Vandaag 5-01-2009 om 09.10 uur is tante NikKe Heineken Bax Overleden. Bij deze dan het bericht van tante Nikke. Harry
Bedankt voor jouw informasi.Ik zal dit bericht hier in Indonesia rond zenden. Please convey our condolences to the hele familie Bax-Coutrier. Sinds wij het bericht kregen dat tante Nieke was opgenomen hebben Marie en ik vaak voor tante Nieke gebeden. Ik ben er zeker van dat ze een goed plaatsje by onze Lieve Heer krijgt. Wij bidden voor haar ziel ! Lucky.
Mirip ya kata Bericht dengan kata Berita – ya mungkin memang asalnya adalah kata bericht itu. Karena orang Indonesia sulit mengucapkan [cht] jadi diubah saja menjadi [ta] hehehe.
Ya itu adalah berita yang saya terima lewat email tadi malam. Untung ada email (dan milis keluarga) sehingga penyampaian berita bisa diterima a.s.a.p. Kalau jaman dulu? Paling cepat telepon, tapi itupun harus pakai hitung-hitung perbedaan waktu antara Amsterdam dan Jakarta.
Berita itu adalah berita duka dari negerinya bir “Heineken”. Dan kebetulan yang meninggal juga bernama Heineken-Bax, sepupunya alm. opa saya, yang meninggal dalam usia 90 tahun lebih kemarin pagi. Saya pernah bertemu dia tahun 2002 dan masih sehat serta tinggal sendiri di sebuah panti Jompo. Bahkan tahun lalu saya masih sempat berbicara dengannya lewat telepon. Dia merasa “agak dekat” dengan saya, karena muka saya mirip dnegan putrinya. Kadang saya merasa menyesal tidak lebih banyak meluangkan waktu untuk menghubungi sepuh-sepuh ini. Mereka yang sebetulnya merindukan bercakap-cakap dengan anak-cucunya.
Waktu saya pergi ke apartemen yang menjadi bagian dari Panti Werdha itu, saya menemukan beberapa lukisan yang “familiar” sekali. Ya, gaya lukisan itu saya kenal dari selembar lukisan yang ada dalam gudang di rumah jakarta (sekarang ntah dimana). Pelukisnya Oma Anna Bax, yaitu ibu dari oma yang meninggal ini. Saya suka sekali lukisan yang ada di Jakarta itu, berwarna hijau rumput, pemandangan sebuah rumah. Semoga lukisan itu masih ada.
Kenapa saya suka lukisan di gudang itu? selain karena memang bagus menurut saya, tapi juga merupakan suatu bukti bahwa ada “darah seni” yang mengalir dalam keluarga saya. Meskipun bukan lukisan cat minyak, alm opa juga sering menggambar, bahkan dia selalu mencoretkan sesuatu dalam surat-surat yang dikirimkan untuk saya. His personal touch, yang tidak akan saya lupakan (saya sedang mengumpulkan surat-surat opa kepada saya, dan men-scan untuk dokumen saya — ternyata saya masih termasuk rajin bersurat-suratan dengan opa). Darah seni ini ternyata hanya bisa dilanjutkan oleh Tina, adik saya, si arsitek yang masih bisa membuat ilustrasi gambar-gambar jika diperlukan. Saya? wah saya paling bisanya gambar dua gunung dengan pematang sawah, rumah, pohon dan dari dua gunung itu menyembul matahari. Kemudian di dua sisi gunung kok bisa ada pohon kelapa. Sebuah pola pemandangan yang sering digambar oleh anak-anak Indonesia (atau saya saja?). Coba deh lihat gambar anak Jepang… ngga ada yang sama gambarnya. Hmmm keliatan juga ya bahwa orang Indonesia memang dari kecil sukanya meniru. Satu gambar begini, semua gambar yang sama. Satu buat usaha warnet, satu jalanan jadi warnet semua. Pfffffhh.
Sebelum postingan ini jadi ngalor ngidul, saya mau tutup dengan sebuah lagu belanda. Sebuah lagu anak-anak kinderliedjes yang sering dinyanyikan mama waktu aku kecil, dan sekarang saya nyanyikan untuk Riku dan Kai. Yang mengherankan Kai yang sedang rewel biasanya bisa tenang waktu saya nyanyikan ini. Mungkin ada magic wordsnya?
Poes is ziek rheumatik Kucing sedang sakit rematik
dat zei dokter Jantje itu kata dokter Yance
Zware kou stop haar gauw Flu berat jadi masukkan dia cepat
Warmpjes in haar mandje hangatkan dia di keranjangnya
poes is Ziek rheumatik Kucing sedang sakit rematik
poesje jij moet zweten Kamu harus berkeringat
Please accept my condolences because of your great lost mbak.
#
Gambarnya Riku lucu banget, mengapa mesti nangis Riku? Tinggal diwarnai dan sedikit sentuhan, hasilnya akan indah.
# baru ngeh bahasa Belanda untuk kucing itu poes…
Yoga´s last blog post..Libur Panjang…
Selain suka meniru, kukira itu karena pola ajar guru juga (nggak kalo tau sekarang ya). Waktu kecil Guru selau menyuruh menggambar pemandangan ya itu-itu saja. Jadilah konsep menggambar pemandangan yang kolektif. Bukan pemandangan yang membebaskan. Ini kan berakibat pada pengejawantahan pola pikir anak. Homogen.
Begitu pun dengan pelajaran mengarang. Disuruhnya anak mengarang dengan tema ‘berlibur ke rumah nenek’. Padahal ada yang neneknya sudah meninggal, ada yang neneknya tinggal satu kota dengannya, bahkan ada yang tinggal bersama neneknya. Bagaimana anak dengan kondisi seperti itu mesti bisa menulis soal liburan ke rumah neneknya?
Semoga kini tak ada lagi guru-guru yang berpikir homogen dan mengambil ukuran tidak melulu dirinya.
Eh, namanya kok bisa Heineken juga ya?
Dan yang paling menggelikan: kok ada kucing sakit rematik? Hehe.
Jij pernah sakit rematik? :p
Danny je ben onbeschoft ja!
EM
Magic word? Saya catat kata itu. Ya turut berduka, RIP.
Ersis Warmansyah Abbas´s last blog post..Anak Palestina
Hehhehe magic word, kata yang diucapkan dengan tepat, atau dengan intonasi yang tepat pada waktu yang tepat akan menjadi magic word deh kayaknya pak 🙂
EM
Turut berduka…
Jadi pengen ngegambar nih…
Padahal waktu SD saya suka sekali menggambar, kenapa sekarang ngga yah?
mang kumlod´s last blog post..Mang Kumlod Kembali…!
Nah…kenapa tuh?
sibuk? heheheh
EM
Imel, saya ikut berduka cita….
Kayaknya Imel juga punya bakat menggambar kok….dicoba aja….
edratna´s last blog post..Over protektif?
Iya bu, nanti saya mau coba hehehhe
EM
Doa saya untuk Oma …
BTW talking about Drawing art ?
mmm … ibuku guru gambar … adikku bisa menggambar … aku …??? alakadarnya saja …
hehehe …
Mas sih pasti bisa, lha ada kan posting ttg gambar perspektif..
udah gitu cita-citanya arsitek kan? Pasti bisa menggambar!!! (Cuman tulisan tangan mas dibandingkan tulisanku masih bagusan aku hahahah)
EM
Rasanya bisa mengerti kenapa Kai yang sedang rewel jadi tenang dengan mendengar lagu anak-anak dari Belanda itu.
Lirik lagu itu agak menyedihkan.
Kasian kucing kok sakit-sakitan.
turut berbelasungkawa bu,
eh.. saya padahal juga mau posting coret-coretannya zia
mascayo´s last blog post..hati yang gelisah
siiip bagus dong mascayo… kalau perlu bikin halaman khusus kan
EM
Kita tahu dia pergi kemana… maka janganlah terlalu berduka…
Lukisan tangan tidak selalu mampu mewujudkan apa yang sudah dilukiskan dalam fikiran
Maka lukisan yang paling indah adalah suasana hatimu.
sonyssk´s last blog post..Berkelahi Dengan Waktu
Quote: Maka lukisan yang paling indah adalah suasana hatimu.
wow abang…. what a sentence. Suasana hatiku….. hmmmm …..
EM
wah cerita ibu ini enak juga diikutin….
Doa’ku jg buat oma….
jd inget kalo bicara oma n opa, waktuku kecil aku sering diurusin ama Orang Ambon keturunan Belanda yang kami panggil Oma n Opa, yang paling aku inget adalah “Keju Belanda” hmmmm
riku tuh tambah gemesinn aja sih 🙂
Heheheh iya kebanyakan orang Ambon bisa bahasa belanda dan kebelanda-belandaan. Keju Belanda itu maksudnya Gouda -Edan Kaas ya. Yang aslinya bulat dan sisi luarnya dilapisi lilin merah (Edam)/kuning(Gouda).
Sssstttt cepet bikin seperti Riku aja hehehe.
EM
Turut berduka cita, EM!
Semua kembali padanya menyisakan kenangan yang bisa kita abadikan untuk selama usia kita pula 🙂
Donny Verdian´s last blog post..Menikmati Priscilla Queen of Desert
Turut berduka cita ya, Sis..
It’s a great lost..
Soal gambar menggambar itu… well, di keluargaku juga mengalir darah seni (seni apa? reog? hehe)
Papi pintar menggambar (ada beberapa lukisannya di rumah)
juga Mbak Pipit yang pernah kuliah arsitek tapi akhirnya mundur karena fisiknya nggak kuat…
Lala?
Biasa aja…
Standar semua…
Kecuali Matematika.
Kalau yang itu… bodoh banget! wekekeke….
Lala´s last blog post..Life Patterns
Duuh … kasihan kucingnya, sakit rematik dan flu berat. Tapi kok ‘kamu’ yang harus berkeringat? (eh, ‘kamu’ maksudnya ‘kamu kucing’ kali ya … )
Tentang gambar dua gunung dengan matahari di tengah, itu kayaknya gambar semua anak Indonesia zaman dulu, termasuk saya … hehehe. Satu lagi, saya dulu suka banget nggambar pengantin Jawa (perempuan), dengan ‘cunduk mentul’ di atas kepala dan ‘kerikan’ pada wajahnya. Mbak Imel tahu apa itu ‘cunduk mentul’ dan ‘kerikan’? Hayooo … katanya menurut kuis Mbak Imel Jawa tulen … wakakaka !
tuti nonka´s last blog post..Majapahit dan Gajah Mada, Siapa Tak Bangga?
salam kenal ya
batik´s last blog post..Tips agar warna batik tidak cepat pudar