Air Jahe

22 Nov

Senin yang sibuk! Ternyata hari ini banyak beterbangan serbuk rumput butakusa ブタクサ (hogweed) sehingga aku bersin-bersin terus (susah deh kalau alergi-an). Dan ternyata juga maksimum temperatur hanya 15 derajat. Jadi sudah bisa dipastikan aku menderita bersin + pilek. Dan puncaknya waktu aku menyetir pulang malam hari. Baru kali ini aku bersin-bersin begitu hebat dalam mobil. Untung aku sendirian di mobil, kalau ada anak-anak pasti mereka bilang, “Mama…kaget…” hihihi.

Karena aku perlu membeli suplemen untuk suamiku, aku mampir di drugstore langganan dekat rumah pukul 21:30. Sekalian membeli roti, deterjen, dan snack untuk anak-anak. Hampir semua keperluan rumah tangga dijual di drugstore ini, karena itu dinamakan Super Drug Store (SDS). Dan harganya jauuuh lebih murah dari supermarket biasa. Jadi bisa dipastikan aku belanja bulanan selalu di sini.

Waktu mau membayar, aku melihat bungkusan putih ini. Shogayu, diterjemahkan Air Jahe! Hmmm, aku memang masih punya serbat jahe dan sekoteng. Tapi ingin coba seperti apa sih Air Jahenya Jepang. Karena kebetulan kemarin aku menonton acara televisi yang berisi eksperimen, cara untuk menghangatkan badan. Eksperimen antara minum air panas (teh dsb) dengan minum Air Jahe panas. Ternyata jika kita minum air panas biasa, memang badan langsung menjadi hangat tapi tidak tahan lama. Sedangkan jika kita minum air jahe badan berangsur-angsur menghangat tapi tahan lama. So…. coba deh.

Satu bungkus berisi 6 kemasan sachet yang berisi bubuk air jahe. Katanya ditambahkan 90 ml air panas. Mungkin karena aku tambahkan air panas  terlalu banyak, sama sekali tidak manis, dan…hmmm kok sama sekali tidak menjadi hangat ya badanku? Lalu kupikir, mungkin Indonesia bisa mengekspor wedang jahe, serbat wangi atau sekoteng ke Jepang nih. Karena orang Jepang terbiasa minum air jahe, pasti bisa juga diterima oleh konsumen Jepang. Tapi syaratnya : tidak boleh manis. Orang Jepang tidak suka manis, sedangkan orang Indonesia suka manis. Memang sih orang Indonesia itu manis-manis seperti akyu…**loh** 😀

Apa minuman/makananmu waktu batuk/pilek? Share dong….

Ditulis pukul 5:20 pagi, sambil masak burjo (bubur kacang ijo) + jahe (aku suka yang clear begini daripada pakai santan), jadi kepingin makan burjo setelah melihat fotonya Titik di sini. Tadi bangun jam 3 karena tiba-tiba ada terjemahan yang harus diselesaikan dalam…3 jam! (Dan aku sudah menghabiskan 1,5 jam doing nothing, eh masak burjo, beresin rumah dan posting kok hihihi)

Have a nice Tuesday!

22 Replies to “Air Jahe

  1. Lagi pilek aku suka yang hangat, makan mi kuah hangat plus cabe rawit bulat. Asal adq aroma pedas aja. entah kenapa sekarang tak sanggup lagi makan pedas.
    Minumnya teh tarik instan hangat juga.
    Btw, aku juga alergi, terutama pagi yg dingin dan berangin.
    Sampe capek bersin mulu.

  2. berhubung sediaan bubuk sekoteng & ronde sudah habis (tinggal 1 biji, scr kalau ada yang main ke kamar suka kubuatin wedang ronde/sekoteng biar hangat), saatnya cari bubuk jahe ala Jepang. Kemarin baru bertanya2: di Jepang ada gk ya? Eh, tnyta udah langsung dijawab di sini… Thx kk. Burjonya mau donk…. 😀

  3. madu manukka pake air lemon mbak! 😀
    sekarang lagi mulai sakit tenggorokan nih tapi gak punya air lemon. jadi ya madu ama air putih aja deh…
    cuaca emang lagi kaco, disini juga lagi dingin. jadi badan kurang fit rasanya..

  4. Hwaaaa… Burjo jahe… Mauuuu… 🙁

    Waktu sakit demam, yang saya cari pasti susu sapi. Kalau flu, biasanya makan mi rebus. Haha. Memang agak tidak nyambung. Kalau mual-mual, barulah saya cari wedang atau permen jahe. Sekarang sih sudah gampang cari wedang jahe, karena sudah banyak beredar wedang jahe bubuk dalam kemasan.

    Ah, iya. Wedang jahe juga cukup manjur menyembuhkan kalau saya masuk angin, Bu.

  5. Iya memang orang Indonesia manis seperti aku juga… (loh kog jadi ikutan narsis?)

    Aku suka makan sayur sop, krim sop, semua yang sop-sopan kalo pilek ato demam Mba… Susu cokelat juga enak :p~

  6. Aku jg lagi pilek Mbak… sama mbak… kita juga bikinnya minuman jahe… jadi inget mau bikin minuman jahe nih.. hehehe…

    khusus kalau batuk kita disini bikin air jahe campur madu dan jeruk nipis 😀

    semoga cepat sembuh, mbak Imelda…

  7. mbak, aku juga lagi pilek nih. kedinginan, trus jadi flu deh. kalau pilek biasanya aku minum yg anget2. trus, pengennya makan sup anget2 yg banyak bawangnya. buah juga. pokoknya makan yg banyak, trus tidur yg lamaaaaa… hehehe. btw, aku kurang suka wedang jahe yg terlalu manis. kalau di sini kadang kebanyakan gula, jadi jahenya kurang berasa. lebih suka bikin sendiri, jahe digeprek trus direbus pakai air gula jawa. nyam… nyam… enak deh

  8. klo batpil pasti nyari bubur ayam, yang ga pake bumbu kuning pastinya, bubur sukabumi di dekat rumah; untuk batuk ya cuma teh suam2 kuku gitu, di atasnya anget gitu, legaaa banget pas lewatin tenggorokan
    ga pernah tuh mba nyobain air jahe or sekoteng, padahal suami doyan 😀
    klo di Medan dulu suka nyobain bandrek, tapi klo di Jakarta blom nemu bandrek yg pas di tenggorokan hehehe

  9. Kalau lg flu, aku makan sup yang panas dan banyak bawang putihnya… minumnya yang anget2… teh anget atau air putih dikasih madu..

    Kalau batuk, aku minum perasan jeruk nipis dan kecap. menghindari yang pedes dan gorengan.
    minumnya teh anget tawar.. aku ada alergi pemanis buatan, Mbak.. jadi kalau minum minuman yg terlalu manis atau pakai pemanis buatan, pasti deh jadi batuk…

    Sekarang aku lg flu dan batuk, campuran kecapekan pindahan dan perubahan cuaca juga kali ya…

  10. sama mbak… aku suka air jahe…
    sama wedang uwuh… wedang uwuh pun udah ada yang bungkusan gitu.. tapi nggak instan loh. jadi dalam satu plastik udah ada semua bahannya. beberapa dikeringkan. jadi bisa disimpan beberapa lama.

  11. Pingback: Pernah Coba Sambal Jahe? « Kisahku

  12. Baca ini jadi pengin bikin minuman jahe…dan bubur kacang ijo.
    Iya ya…serbat dan jahe dari Indonesia mungkin perlu diekspor, rasanya disesuaikan dengan kesukaan orang Jepang. Saya punya klien yang mengekspor terong asin ke Jepang…mungkin dia bisa juga menjajagi kemungkinan ekspor makanan atau minuman dari Jahe.

    Sama seperti Indomie dari Indonesia, yang dibuat di Arab Saudia rasanya hambar…tapi mungkin sesuai dengan kesukaan orang sana. Berarti orang Indonesia suka manis, asam, pedas, juga berempah ya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *