Museum Angkut Batu

5 Des

Bukan museum tentang angkut mengangkut batu sih, tapi Museum mengenai angkutan (kendaraan) di Batu, Malang. Duuuh tulisan ini memang terlambat sekali, tapi daripada tidak sama sekali, aku akan tetap menuliskan lanjutan perjalanan kami waktu liburan musim panas yang lalu (sekarang sudah musim dingin di Jepang sih hehehe). Setelah dari Hotel Tugu Malang tanggal 11 Agustus 2014, kami mengikuti mobil MakDea dan suami yang mengarah ke Batu. Memang banyak teman yang menyarankan pergi ke Jatim Park, tapi perjalanan dalam kota Malang kali ini aku serahkan pada  guide cantikku ini. Dan menurut MakDea, Museum Angkut yang baru dibuka bulan April itu BAGUS! (Pakai huruf gede!).

sungguh kontras  ya warnanya 😀

Waktu kami sampai, kami masih mendapat tempat parkir, jadi mestinya tidak penuh sekali. Setelah berfoto-foto di depan helikopter di depan museum, kami masuk. HTM nya cukup mahal, Rp. 50.000 per orang. Dan aku membayar tambahan Rp. 30.000 karena aku mau membawa kamera besar ke dalam (tidak mau menitipkan di loker juga). Tapi pada kenyataannya aku mengganti kamera Nikonku dengan camera Canon Powershoot karena di dalam ruangan kurang cahaya jadi hasilnya kurang bagus.

begitu masuk terbentang ruangan besar berisi kereta kuda, mobil lama dan mobil sport, juga sepeda motor.

Begitu kami masuk berjejerlah mobil-mobil kuno yang aku tidak ketahui dikelompokkan berdasarkan apa. Salah satu kekurangan museum di Indonesia adalah tidak disediakan pamflet panduan yang menerangkan sedikit tentang apa saja yang dipamerkan. Kalau di Jepang, pasti kita akan mendapat selebar “rangkuman” sekaligus peta penuntun apa saya yang ada dalam museum itu, dan tentu saja leaflet itu gratis. Jadi kami foto-foto saja!  Riku dan Kai pun senang berfoto dengan mobil-mobil itu.

setelah dari ruangan besar itu kami naik ke lantai dua yang kebanyakan berisi kendaraan jaman dulu di Indonesia

Setelah puas di situ kami ke atas dan menemukan segala angkutan jaman dulu, mulai dari bendi (dokar) sampai becak dan vespa. Kelihatan ini kendaraan yang terdapat di Indonesia. Di sini kami juga bisa ke luar dan menaiki roket yang terletak di sebelah kiri. Aku dan MakDea menunggu di bawah, sementara Riku dan Kai naik ke roket…. dan salah deh menyuruh Kai naik, dia takut ketinggian, jadi teriak-teriak terus :D.

Ada Kang Yayat sedang memeriksa TKP mobil DI yang kecelakaan tuh 😀

 

Nah kupikir sudah sampai situ saja museumnya, eh ternyata masih banyak! Masih ada pemandangan berlatar jalan Malioboro, ada pula mobil proyek percobaan Dahlan Iskak yang mengalami kecelakaan itu. Benar-benar aku tidak tahu mereka mengatur berdasarkan apa hehehe.

Dari ruangan ini kami keluar dan turun menuju sebuah “perkampungan” yang disetting seperti Jakarta jaman baheula. Ada toko, ada kantor pos, ada becak, ada bemo, ada warung…. menarik karena terlihat mereka membuatnya cukup halus. Halus banget untuk standar orang Indonesia. Aku tak menyangka melihat layout yang bagus begini. Terus terang langsung merasa senang berada di “jaman doeloe” ini, meskipun tidak terlalu besar tempatnya. Keuntungannya kami pergi waktu hari kerja ya begini, tidak terlalu banyak orang yang datang, sehingga masih bisa berfoto dengan santai. Kalau musim liburan… wah pasti ribet deh.

menuju tempat “Jaman Doeloe” dengan layout jalan di Jakarta. Menarik!

Setelah melewati “Jakarta Tempo Doeloe”, kupikir sudah akan keluar….eeeeh ternyata masih ada “hanggar” yang isinya mobil-mobil tentara USA, sepeda motor tentara di atas pasir, mobil holden yang besar-besar…. tapi ada juga sepeda motor Yamaha jaman baheula.

