 aku sudah di depan aula SD, tak lupa membawa slipper karena harus ganti sepatu dengan slipper (sepatu kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dibawa masuk). Aku isi absen dulu di daftar kelas 6 dan kelas 1, kemudian cepat-cepat masuk karena acara akan dimulai. Ya, acara-acara di SD TIDAK PERNAH sama sekali terlambat ngaret! dan kami memang harus cepat masuk karena ruangan gelap gulita.

Tampilan pertama dari kelas 2. BAGUS! Ceritanya juga menarik. Lihat tuh jam di dinding, dimulai teng jam 8:50 dengan lagu pembukaan dan langsung tampilan kelas 2. Tanpa ba bi bu deh. Pidato kepala sekolah setelah acara ke dua

Karena sulit mencari kursi kosong, aku akhirnya berdiri di samping kiri. Tampilan dari kelas 2 tentang anak kucing. Cerita menarik sekali. Anak kucing itu merasa kesepian karena orang tuanya sibuk terus. Tak pernah mengajak bermain. Sampai suatu waktu ada ONI (setan) yang datang ke taman dekat rumahnya dan mengajak anak kucing itu bermain. Bermain terus, sehingga anak kucing itu selalu gembira jika melihat si Oni ini datang. Bisa seharian dia bermain terus.

Suatu hari Oni ini mengajak anak kucing ini pergi jauh, ke rumahnya. Ya, Oni sebetulnya menculik anak kucing untuk meminta tebusan pada orang tua kucing. Anak kucing itu meskipun tahu bahwa dia diculik, dia tetap senang… karena bisa bersama si Oni terus. Padahal Oni tidak mau bermain dan mau menulis surat minta tebusan kepada orang tua kucing…. tapi diminta bermain terus, terus dan terus…. Akhirnya si Oni menulis surat begini, “Orang tua anak kucing… TOLONG jemput anak Anda di sini. Saya mau mati karena dia minta saya bermain terus. TOLONG ~~~~ ” hahaha bukannya minta tebusan justru minta supaya anak kucing itu dijemput pulang saja. Cerita yang menarik dengan pendramaan yang menarik. Lagu-lagunya bagus!

Kai menjadi Ayah Gagak dan Riku membawa penjelasan drama kelas 6

Setelah kelas 2, kelas 4, baru setelah itu kelas 1. Kelasnya Kai! Mereka membawakan cerita Karasu no Panya san 烏のパン屋さん Toko Roti Burung Gagak. Kai mendapat peran menjadi bapak Gagak. Ceritanya satu pasang Gagak yang mempunyai usaha toko roti. Tokonya terkenal enak. Kemudian lahir 4 anak. Karena sibuk mengurus anak, bapak dan ibu Gagak terlalu sibuk dan tidak bisa melayani pembeli. Rotinya juga menjadi tidak enak, pembeli berkurang. Di sini Kai harus berkata: “Terima kasih sudah membeli roti kami” dan “Ya, ya sebentar lagi matang” sambil ditarik-tarik kakinya oleh anak-anak Gagak.

Kai sebetulnya penakut,  okubyou 臆病 dia sudah lama tidak senang setiap ada latihan drama. Dia yakin dia tidak bisa. Untung saja sampai hari H nya dia tidak “ngambek” mogok ke sekolah. Dan… ah aku bangga melihat anakku bermain  drama. Suaranya lantang dan gayanya juga cool!

Secara keseluruhan cerita-cerita yang ditampilkan murid-murid SD ini bagus-bagus. Sering aku harus menyeka airmata haru menikmati permainan mereka. Dan semuanya dilakukan oleh mereka sendiri! Guru-guru hanya membantu bagian musik atau melihat keseluruhan. Bahkan Riku dan teman-teman, sebagai murid kelas 6 harus membantu pemindahan alat-alat, membuka dan menutup layar. Bagian lighting (jadi ingat aku dulu waktu SMP juga bagian lighting) juga dilakukan oleh murid kelas 6. Musiknya booooo…. sebagian live oleh murid-murid kelas yang tampil! Ada cerita kelas 5 yang spooky menceritakan hantu tapi mengharukan, dan terlihat ini merupakan kreasi anak-anak sendiri.  Aku salut pada pendidikan di SD ini.

Riku bantu-bantu pindah peralatan panggung

Kelas 6, kelasnya Riku bagaimana? Hmmm ceritanya memang agak… ngalor ngidul. Ceritanya adalah bagaimana mereka merancang sandiwara untuk pentas seni. Jadi ya mulai dari persiapan dsb dsb ditampilkan dengan gerak lagu campur komedi. Sandiwaranya berjudul Shirayukinderela, campuran putri salju dan cinderella. Inti ceritanya cuma “suatu kegiatan bersama tidak hanya tergantung pada satu tokoh, tapi semua. Bahkan yang dipikir sama sekali tidak berperan pun sebetulnya punya peran”. Riku sendiri di sini hanya tampil di awal dan bagian akhir waktu menyanyi bersama. Tapi yang lucu dari cerita kelas 6 ini, yaitu ada seorang teman Riku, laki-laki yang memang seorang talent (aktor TV) yang berperan sebagai putri Shirayukinderela. Duh anak itu memang bakat sih ya, jadi bisa memancing penonton untuk tertawa.

teman laki-laki Riku yang memang aktor, memerankan Shirayukinderella

Pentas seni ini berupa drama begini hanya diadakan 3 tahun sekali karena memang menguras tenaga, bergantian bentuk dengan pameran seni rupa dan musik. Dan tahun ini merupakan pertunjukan drama yang pertama untuk Kai dan terakhir untuk Riku di SD. Well done boys!

Lucu sekali melihat anak-anak yang masih “maksa” menampilkan wajahnya di bawah layar yang menutup setelah pertunjukan. Kami orang tua yang anaknya tampil, bisa duduk di depan panggung di atas matras yang disediakan supaya jelas melihat dan memotretnya. Tapi aku tidak bawa kamera jadi harus puas dengan foto-foto dari iphoneku saja

Belajar Belanja

1 Des

Akhir-akhir ini di FB aku sering di Tag teman, mengenai tulisan pendidikan SD di Jepang yang kelihatan seperti bermain. Memang apa yang dituliskan di situ benar, tapi bukan berarti tidak ada pelajaran sama sekali. Murid SD pun ada pelajaran Doutoku 道徳 atau diterjemahkan sebagai pelajaran Moral (Etiket). Yang pada kelas 5 Riku mendapat pelajaran tentang penggunaan internet dan HP.

Pelajaran Kai sekarang di SD kelas 1 baru-baru ini ada lagi yang menarik, yaitu diajarkan untuk belanja! Perlu diketahui bahwa anak-anak SD semua TIDAK BOLEH SAMA SEKALI membawa dompet/uang ke sekolah. TENTU TIDAK ADA JAJAN! Hanya ada makan siang bersama yang biayanya dibayar otomatis dari rekening pos orang tuanya (sekitar 4000-5000 yen perbulan).

receipt (struk belanja) dari Kai hari itu

Tapi belanja pun perlu kotsu コツ kiatnya sendiri, maka murid kelas 1 SD diajarkan cara berbelanja. Beberapa waktu yang lalu, kami orang tua disuruh memasukkan uang 150 yen dalam amplop untuk anak-anaknya. Mereka kemudian pergi bersama satu kelas, dengan gurunya ke toko yang menjual bibit tanaman dekat sekolah. Mereka masing-masing membeli 3 bibit bunga tulip yang satunya seharga 50 yen. Mereka membayar dan menerima struknya untuk dibawa pulang sebagai bukti kepada orang tuanya. Ternyata oleh toko bibit itu setiap anak menerima 1 bibit sebagai extra (gratis) おまけ. Tiga bibit langsung ditanam di halaman sekolah, dan satu bibit dibawa pulang untuk ditanam di rumah. Jadi hari itu Kai berhasil belajar belanja + menanam bunga.