Garasi besar dengan sepeda motor/mobil tentara Amerika

Saat itu aku baru sadar bahwa Riku dan Kai sudah tidak bersama lagi. Tapi ah biar saja pasti nanti ketemu deh… Dan benar, setelah keluar dari “garasi besar” ini, kami bisa menikmati pemandangan jalanan di Amerika yang kiri kanannya terdapat pemadam kebakaran, polisi, ya diatur seperti jalan di Broadway. sekali lagi aku kagum dengan finishing laayout di sini. Memang jadinya ingin berlma-lama berada di sini. Apalagi waktu itu senja mulai turun sehingga cocok untuk berfoto di situ.

daerah “Broadway”… Anak-anak enjoy banget di sini karena bisa naik mobil pemadam, atau masuk penjara 😀

Kami cukup lama berada di daerah “Broadway” ini, tapi karena kami harus kembali ke Surabaya, kami harus bergegas, sehingga kami cepat-cepat keluar….. EH, ternyata belum bisa keluar karena di situ kami dihadang dengan pemandangan Eropa. Jadi teringat adegan Audrey Hepburn menaiki vespa dalam film Roman Holiday. Dan jika masuk lebih dalam lagi ada menara Eifel (yang kependekan hehehe) tapi samping kiri kanannya dibuat seperti toko-toko roti dan jalan-jalan berbatu seperti di Eropa…. uh membuatku ingin berlibur di Eropa nih.

Bagian “Eropa” dengan detil yang cukup membuat romantisme bersemi…tsah!!

Bergegas kami keluar dari kawasan “Eropa” dan menjumpai halaman luas dengan “istana” yang indah. Sayang waktu itu mulai rintik-rintik dan karena tidak ada waktu, kami pas, tidak memasuk si “istana eropa”.

menjelang keluar Museum Angkut

TAPI ternyata belum selesai! Karena di bagian dekat pintu masuk ada patung manusia hijau yang menginjak mobil, juga ada mobil batman! Ya dipamerkan mobil-mobil yang dipakai dalam film-film.

Museum ini memang bagus! Rasanya untukku tidak rugi mengeluarkan uang Rp50.000 per orang (untuk weekday) dan melihat hiburan seperti ini, Meskipun tidak suka mobil pun bisa menikmati suasana yang dibuat. Cocok juga untuk berfoto. Dan yang pasti butuh waktu yang cukup jika mau santai dan tidak diburu-buru seperti kami. Kami hanya 1,5 jam saja di sana. Jadi kalau mau ke sana harus seharian deh! Bukanya memang baru pukul 12 tapi bisa sampai malam jam 8. Silakan lihat di websitenya di sini saja ya….

berbecak ke Malioboro dari Malang…. duh gempor deh betisnya 😀 😀 😀

Sebagai penutup tulisan pamer ah foto waktu “berbecak” ke Malioboro dengan makDea hehehe.

Sampai jumpa lagi ya MakDea. Terima kasih sudah diajak ke sini….

8 Replies to “Museum Angkut Batu

  1. wha ha … ada foto sayah … itu saya tertarik sama interiornya .. lapang .. tapi sayang kesannya masih seadanya ya. Tapi salut lah sama yang bisa bikin itu walau gak tahu sekarang diteruskan apa nggak.

    Setuju banget, museum ini keren … harusnya setengah hari paling tidak di sana biar leluasa karena spotnya banyak dan menarik.

    Oh ya Mbak ada yang harus diralat keknya .. Nama mantan Menteri itu Dahlan Iskan, bukan Dahlan Iskak heu heu.

    Makasih Mbak, semoga kelak ada kesempatan jalan-jalan bareng keluarga lagi.

    Salam

  2. bukan postingan telat ah mbak..
    aku ke Malang bulan Juni juga masih belum buat posting he..he..
    aku nggak mampir Museum Angkut, hanya lewat aja.. karena aku lebih ngotot pengen lihat Ijen Boulevard (terpengaruh tulisan bu Tuti Nonka dan Atta) he..he…

  3. Keren sangat konsepnya ya Mbak EM. Kirain hanya majang aneka moda transportasi dari masa ke masa, ternyata ada panorama aneka wilayah khas. Catet ah untuk kunjungan ke Jatim.
    Pengendara eh foto model becak dan vespanya cantik banget.
    Salam

  4. Jujur, senang sekali rasanya krn dpt jatah kunjungan liburan Mba Imelda Coutrier, Riku, Kai n gak ketinggalan wong Suroboyo Kang Yayat ke Malang tempo hari. Bukan sok melow, tp yg namanya lg di rantau trs ada yang mengunjungi kami rasanya spt ajang silahturahmi yg sdh lama ditunggu2. Dan itupun kita perdana bertemu ya Mba

  5. Pingback: Bakwan Malang | Twilight Express

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *